2. Amin Singgih
2 Bahasa Indonesia
3. Prof. Dr. R.M. Ng. Purbajaraka
B. Bahasa Baku
Salah Benar
Syah Sah
Hirarki Hierarki
Insyaf Insaf
Jadual Jadwal
Kwalitas Kualitas
Kwantitas Kuantitas
Praktek Praktik
Rubah Ubah
Apotik Apotek
Perangko Prangko
Taqwa Takwa
Ekstrim Ekstrem
Kwarto Kuarto
Ujud Wujud
Karir Karier
4 Bahasa Indonesia
Penilaian Terhadap Bahasa Indonesia
6 Bahasa Indonesia
EVALUASI BAB 1
8 Bahasa Indonesia
bagai Lingua Franca?
a. Bahasa Indonesia mudah dipelajari
b. Bahasa Indonesia memiliki aksara yang rumit
c. Bahasa Indonesia banyak disukai bangsa-bangsa dari luar neg-
eri
d. Bahasa Indonesia dianggap bergengsi oleh bangsa-bangsa dari
luar negeri
e. Tidak ada alasan khusus
Essay
1. Mengapa Bahasa Melayu menjadi bahasa yang diangkat menja-
di bahasa persatuan bangsa Indonesia?
2. Bahasa Nasional
3. Bahasa Negara
12 Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukan sebagai Bahasa
Negara juga meliputi empat aspek, yaitu:
14 Bahasa Indonesia
Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999, kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencak-
up semua kewenangan pemerintahan, kecuali kewenangan bidang
politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter
dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain yang bersifat lin-
tas kabupaten/kota. Kewenangan kabupaten/kota meliputi bidang
pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, perta-
nian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal,
lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja. Pengem-
bangan Bahasa, termasuk sastra berhubungan dengan kewenangan
pemerintahan di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, baik yang
dimiliki pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
16 Bahasa Indonesia
lingkungan baru. Hal itu menunjukan bahwa bahasa yang
digunakan sebagai sarana mampu menyatakan hidup bersa-
ma dalam suatu ikatan (masyarakat).
18 Bahasa Indonesia
tingkat kedua meliputi ketidaktetapan kata dan ungkapan ( untuk
hal yang sama digunakan kata dan ungkapan berbeda) , ketidakteta-
pan kepentingan (kata dan ungkapan yang sama digunakan untuk
kepentingan berbeda) , berlebihan , bertele tele , kacau , ketiadaan
bantuan tnda baca untuk kalimat kalimat panjang , dan ketidak-
teraturan susunan.
Pasal 25
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
20 Bahasa Indonesia
dukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.
Pasal 30
Pasal 31
Penjelasan:
Penjelasan:
22 Bahasa Indonesia
berbahasa Indonesia.
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
24 Bahasa Indonesia
(2) Media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing yang mem-
punyai tujuan khusus atau sasaran khusus.
Pasal 40
Bagian Ketiga
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Indonesia
Pasal 41
Pasal 42
26 Bahasa Indonesia
naan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 43
Bagian Keempat
Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasi-
onal
Pasal 44
Bagian Kelima
Lembaga Kebahasaan
Pasal 45
28 Bahasa Indonesia
RANGKUMAN
30 Bahasa Indonesia
EVALUASI BAB 2
b. Lambang kesatuan
c. Alat telekomunikasi
32 Bahasa Indonesia
e. Semua jawaban benar
c. Bahasa Negara
a. Bahasa Nasional
c. Bahasa Negara
c. Bahasa Ilmiah
a. Pasal 32 ayat 1
b. Pasal 8 ayat 5
c. Pasal 36
d. Pasal 21
e. Pasal 18
34 Bahasa Indonesia
Essay
36 Bahasa Indonesia
dan komponen konatif. Sikap merupakan fenomena kejiawaan,
yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku.
Dimana melalui ketiga komponen inilah, orang biasanya menduga
bagaimana sikap seseorang terhadap suatu keadaan yang sedang di
hadapainya.
a. Sikap Positif
b. Sikap Negatif
2. KESANTUNAN BERBAHASA
A. Definisi Kesantunan
38 Bahasa Indonesia
tentu dapat di katakan santun dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu, akan tetapi dikelompok masyarakat lain bisa di katakan
tidak santun. Menurut Zamzani ,dkk (2010: 2) kesantunan (po-
liteness) merupakan prilaku yang di ekspresikan dengan cara yang
baik atau beretika. Kesantunan merupan fenomena kultural , seh-
ingga apa yang di angggap santun oleh suatu kultur mungkin tidak
demikian halnya dengan kultur yang lain. Tujuan kesantunan, ter-
masuk kesantunan berbahasa, adalah membuat suasana berinterak-
si menyenangkan, tidak mengancam muka dan efektif.
B. Kesantunan Berbahasa
40 Bahasa Indonesia
kasi lewat tanda verbal atau tatacara berbahasa. Ketika berkomui-
kasi,kita tunduk pada norma-norma budaya, tidak hanya sekedar
menyampaikan ide yang kita pikirkan. Tata cara berbahasa harus
sesuai dengan unsur unsur budaya yang ada dalam masyarakat
tempat hidup dan di pergunakannya suatu bahasa dan berkomuni-
kasi. Apabila tata cara berbahasa seseorang tidak sesuai dangan
norma-norma budaya. Maka ia akan mendapat nilai negatif, misal-
nya di tuduh sebagai orang yang sombong, angkuh, acuh tak acuh,
tidak beradat, bahkan tidak berbudaya.
1) Maksim Kebijaksanaan
Contoh:
Informasi indeksial:
42 Bahasa Indonesia
Orang desa biasanya sangat menghargai tamu , baik tamu
yang datangnya secara kebetulan maupun tamu yang sudah
si rencanakan terlebih dahulu kedatangannya (Rahardi, 2005:
60-61).
2) Maksim Kedermawanan
Informasi indeksial:
3) Maksim Penghargaan
Contoh:
44 Bahasa Indonesia
Informasi indeksial :
4) Maksim Kesederhanaan
Contoh:
Informasi indeksial:
5) Maksim Pemufakatan
Contoh :
46 Bahasa Indonesia
Yuyun :Boleh, Saya tunggu di Bambu resto.
Informasi indeksial:
Contoh: :
Ani : Tut, Nenekku meninggal .
Tuti : Innalilahiwainailaihi rojiun. Turut berduka
cita .
48 Bahasa Indonesia
dan sedikitnya pilihan (options) yang di sampaikan si penu-
tur kepad si mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. Semakin
pertuturan itu memungkinkan penutur atau mitra tutur me-
nentukan pilihan yang banyak dan leluasa, akan di angggap
semakin santunlah tuturan itu. Sebaliknya, apabila pertutur-
an itu sama sekali tidak memberikan kemungkinan memilih
bagi si penutur dan si mitra tutur, tuturan tersebut dianggap
tidak santun (Rahardi,2005: 67).
E. Penyebab Ketidaksantunan
50 Bahasa Indonesia
RANGKUMAN
3. Sikap bahasa ada dua yaitu sikap positif dan sikap negatif.
52 Bahasa Indonesia
EVALUASI BAB 3
a. Maksim kesederhanaan
b. Maksim kebijaksanaan
c. Maksim penghargaan
d. Maksim kualitas
a. Maksim kebijaksanaan
b. Maksim kualitas
c. Maksim simpati
d. Maksim kedermawanan
54 Bahasa Indonesia
5. Jika seorang kakak mengatakan kepada adiknya sudah jam
07.00 lewat. Ayo cepat! pada pagi hari yang akan berang-
kat ke sekolah. Jawaban adik yang sesuai yaitu, kecuali.
a. Sikap positif.
a. Kesantunan.
b. Berbahasa.
c. Sikap berbahasa.
d. Kesantunan berbahasa.
8. Yang termasuk ciri-ciri pokok dari sikap bahasa adalah
kecuali....
d. Fanatisme
a. Maksim kedermawanan.
b. Maksim keberatan.
c. Maksim relevansi.
d. Maksim kualitas.
10. Yang bukan prinsip-prinsip komunikasi yang dikemukakan
oleh Leech adalah...
a. Maksim kedermawanan.
b. Maksim keberatan.
c. Maksim penghargaan.
d. Maksim kesederhanaan.
Essay
56 Bahasa Indonesia
2. Jelakan mengapa seseorang sangat penting memiliki sikap
bahasa yang baik!
1. Daerah/logat
Contoh:
58 Bahasa Indonesia
-Siki kalih tiga papat satu dua tiga empat
2. Pendidikan
Contoh:
-Isma mau nulis surat cinta isma mau menulis surat cinta
3. Sikap penutur
Contoh:
-Contoh ragam dialek adalah Gue udah baca itu buku.
-Contoh ragam terpelajar adalah Saya sudah membaca buku itu.
-Contoh ragam resmi adalah Saya sudah membaca buku itu.
-Contoh ragam tak resmi adalah Saya sudah baca buku itu.
B. Jenis pemakaian
60 Bahasa Indonesia
mempunyai kekhasan dibidang kosakata dan variasi tata ba-
hasanya.
d) Berlangsung cepat;
4) Berlangsung lambat;
62 Bahasa Indonesia
untuk tujuan tertentu dan didalam konteks.Tujuan dan konteks ini
akan menentukan ragam bahasa yang harus digunakan. Seorang
yang mengunakan bahasa Indonesia untuk pidato atau orasi politik,
misalnya akan menggunakan ragam yang berbeda dari orang yang
menggunakannya untuk khotbah atau bahan kuliah. Dalam dunia
akademis, ragam bahasa yang digunakan ialah ragam bahasa ilmi-
ah, yang mempunyai ciri sebagaimana ciri bahasa baku.
64 Bahasa Indonesia
dan ragam bahasa baku lisan.
1. Ragam daerah/logat
2. Ragam pendidikan
B. Jenis pemakaian
66 Bahasa Indonesia
C. Ragam bahasa ilmiah
a. Menggunakan EYD.
68 Bahasa Indonesia
a. Lembaga-lembaga pendidikan dalam suatu negara.
e. Kepentingan manusia.
a. Kunci Inggris.
c. Suku Dayak.
d. Bahasa Inggris.
70 Bahasa Indonesia
e. Semua jawaban benar
a. Rahim Bahasa.
b. Ragam Bahasa.
c. Aneka Bahasa.
d. Laras Bahasa.
e. Fonem
b. Menggunakan imbuhan.
a. Satu bagian
b. Dua bagian
d. Empat bagian
e. Lima bagian
Essay
72 Bahasa Indonesia
A. Diksi dan Gaya Bahasa
Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pili-
han kata. Kalimat, paragraf atau wacana menjadi efektif jika diek-
spresikan dengan gaya bahasa yang tepat.
1. Ketepatan Kata
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepa-
tan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna baha-
sa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,memahami dan
menguasai dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang
dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu men-
gomunikasikan nya secara efektif kepada pembaca atau penden-
garnya.
Syarat-syarat ketepatan pilihan kata:
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi secara cermat, de-
notasi yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna gan-
da. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang ber-
macam-macam lazim digunakan dalam pergaulan untuk tujuan
estetika dan kesopanan.
2. Membedakan secara cermat makna yang hampir bersinonim
misalnya : adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam pemakaian
nya berbeda-beda.
74 Bahasa Indonesia
ditimbulkan. Atau suasana yang sedang berlangsung. Ketepatan
kata terkait dengan konsep, dan logika gagasan yang hendak dit-
ulis dalam karangan. Ketepatan itu menghasilkan kepastian mak-
na.
Fungsi diksi:
a. Melambangkan gagasan yang akan di ekspresikan secara
verbal.
b. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat(sangat resmi,
resmi dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar
atau pembaca.
c. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d. Mencegah perbedaan penafsiran.
e. Mencegah salah pemahaman.
f. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
3. Perubahan Makna
Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat pe-
makainya. Pengembangan diksi terjadi pada kata. Namun hal ini
berpengaruh pada penyusuunan kalimat, paragraf dan wacana.
Pengembangan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebu-
tuhan komunikasi. komunikasi kreatif berdampak pada perkemban-
gan diksi berupa penambahan atau pengurangan kuantitas maupun
kualitasnya. Selain itu bahasa berkembang sesuai dengan kualitas
pemikiran pemakainya. Perkembangan dapat menimbulkan pe-
rubahan yang mencakup : perluasan, penyempitan, pembatasan,
pelemahan, pengaburan dan pergeseran makna.
4. Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasrkan ada
atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lebih menekankan tidak
76 Bahasa Indonesia
kalimat kedua kata tersebut dapat dipertukarkan. Tradisi di daerah
itu memasak dikerjakan oleh perempuan. Kata perempuan dapat
diganti dengan wanita. Tradisi didaerah itu memasak dikerjakan
oleh wanita.
6. Idiomatik
Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpas-
angan. Misalnya : sesuai dengan,disebabkan oleh,berharap akan,
dan lain-lain. Pasangan idiomatik kedua kata sepeti itu tidak dapat
digantikan dengan pasangan lain. Contoh :
1. Bangsa indonesia berharap akan tampilnya seorang presi-
den yang mampu mengatasi berbagai kesulitan bangsa.
2. Karyawan itu bekerja sesuai dengan aturan perusahaan.
3. Kekacauan sosial diberbagai tempat disebabkan oleh tidak
meratanya keadilan dan kemakmuran.
Kata berharap akan (kalimat 1) tidak dapat diganti oleh mengharap-
kan akan atau berharap dengan. Pasangan kedua kata sesuai dengan
(kalimat 2) tersebut tidak boleh diganti dengan pasangan lain. Mis-
alnya:sesuai pada,disebabkan karena,mengharapkan akan. Kata
disebabkan oleh (kalimat 3) tidak dapat diganti disebabkan karena
atau disebabkan dengan.
7. Kata Tanya: Dimana ,Yang mana, Hal mana
Kata tanya hanya digunakan untuk menanyakan sesuatu
jika tidak menanyakan sesuatu tidak digunakan(digunakan berarti
salah).
Contoh:
Sahabatku yang mana sangat baik kepadaku ketika di SMP dulu
sekarang menjadi pengusaha yang sukses. (salah)
Sahabatku yang sangat baik kepadaku ketka di SMP dulu sekarang
menjadi pengusaha sukses. (benar)
78 Bahasa Indonesia
Kebenaran( kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak.
10. Kata Umun dan Kata Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang
lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata,makin umum si-
fatnya. Sebaliknya, makna kata menjadi sempit ruang lingkupnya
makin khusus sifatnya.
Makin umum suatu kata,makin besar kemungkinan terjadi
salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya makin khusus ma-
kin sempit ruang lingkupnya, makin sedikit kemungkinan terjadi
salah paham. Dengan kata lain, semakin khusus kata yang dipa-
kai,pilihan kata semakin tepat.
Perhatikan contoh berikut:
Kata umum: melihat
Kata khusus: melotot,melirik,mengintip,menatap,memandang.
Kata umum: berjalan
Kata khusus: tertatih-tatih, ngesot,teseok-seok,langkah tegap.
11. Peristilahan
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cer-
mat mengungkapkan suatu makna,konsep,proses,keadaan atau
sifat yang khas dalam keadaan tertentu.Ada dua macam istilah
yaitu istilah khusus dan istilah umum. Istilah khusus adalah kata
yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang ter-
tentu, misalnya cakar ayam (bangunan), radiator. Sedangkan istilah
umum adalah kata yang menjadi unsur bahasa umum, misalnya :
ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna merupakan isti-
lah umum.
80 Bahasa Indonesia
Kecap (kcap) dulu makanan itu.
C. Huruf Konsonan
Huruf yangmelambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia ter-
diri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w,
x, y, dan z.
Huruf Konsonan
Keterangan:
Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan
ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambang-
kan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
2.Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
a. Huruf kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
orang termasuk julukan.
3. Huruf kapital dipakai pada kalimat awal petikan(....).
4. Setiap kata agama,kitab suci,dan tuhan termasuk kata ganti
sebutan untuk tuhan.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan,keturunan dan keagamaan yang diikuti nama
82 Bahasa Indonesia
buku,majalah,dan surat kabaryang dikutip dalam tulisan.
2. huruf miring dipakai dalam cetakan dipakai untuk mene-
gaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata,kataatau
kelompok kata.
3. huruf miring dan cetakan dipakati untuk menuliskan kata
nma ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah dise-
suaikan ejaannya.
Catatan: dalam tulisan tangan atau ketikan,huruf atau kata yang
akan dicetak miring diberi satu garis bawahnya.
3.Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Berimbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan
dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
84 Bahasa Indonesia
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di an-
tara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak
Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur per-
tama.
Misalnya
surat kabar : surat-surat kabar
kapal barang : kapal-kapal barang
rak buku : rak-rak buku
D. Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, terma-
suk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar
kambing hitam
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat
86 Bahasa Indonesia
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya den-
gan bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih ter-
sedia.
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serang-
kai.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada wak-
tunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
3. Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis terpi-
sah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
F. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
H. Hamid = Haji Hamid
88 Bahasa Indonesia
6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia
8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal
dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf
kecil.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
A. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lam-
bang bilangan atau nomor.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C
(100), D (500), M (1.000),
_
V (5.000),
M (1.000.000)
Kimia B 2016 UNIB 89
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata ditulis denganhuruf, kecuali jika dipakai secara ber-
urutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50bus,
100 minibus dan 250 sedan.
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah
daerah.
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
a. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau duakata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
90 Bahasa Indonesia
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis seba-
gian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10
triliun.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat,
luas, isi, dan waktu serta(b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah,
apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
92 Bahasa Indonesia
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan den-
gan cara berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilaku-
kan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda pal-
ing banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan
diikuti huruf dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan
ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)
ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditu-
lis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kotonanampek
94 Bahasa Indonesia
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
Mereka duduk di sana.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi
B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
C. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1. 1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
2. Patokan Khusus
96 Bahasa Indonesia
atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama
penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta
Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pu-
sat Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepa-
la karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kimia B 2016 UNIB 97
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendi-
dikan
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan
pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pe-
merincian atau pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing
lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti teta-
pi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (se-
tara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
98 Bahasa Indonesia
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak mem-
baca buku.
4. Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului
anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng-
hubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia mem-
peroleh beasiswa belajar di luar negeri.
6. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,
seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai
sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
F. Tanda Pisah ()
1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata
atau kalimat yang mem-beri penjelasan di luar bangun ka-
limat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diper-
juangkan oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itukita sependapatdapat dicapai jika kita
mau berusaha keras.
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
Soekarno-HattaProklamator Kemerdekaan RIdiabadi-
kan menjadi nama bandar udara internasional.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau
tempat yang berarti sampai dengan atau sampai ke.
Misalnya:
Tahun 20102013
J. Tanda Petik ()
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
B.Unsur-UnsurKalimat Efektif
1. Subjek (S)
a. Ayahkusedang melukis.
b. Meja direkturbesar.
2. Predikat (P)
a. Kudameringkik.
c. Putrinyacantik jelita.
e. Kucingkubelang tiga.
f. Robbymahasiswa baru.
3. Objek (O)
a. Nurul menimang
a.Nenek mandi.
b.Komputerku rusak.
c.Tamunya pulang.
a.Ketua MPRmembacakanPancasila.
S P O
b.Banyak orpospolberlandaskanPancasila.
S P Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi
oleh nominaPancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa
hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan
kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
S P O
5. Keterangan (ket)
Ke Ke Surabaya, ke rumahnya
Secara
Secara hati-hati
Dengan cara
5. Cara Dengan cara damai
Dengan
Dengan jalan berunding
jalan
1)Kesepadanan Struktur
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
2)Keparalelan Bentuk
Contoh:
3)Ketegasan Makna
Contoh:
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah,
telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
Perhatikan contoh:
Perhatikan contoh:
Kata merah sudah mencakupi kata warnadan kata pipit sudah men-
cakupi kata burung.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentan-
gan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah
menjadi
6)Kepaduan Makna
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan ber-
tele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-
orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan
Contoh:
7)Kelogisan Makna
Contoh :
Disini dijual sup buntut, sup brenebon, dan kaki sapi. (Salah)
Disini dijual sup buntut, sup brenebon, dan sup kaki sapi. (Benar).
1)Kesepadanan Struktur
Contoh:
Contoh:
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (Benar)
Contoh:
Contoh:
2)Keparalelan Bentuk
Contoh:
3)Ketegasan Makna
Contoh:
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
4)Kehematan Kata
Perhatikan contoh:
Perhatikan contoh:
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
Contoh :
Diubah menjadi :
6)Kepaduan Makna
simetris. Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan
bertele-tele.
7)Kelogisan Makna
Contoh :
Disini dijual sup buntut, sup brenebon, dan kaki sapi. (Salah)
Disini dijual sup buntut, sup brenebon, dan sup kaki sapi. (Benar).
d. Jika hal itu diperhatikan oleh para pengunjung jalan, tidak akan
menimbulkan kemacetan.
a. pembangunan b. tidak
c. membatasi d. tanaman
e. tradisional
a. sebagaimana
b. telah
c. dalam
d. bahwa
e. pada
Essay
D. Jenis-Jenis paragraf
a. Deskripsi
b. Eksposisi
c. Persuasi
d. Argumentasi
e. Narasi
3. Berdasarkan Penalaran
a. Deduksi
RUMUS PU : semua AB
PK :CA
S : C=B
Contohnya ;
RUMUS : C = B karena C =A
b. Induksi
c. Hubungan kausalitas
a. deduktif
b. naratif
c. deskriptif
d. induktif
e. gabungan
a. Naratif
c. Induktif
d. Deduktif
e. Deduktif-Induktif
3. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan
soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang ti-
dak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar men-
jelang Ujian Akhir Nasional
a. Deduktif
b. Induktif- Deduktif
c. Induktif
d. Campuran
e. Selektif
hari : Senin
tanggal : 20 Agustus 2004
waktu : pukul 08.30 sampai selesai
tempat : ruang sidang SMA PertiwiKami mengucapkan
B. Tujuan membaca
1. Mendapatkan informasi.
2. Memperoleh pemahaman.
3. Memperoleh kesenangan.
Sedangkan secara khusus, tujuan membaca adalah:
C. Fungsi Membaca
1. Fungsi intelektual
3. Fungsi Praktis
4. Fungsi Religious
5. .Fungsi Informatif
6. Fungsi Rekreatif
7. Fungsi Sosial
kecepatan membaca
memahami makna
E.Macam-macam membaca
A. Membaca Ekstensif
B. Membaca Intensif
a. Membaca teliti
b. Membaca pemahaman
resensi kritis
drama tulis
pola-pola fiksi
c. Membaca kritis
Membaca bahasa
4. Membaca nyaring
5. Membaca cepat
Misalnya :
kata.
F. Manfaat Membaca
2. Meningkatkan Pemahaman
6. Meningkatkan Konsentrasi
2.Memperoleh pemahaman.
3.Memperoleh kesenangan.
Sedangkan secara khusus, tujuan membaca adalah:
1. Memperoleh informasi faktual.
2.Memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan
problematis.
3.Memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang.
4.Memperoleh kenikmatan emosi.
5.Mengisi waktu luang.
Andai kata anda membaca 1.600 kata dalam 3 menit dan 20 detik
atau total 200 detik,maka kecepatan anda :
a. Anderson 1972:211
c. Lado 1976:132
a. Ekstensif.
b. Intensif.
c. Sekilas.
d. Dangkal.
a. Membaca teliti.
b. Membaca pemahaman.
c. Membaca kritis.
b. resensi kritis
c. drama tulis.
d. a, b, dan c benar
c. Bacaan dihentikan.
d. Membaca kolom
a. skimming .
b. scanning.
a. Skimming.
b. Scanning.
d. Skipping.
a. 130-150 kpm
c. 125-140 kpm
d. 110-130 kpm
Essay
1. ketepatan ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang
kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar. Misalnya
ada suku kata yang diucapkan berdempet, ada yang kadang-kadang
hilang di bunyi-bunyi tertentu.
Contoh : pemrintah atau pemerintah,matri atau materi.
Ada pula kecenderungan pembicara menambahkan bunyi-bunyi
tertentu dibelakang suku atau dibelakang kata. Hal ini membin-
gungkan pendengar, sehingga mengurangi keefektifan berbicara.
Contoh : dapat diucapkan dapateh, waktu diucapkan waktuh.
2. Penempatan Tekanan,Nada,Sendi dan Durasi yang Sesuai.
Kesesuaian tekanan, nada, sendi dan durasi merupakan daya
tarik tersendiri dalam berbicara dan merupakan faktor penentu.wa-
laupun masalah yang dibicarakan kurang menarik,dengan penem-
patan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai, akan menyebab-
kan masalahnya menjadi menarik.
a. Menganalisis situasi
Dalam menganalisis situasi perlu diperhatikan hal-hal se-
bagai berikut :
1. maksud pengunjung mendengarkan uraian
2. tatacara kehidupan pendengar
b. menganalisis pendengar
Ada beberapa hal yang dapat dipakai untuk menganalisis
pendengar yang akan dihadapi :
1. data-data umum
Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah penden-
gar,usia,pekerjaan, pendidikan dan keanggotaan sosial atau
politik.
2. data-data khusus
a. pengetahuan pendengar mengenai topik yang dibawakan.
b. minat,keinginan pendengar,sikap pendengar.
1.
Kimia B 2016 UNIB 213
1. Kenali pendengar
2. Kuasai materi
3. Buat pembahasa
5. Siapkan pengantar
6. Siapkan penutup
3.Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seo-
rang lektor di dalam kuliah Ia bukanlah seorang yang memberikan
pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar.
Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang pal-
ing senior dalam tema yang akan diseminarkan. Ini bukan berarti
pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan
materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mesti-
nya yang paling tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (direct-
ing) dan memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan,
216 Bahasa Indonesia
ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Den-
gan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau
satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehing-
ga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah memb-
aca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang
tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun per-
tanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di da-
lam seminar. Di awal seminar ia dapat menuliskan terlebih da-
hulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan
sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar
dan pembicara yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah
pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu memparafra-
sekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seo-
rang moderator tidak memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali
dalam sehari.
a. Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan
langsung dilanjutkan dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh
semua peserta secara bergiliran.
da beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan
baik:
1. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang
yang lebih mendominasi pembicaraan.
2. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan
yang sudah jelas ada jawabannya, lalu mengarah ke per-
tanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas
jawabannya. Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan
manfaat terbesar.Tidaklah banyak pertanyaan yang seperti
demikian.
3. Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas
Kimia B 2016 UNIB 217
4. Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan
haruslah jelas sebelum ditanggapi dengan jawaban. Penang-
gap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan
sebelum ia menjawab. Tanggapan tentunya juga harus rel-
evan dengan pernyataan.Moderator juga harus memperha-
tikan ini.
5. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada
pertanyaan lain yang lebih mendasar. Hanya dengan cara
demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.
6. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang
berbeda oleh beberapa orang, moderator harus menunjuk-
kan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu
dipakai sebelum melanjutkan seminar.
7. Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seper-
ti halnya di sebuah meja makan. Bahasa harus santun dan
tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan
contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan be-
rarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diirin-
gi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar
dan memberi makna di dalam seminar.Tidak ada yang lebih
membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang
kadang membangkitkan tawa.
8. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bu-
kanlah tempat untuk membenarkan diri. Setiap orang harus
kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik.
Di dalam seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9. Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan
sebuah kesimpulan tunggal. Setiap orang bisa pulang den-
gan pendapatnya masing-masing.Yang terpenting ada-
lah mata mereka lebih terbuka, mereka telah melihat ide-
ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka.
Demikianlah sebuah seminar Sokratik sebaiknya dilak-
sanakan.Dengan seminar seperti ini, semua peserta dapat
5. Tanda baca (Titik, titik terangkat, titik koma, koma, titik dua,
tanda tanya, tanda seru, tanda penghubung dan lain-lain).
Deskripsi
Definisi luas
a. Jenis kalimat
Variasi kalimat
b. Karya Seni
c. Karya sastra
d. Karya tulis
e. Karya anak-anak
a. Urut
b. Agitatif
c. Sistematis
d. Logis
e. Naratif
b. Menentukan ciri-ciri
c. Memilih sampel
e. Menentukan topik
a. Rumit
b. Relevan
c. Panjang
a. Halaman judul
d. Pembahasan
e. Pendahuluan
a. Deskripsi
b. Definisi luas
c. Uraian
e. Semua benar
a. Laporan penelitian
b. Skripsi
d. Disertasi
e. Resensi
10. Di bawah ini tujuan penuturan pada saat penuangan ide dalam
tulisan ilmiah,kecuali.....
e. efisien
Essay
A. Pilihan Ganda
BAB II
1. Fungsi-fungsi bahasa
a. Fungsi ekspresi dalam bahasa.
b. Fungsi komunikasi dalam bahasa.
c. Fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa.
d. Fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)
2. Fungsi Bahasa Nasional
a. Lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia.
b. Identitas nasional dimata Internasional.
c. Sarana hubungan antarwarga, antardaerah dan an- tarbu-
daya.
d. Pemersatu lapisan masyarakat: sosial, budaya, suku bangsa
dan bahasa.
3. Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia
4. Aspek fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukan sebagai
Bahasa Negara
a. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Kenega-
raan.
b. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia
pendidikan
BAB III
2. Karena jika tidak memiliki sikap bahasa yang baik maka orang
tidak akan suka bergaul sama kita dan akan menjauhi kita.
2. Istilah umum bersifat bebas dan dipakai secara luas tanpa ada
kaitan ilmu tertentu, sedangkan istilah khusus maknanya ter-
batas pada bidang ilmu tertentu.
5. Contoh :
BAB VI
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan ga-
gasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipaha-
mi oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
BAB VII
1. Paragraf atau alenia adalah suatu kesatuan pikiran yang
ditu- angkan dalam kalimat atau kumpulan kalimat yang
berkaitan untuk membentuk suatu ide atau gagasan pokok.
2. Paragraf deduktif , induktif , naratif , variatif.
3. Penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya bagi keseha-
tan. Narkoba memiliki efek ketagihan dan setiap jenis dari
narkoba memiliki efek yang berbeda beda diantaranya ada-
lah dapat menyebabkan detak jantung yang lebih cepat dari
nor- mal bahkan banyak kasus orang yang menggunakan
narkoba sampai mengalami kematian karena overdosis.
4. Suatu paragrap harus lah memiliki kesatuan dan haruslah
BAB VIII
1. Pengertian membaca menurut Anderson adalah suatu ke-
mampuan untuk melihat lambang- lambang tertulis serta
mengubah lambang-lambang tersebut melalui fonik (pho- nics
= suatu metode pengajaran membaca ucapan dan ejaan) menu-
ju membaca lisan.
2. Tujuan membaca menurut Anderson adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, serta memahami
isi bacaan.
3. Yang dimaksud dengan membaca dalam hati adalah memb
aca dengan mempergunakan ingatan visual yang melibatkan
pengaktivan mata dan telinga untuk memperoleh informasi da-
lam bacaan tersebut.
4. Memperbesar daya kata, antara lain ragam-ragam bahasa dan
BAB IX
1. Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbic-
ara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang bertujuan un-
tuk mengek- spresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan orang tersebut. Sedangkan,
Kamus Besar Ba- hasa Indonesia (1996: 144) berbicara
adalah suatu berkata, bercakap, berbahasa atau melahir-
BAB X
a. Reproduktif.
b. Tidak ambigu.
c. Tidak emotif.
d. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, para-
graf, konsisten.
Manfaat Penelitian
Hipotesa
Kerangka Teoritis
Kerangka Konsepsional
Metodologi Penelitian