Pendahuluan
1
Fitriyah, Mahmudah, Pembinaan Bahasa Indonesia hal. 07
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dari segi linguistik, bahasa Indonesia adalah varian dari bahasa Melayu.
Bahasa Melayu merupakan sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sunda-
Sulawesi yang digunakan sebagai lingua franca atau bahasa perhubungan di
Nusantara sejak abad awal penanggalan modern. Bahasa melayu menyebar ke
pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah
Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya
karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai
bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan
antar kerajaan.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan warga Indonesia.
Sebagian besar menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi
sehari-hari (kolokial) dan atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya
atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat
luas di perguruan-perguruan, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-
menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya.
2
Sejarah Awal Perkembangan Bahasa Indonesia
3
dari satu bahasa yang sama. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu
dialek Ambon, dialek Betawi, dialek Medan, dan lain-lain.
Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat
tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya
dialek wanita dan dialek remaja.
Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu.
Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman
Abdullah.
Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua
berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi
dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
4
pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh
cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945,
yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara.
Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai
pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa
Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang
diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa
negara.
Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia,
meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan
pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah
Indonesia (Wawasan Nusantara).
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati
Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan,
pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga
berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari
Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan
sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai
semaksimal mungkin.
5
Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar
bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara
sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman,
dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya
karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta
bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari
Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei
Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura,
Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi
Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-
Undang Bahasa Indonesia.
Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII
di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa.
6
Bahasa Nasional
Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
Bahasa resmi negara
Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan
Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan
Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan serta teknologi.
7
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa
Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh
tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan
mengembangkannya.
Bahasa Indonesia Sebagai Lambang identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional,bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas
seseorang, yaitu sifat,tingkah laku,dan watak sebagai bangsa
Indonesia.Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak
tercermin di dalamnya.Jangan sampai bahasa Indonesia tidak
menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Bahasa Indonesia Sebagai Alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam
latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu
dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama.
Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi
hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi
dijajah oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan
bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-
nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-
masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak
bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat
memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia Sebagai Alat penghubung antar Budaya dan antar
Daerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk
segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi
yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila
arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat
peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang
meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
8
2. Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi
kemerdekaan RI 1945 membuktikan bahwa kedudukan pertama dari
bahasa indonesia adalah sebagai bahasa negara. Sehingga mulai saat itu
bahasa Indonesia dipakai dalam kegiatan kenegaraan baik dalam
bentuk lisan maupun tulis.
Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di
lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran
yang berbentuk media cetak harus menggunakan bahasa Indonesia. Kita
juga dapat menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau
menyusunnya sendiri. Ini akan sangat membantu dalam meningkatkan
perkembangan bahasa Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknolologi (iptek)
Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah.
penggunaan bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan
pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat
hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu
media komunikasi massa agar isi atau pesan yang disampaikan dapat
dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu
dan Teknologi
Sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang
suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah
itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.
Maka penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-
buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun
media cetak lainnya.
9
2.4 Perkembangan bahasa Indonesia di masa kini
Perkembangan bahasa Indonesia saat ini semakin baik, apalagi dengan makin
diminatinya Bahasa Indonesia oleh masyarakat internasional. Bahkan Bahasa
Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran di negara negara asing
seperti Australia, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Korea
Selatan. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan
baik dan penuh perhitungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
masalah jati diri bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Pepatah
berkata, Bahasa menunjukkan bangsa . Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri
umum dan kaidah-kaidah pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa-
bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Oleh
karena itu, ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tersebut merupakan jati diri
bahasa Indonesia. Akan tetapi, sekarang pertanyaannya apakah orang indonesia
sendiri bangga akan bahasanya sendiri?
Saat ini masyarakat sudah mulai mencampur bahasa Indonesia dengan
bahasa asing dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Tentu dalam konteks
pembicaraan non-formal alias bahasa gaul, hal ini tidak menjadi suatu masalah
yang signifikan, namun yang disayangkan pemakaian bahasa gaul juga biasa
terjadi pada sebuah forum ilmiah, media massa, kuliah, seminar dan forum
formal lain. Jika kita menilik apa penyebab utama mengapa fenomena ini terjadi
adalah kebiasaan bangsa Indonesia pada umumnya yang mengagungkan semua
hal yang berbau internasional, luar negeri, atau dapat dibilang berbau barat.
Dengan kata lain, secara kasar bangsa Indonesia kurang bangga dengan bahasa
dan budayanya sendiri. Pemakaian bahasa dan budaya asing dirasa lebih keren
dan dapat diterima dalam pergaulan. Fenomena negatif yang masih sering terjadi
di tengah-tengah masyarakat Indonesia, yaitu banyak orang Indonesia
memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan bahasa Inggris,
walaupun mereka tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik. Merasa malu
apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu
dan kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia. Menganggap remeh
bahasa Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah
menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan bahasa
Indonesianya kurang sempurna. Mungkin dengan adanya tuntutan hidup di era
10
globalisme, maka masyarakat dituntut pula untuk dapat bergaul secara global.
Terdapat suatu wacana bahwa bahasa Indonesia sendiri akan mempunyai
sebuah tes kemahiran (seperti TOEFL pada bahasa Inggris) yang akan diterapkan
pada warga asing yang akan tinggal di Indonesia.
Pemuda dan pemudi jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam pergaulannya. Di zaman sekarang ini bahasa indonesia yang baik
dan benar sudah jarang karena sudah banyaknya bahsa-bahasa yang aneh atau
bisa dibilang bahasa anak jaman sekarang sebagai contoh : gue = saya , lo = anda,
ya seperti itulah bahasa indonesia di jaman sekarang ini, beda dengan bahasa-
bahasa pada jaman dahulu yang masih menggunakan bahsa yang baku. di jaman
sekarang ini udah jarang menggunakan bahasa yang baku seperti jaman dahulu
pertama kali bahasa indonesia di perkenalkan, dengan seiring perkembangan
jaman bahasa indonesia pun juga berkembang.
11
program siaran harus Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pasal 38
menyatakan bahwa Bahasa Daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar
dalam penyelenggaraan program siaran muatan lokal dan apabila diperlukan
untuk mendukung mata acara tertentu. Bahasa asing hanya dapat digunakan
sebagai bahasa pengantar sesuai dengan keperluan suatu mata acara siaran.
Pasal 39 menyatakan bahwa mata acara siaran bahasa asing dapat disiarkan
dalam bahasa aslinya dan khusus untuk jasa penyiaran televisi harus diberi teks
Bahasa Indonesia atau secara selektif disulihsuarakan ke dalam Bahasa
Indonesia sesuai dengan keperluan mata acara tertentu.
12
Australia tepatnya populer ke 4 jadi tidak heran banyak warga
Australia bisa mengucapkan tutur bahasa indonesia. Bahkan,
terdapat Universitas di Australia juga menyediakan program studi
bahasa Indonesia.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari makalah yang telah kami susun dapat disimpulkan bahwa pemilihan
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia didasarkan atas pertimbangan yang
rasional, baik secara politik, ekonomi, dan kebahasaan, yaitu: bahasa Melayu
telah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia, bahasa Melayu diterima oleh
semua suku di Indonesia, karena telah dikenal dan digunakan sebagai bahasa
pergaulan, tidak lagi dirasakan sebagai bahasa asing, bahasa Melayu bersifat
demokratis; maksudnya tidak membeda-bedakan tingkatan dalam pemakaian
sehingga meniadakan sifat feodal dan memudahkan orang memperlajarinya,
bahasa Melayu bersifat reseptif; artinya mudah menerima masukan dari bahasa
daerah lain dan bahasa asing sehingga mempercepat perkembangan bahasa
Indonesia di masa mendatang.
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional, yaitu: lambang
kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat perhubungan antarwarga,
antardaerah, dan antarbudaya serta alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang
berbeda.
3.2 Saran
Sebagai generasi penerus dan perubahan, kita harus bangga dengan bahasa
Indonesia dan dapat memakai bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://boeroet22cool.blogspot.co.id/2010/11/mengapa-bahasa-melayu-diangkat-
sebagai.html
http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/24/perkembangan-bahasa-indonesia-di-
era-global/
http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_2/Bahasa#Ikhtisar_S
ejarah_Bahasa_Indonesia
http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia.html
http://kristalonsinaga.blogspot.com/
http://karinarisaf.blogspot.co.id/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia.html
http://yohanessangkang.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-bahasa-melayu-diangkat-
menjadi.html
15