Anda di halaman 1dari 302

Kata Indonesia pertama kali dikemukakan oleh George

Samuel Earl (Inggris) untuk menamai gugusan pulau di Lautan


Hindia dengan nama Indunesia. Pada saat itu para ilmuan eropa
lebih suka menyebutnya dengan Malayunesia. Barulah pada ta-
hun 1850 J.R.Logan (Inggris) dalam majalah Journal Of the Indian
Archipelago and Eastern Asia menyebut gugusan pulau di lautan
hindia dengan Indonesia.

Berawal dari sumpah pemuda, 28 oktober 1928, bahasa Indo-


nesia mempunyai fungsi majemuk yaitu menjadi bahasa persatuan,
bahasa negara, bahasa resmi, bahasa penghubung antar individu,
bahasa pergaulan, dan yang tak kalah penting sebagai bahasa peng-
hantar di semua sekolah di Indonesia.

Bahasa Indonesia dilatarbelakangi oleh beratus-ratus suku


bangsa yang masing-masing mempunyai bahasa daerahnya yang
menjadikannya bahasa pertama. Walaupun masih banyak orang
yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua,seka-
rang masih banyak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pertama.

Kimia B 2016 UNIB 1


Tidak banyak negara di dunia, terutama negara yang baru
merdeka setelah perang dunia ke-2 yang seberuntung bangsa Indo-
nesia, begitu merdeka, kita memiliki bahasa nasional. Bahasa kita
yang dinamai bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu, yaitu
salah satu bahasa daerah di bumi nusantara ini.

Bahasa Indonesia digunakan sebagai salah satu alat yang


mempersatukan bangsa yang bersuku-suku, untuk mengusir pen-
jajah belanda dan meraih kemerdekaan. Selanjutnya, bahasa ini
digunakan dalam berbagai kehidupan secara luas, maka tidak ada
yang memprotes ketika bahasa melayu dinobatkan menjadi bahasa
Indonesia.

A. Pengertian Bahasa Indonesia

1. Prof. Dr. A. Teeuw (Sarjana Belanda)

Bahasa Indonesia adalah bahasa perhubungan yang be-


rabad-abad tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk
asia selatan dan setelah bangkitnya pergerakan rakyat indonesia
pada abad ke XX dengan insyaf diangkat dan dimufakati serta di-
junjung sebagai bahasa persatuan.

2. Amin Singgih

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan


diakui serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehing-
ga sama sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum
umum dalam bahasa kesatuan kita.

2 Bahasa Indonesia
3. Prof. Dr. R.M. Ng. Purbajaraka

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sejak kejayaan sriwi-


jaya telah menjadi bahasa pergaulan lingua franca di seluruh Asia
Tenggara.

Pemilihan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia didasar-


kan atas pertimbangan yang rasional, baik secara politik, ekonomi
dan kebahasaan yaitu bahasa melayu telah tersebar luas di seluruh
wilayah Indonesia, bahasa melayu diterima oleh semua suku di In-
donesia, karena telah dikenal dan digunakan sebagai bahasa per-
gaulan, tidak lagi diresakan sebagai bahasa asing, bahasa melayu
bersifat demokratis, maksudnya tidak membeda-bedakan tingkatan
dalam pemakaian sehingga meniadakan sifat feodal dan memudah-
kan orang mempelajarinya. dan bahasa melayu bersifat reseptif,
artinya mudah menerima masukan dari bahasa daerah lain dan ba-
hasa asing sehingga mempercepat perkembangan bahasa Indonesia
di masa mendatang.

B. Bahasa Baku

Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat


yang paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya. Salah
satu wujud bahasa baku Indonesia adalah kamus besar bahasa In-
donesia, yang disusun secara sistematis oleh pusat bahasa, sebuah
lembaga di bawah departemen pendidikan nasional. Fungsi peng-
gunaan bahasa baku :

1. Sebagai pemersatu bangsa

2. Sebagai penanda kepribadian bangsa

Kimia B 2016 UNIB 3


3. Sebagai penambah wibawa

4. Sebagai kerangka acuan

Penulisan kata baku :

Salah Benar
Syah Sah

Hirarki Hierarki

Insyaf Insaf

Jadual Jadwal

Kwalitas Kualitas

Kwantitas Kuantitas

Praktek Praktik

Rubah Ubah

Apotik Apotek

Perangko Prangko

Taqwa Takwa

Ekstrim Ekstrem

Kwarto Kuarto

Ujud Wujud

Karir Karier

4 Bahasa Indonesia
Penilaian Terhadap Bahasa Indonesia

Ada beberapa anggapan negatif yang kuarang mendukung


keberadaan bahasa Indonesia, antara lain sebagai berikut :

1. Menganggap bahasa Indonesia ada secara ilmiah

2. Menganggap bahasa Indonesia itu muda.

3. Menganggap bahasa Indonesia lebih rendah.

Berangkat dari kedudukan dan fungsi bahasa indonesia yang


sangat strategis bagi keberadaan bangsa dan negara Indonesia,
maka sikap positif yang diharapkan untuk bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut :

1. Bangga berbahasa nasional, bahasa Indonesia

2. Mempunyai rasa setia bahasa

3. Merasa bertanggung jawab atas perkembangan bahasa In-


donesia

Kimia B 2016 UNIB 5


RANGKUMAN

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling penting di ka-


wasan Republik Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh antara lain
ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 yang berbunyi kami putra putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Di samping itu, ada beberapa alasan lain, mengapa bahasa


Indonesia menduduki tempat yang terpenting di antara bahasa-ba-
hasa di nusantara yang masing-masing amat penting bagi penutur
sebagai bahasa ibu. Penting tidaknya suatu bahasa didasarkan pada
beberapa hal, jumlah penutur, luas penyebaran, dan peranan.

Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah


yang panjang. Perjalanan itu dimulai sebelum colonial masuk ke
bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya
yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi, serta
batu nisan di Aceh.

Sampai dengan tercetusnya inspirasi persatuan pemu-


da-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep
ke-3 nya berbunyi Menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indone-
sia. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar biasa.

6 Bahasa Indonesia
EVALUASI BAB 1

1. Pada tanggal berapa bahasa Indonesia lahir?


a. 28 Oktober 1945
b. 28 Oktober 1928
c. 28 Oktober 1956
d. 28 Oktober 1930
e. 28 Oktober 1922

2. Kapan bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai


bahasa negara?
a. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
c. 19 Agustus 1945
d. 20 Agustus 1945
e. 21 Agustus 1945

3. Bahasa negara ialah bahasa Indonesia dalam Undang-Undang


Dasar bab dan pasal berapakah pernyataan diatas disebutkan?
a. Bab XV Pasal 36
b. Bab XV Pasal 26
c. Bab XV Pasal 20
d. Bab XII Pasal 36
e. Bab XII Pasal 26

4. Apa sajakah kedudukan bahasa Indonesia?


a. Sebagai pemersatu berbagai bangsa
b. Sebagai lambang identitas nasional
c. Sebagai bahasa resmi kenegaraan
d. Sebagai lambang kebangsaan nasional
e. Sebagai bahasa budaya daerah

5. Apakah fungsi dari bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional?


a. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan
b. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan

Kimia B 2016 UNIB 7


c. Lambang identitas nasional
d. Bahasa resmi kenegaraan
e. Bahasa resmi dalam pengembangan ilmu teknologi

6. Apakah fungsi dari bahasa Indonesia sebagai bahasa negara?


a. Lambang kebangsaan nasional
b. Alat pemersatu berbagai bangsa dan budaya
c. Lambang identitas nasional
d. Alat penghubung antara berbagai budaya
e. Bahasa resmi dalam tingkat perhubungan nasional

7. Apa yang dimaksud dengan Lingua Franca?


a. Pokok ajaran (tentang kepercayaan dsb) yang harus diterima se-
bagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan
b. Bahasa pengantar atau bahasa pergaulan di suatu tempat dimana
terdapat penutur bahasa yang berbeda-beda.
c. Bentuk bahasa (kata, frasa, dsb) yang mempunyai makna lebih
dari satu
d. Cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup
e. Paham yang cenderung memperjuangkan sesuatu secara radikal

8. Berasal dari bahasa manakah kata Lingua Franca?


a. Bahasa Melayu
b. Bahasa Inggris
c. Bahasa Yunani
d. Bahasa Latin
e. Bahasa Hindia

9. Apakah syarat yang membuat sebuah bahasa dapat dijadikan


sebagai Lingua Franca?
a. Bahasa tersebut harus memiliki aksara yang rumit
b. Bahasa tersebut harus disukai semua orang
c. Bahasa tersebut harus mudah dipelajari oleh semua orang
d. Bahasa tersebut harus dianggap bergengsi oleh semua orang
e. Tidak ada syarat khusus

10. Alasan apa yang mendasari bahasa Indonesia dijadikan se-

8 Bahasa Indonesia
bagai Lingua Franca?
a. Bahasa Indonesia mudah dipelajari
b. Bahasa Indonesia memiliki aksara yang rumit
c. Bahasa Indonesia banyak disukai bangsa-bangsa dari luar neg-
eri
d. Bahasa Indonesia dianggap bergengsi oleh bangsa-bangsa dari
luar negeri
e. Tidak ada alasan khusus
Essay
1. Mengapa Bahasa Melayu menjadi bahasa yang diangkat menja-
di bahasa persatuan bangsa Indonesia?

2. Mengapa bahasa kita diberi nama Indonesia?

3. Sejak kapan nama bahasa Indonesia ada secara formal?

4. Untuk apa pengajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan


Bahasa Asing dirumuskan kedalam Fungsi dan kedudukan bahasa?

5. Sumbangan apa yang dapat kita berikan agar bahasa Indonesia


menjadi bahasa iptek?

Kimia B 2016 UNIB 9


Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sudah dibakukan.
Pembakuan itu terjadi sejak dilaksanakannya Seminar Nasional
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah di Jakarta tahun 1975.
Berdasarkan hasil seminar itu disebutkan maka Bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional secara resmi dimulai tahun
1928, yaitu sejak Sumpah Pemuda. Sejak itulah bahasa Indonesia
diakui sebagai bahasa nasional oleh seluruh bangsa Indonesia.

A. Kedudukan Bahasa Indonesia

Selain sebagai bahasa nasional bahasa Indone-


sia juga sebagai bahasa negara. Dalam kedudukannya se-
bagai bahasa negara secara resmi dimulai tahun 1945. Baha-
sa Indonesia sebagai bahasa negara artinya bahasa Indonesia
harus digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam situ-
asi formal yang berhubungan dengan masalah kenegaraan.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga mempunyai empat
fungsi, yaitu:

1. Sebagai bahasa resmi pemerintahan

2. Sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan


10 Bahasa Indonesia
3. Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

4. Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengeta-


huan, dan teknologi.

Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal em-


pat fungsi itulah memang sebagai ciri penanda bahwa suatu bahasa
dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa negara.

Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indo-


nesia sebagai bahasa resmi kenegaran ialah digunakannya bahasa
Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai
saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristi-
wa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.

Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat


resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-lembagan-
ya dituliskan di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato atas nama
pemerintah atau dalam rangka menuanaikan tugas pemerintahan
diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia.Sebagai bahasa
resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lem-
baga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai
dengan perguruan tinggi.

Kedudukan bahasa Indonesia diidentifikasikan menjadi ba-


hasa persatuan, bahasa nasional dan bahasa negara. Ketiga posisi
bahasa Indonesia itu mempunyai fungsi masing-masing sebagai
berikut:

Kimia B 2016 UNIB 11


1. Bahasa Persatuan

Bahasa persatuan adalam pemersatu suku bangsa, yai-


tu pemersatu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)
bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Fungsi pemersatu ini (heterogenitas/kebhinnekaan) sudah
dicanangkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

2. Bahasa Nasional

Bahasa Nasional adalah fungsi jati diri bangsa Indonesia


bila berkomunikasi pada dunia luar Indonesia. Fungsi baha-
sa nasional ini dirinci atas bagian berikut:

1) Lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia

2) Identitas nasional dimata Internasional

3) Sarana hubungan antarwarga, antardaerah dan antarbu-


daya

4) Pemersatu lapisan masyarakat: sosial, budaya, suku bang-


sa dan bahasa

3. Bahasa Negara

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara


merujuk pada Undang-Undang Dasar 1945 BAB XV Pasal
36 yang berbunyi, Bahasa Negara adalah Bahasa Indone-
sia.. landasan konstitusional ini memberikan kedudukan
yang kuat bagi Bahasa Indonesia untuk digunakan dalam
berbagai kegiatan dan urusan kenegaraan.

12 Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukan sebagai Bahasa
Negara juga meliputi empat aspek, yaitu:

1) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan.

2) Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pen-


didikan.

3) Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung pada tingka-


tan nasional untuk kepentingan tata-cara perencaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta pemerintahan.

4) Bahasa Indonesia sebagai pengembangan kebudayaan na-


sional, ilmu dan teknologi.

B. Fungsi Bahasa Indonesia

Pernyataan sikap bertanah air satu, tanah air Indonesia,


berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persat-
uan, bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928
merupakan perwujudan politik bangsa Indonesia yang menempat-
kan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia telah menyatukan berbagai lapisan masyarakat
ke dalam satu-kesatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia men-
capai puncak perjuangan politik sejalan dengan perjuangan politik
bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya bahasa In-
donesia sebagai bahasa negara (pada pasal 36 UUD 1945, dan juga
hasil amandemen UUD, Agustus 2002).

Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa

Kimia B 2016 UNIB 13


negara telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). Ipteks berkembang terus
sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan mas-
yarakat dan bangsa Indonesia.Perkembangan ipteks yang didukung
oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (seperti
internet, e-mail, e-business, e-commerce, TV-edukasi, dan lain-
lain) melaju dengan pesat terutama memasuki abad ke-21 sekarang.

Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu


yang belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh mas-
yarakat pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku dan
daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat mene-
mpatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan
dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara da-
lam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan
dan kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah.
Dengan demikian bahasa Indoensia dan juga bahasa daerah memi-
liki peran penting di dalam memajukan pembangunan masyarakat
di dalam berbagai aspek kehidupan.

Peran bahasa Indoensia dan bahasa daerah semakin pent-


ing di dalam era otonomi daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah
yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran ser-
ta masyarakat, akan mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas daerah. Hal ini tercermin dari kewenangan-kewenangan
yang telah diserahkan ke daerah dalam wujud otonomi yang luas,
nyata, dan tanggung jawab.Dengan prinsip tersebut diharapkan
dapat mengakselarasi pencapaian tujuan yang telah direncanakan
dalam pembangunan masyarakat.

14 Bahasa Indonesia
Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999, kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencak-
up semua kewenangan pemerintahan, kecuali kewenangan bidang
politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter
dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain yang bersifat lin-
tas kabupaten/kota. Kewenangan kabupaten/kota meliputi bidang
pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, perta-
nian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal,
lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja. Pengem-
bangan Bahasa, termasuk sastra berhubungan dengan kewenangan
pemerintahan di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, baik yang
dimiliki pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

Kewenangan pemerintah pusat berupa penyediaan standar,


pedoman, fasilitas dan bimbingan dalam rangka pengembangan
bahasa dan sastra.Sedangkan kewenangan untuk penyelenggaraan
kajian sejarah dan nilai tradisionil serta pengembangan bahasa dan
budaya daerah merupakan bagian dari kewenangan provinsi.Oleh
karena bahasa dan sastra daerah pada dasarnya berkembang dari
masyarakat di desadesa, kampung-kampung serta kelompok mas-
yarakat tradisional yang secara kewilayahan berada dalam wilayah
kabupaten/kota, maka mulai di kabupaten/kota dilakukan kegiatan
operasional pengembangan bahasa dan sastra daerah.

Di tingkat nasional sudah ada Pusat Bahasa Departemen


Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang mendapat mandat
dari pemerintah untuk melakukan perencanaan bahasa. Pada ting-
kat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk lembaga perpanjangan
penyelenggaraan Pusat Bahasa berupa balai atau kantor bahasa

Kimia B 2016 UNIB 15


yang berfungsi untuk membina dan mengembangkan bahasa dan
sastra.

Dalam berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis)


bersepakat dengan fungsi-fungsi bahsa sebagai berikut:

1. Fungsi ekspresi dalam bahasa

2. Fungsi pertama ini pernyataan ekspresi diri, menyatakan


sesuatu yang akan disampaikan oleh penulis atau pembicara
sebagai eksistensi diri dengan maksud menarik perhatian
orang lain, membebaskan diri dari semua tekanan dalam
diri , melatih diri untuk menyampaikan suatu ide dengan
baik dan menunjukan keberanian penyampaian ide.

3. Fungsi komunikasi dalam bahasa

4. Fungsi komunikasi merupakan fungsi bahasa yang kedua


setelah fungsi ekspresi diri. Maksudnya komunikasi tidak
akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi diri. Komu-
nikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yai-
tu komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri tidak
diterima oleh orang lain. Oleh karena itu komunikasi terca-
pai dengan baik bila ekspresi berterima , dengan kata lain
komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.

5. Fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa

6. Fungsipeningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi)


diri dalam suatu lingkungan merupakan kekhususan dalam
bersosialisasi baik dalam lingkungan sendiri maupun dalam

16 Bahasa Indonesia
lingkungan baru. Hal itu menunjukan bahwa bahasa yang
digunakan sebagai sarana mampu menyatakan hidup bersa-
ma dalam suatu ikatan (masyarakat).

7. Fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)

8. Fungsi kontrol sosial dalam fungsi Bahasa Indonesia ber-


maksud mempengaruhi perilaku dan tindakan orang dalam
masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam komuni-
kasi dan dapat saling memahami.

C. Politik Bahasa Nasional

Politik Bahasa Nasional , 25 28 Februari 1975 di Jakarta


antara lain merumuskan bahwa di dalam keduduknya sebagai ba-
hasa nasional , bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

1. Sebagai lambang kebulatan semangat kebangsaan Indone-


sia

2. Sebagai lambang identitas nasional

3. Sebagai alat penyatuan berbagai masyarakat yang berbe-


da-beda latar belakang kebahasaan, kebudayaan, kesukuan,
ke dalam satu masyarakat nasional, dan

4. Sebagai alat perhubungan antarsuku antardaerah dan antar-


budaya.

Dalam pergaulan internasional , Bahasa Indonesia mewujudkan


identitas bangsa sebagai fonik , disamping identitas fisik , yakni

Kimia B 2016 UNIB 17


Bendera Merah Putih dan Garuda Pancasila.

Beriringan dengan pesatnya perkembangan Bahasa Indonesia


sebagai lambang identitas nasional , teraktualitasikan pula perkem-
bangan bahasa daerah sebagai lambang identitas daerah yang ke-
beradaanya diakui di dalam UUD 1945 yang secara bersamaan
dengan Basaha Indonesia menghadapi arus globalisasi. Kenyataan-
ya menunjukan bahwa tidak ada persaingan antara Bahasa Indone-
sia dan Bahasa Daerah. Oleh karena itu , pemerintahan tidak ragu
ragu mengonsepkan kurikulum muatak lokal yang memberikan
peluang bagi sekolah sekolah untuk mengajarkan Bahasa Daerah
masing masing.

D. Bahasa Indonesia Dalam Perundang - Undangan

Pada tanggal 17 Agustus 1945, disahkan nya bahasa Indone-


sia sebagai bahasa negara. Hal ini dinyatakan dalam UUD 1945 ,
Bab XV , Pasal 36.

Bahasa Indonesia dalam perundang undangan adalah tetap


bahasa Indonesia sehingga tetap tunduk pada kaidah kaidah baha-
sa Indonesia yang umum dan baku. Bahasa Indonesia perundangan
undangan adalah suatu ragam bahasa Indonesia yang karena sifat
dan tujuannya mengandung ciri yang khas sehingga karena itu ber-
beda dengan ragm bahasa Indonesia lainya.

Sebagai suatu ragam bahasa , bahasa Indonesia perundang


undangan mempunyai susunan kalimat tidak mengandung keti-
daksempurnaan tingkat pertama dan tidak pula ketidaksempurnaan
tingkat kedua. Ketidaksempurnaan tingkat pertama meliputi kand-
ungan makna ganda , kabur dan terlalu luas. Ketidaksempurnaan

18 Bahasa Indonesia
tingkat kedua meliputi ketidaktetapan kata dan ungkapan ( untuk
hal yang sama digunakan kata dan ungkapan berbeda) , ketidakteta-
pan kepentingan (kata dan ungkapan yang sama digunakan untuk
kepentingan berbeda) , berlebihan , bertele tele , kacau , ketiadaan
bantuan tnda baca untuk kalimat kalimat panjang , dan ketidak-
teraturan susunan.

UUD No. 24 Tahun 2009 tentang Bahasa indonesia , meliputi :

Pasal 25

(1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi


negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Ke-
satuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari ba-
hasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembang-
kan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.

(2) Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ber-


fungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana
pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi
antardaerah dan antarbudaya daerah.

(3) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaima-


na pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenega-
raan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional,
pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan do-
kumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan peman-
faatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan media massa.

Kimia B 2016 UNIB 19


Pasal 26

Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam peraturan perundang-un-


dangan.

Pasal 27

Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam dokumen resmi negara.

Penjelasan: Yang dimaksud dokumen resmi negara adalah antara


lain surat keputusan, surat berharga, ijazah, surat keterangan, surat
identitas diri, akta jual beli, surat perjanjian, putusan pengadilan.

Pasal 28

Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pidato resmi Presiden,


Wakil Presiden, dan pejabat negara yang lain yang disampaikan di
dalam atau di luar negeri.

Penjelasan: Yang dimaksud dengan pidato resmi adalah pidato


yang disampaikan dalam forum resmi oleh pejabat negara atau pe-
merintahan, kecuali forum resmi internasional di luar negeri yang
menetapkan penggunaan bahasa tertentu.

Pasal 29

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengan-


tar dalam pendidikan nasional.

(2) Bahasa pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dapat menggunakan bahasa asing untuk tujuan yang men-

20 Bahasa Indonesia
dukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.

(3) Penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) tidak berlaku untuk satuan pendidikan asing atau
satuan pendidikan khusus yang mendidik warga negara as-
ing.

Pasal 30

Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pelayanan administrasi


publik di instansi pemerintahan.

Pasal 31

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepa-


haman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara,
instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta
Indonesia atau perseorangan warga negara Indonesia.

(2) Nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) yang melibatkan pihak asing ditulis juga da-
lam bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau bahasa
Inggris.

Penjelasan:

Yang dimaksud dengan perjanjian adalah termasuk perjanjian in-


ternasional, yaitu setiap perjanjian di bidang hukum publik yang
diatur oleh hukum internasional, dan dibuat oleh pemerintah dan
negara, organisasi internasional, atau subjek hukum internasional
lain. Perjanjian internasional ditulis dalam bahasa Indonesia, ba-

Kimia B 2016 UNIB 21


hasa negara lain, dan/atau bahasa Inggris.Khusus dalam perjanjian
dengan organisasi internasional yang digunakan adalah bahasa-ba-
hasa organisasi internasional. Dalam perjanjian bilateral, naskah
perjanjian ditulis dalam bahasa Indonesia, bahasa nasional negara
lain tersebut, dan/atau bahasa Inggris, dan semua naskah itu sama
aslinya.
Pasal 32

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam forum yang ber-


sifat nasional atau forum yang bersifat internasional di In-
donesia.

(2) Bahasa Indonesia dapat digunakan dalam forum yang bersi-


fat internasional di luar negeri.

Penjelasan:

Yang dimaksud bersifat nasional adalah berskala antardaerah


dan berdampak nasional. Yang dimaksud bersifat internasional
adalah berskala antarbangsa dan berdampak internasional.
Pasal 33

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam komunikasi re-


smi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta.

(2) Pegawai di lingkungan kerja lembaga pemerintah dan


swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum
mampu berbahasa Indonesia wajib mengikuti atau diikut-
sertakan dalam pembelajaran untuk meraih kemampuan

22 Bahasa Indonesia
berbahasa Indonesia.

Penjelasan: Yang dimaksud dengan lingkungan kerja swasta ada-


lah mencakup perusahaan yang berbadan hukum Indonesia dan pe-
rusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.

Pasal 34

Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam laporan setiap lembaga


atau perseorangan kepada instansi pemerintahan.

Pasal 35

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam penulisan karya


ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia.

(2) Penulisan dan publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) untuk tujuan atau bidang kajian khusus dapat menggu-
nakan bahasa daerah atau bahasa asing.

Pasal 36

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nama geografi di


Indonesia.

(2) Nama geografi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya


memiliki 1 (satu) nama resmi.

(3) Bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama bangunan


atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman, perkanto-
ran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha,

Kimia B 2016 UNIB 23


lembaga pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki
oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia.

(4) Penamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat


(3) dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing
apabila memiliki nilai sejarah, budaya, adat istiadat, dan/
atau keagamaan.

Pasal 37

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi tentang


produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar
negeri yang beredar di Indonesia.

(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


dilengkapi dengan bahasa daerah atau bahasa asing sesuai
dengan keperluan.

Pasal 38

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum,


penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi
lain yang merupakan pelayanan umum.

(2) Penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat disertai bahasa daerah dan/atau bahasa asing.

Pasal 39

(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui


media massa.

24 Bahasa Indonesia
(2) Media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing yang mem-
punyai tujuan khusus atau sasaran khusus.

Pasal 40

Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan Bahasa Indonesia se-


bagaimana dimaksud dalam Pasal 26 sampai dengan Pasal 39 dia-
tur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Ketiga
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Indonesia

Pasal 41

(1) Pemerintah wajib mengembangkan, membina, dan me-


lindungi bahasa dan sastra Indonesia agar tetap memenuhi
kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, sesuai dengan perkembangan
zaman.

(2) Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaima-


na dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap,
sistematis, dan berkelanjutan oleh lembaga kebahasaan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan, pembi-


naan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Kimia B 2016 UNIB 25


Penjelasan:

Yang dimaksud pengembangan bahasa adalah upaya memod-


ernkan bahasa melalui pemerkayaan kosakata, pemantapan dan
pembakuan sistem bahasa, pengembangan laras bahasa, serta men-
gupayakan peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
internasional. Yang dimaksud pembinaan bahasa adalah upaya
meningkatkan mutu penggunaan bahasa melalui pembelajaran ba-
hasa di semua jenis dan jenjang pendidikan serta pemasyarakatan
bahasa ke berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, pembinaan ba-
hasa juga dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan, kete-
ladanan, dan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia.
Yang dimaksud pelindungan bahasa adalah upaya menjaga dan
memelihara kelestarian bahasa melalui penelitian, pengembangan,
pembinaan, dan pengajarannya.

Pasal 42

(1) Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan


melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi
kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat
sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi
bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

(2) Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, siste-
matis, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di bawah
koordinasi lembaga kebahasaan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan, pembi-

26 Bahasa Indonesia
naan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 43

(1) Pemerintah dapat memfasilitasi warga negara Indonesia


yang ingin memiliki kompetensi berbahasa asing dalam
rangka peningkatan daya saing bangsa.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai fasilitasi untuk mening-


katkan kompetensi berbahasa asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat
Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasi-
onal
Pasal 44

(1) Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia men-


jadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan
berkelanjutan.

(2) Peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa inter-


nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasi
oleh lembaga kebahasaan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan fungsi Ba-


hasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana

Kimia B 2016 UNIB 27


dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Penjelasan: Yang dimaksud bahasa internasional adalah bahasa


yang digunakan sebagai sarana komunikasi antarbangsa.

Bagian Kelima
Lembaga Kebahasaan

Pasal 45

Lembaga kebahasaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat


(2), Pasal 42 ayat (2), dan Pasal 44 ayat (2) dibentuk sesuai ketentu-
an peraturan perundang-undangan dan bertanggung jawab kepada
Menteri.

28 Bahasa Indonesia
RANGKUMAN

1. Selain sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia juga sebagai


bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara
secara resmi dimulai tahun 1945. Bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara artinya bahasa Indonesia harus digunakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dalam situasi formal yang ber-
hubungan dengan masalah kenegaraan.

2. Kedudukan bahasa Indonesia diidentifikasikan menjadi ba-


hasa persatuan, bahasa nasional dan bahasa negara.

3. Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun


1999, kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota men-
cakup semua kewenangan pemerintahan, kecuali kewenan-
gan bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan
bidang lain yang bersifat lintas kabupaten/kota. Kewenangan
kabupaten/kota meliputi bidang pekerjaan umum, kesehatan,
pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, indus-
tri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi dan tenaga kerja. Pengembangan Baha-
sa, termasuk sastra berhubungan dengan kewenangan pemer-
intahan di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, baik yang
dimiliki pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

4. Politik Bahasa Nasional , 25 28 Februari 1975 di Jakarta


antara lain merumuskan bahwa di dalam keduduknya sebagai
bahasa nasional , bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

Kimia B 2016 UNIB 29


- Sebagai lambang kebulatan semangat kebangsaan Indonesia

- Sebagai lambang identitas nasional

- Sebagai alat penyatuan berbagai masyarakat yang berbeda-beda


latar belakang kebahasaan, kebudayaan, kesukuan, ke dalam satu
masyarakat nasional, dan

- Sebagai alat perhubungan antarsuku antardaerah dan antarbudaya.

5. UUD No. 24 Tahun 2009 tentang Bahasa indonesia , meliputi


pasal 24 sampai pasal 45

30 Bahasa Indonesia
EVALUASI BAB 2

1. Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai penanda


kepribadian. Yang dimaksud sebagai penanda kepribadian
adalah

a. Fungsi yang mengacu pada keragaman yang ada pada


Indonesia dari suku, agama, ras, dan budaya,

b. Fungsi yang dapat mengungkapkan perasaan dan jati diri

c. Fungsi yang dapat menciptakan dunia imajinasi

d. Fungsi yang dapat memperlihatkan perlakuan terhadap


antar anggota masyarakat

e. Semua jawaban benar

2. Kedudukan bahasa Indonesia tercantum dalam

a. Ikrar Sumpah pemuda

b. UUD 1945 Bab XV dan Ikrar Ketiga Sumpah Pemuda

c. Teks Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945

d. Pembukaan UUD 1945 alinea ke-3

e. Batang Tubuh UUD 1945

3. Kedudukan Bahasa Indonesia adalah, kecuali

a. Sebagai bahasa persatuan

Kimia B 2016 UNIB 31


b. Sebagai bahasa Nasional

c. Sebagai bahasa Negara

d. Sebagai bahasa pengantar

e. Sebagai bahasa kesatuan

4. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa In-


donesia memiliki beberapa fungsi, yaitu

a. Lambang identitas diri

b. Lambang kesatuan

c. Alat telekomunikasi

d. Alat pemersatu bangsa

e. Semua jawaban benar

5. Yang bukan merupakan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai


Bahasa Negara adalah

a. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi kenegaraan

b. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia


pendidikan

c. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat


Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelak-
sanaan pembangunan serta pemerintah

d. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar interna-


sional.

32 Bahasa Indonesia
e. Semua jawaban benar

6. Bahasa Indonesia dalam kedudukan sebagai Bahasa Na-


sional sesuai dengan Sumpah Pemudah 1928 dan UUD
1945 adalah juga sebagai ...

a. Lambang Identitas Nasional

b. Lambang kebanggaan kebangsaan

c. Bahasa Negara

d. Bahasa antar daerah.

e. Alat penyatu suku bangsa

7. Dalam kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia di dalam


UUD 1945 amat sangat jelas disebutkan diantaran-
ya Fungsi Bahasa Indonesia adalah sebagai ...

a. Bahasa Nasional

b. Lambang Bhineka Tunggal Ika

c. Bahasa Negara

d. Bahasa Pemersatu Bangsa

e. Lambang Identitas Nasional

8. Dalam fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara


yang dikukuhkan dalam UUD 1945 Bab XV Pasal 36
dimana fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
yakni ...

Kimia B 2016 UNIB 33


a. Bahasa Pemersatu

b. Bahasa penghubung antar daerah

c. Bahasa Ilmiah

d. Bahasa resmi kenegaraan

e. Bahasa Lingua Franca

9. Dalam fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


yakni ...

a. Bahasa resmi kenegaraan

b. Alat penghubung nasional

c. Lambang Identitas Nasional

d. Lambang kebanggaan kebangsaan

e. Alat pemersatu bangsa

10. Bahasa Indonesia adalah bahasa indonesia pernyataan


diatas terdapat dalam pasal...

a. Pasal 32 ayat 1

b. Pasal 8 ayat 5

c. Pasal 36

d. Pasal 21

e. Pasal 18

34 Bahasa Indonesia
Essay

1. Dalam berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis)


bersepakat dengan 4 fungsi-fungsi bahasa, yaitu?

2. Apa saja fungsi Bahasa Nasional sebagai fungsi jati diri


Bangsa Indonesia bila berkomunikasi pada dunia luar In-
donesia?

3. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara meru-


juk pada UUD 1945 Bab XV Pasal 36 yang berbunyi, yaitu?

4. Sebutkan 4 aspek fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudu-


kan sebagai Bahasa Negara!

5. Apa yang dimaksud dengan fungsi kontrol sosial dalam


fungsi Bahasa Indonesia?

Kimia B 2016 UNIB 35


1. SIKAP BAHASA

A. Sikap bahasa ( language attitide)

Sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap


bahasa sendiri atau bahasa orang lain. Dalam bahasa indonesia
kata sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh, posisi berdiri yang
tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau tindakan yang
di lakukan berdasarkan pandangan ( pendirian, keyakinan, dan
pendapat) sebagai reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian.

Sikap merupakan fenomena kejiawaan, yang biasanya ter-


manifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku.sikap tidak bisa
di amati secara langsung. Untuk mengamati sikap dapat di lihat
melalui perilaku, tetapi berbagai penelitian menunjukkan bahwa
apa yang nampak dalam perilaku tidak selalu menunjukkan sikap.
Begitu pula sebaliknya, sikap seseorang tidakselamanya tercermin
dalam perilakunya. Sikap bahasa cenderung mengacu pada bahasa
sebagai sistem (langue) sedangkan perilaku tutur lebih cenderng
menunjuk kepada pemakaian bahasa secara konkret ( parole).
Sikap sendiri terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif,

36 Bahasa Indonesia
dan komponen konatif. Sikap merupakan fenomena kejiawaan,
yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku.
Dimana melalui ketiga komponen inilah, orang biasanya menduga
bagaimana sikap seseorang terhadap suatu keadaan yang sedang di
hadapainya.

B. Ciri-ciri Sikap Bahasa

Sikap merupakan kontributor utama bagi keberhasilan bela-


jar bahasa. Garvin dan Mathiot (1968) mengemukakan sikap baha-
sa itu setidak-tidaknya mengandung tiga ciri pokok, yaitu:

1. Kesetiaan bahasa (language loyality). Kesetiaan bahasa adalah


keinginan masyarakat mendukung bahasa itu untuk memelihara
dan mempertahankan bahasa itu bahkan kalau perlu mencegah-
bya dari pengaruh bahasa lain.

2. Kebanggaan bahasa (language pride). Kebangaan bahasa men-


dorong seseorang atau masyarakat pendukung bahasa itu untuk
menjadikannya sebagai penanda jati, lambang indentitas dan
kesatuan masyarakat.

3. Kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm).


Cenderung untuk mendorong orang menggunakan bahasanya
dengan cermat dan satuan.

C. Jenis-jenis Sikap Bahasa

Sikap pada umumnya bahwa selalu memiliki dua sisi. Sisi


jelek dan sisi baik. Begitu juga dengan sikap bahasa. Sikap bahasa

Kimia B 2016 UNIB 37


ada dua yaitu sikap positif dan sikap negatif.

a. Sikap Positif

Sikap positif tentu saja berhubungan dengan sikap-sikap atau


tingkah laku yang tidak bertentangan dengan kaidah atau nor-
ma yang berlaku.sedangkan sikap positif bahasa adalah penggu-
nanaan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa dan sesuai dengan
situasi kebahasan.

b. Sikap Negatif

Sikap negatif bahasa akan menyebabkan orang acuh terhadap


pembinaan dan pelestarian bahasa. Mereka menjadi tidak bangga
lagi memakai bahasa sendiri sebagai penanda jati diri bahkan mer-
eka merasa malu memakai bahasa itu.

2. KESANTUNAN BERBAHASA

A. Definisi Kesantunan

Dalam KBBI edisi ketiga (1990) dijelaskan yang di maksud


kesantunan adalah kehalusan dan baik (budi bahasanya, tingkah
lakuanya ) pendapat lain di uraikan dalam bahwa kesatuan (polit-
inesss), kesopan santunan, atau etiket adalah tatacara, adat, atau
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantuan merupakan
aturan perilaku yang di tetapkan dan di sepakati bersama oleh suatu
masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi pra-
syarat yang di sepakati oleh prilaku sosial .Oleh karena itu kesan-
tunan ini bisa di sebut tatakrama

Kesantunan bersifat relatif di dalam masyarakat. Ujaran ter-

38 Bahasa Indonesia
tentu dapat di katakan santun dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu, akan tetapi dikelompok masyarakat lain bisa di katakan
tidak santun. Menurut Zamzani ,dkk (2010: 2) kesantunan (po-
liteness) merupakan prilaku yang di ekspresikan dengan cara yang
baik atau beretika. Kesantunan merupan fenomena kultural , seh-
ingga apa yang di angggap santun oleh suatu kultur mungkin tidak
demikian halnya dengan kultur yang lain. Tujuan kesantunan, ter-
masuk kesantunan berbahasa, adalah membuat suasana berinterak-
si menyenangkan, tidak mengancam muka dan efektif.

B. Kesantunan Berbahasa

Menurut Rahardi (2005:35) penelitian kesantunan mengkaji


penggunaan bahasa (language use) dalam suatu masyarakat ter-
dapat bahasa tertentu. Masyarakat tutur yang di maksud adalah
masyarakat dengan aneka latar belakang situasi sosial dan budaya
yang mewadahinya. Adapun yang di kaji di dalam penelitian kes-
antunan adalah segi maksud dan fungsi tuturan.

Fraser(melalui Rahardi,2005:38-40) menyebutkan bahwa se-


dikitnya terdapat empat pandangan yang dapat di gunakan untuk
mengkaji masalah kesantunan dalam bertutur.

1) Pandangan kesantunan yang berkaitan dengan norma-nor-


ma sosial (the social- norm view).dalam pandangan ini,
kesantunan dalam bertutur di tentukan berdasarkan nor-
ma-norma sosial dan kultural yang ada dan berlaku di da-
lam masyarakat bahasa itu. Santun dalam bertutur ini di se-
jajarkan dengan etiket berbahasa (language etiquitte).

2) Pandangan yang nelihat kesantunan sebagai sebuah mak-

Kimia B 2016 UNIB 39


sim percakapan (conversational maxim) dan sebagai sebuah
upaya penyelamatan muka ( face saving). Pandangan ke-
santunan sebagai maksim pecakapan menganggap prinsip
kesatuan (politeness principle) hanyalah sebagai pelengkap
prinsip kerja sama (cooperative principle).

3) Pandangan ini melihat kesantunan sebagai tindakan untuk


memenuhi persyaratan terpenuhinya sebuah kontrak per-
cakapan (conversational contract). Jadi, bertindak santun
itu sejajar dengan bertutur dengan penuh pertimbangan
etiket berbahasa.

4) Pandangan kesantunan yang ke empat berkaitan dengan pe-


nelitian sosiolinguistik. Dalam pandangan ini,kesantunan
di pandang sebagai sebuah indeks sosial ( social indexing
). Indeks sosial yang demikian terdapat dalam bentuk-ben-
tuk referensi sosial (sosial reference), honorific ( honorific),
dan gaya bicara ( style of speaking) (rahardi,2005:40).

Menurut Chaer (2010:10) secara singkat dan umum ada tiga


kaidah yang harus di patuhi agar tuturan kita terdengar santun oleh
pendengar atau lawan tutur kita. Ketiga kaidah itu adalah (1) for-
malitas (formality), (2) ketidaktegasan (hesistancy), dan (3) kesa-
maan atau kesekawanan (equality or camaraderie). Jadi, menurut
chear (2010:11) dengan singkat bisa di katakan bahwa sebuah tu-
turandi sebut santun kalau ia terdengar tidak memaksa atau angkuh,
tuturan itu memberi pilihan tindakan kepada lawan tutur, dan lawan
tutur itu menjadi senang.

Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara berkomuni-

40 Bahasa Indonesia
kasi lewat tanda verbal atau tatacara berbahasa. Ketika berkomui-
kasi,kita tunduk pada norma-norma budaya, tidak hanya sekedar
menyampaikan ide yang kita pikirkan. Tata cara berbahasa harus
sesuai dengan unsur unsur budaya yang ada dalam masyarakat
tempat hidup dan di pergunakannya suatu bahasa dan berkomuni-
kasi. Apabila tata cara berbahasa seseorang tidak sesuai dangan
norma-norma budaya. Maka ia akan mendapat nilai negatif, misal-
nya di tuduh sebagai orang yang sombong, angkuh, acuh tak acuh,
tidak beradat, bahkan tidak berbudaya.

Kesantunan berbahasa dapat di lakukan dengan cara pelaku tu-


tur mematuhi prinsip sopan santun berbahasa yang berlaku di mas-
yarakat pemakai bahasa itu. Jadi, diharapkan pelaku tutur dalam
bertutur dengan mitra tuturnya untuk tidak mengabaikan prinsip
sopan santun. Hal ini untuk menjaga hubungan baik dengan mitra
tuturnya.

C. Penggolongan Prinsip Kesantunan Berbahasa

Wijana (1996:55) mengungkapkan bahwa sebagai retorika


interpersonal,pragmatik membutuhkan prinsip kesopanan (polite-
ness principle). Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua
perserta percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (other).
Diri dendiri adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur, dan
orang ketiga yang di bicaraka penutur dan lawan tutur. Komunikasi
yang terjadi perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip kesantunan
berbahasa yang di kemukakan oleh Leech (1993: 206-207), yakni
sebagai berikut:

1) Maksim Kebijaksanaan

Kimia B 2016 UNIB 41


Rahardi, ( 2005:60 ) mengungkapkan gagasan dasar dalam
maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan adalah bahwa
para perserta pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk
selalu mengurangi keunrungan dirinya sendiri dan memaksimalkan
keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Orang bertutur yang
berpegang dan melaksanakan maksim kebijaksanaan akan dapat
dikatakan sebagai orang santun. Wijana (1996:56 ) menambahkan
bahwa semakin panjang tuturan seseorang semakin besar pula
keinginan orang lain untuk bersikap sopan kepada lawan bicaranya.
Demikian pula tuturan yang di katakan secara tidak langsung laz-
imnya lebih sopan di bandingkan dengan tuturan yang di utarakan
secara langsung. Dalam maksim kebijaksanaan ini,Leech (1993:
206) menggunakan istilah maksimum kearifan:

Contoh:

Tuan rumah :silahkan makan saja dulu, nak. Tadi kami


semua sudah mendahuluimu.

Tamu : wah, saya jadi tidak enak,Bu.

Informasi indeksial:

Dituturkan oleh seorang Ibu kepada seorang anak muda


yang sedang bertamu di rumah ibu tersebut. Pada saat itu,
ia harus berada di rumah ibu tersebut sampai malam kare-
na hujan sangat deras dan tidak segera reda (Rahardi, 2005:
60). Dalam tuturan di atas, tampak dengan jelas bahwa apa
yang di tuturkan si tuan rumah sungguh memaksimalkan
keuntungan bagi sang tamu. Lazimnya, tuturan semacam
itu di temukan didalam keluarga pada masyarakat tutur desa.

42 Bahasa Indonesia
Orang desa biasanya sangat menghargai tamu , baik tamu
yang datangnya secara kebetulan maupun tamu yang sudah
si rencanakan terlebih dahulu kedatangannya (Rahardi, 2005:
60-61).

2) Maksim Kedermawanan

Menurut Leech (1993: 209) maksud dari maksim kedermawa-


na ini adalah buatlah keuntunagn diri sendiri sekecil mungkin,
buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Rahardi (2005: 61)
mengatakan bahwa dengan maksim kedermawanan atau maksim
pemurahan hati, para peserta pentuturan di harapkan dapat meng-
hormati orang lain . penghormatan terhadap orang lain akan terja-
di apabilaorang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri
dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain. Rahardi(2005:
62) memberikan contoh sebagai berikut:

Anak kos A : Mari saya cucikan baju kotormu, Pakaianku


tidak banyak,kok,yang kotor.

Anak kos B :Tidak usah, Mbak. Nanti siang saya akan


mencuci juga kok!

Informasi indeksial:

Tuturan ini merupan cuplikan pembicaraan antara


anak kos pada sebuah rumah kos di Yogyakarta. Anak yang
satu berhubungan demikian erat dengan anak yang satunya.
Dari tuturan yang di sampaikan si A di atas, dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia berusaha memaksimalkan keuntun-
gan pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi dir-

Kimia B 2016 UNIB 43


inya sendiri. Orang yang tidak suka membantu orang lain,
akan dapat di katakan tidak sopan dan biasanya tidak akan
mendapatkan banyak teman di dalam pergaulan keseharian
hidupnya (Rahardi, 2005:62)

3) Maksim Penghargaan

Menurut wijana (1996: 57) maksim penghargaan ini di utara-


kan dengan kalimat ekspresif dan kalimat asertif. Nadar (2009:
30) memberikan contoh tuturan ekspresif yaitu mengucapkan se-
lamat, mengucapkan terimakasih, memuji, dan mengungkapkan
bela sungkawa. Dalam maksim ini menuntut tiap peserta pertuturan
untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain, dan mem-
inimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain. Rahardi (2005:
63) menambahkan, dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa
orang akan dapat diangggap santun apabila dalam bertutur sela-
lu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak lain. Dengan
maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling
mengejek, saling mencaci,atau saling merendahkan pihak lain. Da-
lam maksim ini Chaer mengggunakan istilah lain, yakni maksim
kemurahan.

Contoh:

Dosen A : Pak, aku tadi sudah memulai kulah

Perdana untuk kelas Bussines English.

Dosen B :Oya, tadi aku mendenagar Bahasa

Inggrismu jelas sekali dari sini.

44 Bahasa Indonesia
Informasi indeksial :

Dituturkan seorang dosen kepada temannya yang juga seo-


rang dosen dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan
tinggi ( Rahardi,2005: 63).

Pemberitahuan yang di sampaikan Dosen A terha-


dap rekannya Dosen B pada contoh di atas, ditanggapi den-
gan sangat baik bahkan di sertai pujian atau penghargaan
oleh dosen A. Dengan demikian, dapat di katakan bahwa
di dalam peertuturan ini, Dosen B berperilaku santun ( Ra-
hardi,2005: 63).

4) Maksim Kesederhanaan

Rahardi (2005: 63) menyatakan bahwa dalam maksim kese-


derhanaan atau maksim kerendahan hati, perserta tutur di harapkan
dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap
dirinya sendiri. Dalam masyarakat bahasa dan budaya Indonesia,
kesederhanan dan kerendahan hati banyak digunakan sebagai pa-
rameter penilaian kesantunan seseorang. Wijana (1996: 58) men-
gatakan maksim kerendahan hati ini diungkapkan dengan kalimat
ekspresif dan asertif. Bila maksim kemurahan atau penghargaan
berpusat pada orang lain,maksim kerendahan hati berpusat pada
diri sendiri. Maksim ini menuntut setiap peserta pertuturan untuk
memaksimalkan ketidak hormatan pada diri sendiri, dan memini-
malkan rasa hormat pada diri sendiri.

Contoh:

Sekretaris A :Dik, nanti rapatnya dibuka dengan doa

Kimia B 2016 UNIB 45


dulu, ya!.

Sekretaris B : Ya, Mbak. Tapi saya jelek, lho.

Informasi indeksial:

Dituturkan oleh seorang sekretaris kepada sekretaris


lain yang masih junior pada saat mereka bersama-sa-
ma berkerja di ruang kerja mereka (Rahardi,2005: 64).
Dari tuturan sekretaris B diatas, dapat terlihat bahwa ia
bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk di-
rinya sendiri. Dengan demikian,tuturan tersebut terasa
santun.

5) Maksim Pemufakatan

Menurut Rahardi (2005: 64) dalam maksim ini, di tekankan


agar para perserta tutur dapat saling membina kecocokan atau ke-
mufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila terdapat kecocokan
atau kemufakatan antara diri penutur dan mitra tutur dalam kegiatan
bertutur,masing-masing dari mereka akan dapat dikatakan bersifat
santun. Wijana (1996: 59) menggunakan istilah maksim kecocokan
dan maksim kemufakatan ini. Maksim kecocokan ini diungkapkan
dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim kecocokan mengga-
riskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan keco-
cokan di antara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan dian-
tara mereka.

Contoh :

Noni :Nanti malam kita makan malam bersama ya,Yun!.

46 Bahasa Indonesia
Yuyun :Boleh, Saya tunggu di Bambu resto.

Informasi indeksial:

Dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada temannya yang


juga mahasiswa pada saat mereka berada di ruang kelas ( Ra-
hardi : 2005: 65). Tuturan di atas teras santun karena yuyun
mampu membina kecocokan dengan Noni. Dengan memak-
simalkan kecocokan dia antara mereka tuturan akan menjadi
santun.

6). Maksim Kesimpatian

Leech (1993:207) mengatakan di dalam maksim ini di harapkan


agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sifat simpati antara
pihak yang satu dengan pihak lainnya. Sikap antipati terhadap salah
seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak santun.
Orang yang bersikap antipati terhadap orang lain, apalagi sampai
bersikap sinis terhadap pihak lain,akan dianggap sebagai seotrang
yang tidak sopan santun di dalam masyarakat (Rahardi, 2005: 65).
Menurut Wijana (1996:60), jika lawan tutur mendapatkan kesuk-
sesan atau kebahagiaan, penutur wajib mengucapkan kata selamat.
Bila lawan tutur mendapatkan kesusahan, atau musibah, penutur
layak turut berduka, atau mengutarakan ucapan bela sungkawa se-
bagai tanda kesimpatian.

Contoh: :
Ani : Tut, Nenekku meninggal .
Tuti : Innalilahiwainailaihi rojiun. Turut berduka
cita .

Kimia B 2016 UNIB 47


Dari tuturan di atas, terlihat Tuti menunjukkan rasa simpat-
inya kepada Ani orang yang mampu memaksimalkan rasa
simpatinya kepada orang yang lain akan di angggap sebagai
orang yang santun.

D. Ciri Kesantunan Berbahasa

Kesantunan berbahasa seseorang, dapat di ukur dengan berb-


agai skala kesantunan. Chear (2010: 63) menyatakan bahwa yang
di maksud dengan skala kesantunan adalah peringakat kesantunan,
mulai dari yang tidak santun sampai dengan yang paling santun.
Rahardi (2005:66-67) menyebutkan bahwa sedikitnya terdapat tiga
macam skala pengukur peringakat kesantunan yang sampai saat
ini banyak di gunakan sebagai dasar acuan dalam penelitian kes-
antunan.

Dalam model kesantunan Leech, setiap maksimum interperson-


al itu dapat dimanafaatkan untuk menentukan peringkat kesantunan
sebuah tuturan. Rahardi (2005:66) menyatakan bahwa skala kesan-
tunan Leech di bagi menjadi empat.

1) Cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan,


menunjuk kepada besar kecilnya keuntungan dan kerugian
yang di akibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah per-
tuturan. Semakin pertuturan tersebut merugikan diri penu-
tur, akan semakin di anggap santunlah tuturan itu. Demiki-
an sebaliknya, semakain tuturan itu menguntungkan diri
penutur akan semakin dianggap tidak santunlah tuturan itu.
(Rahardi, 2005:67).

2) Optionality scale atau skala pilihan, menunjuk pada banyak

48 Bahasa Indonesia
dan sedikitnya pilihan (options) yang di sampaikan si penu-
tur kepad si mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. Semakin
pertuturan itu memungkinkan penutur atau mitra tutur me-
nentukan pilihan yang banyak dan leluasa, akan di angggap
semakin santunlah tuturan itu. Sebaliknya, apabila pertutur-
an itu sama sekali tidak memberikan kemungkinan memilih
bagi si penutur dan si mitra tutur, tuturan tersebut dianggap
tidak santun (Rahardi,2005: 67).

3) Indirectness scale atau skala ketidak langsungan.semakin


tuturan itu bersifat langsung akan di angggap semakin tidak
santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin tidak
langsung maksud sebuah tuturan, akan dia angggap sema-
kin santulah tuturan itu ( Rahardi,2005 : 67).

4) Authority scale skala keotoritasan,semakin jauh jarak pring-


kat sosial antara penutur dengan mitra tutur,tuturan yang di
gunakan akan cenderung semakin santun. Sebaliknya,se-
makin dekat jarak pringkat status sosialdi antara keduanya,
akan cenderung berkuranglah peringkat kesantunan tuturan
yang di gunakan dalam bertutur itu (Rahardi, 2005 : 67).

Berdasarkan maksim yang dikemukakan leech dapat disimpul-


kan ciri sebagai berikut:

1.Tuturan yang menguntungkan orang lain.

2.Tuturan yang meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri.

3.Tuturan yang menghormati orang lain.

Kimia B 2016 UNIB 49


4.Tuturan yang merendahkan diri sendiri.

5.Tuturan yang memaksimalkan kecocokan tuturan dengan orang


lain.

6.Tuturan yang memaksimalkan rasa simpati pada orang lain.

Terdapat indikator indikator untuk mengukur kesantunan sebuah


tuturan, yaitu sebagai berikut:

1. Gunakan kata tolong untuk meminta bantuan orang lain.

2. Gunak kata maaf untuk tuturan yang di perkirakan akan


menyinggung perasaan.

3. Gunakan kata terimakasih untuk menghormati kebaikan


orang lain.

4. Gunakan kata berkenan untuk meminta kesediaan orang


lain.

E. Penyebab Ketidaksantunan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebuah tuturan atau


hal yang menyebabkan sebuah pertuturan itu menjadi tidak santun,
penyebab tidak santun antara lain:

A. Kritik secara langsung dengan kata-kata kasar.

B. Dorongan emosi penutur.

C. Protektif terhadap pendapat.

D. Sengaja menuduh dan memojokkan mitra tutur

50 Bahasa Indonesia
RANGKUMAN

1. Sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap


bahasa sendiri atau bahasa orang lain. Dalam bahasa indo-
nesia kata sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh, posisi
berdiri yang tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbua-
tan atau tindakan yang di lakukan berdasarkan pandangan
( pendirian, keyakinan, dan pendapat) sebagai reaksi atas
adanya suatu hal atau kejadian.

2. Sikap bahasa itu setidak-tidaknya mengandung tiga ciri pokok,


yaitu: Kesetiaan bahasa (language loyality),kebanggaan
bahasa (language pride,kesadaran adanya norma bahasa
(awareness of the norm).

3. Sikap bahasa ada dua yaitu sikap positif dan sikap negatif.

4. Kesantuan merupakan aturan perilaku yang di tetapkan dan


di sepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehing-
ga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang di sepakati
oleh prilaku sosial .

5. Prinsip-prinsip komunikasi yang dikemukakan oleh Leech


yakni: maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan,
maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pe-
mufakatan dan maksim kesimpatian.

6. Berdasarkan maksim yang dikemukakan leech dapat disi-


mpulkan ciri sebagai berikut: tuturan yang menguntungkan
orang lain, tuturan yang meminimalkan keuntungan bagi

Kimia B 2016 UNIB 51


diri sendiri, tuturan yang menghormati orang lain, tuturan
yang merendahkan diri sendiri, tuturan yang memaksimal-
kan kecocokan tuturan dengan orang lain dan tuturan yang
memaksimalkan rasa simpati pada orang lain

7. Penyebab tidak santun antara lain: kritik secara langsung


dengan kata-kata kasar, dorongan emosi penutur, protektif
terhadap pendapat, sengaja menuduh mitra tutur dan senga-
ja memojokkan mitra tutur.

52 Bahasa Indonesia
EVALUASI BAB 3

1. Dibawah ini yang termasuk penyebab ketidaksantunan


adalah kecuali...
a. Kritik secara langsung dengan kata-kata kasar.

b. Protektif terhadap pendapat.

c. Sengaja menuduh mitra tutur.

d. Kritik secara lembut kepada mitra tutur.

2. Perhatikan percakan dibawah ini!

Budi : Maaf, aku pinjam pekerjaan rumahnya. Aku


tidak bisa mengerjakan tugas itu sendiri.

Agung : Payah Ini, cepat kembalikan.

Dari percakapan diatas termasuk jenis maksim?

a. Maksim kesederhanaan

b. Maksim kebijaksanaan

c. Maksim penghargaan

d. Maksim kualitas

3. Perhatikan percakapan di bawah ini!


Tio : Mari saya kembalikan bukumu! Bukuku
tidak banyak kok yang harus dikembalikan
ke Perpustakaan

Kimia B 2016 UNIB 53


Mato : Tidak usah io, nanti sore saya akan ke Per-
pustakaan kok.
Dari percakapan diatas termasuk jenis maksim?

a. Maksim kebijaksanaan

b. Maksim kualitas

c. Maksim simpati

d. Maksim kedermawanan

4. Dibawah ini yang merupakan maksim penghargaan ada-


lah...

a. Arif : Bay, sepatu ini keren tidak buat saya?

Bayu : Sepatu itu keren sekali buat kamu. Tapi sepatu


itu pasti rusak kalau untuk main futsal.

b. Tio : Mari saya kembalikan bukumu! Bukuku tidak


banyak kok yang harus dikembalikan ke Perpustakaan.

Mato : Tidak usah yo, nanti sore saya akan ke Perpus-


takaan kok.

c. Y : Aku tidak punya pulsa mas

X : Habis kenapa, mau mas transfer pulsa

d. Mama : dik, kamu kok tidak kuliah?

Dika : badanku panas mah

Mama : panas kenapa? Mama ambilkan obat ya!

54 Bahasa Indonesia
5. Jika seorang kakak mengatakan kepada adiknya sudah jam
07.00 lewat. Ayo cepat! pada pagi hari yang akan berang-
kat ke sekolah. Jawaban adik yang sesuai yaitu, kecuali.

a. Tunggu aku di depan rumah.

b. Aku habiskan sarapan dulu.

c. Kamu duluan saja, Kak.

d. Tidak usah repot repot, Kak.


6. Yang merupakan ciri-ciri Sikap Bahasa di bawah ini adalah...

a. Sikap positif.

b. Sikap negatif dan sikap fanatisme.

c. Sikap netralisasi dan sikap positif.

d. Sikap positif dan sikap negatif.

7. Posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau


bahasa orang lain disebut...

a. Kesantunan.

b. Berbahasa.

c. Sikap berbahasa.

d. Kesantunan berbahasa.
8. Yang termasuk ciri-ciri pokok dari sikap bahasa adalah
kecuali....

Kimia B 2016 UNIB 55


a. Kesetiaan bahasa (language loyality)

b. Kebanggaan bahasa (language pride)


c. Kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the
norm)

d. Fanatisme

9. Prinsip-prinsip komunikasi yang dikemukakan oleh Leech


adalah...

a. Maksim kedermawanan.

b. Maksim keberatan.

c. Maksim relevansi.

d. Maksim kualitas.
10. Yang bukan prinsip-prinsip komunikasi yang dikemukakan
oleh Leech adalah...

a. Maksim kedermawanan.

b. Maksim keberatan.

c. Maksim penghargaan.

d. Maksim kesederhanaan.
Essay

1. Sebutkan perbedaan maksim kebijaksanaan dengan mak-


sim kedermawanan!

56 Bahasa Indonesia
2. Jelakan mengapa seseorang sangat penting memiliki sikap
bahasa yang baik!

3. Sebutkan ciri-ciri sikap bahasa!

4. Sebutkan macam-macam penggolongan prinsip kesan-


tunan berbahasa!

5. Sebutkan sikap yang menyebabkan ketidaksantunan!

Kimia B 2016 UNIB 57


Ragam bahasa merupakan varian bahasa berdasarkan sudut
pandang penutur dan jenis pemakaian bahasa.

A. Berdasarkan sudut pandang penutur

1. Daerah/logat

Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat In-


donesia yang di lafalkan oleh putera Tapanuli dapat di kenali, mis-
alnya karena tekanan kata yang amat jelas; logat Indonesia orang
Bali dan Jawa dengan pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-nya. Cirikhas
yang meliputi tekanan, turun-naiknya nada, dan panjang pendekn-
ya bunyi bahasa; membangun akses yang berbeda-beda. Perbedaan
kosa kata dan variasi gramatikal tentu ada, walaupun mungkin ku-
rang tampak, ragam dialek dengan sendirinya erat hubungannya
dengan bahasa ibu penutur.

Contoh:

Dalam bahasa bali

-Punapi gatrane? apa kabar?

58 Bahasa Indonesia
-Siki kalih tiga papat satu dua tiga empat

-Tyang jagi mapamit mangkin saya mau pulang sekarang

-Jagi lunga kija? mau pergi kemana?.

Dalam bahasa jawa

-Aku tresno kowe saklawase aku cinta kamu selamanya

-Pokoke mung sliramu seng tak saying pokoknya hanya kamu


seorang yang kucinta.

2. Pendidikan

Ragam bahasa ini menyilangi ragam dialek, memungkinkan


perbedaan yang jelas antara kaum yang berpendidikan formal dan
yang tidak. Tata bunyi Indonesia golongan yang kedua itu berbeda
dengan fonologi kaum terpelajar. Bunyi /f/ dan gugus konsonan/ks/,
misalnya tidak selalu terdapat dalam ujaran orang yang tidak atau
hampir tidak bersekolah. Bentuk fadil,fakultas, film, fitnah, kom-
pleks, diucapkan menjadi padil, pakultas, pilem, pitenah, komplek.
Perbedaan ini juga terlihat pada tata bahasa. Kalimat saya mau tulis
surat kepada pamanku, cukup jelas maksudnya; tetapi bahasa yang
terpelihara menurut bentuknya menjadi saya akan menulis surat itu
kepada paman saya. Jadi, peliharalah penggunaan bahasa Indonesia
agar identitas keterpelajaran kita tampak.

Contoh:

-Isma mau nulis surat cinta isma mau menulis surat cinta

-Saya akan ceritakan tentang kancil saya akan menceritakan ten-

Kimia B 2016 UNIB 59


tang kancil.

3. Sikap penutur

Sikap penutur tercermin dalam ragam dan gaya. Pemilihann-


ya tergantung pada sikap penutur terhadap orang yang diajak bicara
atau terhadap pembicaranya. Sikap ini antara lain dipengaruhi oleh
umur dan kedudukan yang disapa, pokok persoalan yang hendak
disampaikan, dan tujuan penyampaian informasi. Bentuk ragam
tersebut, misalnya, sikap kaku dan resmi, adab, dingin, hambar,
hangat, akrab, atau santai yang tercermin dalam kosakata dan tata
bahasa.

Berdasarkan cara sikap penutur, ragam bahasa Indonesia ter-


diridari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak
resmi.

Contoh:
-Contoh ragam dialek adalah Gue udah baca itu buku.
-Contoh ragam terpelajar adalah Saya sudah membaca buku itu.
-Contoh ragam resmi adalah Saya sudah membaca buku itu.
-Contoh ragam tak resmi adalah Saya sudah baca buku itu.

B. Jenis pemakaian

1. Ragam bahasa sudut pandang bidang atau pokok pembic-


araan, penguasaan ragam bahasa ini dipengaruhi oleh luasn-
ya pergaulan, pendidikan, profesi, pengalaman, bidang yang
dimaksud ialah agama, politik, ilmu, teknologi, pertukangan,
perdagangan, senirupa, senisastra, olahraga, perundang-un-
dangan, dan angkatan bersenjata. Setiap bidang tersebut

60 Bahasa Indonesia
mempunyai kekhasan dibidang kosakata dan variasi tata ba-
hasanya.

2. Ragam bahasa menurut sarananya, ragam bahasa ini lazimn-


ya dibagi atas ragam lisan dan ragam tulisan. Perbedaannya
terletak pada suasana dan peristiwa. Dalam bahsa tulis, orang
diajak bicara tidak berhadapan, akibatnya, bahasa kita perlu
lebih terang dan jelas; karena ujaran kita tidak dapat disertai
dengan gerak dan intonasi sebaga iupaya penekanan. Misaln-
ya, kalimat ujaran darto tidak mengambil uangmu, yang dis-
ertai tekanan khusus pada kata tidak, dalam ragam tulis mun-
gkin dapat berbentuk bukan darto yang mengambil uangmu.

Ciri-ciri ragam lisan:

a) Memerlukan orang kedua/teman bicara;

b) Tergantung situasi, kondisi, ruang&waktu;

c) Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu


intonasi serta bahasa tubuh.

d) Berlangsung cepat;

e) Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;

f) Kesalahan dapat langsung dikoreksi;

g) Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimic wajah serta


intonasi.

Contoh ragam lisan adalah Sudah saya baca buku itu.

Kimia B 2016 UNIB 61


Ciri-ciri ragam tulis :

1) Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;

2) Tidak tergantung kondisi, situasi&ruang serta waktu;

3) Harus memperhatikan unsur gramatikal;

4) Berlangsung lambat;

5) Selalu memakai alat bantu;

6) Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;

7) Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimic muka,


hanya terbantu dengan tanda baca.

Contoh ragam tulis adalah Saya sudah membaca buku itu.

3. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran, Ragam ini


ditandai dengan adanya proses pencampuran bahasa yang
digunakan secara berdampingan sehingga muncul bahasa
sleng, misalnya. Bahasa ini tidak layak digunakan sebagai
bahasa baku. Ada bahasa sleng berdasarkan geografi, misaln-
ya bahasa orang Cirebon adalah pencampuran antara bahasa
Jawa dan Sunda, ada juga bahasa sleng berdasarkan kepent-
ingan tertentu ( rahasia/ sandi/ praktis), misalnya yang sering
digunakan oleh kalangan tentara( kodam: komando daerah)
atau oleh kalangan pembisnis property (ruko : rumah toko).

C. Ragam Bahasa Ilmiah

Bahasa Indonesia sebagai mana bahasa umumnya digunakan

62 Bahasa Indonesia
untuk tujuan tertentu dan didalam konteks.Tujuan dan konteks ini
akan menentukan ragam bahasa yang harus digunakan. Seorang
yang mengunakan bahasa Indonesia untuk pidato atau orasi politik,
misalnya akan menggunakan ragam yang berbeda dari orang yang
menggunakannya untuk khotbah atau bahan kuliah. Dalam dunia
akademis, ragam bahasa yang digunakan ialah ragam bahasa ilmi-
ah, yang mempunyai ciri sebagaimana ciri bahasa baku.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu rag-


am yang digunakan dalam menulis karya ilmah, baik tulis maupun
lisan, dalam memaparkan fakta, konsep, teori, atau gabungan dari
ketiganya.Bahasa ilmiah harus cendikia, lugas dan jelas.Cendikia
yaitu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapan hasil
pemikiran yang logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang
tepat dan seksama. Lugas dan jelas yaitu menyampaikan gagasan
secara langsung. Bahasa ilmiah tidak menggunakan kalimat frag-
mentaris, yaitu kalimat yang belum selesai, dampak dari keinginan
penulis untuk mengungkapkan gagasan dalam beberapa kalimat
tanpa disadari kalimat tidak mempunyai kesatuan gagasan.

Bahasa ilmiah bertolak dari gagasan artinya diarahkan pada


gagasan bukan pada penulis, kalimat yang digunakan didominasi
kalimat pasif. Sifat formal dan objektif ditandai antara lain oleh pi-
lihan kata yang formal dan tepat, struktur kalimat yang lengkap dan
tidak ada unsur yang mubazir. Sifat konsisten tampak pada penggu-
naan unsur bahasa, dan istilah yang sesuai dengan akidah.

Berdasarkan topic pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari


ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama,
ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.

Kimia B 2016 UNIB 63


Ciri-ciri ragam ilmiah:

1. Bahasa Indonesia ragam baku;

2. Penggunaan kalimat efektif;

3. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda.

4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan


menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna
kias;

5. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga


objektivitas isi tulisan;

6. Adanya keselarasan dan keruntutan antar proposisi dan


antara alinea.

Contoh ragam bahasa berdasarkan topic pembicaraan:

1. Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam


hukum).

2. Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan dis-


kon.(ragam bisnis)

3. Cerita itu menggunakan unsur flash back. (ragam sastra).

4. Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran).

5. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif.


(ragam psikologi).

Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis

64 Bahasa Indonesia
dan ragam bahasa baku lisan.

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman


bahasa diantaranya :
Faktor Budaya atau letak Geografis
Faktor Ilmu pengetahuan
Faktor Sejarah

Kimia B 2016 UNIB 65


RANGKUMAN

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang


berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi ba-
hasa lisan dan bahasa baku tulis.

A. Berdasarkan sudut pandang penutur

Ragam bahasa yang di tinjau dari sudut pandang penutur ini


dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Ragam daerah/logat

2. Ragam pendidikan

3.Ragam sikap penutur

B. Jenis pemakaian

Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat dirinci


sebagai berikut:

1. Ragam bahasa sudut pandang bidang atau pokok pembic-


araan

2. Ragam bahasa menurut sarananya

3. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran

66 Bahasa Indonesia
C. Ragam bahasa ilmiah

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis


mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), se-
dangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara
Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia
dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang
ada.

Kimia B 2016 UNIB 67


EVALUASI BAB 4

1. Dalam ragam bahasa Indonesia berdasarkan media,


yakni ada ragam bahasa lisan, di mana ciri-ciri yang
tepat adalah

a. Menggunakan EYD.

b. Menggunakan bahasa baku.

c. Tidak terikat ruang dan waktu

d. Memerlukan kehadiran orang lain.

e. Unsur gramatikal sangat perlu

2. Dalam ragam bahasa Indonesia berdasarkan media,


yakni ada ragam bahasa tulis, di mana ciri-ciri yang
tepat adalah

a. Dipengaruhi tinggi rendahnya suara.

b. Menggunakan bahasa baku.

c. Menggunakan bahasa daerah.

d. Memerlukan kehadiran orang lain.

e. Tidak terikat ruang dan waktu

3. Timbulnya ragam bahasa antara lain disebabkan oleh


68 Bahasa Indonesia
a. Lembaga-lembaga pendidikan dalam suatu negara.

b. Lembaga-lembaga sosial dan masyarakat.

c. Kelompok dan stratafikasi sosial dalam mas-


yarakat.

d. Organisasi yang memperjuangkan kepentingan


bangsa.

e. Kepentingan manusia.

4. Mana kalimat yang memakai ragam formal ?

a. Masalah begitu aja diributin.

b. Ceramah tadi itu oke punya.

c. Kalau pake mobil, rasanya keren, lho.

d. Nah, ini dia yang kita cari

e. Memang masalah buat lho

5. Pemakaian huruf kapital berikut ini yang tidak benar


adalah

a. Kunci Inggris.

b. Perdana menteri Inggris.

c. Suku Dayak.

d. Bahasa Inggris.

Kimia B 2016 UNIB 69


e. Bangsa Inggris

6. Kalimat mana yang merupakan contoh ragam nonfor-


mal?

a. Masalah ini sepertinya harus ditanggapi dengan


serius.

b. Masalah ini kayanya perlu ditanggapi dengan seri-


us.

c. Masalah ini rasanya memerlukan perhatian serius


serius.

d. Masalah ini tampaknya memerlukan perhatian


serius.

e. Masalah ini ditangani serius

7. Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai


penanda kepribadian. Yang dimaksud sebagai penanda
kepribadian adalah
a. Fungsi yang mengacu pada keragaman yang ada
pada Indonesia dari suku, agama, ras, dan budaya,

b. Fungsi yang dapat mengungkapkan perasaan dan


jati diri

c. Fungsi yang dapat menciptakan dunia imajinasi

d. Fungsi yang dapat memperlihatkan perlakuan terha-


dap antar anggota masyarakat

70 Bahasa Indonesia
e. Semua jawaban benar

8. Variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian baha-


sa disebut...

a. Rahim Bahasa.

b. Ragam Bahasa.

c. Aneka Bahasa.

d. Laras Bahasa.

e. Fonem

9. Perbedaan antara ragam bahasa formal, semiformal


dan non-formal antara lain...

a. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.

b. Menggunakan imbuhan.

c. Menggunakan bahasa inggris.

d. Menggunakan bahasa tubuh.

e. Situasi keamanan nasional

10. Berdasarkan situasi pemakainya ragam bahasa terdiri


atas...

a. Satu bagian

b. Dua bagian

Kimia B 2016 UNIB 71


c. Tiga bagian

d. Empat bagian

e. Lima bagian

Essay

1. Jelaskan hal-hal yang menyebabkan ragam bahasa, se-


butkan macam-macamnya!

2. Jelaskan perbedaan istilah umum dan khusus, terapkan


dalam penggunaannya!

3. Jelaskan pola kalimat dasar bahasa Indonesia?

4. Sebutkan dan jelasakan syarat-syarat kalimat efektif?

5. Apa yang menjadi latar belakang adanya ragam bahasa


Indonesia? Jelaskan dengan disertai contoh

72 Bahasa Indonesia
A. Diksi dan Gaya Bahasa
Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pili-
han kata. Kalimat, paragraf atau wacana menjadi efektif jika diek-
spresikan dengan gaya bahasa yang tepat.
1. Ketepatan Kata
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepa-
tan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna baha-
sa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,memahami dan
menguasai dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang
dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu men-
gomunikasikan nya secara efektif kepada pembaca atau penden-
garnya.
Syarat-syarat ketepatan pilihan kata:
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi secara cermat, de-
notasi yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna gan-
da. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang ber-
macam-macam lazim digunakan dalam pergaulan untuk tujuan
estetika dan kesopanan.
2. Membedakan secara cermat makna yang hampir bersinonim
misalnya : adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam pemakaian
nya berbeda-beda.

Kimia B 2016 UNIB 73


3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaan-
nya, misalnya : inferensi, interferensi, sarat dan syarat.
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan
pendapat sendiri, jika memahami belum dapat dipastikan pe-
makai kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus.
Misalnya: modern sering di artikan secara subjektif, canggih
menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih
berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui,
bergaya intelektual. Menggunakan imbuhan asing (jika diper-
lukan) harus memahami maknanya secara tepat. Misalnya: dile-
galisir harusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
5. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan yang
benar. Misalnya sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
6. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Un-
tuk mendapatkan kata yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya
menggunakan kata khusus, misalnya : mobil (kata umum) co-
rolla (kata khusus, sedan buatan toyota).
7. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, mis-
alnya: isu (berasal dari bahasa inggris issue berarti publikasi,
kesudahan, perkara). Isu dalam bahasa indonesia berarti kabar
yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus).
8. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya : pria
dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab. Berhomofoni,
misalnya : bang dan bank, apel upacara ; buku ruas, buku kitab.
9. Menggunakan kata abstrak dan konkret secara cermat, kata ab-
strak (konseptual misalnya : pendidikan, wirausaha, dan pen-
gobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus, misalnya :
mangga, sarapan dan berenang.
2. Kesesuaian Kata
Pengguna bahasa harus pila memperhatikan kesesuaian
kata agar tidak merusak makna,suasana dan situasi yang hendak

74 Bahasa Indonesia
ditimbulkan. Atau suasana yang sedang berlangsung. Ketepatan
kata terkait dengan konsep, dan logika gagasan yang hendak dit-
ulis dalam karangan. Ketepatan itu menghasilkan kepastian mak-
na.
Fungsi diksi:
a. Melambangkan gagasan yang akan di ekspresikan secara
verbal.
b. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat(sangat resmi,
resmi dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar
atau pembaca.
c. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d. Mencegah perbedaan penafsiran.
e. Mencegah salah pemahaman.
f. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
3. Perubahan Makna
Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat pe-
makainya. Pengembangan diksi terjadi pada kata. Namun hal ini
berpengaruh pada penyusuunan kalimat, paragraf dan wacana.
Pengembangan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebu-
tuhan komunikasi. komunikasi kreatif berdampak pada perkemban-
gan diksi berupa penambahan atau pengurangan kuantitas maupun
kualitasnya. Selain itu bahasa berkembang sesuai dengan kualitas
pemikiran pemakainya. Perkembangan dapat menimbulkan pe-
rubahan yang mencakup : perluasan, penyempitan, pembatasan,
pelemahan, pengaburan dan pergeseran makna.
4. Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasrkan ada
atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lebih menekankan tidak

Kimia B 2016 UNIB 75


adanya nilai rasa, sedangkan konotasi bernilai rasa kias.
Makna denotasi lazim disebut Maknakon septual yaitu makna
yang sesuai dengan hasil observasiz (pengamatan) menurut pen-
gamatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau pengalaman
yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif.
Makna sebenarnya umpamanya kata kursi yaitu tempat
duduk yang berkaki empat (kata sebenarnya).
Makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna
sebenarnya bukan makna kias.
Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Se-
buah kata dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain,
Sesuai dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut.
Makna konotasi dapat juga berubah dari waktu-kewaktu. Dalam
kalimat Megawati dan SusiloBambang Yudhoyono berebut kursi
presiden. Kalimat tersbut tidak menunjukan makna bahwa Mega-
wati dan Susilo Bambang Yudhoyono tarik-menarik kursi,karena
kata kursi berarti jabatan presiden. Dapat ditegaskan bahwa makna
kata konotatif cendereungbersifat subjektif. Makna kata ini leb-
ih banyak digunakan dalam situasi tidak formal, misalnya : da-
lam pembicaraan yang bersifat ramah-tamah, diskusi tidak resmi,
kekeluargaan dan pergaulan.
Perhatikan contoh berikut:
1. Laporan anda harus diserahkan selambat-lambatnya 1 Juni
2004. (denotasi)
2. Laporan anda belum memenuhi sasaran. (konotasi)
5. Sinonim
Sinonim ialah persamaan makna kata. Artinya dua kata
atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan dan pengucapannya, tetapi
bermakna sama. Misalnya, wanita bersinonim dengan perempuan,
makna sama tetapi berbeda tulisan maupun pengucapannya. Dalam

76 Bahasa Indonesia
kalimat kedua kata tersebut dapat dipertukarkan. Tradisi di daerah
itu memasak dikerjakan oleh perempuan. Kata perempuan dapat
diganti dengan wanita. Tradisi didaerah itu memasak dikerjakan
oleh wanita.
6. Idiomatik
Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpas-
angan. Misalnya : sesuai dengan,disebabkan oleh,berharap akan,
dan lain-lain. Pasangan idiomatik kedua kata sepeti itu tidak dapat
digantikan dengan pasangan lain. Contoh :
1. Bangsa indonesia berharap akan tampilnya seorang presi-
den yang mampu mengatasi berbagai kesulitan bangsa.
2. Karyawan itu bekerja sesuai dengan aturan perusahaan.
3. Kekacauan sosial diberbagai tempat disebabkan oleh tidak
meratanya keadilan dan kemakmuran.
Kata berharap akan (kalimat 1) tidak dapat diganti oleh mengharap-
kan akan atau berharap dengan. Pasangan kedua kata sesuai dengan
(kalimat 2) tersebut tidak boleh diganti dengan pasangan lain. Mis-
alnya:sesuai pada,disebabkan karena,mengharapkan akan. Kata
disebabkan oleh (kalimat 3) tidak dapat diganti disebabkan karena
atau disebabkan dengan.
7. Kata Tanya: Dimana ,Yang mana, Hal mana
Kata tanya hanya digunakan untuk menanyakan sesuatu
jika tidak menanyakan sesuatu tidak digunakan(digunakan berarti
salah).
Contoh:
Sahabatku yang mana sangat baik kepadaku ketika di SMP dulu
sekarang menjadi pengusaha yang sukses. (salah)
Sahabatku yang sangat baik kepadaku ketka di SMP dulu sekarang
menjadi pengusaha sukses. (benar)

Kimia B 2016 UNIB 77


8. Homonim, Homofon, Homograf
-Homonim
Homonim dapat diartikan sama nama, sama bunyi, sebunyi tapi
berbeda makna.
Bandar = pelabuhan
Bandar = pemegang uang dalam perjudian
-Homofon
Homofon memili arti sama bunyi,berbeda tulisan dan berbeda
makna.
Contoh: halaman (halaman buku,halaman rumah).
-Homograf
Homograf memiiliki pengertian kesamaan tulisan,berbeda bunyi
dan berbeda makna.
Contoh : Ia makan apel(buah) setelah apel(upacara) dilapangan.
9. Kata Abstrak dan Kata Konkret
Kata abstrak mempunyai referensi berupa kosep,sedangkan
kata konkret mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pe-
makain pada penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan.
Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata konkret,
seperti: hama tanaman penggerek,penyakit radang paru-paru, vi-
rus HIV. Tetapi karangan berupa klasifikasi atau generalisasi se-
buah konsep menggunakan kata abstrak, seperti : pendidikan usia
dini, bahasa pemrograman. Uraian sebuah konsep biasanya diawali
dengan pembahasan umum yang menggunakan kata abstrak dilan-
jutkan dengan detail yang menggunakan kata konkret.
Perhatikan contoh berikut:
APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen. (kata konkret)

78 Bahasa Indonesia
Kebenaran( kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak.
10. Kata Umun dan Kata Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang
lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata,makin umum si-
fatnya. Sebaliknya, makna kata menjadi sempit ruang lingkupnya
makin khusus sifatnya.
Makin umum suatu kata,makin besar kemungkinan terjadi
salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya makin khusus ma-
kin sempit ruang lingkupnya, makin sedikit kemungkinan terjadi
salah paham. Dengan kata lain, semakin khusus kata yang dipa-
kai,pilihan kata semakin tepat.
Perhatikan contoh berikut:
Kata umum: melihat
Kata khusus: melotot,melirik,mengintip,menatap,memandang.
Kata umum: berjalan
Kata khusus: tertatih-tatih, ngesot,teseok-seok,langkah tegap.
11. Peristilahan
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cer-
mat mengungkapkan suatu makna,konsep,proses,keadaan atau
sifat yang khas dalam keadaan tertentu.Ada dua macam istilah
yaitu istilah khusus dan istilah umum. Istilah khusus adalah kata
yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang ter-
tentu, misalnya cakar ayam (bangunan), radiator. Sedangkan istilah
umum adalah kata yang menjadi unsur bahasa umum, misalnya :
ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna merupakan isti-
lah umum.

Kimia B 2016 UNIB 79


B. EJAAN BAHASA INDONESIA
I. Pemakaian Huruf
A. Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26
huruf
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
Keterangan:
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini
dapat digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
1. Diakritik () dilafalkan [e].
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (tras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kcap).
2. Diakritik () dilafalkan [].
Misalnya:
Kami menonton film seri (sri).
Pertahanan militer (militr) Indonesia cukup kuat.
3. Diakritik () dilafalkan [].
Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (tras) Bank Indonesia.

80 Bahasa Indonesia
Kecap (kcap) dulu makanan itu.
C. Huruf Konsonan
Huruf yangmelambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia ter-
diri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w,
x, y, dan z.
Huruf Konsonan
Keterangan:
Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan
ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambang-
kan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
2.Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
a. Huruf kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
orang termasuk julukan.
3. Huruf kapital dipakai pada kalimat awal petikan(....).
4. Setiap kata agama,kitab suci,dan tuhan termasuk kata ganti
sebutan untuk tuhan.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan,keturunan dan keagamaan yang diikuti nama

Kimia B 2016 UNIB 81


orang.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,-
suku bangsa dan bahasa.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,bu-
lan,hari,hari rayadan peristiwa sejarah.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara,lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,serta
nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan,
lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan,serta dokumen re-
smi.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di
dalam nama buku,majalah,surat kabar,dan judul karangan
kecuali kata seperti di,ke,dari,dan,yang,dan untuk yang ti-
dak terletak pada posisi awal.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak,ibu,saudara,kakak,a-
dik,dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengac-
uan.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singka-
tan nama gelar,pangkatdan sapaan.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf petaa kata ganti anda
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur
nama orang.
b. Huruf Miring
1. huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama

82 Bahasa Indonesia
buku,majalah,dan surat kabaryang dikutip dalam tulisan.
2. huruf miring dipakai dalam cetakan dipakai untuk mene-
gaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata,kataatau
kelompok kata.
3. huruf miring dan cetakan dipakati untuk menuliskan kata
nma ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah dise-
suaikan ejaannya.
Catatan: dalam tulisan tangan atau ketikan,huruf atau kata yang
akan dicetak miring diberi satu garis bawahnya.
3.Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Berimbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan
dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah

Kimia B 2016 UNIB 83


Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man,
-wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengiku-
tinya.
Misalnya:
adibusana
antarkota
Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital
atau singkatan yang berupa huruf
kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada
nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada
nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:

84 Bahasa Indonesia
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di an-
tara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak
Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur per-
tama.
Misalnya
surat kabar : surat-surat kabar
kapal barang : kapal-kapal barang
rak buku : rak-rak buku
D. Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, terma-
suk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar
kambing hitam
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat

Kimia B 2016 UNIB 85


ibu-bapak kami
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah
jika mendapat awalan atau akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus di-
tulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali
adakalanya
apalagi
E. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

86 Bahasa Indonesia
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya den-
gan bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih ter-
sedia.
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serang-
kai.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada wak-
tunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
3. Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis terpi-
sah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
F. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
H. Hamid = Haji Hamid

Kimia B 2016 UNIB 87


2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendi-
dikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi dit-
ulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bu
kan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
PT perseroan terbatas
SD sekolah dasar
3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti den-
gan tanda titik.
Misalnya:
hlm. halaman
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai da-
lam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timban-
gan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya: Cu kuprum, cm sentimeter

88 Bahasa Indonesia
6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia
8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal
dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf
kecil.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
A. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lam-
bang bilangan atau nomor.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C
(100), D (500), M (1.000),
_
V (5.000),
M (1.000.000)
Kimia B 2016 UNIB 89
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata ditulis denganhuruf, kecuali jika dipakai secara ber-
urutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50bus,
100 minibus dan 250 sedan.
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah
daerah.
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
a. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau duakata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

90 Bahasa Indonesia
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis seba-
gian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10
triliun.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat,
luas, isi, dan waktu serta(b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah,
apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau

Kimia B 2016 UNIB 91


Jalan Tanah Abang I/15
Jalan Wijaya No. 14
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat
kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 16: 1516
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
tiga puluh (30)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua (1/2)
seperenam belas (1/16)
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara beri-
kut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20

92 Bahasa Indonesia
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan den-
gan cara berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilaku-
kan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda pal-
ing banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan
diikuti huruf dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan
ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)
ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditu-
lis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kotonanampek

Kimia B 2016 UNIB 93


J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai den-
gan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
K. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti-
nya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
Catatan:
Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan
unsur nama Tuhan.
Misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi
Wasa.
4. Pemakaian Tanda baca
A. Tanda Titik (.)

94 Bahasa Indonesia
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
Mereka duduk di sana.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi
B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
C. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1. 1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
2. Patokan Khusus

Kimia B 2016 UNIB 95



...
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang su-
dah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a. lambang kebanggaan nasional,
b. identitas nasional, dan
c. alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara .
2. Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang
lebih dari satu angka (seperti pada Misalnya 2b).
3. Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka ter-
akhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu
angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik

96 Bahasa Indonesia
atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama
penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta
Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pu-
sat Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepa-
la karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kimia B 2016 UNIB 97
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendi-
dikan
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan
pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pe-
merincian atau pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing
lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti teta-
pi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (se-
tara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.

98 Bahasa Indonesia
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak mem-
baca buku.
4. Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului
anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng-
hubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia mem-
peroleh beasiswa belajar di luar negeri.
6. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,
seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai
sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?

Kimia B 2016 UNIB 99


Wah, bukan main!
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, Kita harus berbagi dalam hidup ini.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau
kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
Di mana Saudara tinggal? tanya Pak Lurah.
Masuk ke dalam kelas sekarang! perintahnya.
8. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) ba-
gian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan
Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakar-
ta: Restu Agung.

100 Bahasa Indonesia


10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan
kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indo-
nesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan
gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya
dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A.
(Siti Khadijah Mas Agung).
12. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
atau keterangan aposisi.
Misalnya:
Di daerah kami, Misalnya, masih banyak bahan tambang
yang belum diolah.

Kimia B 2016 UNIB 101


Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiann-
ya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di pergu-
ruan tinggi itu tanpa melalui tes.
14. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/
salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan
bahasa daerah.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata pen-
ghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik
membaca cerita pendek.
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa
klausa.
Misalnya:
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan

102 Bahasa Indonesia


(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda
koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus;
pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga,
dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

D. Tanda Titik Dua (:)


1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hid-
up atau mati.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan
itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:

Kimia B 2016 UNIB 103


Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
i. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi
Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.
Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.
4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata
yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : Bawa koper ini, Nak!
Amir : Baik, Bu.
Ibu : Jangan lupa, letakkan baik-baik!

104 Bahasa Indonesia


5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan
halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan
anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit
dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Albaqarah: 25
Matius 2: 13
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Ba-
hasa.

E. Tanda Hubung (-)


1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang
terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru .
Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum- put laut.
Kini ada cara yang baru untuk meng- ukur panas.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang

Kimia B 2016 UNIB 105


3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan,
dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyam-
bung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
11-11-2013
p-a-n-i-t-i-a
4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
meng-ukur
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
23/25 (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
mesin hitung-tangan
Bandingkan dengan
be-revolusi
me-ngukur
dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
20 3/25 (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
mesin-hitung tangan
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);

106 Bahasa Indonesia


b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa
huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas
rahmat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang
berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-
ku).
6. Catatan:
Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika
angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia)
LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi In-
donesia)
P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indo-
nesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
di-sowan-i (bahasa Jawa, didatangi)
ber-pariban (bahasa Batak, bersaudara sepupu)
di-back up

Kimia B 2016 UNIB 107


8. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat
yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah men-
jadi pembetonan.

F. Tanda Pisah ()
1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata
atau kalimat yang mem-beri penjelasan di luar bangun ka-
limat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diper-
juangkan oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itukita sependapatdapat dicapai jika kita
mau berusaha keras.
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
Soekarno-HattaProklamator Kemerdekaan RIdiabadi-
kan menjadi nama bandar udara internasional.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau
tempat yang berarti sampai dengan atau sampai ke.
Misalnya:
Tahun 20102013

108 Bahasa Indonesia


Tanggal 510 April 2013
JakartaBandung

G. Tanda Tanya (?)


1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
Siapa pencipta lagu Indonesia Raya?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menya-
takan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
H. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau per-
nyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggam-
barkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang
kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!

I. Tanda Elipsis (...)

Kimia B 2016 UNIB 109


1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam
suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa ba-
hasa negara ialah .
..., lain lubuk lain ikannya.
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik empat buah).
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sele-
sai dalam dialog.
Misalnya:
Menurut saya seperti bagaimana, Bu?
Jadi, simpulannya oh, sudah saatnya istirahat.
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik empat buah).

J. Tanda Petik ()
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

110 Bahasa Indonesia


Misalnya:
Merdeka atau mati! seru Bung Tomo dalam pidaton-
ya.
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film,
sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Misalnya:
Sajak Pahlawanku terdapat pada halaman 125 buku itu.
Marilah kita menyanyikan lagu Maju Tak Gentar!
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang ku-
rang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Dilarang memberikan amplop kepada petugas!
K. Tanda Petik Tunggal ()
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang
terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia, Kaudengar bunyi kring-kring tadi?
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, ter-
jemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
tergugat yang digugat
retina dinding mata sebelah dalam

Kimia B 2016 UNIB 111


L. Tanda Kurung (())
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
Misalnya:
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau pen-
jelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama tempat yang
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang
keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihi-
langkan.
Misalnya:
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka
yang digunakan sebagai penanda pemerincian.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya pro-
duksi, dan (c) tenaga kerja.

M. Tanda Kurung Siku ([])


1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan
atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

112 Bahasa Indonesia


Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di
dalam Bab II [lihat halaman 3538]) perlu dibentangkan
di sini.
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam
dua tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau,


serta setiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi mahasiswa dan mahasiswi
dikirimkan lewat darat/laut dikirimkan lewat darat atau le-
wat laut

3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau


kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas ke-
salahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.

Kimia B 2016 UNIB 113


Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beber-
apa kali.

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof ()


Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilan-
gan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks ter-
tentu.
Misalnya:
Dia kan kusurati. (kan = akan)

114 Bahasa Indonesia


RANGKUMAN

1. Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan kete-


patan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna
bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,memahami
dan menguasai dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif
yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mam-
pu mengomunikasikan nya secara efektif kepada pembaca atau
pendengarnya.
2. Pengguna bahasa harus pila memperhatikan kesesuaian
kata agar tidak merusak makna,suasana dan situasi yang hendak
ditimbulkan
3. Fungsi diksi:
Melambangkan gagasan yang akan di ekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat(sangat resmi,resmi
dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pemba-
ca.
Menciptakan komunikasi yang baik dan benar
Mencegah perbedaan penafsiran
Mencegah salah pemahaman
Mengefektifkan pencapaian target komunikasi
4. Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat
pemakainya. Pengembangan diksi terjadi pada kata
5. Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasrkan ada
atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lebih menekankan tidak
adanya nilai rasa,seangkan konotasi bernilai rasa kias.
6. Sinonim ialah persamaan makna kata. Artinya dua kata
atau lebih yang berbeda bentuk,ejaan dan pengucapannya,tetapi

Kimia B 2016 UNIB 115


bermakna sama
7. Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpas-
angan
8. Kata tanya hanya digunakan untuk menanyakan sesuatu
jika tidak menanyakan sesuatu tidak digunakan(digunakan berarti
salah).
9. Kata abstrak mempunyai referensi berupa kosep,sedang-
kan kata konkret mempunyai referensi objek yang dapat diamati
10. Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang
lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata,makin umum si-
fatnya. Sebaliknya, makna kata menjadi sempit ruang lingkupnya
makin khusus sifatnya.
11. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan suatu makna,konsep,proses,keadaan atau sifat
yang khas dalam keadaan tertentu.ada dua macam istilah yaitu
istilah khusus dan istilah umum
12. Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri
atas 26 huruf
13. Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia
terdiri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
14. Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indo-
nesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r,
s, t, v, w, x, y, dan z
15. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang
dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
a. Huruf kapital
1. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

116 Bahasa Indonesia


2. huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
orang termasuk julukan.
3. huruf kapital dipakai pada kalimat awal petikan(....).
4. setiap kata agama,kitab suci,dan tuhan termasuk kata ganti
sebutan untuk tuhan.
5. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehor-
matan,keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.
6. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,suku
bangsa dan bahasa.
7. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,bu-
lan,hari,hari raya,dan peristiwa sejarah.
8. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
9. huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara,lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,serta nama
dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
10.huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
pemerintah, dan ketatanegaraan,serta dokumen resmi.
11. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di
dalam nama buku,majalah,surat kabar,dan judul karangan kecuali
kata seperti di,ke,dari,dan,yang,dan untuk yang tidak terletak pada
posisi awal.
12. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak,ibu,saudara,kakak,adik,dan
paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
13. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar,pangkat,dan sapaan.
14. huruf kapital dipakai sebagai huruf petaa kata ganti Anda

Kimia B 2016 UNIB 117


15. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang.
b. Huruf Miring
1. huruf miring dalam cectakan dipakai untuk menuliskan nama
bbuku,majalah,dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2. huruf miring dipakai dalam cetakan dipakai untuk menegaskan
atau mengkhususkan huruf,bagian kata,kata,atau kelompok kata.
3. huruf miring dan cetakan dipakati untuk menuliskan kata nma
ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaan-
nya.
Catatan: dalam tulisan tangan atau ketikan,huruf atau kata yang
akan dicetak miring diberi satu garis bawahnya.
16. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
17. . Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan
awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
18. . Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan
awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
19. Tanda titik bisa dipakai pada akhir kalimat pernyataan
20. Tanda koma bisa dipakai di antara unsur-unsur dalam
suatu pemerincian atau pembilangan.
21. Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau per-
nyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
22. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film,
sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kali-
mat.
23. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam

118 Bahasa Indonesia


suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
24. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata,
atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan
atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
25. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata,
atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesala-
han atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
26. Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilan-
gan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Kimia B 2016 UNIB 119


EVALUASI BAB 5

1. Istilah lain dari diksi adalah


a. Pilihan kata
b. Ejaan
c. Kata baku
d. Kalimat rancu

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film,


sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai da-
lam...
a. Paragraf
b. Kalimat
c. Puisi
d. Cerpen

3. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dil-


ambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi
disebut...
a. Huruf konsonan
b. Huruf vokal
c. Huruf diftong
d. Huruf abjad

120 Bahasa Indonesia


4. persamaan makna kata disebut juga dengan...
a. antonim
b. akronim
c. anonim
d. Sinonim

5. Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan...


a. Sudut pandang
b. Pemaparan
c. Kejelasan
d. Ruang lingkupnya

6. Uraian sebuah konsep biasanya diawali dengan pembaha-


san umum yang menggunakan kata abstrak dilanjutkan den-
gan detail yang menggunakan...
a. Kalimat efektif
b. Kata baku
c. Kata konkret
d. Kata kias

7. Untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, dan


waktu serta nilai uang,ialah...

Kimia B 2016 UNIB 121


a. Abjad
b. Angka
c. Huruf vokal
d. Konsonan

8. Untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang mem-


beri penjelasan di luar bangun kalimat digunakan...
a. Tanda pisah
b. Tanda seru
c. Tanda tanya
d. Tanda koma

9. Untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa


seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat digunakan...
a. Tanda seru
b. Tanda seru
c. Tanda tanya
d. Tanda koma

10. Untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau


kata yang mempunyai arti khusus dapat digunakan...
a. Tanda seru

122 Bahasa Indonesia


b. Tanda tanya
c. Tanda petik
d. Tanda koma
Essay
1. Apa fungsi diksi ?
2. Apa saja syarat-syarat ketepatan pilihan kata ?
3. Apakah yang dimaksud dengan makna lugas ?
4. Apakah yang dimaksud dengan idiomatik ?
5. Berikan 2 contoh penggunaan tanda petik yang benar
menurut EBI !

Kimia B 2016 UNIB 123


A.Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan


gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami
oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini
adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan
gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata
lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap
seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

B.Unsur-UnsurKalimat Efektif

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-


buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini
disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P),
objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa
Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni
subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan ket-

124 Bahasa Indonesia


erangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir,
atau wajib tidak hadir.

1. Subjek (S)

Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh,


sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/
pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa
benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh sebagai berikut ini:

a. Ayahkusedang melukis.

b. Meja direkturbesar.

c. Yang berbaju batikdosen saya.

d. Berjalan kakimenyehatkan badan.

e. Membangun jalan layangsangat mahal.

Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S.


Contoh S yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat
(a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat
(c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat
(d) dan (e).

Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk


S selalu merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh
di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat (c), (d)
dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk
pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d),

Kimia B 2016 UNIB 125


yangberbaju batikdanberjalan kakitentulah orang (benda). De-
mikian jugamembangun jalan layangyang menjadi S pada kalimat
(e), secara implisit juga merujuk pada hasil membangun yang
tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami leb-
ih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap, pada awal kalimat
(c) sampai (e), yaituorangpada awal kalimat (c) dankegiatanpada
awal kalimat (d) dan (e).

Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertan-


ya dengan memakai kata tanyasiapa(yang) atauapa(yang)
kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang dia-
jukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak
logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh kali-
mat yang tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas pelaku
atau bendanya.

a. Bagi siswa sekolah dilarang masuk.

b. Di sini melayani obat generic.

c. Memandikan adik di pagi hari.

Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat


karena tidak mempunyai S. Kalau ditanya ,siapa yang dilarang
masukpada contoh (a)siapa yang melayani reseppada contoh (b)
dansiapa yang memandikan adikpada contoh (c), tidak ada jawa-
bannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.

2. Predikat (P)

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melaku-

126 Bahasa Indonesia


kan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/
tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tin-
dakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat,
situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam
kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki
oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar
berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina,
atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:

a. Kudameringkik.

b. Ibusedang tidur siang.

c. Putrinyacantik jelita.

d. Kota Jakartadalam keadaan aman.

e. Kucingkubelang tiga.

f. Robbymahasiswa baru.

g. Rumah Pak Hartawanlima.

Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P.


kata meringkikpada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda.
Kelompok kata sedang tidur siangpada kalimat (b) memberitahu-
kan melakukan apa ibu, cantik jelitapada kalimat (c) memberita-
hukan bagaimana putrinya, dalam keadaan amanpada kalimat (d)
memberitahukan situasi kota Jakarta,belang tigapada kalimat (e)
memberitahukan ciri kucingku,mahasiswa barupada kalimat (f)
memberitahukan status Robby, danlimapada kalimat (g) member-
itahukan jumlah rumah Pak Hartawan.

Kimia B 2016 UNIB 127


Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak
ada kata-kata menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau
status pelaku atau bendanya.

a. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.

b. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.

c. Bandung yang terkenal kota kembang.

Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya


kalimat normal, yaitu diawali dengan hurufkapital dan diakhiri
dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang
berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan
apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada
jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di
Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang
itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang
tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh
(a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata
yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan
kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.

3. Objek (O)

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek


pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Le-
tak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba
yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.

a. Nurul menimang

128 Bahasa Indonesia


b. Arsitek merancang

c. Juru masak menggoreng

Verba transitif menimang,merancang danmenggoreng

pada contoh tersebut adalah P yang menuntut untuk

dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat it-


ulah yang dinamakan objek. Jika P diisi oleh verba intransitif, O
tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan
tidak wajib hadir. Verba intransitivemandi, rusak, pulangyang
menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.

a.Nenek mandi.

b.Komputerku rusak.

c.Tamunya pulang.

Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kali-


matnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak
O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipas-
ifkan.

a. Martina Hingis mengalahkanYayuk Basuki(O)

b. Yayuk Basuki(S)dikalahkan oleh Martina Hingis.

c. Orang itu menipuadik saya(O)

d. Adik saya(S)ditipu oleh orang itu.

Kimia B 2016 UNIB 129


4. Pelengkap (pel)

Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang me-


lengkapi P. letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa
verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang
mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa
nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Perhatikan cnntoh di bawah ini:

a.Ketua MPRmembacakanPancasila.

S P O

b.Banyak orpospolberlandaskanPancasila.

S P Pel

Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi
oleh nominaPancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa
hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan
kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:

Pancasiladibacakan olehketua MPR.

S P O

PosisiPancasilasebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipin-


dah ke depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah
kalimat yang tidak gramatikal.

Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.

Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya.

130 Bahasa Indonesia


Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga
diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.

Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P.


Apabila dalam kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang
O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel.
Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.

a. Sutardji membacakan pengagumnyapuisi kontemporer.

b. Mayang mendongengkan RayhanCerita si Kancil.

c. Sekretaris itu mengambilkan atasannyaair minum.

d. Annisa mengirimi kakeknyakopiah bludru.

e. Pamanku membelikan anaknyarumah mungil.

5. Keterangan (ket)

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan


berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket
dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat
bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket
adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.

Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam


kalimat. Para ahli membagi keterangan atas Sembilan macam yaitu
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA

Kimia B 2016 UNIB 131


Jenis ket- Posisi/peng-
No. Contoh pemakaian
erangan hubung
1. Tempat Di Di kamar, di kota

Ke Ke Surabaya, ke rumahnya

Dari Dari Manado, dari sawah

Pada Pada permukaan

2. Waktu - Sekarang, kemarin

Pada Pada pukul 5 hari ini

Dalam Dalam 2 hari ini

Se- Sepulang kantor

Sebelum Sebelum mandi

Sesudah Sesudah makan

Selama Selama bekerja

sepanjang Sepanjang perjalanan

3. Alat dengan Dengan pisau, dengan mobil

132 Bahasa Indonesia


Supaya/agar Supaya/agar kamu faham

Untuk Untuk kemerdekaan


4. Tujuan
Bagi Bagi masa depan

Demi Demi orang tuamu

Secara
Secara hati-hati
Dengan cara
5. Cara Dengan cara damai
Dengan
Dengan jalan berunding
jalan

6. Kesalingan - Satu sama lain

Seperti Seperti angin

7. Similatif Bagaikan Bagaikan seorang dewi

Laksana Laksana bintang di langit

Karena Karena perempuan itu


8. Penyebab
Sebab Sebab kegagalannya
Dengan Dengan adiknya

9. Penyerta Bersama Bersama orang tuanya

Beserta Beserta saudaranya

C.Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus me-

Kimia B 2016 UNIB 133


menuhi syarat-syarat berikut, yaitu adanya:

1)Kesepadanan Struktur

Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan


struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihat-
kan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran
yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum


di bawah ini:

1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja mem-


buat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu
kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata
depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai,
menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:

a. Kepada para peserta diskusi dipersilakan masuk. (Salah)

b. Para peserta diskusi dipersilakan masuk.(Benar)

2. Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:

a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu saya kurang jelas.

134 Bahasa Indonesia


Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :

1. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.

2. Saat itu bagi saya kurang jelas.

3. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat


tunggal.

Contoh:

a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengi-


kuti acara pertama.

b.Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia mem-


beli sepeda motor Suzuki.

c. Sebab gubernur tidak menyetujui usulan.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara.


Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua
gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan
penghubung antarkalimat, sebagai berikut

a. Kami datang agak terlambat sehingga kami ti-


dak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, se-


dangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
AtauKakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi,
dia membeli sepeda motor Suzuki.

Kimia B 2016 UNIB 135


c. Gubernur tidak menyetujui usulan.

4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.


Perbaikannya adalah sebagai berikut:

a) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

b) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2)Keparalelan Bentuk

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan da-


lam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan no-
mina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua
juga menggunakan verba.

Contoh:

a. Harga BBM minggu ini segera dibekukan atau kenaikan se-


cara luwes.

b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan


pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk


kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu
dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara

136 Bahasa Indonesia


menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga BBM minggu ini segera dibekukan atau dinaikkan


secara luwes.

Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang men-


duduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, me-
masang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau
diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan


pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

3)Ketegasan Makna

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan


pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan da-
lam kalimat.

1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal


kalimat).

Contoh:

a. Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa


dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialahpresiden mengharapkan.

b. Harapan presiden ialah agar rakyat mem-

Kimia B 2016 UNIB 137


bangun bangsa dan negaranya.
PenekanannyaHarapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi


kalimat.

2. Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah,
telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

138 Bahasa Indonesia


4)Kehematan Kata

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat memper-


gunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh
tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

a) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan


pengulangan subjek.

Perhatikan contoh:

1. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

2. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa


presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.

1. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

2. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presi-


den datang.

b) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pe-


makaian superordinat pada hiponimi kata.

Perhatikan contoh:

a. Ia memakai baju warna merah.

Kimia B 2016 UNIB 139


b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kata merah sudah mencakupi kata warnadan kata pipit sudah men-
cakupi kata burung.

Kalimat itu dapat diubah menjadi

a. Ia memakai baju merah.

b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

c) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan


kesinoniman dalam satu kalimat.

Perhatikan kalimat di bawah ini.

Sekarang ini ia sedang membersihkan mobilnya di halaman be-


lakang.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi

Sekarang ini ia membersihkan mobilnya di halaman belakang.

d) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan


kata-kata yang berbentuk jamak.

Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang

bentuk baku : para tamu, beberapa orang.

5)Kecermatan dan kesantunan

Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan taf-


siran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat beri-

140 Bahasa Indonesia


kut.

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima had-


iah.

Kalimat tersebut memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal,


mahasiswa atau perguran tinggi. Perhatikan kalimat berikut.

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja,


para hulubalang, dan para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentan-
gan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah
menjadi

Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang,


dan para menteri.

6)Kepaduan Makna

Kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam


kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak ter-
pecah-pecah.

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencer-


minkan cara berpikir yang tidak

simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan ber-
tele-tele.

Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-
orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan

Kimia B 2016 UNIB 141


itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian
manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab

b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen +


verbal secara tertib dalam

kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

Contoh:

Surat itu saya sudah baca.

Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek ter-


letak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk

1. Surat itu sudah saya baca.

2. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata


seperti daripada atau tentang

antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

1. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

2. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada


rumah-rumah adat. Seharusnya:

142 Bahasa Indonesia


1. Mereka membicarakan kehendak rakyat.

2. Makalah ini akan membahas desain interior pada ru-


mah-rumah adat.

7)Kelogisan Makna

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu


dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.

Contoh :

Disini dijual sup buntut, sup brenebon, dan kaki sapi. (Salah)

Disini dijual sup buntut, sup brenebon, dan sup kaki sapi. (Benar).

D.Syarat-Syarat Kalimat Efektif

Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

a. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

b. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara


pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pem-
baca atau penulisnya.

E.Struktur Kalimat Efektif

Struktur kalimat efektifharuslah benar. Kalimat itu harus


memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang men-
jadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu
memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya
kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan

Kimia B 2016 UNIB 143


kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.

Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang


jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya
terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubun-
gan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan atur-
an-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi
bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan
kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai ba-
hasa itu.

Misalnya, Anda akan menyatakanSaya menulis surat buat


papa.Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:

1.Buat Papa menulis surat saya.

2.Surat saya menulis buat Papa.

3.Menuis saya surat buat Papa.

4.Papa saya buat menulis surat.

5.Saya Papa buat menulis surat.

6.Buat Papa surat saya menulis.

Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun


terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut
(sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang
satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan
berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.

Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terha-

144 Bahasa Indonesia


dap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat
selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi,
maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hukum yag sudah
dibiasakan.

Kimia B 2016 UNIB 145


RANGKUMAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran


penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap
seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Kalimat efektif harus merupakan kalimat bahasa Indonesia


baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan
predikat.

Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus me-


menuhi berikut, yaitu adanya:

1)Kesepadanan Struktur

1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Contoh:

Kepada para peserta diskusi dipersilakan masuk. (Salah)

Para peserta diskusi dipersilakan masuk.(Benar)

2. Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:

Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (Salah)

Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (Benar)

3. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat

146 Bahasa Indonesia


tunggal.

Contoh:

Sebab gubernur tidak menyetujui usulan. (Salah)

Gubernur tidak menyetujui usulan. (Benar)

4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. (Salah)

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (Benar)

2)Keparalelan Bentuk

Contoh:

Harga BBM minggu ini segera dibekukan atau kenaikan secara


luwes. (Salah)

Harga BBM minggu ini segera dibekukan atau dinaikkan se-


cara luwes. (Benar)

3)Ketegasan Makna

1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal


kalimat).

Contoh:

a. Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa


dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Kimia B 2016 UNIB 147


Penekanannya ialahpresiden mengharapkan.

2. Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

4)Kehematan Kata

a) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan


pengulangan subjek.

Perhatikan contoh:

148 Bahasa Indonesia


Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa
presiden datang. (Salah)

Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden


datang.(Benar)

b) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pe-


makaian superordinat pada hiponimi kata.

Perhatikan contoh:

Ia memakai baju warna merah. (Salah)

Ia memakai baju merah. (Benar)

c) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan


kesinoniman dalam satu kalimat.

Perhatikan kalimat di bawah ini.

Sekarang ini ia sedang membersihkan mobilnya di halaman be-


lakang. (Salah)

Sekarang ini ia membersihkan mobilnya di halaman belakang. (Be-


nar)

d) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan


kata-kata yang berbentuk jamak.

Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang

bentuk baku : para tamu, beberapa orang.

Kimia B 2016 UNIB 149


5)Kecermatan dan kesantunan

Contoh :

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulu-


balang, dan para menteri.

Diubah menjadi :

Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para


menteri.

6)Kepaduan Makna

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencer-


minkan cara berpikir yang tidak

simetris. Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan
bertele-tele.

b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen +


verbal secara tertib dalam

kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

antara predikat kata kerja dan objek penderita.

7)Kelogisan Makna

Contoh :

Disini dijual sup buntut, sup brenebon, dan kaki sapi. (Salah)

Disini dijual sup buntut, sup brenebon, dan sup kaki sapi. (Benar).

150 Bahasa Indonesia


Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

a. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

b. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara


pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pem-
baca atau penulisnya.

Kalimat efektifharuslah terstruktur dengan benar. Kalimat itu


harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang
menjadikan adanya kesatuan arti.

Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang


jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya
terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubun-
gan satu sama lain.

Kimia B 2016 UNIB 151


EVALUASI BAB 6

1. Kalimat berikut ini merupakan contoh kalimat efektif, kec-


uali....
a. Kita harus dapat membuktikan bahwa kita mampu melak-
sanakan tugas ini.

b. Marilah kita memulai pertemuan ini!

c. Dalam pertemuan ini, kita akan membicarakan rencana perjala-


nan wisata ke Bandung.

d. Akan kita diskusikan lagi masalah ini besok!

e. Kita akan bicarakan lagi masalah ini.

2. Kalimat yang paling tepat susunannya adalah

a. Jika Anda memerlukan bantuan, dapat menghubung kami di


kantor.

b. Bagi yang berminat mengikuti pelatihan musik dapat mendaft-


arkan diri di sekretariat.

c. Dari hasil rapat kemarin mengisyaratkan bahwa proposal yang


diajukan disetujui.

d. Jika hal itu diperhatikan oleh para pengunjung jalan, tidak akan
menimbulkan kemacetan.

e. Dalam buku petunjuk teknis, telah dijelaskan langkah-lang- kah


kerja secara operasional.

152 Bahasa Indonesia


3. Barang siapa yang terlambat, agar supaya menghadap guru
piket.

Kalimat yang efektif untuk memperbaiki pengumuman


tersebut adalah ........

a. Siapa yang terlambat, segeralah menghadap guru piket.

b. Yang merasa terlambat harap melapor ke guru piket.

c. Sebaiknya yang terlambat cepat lapor ke guru piket.

d. Agar supaya yang terlambat melapor kepada guru piket. e. Yang


terlambat agar melapor kepada guru piket.

4. Kalimat berikut hemat penggunaannya adalah

a. Hampir semua kura-kura itu dijual dengan harga semu- rah-mu-


rahnya.

b. Semua masalah-masalah itu perlu segera didiskusikan.

c. Berita tentang segerombolan sapi-sapi yang akan dimus- nahkan


itu sangat mencemaskan.

d. Daftar nama-nama siswa ditempel di papan pengumuman.

e. Festival itu diikuti oleh sekelompok ibu-ibu dari Dharma

Wanita berbagai wilayah.

5. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri bahwa

Kimia B 2016 UNIB 153


orang itu bekerja seharian dari pagi sampai petang.

Kalimat di atas adalah kalimat yang tidak hemat kata. Kali-


mat beri-

kut adalah kalimat hemat kata yang mewakili maksud kalimat di


atas, yaitu.

a. Saya melihat orang itu bekerja.

b. Saya melihatnya bekerja seharian.

c. Saya melihat dengan sendirinya orang itu bekerja seharian.

d. Saya melihat sendiri orang itu bekerja seharian.

e. Saya melihatnya bekerja dari pagi sampai sore.

6. Di bawah ini adalah kalimat-kalimat yang tidak efektif, ke-


cuali.

a. Untuk pembangunan gedung itu menghabiskan biaya ser- atus


juta rupiah.

b. Pelaksanaan pembangunan jembatan dilaksanakan selama satu


tahun.

c. Struktur bahasa Indonesia berbeda dengan struktur bahasa asing.

d. Kepada Bapak dan Ibu sekalian harap mengambil snack dan


minuman di ruang istirahat.

154 Bahasa Indonesia


e. Dalam rapat itu membicarakan biaya SPP.

7. Di antara kalimat-kalimat berikut yang efektif adalah.

a. Hanya dengan sedikit tenaga ia dapat memindahkan benda itu.

b. Tujuan hidupnya adalah mengangkat kehidupan familinya dari


kebodohan.

c. Ia memperoleh banyak keuntungan dengan berdagang kain


kiloan.

d. Dengan waktu yang sangat singkat dia dapat memperbaiki pe-


sawat televisi yang rusak.

e. Akhirnya, ia berhasil mendirikan Yayasan Sosial, seperti yang


dicita-citakannya sejak remaja.

8. Pembangunan pertanian tidak hanya membatasi pada


pengembangan tanaman tradisional.

Kalimat di atas dianggap tidak efektif karena penggunaan


kata yang salah. Kata yang salah itu adalah.

a. pembangunan b. tidak

c. membatasi d. tanaman

e. tradisional

Kimia B 2016 UNIB 155


9. Sebagaimana telah ditetapkan dalam GBHN, bahwa pem-
bangunan pendidikan dititikberatkan pada peningkatan setiap jen-
jang dan jenis pendidikan.

Kalimat di atas dapat diperbaiki dengan menghilangkan


kata

a. sebagaimana

b. telah

c. dalam

d. bahwa

e. pada

10. Penulisan kalimat efektif adalah

a. Para siswa rajin belajar agar supaya pandai

b. Para siswa rajin belajar supaya pandai

c. Para siswa rajin belajar pada saat sekarang ini

d. Para siswa rajin belajar agar supaya mendapat ilmu

Essay

1. Apa yang dimaksud kalimat efektif?

2. Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!


156 Bahasa Indonesia
3. Berikan contoh kalimat efektif dan tidak efektif!

4. Sebutkan syarat kalimat menjadi efektif!

5. Sebutkan beberapa cara untuk membentuk penekanan dalam ka-


limat!

Kimia B 2016 UNIB 157


A. Pengertian paragraf

Paragraf didefinisikan secara bermacam-macam, mulai dari yang


sederhana hingga yamg cukup rumit dan terperinci. Pertamaperlu
disebutkan bahwa paragraf sesungguhnya merupakan sebuah karan-
gan mini. Dikatakan sebagai karangan mini karena sesungguhnya
segala sesuatu yang lazim terdapat didalam karangan atau tulisan,
sesuai dengan prinsip dan tata kerja karang- mengarang dan tulis
menulis pula. Terdapat pula dalam sebuah paragraf atau setidaknya,
hitungan panjang- pendeknya karangan itu dihitung dalam sesuai
dengan banyak atau jumlah paragraf. Secara visual paragraf ditan-
dai oleh dua hal : 1. Baris pertama ditulis atau diketik menjorok
kedalam sebanyak lima ketukan dari margin kiri, 2. Selalu diawali
baris baru. Paragraf
atau alenia adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam
kalimat atau kumpulan kalimat yang berkaitan untuk membentuk
suatu ide atau gagasan pokok.

B. Ciri dan Syarat Paragraf

Paragraf terdiri dari beberapa kalimat , kalimat_ kalimat di

158 Bahasa Indonesia


dalam paragraf itu memiliki beberapa syarat, yaitu:

1. Kesatuan, adalah setiap paragraf hanya membicarakan satu


topik atau satu pokok permasalahan tanpa ide poko atau ide
utama yang jelas, sebuah paragraf tidak akan tidak akan
memiliki kendali. Ide utama harus ditempatkan pada posisi
yang jelas, sehingga pengembangan terhadap ide utama itu
akan mudah di lakukan.

2. Koherensi, adalah kalimat- kalimat yang ada dalam paragraf


satu dengan yang lain berkaitan secara padu untuk men-
dukung satu ide tersebut. kalimat dalam paragraf itu harus
disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelas-
kan hubungan antara kalimat yangsatu dengan yang lainnya
dalam paragraf itu. Harus mengandung pertalian yang logis
apalagi tidak bertautan dengan ide pokoknya.

C. Unsur- Unsur paragraf

1. Gagasan utama atau ide pokok, paragraf yangtidak memi-


liki ide pokok sesungguhnya tidak dapat dianggap sebagai
paragraf, idepokokitulah pengendali dari bangunan paragraf
itu. Bahkan dalam paragraf narasi yang ide pokoknya terim-
plikasi atau tersirat didalam sebuah paragraf, ide pokok yang
tersirat itupun mampu menjadi kendali.

2. Kalimat utama, kalimat utama paragraf itu harus berisi ide


utama dari paragaf yang bersangkutan.

3. Kalimat penjelas, dapat dikatakan sebagai kalimat penjelas


karena tugas dari kalimat itumemang menjelaskan dan men-

Kimia B 2016 UNIB 159


jabarkan lebih lanjut ide pokok ataukalimat utama yang ter-
dapat dalam paragraf tersebut. Panjang dan atau jumlah ka-
limat penjelas dalam sebuah paragaf tidak ada ukuran yang
pasti.

4. Tema , adalah pokok permasalahan yang terdapat dalam ba-


caan dan menjadi dasar dalam sebuah karangan,

D. Jenis-Jenis paragraf

1. Berdasarkan letak kalimat utama,

a. Paragraf Deduksi, adalah paragraf yang kalimat utamanya


terletak pada awal kalimat, pemaparannya dimulai hal-hal
yang sifatnya umum kemudian disertai dengan jabaran jaba-
ran sifatnya khusus, jadi penalaran deduktif berkaitan dengan
penyusunan paragraf demikian ini adalah penalaran dengan
model umum-khusus. Contohnya,Penyalahgunaan narkoba
sangat berbahaya bagi kesehatan. Narkoba memiliki efek
ketagihan dan setiap jenis dari narkoba memiliki efek yang
berbeda beda diantaranya adalah dapat menyebabkan detak
jantung yang lebih cepat dari normal bahkan banyak kasus
orang yang menggunakan narkoba sampai mengalami kema-
tian karena overdosis
b. Paragraf Induksi, adalah paragraf yang kalimat utamanya
terletak pada akhir paragraf, kalimat poko yang tempatnya
di akhir paragraf terlebih dahulu diawali dengan kalimat-
kalimat penjelas , kalimat penjelas itu dapat berupa perin-
cian- perincian, analisisdan deskripsi, contoh contoh dan
sejumlah pemaparan serta argumentasi. Pada akhir paragraf-

160 Bahasa Indonesia


nya , semua yang telah disajikan di dalm awal hingga per-
tengahan paragraf itu kemudian disimpulkan diakhir paragaf.
contohnya Penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya bagi
kesehatan. Narkoba memiliki efek ketagihan dan setiap jenis
dari narkoba memiliki efek yang berbeda beda diantaranya
adalah dapat menyebabkan detak jantung yang lebih cepat
dari normal bahkan banyak kasus orang yang menggunakan
narkoba sampai mengalami kematian karena overdosis
c. Paragraf Variatif ( campuran ), adalah paragraf yang ka-
limat utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf, Da-
lam jenis paragraf ini, terdapat kalimat kalimat penjelas yang
berada di antara kedua kalimat pokok di awal dan di akhir
paragraf tersebut. Dengan begitu akan terbentuk sebuah para-
graf yang terdiri 3 bagian yang bersifat umum-khusus-umum.
Contohnya : Indonesai merupakan negera dengan kekayaan
alam yang sangat berlimpah. Dengan wilayah yang terdiri
dari banyak sekali pulau besar dan kecil, sudah barang pas-
ti negera Indonesia mempunyai wilayah lautan yang tidak
sedikit. Begitu pula dengan daratannya, dengan kombinasi
antara dataran rendah dan tingginya yang saling menyam-
bung semakin memperluas cakupan kekayaan hayati tanah
air. Laut yang sangat luas menyimpan kekayaan hewani dan
potensi kelautan lainya. Di tanah kering pun, keberaneka rag-
aman flora dan fauna juga menambah inventaris kekayaan
Indonesia. Belum lagi dengan penampakan alam nya yang
indah, terbentang dengan sangat elok dari sabang hingga
kota merauke. Semuanya merupakan kombinasi yang tepat
mengisi kazanah negeri ini. Melihat semua potensi tersebut,

Kimia B 2016 UNIB 161


tidak diragukan lagi memang Indonesia merupakan negara
yang sangat kaya.
d. Paragraf naratif, adalah jenis paragraf yang kalimat uta-
manya tersebar dalam semua kalimatdalam paragraf,jenis
paragraf ini sering ditemui pada cerita atau kronologi suatu
peristiwa.

contohnya Pagi ini hari Minggu, 11 Maret 2001 Dina ber-


encana untuk pergi mengunjungi pamannya yang berada di desa.
Sebelum keberangkatannya ke desa, Dina telah mempersiapkan
perbekalan yang dibutuhkan, seperti makanan dan minuman untuk
bekal di perjalanan serta pakaian ganti yang akan dipakainya saat di
rumah pamannya. Tak lupa Dina juga membawakan oleh-oleh un-
tuk pamannya berupa makanan yang dibuatkan secara khusus oleh
ibunya. Minggu pagi itu tepat pukul 09.00 Dina telah siap dengan
berbagai perbekalannya dan menuju Terminal Bus terdekat. Seki-
tar pukul 10.00, bus yang akan mengantarkan ke rumah pamannya
telah datang dan tepat pada pukul 12.00 siang Dina sampai di ru-
mah pamannya. Dina segera memberikan oleh-oleh yang dibuatkan
ibunya kepada sang paman dan ia bersiap untuk bermain bersama
saudara-saudaranya.

2. Berdasarkan Teknik Penyanpaian Isi

a. Deskripsi

Karangan yang menggambarkan atau melukiskan


suatu tempat, keadaan, atau benda dengan cara merangsang
indra pembaca sehingga pembaca menikmati atau melihat
sendiri apa yang di gambarkan tersebut.

162 Bahasa Indonesia


Contohnya : Pulau Komodo yang terletak di dekat pulau
Flores Nusa Tenggara Timur menjadi perhatian dunia karena disana
terdapat hewan langka Komodo. Pulau ini bisa dikunjungi kurang
lebih 1-2 jam dari pelabuhan terdekat. Populasi komodo di pulau
ini mencapai 1300 ekor(pada tahun 2009) ini sudah lebih dari cuk-
up untuk menarik minat wisatawan lokal maupun asing. Pulau yang
luasnya 390 km2ini telah diumumka sebagai salah satu dari 7 kea-
jaiban dunia.

b. Eksposisi

Karangan yang memaparkan suatu kedaan, proses,atau ma-


salah sejelas-jelasnya, tujuan karangan eksposisi ini adalah untuk
memberikan informasi atau penjelasan kepada pembaca dengan
cara mengembangkan gagasan.

Contohnya : Pancasila adalah dasar negara Indonesia,


kata pancasila terdiri dari 2 kata sansekerta yaitu panca dan sila.
Panca artinya lima dan sila artinya prinsip atau asas. Lima sendi
utama penyusun pancasila adalah Ketuhanan yang maha esa, Ke-
manusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

c. Persuasi

Karangan yang isinya mengajak pembaca untuk melakukan


apa yang dipaparkan nya,contohnya : Banjir telah menjadi masalah
umum masyarakat Jakarta. Banyak sekali kerugian yang diakibat-
kan oleh bencana alam banjir mulai dari kerugian material dan juga
kerugian non material . Namun perlu kita sadari penyebab banjir

Kimia B 2016 UNIB 163


sendiri ialah ulah manusia yang selalu merusak alam. Mulai dari
penebangan pohon liar , membuang sampah sembarangan sampai
mengotori sungai. Oleh karena itu agar kejadian banjir ini tidak
terulang lagi perlu adanya sikap nyata dari kita untuk menjaga
lingkungan.

d. Argumentasi

Karangan yang mengemukakan sesuatu dengan memberikan


alasan, contoh, dan bukti yang kuat sehingga pembaca meyakini
dan membenarkan pendapat, gagasan dan bukti-buktitersebut.

Contohnya : Semakin hari kini semakin mahal harga kebutuhan


pokok. Tentunya menjadi salah satu hal yang menyulitkan bagi kita
semua. Belum lagi masalah harga BBM yang dicanangkan akan
naik dalam waktu dekat ini. Tidak hanya itu saja, biaya pendidikan
yang tidak sedikit juga menjadi beban tersendiri bagi masyarakat.
Pada tahun 2010 saja angka kemiskinan di negara ini telah melon-
jak hingga 10% dari tahun sebelumnya. Alasan alasan tersebutlah
yang menjadikan hidup kita terutama rakyat miskin semakin terpu-
ruk. Pastinya anda semua setuju bukan dengan tersebut.

e. Narasi

Karangan yang terdiri atas kumpulan peristiwa yang dis-


usunsecara kronologis (menurut urutan waktu ) sehingga menjadi
suatu rangkaian peristiwa, paragraf narasi sering ditemukan di da-
lam cerita pendek , novel, hikayat, dan lain-lain.contohnya Tahun
1878 di sebuah kota kecil bernama Bonstok, Bosnia, terdapat se-
pasang suami istri yang sedang tersenyum menyambut kedatangan
buah hatinya yang lahir kedunia. Ialah Domnest Outalk, seorang

164 Bahasa Indonesia


anak yang nantinya akan memimpin negara tempat kelahiranya
tersebut. Waktu berlalu, hingga menginjak tahun 1891 ketika sang
patriot muda memutuskan untuk mencari jati dirinya di tanah per-
antauan jauh dari ayah bundanya. Namun bukan tanpa hasil 10 ta-
hun berselang, Agustus 1901, ia berhasil mencapai jajaran konsulat
negara yang dipandang.

Dan berkat tetesan darah dan keringat, tampuk kekuasaan tert-


inggi pun dapat ia raih di tahun 1913. Pencapaian yang sungguh
membanggakan kedua orang tuanya.

3. Berdasarkan Penalaran

Penalararan,adalah suatu proses berfikir manusia dengan


cara diperoleh suatu kesimpulan.

a. Deduksi

. Penarikan simpulan langsung diperoleh dari satu premis


untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan baru . contohnya: be-
berapa prajurit adalah gagah berani , beberapa yang gagah bera-
ni adalah prajurit.

. Pengnarikan simpulan tidak langsung

Silogisme , adalah penarikan kesimpulan melalui dua premis


umum dan premis khusus terdapat tiga premis;

1. Premis umum= PU, semua anggota golongan tertentu =A


memiliki sifat atau hal tertentu =B

2. Premis khusus=PK , sesuatu atau seseorang =C adalah ang-

Kimia B 2016 UNIB 165


gota golongan tertentuitu=A

3. Simpulan =S , sesuatu atau seseorang itu =C memiliki sifat


atau hal tersebut pada B= B.

RUMUS PU : semua AB

PK :CA

S : C=B

Contohnya ;

PU : semua pemilik mobil wajib membayar pajak

PK :pak budiman memiliki sebuah mobil

S : pak budiman wajib membayar pajak

Emtimem ,adalah suatu silogisme tanpa menyebutkan premis


umum yaitu langsung saja diketengahkan simpulan dengan
premis khusus sebagai penyebabnya.

RUMUS : C = B karena C =A

Entimem dari contoh silogisme diatas adalah pak budi-


man wajib membayar pajak, karena ia memiliki mobil

b. Induksi

. Generalisasi, penalaran jenis ini dimulai dengan mengemuka-


kan peristiwa yang khusus untuk diambil sinpulan secara umum,
contohnya :

Tembaga bila dipanaskan akan memuai

166 Bahasa Indonesia


Timah bila dipanaskan akan memuai

Seng bila dipanaskan akan memuai

Simpulannya ; semua logam apabila dipanaskan akan memuai.

. Analogi , penalaran jenis ini dimulai dengan membandingkan


dua hal yang memiliki persamaan, contohnya: Seorang anak yang
baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut kelak antara
lain bergantung pada bagaimana cara oran tua mendidiknya, pen-
garuh orang-orang terdekat dan lingkungannya. Demikian pula
kertas putih yang belum bernoda, akan menjadi apa kertas terse-
but tergantung pada apa yang akan kita goreskan pada kertas putih
tersebut.

c. Hubungan kausalitas

Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristi-


wa sehingga sampai pada suatu kesimpulan bahwa peristiwa terse-
but merupakan sebab suatu kejadian atau peristiwa tersebut mer-
upakan akibat suatu keadaan.

.hubungan sebab akibat, yang dikemukakan adalah peristiwa


yang menjadi sebab sehingga sampai pada sutu simpulan yang
menjadi akibat.

.hubungan akibat sebab, yang dikemukakan adalah peristiwa


yang menjadi akibat kemudian kita mencari penyebabnya.

. Hubungan sebab akibat 1 akibat 2 sebuah peristiwa yang kita


kemukakan dapat menimbulkan beberapa akibat yang lain.

Kimia B 2016 UNIB 167


RANGKUMAN

Paragraf atau alenia adalah suatu kesatuan pikiran yang ditu-


angkan dalam kalimat atau kumpulan kalimat yang berkaitan untuk
membentuk suatu ide atau gagasan pokok.

Paragraf memiliki ciri dan syarat yai-


tu harus lah memiliki kesatuan dan koherensi .
paragraf juga haryus memenuhi unsur seperti harus ada nya ga-
gasan utama atau ide pokok ,kalimat utama ,kalimat dan penjelas ,
tema. Paragraf terdiri dari beberapa jenis seperti :

1. Paragraf deduksi yaitu paragraf yang kalimat utamanya ter-


letak pada awal kalimat,,

2. Paragraf induksi yaitu paragraf yang kalimat utamanya


terletak pada akhir paragraf, kalimat poko yang tempatnya di
akhir paragraf terlebih dahulu diawali dengan kalimatkalimat
penjelas.

3. Paragraf variatif (campuran) yaitu) paragraf yang kalimat


utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf, Dalam jenis
paragraf ini, terdapat kalimat kalimat penjelas yang berada
di antara kedua kalimat pokok di awal dan di akhir paragraf
tersebut. Dengan begitu akan terbentuk sebuah paragraf yang
terdiri 3 bagian yang bersifat umum-khusus-umum.

4. Paragraf naratif yaitu jenis paragraf yang kalimat utamanya


tersebar dalam semua kalimatdalam paragraf,jenis paragraf
ini sering ditemui pada cerita atau kronologi suatu peristiwa.

168 Bahasa Indonesia


EVALUASI BAB 7

1. Di dunia moneter dikenal tiga macam inflasi. Seperti lemah ser-


ing diartikan sebagai laju inflasi yang kurang dari 5 %, sedang-
kan inflasi moderat adalah inflasi yang mencapai 20 %, meski-
pun ada yang memberi batasan inflasi moderat itu sampai 30 %.
Inflasi yang melebihi 30 % umumnya dianggap inflasi keras.

Paragraf tersebut dikembangkan melalui cara ....

a. deduktif

b. naratif

c. deskriptif

d. induktif

e. gabungan

2. Beberapa tips belajar menjelang UAN. Jangan pernah belajar


dadakan. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah
muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan
soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di
buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah
materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Oleh karena itu, maka
sebaiknya para guru memberitahukan tips belajar menjelang
UAN.

Wacana diatas termasuk paragraf

a. Naratif

Kimia B 2016 UNIB 169


b. Peyoratif

c. Induktif

d. Deduktif

e. Deduktif-Induktif

3. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan
soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang ti-
dak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar men-
jelang Ujian Akhir Nasional

Wacana yang diatas termasuk paragraf

a. Deduktif

b. Induktif- Deduktif

c. Induktif

d. Campuran

e. Selektif

4. Bacalah wacana berikut dengan saksama!


Bendungan di Desa Jatirogo ini tidak ada duanya di Indonesia.
Tubuh bendungan tersebut dari bantalan karet berisi air. Karena
terbuat dari karet, tinggi permukaannya bisa diatur secara fleksi-
bel. Bila terjadi banjir, bantalan karet itu dikempiskan. Dan air
bah lancar mengalir ke laut. Sebaliknya, bila volume air sun-
gai mengecil, tubuh bendungan diisi penuh, sehingga tinggin-

170 Bahasa Indonesia


ya mencapai 3 m. Sungai terbendung dan airnya dimanfaatkan
sebagai air minum dan irigasi. Pada saat yang sama, air pasang
dari laut akan terhambat dan tak mencemari sungai yang menja-
di sumber utama air tawar masyarakat di sekitar sungai. Simpu-
lan isi wacana di atas adalah

a. Bendungan dari bantalan karet dapat membendung sungai.

b. Bendungan dari bantalan karet sangat bermanfaat.

c. Bendungan dari bantalan karet dapat mengalirkan air.

d. Pemanfaatan air melalui bendungan bantalan karet.

e. Bendungan bantalan karet dapat diisi dengan air.

5. Bacalah teks berikut ini dengan saksama!


Soetomo lahir di Desa Ngepeh, Kabupaten Nganjuk, Jawa
Timur, pada tanggal 30 Juli 1888. Pada waktu kecil pemuda
itu oleh ayahnya diberi nama Soebroto. Nama itu kemudian
diganti menjadi Soetomo ketika dia mengikuti sekolah rendah
Belanda (ELS) di Bangil. Setelah tamat dari ELS di Bangil,
Soetomo melanjutkan studinya ke Jakarta. Ia masuk sekolah
kedokteran Jawa yang bernama STOVIA pada tanggal 10 Jan-
uari 1903. Pada masa kemahasiswaannya inilah, ia tampil se-
bagai penggerak utama berdirinya Boedi Oetomo pada bulan
Mei 1908.

Pernyataan-pernyataan berikut yang sesuai dengan isi paragraf


di atas adalah..

a. Soetomo lahir di Desa Ngepeh, Kabupaten Nganjuk, Jawa

Kimia B 2016 UNIB 171


Timur. Setamat dari ELS di Bangil, ia melanjutkan studinya
ke STOVIA di Jakarta. Pada masa kemahasiswaannya itulah
ia tampil sebagai penggerak berdirinya Boedi Oetomo.

b. Pada waktu kecil, Soetomo diberi nama Soebroto. Nama itu


kemudian diganti menjadi Soetomo untuk melanjutkan seko-
lah ke STOVIA Jakarta.

c. Soetomo lahir di Desa Ngepah, Kabupaten Nganjuk, Jawa


Timur. Setelah besar ia pindah ke Jakarta untuk menggapai
cita-citanya menjadi dokter. Ia mendaftarkan diri sebagai ma-
hasiswa STOVIA dan lulus pada tanggal 10 Januari 1903.

d. Dari sejak sekolah ELS di Bangil, Soetomo sudah bercita-ci-


ta menjadi dokter. Ia ingin mengabdikan dirinya sebagai dok-
ter dari satu tempat ke tempat lain di Indonesia.

e. Soetomo lahir pada tanggal 30 Juli 1888. Setamat ELS, ia pin-


dah ke Jakarta dan bersekolah di STOVIA. Ia sangat bangga
menjadi pemimpin organisasi modern pertama di Indonesia.

6. Bacalah surat undangan berikut ini!


Yth. Saudara Bambang Sukadi
Jalan Sidobali 25
Kota Gede, Yogyakarta


hari : Senin
tanggal : 20 Agustus 2004
waktu : pukul 08.30 sampai selesai
tempat : ruang sidang SMA PertiwiKami mengucapkan

172 Bahasa Indonesia


terima kasih atas perhatian saudara.

Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian pembuka


surat di atas adalah

a. Bersama surat ini kami mengundang Saudara untuk mengh-


adiri rapat pada

b. Dengan surat ini kami mengundang Saudara untuk mengh-


adiri rapat pada

c. Kami mengundang Saudara untuk menghadiri rapat pada

d. Kami mengundang Saudara hadir untuk rapat

e. Saya mengundang Saudara untuk menghadiri rapat pada:

7. Bacalah penggalan pidato di bawah ini dengan saksama!


Dalam proses komunikasi saya dengan seluruh rakyat Indo-
nesia, baik melalui surat, telepon, maupun SMS, masih sering
dirasakan adanya pelayanan yang kurang baik kepada rakyat.
Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kualitas pelayanan den-
gan penuh ketulusan, kasih sayang, dan rasa tanggung jawab.
(Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara HUT ke-
59 Bhayangkara) Penggalan pidato tersebut bertujuan

a. Mengecam kinerja POLRI yang kurang baik.

b. Memberitahukan kepada rakyat agar menggunakan SMS, su-


rat, maupun telepon dalam berkomunikasi dengan presiden.

Kimia B 2016 UNIB 173


c. Mengimbau agar POLRI meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat dengan penuh tanggung jawab.

d. Menenangkan hati rakyat dengan cara mengadakan komuni-


kasi melalui surat, telepon, maupun SMS.

e. Mendorong masyarakat agar membantu POLRI dalam


meningkatkan kualitas pelayanan.

8. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!


Produksi padi tahun 2005 diperkirakan mencapai 53,01
juta ton gabah kering giling atau turun dua persen diband-
ingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Hal ini dise-
babkan adanya penurunan luas panen padi sawah aki-
bat bencana banjir dan kekeringan, serta pergeseran
waktu tanam pada empat bulan pertama di tahun 2005.
Gagasan utama paragraf di atas adalah

a. Produksi padi tahun 2005 diperkirakan menurun.

b. Produksi padi tahun 2005 diperkirakan mencapai 53,01 juta


ton gabah kering atau turun dua persen dari sebelumnya.

c. Adanya penyebab turunnya produksi padi, yaitu banjir dan


kekeringan.

d. Produksi padi tahun 2005 lebih jelek dibandingkan tahun se-


belumnya.

e. Produksi padi tahun 2005 turun akibat banjir, kekeringan,


dan pergeseran waktu tanam.

174 Bahasa Indonesia


9. Mereka selalu saja bermusuhan tidak pernah rukun. Sekarang
mereka harus menanggung segala akibat dari perbuatannya.
Gurindam yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah.

a. Kurang pikir kurang siasat, tentu kelak dirimu tersesat.

b. Siapa menggemari silang-sengketa, kelaknya pasti berdukac-


ita.

c. Membuat perkara amatlah mudah, jika terjadi timbullah gun-


dah.

d. Fikir dahulu sebelum berkata, supaya terelak silang-sengketa.

e. Kalau diri kena perkara, turut susah sanak saudara.

10. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!


Menurut hasil penelitian mahasiswa Institut Pertanian Bogor
(IPB), daging ayam yang dijual pasaran di Jakarta, seban-
yak 43% mengandung formalin, yaitu senyawa kimia yang
mengandung zat karsiogenik. Zat ini ternyata dapat memicu
penyakit kanker di dalam tubuh. Karena itu, para konsumen
yang setiap hari belanja daging ayam, baik di pasar tradision-
al maupun modern agar waspada. Kalimat tanya yang sesuai
dengan isi paragraf di atas adalah

a. Kapan para mahasiswa IPB mengadakan penelitian daging


ayam yang mengandung zat karsiogenik?

b. Berapa orang mahasiswa yang melakukan penelitian terha-


dap daging ayam?

Kimia B 2016 UNIB 175


c. Apa tindak lanjut hasil penelitian mahasiswa IPB terhadap
daging ayam?

d. Apa hasil penelitian mahasiswa IPB terhadap daging ayam


yang dijual di pasar tersebut?

e. Mengapa para mahasiswa IPB melakukan penelitian terha-


dap daging ayam yang di jual pasar itu?
Essay

1 . sebutkan pengertian paragraf ?

2 . Sebutkan macam-macam paragraf ?

3 . Sebutkan contoh pargraf deduktif ?

4 . Sebutkan syarat suatu paragraf ?

5 . Apa sajakah unsur yang harus ada dalam paragraf ?

176 Bahasa Indonesia


A. Pengertian Membaca

1. Menurut H.G. Tarigan (1983: 7)

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergu-


nakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,yang hendak disam-
paikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

2. Menurut Jazir Curhan (1971: 90)

Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasar-


kan kerja sama beberapa keterampilan,yakni mengamati,mema-
hami,dan memikirkan.

3. Menurut Ahmad S Larjasujana (1989 : 3)

Menyatakan bahwa membaca adalah kegiatan merespons lamb-


ing-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.

4. Menurut Anderson (1972 : 211)

Membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lam-

Kimia B 2016 UNIB 177


bang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis
tersebut melalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran memb-
aca,ucapan,dan ejaan) menuju membaca san.

5. Menurut Lado (1976 : 132)

Membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran


tertulisnya.

6. Menurut Mr.Hodgson (1960 : 43-44)

Membaca yaitu proses yang dilakukan oleh para pembaca agar


mendapatkan pesan, yang akan disampaikan dari penulis dengan
perantara media kata-kata maupun bahasa tulis. Apabila pesan ter-
surat dan tersirat dapat dipahami, maka proses dari membaca itu
akan terlaksana secara baik.

7. Menurut Mr.Finochiaro dan Bonomo (1973 : 119)

Membaca yaitu mengambil dan memahami suatu arti dan mak-


nanya yang terkandung pada bahasa yang tertulis.

8. Menurut Mr.Gorys Keraf (1996 : 24)

Membaca yaitu proses yang lengkap antara lain kegiatan yang


mengandung unsur fisik dan mental. Oleh karena itu membaca
dapat di artikan juga sebagai proses memberikan makna dari sim-
bol-simbol yang visual.

9. Menurut Mr. Fredick Mc Donald (1996)

Membaca merupakan rangkaian beberapa respon yang leng-


kap, yaitu mencakup respon sifat kognitif maupun manipulative.

178 Bahasa Indonesia


Definisi membaca dapat dibagi menjadi subketerampilan meliputi
sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berfikir, belajar, asosia-
si, efektif, dan konstruksi. Menurut Fredick aktivitas menambaca
akan terjadi apabila beberapa subketerampilan itu dilakukan bersa-
ma-sama pada suatu keseluruhan yang saling terpadu.

10. Menurut Mr. Kolker (1983 : 3)

Membaca yaitu proses komunikasi antara si pembaca dan si


penulis dengan perihal bahasa tulis.

1. Menurut Tampubolon (1987 : 6)

Menyatakan bahwa bahasa tulisan itu mengandung ide-ide atau


pikran-pikiran sehingga dalam memahami suatu bahasa tulisan
dengan metode membaca sebagai proses-proses kognitif atau
penalaran. Definisi membaca yaitu cara untuk dapat pembinaan
daya nalar.

2. Menurut Mr. Smith dalam buku Mr. Ginting ( 2005 )

Membaca yaitu proses yang membangun pemahaman seri ba-


caan (teks) yang tertulis.

3. Menurut Mr. Juel dalam buku Mr. Sandjaja ( 2005)

Membaca yaitu proses untuk dapat mengenal beberapa kata


dan memadukan menjadi arti kata menjadi kalimat dan struk-
turbacaan. Oleh karena itu, setelah membaca dapat membuat
intisarinya dari bacaan tersebut.

4. MenurutKamus Bahasa Indonesia.

Kimia B 2016 UNIB 179


Membaca yaitu melihat dan paham isinya, bisa dengan
melisankan atau dalam hati saja.

B. Tujuan membaca

Tujuan membaca menurut Anderson adalah untuk mencari serta


memperoleh informasi,mencakup isi,dan memahami makna ba-
caan.

a. Membaca untuk menemukan atau mengutahui penemuan-pene-


muan yang telah dilakukan oleh sang tokoh.

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topic


yang baik dan menarik atau masalah yang terdapat pada cerita.

c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi


pada setiap bagian cerita.

d. Membaca untuk menemukan atau mengetahui.

Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan me-


mahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa ka-
limat sederhana dan membaca puisi.

Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu :

1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung


atau tidak langsung.

2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya den-


gan kata-kata sendiri.

3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu men-

180 Bahasa Indonesia


catat gagasan-gagasan utama.

Tujuan membaca adalah memahami ide, kemampuan


menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk
teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam
suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.Secara umum,tujuan mem-
bacaadalah:

1. Mendapatkan informasi.

2. Memperoleh pemahaman.

3. Memperoleh kesenangan.
Sedangkan secara khusus, tujuan membaca adalah:

Lebih lanjut Nurhadi (1987) yang mengutip pendapat Waples


(1967) menuliskan bahwa tujuan membaca adalah:

1. Mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah.

2. Mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa


lebih bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan
pergaulannya.

3. Memperkuat nilai pribadi atau keyakinan.

4. Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang.

5. Menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit


tertentu.

Hal menarik diungkapkan oleh Nurhadi (1987) bahwa tujuan

Kimia B 2016 UNIB 181


membaca akan mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan.
Artinya, semakin kuat tujuan seorang dalam membaca maka sema-
kin tinggi pula kemampuan orang itu dalam memahami bacaannya.

C. Fungsi Membaca

1. Fungsi intelektual

Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar


intelektualitas, membina daya nalar kita. Contoh : memba-
ca buku-buku pelajaran, karya-karya ilmiah, laporan pene-
litian, skripsi, tesis, disertasi, dll. (Amir, 1996:4)

2. Fungsi Pemacu Kreatifitas

Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri


kita untuk berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan
pemilihan kosa kata. Contoh : buku ilmiah, bacaan sastra,
dan lain-lain.

3. Fungsi Praktis

Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh peng-


etahuan praktis dalam kehidupan, misal: teknik memotret,
teknik memelihara ikan lele, resep membuat minuman dan
makanan, cara merawat tanaman, dll.

4. Fungsi Religious

Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkat-


kan keimanan, memperluas budi, dan mendekatkan diri ke-

182 Bahasa Indonesia


pada Tuhan.

5. .Fungsi Informatif

Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita


dapatkan. Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat
kita peroleh berbagai informasi yang sangat penting atau kita
perlukan dalam kehidupan sehari-hari.

6. Fungsi Rekreatif

Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, menga-


dakan tamasya yang mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan
ringan, novel-novel, cerita humor, fariabel karya sastra, dll.

7. Fungsi Sosial

Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi


manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan
demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat diman-
faatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat
dan berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra, peng-
umuman, dll.

8. Fungsi Pembunuh Sepi

Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar mer-


intang-rintang waktu, mengisi waktu luang. Contoh: memba-
ca majalah, surat kabar, dll.

Kimia B 2016 UNIB 183


D. Aspek-aspek membaca

Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca,


yaitu :

1. Keterampilan yang bersifat mekanis ,mencakup :

pengenalan bentuk huruf

pengenalan unsur-unsur linguistik (kata,frase,dan kali-


mat)

pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi

kecepatan membaca

2. Keterampilan yang bersifat pemahaman, mencakup:

memahami pengertian sederhana

memahami makna

evaluasi atau penilaian

kecepatan membaca yang fleksibel

E.Macam-macam membaca

1. Membaca dalam hati

Membaca dalam hati adalah membaca dengan tidak menge-


luarkan kata-kata atau suara. Membaca dalam hati mempergunakan
ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tu-
juan utama membaca dalam hati adalah untuk memperoleh infor-
masi. Selain itu tujuan membaca dalam hati agar pembaca dapat

184 Bahasa Indonesia


berkonsentrasi tinggi, membaca secepat-cepatnya, memahami isi,
menghayati isi, dan mengungkapkan kembali isi.

Dalam garis besarnya membaca dalam hati dibagi menjadi atas:

A. Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif berarti membaca secara luas, tujuann-


ya untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat.
Membaca ekstensif ini meliputi :

membaca survey, adalah bahan bacaan yang akan dipe-


lajari, yang akan di telaah.

membaca sekilas, adalah sejenis membaca yang mem-


buat mata kita bergerak dengan cepat melihat,memper-
oleh,memperhatikan bahan tertulis untuk mencari,serta
mendapatkan informasi.

membaca dangkal, yang bertujuan untuk memperoleh


pemahaman yang dangkalyang bersifat luaran,yang
akan mendalam darisuatu bahan bacaan.

B. Membaca Intensif

Ialah penanganan terperinci yang dilakukan pemb-


acaterhadap suatu bacaankira-kira dua sampai empat hala-
man. Membaca intensif ini menitik beratkan pada [ersoalan
pemahaman yang mendalam.

2. Membaca Telaah isi.

Menalaah isi sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pema-

Kimia B 2016 UNIB 185


haman. Kekritisan berpikir serta keterampilan menangkap ide-ide
yang tersirat dalam bahan bacaan. Membaca telaah isi dapat kita
bagi atas:

a. Membaca teliti

Membaca secara seksama dan membaca ulang para-


graf-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan perin-
cian-perincian penting.

b. Membaca pemahaman

Membaca pemahaman adalah sejenis membaca yang bertu-


juan untuk memahami:

standar-standar atau norma-norma kesastraan

resensi kritis

drama tulis

pola-pola fiksi

c. Membaca kritis

Adalah sejenis membaca yang dilalakukan secara bijaksa-


na, tenggagan hati, mendalam, evaluatif, serta analitis dan bukan
hanya mencari kesalahan.

186 Bahasa Indonesia


d. Membaca Ide

Adalah kegiatan membaca yang ingin mencari memperoleh serta


memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan .

3. Membaca telaah bahasa

Membaca telaah mencakup:

Membaca bahasa

Tujuan utama membaca bahasa adalah :

Memperbesar daya kata, antara lain: ragam-ragam ba-


hasa,mempelajari makna kata dari konteks, bagian-ba-
gian kata, penggunaan kamus, makna-makna varian,
idiom, sinonim dan antonim,konotasi dan denotasi, dan
derivasi.

Mengembangkan kosa kata

Biasa nya mengembangkan kosa kata ini pada hal nya


berkaitan dengan kritik, antara lain: bahasa kritik sas-
tra,memetik makna dari konteks, dan petunjuk-petun-
juk konteks.

4. Membaca nyaring

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang


merupakan alat bagi pembaca bersama-sama dengan orang
lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami isi in-
formasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Membaca

Kimia B 2016 UNIB 187


nyaring yaitu membaca yang dilakukan dengan bersuara, bi-
asanya dilakukan oleh seseorang yang bersuara keras, tinggi
tau besar.

Membaca nyaring dibagi atas :

a. Membaca klasikal, yaitu membaca yang dilakukan secara


bersama-sama.

b. Membaca berkelompok, yaitu membaca yang dilakukan oleh


sekelompok orang dalam suatu tempat. Dengan membaca
berkelompok seseorang dapat menilai si pembaca yang lan-
car atau tidak lancar dalam membaca.

c. Membaca perorangan, yaitu membaca dengan dilakukan se-


cara individu. Mebaca perorangan biasanya untuk melakukan
penilaian.

5. Membaca cepat

Berapa kecepatan membaca anda ?

Pertanyan ini barangkali merupakan jenis pertanyaan yang


baru pertama kali anda hadapi,yaitu berapa kecepatan membaca
anda ? untuk menghitungnya,gunakan rumus:

jumlah kata yang dibaca /jumlah detik untuk membaca x 60


detik = jumlah KPM ( Kata permenit ).

188 Bahasa Indonesia


Andai kata anda membaca 1.600 kata dalam 3 menit dan 20
detik atau total 200 detik,maka kecepatan anda :

1600/200 x 60 = 9 x 60 , atau 480 kpm

Pengukuran membaca cepat sangat berarti bila digabungkan


dengan informasi seberapa tinggi pemahaman teks itunoleh pemb-
acanya. Diketahui bahwa orang itu dengan kemampuan membaca
cepat leih tinggi juga memiliki pemahaman yang lebih tinggi.

Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan yang anda baca


hitung jumlah kata dalam lima baris dahulu lalu bagi lima. Hasiln-
ya merupakan jumlah rata-rata perbaris dari bacaan itu.lalu hitung
jumlah baris yang anda baca dan kalikan dengan jumlah rata-rata
tadi ,hasilnya merupakan jumlah rata yang anda baca.

Misalnya :

Jumlah kata perbaris rata-rata = 11

Jumlah baris yang anda baca = 60

Jumlah kata yang anda baca = 11x60 = 660

kata.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penghambat membaca


cepat :

Kimia B 2016 UNIB 189


1. Vokalisasi
2. Gerakan bibir
3. Gerakan kepala
4. Menunjuk dengan jari
5. Regresi, yaitu membaca kembali bahan yang sama secara
berulang
6. Subvokalisasi, yaitu melafalkan kata dipikiran ketika mem-
bacanya

7. persepsi yang salah, bisa karena gerakan mata yang salah


atau masa persepsi yang lambat.

Teknik dalam membaca skimming dan scanning :

Jika anda membutuhkan fakta-fakta dan detailnya ,maka


lompati fakta dan detail itu dan pusatkan perhatian untuk cepat men-
guasai ide pokoknya. Cara membaca yang hanya untuk mendapat-
kan ide pokoknya ini disebut skimming.

Sebaliknya, jika anda hanya membutuhkan suatu fakta ter-


tentu saja,atau melompati lainnya dan langsung mencari ke hal
tertentu itu saja. Teknik melompat (skipping) untuk langsung ke
sasaran yang kita cari itu disebut scanning .

Beberapa bagian yang dapat dilompati dengan teknik skim-


ming dan scanning adalah sebagai berikut :

1. Anda dapat melompati definisi,batasan tertentu atau ket-


erangan dan detail yang telah anda ketahui dari buku
lain,dan anda merasa telah cukup menguasainya.

190 Bahasa Indonesia


2. Anda dapat melompati bagian-bagian yang berisi informasi
yang memenuhi tujuan anda membaca.

3. Adakalanya penulis dalam membuat analisis permasalahan


mengawalinya dengan beberapa contoh.

4. Ada juga penulis dalam mengawali bab baru menyajikan


ringkasan bab sebelumnya.

F. Manfaat Membaca

1. Memperoleh banyak pengalaman hidup.

2. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi ter-


tentu yang sangat berguna bagi kehidupan.

3. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan ke-


budayaan suatu bangsa.

4. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan te-


knologi mutakhir di dunia.

5. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan


pikir, meningkatkan taraf hidup, dan budaya keluarga, mas-
yarakat, nusa dan bangsa.

6. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat men-


gantarkan seseorang menjadi cerdik dan pandai.

7. Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dan


lain-lain yang sangat menunjang keterampilan menyimak, ber-

Kimia B 2016 UNIB 191


bicara dan menulis.

8. Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap


desistensi, dan lain-lain.

Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan


membaca. Emerson, seorang filosof kenamaan yang mengharapkan
setiap orang (termasuk pelajar) dapat membiasakan diri sebagai
pembaca yang baik.

Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai


pengalaman dan pengetahuan, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat sampai pada tingkat perkemban-
gannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari pemba-
caan buku-buku besar.

Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yutang seorang filosof


terkenal Cina yang menyatakan bahwa orang yang tidak mempu-
nyai kebiasaan membaca yang baik, akan terpenjara dalam dunian-
ya, baik dalam segi waktu dan ruang. Hal ini berarti ia hanya dapat
mengetahui hal-hal yang terjadi pada lingkungan dekatnya dan ha-
nya berhubungan dengan orang-orang tertentu saja.

Dengan demikian semakin aktif seseorang membaca maka


akan semakin tinggi pengetahuan yang didapatkan, tidak terpenjara
dalam dunianya.

Membaca adalah satu aktivitas yang memiliki segudang


manfaat. Sedikitnya ada 8 manfaat yang dapat saya uraikan.

192 Bahasa Indonesia


1. Melatih kemampuan berpikir

Otak ibarat sebuah pedang, semakin diasah akan semakin


tajam. Kebalikannya jika tidak diasah, juga akan tumpul. Dengan
cara ini otak akan bertambah kuat. Bacalah buku sebanyak mun-
gkin. Menurut para ahli, keuntungan dari membaca buku dapat
memberikan dampak yang menyenangkan bagi otak kita. Memba-
ca juga membantu meningkatkan keahlian kognitif dan meningkat-
kan perbendaharaan kosakata.

2. Meningkatkan Pemahaman

Contoh nyata dari manfaat ini banyak dirasakan oleh siswa


maupun mahasiswa. Di mana membaca dapat meningkatkan pema-
haman dan memori, yang semula tidak mereka mengerti menjadi
lebih jelas setalah membaca. Logika sederhana saja, tidak mungkin
siswa atau mahasiswa memahami materi pelajaran/kuliah kalau
mereka tidak membaca. Dari sini jelas bahwa membaca sangat ber-
peran dalam membantu seseorang untuk meningkatkan pemaha-
mannya terhadap suatu bahan/materi yang dipelajari.

3. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

Manfaat yang satu ini mungkin sudah sering kita dengar


semenjak kita masih kecil. Kita pasti ingat berapa kali guru-gu-
ru kita mengingatkan bahwa membaca adalah satu sarana untuk
membuka cakrawala dunia. Dengan memiliki banyak wawasan dan
ilmu pengetahuan, kita akan lebih percaya diri dalam menatap dun-
ia. Mampu menyesuaikan diri dalam berbagai pergaulan dan tetap
bisa servive dalam menghadapi gejolak zaman.

Kimia B 2016 UNIB 193


4. Mengasah kemampuan menulis

Selain menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, meme-


baca juga bisa mengasah kemampuan menulis Anda. Selain karena
wawasan Anda untuk bahan menulis semakin luas, Anda juga bisa
mempelajari gaya-gaya menulis orang lain dengan membaca tulis-
annya. Lewat membaca Anda bisa mendapatkan kekayaan ide yang
melimpah untuk menulis.

5. Mendukung kemampuan berbicara di depan umum

Membaca adalah aktivitas yang akan membuka cakrawala


dan pengatahuan anda terhadap dunia. Terbatasnya jangkauan diri
kita terhadap peristiwa-peristiwa di dunia, hanya bisa dijangkau
dengan membaca. Selain mendapatkan informasi tentang berbagai
peristiwa, membaca juga mampu meningkatkan pola pikir, kreati-
vitas dan kemampuan verbal, karena membaca akan memper-
kaya kosa kata dan kekuatan kata-kata. Meningkatnya pola pikir,
kreativitas dan kemampuan verbal akan sangat mendukung dalam
meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.

6. Meningkatkan Konsentrasi

Orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih


konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan memiliki
kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam ke-
hidupan. Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan
pengambilan keputusan.

7. Menjauhkan risiko penyakit Alzheimer

194 Bahasa Indonesia


Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya
ikat otak. Ketika membaca, otak akan dirangsang dan stimulasi
(rangsangan) secara teratur dapat membantu mencegah gangguan
pada otak termasuk penyakit Alzheimer. Penelitian telah menun-
jukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku atau majalah,
bermain teka-teki silang, Sudoku, dan lain-lain dapat menunda atau
mencegah kehilangan memori. Menurut para peneliti, kegiatan ini
merangsang sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh.

8. Sarana Refleksi dan Pengembangan Diri

Kita dapat mengetahui pemikiran seorang pengusaha atau


seorang trainer tanpa kita harus menjadi pengusaha atau trainer.
Artinya kita bisa mempelajari bagaimana cara orang lain dalam
mengembangkan diri. Ini penting bagi kita sebagai bahan pertim-
bangan atau pembanding sebelum kita melakukan suatu hal.

Kimia B 2016 UNIB 195


RANGKUMAN
Membaca yaitu proses untuk dapat mengenal beberapa kata
dan memadukan menjadi arti kata menjadi kalimat dan struktur-
bacaan. Oleh karena itu, setelah membaca kita dapat memahami
isinya, bisa dengan melisankan atau dalam hati saja.
Tujuan membaca adalah memahami ide, kemampuan menangkap
makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas,
narasi, prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam suatu karya
tulis ataupun tidak tertulis.Secara umum,tujuan membacaadalah:
1.Mendapatkan informasi.

2.Memperoleh pemahaman.
3.Memperoleh kesenangan.
Sedangkan secara khusus, tujuan membaca adalah:
1. Memperoleh informasi faktual.
2.Memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan
problematis.
3.Memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang.
4.Memperoleh kenikmatan emosi.
5.Mengisi waktu luang.

Adapun fungsi membaca ada beberapa macam, yaitu :

1.Fungsi intelektual, dengan banyak membaca kita dapat


meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita.

2. Fungsi Pemacu Kreatifitas, hasil membaca kita dapat men-


dorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung oleh kel-
uasan wawasan dan pemilihan kosa kata

196 Bahasa Indonesia


3.Fungsi Praktis, kegiatan membaca dilaksanakan untuk mem-
peroleh pengetahuan praktis dalam kehidupan, misal: teknik memo-
tret.

4.Fungsi Religious, membaca dapat digunakan untuk membina


dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan mendekatkan
diri kepada Tuhan.

4.Fungsi Informatif, dengan banyak membaca bacaan, informasi


lebih cepat kita dapatkan. Contoh: dengan membaca majalah dan
Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang sangat penting
atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.

6.Fungsi Rekreatif, membaca digunakan sebagai upaya meng-


hibur hati, mengadakan tamasya yang mengasyikkan. Contoh: ba-
caan-bacaan ringan, novel-novel.

7. Fungsi Sosial, kegiatan membaca mempunyai fungsi social


yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Den-
gan demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat diman-
faatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat dan
berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dll.

8.Fungsi Pembunuh Sepi, kegiatan membaca dapat juga dilaku-


kan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi waktu luang.
Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll.

Macam-macam membaca atau jenis-jenis membaca :


1). Membaca dalam hati adalah membaca dengan tidak mengeluar-
kan kata-kata atau suara. Membaca dalam hati mempergunakan in-
gatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan
utama membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi.
Selain itu tujuan membaca dalam hati agar pembaca dapat berkon-
sentrasi tinggi, membaca secepat-cepatnya, memahami isi, meng-
hayati isi, dan mengungkapkan kembali isi. Dalam garis besarnya

Kimia B 2016 UNIB 197


membaca dalam hati dibagi menjadi atas:
a). Membaca Ekstensif, berarti membaca secara luas, tujuannya un-
tuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat. Membaca
ekstensif ini meliputi :
- membaca survey, adalah bahan bacaan yang akan dipelajari, yang
akan di telaah.
- membaca sekilas, adalah sejenis membaca yang membuat mata
kita bergerak dengan cepat melihat,memperoleh,memperhatikan
bahan tertulis untuk mencari,serta mendapatkan informasi.
- membaca dangkal, yang bertujuan untuk memperoleh pemaha-
man yang dangkalyang bersifat luaran,yang akan mendalam dari-
suatu bahan bacaan.
b). Membaca Intensif, Ialah penanganan terperinci yang dilakukan
pembacaterhadap suatu bacaankira-kira dua sampai empat hala-
man. Membaca intensif ini menitik beratkan pada persoalan pema-
haman yang mendalam.
2). Membaca Telaah isi, sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pema-
haman. Kekritisan berpikir serta keterampilan menangkap ide-ide
yang tersirat dalam bahan bacaan.Membaca telaah isi dapat kita
bagi atas:

a. Membaca teliti, membaca secara seksama dan membaca ulang


paragraf-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan
perincian-perincian penting.

b. Membaca pemahaman, adalah sejenis membaca yang bertujuan


untuk memahami : standar-standar atau norma-norma kesastraan,
resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi.

c. Membaca kritis, adalah sejenis membaca yang dilalakukan se-


cara bijaksana,tenggagan hati, mendalam ,evaluatif,serta analitis

198 Bahasa Indonesia


dan bukan hanya mencari kesalahan.

d. Membaca Ide, adalah kegiatan membaca yang ingin mencari


memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada ba-
caan .

4).Membaca telaah bahasa

Membaca telaah mencakup:

a. Membaca bahasa, tujuan utama membaca bahasa adalah :

- Memperbesar daya kata, antara lain: ragam-ragam bahasa,mem-


pelajari makna kata dari konteks, bagian-bagian kata, penggunaan
kamus, makna-makna varian, idiom, sinonim dan antonim,konotasi
dan denotasi, dan derivasi.

-Mengembangkan kosa kata, biasa nya mengembangkan kosa kata


ini pada hal nya berkaitan dengan kritik, antara lain: bahasa kritik
sastra,memetik makna dari konteks, dan petunjuk-petunjuk kon-
teks.

5).Membaca nyaring, adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang


merupakan alat bagi pembaca bersama-sama dengan orang lain
atau pendengar untuk menangkap serta memahami isi informasi,
pikiran dan perasaan seorang pengarang. Membaca nyaring yaitu
membaca yang dilakukan dengan bersuara, biasanya dilakukan
oleh seseorang yang bersuara keras, tinggi tau besar. Membaca
nyaring dibagi atas :

a. Membaca klasikal, yaitu membaca yang dilakukan secara ber-


sama-sama.

Kimia B 2016 UNIB 199


b. Membaca berkelompok, yaitu membaca yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam suatu tempat. Dengan membaca
berkelompok seseorang dapat menilai si pembaca yang lancar
atau tidak lancar dalam membaca.

c. Membaca perorangan, yaitu membaca dengan dilakukan se-


cara individu. Mebaca perorangan biasanya untuk melakukan
penilaian.

6).Membaca cepat,untuk menghitungnya,gunakan rumus :

jumlah kata yang dibaca /jumlah detik untuk membaca x 60


detik = jumlah KPM ( Kata permenit )

Andai kata anda membaca 1.600 kata dalam 3 menit dan 20 detik
atau total 200 detik,maka kecepatan anda :

Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan yang anda baca


hitung jumlah kata dalam lima baris dahulu lalu bagi lima. Hasiln-
ya merupakan jumlah rata-rata perbaris dari bacaan itu.lalu hitung
jumlah baris yang anda baca dan kalikan dengan jumlah rata-rata
tadi ,hasilnya merupakan jumlah rata yang anda baca.

Misalnya : Jumlah kata perbaris rata-rata = 11, jumlah baris yang


anda baca = 60

Jadi, jumlah kata yang anda baca = 11x60 = 660 kata.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penghambat membaca


cepat : Vokalisasi, gerakan bibir, gerakan kepala, menunjuk dengan
jari, regresi yaitu membaca kembali bahan yang sama secara be-
rulang, subvokalisasi yaitu melafalkan kata dipikiran ketika mem-

200 Bahasa Indonesia


bacanya, persepsi yang salah bisa karena gerakan mata yang salah
atau masa persepsi yang lambat.

Berikut manfaat membaca dalam kehidupan sehari-hari :

1.Memperoleh banyak pengalaman hidup.

2.Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu


yang sangat berguna bagi kehidupan.

3.Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebu-


dayaan suatu bangsa.

4.Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


mutakhir di dunia.

5.Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan


pikir, meningkatkan taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat,
nusa dan bangsa

6.Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengan-


tarkan seseorang menjadi cerdik dan pandai.

7. Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dan lain-


lain yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara
dan menulis.

8.Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap


desistensi, dan lain-lain.

Kimia B 2016 UNIB 201


EVALUASI BAB 8

1. Memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya ada-


lah pengertian membaca menurut

a. Anderson 1972:211

b. Ahmad S Lariasuiana 1985:3

c. Lado 1976:132

d. H.G. Tarigan 1983:7

2. Membaca secara luas, tujuannya untuk memahami isi yang


penting-penting dengan cepat adalah membaca

a. Ekstensif.

b. Intensif.

c. Sekilas.

d. Dangkal.

3. Membaca telaah isi terdiri dari berikut ini, kecuali

a. Membaca teliti.

b. Membaca pemahaman.

c. Membaca kritis.

d. Membaca sebagian saja

202 Bahasa Indonesia


4. Membaca pemahaman adalah sejenis membaca yang bertu-
juan untuk memahami

a. Standar-standar atau norma-norma kesastraan.

b. resensi kritis

c. drama tulis.

d. a, b, dan c benar

5. Yang dimaksud dengan regresi adalah

a. Membaca dengan melakukan pengulangan bacaan.

b. Membac a dengan perlahan-lahan.

c. Bacaan dihentikan.

d. Berhenti pada suatu pandangan.

6. Hal yang salah dan menjadi kebiasaan dalam membaca


berikut ini, kecuali

a. Membaca dengan menggerakkan bibir.

b. Membaca dengan menggerakkan mata.

c. Membaca dengan mengeraskan suara.

d. Membaca dengan menatap kata per kata

7. Berikut ini yang tidak termasuk pelatihan membaca cepat


ialah

Kimia B 2016 UNIB 203


a. Membaca dengan cara melebarkan jangkauan mata

b. Membaca dengan tatapan per fiksasi.

c. Membaca dengan hati-hati.

d. Membaca kolom

8. Cara membaca yang hanya mendapatkan ide pokoknya atau


saripati bacaan disebut

a. skimming .

b. scanning.

c. Teknik membaca naskah.

d. Teknik membaca frasa

9. Membaca cepat dengan tujuan untuk memperoleh suatu in-


formasi langsung ke pokok masalah adalah teknik memba-
ca

a. Skimming.

b. Scanning.

c. Teknik membaca frasa.

d. Skipping.

10. Untuk membaca cepat diperlukan latihan, sebagai pemula


target

a. 130-150 kpm

204 Bahasa Indonesia


b. 120-150 kpm

c. 125-140 kpm

d. 110-130 kpm

Essay

1. Jelaskan pengertian membaca menurut Anderson?

2. Apa tujuan membaca menurut Anderson?

3. Apa yang dimaksud dengan membaca dalam hati?

4. Sebutkan tujuan membaca bahasa?

5. Sebutkan hal-hal penghambat pembaca cepat?

Kimia B 2016 UNIB 205


A. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada,
tekanan dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung
secara tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka
(mimik) pembicara.
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.
Agar dapat menyampaikan informasi dengan efektif, sebaiknya
pembicara betul-betul memahami isi pembicaraannya disamp-
ing juga harus dapat mengevaluasi efek komunikasinya terhadap
pendengar. Jadi, bukan hanya apa yang akan dibicarakan tetapi
bagaimana mengemukakannya. Bagaimana mengemukakannya
menyangkut masalah bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi bahasa
tersebut. Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pem-
bicara selain harus memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah
yang dibicarakan, pembicara harus memperlihatkan keberanian
dan kegairahan. Pembicara harus berbicara dengan jelas dan tepat.

206 Bahasa Indonesia


A. Faktor-Faktor Kebahasaan Penunjang keefektifan Ber-
bicara

1. ketepatan ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang
kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar. Misalnya
ada suku kata yang diucapkan berdempet, ada yang kadang-kadang
hilang di bunyi-bunyi tertentu.
Contoh : pemrintah atau pemerintah,matri atau materi.
Ada pula kecenderungan pembicara menambahkan bunyi-bunyi
tertentu dibelakang suku atau dibelakang kata. Hal ini membin-
gungkan pendengar, sehingga mengurangi keefektifan berbicara.
Contoh : dapat diucapkan dapateh, waktu diucapkan waktuh.
2. Penempatan Tekanan,Nada,Sendi dan Durasi yang Sesuai.
Kesesuaian tekanan, nada, sendi dan durasi merupakan daya
tarik tersendiri dalam berbicara dan merupakan faktor penentu.wa-
laupun masalah yang dibicarakan kurang menarik,dengan penem-
patan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai, akan menyebab-
kan masalahnya menjadi menarik.

3. Pilihan Kata atau Diksi.


Pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan bervariasi jelas
maksudnya mudah dimengerti pendengar pendengar akan lebih pa-
ham, jika kata-kata yang digunakan kata-kata yang sudah dikenal
pendengar misalnya kata-kata popular tentu akan lebih efektif dari
pada kata-kata yang berasal dari bahasa asing.
Selain itu hendaknya dipilih kata-kata yang konkret sehing-
ga mudah dipahami pendengar kata-kata konkret yang menunjukan
aktifitas akan lebih mudah dipahami pembicara.

Kimia B 2016 UNIB 207


4. Ketepatan Sasaran Pembicaraan.
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat pembicara meng-
gunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraanya. Susunan penuturan kalimat sangat besar berpen-
garuh terhadap keefektifan penyampaian seorang pembicara harus
mampu menyusun kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran.
B. Faktor-Faktor Nonkebahasaan sebagai penunjang
keefektifan berbicara.
Keefektifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor ke-
bahasaan seperti yang sudah diuraikan diatas, tetapi juga ditentu-
kan oleh faktor nonkebahasaan. Bahkan dalam pembicaraan formal,
factor nonkebahsaan sangat mempengaruhi keefektifan berbicara.
Ada pun yang termasuk faktor nonkebahasaan ialah :
1. sikap yang wajar,tenang,dan tidak kaku
Pembicara yang tidak tenang lesu dan kaku akan memberi-
kan kesan pertama yang kurang menarik padahal kesan pertama ini
sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian
pihak pendengar. Penguasaan materi yang baik, setidaknya meng-
hilangkan kegugupan, Kalau sudah biasa lama kelamaan rasa gu-
gup akan hilang dan akan timbul sikap tenang dan wajar. Sikap
ini sebaiknya ditanamkan lebih awal,karena sikap ini merupakan
modal utama untuk kesuksesan berbicara.
2. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara
Supaya pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam
kegiatan berbicara, pandangan pembicara sangat membantu. Pan-
dangan yang hanya tertuju pada satu arah,akan menyebabkan pen-
dengar kurang diperhatikan.
3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain
Dalam menyampaikan isi pembicaraan, seorang pembic-
ara hendaknya memiliki sikap terbuka dalam arti dapat menerima

208 Bahasa Indonesia


pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia mengubah
pendapatnya kalau ternyata memang keliru.
4. Gerak-Gerik dan Mimik yang Tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat menunjang keefek-
tifan berbicara. Hal ini dapat menghidupkan komunikasi, artinya
tidak kaku.
5. kenyaringan suara juga sangat menentukan
Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi,
tempat, jumlah pendengar dan akustik.
6. Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudah-
kan pendengar menangkap isi pembicaraannya.
7. Penalaran
Gagasan demi gagasan harus berhubungan dengan logis.
8. Penguasaan topik
Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberani-
an dan kelancaran.

C. Menganalisis situasi dan pendengar

a. Menganalisis situasi
Dalam menganalisis situasi perlu diperhatikan hal-hal se-
bagai berikut :
1. maksud pengunjung mendengarkan uraian
2. tatacara kehidupan pendengar

Kimia B 2016 UNIB 209


3. susunan acara
Pembicara pada waktu awal, ditengah-tengah
atau pada akhir acara.
5. tempat pembicaraan berlangsung
Di alam terbuka atau didalam sebuah ruangan,
ada tempat duduk atau tidak, ada pengeras suara atau
tidak, ada penerangan atau tidak dan sebagainya.

b. menganalisis pendengar
Ada beberapa hal yang dapat dipakai untuk menganalisis
pendengar yang akan dihadapi :
1. data-data umum
Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah penden-
gar,usia,pekerjaan, pendidikan dan keanggotaan sosial atau
politik.
2. data-data khusus
a. pengetahuan pendengar mengenai topik yang dibawakan.
b. minat,keinginan pendengar,sikap pendengar.

D. Penyusunan Bahan Bicara


Penyusunan bahan bicara dilakukan melalui tiga tahap yai-
tu:
1. Mengumpulkan bahan
2. Membuat kerangka karangan
3. Menguraikan secara mendetail
210 Bahasa Indonesia
Pedoman teknik penyusunan naskah sebagai berikut :
1. dalam bagian pengantar uraian perlu disampaikan suatu ori-
entasi mengenai apa yang diuraikan serta bagaimana usaha
untuk menjelaskan tiap bagian itu,diharapkan pendengar
akan lebih siap untuk mengikuti uraian dengan cermat dan
penuh perhatian.
2. Dalam memasuki materi uraian, pembicara tiap kali harus
menekankan bagian-bagian yang penting sebagai yang su-
dah dikemukakan pada awal orientasinya. Tiap bagian yang
mendapat penekanan itu diikuti dengan penjelasan, ilustra-
si atau keterangan yang merupakan perincian yang perlu
diketahui pendengarnya.
3. Pada akhir uraian,pembicara sekali lagi menyampaikan ikh-
tisar seluruh uraiannya itu, agar para pendengar dapat mem-
peroleh gambaran secara bulat mengenai seluruh persoalan
yang baru selesai dibicarakan.

E. jenis jenis pembicaraan

1. Pembicaraan pada kelompok kecil


yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Gerak gerik
Seorang yang berbicara dihadapan umum tidak hanya
melakukan komunikasi melalui ucapan-ucapan, melainkan men-
gadakan komunikasi melalui gerak-gerik : tatapan mata, air muka
(mimik), senyum, gerakan tangan dan sebagainya.
2. Teknik bicara
Kecepatan berbicara akan turut menentukan keberhasilan
uraian seseorang kecepatan pembicaraan dapat diatur dan dise-

Kimia B 2016 UNIB 211


suaikan dengan penting tidaknya uraian.
3. transisi
Transisi dari suatu subtopik ke subtopik yang lain jelas din-
yatakan oleh judul-judul bab atau pemisahan antara paragraf den-
gan paragraf.
4. alat peraga
Pembicara dapat membantu uraiannya dengan menggu-
nakan bermacam-macam alat peraga kalau dimungkinkan, seperti :
film, gambar, proyektor geser, mesin perekam dan lain sebagainya
2. Pembicaraan Pada Kelompok Besar
Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan oleh pembicara
dalam menghadapi kelompok besar:
1. Pembukaan
2. Kecepatan Berbicara
3. Artikulasi

F. Macam macam Berbicara Dalam Keperluan Akademik


orang untuk presentasi adalah program Ms. PowerPoint.
Dalam program itu anda dapat menggunakan sebebas mungkin un-
tuk membuat desain presentasi, seperti animasi, backrground Ber-
bicara untuk keperluan akademik meliputi : Presentasi, Seminar,
berpidato dalam situasi formal, dan belajar mengajar
1. Presentasi
Membuat presentasi bukanlah hal yang gampang,
bayangkan saja, kita harus mencari sumber-sumber atau
bahan yang akan dipresentasikan. Kemudian bahan-bahan
tersebut harus kita edit lagi menjadi lebih khusus, karena
dalam hal presentasi, materi yang dimuat tidak harus banyak
tapi diambil kata kunci atau hal-hal pokok yang akan dibic-

212 Bahasa Indonesia


arakan.
Nah jika semua sudah siap, maka hal yang harus
dilakukan adalah mendesain presentasi semenarik mungkin
agar orang tidak merasa bosan, program yang biasanya
digunakan, tulisan dan lainnya dengan atraktif heboh dan
spektakuler.
Presentasi berhubungan erat dengan komunikasi. Presentasi
adalah suatu proses pertukaran informasi, gagasan, dan pikiran
diantara dua orang atau lebih dalam berkomunikasi. Bertujuan
menginformasikan menghibur dan menggerakan untuk bertindak.
Teknik yang digunakan diantaranya adalah bersikap
hormat, menghargai khalayak, menunjukan empati, menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti, dan menggunakan media sebagai
pelengkap. Untuk keperluan akademik harus menggunakan
bahasa yang baku. Orang yang mempresantasikan biasanya
mempunyai sebutan yang berbeda seperti : MC, presenter,
entertainer, protocol, public speaker, moderator dan lain-lain.
Namun jika anda belum terlalu menguasai program itu, maka
gunakanlah animasi yang biasa saja tidak apa, tapi jika ingin yang
bagus tapi tidak terlalu repot untuk membuat animasinya, anda bisa
mencari animasi yang sudah jadi dengan gambar yang berformat-
kan GIF, gambar itu bisa dicari di internet misalnya di situs google,
pilih gambar lalu masukkan kata kunci misalnya gambar kucing,
maka tulis pada kotak dialog search kucing.gif setiap kata kunci
diakhiri tanda titik dan ditulis gif seperti contoh tadi. Maka pada
hasil pencarian muncullah gambar-gambar yang berformat gif.
Setelah anda mengambil gambar tersebut, maka masuk-
kanlah gambar itu pada presentasi anda sesuai dengan keinginan
anda.Setelah semua selesai mengatur desain presentasi anda, maka
cobalah untuk menslide shownya dan lihat tampilanya, jika sudah
cukup bagus, maka anda sudah siap untuk presentasi anda.
Persiapan yang harus anda lakukan sebelum pelaksanaan presenta-
si yaitu :

1.
Kimia B 2016 UNIB 213
1. Kenali pendengar

2. Kuasai materi

3. Buat pembahasa

4. Siapkan alat peraga/bantu

5. Siapkan pengantar

6. Siapkan penutup

Agar lebih baik dalam melaksanakan presentasi maka laku-


kan latihan, latihan adalah cara yang paling efektif yaitu :
1. Melatih transisi antar bagian supaya lebih halus.
2. Memberi gambaran waktu yang diperlukan.
3. Meningkatkan percaya diri.

Adapun teknik latihannya yaitu dengan Mengumpulkan


pendengar dan saat melakukan presentasi rekamlah latihan itu den-
gan tujuan agar anda dapat tahu kekurangan anda saat berpresen-
tasi.
Kemudian ada juga hal-hal khusus yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan presentasi diantaranya adalah :
a. Tentukan cara mengulang poin utama tanpa terlihat adanya
pengulangan.
b. Ciptakan transisi antar bagian dengan mulus
Kenali betul alat bantu / alat peraga yang digunakan.
c. Menyiapkan jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan
muncul.

214 Bahasa Indonesia


d. Mengembangkan gaya sendiri.
Hal-hal yang diperhatikan saat pelaksanaan presentasi yaitu
:
a. Kuasai alat peraga yang digunakan
b. Kuasai diri sendiri
c. Jangan membelakangi pendengar
d. Jangan membaca materi presentasi
e. Gunakan terminologi yang umum
f. Singkat, padat (tepat waktu)
g. Bicara lugas, tegas
h. Selingi dengan sedikit humor
A. Seminar
Seminar di sini adalah untuk mengeksplorasi sebuah ide.
Dengan demikian seminar berbeda dengan pelatihan, di mana di
dalam pelatihan, ada sebuah keahlian yang dibawakan oleh seorang
yang menguasainya dan di dalam pelatihan terjadi transfer ilmu.
Yang kedua adalah bagaimana peran orang yang ikut di
dalam seminar. Seminar adalah suatu pertemuan di mana semua
para pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar yang dimaksud ini,
tidak ada pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam sem-
inar pada umumnya. Tidak ada perbedaan antara pembicara dan
peserta. Dengan demikian seminar dibedakan dari kuliah, di mana
ada seorang rektor membawakan suatu tema atau ide, dan peserta
kuliah mendengarkan dan bertanya. Rektor adalah seseorang yang
menguasai tema tersebut, sedangkan peserta adalah orang yang
mempelajari tema tersebut.
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik perlulah
dipikirkan beberapa syarat:

Kimia B 2016 UNIB 215


1.Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang
memungkinkan interaksi aktif selurah peserta seminar. Sebuah
meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik.Atau kursi yang
disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup tenang
dan cukup terang untuk memberikan iklim yang enak untuk berse-
minar. Adanya sebuah papan tulis dapat membantu.
2.Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik,
semua peserta adalah bukan kertas kosong yang menunggu
diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca
tentang tema yang akan diseminarkan. Mereka bisa membuat
sebuah esei pendek tentang tema yang diseminarkan.Bila
yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah
dibaca secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik.
Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan
diseminarkan, mereka telah mengolahnya di dalam kepala mere-
ka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang diseminarkan.
Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan
menurut masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya
di dalam seminar.

3.Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seo-
rang lektor di dalam kuliah Ia bukanlah seorang yang memberikan
pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar.
Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang pal-
ing senior dalam tema yang akan diseminarkan. Ini bukan berarti
pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan
materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mesti-
nya yang paling tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (direct-
ing) dan memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan,
216 Bahasa Indonesia
ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Den-
gan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau
satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehing-
ga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah memb-
aca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang
tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun per-
tanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di da-
lam seminar. Di awal seminar ia dapat menuliskan terlebih da-
hulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan
sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar
dan pembicara yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah
pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu memparafra-
sekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seo-
rang moderator tidak memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali
dalam sehari.
a. Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan
langsung dilanjutkan dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh
semua peserta secara bergiliran.
da beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan
baik:
1. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang
yang lebih mendominasi pembicaraan.
2. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan
yang sudah jelas ada jawabannya, lalu mengarah ke per-
tanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas
jawabannya. Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan
manfaat terbesar.Tidaklah banyak pertanyaan yang seperti
demikian.
3. Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas
Kimia B 2016 UNIB 217
4. Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan
haruslah jelas sebelum ditanggapi dengan jawaban. Penang-
gap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan
sebelum ia menjawab. Tanggapan tentunya juga harus rel-
evan dengan pernyataan.Moderator juga harus memperha-
tikan ini.
5. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada
pertanyaan lain yang lebih mendasar. Hanya dengan cara
demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.
6. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang
berbeda oleh beberapa orang, moderator harus menunjuk-
kan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu
dipakai sebelum melanjutkan seminar.
7. Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seper-
ti halnya di sebuah meja makan. Bahasa harus santun dan
tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan
contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan be-
rarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diirin-
gi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar
dan memberi makna di dalam seminar.Tidak ada yang lebih
membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang
kadang membangkitkan tawa.
8. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bu-
kanlah tempat untuk membenarkan diri. Setiap orang harus
kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik.
Di dalam seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9. Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan
sebuah kesimpulan tunggal. Setiap orang bisa pulang den-
gan pendapatnya masing-masing.Yang terpenting ada-
lah mata mereka lebih terbuka, mereka telah melihat ide-
ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka.
Demikianlah sebuah seminar Sokratik sebaiknya dilak-
sanakan.Dengan seminar seperti ini, semua peserta dapat

218 Bahasa Indonesia


mengambil manfaat.Sebuah seminar yang baik seperti ini
dapat memberi manfaat seumur hidup yang mengendap
sebagai manfaat terbaik yang dapat diberikan oleh sebuah
pendidikan.
C. Pidato
Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang
dilakukan dalam situasi atau acara-acara formal.Berbicara formal
dikelompokkan menjadi dua yaitu monolog dan dialog. Berbicara
monolog adalah berbicara satu arah, artinya dalam kegiatan berbic-
ara tersebut tidak terjadi interaksi antara pembicara dengan pen-
dengar. Kegiatan berbicara yang bersifat monolog; pidato/sambu-
tan dan memandu. Memandu dapat berupa memandu acara atau
mewara dan memandu wisatawan. Kegiatan berbicara yang bersi-
fat dialog; wawancara dan diskusi. Diskusi memiliki ragam antara
lain seminar dan symposium (pertemuan dengan beberapa pembic-
ara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau
tentang beberapa aspek dari topik yang sama)
Untuk memperoleh keterampilan berbicara formal diperlu-
kan penguasaan terhadap faktor-faktor yang menentukan keberhas-
ilan berbicara.Faktor-faktor tersebut adalah faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan.Faktor kebahasaan meliputi keberaniaan, kelan-
caran, kenyaringan suara, pandangan, gerak-gerik, penalaran, dan
sikap yang wajar.
A. Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen
utama yaitu; guru, siswa dan bahan ajar. Proses belajar merupakan
interaksi antarberbagai unsur, dengan unsur utama adalah siswa,
kebutuhan berbagai sumber, serta situasi belajar yang memberikan
kemungkinan kegiatan belajar. Meskipun demikian guru merupa-
kan faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan pengem-
bangan bahan ajar serta perangkat lainnya.

Kimia B 2016 UNIB 219


RANGKUMAN
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artiku-
lasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,menya-
takan,menyampaikan pikiran,gagasan,dan perasaan. Tujuan utama
dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyam-
paikan informasi dengan efektif, sebaiknya pembicara betul-betul
memahami isi pembicaraannya disamping juga harus dapat men-
gevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengar. Jadi,bukan ha-
nya apa yang akan dibicarakan tetapi bagaimana mengemukakan-
nya. Tiga factor penting yang menentukan keberhasilan seseorang
ketika tampil berbicara didepan umum untuk kepentingan apap-
un,yaitu:
1.kesiapan diri
2.kesiapan materi
3.Kesiapan hadirin
Berbagai jenis berbicara untuk keperluan akedemik seperti, berbic-
ara untuk presentasi, berbicara untuk seminar dan berbicara dalam
situasi formal.

220 Bahasa Indonesia


EVALUASI BAB 9

1. Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau


mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,menya-
takan,menyampaikan pikiran,gagasan dan perasaan mer-
upakan pengertian dari
a. menulis
b. membaca
c. berbicara
d. teknik bicara

2. Tujuan utama dari berbicara kecuali..


a. untuk berkomunikasi
b. untuk menyampaikan pesan
c. untuk mencari informasi
d. untuk melatih kemampuan menulis

3. dibawah ini yang termasuk faktor nonkebahasan kecuali..


a. sikap wajar,dan tidak kaku
b. pandangan harus diarahkan ke lawan bicara
c. kaku dan tidak tenang
d. gerak-gerik dan mimik yang tepat

Kimia B 2016 UNIB 221


4. dibawah ini yang termasuk persiapan sebelum pelaksanaan
presentasi kecuali
a. kenali pendengar
b. tidak menguasai materi
c. menguasai materi
d. membuat pembahasan

5. Apa yang dimaksud dengan seminar..


a. untuk menemukan sebuah ide
b. merupakan proses belajar mengajar
c. kegiatan yang dilakukan pada situasi nonformal
d. proses pertukaran pendapat

6. orang yang mempersentasikan biasanya mempunyai sebu-


tan yaitu
a. moderator
b. notulen
c. penyaji
d. peserta

7. Hal-hal yang diperhatikan saat pelaksanaan persentasi,ke-


cuali.
a. menguasai alat peraga yang digunakan

222 Bahasa Indonesia


b. jangan membelakangi pendengar
c. menguasai diri sendiri
d. tidak menguasai materi

8. Beberapa syarat yang harus diperhatikan agar seminar ber-


jalan dengan baik,kecuali
a. ruang seminar
b. peserta
c. moderator
d. penonton

9. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam data-data


umum untuk menganalisis pendengar,kecuali.
a. pendengar
b. usia
c. pendidikan
d. minat dan keinginan pendengar

10. Beberapa yang perlu diperhatikan oleh pembicara dalam


menghadapi pembicaraan pada kelompok besar yaitu.
a. kecepatan berbicara
b. gerak-gerik
c. teknik bicara

Kimia B 2016 UNIB 223


d. transisi
Essay
1. Jelaskan pengertian berbicara menurut Tarigan dan Kamus
besar bahasa Indonesia
2. Jelaskan faktor-faktor kebahasaan yang menunjang keefek-
tifan Berbicara
3. Apa perbedaan persentasi dengan seminar?
4. Apa saja hal-hal yang diperhatikan saat pelaksanaan pre-
sentasi?
5. Bagaimana menganalisis situasi pendengar?

224 Bahasa Indonesia


A. Pengertian Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu


disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, logis, benar,
bertanggung jawab dan menggunakan bahasa yang baik dan be-
nar (Pateda 1993). Karya ilmiah ditulis bukan hanya untuk mem-
pertanggung jawabkan penggunaan sumber daya penelitian (alat,
bahan, sumber) melainkan juga untuk mempertanggung jawabkan
penulisan karya ilmiah secara teknis .

B. Ciri-ciri karya ilmiah

Jujun Suriasumantri (1999) menyebutkanad ada 10 ciri-ciri


karya ilmiah,yakni :

1. Reproduktif, artinya maksud yang ditulis oleh penulis karya


ilmiah harus bisa ditangkap dengan makna yang sama oleh
pembacanya.

2. Tidak ambigu, artinya tidak multitafsir.

Kimia B 2016 UNIB 225


3. Tidak emotif, artinya tidak melibatkan unsur perasaan, ra-
sional, jelas, objektif.

4. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, para-


graf, konsisten.

5. Penggunaan istilah keilmuan dalam tulisan ilmiah.

6. Bersifat denotatif, menggunakan bahasa yang lugas.

7. Rasional, menonjolkan keruntutan pikiran yang logis, lancar


dan cermat.

8. Ada kohesi antarkalimat tiap paragraf.

9. Bersifat straightforward, langsung pada sasaran.

10. Penggunaan kalimat efektif, yakni kalimat yang mengandung


makna persis seperti apa yang disampaikan penulisnya.

Sementara itu, Rivai (2005) mengatakan bahwa ada


beberapa perangkat kebahasaan penting dan patokan pe-
makaiannya dalam karya tulis ilmiah yang harus dipahami
oleh penulis, yakni :

1. Perhurufan (Huruf romawi, kapital, kapital kecil, itali dan


lain-lain).

2. Perangkaan (Angka arab, angka romawi).

3. Perlambangan (Singkatan, akronim, lambang, satuan dasar).

4. Pengejaan (huruf f dan v yang ada kalanya dipertukarkan


dengan huruf p, tidak dikenal konsonan rangkap, huruf x

226 Bahasa Indonesia


diganti dengan ks dan lain-lain).

5. Tanda baca (Titik, titik terangkat, titik koma, koma, titik dua,
tanda tanya, tanda seru, tanda penghubung dan lain-lain).

A. Tiga Syarat Penyusunan Karya Ilmiah

Sebuah paragraf karya ilmiah yang baik ditentukan


oleh tiga faktor, yaitu :

1. Apakah dalam paragraf tersebut hanya terdapat satu ga-


gasan pokok.

2. Apakah kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut bertalian


atau berhubungan satu sama lain secara erat.

3. Apakah pengurutan gagasan bawahan (untuk menunjang


gagasan pokok) dalam paragraf diwujudkan dengan pena-
taan kalimat yang teratur.

Ketiga faktor ini biasa disebut dengan istilah kesat-


uan,kepaduan dan pengembangan paragraf.

Kesatuan paragraf : kalimat topik

Paragraf-pragraf karya ilmiah itu baik jika setiap paragraf


hanya memiliki satu gagasan pokok. Gagasan pokok tersebut
dimuat dalam sebuah kalimat. Kalimat yang memuat atau berisi
gagasan pokok sebuah paragraf biasa disebut kalimat topik.

Selain kalimat topik,sebuah paragraf karya ilmiah juga ha-

Kimia B 2016 UNIB 227


rus dilengkapi dengan kalimat-kalimat peenjelas.Kalimat-kalimat
penjelas itu disusun untuk memperjelas isi dan pengertian kalimat
topik. Letak kalimat topik pada karya ilmiah bisa diawal paragraf.
Itu berarti paragraf tersebut dimulai dengan kalimat topik, lalu dii-
kuti kalimat-kalimat penjelas.

Kepaduan paragraf : repetisi dan konjungsi

Hubungan antara kalimat topik dengan kalimat penjelas da-


lam sebuah paragraf harus ditata dengan baik sehingga bisa dihasil-
kan paragraf yang benar-benar padu. Ada dua sarana pokok yang
biasa digunakan untuk membangun hubungan antarkalimat dalam
paragraf : repetisi (pengulangan dan konjungsi.

Pengembangan kalimat : pengurutan gagasan bawahan

Gagasan pokok dalam paragraf diperjelas atau ditunjang


oleh gagasan-gagasan bawahan yang dimuat dalam kalimat-kali-
mat penjelas.Kalimat-kalimat penjelas tersebut ditata dan disusun
menurut satu model atau pola tertentu. Bagaimana model atau
pola pengurutan atau penyusunan gagasan bawahan itulah yang
dibicarakan dalam pengembangan paragraf. Jadi,pengembangan
paragraf adalah perincian dan pengurutan gagasan penjelas yang
diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat penjelas dalam satu
paragraf.

Gagasan pokok dapat dikembangkan dengan berbagai mod-


el atau pola pengembangan paragraf adalah sebagai berikut :

Deskripsi
Definisi luas

228 Bahasa Indonesia


Uraian
Klasifikasi
Perbandingan dan pertentangan

B. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Dalam skala terbatas,menghasilkan suatu karya ilmiah be-


rupa laporan penelitian, esei pendek maupun panjang, artikelmdi
jurnal dan lain-lain, merupakan sebuah ukuran pencapaian
baik bagi individu yang membuatnya,maupun institusi yang di-
wakilinya.

Dalam skala yang lebih luas karya tulis ilmiah menjadi


sumber masukan bagi suatu perencanaan.Contohnya : perencanaan
pembangunan bagi penetapan kebijakan-kebijakan pemerintah
seperti,penaikan dan penurunan harga BBM.

C. Penulisan Kalimat Dalam Karya Ilmiah

a. Jenis kalimat

Kalimat dibatasi sebagai satuan sintaktis yang biasanya din-


yatakan dengan subjek dan predikat yang dirakit secara logis.Pen-
gelompokan kalimat dapat didasarkan pada maksudnya,strukturnya
dan bentuk retoriknya.

Jenis kalimat berdasarkan maksud

Jenis kalimat dalam kelompok ini meliputi :

a) Kalimat pernyataan (kalimat deklaratif)

Kimia B 2016 UNIB 229


b) Kalimat pertanyaan (Kalimat imperatif)

c) Kalimat Seruan (eksklamatif)

Jenis kalimat berdasarkan strukturnya

Kalimat dapat digolongkan berdasarkan jumlah subjek dan


predikat. Subjek dan predikat merupakan gagasan utama sebuah
kalimat. Sebagai unit informasi yang pokok di dalam kalimat,
subjek predikat saling melengkapi dan tidak dapat dihilangkan
salah satunya dalam tulisan ilmiah, subjek dan predikat selalu ter-
kandungdi dalam kalimat.

Jenis kalimat berdasarkan bentuk gaya

Yang dimksud dengan bentuk gaya adalah rancangan atau


tata susunan kalimat yang menentukan efeknya terhadap pendengar
atau pembacanya. Dalam kelompok ini, sebagai contoh terdapat
kalimat yang melepas, kalimat yang berklimaks dan kalimat yang
berimbang.

b. Masalah penulisan kalimat

Kalimat tak bergagasan lengkap

Kalimat tak padu

Kalimat tak sejajar

Kalimat tak hemat

Variasi kalimat

Kalimat tak nalar

230 Bahasa Indonesia


D. Cara Mendapatkan Ide-Ide Yang Layak Di Teliti
Tidak ada ide-ide yang tidak menarik untuk diteliti.Yang
lebih penting adalah sudut pandangnya, apakah repetitif atau men-
awarkan sesuatu yang baru (inovatif). Juga sama pentingnya adalah
mengelaborasi sudut pandang tersebut sehingga mencerahkan dan
menjadi alternatif solusi bagi suatu persoalan. Salah satu cara tra-
disional untuk mendapatkan ide yang layak diteliti adalah dengan
banyak membaca. Selain membaca, ide juga didapat dengan cara
mengamati fenomena atau objek di lingkungan.
E. Menuangkan Ide Ke Dalam Karya Tulis Ilmiah
Menuangkan ide ke dalam karya ilmiah bisa mengambil
banyak cara, bentuk, maupun tujuan.Sekurang-kurangnya, penu-
angan ide dalam tulisan ilmiah dapat diklasifikasikan dalam tiga
kategori berikut :
1. Cara penuturan
2. Bentuk penuturan
3. Tujuan penuturan
Terkait dengan cara penuturan,suatu tulisan ilmiah masih
dapat dibagi-bagi lagi. Di antaranya adalah narasi, deskripsi, eks-
posisi, argumentasi, persuasi atau campuran di antara cara-cara ini.
Bentuk penuturan, ada cukup banyak format yang dimun-
gkinkan, seperti : esei, studi kasus, buku ajar, laporan buku dan lain
sebagainya.
Tujuan penuturan, bisa dibagi menjadi berikut :
a) Penjelasan atau penuturan
b) Bujukan atau persuasi
c) Hasutan atau provokasi

Kimia B 2016 UNIB 231


d) Gugatan atau pembelaan dan lain-lain
F. Bentuk-Bentuk Karya Ilmiah
Secara umum, bentuk-bentuk karya ilmiah (academic writ-
ing) bisa dibagi menjadi empat kategori dan setiap kategori berisi
tiga macam karya ilmiah, yaitu:
a. Laporan ilmiah yang meliputi :
1. Laporan penelitian
2. Laporan kasus
3. Laporan tinjauan
b. Karya tulis ilmiah sebagai syarat lulus program studi formal
tingkat pendidikan tinggi, yang meliputi :
1. Skripsi
2. Tesis
3. Disertasi
c. Karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk sidang pembaca
(audiens) yang non-spesifik (lebih luas dari komunitas aka-
demis tertentu), yang meliputi:
1. Surat pembaca
2. Resensi (buku)
3. Karangan ilmiah populer
d. Karya ilmiah yang disampaikan untuk audiens tertentu den-
gan tujuan spesifik,yang meliputi :
1. Monograf
2. Buku ajar

232 Bahasa Indonesia


3. Pidato-pidato ilmiah yang disampaikan dalam peristiwa
akademis tertentu yang diterbitkan.
G. Cara Membuat Judul Karya Tulis Ilmiah Yang Baik
Agar dapat membuat judul yang relatif baik, diperlukan
keterampilan mendeteksi dan mengidentifikasi unsur-unsur peng-
gabungan kata (sintaksis) dan makna (semantik) sebagai berikut :
1. Menarik
2. Baru
3. Relevan
4. Singkat (antara 7-15 kata)
5. Mencerminkan relasi atau tegangan antara aspek universal
dengan aspek partikular yang termuat dalam topik peneli-
tian.

H. Kata Ganti Resmi Dalam Penulisan Karya Ilmiah


Kata ganti resmi yang biasa digunakan seperti saya, kami,
peneliti, penulis dan kita sebagai orang pertama atau anda sebagai
ganti orang kedua yang lazim digunakan dalam kegiatan menulis
akademik. Namun, yang paling sering digunakan yaitu penulis atau
peneliti.

Kimia B 2016 UNIB 233


I. Kerangka Penulisan Karya Ilmiah
Gambaran kerangka karya ilmiah sebagai berikut :
BAGIAN I : Halaman judul
BAGIAN II : Halaman kata pengantar
BAGIAN III : Halaman daftar isi
BAGIAN IV : Pendahuluan yang meliputi
Latar Belakang Pemilihan Judul
Rumusan Masalah
Manfaat Penelitian
Maksud dan Tujuan Penelitian
Hipotesa
Kerangka Teoritis
Kerangka Konsepsional
Metodologi Penelitian
Hambatan-hambatan yang Dijumpai di
Lapangan
BAGIAN V : Bagian yang berisi gabungan antara teori dan
praktek serta hal-hal yang
didapati di lapangan dan bersifat menunjang materi
pokok atau hal-hal yang dapat mendukung/mem-
pengaruhinya meskipun secara tidak langsung ku-
rang begitu dirasakan secara jelas,pada bagian ini
dapat berisi satu atau dua bab.
BAGIAN VI : Bagian yang berisi materi pokok yang dapat di
lapangan sebelum mendapatkan penafsiran lebih
234 Bahasa Indonesia
dalam oleh para peneliti berupa pengungkapan data
dalam bentuk klasifikasi, telah diinventarisir, telah
diseleksi guna dianalisis lebih lanjut.
BAGIAN VII : Bagian ini berisi tentang penafsiran data, analisis
data, comparatif data dari yang terdapat pada bagian
VI.
BAGIAN VIII : Bagian ini merupakan bagian penutup yang berisi
suatu persepsi, kesimpulan dan saran-saran
BAGIAN IX : Merupakan bagian tersendiri di luar materi di atas
tetapi cukup berkait dalam menunjang penyusunan
maupun operasional lapangan. Bagian ini berisi
daftar pustaka
BAGIAN X : Bagian ini berisi lampiran-lampiran yang dirasa
perlu.

Kimia B 2016 UNIB 235


RANGKUMAN

Karya tulis ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu


disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, logis, benar,
bertanggung jawab dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Karya ilmiah itu sendiri memiliki ciri-ciri,yaitu :
1. Reproduktif, artinya maksud yang ditulis oleh penulis karya
ilmiah harus bisa ditangkap dengan makna yang sama oleh
pembacanya.
2. Tidak ambigu, artinya tidak multitafsir.
3. Tidak emotif, artinya tidak melibatkan unsur perasaan, ra-
sional, jelas, objektif.
4. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, para-
graf, konsisten.
5. Penggunaan istilah keilmuan dalam tulisan ilmiah dan lain-
lain.
Dalam mengungkapkan gagasan ke dalam bentuk paragraf,
seorang penulis harus memperhatikan beberapa pokok persoalan.
Pertama, penulis harus memastikan bahwa paragraf yang disusunn-
ya hanya mengandung satu gagasan utama. Kedua, kalimat-kalimat
yang menyusun bangun suatu teks yang disebut paragraf itu harus
saling terkait dan mendukung suatu gagasan utama yang menja-
di fokus paragraf. Ketiga, penulis juga harusmenguasai berbagai
model pengembangan paragraf agar karangan yang disusunnya ti-
dak monoton dan efektif
Penuulisan kalimat dalam karya ilmiah mensyaratkan pen-
guasaan atas jenis kalimat dan cara membentuk kalimat efektif. Pen-
guasaan atas tata bahasa Indonesia menghindarkan penulis karya
ilmiah dari ketakcermatan dalam menilai kelengkapan gagasan di
dalam kalimat dan kepaduan antar usur pembentuk kalimat.

236 Bahasa Indonesia


Setelah itu penulis dapat menuangkan ide-ide yang dimi-
likinya dalam bentuk karya tulis ilmiah.Bentuk-bentuk karya tulis
ilmiah itu sendiri terdiri dari :
a. Laporan ilmiah yang meliputi :
Laporan penelitian
Laporan kasus
Laporan tinjauan
b. Karya tulis ilmiah sebagai syarat lulus program studi formal
tingkat pendidikan tinggi, yang meliputi :
Skripsi
Tesis
Disertasi
c. Karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk sidang pembaca
(audiens) yang non-spesifik (lebih luas dari komunitas aka-
demis tertentu),yang meliputi :
Surat pembaca
Resensi (buku)
Karangan ilmiah popular
d. Karya ilmiah yang disampaikan untuk audiens tertentu den-
gan tujuan spesifik,yang meliputi :
Monograf
Buku ajar
Pidato-pidato ilmiah yang disampaikan dalam peristiwa
akademis tertentu yang diterbitkan.
Dalam membuat suatu karya tulis ilmiah juga diperlukan
Kimia B 2016 UNIB 237
kerangka terlebih dulu yang terdiri atas :
BAGIAN I : Halaman judul
BAGIAN II : Halaman kata pengantar
BAGIAN III : Halaman daftar isi
BAGIAN IV : Pendahuluan yang meliputi
Latar Belakang Pemilihan Judul
Rumusan Masalah
Manfaat Penelitian
Maksud dan Tujuan Penelitian
Hipotesa
Kerangka Teoritis
Kerangka Konsepsional
Metodologi Penelitian
Hambatan-hambatan yang Dijumpai di
Lapangan
BAGIAN V : Bagian yang berisi gabungan antara teori dan
praktek serta hal-hal yang
didapati di lapangan dan bersifat menunjang materi
pokok atau hal-hal yang dapat mendukung/mem-
pengaruhinya meskipun secara tidak langsung ku-
rang begitu dirasakan secara jelas, pada bagian ini
dapat berisi satu atau dua bab.
BAGIAN VI : Bagian yang berisi materi pokok yang dapat di
lapangan sebelum mendapatkan penafsiran lebih
dalam oleh para peneliti berupa pengungkapan data

238 Bahasa Indonesia


dalam bentuk klasifikasi, telah diinventarisir, telah
diseleksi guna dianalisis lebih lanjut.
BAGIAN VII : Bagian ini berisi tentang penafsiran data, analisis
data, comparatif data dari yang terdapat pada bagian
VI.
BAGIAN VIII : Bagian ini merupakan bagian penutup yang berisi
suatu persepsi, kesimpulan dan saran-saran
BAGIAN IX : Merupakan bagian tersendiri di luar materi di atas
tetapi cukup berkait dalam menunjang penyusunan
maupun operasional lapangan. Bagian ini berisi
daftar pustaka
BAGIAN X : Bagian ini berisi lampiran-lampiran yang dirasa
perlu.

Kimia B 2016 UNIB 239


EVALUASI BAB 10

1. Suatu karya hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu


tertentu yang disusun secara sistematis, logis, benar, bertang-
gung jawab dan menggunakan bahasa yang baik dan benar
disebut .....

a. Karya Tulis Ilmiah

b. Karya Seni

c. Karya sastra

d. Karya tulis

e. Karya anak-anak

2. Selain memiliki sifat ilmiah,sebuah karya ilmiah hendaknya


memiliki sifat sebagai berikut, yaitu.....

a. Urut

b. Agitatif

c. Sistematis

d. Logis

e. Naratif

3. Hal yang harus disiapkan oleh seorang penulis karya ilmiah


adalah.....

240 Bahasa Indonesia


a. Menentukan judul

b. Menentukan ciri-ciri

c. Memilih sampel

d. Memilih jenis uji statistik

e. Menentukan topik

4. Dibawah ini yang termasuk ciri-ciri suatu karya ilmiah menurut


Jujun Suriasumantri, kecuali....

a. Tidak ambigu, artinya tidak multitafsir.

b. Tidak emotif, artinya tidak melibatkan unsur perasaan, ra-


sional, jelas, objektif.

c. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, para-


graf, konsisten.

d. Penggunaan istilah keilmuan dalam tulisan ilmiah.

e. Perangkaan (Angka arab, angka romawi).

5. Dalam menulis suatu karya ilmiah yang harus memiliki un-


sur-unsur, salah satunya ialah....

a. Rumit

b. Relevan

c. Panjang

d. Dua gagasan pokok

Kimia B 2016 UNIB 241


e. Ambigu

6. Dalam kerangka penulisan karya ilmiah pada bagaian dua ber-


isi tentang.....

a. Halaman judul

b. Halaman daftar isi

c. Halaman kata pengantar

d. Pembahasan

e. Pendahuluan

7. Gagasan pokok dapat dikembangkan dengan berbagai model


atau pola pengembangan paragraf adalah, kecuali.......

a. Deskripsi

b. Definisi luas

c. Uraian

d. Perbandingan dan pertentangan

e. Semua benar

8. Bentuk-bentuk karya tulis ilmiah salah satunya adalah laporan


ilmiah yang meliputi....

a. Laporan penelitian

b. Skripsi

242 Bahasa Indonesia


c. Tesis

d. Disertasi

e. Resensi

9. Penuangan ide dalam tulisan ilmiah dapat diklasifikasikan da-


lam tiga kategori, yaitu.....

a. Cara penuturan, bentuk penuturan, dan tujuan penuturan

b. Logis, efisien, efektif

c. Cara penuturan, bentuk penuturan,dan mekanisme

d. Cara penuturan, efektif, dan masuk akal

e. Deskriptif, bentuk penuturan, dan mekanisme

10. Di bawah ini tujuan penuturan pada saat penuangan ide dalam
tulisan ilmiah,kecuali.....

a. Penjelasan atau penuturan

b. Bujukan atau persuasi

c. Hasutan atau provokasi

d. Gugatan atau pembelaan dan lain-lain

e. efisien

Essay

1. Sebutkan tiga syarat penyusunan karya ilmiah! jelaskan!

Kimia B 2016 UNIB 243


2. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?

3. Sebutkan minimal 5 ciri-ciri karya ilmiah menurut Jujun Sur-


iasumantri!

4. Apa saja yang ada pada kerangka ilmiah dibagian IV penda-


huluan?

5. Bagaimana cara mendapat ide yang layak untuk diteliti?

244 Bahasa Indonesia


KUNCI JAWABAN

A. Pilihan Ganda

Kimia B 2016 UNIB 245


B. Essay
BAB I
1. Bahasa Melayu menjadi bahasa yang diangkat menjadi
bahasa persatuan bangsa Indonesia karena :
a. Bahasa Melayu telah berkembang dan hidup lebih dahu-
lu daripada bahasa Indonesia. Dalam bahasa Melayu tel-
ah digunakan oleh sebagian besar penduduk yang hidup
di Asia Tenggara waktu itu.
b. Bahasa Melayu mudah dipelajari karena tidak mengenal
tingkatan penggunaan atau tingkatan sosial. Bahasa Me-
layu juga tidak memiliki tingkatan waktu.

246 Bahasa Indonesia


c. Kesadaran psikologis menerima bahasa Melayu men-
jadi bahasa Indonesia. Pada perkembangan selanjutnya
baha- sa Melayu/ bahasa Indonesia menunjukkan ke-
mampuann- ya untuk digunakan sebagai bahasa komu-
nikasi.
d. Bentuk tata bahasanya yang luwes dan mudah dipe-
lajari sehingga mengandung kemungkinan yang meng-
gembira- kan dalam kehidupan modern
2. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau menjadi ba-
hasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih bersifat
politis daripada bersifat linguistis. Tujuannya ialah ingin
mempersatukan para pemuda Indonesia, alih-alih disebut bang-
sa Indonesia. Ketika itu, yang mengikuti Kongres Pemoeda
adalah wakil-wakil pemuda Indonesia dari Jong Jawa, Jong
Sunda, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Selebes. Jadi, secara
linguistis, yang dinamakan bahasa Indonesia saat itu sebenarn-
ya adalah bahasaMelayu. Ciri-ciri kebahasaannya tidak brbeda
dengan bahasa Melayu. Namun, untuk mewujudkan rasa per-
satuan dan kesatRuan bangsa Indonesia, parapemuda Indonesia
pada saat itu secara politis menyebutkan bahasa Melayu-iau
menjadi bahasa Indonesia. Nama bahasa Indonesialah yang
dianggap bisa memancarkan inspirasi dan semangat nasional-
isme, bukan nama bahasa Melayu yang berbau kedaerahan.
3. Secara resmi penyebutan bahasa Indonesia sebagai bahasa re-
smi di Indonesia baru muncul pada 18 Agustus 1945 ketika
konstitusi Indonesia diresmikan.
4. Untuk membedakan peranan bahasa Indonesia, bahasa daerah
dan bahasa Asing yang digunakan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi masyarakat mengetahui bagaimana menggu-
nakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi masyarakat
juga mengetahui kapan waktunya menggunakan bahasa Indo-
nesia, bahasa daerah, dan bahasa Asing.
5. Sumbangan yang dapat kita berikan agar bahasa Indone-
sia menjadi bahasa iptek adalah menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa yang wajib digunakan dalam menyusun karya-

Kimia B 2016 UNIB 247


karya ilmiah. Dan mengembangkan artikel-artikel yang isinya
mengenai ilmu pengetahuan sehingga masyarakat yang mem-
baca karya kita telah terbiasa mendengar istilah dalam bidang
Ilmu pengetahuan dan dalam bidang teknologi yang mana isti-
lah tersebut menggunakan istilah dalam Bahasa Indonesia.

BAB II
1. Fungsi-fungsi bahasa
a. Fungsi ekspresi dalam bahasa.
b. Fungsi komunikasi dalam bahasa.
c. Fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa.
d. Fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)
2. Fungsi Bahasa Nasional
a. Lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia.
b. Identitas nasional dimata Internasional.
c. Sarana hubungan antarwarga, antardaerah dan an- tarbu-
daya.
d. Pemersatu lapisan masyarakat: sosial, budaya, suku bangsa
dan bahasa.
3. Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia
4. Aspek fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukan sebagai
Bahasa Negara
a. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Kenega-
raan.
b. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia
pendidikan

248 Bahasa Indonesia


c. Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung pada ting-
katan nasional untuk kepentingan tata-cara perencaan
dan pelaksanaan pembangunan nasional serta pemer-
intahan.
d. Bahasa Indonesia sebagai pengembangan kebu-
dayaan nasional, ilmu dan teknologi
5. Fungsi kontrol sosial dalam fungsi Bahasa Indonesia
ber- maksud mempengaruhi perilaku dan tindakan orang
dalam masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam
komunikasi dan dapat saling memahami.

BAB III

1. Maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan adalah bah-


wa para perserta pertuturan hendaknya berpegang pada prin-
sip untuk selalu mengurangi keunrungan dirinya sendiri dan
memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan ber-
tutur.Sedangkan,Maksim kedermawana ini adalah buatlah
keuntungan diri sendiri sekecil mungkin, buatlah kerugian diri
sendiri sebesar mungkin.

2. Karena jika tidak memiliki sikap bahasa yang baik maka orang
tidak akan suka bergaul sama kita dan akan menjauhi kita.

3. Sikap positif dan sikap negatif

4. Maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim


penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan
dan maksim kesimpatian

5. Kritik secara langsung dengan kata-kata kasar, dorongan


emosi penutur, protektif terhadap pendapat, sengaja menuduh
mitra tutur dan sengaja memojokkan mitra tutur.

Kimia B 2016 UNIB 249


BAB IV
1. Beberapa hal yang menyebabkan ragam bahasa ada 3 :

a. Perbedaan wilayah : Tiap-tiap daerah memiliki


kultur kebu- dayaan yang berbeda dengan wilayah
yang lain

b. Perbedaan demografi : Pada daerah pegunungan


cenderung menggunakan bahasa yang singkat dan
jelas, berbeda dengan pemukiman padat penduduk
yang biasa menggunakan baha- sa lisan yang pan-
jang lebar.

c. Perbedaan adat-istiadat : Tiap daerah memiliki


kebiasaan atau adat yang diturunkan temurun dari
nenek moyangnya.
Macam-macam ragam bahasa

a. Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penu-


turnya di- pandang sebagai ragam yang baik. Rag-
am ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya
ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.

b. Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam baha-


sa yang di- pakai apabila pembicara menganggap
kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih
rendah statusnya atau apabila topik pembicara ber-
sifat tidak resmi.

c. Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai


apabila lawan bicara orang yang dihormati, misal-
nya orang tua dan atasan.

d. Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan

250 Bahasa Indonesia


dalam pe- makaian tidak resmi di kalangan orang
yang saling mengenal.

e. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkap-


kan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan
waktu sehingga situasi pengungkapan dapat mem-
bantu pemahaman.

f. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan


melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu
sehingga diperlu- kan kelengkapan struktur sampai
pada sasaran secara visual.

g. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai da-


lam sua- sana resmi.

2. Istilah umum bersifat bebas dan dipakai secara luas tanpa ada
kaitan ilmu tertentu, sedangkan istilah khusus maknanya ter-
batas pada bidang ilmu tertentu.

Contoh istilah umum : Anggaran belanja, penilaian, nikah,


takwa
Contoh istilah khusus : Apendektomi, bipatride, pleistosen.

3. Sebuah kalimat dasar bahasa Indonesia terdiri dari bebera-


pa kata penyusun, diantaranya adalah Subjek, Predikat, Objek
dan Keterangan. Biasa disingkat dengan SPOK.

4. Syarat- syarat kalimat efektif:

a. Koherensi : hubungan timbal-balik yang baik dan jelas an-


tara unsur-unsur ( kata atau kelompok kata ) yang mem-
bentuk kata itu.

b. Kesatuan : Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai


struk- tur yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki
Kimia B 2016 UNIB 251
unsure-un- sur subyek dan predikat, atau bisa ditambah
dengan obyek, keterangan,

c. Kehematan: Kehematan yang dimaksud berupa kehe-


matan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya
yang diang- gap tidak diperlukan.

d. Keparalellan : Keparalelan atau kesejajaran adalah ke-


samaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan da-
lam kalimat itu.

e. Penekanan : gagasan pokok atau misi yang ingin


ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan
memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagain-
ya pada bagian kali- mat tadi.

5. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui baha-


sa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi,
sa- ling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain,
dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indo-
nesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa
Indone- sia sangat luas pemakaiannya dan bermacam - ma-
cam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus
mampu memi- lih ragam bahasa yang sesuai dengan den-
gan keperluannya, apapun latar belakangnya.

252 Bahasa Indonesia


BAB V
1. Fungsi Diksi

a. Melambangkan gagasan yang akan di ekspresikan secara


verbal.

b. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat(sangat resmi,


resmi dan tidak resmi) sehingga menyenangkan penden- gar
atau pembaca.

c. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

d. Mencegah perbedaan penafsiran.

e. Mencegah salah pemahaman.

f. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi


2. Syarat-syarat ketepatan pilihan kata:
a. Membedakan makna denotasi dan konotasi secara cermat,
denotasi yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna
ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang
bermacam-macam lazim digunakan dalam pergaulan untuk
tujuan estetika dan kesopanan.
b. Membedakan secara cermat makna yang hampir bersinonim
misalnya : adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam pemakaian
nya berbeda-beda.
c. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip
ejaannya,misalnya : inferensi, interferensi, sarat dan syarat
tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan
pendapat sendiri,jika memahami belum dapat dipastikan pe-
makai kata harus menemukan makna yang tepat dalam
kamus. Misalnya: modern sering di artikan secara subjektif,
canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakh-
ir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak

Kimia B 2016 UNIB 253


mengetahui, bergaya intelektual. Menggunakan imbuhan
asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara
tepat. Misalnya: dilegalisir harusnya dilegalisasi, koordinir
seharusnya koordinasi.

d. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan


yang benar. Misalnya sesuai bagi seharusnya sesuai den-
gan.

e. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cer-


mat.

f. Untuk mendapatkan kata yang spesifik karangan ilmiah


se- baiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil
(kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota)

g. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat,


mis- alnya : isu (berasal dari bahasa inggris issue berarti
publikasi, kesudahan, perkara). Isu dalam bahasa indo-
nesia berarti ka- bar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar
angin, desas-desus).

h. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim,misalnya:


pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab.
Berhomo- foni, misalnya: bang dan bank,apel upacara;-
buku ruas, buku kitab.

i. Menggunakan kata abstrak dan konkret secara cermat,


kata abstrak (konseptual misalnya:pendidikan, wirau-
saha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata
khusus, mis- alnya: mangga, sarapan, dan berenang.
3. Makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebe-
narnya bukan makna kias.
4. Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan.

254 Bahasa Indonesia


Misalnya : sesuai dengan,disebabkan oleh,berharap akan, dan
lain-lain. Pasangan idiomatik kedua kata sepeti itu tidak dapat di-
gantikan dengan pasangan lain.

5. Contoh :

Sajak Pahlawanku terdapat pada halaman 125 buku itu.

Marilah kita menyanyikan lagu Maju Tak Gentar!

BAB VI
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan ga-
gasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipaha-
mi oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.

2. Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri :


a. Kesepadanan Struktur
b. Keparalelan Bentuk
c. Ketegasan Makna
d. Kehematan Kata
e. Kecermatan dan kesantunan
f. Kepaduan Makna
g. Kelogisan Makna

3. Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah


temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya un-
tuk belajar. (efektif)

Kimia B 2016 UNIB 255


4. Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
a. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penu-
lisnya.
b. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya an-
tara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
5. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam ka-
limat.
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kali-
mat
b. Membuat urutan kata yang bertahap
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjol-
kan
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

BAB VII
1. Paragraf atau alenia adalah suatu kesatuan pikiran yang
ditu- angkan dalam kalimat atau kumpulan kalimat yang
berkaitan untuk membentuk suatu ide atau gagasan pokok.
2. Paragraf deduktif , induktif , naratif , variatif.
3. Penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya bagi keseha-
tan. Narkoba memiliki efek ketagihan dan setiap jenis dari
narkoba memiliki efek yang berbeda beda diantaranya ada-
lah dapat menyebabkan detak jantung yang lebih cepat dari
nor- mal bahkan banyak kasus orang yang menggunakan
narkoba sampai mengalami kematian karena overdosis.
4. Suatu paragrap harus lah memiliki kesatuan dan haruslah

256 Bahasa Indonesia


ko- herensi.
5. Harus ada nya gagasan utama atau ide pokok, kalimat uta-
ma, kalimat dan penjelas , tema.

BAB VIII
1. Pengertian membaca menurut Anderson adalah suatu ke-
mampuan untuk melihat lambang- lambang tertulis serta
mengubah lambang-lambang tersebut melalui fonik (pho- nics
= suatu metode pengajaran membaca ucapan dan ejaan) menu-
ju membaca lisan.
2. Tujuan membaca menurut Anderson adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, serta memahami
isi bacaan.
3. Yang dimaksud dengan membaca dalam hati adalah memb
aca dengan mempergunakan ingatan visual yang melibatkan
pengaktivan mata dan telinga untuk memperoleh informasi da-
lam bacaan tersebut.
4. Memperbesar daya kata, antara lain ragam-ragam bahasa dan

Mengembangkan kosa kata, antara lain bahasa kritik sas-


tra.

5. Hal-hal penghambat membaca cepat: vokalisasi, gera-


kan bibir, gerakan kepala, menunjuk dengan jari, regresi.

BAB IX
1. Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbic-
ara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang bertujuan un-
tuk mengek- spresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan orang tersebut. Sedangkan,
Kamus Besar Ba- hasa Indonesia (1996: 144) berbicara
adalah suatu berkata, bercakap, berbahasa atau melahir-

Kimia B 2016 UNIB 257


kan pendapat, dengan ber- bicara manusia dapat mengung-
kapkan ide, gagasan, perasaan kepada orang lain sehingga
dapat melahirkan suatu interaksi.
2. Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara
a. ketepatan ucapan.
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengu-
capkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat.Pengucapan bunyi
bahasa yang kurang tepat,dapat mengalihkan perhatian
pendengar. Misalnya ada suku kata yang diucapkan berdem-
pet,ada yang kadang-kadang hilang di bunyi-bunyi tertentu.
b. Penempatan tekanan,nada,sendi dan durasi yang Sesuai
Kesesuaian tekanan,nada,sendi,dan durasi mer-
upakan daya tarik tersendiri dalam berbicara dan
merupakan faktor penen- tu.walaupun masalah yang
dibicarakan kurang menarik,den- gan penempatan
tekanan,nada,sendi,dan durasi yang ses- uai,akan
menyebabkan masalahnya menjadi menarik.
c. Pilihan kata atau diksi
Pilihan kata hendaknya tepat,jelas,dan bervariasi.jelas
mak- sudnya mudah dimengerti pendengar
d. ketepatan sasaran pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat pembicara
menggu- nakan kalimat efektif akan memudahkan penden-
gar menang- kap pembicaraanya.
3. Presentasi adalah suatu proses pertukaran informasi,
gagasan, dan pikiran diantara dua orang atau lebih dalam
berkomu- nikasi. Bertujuan menginformasikan menghibur
dan meng- gerakan untuk bertindak. Sedangkan Seminar
adalah suatu pertemuan di mana semua para pesertanya ter-

258 Bahasa Indonesia


libat aktif.Di dalam seminar yang dimaksud ini, tidak ada
pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar
pada umumnya. Tidak ada perbedaan antara pembicara dan
peserta.Dengan demikian seminar dibedakan dari kuliah,
di mana ada seorang rektor membawakan suatu tema atau
ide, dan peserta kuliah mendengarkan dan bertanya. Rektor
adalah seseorang yang menguasai tema tersebut, sedang-
kan peserta adalah orang yang mempelajari tema tersebut.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan saat pelaksanaan pre-
sentasi

Kuasai alat peraga yang digunakan

Kuasai diri sendiri (be confident)

Bina relasi dengan audience

Jangan membelakangi audience

Jangan membaca materi presentasi

Gunakan terminologi yang umum

Singkat, padat (tepat waktu)

Bicara lugas, tegas

Selingi dengan sedikit humor


5. Menganalisis Situasi Pendengar
Sebelum mulai berbicara, pembicara harus menganali-
sa situasi yang mungkin akan berlangsung ketika pembic-
ara sedang melakukan presentasi. Dalam menganalisa situ-
asi ini, akan muncul persoalan-persoalan sebagai berikut:
1) Apa maksud hadirin berkumpul dalam pertemuan itu?
Apakah pembicara menghadapi anggota-anggota per-

Kimia B 2016 UNIB 259


kumpulannya atau suatu massa yang berkumpul dengan
maksud tertentu? atau apakah mereka berkumpul hanya
kebetulan saja?
2) Adat istiadat apakah yang mengikat mereka? Apa- kah mer-
eka berani dan senang mengajukan per- tanyaan?Lebih suka
manakah mereka antara pem- bicaraan formal ataukah infor-
mal?
Selain beberapa hal yang telah disebut di atas, pembicara juga
perlu menganalisa pendengar.Dalam menganalisa pen- dengar ada
beberapa topik yang dipakai.
a) Data umum.

Data umum meliputi: jumlah hadirin, usia, peker-


jaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial.
b) Data khusus

Data khhusus meliputi: pengetahuan pen-


den- gar mengenai topik yang akan dibawakan, minat dan
keinginan pendengar, sikap pendengar.
Bila pembicara bisa menjawab semua pertanyaan yang ada,
maka dapat dikatakan pembicara telah bisa menganalisa
situasi pendengar yang mungkin akan di- hadapi selama
presentasi berlangsung

BAB X

1. Tiga syarat penyusunan karya ilmiah

a. Kesatuan paragraf : kalimat topik

b. Kepaduan paragraf : repetisi dan konjungsi.

c. Pengembangan kalimat : pengurutan gagasan bawa-


han.

260 Bahasa Indonesia


2. Karya tulis ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu
disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis,lo-
gis,benar,bertanggung jawab dan menggunakan bahasa
yang baik dan benar

3. Lima ciri-ciri karya ilmiah menurut Jujun Suriasumantri


yaitu :

a. Reproduktif.

b. Tidak ambigu.

c. Tidak emotif.
d. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, para-
graf, konsisten.

e. Penggunaan istilah keilmuan dalam tulisan ilmiah.

4. Pada bagian IV pendahulua meliputi :


Latar Belakang Pemilihan Judul
Rumusan Masalah

Manfaat Penelitian

Maksud dan Tujuan Penelitian

Hipotesa

Kerangka Teoritis

Kerangka Konsepsional

Metodologi Penelitian

Hambatan-hambatan yang Dijumpai di Lapangan

Kimia B 2016 UNIB 261


5. Tidak ada ide-ide yang tidak menarik untuk diteliti.Yang lebih
penting adalah sudut pandangnya,apakah repetitif atau men-
awarkan sesuatu yang baru (inovatif).Juga sama pentingnya ada-
lah mengelaborasi sudut pandang tersebut sehingga mencerahkan
dan menjadi alternatif solusi bagi suatu persoalan.Salah satu cara
tradisional untuk mendapat- kan ide yang layak diteliti adalah den-
gan banyak membaca. Selain membaca,ide juga didapat dengan
cara mengamati fenomena atau objek di lingkungan.

262 Bahasa Indonesia


Daftar Pustaka

Abidin, Zaenal. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta:


Yudhistira.
Akhyar, M. Salman. 2003. Konsep Dasar dan Ringkasan Materi.
Bandung: Gramedia.
Alwasilah, Ch. (2005).Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis
dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku
Utama.
Akhyar, M. Salman. 2003. Konsep Dasar dan Ringkasan Materi.
Bandung:Gramedia.
Budi Santoso,Kusno.1990.Problematika Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman,Dr.H. 2013.Ketrampilan Membaca. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
Insan Mulia.
Hasan, Alwi. 2002. Telaah Bahasa Dan Sastra. Jakarta: Y.O.I.
HS,Widjono.2007.Bahasa Indonesia.Jakarta:Grasindo.
Ismawati,Esti.2012.Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya
Ilmiah.Yogyakarta :Penerbit
Kuntarto,Niknik .M. dan Hendar Putranto. 99 Cara Mudah
Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta : Indopublika.
Muslich, Masnur. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi.
Jakarta : Bumi Aksara.

Kimia B 2016 UNIB 263


Mendikbud.Kep.1987. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Bumi
Aksara
Nababan, PWJ. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta:
PT Gramedia.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi.
Jakarta : Grasindo
Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk
Karang- Mengarang. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta Penerbit Erlangga.
Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk
Karang-Mengarang. Jakarta : Erlangga.
Razak, Abdul. 1985.Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
Sukarno, Moh. Amien. 1998. Dimensi Dimensi Kebahasaan.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Subagyo,P. Joko.2015.Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik
Jakarta : Rineka Cipta.
Sugihartati, Drs.Rahma. 2010.Membaca,Gaya Hidup dan
Kapitalisme. Yogjakarta: Graha. Ilmu.
Salam, H Burhanuddin 1987. Etika Sosial: Asas Moral dalam
Kehidupan Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Silzen, Peter. 1990. Bahasa sebagai Ungkapan Perasaan.
Makalah. Depok: Fakultas Sastra UI.
Tapanuli. 2006. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Depok:
Erlangga.
Tarigan, Henry Guntur. 2008.Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Bahasa. Bandung: Percetakan Angkasa.

264 Bahasa Indonesia


Tim Bentang Pustaka. 2010. Kamus Saku Bahasa Indonesia.
Yogyakarta : PT Mizan Publika.
Tukan, S.Pd,P. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Yhudistira
Wibowo,Wahyu.2016.Penulisan Buku Ajar Perguruan Tinggi.
Jakarta :Raja Grafindo Persada.
Wicaksono M.Pd,Andi.2014.Catatan Ringkas Stilistika.Jakarta:
Garudawacha.
Winarto,Yunita T,dkk. 2007.Karya Tulis Ilmiah Sosial
Menyiapkan,Menulis dan Mencermati.Jakarta :Yayasan
Obor Indonesia.

Kimia B 2016 UNIB 265


266 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 267
268 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 269
270 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 271
272 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 273
274 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 275
276 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 277
278 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 279
280 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 281
282 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 283
284 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 285
286 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 287
288 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 289
290 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 291
292 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 293
294 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 295
296 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 297
298 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 299
300 Bahasa Indonesia
Kimia B 2016 UNIB 301
302 Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai