Jawaban :
a. Landasan Psikologis
Secara Psikologis, manusia suka bertobat (meninggalkan jalan keji dan maksiat)
dan memilih jalan taat. Tobat bisa dikatakan sebagai Konversi (berpindah).
Manusia merupakan mahluk teogenetis, yakni mahluk yang tidak bisa lepas dari
konsep ketuhanan. Dimanapun manusia itu berada ia akan membutuhkan
tuhannya. Saat dia menolak dan keluar dari suatu agama maka ia akan masuk ke
agama yang lain.
Secara Psikologis ada manusia teis, ateis dan setengah teis-ateis. Realitasnya
kelompok teis mengajak yang lain agar menaati Tuhan. Sebaliknya, kelompok ateis
mengajak agar manusia tidak bertuhan. Implikasinya, kelompok teis berusaha
menyelenggarakan pendidikan agama, sedangkan kelompok ateis menolak
bahkan menghalang-halangi penyelenggarana Pendidikan Agama di PT. Adapun
kelompok setengah teis-ateis biasanya tidak peduli dengan agama atau mengikuti
secara pasif kelompok pemenang.
b. Landasan Historis
Secara historis bangsa Indonesia memiliki 2 sistem pendidikan, yaitu pesantren
dan sekolah. Pesantren merupakan model pendidikan asli bangsa Indonesia,
sedangkan sekolah merupakan model pendidikan yang diadopsi dari penjajah
Belanda. Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Pendidikan di
pesantren unggul dalam bidang pembelajaran agama namun lemah di bidang
pembelajaran sains teknologi sementara pendidikan di sekolah unggul di bidang
pembelajaran sains teknologi namun lemah di bidang pembelajaran agama.
Namun saat ini kedua lembaga pendidikan ini sudah melakukan perkembagan dan
perbaikan kurikulum. Sehingga banyak lembaga pesantren saat ini mengajarkan
materi sains teknologi, begitu juga sebaliknya di sekolah-sekolah sudah diajarkan
pula materi Agama Islam.
d. Landasan Yuridis
1. Pancasila;
2. UUD 1945 (hasil amandemen);
3. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas);
4. UU No. 17 ahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025;
5. PP No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2010-2014;
6. PP No. 19 Tahun 2005, sebagaimana diubah dengan PP No. 032 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan;
7. UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
2. Jelaskan apa yang dimaksud Agama dan sebutkan unsur-unsur penting dari
Agama!
Jawaban :
a. Agama adalah suatu ajaran dan sistem yang mengatur tata keimanan/
kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah
terkait pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya.
Kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu
tradisi, dimana “A” artinya tidak dan “Gama” artinya kacau. Sehingga bila dilihat
dari asal katanya, definisi agama adalah suatu peraturan yang dapat
menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengarahkan manusia menjadi
lebih teratur dan tertib.
b. Unsur- unsur
1.Tuhan, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
2.Nabi dan kitab suci
3.Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
4.Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya,
dan hubungan horizontal atau hubungan antar umat beragama sesuai dengan
ajaran agama
5.Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
6.Tempat ibadah, seperti Masjid, Gereja, Pura, Vihara, Kelenteng, dsb.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Integrasi Iman, Islam, Ihsan dan Ilmu!
Jawaban :
a. Integrasi iman
kata iman berasal dari kata kerja amana-yu’minu-imanan yang berarti percaya.
Dalam surah al-baqarah 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang
yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah).Dalam hadist
diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam
hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Imanu
‘aqdun bil qalbi wa iqraarun billisaani wa ‘amalun bil arkaan).
Dalam islam yang wajib untuk diimani adalah Allah, malaikat Allah, kitab Allah,
rasul Allah, hari kiamat, dan ketentuan Allah.
b. Integrasi Islam
Secara etimologi, islam berasal dari Bahasa Arab, terambil dari kosa kata salima
yang berarti selamat Sentosa. Dari kata ini kemudian dibentuk menjadi kata
aslama yang berarti memelihara dalam keadaan selamat, Sentosa, dan berarti pula
berserah diri, patuh, tunduk, dan taat. Dari kata aslama ini dibentuk kata Islam
(aslama yuslimu islaaman) yang mengandung arti sebagaimana terkandung dalam
arti pokoknya, yaitu selamat, aman, damai, patuh, berserah diri, dan taat. Orang
yang sudah masuk islam dinamakan muslim, yaitu orang yang menyatakan dirinya
telah taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah SWT. Selain itu ada pula yang
berpendapat bahwa Islam berarti al-istislam, yakni mencari keselamatan atau
berserah diri
Islam baik dari segi bahasa maupun istilah menggambarkan bahwa Islam adalah
agama yang mengemban misi keselamatan dunia dan akhirat, kesejahteraan, dan
kemakmuran lahir batin bagi seluruh umat manusia dengan cara menunjuk
kepatuhan, ketundukan, dan kepasrahan kepada Tuhan, dengan melakukan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Misi Islam yang demikian ini
sudah dibawa oleh para nabi terdahulu walaupun nama agama yang dibawa nabi
sebelum Muhammad SAW itu bukan Islam. Baru pada zaman Nabi Muhammad
SAW itulah agama ini bernama islam sekaligus mengemban misinya ini.
c. Integrasi Ihsan
Ihsan berasal dari kata ahasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik,
sedangkan bentuk masdanya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan Ibnu Katsir
mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud adalah kebaikan kepada seluruh
makhluk Allah.
Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Siapapun kita,
apapun profesi kita, di mata Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali
mereka yang telah naik ketingkat ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya.
d. Integrasi Ilmu
Ilmu agama Islam adalah ilmu yang berbasiskan wahyu, hadits Nabi dan ijtihad
para Ulama. Misalnya; ilmu fiqh, ilmu tauhid, ilmu tasawuf, Ilmu tafsir, ilmu hadits,
sejarah peradaban Islam dan lain sebagainya. Sedang sains (ilmu umum) adalah
ilmu yang berbasiskan penalaran manusia berdasarkan data yang empiris melalui
penelitian. Seperti; matematika, astronomi, biologi, kimia, kedokteran,
antropologi, ekonomi, sosiologi, psikologi dan lain sebagainya. Keduanya
mempunyai wilayah masing-masing, terpisah antara satu dengan lainnya, baik dari
segi objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, dan juga peran
yang dimainkan.
Jawaban :
Sebelum kedatangan Islam, mayoritas Bangsa Arab masih mengikuti dakwah Nabi
Ismail 'alaihissalam (AS) yaitu menyembah Allah dan mentauhidkan-Nya. Setelah
beberapa lama akhirnya mereka lupa ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ismail.
Hingga muncullah Amru bin Luhai, seorang pemimpin Bani Khuza'ah. Dia dikenal
baik dan peduli terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang
mencintainya dan menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang disegani.
Ketika dia mengadakan perjalanan ke Syam, di sana dia melihat penduduk Syam
menyembah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik. Apalagi
Syam adalah tempat para rasul dan turunnya kitab. Maka dia pulang sambil
membawa Hubal (berhala) dan meletakkannya di dalam Ka'bah. Setelah itu dia
mengajak penduduk Mekkah untuk menjadikan sekutu bagi Allah.
5. Pada Bab Implementasi Iman dan Taqwa, terdapat 2 aspek pembentuk iman, yaitu
Fitrah Ilahi dan Ikhtiar Insani. Jelaskan dua pembentuk iman tersebut beserta
bagian-bagiannya!
Jawaban :
a. Fitrah Ilahi
Maksud fitrah Allah adalah ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai
naluri beragama yaitu agama Tauhid. Fitrah ini selamanya ada pada diri manusia
dan tidak mengalami perubahan. Bagian dari fitrah Allah adalah takdir, ada Qada
dan Qadar, serta semua penciptaan Allah. Dalam iman, unsur utama adalah hati
sebagai pengendali kejiwaan seseorang, hati sangat berperan dalam mewujudkan
iman pada diri seseorang. Hati dengan sifatnya yang berubah-ubah kiranya
menjadi penentu keteguhan iman seseorang.
b. Ikhtiar Insani
Ikhtiar secara bahasa artinya memilih. secara istilah ikhtiar adalah usaha seorang
hamba untuk memperoleh apa yang di kehendakinya. orang yang berikhtiar
berarti dia memilih suatu pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya
dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil dan sukses. Dan sebagai seorang
muslim di wajibkan untuk senantiasa berikhtiar sekuat tenaga dan sepol
kemampuanya. setelah dia berikhtiar maka dia harus menyerahkan segala
usahanya kepada Allah swt.