A. Tujuan Kuliah
1. Tujuan Umum
Bahasa Indoneisa dijadikan mata kuliah dasar umum (MKDU) di
setaip perguruan tinggi dengan tujuan agar para mahasiswa memiliki
sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap itu
diwujudkan dengan (1) kesetian bahasa, (2)kebanggaan bahasa, (3)
kesadaran akan adanya norma bahasa.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kuliah bahasa Indonesia adalah agar para
mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan bahasa Indonesia
2
dengan baik dan benar, secara lisan dan, terutama, secara tertulis sebagai
sarana pengungkapan gagasan ilmiah.
B. Materi Kuliah
1. Pertemuan Kesatu
Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
2. Pertemuan Kedua
Ragam bahasa Indonesia
3. Pertemuan 3
Diksi
4. Pertemuan 4
Kalimat
5. Pertemuan 5
- Kalimat efektif
6. Pertemuan 6
Memahami paragraf
7. Pertemuan 7
Kaidah ejaan
8. Pertemuan 8
- mid test
9. Pertemuan 9
- Penulisan Surat
10.Pertemuan 10
Praktek Penulisan Surat/KTI
11. Pertemuan 11
Perencanaan Penulisan Karya Ilmiah
12.Pertemuan 12
3
C. Buku referensi
Pertemuan I
1) Bahasa Kebudayaan
2) Bahasa Perhubungan antar suku di Indonesia
3) Bahasa Perdagangan
4) Bahasa resmi kenegaraan.
Pertemuan II
“Ini Pak, e, panas, pusing, sama Pasien: ” Saya sakit panas, pusing,
mual-mual.” dan mual-mual, pak dokter”.
“Rin, Bapaknya tadi turun ya?” Mira: ”Rini, Pak Budi tadi
memberi materi kuliah atau
tidak?”
“turun, kamu kemana saja?” Rini: ”Ya, saya kuliah tadi pagi,
kamu sendiri kemana
saja?”
“Aku ketiduran, habis capek sekali, Mira: ”Aku tertidur pulas hingga
9
Pengertian
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai
oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma baku.
10
a. Kemantapan Dinamis
b. Cendekia
c. Seragam
Ukuran dan nilai ragam baku lisan tergantung pada hal berikut.
pengaruh besar kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam
ucapan.
Menonjol atau tidak menonjolnya pengaruh logat atau dialek
daerahnya.
Ragam sosial
Ragam fungsional
Ragam keilmuan/teknologi
Ragam kedokteran
Ragam keagamaan
Aktifitas → aktivitas
Pertemuan III
Penerapan diksi
Menggunakan kamus
Sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata itu
3.5 Sinonim
Klinik amputasi
Diare kronis
Bentuk-bentuk serapan
Sebuah kata dapat dikatakan baik kalau tepat arti dan tepat
tempatnya, seksama dalam pengungkapan, lazim, dan sesuai
dengan kaidah ejaan.
Beberapa contoh pemakaian kata di bawah ini dapat dilihat.
Dalam ruang itu kita dapat menemukan meja, buku, kursi, dan
lain-lain.
Kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata sesuatu
tidak diikuti oleh kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti
oleh kata benda.
Contoh:
a) Ia mencari sesuatu
b) Pada suatu waktu ia datang dengan wajah berseri-seri.
Kata dari dan dari pada tidak sama pemakaiannya. Kata dari
dipakai untuk menunjukkan asal sesuatu, baik bahan maupun arah.
Contoh:
Ia mendapat tugas dari atasannya.
Cincin itu terbuat dari emas
Kata dasar yang diawali bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila
mendapat awalan me-. Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh
apabila mendapat awalan me-.
Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/. /p/, atau /t/ serint tidak
luluh jika mendapat awalan me- atau pe-. Padahal, menurut kaidah baku
bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau. Dibawah ini
dibedakan bentuk salah dan benar benar dlam pemakaian sehari-hari.
tidak sepadan atau tidak serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa
bersilang atau bergabung dalam sebuah kalimat. Di bawah ini dipaparkan
bentuk salah dan bentuk benar terutama dalam memakai ungkapan
penghubung intrakalimat.
2) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir , maka rapat akan akan
dipimpin oleh Sdr. Daud. (Salah)
Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin
oleh Sdr Daud . (Benar)
i. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada dan
terhadap
Boros Hemat
m. Analogi
Pertemuan IV
Dilihat dari hal predikat, kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua
macam, yaitu
a. Kalimat tunggal
b. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk tidak setara
Kalimat majemuk campuran
a. Kalimat tunggal
b. Kalimat majemuk
1. Dua kalimat atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta
3. Dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika
kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara pemilihan.
Ibu hamil dapat melahirkan anaknya di rumah sakit atau bidan
dapat membantu proses kelahiran anaknya di rumah sendiri.
4. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan
kemudian, jika kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya
disebut kalimat majemuk setara perurutan.
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang
bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas.
Contoh:
1. a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer
c. Walaupun computer itu dilengkapi dengan alat-alat modern,
mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk
kalimat dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat.
Misalnya:
c. Kalimat berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau
majemuk campuran.
Misalnya:
Jika fasilitas kesehatan lengkap, pelayanan kesehatan dapat
ditingkatkan dan tingkat kesehatan mayarakat meningkat.
Lapangan kerja sulit, tingkat kesejahteraan masyarakat menurun,
dan status gizi memburuk.
Pertemuan V
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah gagasan atau pikiran penulis yang bisa dipahami
oleh pembaca.
Kalimat efektif ialah kalimat yang singkat, padat, jelas, dan bisa
dimengerti oleh orang lain.
Kesepadanan
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Keparalelan
Contoh:
Ketegasan
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Seharusnya:
Contoh:
Direktur rumah sakit itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan
jujur
Contoh:
Perhatikan contoh:
Perhatikan:
Bidan itu memakai baju warna putih.
Dimana engkau membeli obat aspirin itu?
Kecermatan
Kepaduan
41
Misalnya:
Seharusnya:
Kelogisan
Pertemuan 6
MEMAHAMI PARAGRAF
6.1 Pendahuluan
Pengertian topik
a) Kesatuan paragraph
b) Kepaduan paragraph
Pengait paragraf
2) Kata ganti
Rizal, Rustam dan cahyo, adalah teman sekolah sejak SMA hingga
perguruan tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari
sebuah universitas negeri di Jakarta. Mereka merencanakan mendirikan
suatu poliklinik lengkap dengan apotiknya. Mereka menghubungi saya
dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan tempatnya
karena kebetulan saya memiliki sebidang tanah yang letaknya strategis.
Saya menyetujui permintaaan mereka.
Apa komentar anda tentang paragraf di atas ?
Itu asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu
sampai dengan meraih gelar sarjana. Orang tua mereka juga sering
berkunjung ke sana.
1) Paragraf pembuka
2) Paragraf Pengembang
3) Paragraf Penutup
Dalam cara ini , apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis
berdasarkan logika, dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan
menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
Perhatikan paragraf berikut.
c. Dengan bercerita
a. Deskriptif
54
b. Ekspositoris
c. Argumentatif
d. Naratif
Pertemuan 7
7.1.1 Ejaan
Khusus untuk tanda titik dua (:) yang digunakan untuk memisahkan
tahun penerbitan dan nomor halaman rujukan yang dikutip, ditulis
rapat dalam angka yang mendahului dan mengikutinya.
Contoh :
Tidak Baku Baku
Wahab (2001 : 14) Wahab (2001:14) menyatakan …
menyatakan …
Menurut Cangara (2002:41) model
Menurut Cangara (2002 : komunikasi yang dibuat
41) model komunikasi yang
dibuat
(2) Tanda hubung (-), tanda pisah (--), dan tanda garis miring (/)
ditulis rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.
Contoh :
Tidak Baku Baku
Pengamatan berulang - Pengamatan berulang-ulang …
ulang …
Observasi–subjek dan objek–
Observasi – subjek dan diarahkan pada kontinyuitas gejala
objek – diarahkan pada yang muncul
kontinyuitas gejala yang
muncul
58
(3) Tanda kutif dua (“…”), tanda kutip satu (‘…’) dan tanda kurung ( ) ditulis
rapat dengan huruf dari kata, frasa, klausa, ataupun kalimat yang diapit.
Tidak Baku Baku
Ketepatan “ criteria ” Ketepatan “criteria” pemilihan …
pemilihan …
Jangkauan ‘eksplanasi’ hasil …
Jangkauan ‘ eksplanasi ‘
hasil … Validitas isi (content validity) …..
(4) Tanda matematis sama dengan (=), tanda tambah (+), tanda kurang
(-), tanda kali (x), tanda bagi (:), tanda lebih besar (>), dan tanda
lebih kecil (<) ditulis terpisah dari angka/huruf yang mendahului
atau mengikutinya.
P+q=r;p-q=r P+q=r;p–q=r
Contoh :
Tidak Baku Baku
Dependent variable Dependent variable merupakan
merupakan variabel yang variable yang diukur untuk ….
diukur untuk …..
59
(6) Penulisan di, ke, dari, dan pada sebagai kata depan yang
menyatakan keterangan tempat/tunjuk ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Sedangkan khusus di- sebagai awalan ditulis
serangkai dengan kata mengikutinya.
Contoh :
Tidak Baku Baku
diatas, dibawah, di atas, di bawah, di samping, di
disamping, disini, keatas, sini, ke atas, ke samping, ke bawah,
kesamping, kebawah, dari kanan, pada sebelah
darikanan, padasebelah
(7) Penulisan partikel pun yang berarti “juga” ditulis terpisah dari kata
yang mendahuluinya. Partikel per yang berarti “mulai”,”demi”, dan
“tiap” ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
(8) Penulisan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, dan judul
karangan yang dikutip dalam karangan, huruf pertamnya
menggunakan capital (kecuali kata penghubung, seperti di, ke, dari
dan, atau, tentang, oleh, pada, bagi) serta dicetak miring.
Contoh :
Tidak Baku Baku
Dalam buku metode Dalam buku Metode Statistika karya
statistika karya Nasoetion Nasoetion dikemukakan …
dikemukakan …
Objek penelitian ini adalah buku
Objek penelitian ini roman berjudul Dari Ave Maria ke
adalah buku roman berjudul Jalan Lain ke Roma karya Idrus
Dari Ave Maria Ke Jalan
Lain Ke Roma karya Idrus Sebagaimana termuat dalam surat
kabar “Duta Masyarakat” tanggal
Sebagaimana termuat …
dalam surat kabar “duta
masyarakat” tanggal … Naskah drama Malam Pengantin di
Bukit Kera karya Boesje ….
Naskah drama Malam
Pengantin di Bukit Kera
karya Boesje ….
Contoh :
Tidak Baku Baku
Sampel penelitian ini Sampel penelitian ini berjumlah 25
berjumlah dua puluh lima orang
orang
61
Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Inggris Baku
Taraf signifikansi 0,05 …. ….0.05 level of significance ATAU
….05 level of significance
Contoh :
Tidak Baku Baku
BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB 2 BAB II
KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
diakhiri tanda titik koma (;), serta ‘dan’ sebagai penanda sebelum
rincian akhir yang diakhiri dengan tanda titik.
Contoh :
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut.
(1) melaksanakan kegiatan identifikasi awal;
(2) ………………………………………………;
(3) …………………………………………………; dan
(4) ………………………………………………….. .
(c) …………………………………………………
….
(d) …………………………………
………………….
3. Angket
…………………………………………………………
…………………………………
Cara Mengutip
Jenis-jenis Kutipan
Contoh:
Contoh:
Yang dikutip hanya ide pokoknya, bahasa kutipan dengan bahasa sendiri
Kutipan diintegrasikan dalam badan naskah/teks
Jarak bagian kutipan sama dengan jarak badan teks lainnya
Kutipan tidak menggunakan tanda kutip
Contoh:
Contoh:
Yaitu suatu daftar yang berisikan judul-judul buku, artikel, dan bahan
terbitan lain yang dijadikan sebagai sumber rujukan dalam tulisan.
Unsur Bibliografi
Nama Pengarang
Judul Buku / Artikel / Terbitan
Identitas / Data Publikasi
Oliver, Robert T. and Rupert Cortright. 1985. New Training for Effective
Speech.New York: Henry Holt and Company, Inc.
Enkvist, Nunnan E., Spencer Jou, and Murry Gregory. 1989. Linguistic and
Style.London: Oxford Universiti Press.
Buku Terjemahan
69
Artikel Jurnal
Efendi, Anwar. 2005. “Alienasi Tokoh Utama dalam Novel PolKarya Putu
Wijaya”. Litera.Vol. 4, Nomor 1, Januari.
Artikel Majalah
Linda, Inggriani. 2003. “Menimba Ilmu Lewat Jaringan Internet”.
Intisari.Agustus, Nomor 431.
Artikel Koran
Silalahi, Badar. 2007. “Mencermati Potret Buram Pendidikan di
Indonesia”. Kompas.01 Mei, halaman 5.
Bahan Diskusi
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. Netrain
Discussion List (Online). Netrain@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses tanggal
22 November 1995.
E-mail Pribadi
Naga, Dian Sumitro. 2007. Artikel untuk Litera. naga_uny@indo.net.id 1
Oktober. E-mail kepada Ali Sumirah (litera@uny.fbs.org)
Sumber dari
SKRIPSI/TESIS/DESERTASI/LAPORAN PENELITIAN
Benjamin, Wardoyo. 1999. Sikap Orang Hindu Jawa dalam Sketsa-sketsa Umar
Kayam.Laporan Penelitian. Yogyakarta: Lemlit UNY.
Wartomo, Adi. 2002. “Analisis Poligami dalam Novel-novel Indonesia”. Skripsi.
Jurusan Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY.
Nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
tengah
Gelar akademik tidak perlu dicantumkan
Penyusunan DP secara alfabetis
Tidak ada penomoran antarpustaka
Apabila tidak selesai dalam 1 baris, dilanjutkan ke baris selanjutnya
dengan dijorokkan ke dalam 5-7 ketukan
Jarak antarpustaka 2 spasi
Jarak interpustaka (yang tidak cukup dalam 1 baris) 1 spasi
Setiap penulisan pustaka diakhiri tanda titik
Penulis yang sama dalam satu daftar dituliskan sekali, yang berikutnya
(berturutan) cukup dengan ----- atau _____
Untuk penulis yang sama dengan tahun yang sama tapi judul buku
berbeda, beri tanda a, b, c, dst. di belakang tahun terbitnya
ABSTRACT
CARA MERUJUK
secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor
halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut.
Contoh:
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip
secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi
sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor
halaman juga harus ditulis.
Contoh:
Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Contoh:
“Gerak manipulatif adalah ketrampilan yang memerlukan koordinasi
antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain... Yang termasuk gerak
manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan
menggambar” (Aminah,1995:35).
Pertemuan 8
MID TEST
BAB 1 – 7
Pertemuan 9 dan 10
PENULISAN SURAT
Jenis Komunikasi
Contoh bentuk
kegiatan:
1) Berbicar
1) berlangsung cepat 1) tidak mempunyai
2) bercerita 2) dapat berlangsung bukti
tanpa alat bantu. tertulis/autentik.
3) berdiskusi 3) kesalahan dapat 2) sulit disajikan
langsung dikoreksi secara matang.
3) dasar hukumnya
lemah.
4) dapat dibantu dengan 4) mudah dimanipulasi
gerak tubuh dan
mimik muka
4) berpidato
Komunikasi tulis
Contoh bentuk
kegiatan:
1) menulis surat
76
4) menulis laporan
4) tidak dapat dibantu
4) sulit dimanipulasi gerak tubuh
Pengertian surat
1) Menurut wujudnya
(a) Surat Bersampul
(b) Kartu Pos
(c) Warkat Pos
(d) Telegram dan Teleks
(e) Memo dan Nota
(f) Surat Tanda Bukti
2) Menurut Pemakainya
(a) Surat Pribadi
(b) Surat Perintah
(c) Surat Bisnis
(d) Surat Sosial
78
Bentuk surat adalah pola atau patron sebuah surat yang ditentukan
oleh atak (lay out) bagian-bagian surat. Penempatan bagian-bagian
surat pada posisi tertentu akan membentuk model (style) yang tertentu
pula.
BANK BCA
====================================================
=======
No : 106/BCA/2004 1 September 2014
Lamp : Dua Lembar
Hal : Konfirmasi Saldo KPR Yth.Sdr. Kevin Yulio
Kompleks Pertamina
Blok Y No. 27, Jakarta
Utara
Dengan hormat,
Hal ini yang cukup khas adalah penulisan nama kota pada
alamat tujuan masuk lima hentakan dari baris sebelumnya. Nama
organisasi yang mengeluarkan surat, nama jabatan, nama penanda
tangan, NIP ditulis centering.
Hormat kami,
Kepala Bagian Kredit
Tembusan:
1. Karo Kredit Bank BCA
2. Bagian Pemasaran PT XYZ
W/n
DEPARTEMEN XYZ
====================================================
=====
Nomor : 25/BOC/VII/2007 3 September 2014
Lampiran: Dua Lembar
Perihal : Pengukuran Tanah
Dengan hormat,
Posisi alamat tujuan pada bentuk resmi baru ini tidak sama
dengan bentuk resmi lama. Alamat tujuan diletekkan di sebelah
kiri, tutrn beberapa spasi dari Isi Perhal. Pengetikan nama kota
tidak masuk lima hentakan dari awal baris di atasnya.
Hormat kami,
Ricardo Roca
NIK 18000246
Tembusan:
1. Kepala Seksi Pengukuran
2. Kepala Bagian Keuangan
Tugas Kelompok
2. Kelengkapan Surat
3. Bahasa Surat
Tugas Kelompok
83
Pertemuan 11
11.1 Pengertian
1. Berdasarkan bentuknya
a. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun dalam bentuk bebas dan
terperinci.
Prosa terbagi dalam 2 macam.
1) Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang
menekankan aturan sistematika penceritaan. Contohnya: novel dan
cerpen.
2) Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistematika
ilmiah, dan aturan-aturan kelogisan. Contoh: essay, laporan penelitian,
dan biografi.
1. Menentukan topik
2. Pembatasan Topik
1) Pengalaman pribadi
a) Perjalanan
b) Tempat yang pernah dikunjungi
c) Pertemuan dengan tokoh
d) Kejadian yang unik dan luar biasa
e) Peristiwa lucu
3) Pendapat Prbadi
a) Kritik atau saran pada universitas
b) Kekaguman pada novel, film
4) Peristiwa aktual
a) Kebijakan pemerintah
b) Keadaan luar negeri
c) Perkembangan iptek
d) Situasi dan kondusif
e) Gosip-gosip dalam kehidupan sehari-hari
5) Masalah-masalah umum
a) Perayaan nasional
b) Perayaan keagamaan
3. Merumuskan tema
4. Menentukan tujuan
Ada dua macam tujuan yang dapat dirumuskan, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya berkisar antara 3 hal berikut:
memberitahukan, mempengaruhi, menghibur. Tujuan khusus merupakan
rumusan spesifik dari tujuan umum sehubungan dengan tema karangan.
Contoh:
1) Pengetahuan Remaja Putri SMAN Martapura Tentang Gangguan
Menstruasi
2) Hubungan Berat badan Ibu Hamil dengan Berat Badan bayi lahir di
Kecamatan Cempaka.
b. Menyeleksi ide-ide
1) Angka Romawi, seperti I,II, III, IV, dipakai untuk tingkatan Pertama
2) Huruf Kapital, seperti A,B,C, D, dipakai untuk tingkatan kedua
3) Angka Arab, seperti, 1,2,3,4, dipakai untuk tingkatan ketiga
4) huruf kecil, a,b,c,d, dipakai untuk tingkatan keempat
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. ...................
a. .............
1) .............
a)..........
(1) ............
Perhatikan contoh berikut.
7. Mengumpulkan bahan/data
1. Membaca referensi (acuan tertentu)
2. wawancara
3. Observasi
4. Eksperimen
6. Mengembangkan kerangka karangan
Contoh:
Pertemuan 12
Karya ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah
diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis
atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman
atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Skripsi, tesis,
disertsi, artikel, makalah dan laporan penelitian termasuk dalam karya
ilmiah tertulis.
1. sistematis;
2. objektif;
3. cermat, tepat, dan benar;
4. tidak persuasif;
5. tidak argumentatif;
6. tidak emotif;
7. tidak mengejar keuntungan sendiri;
8. tidak melebih-lebihkan sesuatu.
1. Makalah
2. Usulan penelitian
3. Skripsi
4. Tesis
5. Disertasi
1. Faktawi
a. tulisan ilmiah
b. informatif/ilmiah populer
2.Khayali
1) Ilmiah murni
2) Ilmiah populer
1. Makalah
Makalah kerja
Makalah tugas
Makalah penelitian
2. Naskah publikasi
SKEMATIK ESAI
1) Tesis
- konteks
2) Isi
- masalah
- solusi
3) Simpulan
TIPE-TIPE ESAI
1) Esai deskriptif
Memaparkan subjek dan membuat kesan tertentu terhadap subjek.
2) Esai ekspositori
Menjelaskan subjek dengan disertai perbandingan dua hal,
mengidentifikasi hubungan sebab akibat/mengklasifikasi.
3) Esai naratif
Penggambaran ide dengan bertutur tentang suatu kejadian yang disusun
berdasarkan urutan waktu.
4) Esai persuasif
Usaha mengubah pikiran dan perilaku pembaca atau memotivasi agar
ikut serta dalam suatu tindakan.
5) Esai dokumentatif
Berisi informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah institusi atau
otoritas tertentu.
Contoh Essay
Pesona Bali
Siapa tak kenal Bali, pulau kecil di seberang ujung Timur Jawa
ini? Pulau indah nan menawan yang dijuluki pulau dewata ini bagai
magnit yang menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Bahkan sebelum mengenal nama Indonesia, banyak wisatawan asing
lebih dulu mengenal nama Bali. Ada banyak hal yang dapat dinikmati
ketika mengunjungi Bali, mulai dari wisata pantai, gunung, budaya, dan
96
BAB I PENDAHULUAN
F. Ruang Lingkup
G. Manfaat Penelitian
A. Jenis Penelitian
B. Subjek dan Objek Penelitian
C. Waktu dan Tempat Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Kredibilitas Data
1 Tahap prapenulisan
2 Tahap penulisan draf
3 Tahap revisi
4 Tahap penyuntingan
5 Tahap publikasi
TAHAP PRAPENULISAN
Pemilihan Topik
TAHAP REVISI
TAHAP PENYUNTINGAN
TAHAP PUBLIKASI
Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
MAKALAH
Ciri Pokok
Secara garis besar makalah panjang terdiri dari tiga bagian: bagian
awal, bagian inti, dan bagian akhir. Isi bagian itu sebagai berikut.
Bagian awal
101
Halaman sampul
Daftar isi
Daftar tabel dan gambar (jika ada)
Bagian inti
Pendahuluan
Latar Belakang Penulisan Makalah
Masalah atau Topik Bahasan
Tujuan Penulisan Makalah
Dasar teori
Pembahasan
Penutup
Bagian akhir
Daftar Rujukan
Lampiran (jika ada)
Pertemuan 14
1. Bagian awal
Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah:
Halama sampul
Halaman judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian (jika ada)
E. Kegunaan Penelitian
F. Asumsi
G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
H. Definisi istilah atau Definisi Operasional
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
103
E. Analisis Data
A. Deskripsi Data
B. Hipotesa
BAB V PEMBAHASAN
A. ..........................................
B. .........................................
C. .........................................
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Pembuatan Judul
Judul merupakan tahap yang pertama kali dibuat dalam membuat KTI.
Untuk membuat judul KTI yang baik penulis harus memahami terlebih
dahulu beberapa rancangan penelitian atau jenis penelitian yang akan
digarap, misalnya penelitian deskriptif, korelasi, eksperiment, analisis,
104
dan lain-lain. Bebrapa contoh judul dapat dilihat pada bagian akhir buku
ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertemuan 15
1.4 Hipotesis
1.5 Asumsi
RANCANGAN PENULISAN
Rumusan masalah :
METODE PENELITIAN
1. Experiment
2. Korelasi
3. Deskriptif/survey
4. Expost facto
PENELITIAN EKSPERIMEN
Rumusan masalah:
PENELITIAN KORELASI
Contoh :
Rumusan masalah :
PENELITIAN DESKRIPTIVE
Contoh:
Rumusan Masalah:
POPULASI : all the member of the real (seluruh objek yang akan diteliti)
Bab ini memuat dua hal yakni paparan hasil analisis dan
pengujian hipotesis.
Pada bagian ini dikemukakan secara rinci hasil analisis data yang
merupakan temuan penelitian yang masih berupa statistik. Agar semua
masalah penelitian bisa dijawab dengan baik, hasil analsis data penelitian
perlu dipaparkan secara runtut untuk setiap rumusan masalah
penelitiannya.
Perlu dikemukakan bahwa hanya tabel-tabel penting saja yang perlu
ditampilkan. Sedangkan hasil-hasil perhitungan statistik tidak perlu
disajikan.
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
14.1 Simpulan
14.2 Saran