Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Membahas mengenai bahasa bukan merupakan hal yang asing bagi kehidupan
manusia. Bahasa merupakan bagian dari setiap aktivitas manusia dalam kehidupan. Jadi,
dapat dipastikan bahwa bahasa merupakan suatu kebutuhan pokok atau kebutuhan penting
bagi setiap manusia. Untuk dapat berkomunikasi satu sama lain, manusia memerlukan
bahasa. Tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan hal yang ada di dalam pikiran
mereka dan tanpa bahasa pula manusia tidak akan berarti apa-apa karena dirinya tidak
mampu mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Meskipun kita selalu
menggunakan bahasa, tetapi ketika kita diminta untuk menjelaskan dan mendefinisikan
bahasa, ternyata tidak semua penutur bahasa mampu menjelaskan dengan baik. Hal itu
disebabkan karena kurangnya pemahaman kita tentang bahasa dan apa yang dapat kita
lakukan dengan bahasa tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia ?
3. Apa Fungsi Bahasa Indonesia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Bahasa Indonesia Baik Sebelum Kemerdekaan Dan Sesudah
Kemerdekaan.
2. Memahami Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi Bangsa
Indonesia.
3. Mengetahui Fungsi Dari Bahasa Indonesia.
2

BAB II .
Pembahasan

SEJARAH, KEDUDUKAN & FUNGSI BAHASA INDONESIA

A. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan
seluruh elemen bangsa. Oleh sebab itu, bahasa merupakan alat mengungkapkan diri baik
secara lisan maupun tulis, dari segi rasa, karsa dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis,
dan logis. Warga negara Indonesia yang mahir berbahasa Indonesia akan dapat menjadi
warga yang dapat memenuhi kewajibannya dimanapun mereka bergaul di wilayah NKRI.
Oleh sebab itu, kemahiran berbahasa Indonesia menjadi bagian dari kepribadian
Indonesia.

(Yakub,dkk,2011:1)1
Setelah dijelaskan mengenai pengertian bahasa, selanjutnya dijelaskan mengenai
perjalanan panjang bahasa Indonesia. Perjalana bahasa Indonesia dimulai dari masa
sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan dan sejarah penamaan bahasa Indonesia.
Perjalanan tersebut diuraikan di bawah ini.

1. Sebelum Kemerdekaan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sudah berabad-abad
bahasa Melayu dipakai sebagai alat perhubungan di antara penduduk Indonesia yang
mempunyai bahasa yang berbeda. Bangsa asing yang datang ke Indonesia juga memakai
bahasa Melayu untuk berkomunikasi dengan penduduk setempat. Prasasti tertua yang
ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Pallama berasal dari abad ke-7. Masuknya
Islam ke Indonesia sekitar abad ke-13 atau sebelumnya membawa pengaruh pada tradisi
tulis bahasa Melayu. Huruf Arab mulai digunakan untuk menulis bahasa Melayu. Tradisi
penulisan bahasa Melayu dengan huruf Arab dikenal dengan tulisan Jawi masih
berlangsung sampai abad ke-19.2
Pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam kongres pemuda yang dihadiri oleh akitivis dari
berbagai daerah di Indonesia, bahasa Melayu diubah namanya menjadi bahasa Indonesia
yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional.
Pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan merupakan peristiwa penting dalam
perjuangan bahasa Indonesia. Dengan adanya sebuah bahasa persatuan, rasa persatuan

1
Tim Dosen, Bahasa Indonesia Untuk Karangan Ilmiah, UMMPRESS, 2016 , Hal: 1
2
Tim Dosen, Bahasa Indonesia Untuk Karangan Ilmiah, UMMPRESS, 2016 , Hal: 4
3

bangsa menjadi semakin kuat. Sebagai wujud perhatian yang besar terhadap bangsa
Indonesia, pada tahun 1938 diselenggarakan Kongres bahasa Indonesia pertama di Solo.
2. Sesudah Kemerdekaan
Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan
Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat pasal, yaitu pasal 36, yang
menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.” Dengan demikian, di
samping berkedudukan sebagau bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan
sebagai bahasa negara. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam semua
urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan negara.
Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Setiap
tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia bertambah. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara juga semakin kuat. Perhatian terhadap bahasa
Indonesia, baik dari pemerintah maupun masyarakat sangat besar. Pemerintah Orde Lama
dan Orde Baru menaruh perhatian yang besar melalui pembentukan lembaga yang
mengurus masalah kebahasaan yang sekarang menjadi Pusat Bahasa dan Penyelenggaraan
Kongres Bahasa Indonesia. Perubahan ejaan Bahasa Indonesia dari Ejaan Van Ophuijsen
ke Ejaan Soewandi hingga Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) selalu mendapat tanggapan
dari masyarakat. 3
3. Sejarah Penamaan Bahasa Indonesia
Awal penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional Kedua di Jakarta,
dicanangkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pasca-
kemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga
bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih bahasa Indonesia berdasarkan dari
bahasa Melayu yang dituturkan di Riau 4.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan negara Republik Indonesia atas
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa lain di Republik Indonesia akan
merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik
Indonesia.
b. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau.
Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang berbeda

3
Tim Dosen, Bahasa Indonesia Untuk Karangan Ilmiah, UMMPRESS, 2016 , Hal: 5
4
Tim Dosen, Bahasa Indonesia Untuk Karangan Ilmiah, UMMPRESS, 2016 , Hal: 6
4

dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang mampu memahami
budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
c. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin,
Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan: Pertama,
suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas
Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, sebagai lingua franca, bahasa Melayu Riau yang
sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke,
ataupun dari bahasa lainnya.
d. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada 1945,
pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia yaitu Malaysia, Brunei, dan
Singapura. Pada saat itu, dengan menggunkan bahasa Melayu sebagai bahasa
persatuan, diharapkan negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan
Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme di Asia Tenggara.

Dengan memilih bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu seperti pada
masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan
kebangsaan. Bahasa Indonesia yang telah dipilih kemudian distandardisasi (dibakukan)
lagi dengan nahu (tata bahasa) dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini telah dilakukan
pada zaman Penjajahan Jepang.

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, antara lain menyatakan


bahwa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang
dari Bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah digunakan sebagai bahasa
perhubungan (lingua franca) bukan hanya di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir
di seluruh Asia Tenggara 5.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong


tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar-
perkumpulan bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Pemuda Indonesia
yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia
(Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

5
Tim Dosen, Bahasa Indonesia Untuk Karangan Ilmiah, UMMPRESS, 2016 , Hal: 7
5

4. Sejarah Ejaan Yang Pernah Berlaku di Indonesia


1. Ejaan Van Ophuijsen
Sistem ejaan ini lebih dikenal dengan system ejaan lama. Pencetusnya adalah
Prof. Charles van Ophuijsen. Kerena diciptakan oleh orang Belanda, ejaannya pun
mengikuti ejaan dengan tuturan dalam bahasa Belanda.

Misalnya :

 Penulisan „j‟ untuk menuliskan bunyi „y‟ seperti „jang‟ dibaca „yang‟, dan
lain-lain
 Penggunaan „oe‟untuk mepresentasikan bunyi „u‟seperti kata „goeroe‟ yang
dibaca „guru‟.
 Penggunaan tanda petik atas untuk bunyi hamzah, seperti kata ma‟moer yang
dibaca makmur.

Ejaan ini berlaku pada tahun 1902 hingga akhirnya digantikan oleh Ejaan Republik
atau Ejaan Soewandi yang disahkan pada 17 Maret 1947.

2. Ejaan Soewandi
Ada beberapa perbedaan antara Ejaan Van Ophuijsen dengan Ejaan Soewandi
yang berlaku mulai 1947 ini. Antara lain pengganti hurup „oe‟ untuk bunyi „u‟,
penggantian petik atas dengan huruf „k‟ untuk bunyi hamzah, dan bolehnya
menuliskan kata ulang dengan angka dua, misalnya anak-anak ditulis anak2.
Ciri khas lainnya adalah penggunaan huruf „dj‟ untuk bunyi „j‟, „tj‟ untuk
bunyi „c‟ dan lain sebagainya.

3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Merupakan penyederhanaan dan penyempurnaan dari Ejaan Soewandi. System
ini berlaku dari tahun 1972 hingga 2015. System ini pernah mengalami dua kali revisi
pada tahun 1987 dan 2009.
Hal-hal yang diatur antara lain penulisan huruf, kata, tanda baca, akronim,
angka dan lambing bilangan, serta unsur serapan. Dengan diberlakukannya ejaan ini,
kita tidak lagi menemui huruf „tj‟, „nj‟, „ch‟, „sj‟, yang sebelumnya diterapkan pada
Ejaan Soewandi.
Ejaan ini tidak lagi berlaku dengan disahkannya Ejaan Bahasa Indonesia atau
EBI pada tahun 2015.
6

B. Kedudukan Bahasa Indonesia


Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merujuk pada Undang-Undang
Dasar 1945 bab XV pasal 36 yang berbunyi, “Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia.”
Landasan konstitusional ini memberikan kedudukan yang kuat bagi bahasa Indonesia
untuk digunakan dalam berbagai kegiatan dan urusan kenegaraan. Sebagai bahasa Negara
berarti bahasa Indonesia adalah bahasa resmi. Dengan demikian bahasa Indonesia harus
dipergunakan sesuai dengan kaidah, Peraturan dan tatatertib yang berlaku. Bahasa
Indonesia yang dipakai diharuskan dengan menggunakan kalimat yang lengkap dan baku. 6
1. Bahasa Indonesia Sebagai Lambang Kebanggaan Nasional
Tidak semua bangsa di dunia mempunyai bahasa nasional yang dipakai secara luas
dan dijunjung tinggi. Adanya sebuah bahasa dapat menyatukan suku bangsa yang berbeda
merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia sanggup mengatasi perbedaan yang ada.
2. Bahasa Indonesia Sebagai Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan “lambang” bangsa
Indonesia. Dalam hal ini, bahasa Indonesia dapat dikatakan memiliki kedudukan yang
setara dan serasi dengan lembang kebangsaan yang lain, seperti bendera merah putih,
garuda Pancasila, dan lagu kebang saan Indonesia Raya. Ini berarti, dengan bahasa
Indonesia, bangsa Indonesia menyatakan jati dirinya, menyatakan sifat, perangai, dan
wataknya sebagai bangsa Indonesia.
3. Bahasa Indonesia Sebagai Alat Pemersatu Berbagai Suku Bangsa
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang
sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan,
cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa
aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak lagi „dijajah‟
oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan
bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budata daerah masih tercermin
dalam bahasa daerah masing – masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar
dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya
khazanah bahasa Indonesia.
4. Bahasa Indonesia Sebagai Alat Perhubungan Antardaerah dan Antarbudaya
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala bentuk aspek

6
Tim Dosen, Bahasa Indonesia Untuk Karangan Ilmiah, UMMPRESS, 2016 , Hal: 11
7

kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan mudah
diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti
akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang
meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

C. Fungsi Bahasa Indonesia


Sebagaimana telah dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang Negara serta lagu kebangsaan bahwa
bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam pasal 36 Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Hal tersebut bersumber
dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai
bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dinamika peradaban bangsa. Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai jati diri bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan
antarbudaya daerah. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara berfungsi sebagai
bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional,
pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bahasa media
massa7.
Di bawah ini diuraikan fungsi-fungsi bahasa indonesia menurut UU Nomor 24 Tahun
2009 yaitu :

Bahasa Indonesia digunakan dalam peraturan perundang-undangan.

1. Bahasa Indonesia digunakan dalam dokumen resmi negara


2. Bahasa Indonesia digunakan dalam pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat
negara yang lain yang disampaikan di dalam atau di luar negeri.
3. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional.
4. Bahasa Indonesia digunakan dalam pelayanan administrasi publik di instansi
pemerintahan.
5. Bahasa Indonesia digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan
lembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia
atau perseorangan warga negara Indonesia.

7
Tim Dosen, Bahasa Indonesia Untuk Karangan Ilmiah, UMMPRESS, 2016 , Hal: 14
8

BAB III
Penutup

Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan


seluruh elemen bangsa. Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berinteraksi atau
berkomunikasi berupa lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa
digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merujuk pada Undang-Undang
dasar 1945 bab XV pasal 36 yang berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia.”
Landasan konstitusional ini memberikan kedudukan yang kuat bagi bahasa Indonesia
untuk digunakan dalam berbagai kegiatan dan urusan kenegaraan. Sebagai bahasa negara
berarti bahasa Indonesia adalah bahasa resmi. Dengan demikian bahasa Indonesia harus
dipergunakan sesuai dengan kaidah, peraturan dan tata tertib yang berlaku. Bahasa
Indonesia yang dipakai diharuskan dengan menggunakan kalimat yang lengkap dan
baku.
Jadi, dapat dikatakan bahasa itu mempunyai peran penting dalaam kehidupan sehari-
hari. Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena mampu
mempersatukan rakyat di Indonesia. Masyarakat di Indonesia yang memang berasal dari
suku-suku yang berbeda mampu disatukan dengan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Selain sebagai bahasa pemersatu antarsuku, bahasa Indonesia juga sebagai tolak ukur
kemahiran berbahasa seseorang, khususnya bagi mahasiswa.
9

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen. 2016. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang: UMM PRESS.

Anda mungkin juga menyukai