Anda di halaman 1dari 44

MODUL 2: SEJARAH

PERKEMBANGAN BAHASA
INDONESIA
TUJUAN:
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan:
1. hal-hal pokok yang mendasari lahirnya bahasa Indonesia
2. Kronologis lahirnya bahasa Indonesia
3. Kedudukan bahasa Indonesia
4. Fungsi bahasa Indonesia
Kegiatan belajar 1: Kronologis
Perkembangan Bahasa Indonesia
• Bahasa Melayu Kuno
Bahasa Melayu adalah cikal bakal/embrio lahirnya bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu sudah digunakan di kawasan Asia tenggara sejak abad
ke-7. bukti yang menyatakan adalah Prasasti Kedukan Bukit dan Prasasti
Talang Tuo.
Prasasti Kedukan Bukit 
Prasasti Talang Tuo
Prasastri karang brahi
• Prasasti tersebut bertuliskan huruf pranagari berbahasa Melayu kuno.
Bahasa Melayu kuno tidak hanya digunakan pada zaman Sriwijaya,
karena di Jawa Tengah, Prasasti Gandasuli juga ditemukan dengan
bertuliskan angka tahun 832 M. dan di Bogor ditemukan prasasti
bertuliskan angka tahun 942 M. yang juga menggunakan bahasa
Melayu Kuno.
• Pada Zaman Sriwijaya, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa
kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu
juga digunakan sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara
maupun sebagai bahasa yang digunakan para pedagang yang datang
dari luar Nusantara.
B. Penyebaran bahasa Melayu
• Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak jelas dari
peninggalan kerajaan Islam,baik berupa batu tulis, baik berupa batu tulis,
yang tampak pada batu nisan Minye Tujoh, Aceh yang bertuliskan angka
tahun 1380M., maupun hasil susunan susastra abad ke-16 dan ke-17, seperti
Syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin,
dan Bustanussalatin.
• Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersaam dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu yang mudah
diterima menjadikan bahasa Melayu mudah diterima. Bahasa Melayu
digunakan sebagai bahasa penghubung (lingua franca) antarpulau, antarsuku,
antarpedangang, antarbangsa, dan antarkerajaan, karena bahasanya mudah
dipelajari.
• Pada Kongres Pemuda Indonesia 1 tahun 1926, Muhammad Yamin
penusun ikrar sumpah pemuda menyatakan keyakinan bahwa bahasa
Melayu lambat laun akan ditunjuk menjadi bahasa pergaulan umum
atau bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia.
• Tanggal 15 Agustus 1928 Soekarno dalam pidatonya menyatakan
bahwa perbedaan bahasa di antara suku bangsa Indonesia tidak akan
menghalangi persatuan, tetapi makin luas bahasa Melayu tersebar,
makin cepat kemerdekaan Indonesia akan terwujud.
C. Kelahiran Bahasa Indonesia
• Sumpah Pemuda 28 Okrober 1928 di Jakarta merupakan peristiwa bersejarah yang
monumental bagi bangsa Indonesia.
• Alasan bahasa Melayu dijadikan bahasa Indonesia:
1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca
2. Penggunaan bahasa Melayu tersebar ke berbagai wilayah melampaui batas-batas
wilayah bahasa lain, meskipun jumlah penuturnya tidak sebanyak bahasa lain
3. Bahasa Melayu berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lainya sehingga tidak
dianggap sebagai bahasa asing
4. Bahasa Melayu memiliki sifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat bahasa
5. Bahasa Melayu mampu mengatasi perbedaan antarpenutur bahasa daerah lain
sehingga tidak menimbulkan perasaan kalah menang, tidak ada kelompok yang merasa
lebih kuat. Tidak ada persaingan antarbahasa daerah
D. Bahasa Indonesia pada Zaman Jepang
• Tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia setelah mengalahkan
Belanda. Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dalam semua
aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Jepang memasukan bahasa
Jepang sebagai bahasa pengantar dalam pengajaran. Berbagai cara
dilakukan agar masyarakat Indonesia cepat menguasi bahasa Jepang,
di antaranya mengadakan lomba membuat karangan, bercakap-cakap,
membaca, menyanyi dalam bahasa Jepang, menyelengarakan kursus
bahasa Jepang ( oleh: Toa Bumka Kai). Jepang melakukan
penyempurnaan bahasa Indonesia yang tidak berkembang pada masa
penjajahan Belanda.
• Usaha Jepang untuk menjadikan bahasa Jepang sebagai bahasa resmi
tidaklah mudah. Hal ini menyebabkan bahasa Indonesia yang telah
tersebar di wilayah Indonesia tetap digunakan sebagai bahasa pengantar
di semua tingkat pendidikan. Hal ini menguntungkan bangsa Indonesia
terutama bagi para pemimpin pergeraakan kemerdekaan. Semua pegawai
negeri dan masyarakt luas yang belum paham bahsa Indonesia secara
cepat dapat menggunakan bahasa Indonesia. Ketika Jepang menyerah,
bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa persatuan makin kuat
kedudukannya.
• Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara
konsitusional sebagai bahasa Negara. Pada tanggal 18 Agustus 1945,
bahasa Indonesia dinyatakan kedudukanya sebagai bahasa Negara. Pada
saat itu pula UUD 45 disahkan sebagau Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Disebutkan dalam UUD 45 bahwa bahasa Negara
ialah bahasa Indonesia (Bab XV, pasal 36)
E. Perkembangan Bahasa Indonesia
berdasarkan Hasil Kongres
1. Kongres Bahasa Indonesia di Solo, 25-27 juni 1938
Dihadiri para ahli bahasa: Mr. Amir Sjarfoeddin; St. Takdir Alisjahbana;
Mr. Muh. Yamin; St. Pamuncak; Adi Negoro; R.M. Ng. dr. Poerbotjaroko;
R.P. Soeroso; Sanusi Pane
Menghasilkan:
a. Menyesuaikan kata dan paham asing ke dalam bahasa Indonesia,
dengan kata lain penggunaan atau penyerapan kata atau istilah asing
ke dalam bahasa Indonesia untuk kepentingan ilmu pengetahuan
b. Pembahasruan bahasa dan usaha mengaturnya
c. Menyempurnakan dan menetapkan gramatika karena gramatika yang pada
saat itu tidak memuaskan lagi dan tidak menuntut wujud bahasa Indonesia
karena itu perlu menusun gramatika baru, yang menurut wujud bahasa
Indonesia
d. Hal ejaan bahasa Indonesia, sementara ejaan van Ophuysen boleh diterima
atau masih digunakan sambil melakukan penyempurnaan ejaan
e. Tentang bahasa Indonesia di dalam persuratkabaran. Kongres sudah berharap
sudah waktunya kaum wartawan berdaya upaya mencari cara untuk
memperbaiki bahasa dalam persuratkabaran.
f. Kongres meminta agar menjdaikan bahasa Indonesia yang sah bahasa untuk
undang-undang negeri atau bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi
kenegaraan
g. Kongres bahasa Indonesia memutuskan supaya diangkat suatu komisi untuk
memeriksa persoalan mendirikan Institut bahasa Indonesia
h. Kongres menggangap perlu didirikan Perguruan Tinggi Kesusastraan
secepatnya.
2. Kongres Bahasa II di Medan, 28 Oktober
sampai dengan 1 November 1954
• Kongres ini dihadiri oleh ahli bahasa dan masyarakat luas. Presiden
Soekarno membuka secara resmi Kongres bahasa Indonesia yang
diadakan di gedung Kesenia Medan. Kongres ini merupakan bentuk
tekat yang bulat untuk menyempurnakan bahasa Indonesia.
3. Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta,
28 Oktober sampai 2 November 1978
Untuk memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50, memperlihatkan
kemajuan, pertumnuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia dan
juga mamntapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
4. Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta,
21 – 26 November 1983
• Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus ditingkatkan
sehingga amatan yang tercantum di dalam Garis-garis Besar Haluan
Negara, yang mewajibkan kepada semua warga Megara Indonesia
untuk mengunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat
tercapai maksimal
5. Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta, 28
Oktober – 3 November 1988
• Dihadiri kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dan peserta
tamu dari Negara sahabat, seperti Berunai Darusalam, Malaysia,
Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia.
• Ditandatangani dan dipersembahkan kepada pencinta bahasa
Nusantara yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata bahasa Baku
Bahasa Indonesia
6. Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta,
28 Oktober- 2 November 1993
• Diikuti oleh 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 tamu ancanegara,
meliputu Autralia, Brunai Darusalam, Jerman, Hongkong, India, Italia,
Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
• Mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta
mengusulkan disusunnya Undang-undang Bahasa Indonesia
7. Kongres Bahasa Indonesia VII di Jakarta,
26 – 30 Oktober 1998
• Mengusulkan dbentuk Badan Perimbangan Bahasa Indonesia:
1. Meperkukuh kedudukan bahasa dalam era globalisasi
2. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
3. Organisasi profesi, termasuk organisasi kebahasaan dan dunia usaha
perlu melibatkan diri secara lebih aktif dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia di bidangnya masing-masing
4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan informasi dan
tatatan kehidupan dalam era gloalisasi 76 menuntut agar kulitas
bahasa Indonesia ditingkatkan kemampuan daya ungkapnya
dikembangkan
8. Kongres Bahasa Indonesia ke VIII di
Jakarta, 14-17 Oktober 2003
• Bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa. Agenda bulan bahasa Indonesia
adalah berlangsungnya seminar bahasa Indonesia di lembaga yang
memperhatikan bahasa Indonesia.
9. Kongres Bahasa Indonesia IX di Jakarta,
28 Oktober sampai dengan 1 November 2008
• Dilaksanakan untuk memperingati 100 tahun kebangkitan nasional, 80
tahun sumpah pemuda, 60 tahun berdirinya Pusat Bahasa. Tahun
2008 sebagai tahun bahasa.
• Kongres membahas: bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan
bahasa asing, pengajarab bahasa dan sastra, bahasa media massa.
10. Kongres Bahasa Indonesia X di Jakarta,
28-30 Oktober 2013
a. Pemerintah perlu menetapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia melalui Penerjemah dan penerbit, baik nasional
maupun internasional, untuk mengejawantahkan konsep-konsep iptek berbahasa Indonesia gun amenyebarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi ke seluruh lapisan masyarakt.
b. Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi hasil-hasil pembakuan bahasa rangka memperkukuh jati diri dan
membangkitkan semangat kebangsaan
c. Pembelajaran bahasa Indonesia perlu dioptimalkan sebagai media pendidikan karakter untuk menaikan martabat dan
harkat bangsa.
d. Pemerintah perlu menerapkan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) untuk menyeleksi dan mempromosikan
pegawai, baik dilingkungan pemerintah maupun swasta guna memperkuat jati diri dan kedaulatan NKRI, serta
memberlakukan UKBI sebagai “paspor bahasa” bagi tenaga kerja asing di Indonesia
e. Badan Pembinaan dan Penngembangan Bahasa perlu meningkatkan pengawasn penggunaan bahasa untuk menciptakan
tertip berbahasa secara proporsioanl
f. Peran media massa sebagai sarana pemartabatan bahasa dan sastra Indonesia di kancah internasional perlu dioptimalkan
g. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perlu meningkatkan dan memberikan teguran agar lembaga penyiaran menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
h. Pemerintah Indonesia harus mendukung secara moral dan material pendirian pusat/studi kajian bahasa di luar negeri.
11. Kongres Bahasa Indonesia XI di Jakarta,
28-31 Oktober 2018
• Mengusung tema “Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia”
1. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia]
2. Pengutamaan bahasa Indonesia di ruang public
3. Bahasa, sastra, teknologi informasi,
4. Ragam bahasa dan sastra dalam berbagai ranah kehidupan
5. Pemetaan dan kajian bahasa dan sastra daerah
6. Pengelolaan bahasa dan sastra daerah
7. Bahasa, sastra, dan kekuatan kultural bahasa Indonesia
8. Bahasa dan sastra untuk strategi dan diplomasi
9. Politik dan perencanaan bahasa dan sastra.
• Peluncuran produk:
Kamus besar Bahasa Indonesia Braille, buku Bahasa dan Peta Bahasa,
Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) daring, Korpus Indonesia,
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) daring, Buku Sastrawan
Berkarya Daerah 3T, 456 buah buku bahan bacaaan literasi Kamus
Vokasi, Kamus Bidang Ilmu, dan Aplikasi Senerai Padanan Istilah Asing
(SPAI).
Penghargaan Adibahasa, Penghargaan Sastra, Anugerah Tokoh
Kebahasaan, Duta Bahasa Nasional 2018, Festifal Musikalisasi Puisi
Tingkat Nasional 2018.
Kegiatan Belajar 2: Kedudukan dan Fungsi
Bahasa Indonesia
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan fungsinya
Fungsi sebagai:
(1) Lambang kebanggan nasional
Harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup, lebih senang mengunakan
bahasa Indonesia dari pada menggunakan bahas asing
(2) Lambang identitas nasioal
Bahasa Indonesia memiliki nilai-nilai agung, norma-norma yang santun, wibawa, dan harga diri.
Ketika medengar orang berbicara kita akan tahu asal Negara orang yang bersangkutan.
(3) Alat komunikasi
Komunikasi berbagai masyarakat di Indonesia
(4) Alat pemersatu bangsa antardaerah dan antarbudaya
Dengan menggunakan bahasa Indonesia, semua suku dapat saling mengerti.
2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
dan Fungsinya
a. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Negara
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan
c. Bahasa Indonesia sebagai alat alat perhubungan tingkat nasional
d. Bahasa Indonesia sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional
ilmu pengetahuan dan teknologi
Modul 3: Membaca Intensif dan Ekstensif

Kemampuan yang diharapkan:


1. Mahasiswa mampu membedakan mambaca intensif dan ekstensif
2. Mahasiswa terampil membaca ekstensif untuk memperoleh
informasi dari teks ilmiah
A. Hakikat Membaca
Pembaca yang mahir dapa memberikan reaksi kritis-kreatif terhadap
teks dalam menentukan signifikansi (manfaat), nilai, fungsi, dan
hubungan isi teks dengan masalah kehidupan yang lebih luas yang
dipaparkan pengarang.
Makna dapat dipahami bila symbol-simbbol kebahasaan itu ditafsirkan
atau diinterpretasikan. Pembaca daa\pat menginterpretasikan symbol-
symbol kebahasaan dalam teks bila pembaca dapat mempunyai
pengetahuan tentang (1) standar bahasa tulis, (2) standar ortografi
(system ejaan), (3) konsep-konsep teknis dalam teks, (4) konvensi
tulisan, (5) keterampilan dasar baca tulis.
Berdasarkan cara dan tujuan membaca:
Pembaca intensif: yaitu membaca yang dilakukan dengan cermat untuk
memperoleh informasi secara rinci atau menguasai unsur bahasa yang
digunakan dalam teks.
Pembaca ekstensif merupakan jemnis membaca yang dilakukan dengan
cepat untuk memperoleh informasi secara umum yang terdapat pada
teks.
• Untuk memahami teks, diperlukan bebrapa kemampuan:
1. kemampuan pemahaman dasar yang berhubungan dengan
penguasaan bahasa:
(1) Memahami kata dan makna
(2) Memahami kalimat
(3) Memahami paragraph
(4) Memahami seluruh teks
2. Kemampuan khusus
1. Memperoleh informasi factual dari teks yang meliputi kemampuan:
a. Mengungat butir-butir informasi khusus,
b. Menguasai konsep-konsep dasar
2. Mengorganisasikan teks yang meliputi:
c. Menentukan urutan yang berhubungan,
d. Mengkasifikasi materi factual,
e. Meringkas materi,
f. Menghubungkan materi dengan sumber lain,
g. Mengikuti pemandu atau petunjuk.
3. Mengevaluasi teks yang meliputi:
h. Menentukan relevansi isi
i. Mempertimbangkan penalaran
j. Membedakan fakta dengan opini
4. Mengapresiasi teks yang meliputi:
a. Menangkap atau menemukan ide pokok
b. Menggeneralisisi atau menyumpulkan informasi factual
c. Meramalkan hasil
d. Membentuk opini
5. Mengapresiasi teks yang meliputi:
e. Membentuk kesan sensoris
f. Mengangkap humor
g. Mengapresiasi plot
h. Mengerti masyarakat dalam teks
B. Perbedaan Membaca insensif dan ekstesif
• Membaca intensif berisi rencana peningkatan kemampuan membaca
yang dilakukan secara sistematis dan bertahap setiap aspek
kemampuan membaca. Membaca intensif memahami isi bacaan
secara mendalam.
• Membaca ekstensif dilakukan untuk menanbah wawasan agar lebih
luas. Membaca ini tidak perlu memahami isi bacaan secara detail.
Pembaca bebas memilih topik bacaan yang disenangi atau disukai.
Membaca ekstensif membuka cakrawala pengetahuan.
Kegiatan Belajar 2: Membaca Intensif.
a. Teknik SQ3R dan SQ4R
SQ3R :
1. Survey (meninjau) memahami teks secara sekilas
2. Question (bertanya) (adiksimba)
3. Read (membaca)
4. Recite (mengutarakan/menceritakan kembali)
5. Review (meninjau ulang)
SQ4R
1. Survey (membaca sekilas) dengan mencermati teks bacaan dan
mencatat-menandai kata kunci,
2. Question (Bertanya) dengan membuat pertanyaan (mengapa-
bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar)
3. Read (membaca) dengan membaca teks dan cari jawabanya,
4. Recite (menceritakan kembali) dengan pertimbangkan jawaban yang
diberikan (cartat-bahas bersama)
5. Review (mengulangi) dengan cara meninjau ulang menyeluruh.
6. Reflect  yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan
membayangkan konteks aktual yang relevan
B. Teknik PQRST
1. Preview (membaca sekilas)
2. Question (mengajukan pertanyaan)
3. Read (membaca)
4. Summarize (mencatat/membuat ringkasan)
5. Test (menguji)
C. Teknik KWLH
1. Know (pengetahuan yang dimiliki)
2. Want (pengetahuan yang diinginkan)
3. Learned (pengetahuan yang dipelajari)
4. How (begaimana mengetahuo hasil)
Kegiatan Belajar 3: Teknik Membaca
Ekstensif
A. Membca dangkal
Meneliti terlebih dahulu apa saja yang akan ditelaah. Pembaca
mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari.
B. Scanning
Scanning (memindai) dengan cepat untuk menemukan informasi yang
diinginkan berupa fakta, data statistic, atau informasi tertentu.
Berusaha melakukan secara cepat dan akurat (tepat sasaran).
Langkah scanning
a. Menemukan apa yang ingin ditemukan dalam teks
b. Berusaha menggali organisasi/struktur tulisan untuk memperkirakan
letak sasaran
c. Mempelajari dengan cepat penggunaan tata tulis.
d. Menggerakkan mata secara sistematik dengan cepat di setiap lembar
halaman.
e. Sesekali memperlambat gerakan mata jika dalam teks ditemukan hal-
hal yang kita curigai merupakan sasaran kita.
f. Setelah menemukan apa yang dicara, segeralah baca dengan cermat
C. Teknik Skimming
Adalah teknik membaca cepat yang bertujuan untuk medapatkan inti teks.
langkah-langkah Skimming
a. Melihat judul atau identitas lainnya dalam teks
b. Memoerhatikan sub judul untuk mengetahui lebih jelas isi teks tersubut
c. Membaca 1-2 paragraph awal dengan saksama
d. Memulai kegitatan membaca dengan melihat baris demi baris dan kalimat
demi kalimat dengan cepat. Kecepatan membaca adalah 800kpm
e. Berusaha menemukan ide pokok dan detail penting dalam teks yang
dalam hal ini selalu dipermukaan, namun terkadang di tengah atau di
akhir.
f. Mengurangi kecepatan membaca ketika sampai pada bagian-bagian
penting dalam teks dan berupaya memahaminya. Kemudian
bergerak cepat lagi dan berhenti lagi untuk memungut bagian-
bagian penting dalam teks.
g. Melompati definisi, keterangan, atau detail yang telah kita baca
sebelumnya dari teks dan kita telah menguasainya
h. Mengabaikan contoh ilustrasi dalam teks yang menurut kita kurang
penting.
i. Membaca paragraph akhir atau penutup dengan cermat. Paragraf
akhir ini biasanya berisi kesimpulan teks.

Anda mungkin juga menyukai