Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hafiidh Yahya Budiman

NIM : 205130100111006

Kelas/absen : 2020A / 06

Sejarah, Perkembangan, Ragam, Fungsi, dan

Kedudukan Bahasa Indonesia

Sejarah Bahasa Indonesia

Sejak abad ke-7, bahasa Melayu telah digunakan di Asia Tenggara. Hal ini dapat
dibuktikan dengan temuan berikut: 683 M (Palembang) ditemukan di Kedukan Bukit, Talang
Tuwo dapat ditelusuri kembali ke tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur dapat ditelusuri kembali
ke tahun 686 M (Bangka Barat) dan Karang Brahi datang di 688 Prasasti. AD (Jianbei).
Prasasti tersebut bertuliskan huruf Pranagari dalam bahasa Melayu. Melayu kuno tidak
hanya digunakan di era Sriwijaya. Di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti dari tahun
832 M, dan di Bogor ditemukan pula prasasti dari tahun 942 M dalam bahasa Melayu Kuna. Pada
zaman Sriwijaya, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa budaya, yaitu bahasa buku teks agama
Buddha.
Bahasa Melayu juga digunakan sebagai bahasa komunikasi antar suku di nusantara, serta
bahasa perdagangan bagi pedagang dari semua suku bangsa di nusantara dan pedagang di luar
nusantara. Informasi dari sejarawan Tiongkok Yi Jing menunjukkan bahwa di Sri Lanka, ia biasa
berbicara dalam bahasa yang disebut Koen-louen. Koen-luen artinya bahasa komunikasi di
nusantara yaitu bahasa Melayu.
Dari peninggalan Kerajaan Islam, perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu
menjadi semakin nyata, antara lain berupa prasasti pada batu, seperti prasasti di nisan Minye Tujoh
di Provinsi Aceh tahun 1380 M, dan prasasti Mesir. literatur. Abad 16 dan 17, seperti Syair,
Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin dan Bustanussalatin.
Bahasa melayu menyebar ke seluruh pelosok nusantara dengan penyebaran agama islam di
nusantara. Bahasa Melayu dengan mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa
komunikasi antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar negara dan antar kerajaan, karena bahasa
Melayu tidak mengenal tingkat suara. Bahasa Melayu ada di mana-mana di nusantara dan sedang
berkembang.
Bahasa melayu dipengaruhi oleh model budaya daerah dalam perkembangan nusantara.
Bahasa Melayu telah menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama bahasa Sansekerta, Persia,
Arab, dan Eropa. Dalam perkembangannya, bahasa melayu muncul dalam berbagai varian dan
dialek. Perkembangan bahasa Melayu di nusantara telah mempengaruhi dan mendorong
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Pemuda Indonesia yang ikut dalam persekutuan
olah raga secara sadar memperbaiki bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia Sesuai dengan isi
"Sumpah Pemuda" tanggal 28 Oktober 1928, bahasa ini menjadi bahasa persatuan seluruh bangsa
Indonesia.

Perkembangan Bahasa Indonesia

Sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat dirinci dari tahun ketahun sebagai berikut:

1) Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuiysen dan
dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2) Pada tahun 1908, pemerintah mendirikan lembaga penerbitan buku bacaan bernama
Commissie Voor De Volkslectur (Taman Bakan Lakiat), yang berganti nama menjadi
Balai Pustaka pada tahun 1917. Balai Pustaka telah menerbitkan buku-buku baru seperti
Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, serta panduan tentang pertanian yang merupakan
panduan untuk menjaga kesehatan, dan buku-buku tersebut telah membantu penyebaran
bahasa Melayu di masyarakat luas.
3) Tanggal 28 Oktober 1928 adalah momen terpenting bagi perkembangan bahasa
Indonesia, karena pada hari itu dipilihlah anak-anak muda yang menjadi tonggak kokoh
perjalanan bahasa Indonesia.
4) Pada tahun 1933 resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan
dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Ali Syahbana dan kawan-
kawan.
5) Pada tanggal 25 sampai dengan 28 Juni 1938, Konferensi Bahasa Indonesia pertama
diadakan di Solo. Dari hasil konferensi tunggalnya dapat disimpulkan bahwa para
intelektual dan budayawan kita secara sadar berusaha untuk memajukan dan
mengembangkan bahasa Indonesia saat itu.
6) Periode pendudukan Jepang (1942-1945) juga merupakan periode penting. Jepang
memilih bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi resmi antara pemerintah Jepang
dengan rakyat Indonesia karena tidak menyadari niatnya untuk menggantikan bahasa
Belanda dengan bahasa Jepang. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa
pengantar untuk lembaga pendidikan dan tujuan ilmiah.
7) Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang
salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
8) Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti Ejaan Van Ophuysen yang berlaku sebelumnya.
9) Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1954
adalah juga salah satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terusmenerus
menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai Bahasa nasional dan
ditetapkan sebagai bahasa Negara.
10) Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia mengumumkan
penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan dalam pidato kebangsaan
sebelum rapat DPR, dan Keputusan Presiden No. 249 juga memperkuatnya. Itu 57 pada
tahun 1972.
11) Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
12) Konferensi Bahasa Indonesia ke-3 yang diadakan di Jakarta dari tanggal 28 Oktober
sampai dengan 2 November 1978 merupakan acara penting dalam kehidupan bahasa
Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-50, konferensi ini
tidak hanya memamerkan kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia
sejak tahun 1928, tetapi juga berusaha untuk memperkuat status dan fungsi bahasa
Indonesia.
13) Konferensi Bahasa Indonesia ke-4 diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21-26
November 1983. Konferensi tersebut diadakan untuk memperingati Hari Sumpah
Pemuda ke-55. Keputusan tersebut menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia harus semakin diperkuat agar dapat mencapai tugas yang tertuang
dalam Pedoman Kebijakan Nasional yang mengatur bahwa seluruh warga negara
Indonesia memiliki kewajiban yang sesuai dan benar. Dari konferensi sebelumnya
hingga konferensi berikutnya.
14) Konferensi Bahasa Indonesia Kelima juga dilaksanakan di Jakarta dari tanggal 28
Oktober sampai dengan 3 November 1988. Konferensi tersebut merupakan konferensi
terbesar dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia, karena selain kurang lebih 700
ahli bahasa Indonesia dari seluruh dunia, di nusantara ini, dari Malaysia, Singapura,
Brunei Darussalam, Belanda, Jerman dan Tamu dari negara sahabat seperti Australia
juga berpartisipasi dalam konferensi ini. Kongres Kelima dibuka oleh Presiden Soeharto
di Istana Negara Jakarta. Ciri dari konferensi ini adalah bahwa karya utama Pusat
Pengembangan dan Pengembangan Bahasa ini didedikasikan untuk seluruh pecinta
bahasa di nusantara yaitu (1) Kamus Indonesia, (2) Tata Bahasa Standar Bahasa
Indonesia dan (3) Buku Materi Pendidikan Bahasa Indonesia.
15) Konferensi Bahasa Indonesia ke-6 dilaksanakan di Jakarta dari tanggal 28 Oktober
sampai dengan 2 November 1993. Pada konferensi ini juga digelar pameran buku yang
menampilkan 385 judul, antara lain buku-buku yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia,
Sumpah Pemuda, dan Konferensi Bahasa dan Sastra Indonesia. Dan kamus dalam
berbagai bidang ilmu, termasuk kimia, matematika, fisika, biologi, kedokteran, dan
manajemen. Selain itu, ditampilkan juga kelompok komitmen remaja, foto kegiatan
bahasa / sastra dan demonstrasi komputer sebagai pengolah data bahasa.
16) Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26 – 30 Oktober
1998. Kongres ini melanjutkan program kegiatan dari kongres VI.
17) Kongres Bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14 – 17 Oktober
2003. Kongres ini merupakan kongres yang terbesar dalam sejarah perkembangan
bahasa Indonesia karena selain dihadiri oleh kira-kira seribu pakar bahasa Indonesia dari
seluruh Nusantara, juga kongres ini diikuti oleh peserta tamu dari hampir seluruh negara.
Di samping itu, dalam kongres ini dianugerahkan penghargaan bagi pejabat yang selalu
menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
18) Konferensi Bahasa Indonesia ke-9 dilaksanakan di Jakarta dari tanggal 28 Oktober
hingga 1 November 2008. Konferensi tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah
perkembangan bahasa Indonesia, karena selain 1.300 ahli bahasa Indonesia dari seluruh
nusantara, tamu dari hampir semua negara turut serta dalam konferensi tersebut. Selain
itu, konferensi ini juga memberikan penghargaan kepada pejabat yang selama ini selalu
menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan benar.

Ragam Bahasa Indonesia

Faktor sejarah dan perkembangan sosial juga mempengaruhi munculnya banyak ragam
di Indonesia. Berbagai bahasa ini masih disebut `` bahasa Indonesia '' karena memiliki esensi
yang sama

Ragam Bahasa Menurut Daerah

Untuk waktu yang lama, berbagai daerah disebut dialek atau dialek. Bahasa dengan
berbagai macam kegunaan akan selalu mengenali aksen. Pembicara dapat memahami setiap
aksen, setidaknya di area di mana pembicara tetangga dapat memahami. Jika tidak mudah bagi
individu atau kelompok orang untuk menjalin kontak di wilayah penggunaan, misalnya karena
tempat amannya dipisahkan oleh pegunungan, selat atau laut, maka setiap aksen secara bertahap
akan berkembang berkembang sendiri, yang mana akan menjadi lebih sulit. Pembicara lain
mengerti. Saat itu, berbagai bahasa digabungkan ke dalam bahasa yang berbeda.

Ragam Bahasa Menurut Pendidikan Formal

Menurut luasnya ragam bahasa Indonesia dalam pendidikan formal menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang jelas antara orang yang berpendidikan formal dengan yang tidak
berpendidikan formal. Sistem fonetik bahasa Indonesia kelompok penutur kedua berbeda
dengan sistem fonetik molekul pengetahuan. Misalnya, dalam tuturan orang yang tidak
bersekolah atau yang hanya berpendidikan rendah, biasanya tidak ada / f / bunyi dan konsonan
akhir --ks / bunyi.
Ragam Bahasa Menurut Sikap Penutur

Menurut sikap penuturnya, berbagai bahasa termasuk ragam bayangan bahasa


Indonesia.Pada prinsipnya setiap bahasa tersedia untuk setiap penutur. Perubahan ini bisa
disebut gaya atau gaya, tergantung pada sikap pembicara atau penulis terhadap pembicara atau
pembaca. Sikapnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, termasuk: usia dan lokasi orang
yang akan diucapkan, tingkat keakraban antara penutur, topik yang akan disampaika n, dan
tujuan pesan.

Ragam Bahasa Menurut Jenis Pemakaiannya

Menurut jenis penggunaannya, ada tiga jenis bahasa, masing-masing (1) berdasarkan
tema, (2) berdasarkan media dialog yang digunakan, dan (3) berdasarkan hubungan antar
penutur. Sesuai temanya, jenis bahasa tersebut dibagi menjadi bahasa hukum, bahasa berita,
bahasa ilmiah, bahasa sastra, dan bahasa sehari-hari.

Fungsi Bahasa Indonesia

Sebagai lambang kebanggaan bangsa, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial


dan budaya yang membentuk kesadaran nasional kita. Atas dasar kebanggaan tersebut maka
bahasa Indonesia telah kami pelihara dan kembangkan, dan kami akan selalu bangga saat
menggunakannya. Dalam fitur ini, kami menghormati bahasa Indonesia di sebelah bendera dan
logo negara kami.

Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut dalam statusnya sebagai bahasa
nasional: (1) lambang kebanggaan bangsa; 2) lambang jati diri bangsa; 3) cara bersilaturahmi
antarwilayah dan budaya; 4) Perkembangan budaya alat, teknologi

Dalam menjalankan fungsi ini, bahasa Indonesia juga harus memiliki jati diri sendiri
agar dapat berkoordinasi dengan lambang negara kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat
memiliki identitasnya hanya jika orang yang menggunakannya mengembangkannya dengan
cara yang tidak bergantung pada unsur bahasa lain. Karena adanya bahasa nasional, kita dapat
berkomunikasi satu sama lain tanpa perlu khawatir kesalahpahaman yang disebabkan oleh latar
belakang sosial budaya dan perbedaan bahasa. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai satu -
satunya alat komunikasi, kita bisa menjangkau dari satu sudut ke sudut lainnya.

Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yang sangat penting, yaitu bahasa nasional dan
bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi untuk mempererat
hubungan antar berbagai suku bangsa di Indonesia. Sebelumnya, fungsi ini ditandaskan dalam
butir ketiga "Janji Pemuda" tahun 1928, yaitu, "Kami putra-putri Indonesia menuntut bahasa yang
bersatu, yaitu bahasa Indonesia".

Kata "ketekunan" dalam KBBI berarti "hormat", "hormat" dan "ketaatan" (rekomendasi,
perintah, dll) antara lain. Komitmen ketiga Supah Pemuda menegaskan bahwa anak muda bertekad
untuk mempercantik kebersamaan bahasa Indonesia. Pernyataan tersebut tidak hanya merupakan
pengesahan dari "berbicara suatu bahasa", tetapi juga merupakan pernyataan keteguhan
kebahasaan.Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kita orang Indonesia berkeras pada bahasa
yang bersatu, yaitu bahasa Indonesia (Halim dalam Arifin dan Tasai, 1995: 5). ). Ini juga berarti
bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, lebih tinggi dari bahasa daerah.

Sehari setelah Republik Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya yaitu setelah


diundangkannya Undang-Undang Dasar 1945 status bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
dikukuhkan; Pasal 36 Bab 15 UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa resmi adalah bahasa
Indonesia. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berperan dalam penyelenggaraan negara,
seperti bahasa dalam penyelenggaraan pendidikan.
Daftar Pustaka

Munirah. 2015. SEJARAH, Kedudukan, Dan Fungsi Bahasa Indonesia.


Yogyakarta:Universitas Gajah Mada

Umar, A. 2017. Kedudukan, Fungsi, Dan Ragam Bahasa Indonesia. Jakarta:


Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai