COVER
KELOMPOK 6
Kelompok :6
Laporan Praktik Kerja Lapangan III (PKL III) ini telah diperiksa, disetujui dan
disahkan.
Tempat: Tempat:
Tanggal: Tanggal:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala
yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek kerja lapangan ini yang berjudul
“Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Serta Klasifikasi,
Kodefikasi Penyakit dan Masalah terkait (KKPMT) di Puskesmas Liang Anggang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan terlaksana
tanpa dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu baik dari segi material,
spiritual, sarana, maupun fasilitas yang sangat berguna bagi penyelesaian
laporan ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Suharto, SE, MM selaku ketua yayasan STIKES Husada Borneo
Banjarbaru.
2. Ibu Faizah Wardhina, S.Si.T., M.Kes selaku Kepala STIKES Husada Borneo
Banjarbaru.
3. Ibu Ermas Estiyana, S.Si.T., MM selaku ketua program DIII Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan sekaligus pembimbing akademik STIKES Husada
Borneo Banjarbaru,
4. Ibu dr. Eka Hidayani selaku Kepala Puskesmas Liang Anggang.
5. Ibu Irwina Rizki Rahmawati A.Md. RMIK selaku Kepala Instalasi Rekam
Medis.
6. Segenap Staff dan Instruktur di Puskesmas Liang Anggang
7. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu..
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah
berguna untuk kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Banjarbaru, Maret 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar belakang ...................................................................................................
1
B. Tujuan .................................................................................................................
4
C. Manfaat ...............................................................................................................
4
D. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................
5
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS .......................................................... 6
A. Sejarah Puskesmas Liang Anggang .........................................................
6
B. Struktur Organisasi di Puskesmas Liang Anggang .................................
7
C. Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Liang Anggang ..
8
BAB III MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN .............
9
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia Unit Kerja RMIK ..............................
9
B. Pengorganisasian Unit Kerja Rekam Medis di Puskesmas Liang
Anggang ...........................................................................................................
21
C. Perencanaan Fasilitas di Unit Kerja RMIK ..................................................
25
BAB IV MANAJEMEN MUTU REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DI
PUSKESMAS .................................................................................................... 32
A. Quality Assurance Pelayanan Rekam Medis .............................................
32
iv
B. Konsep Manajemen Resiko di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ..............
33
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas ................................................
33
D. Akreditasi Puskesmas (Standar KARS 2012) ........................................
35
BAB V KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT .........................................
37
A. Alur dan Prosedur Klasifikasi Penyakit ........................................................
37
v
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat kesehatan masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang
pusat kesehatan masyarakat).
Puskesmas secara umum disini adalah unit pelaksana teknis kerja
kesehatan Kabupaten yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas dapat dibangun dari peningkatan
Puskesmas pembantu atau membentuk Puskesmas baru. Pembangunan
Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan
yang berkualitas kepada masyarakat. Pembangunan baru Puskesmas
tesebut satu paket termasuk dengan penyediaan alat kesehatan dan non
kesehatan serta rumah dinas petugas Puskesmas (Depkes, 2009). Berdirinya
Puskesmas terdapat dua upaya yang harus dilakukan Puskesmas yaitu
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya
kesahatan wajib disini adalah upaya yang dilakukan oleh seluruh
Puskesmas di Indonesia. Yang termasuk upaya kesehatan wajib diantaranya
adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan Gizi
masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatannya. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan adalah upaya
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas.
1
2
Unit rekam medis dan informasi kesehatan adalah ruang kerja atau
perkantoran yang menyelenggarakan pekerjaan dan pelayanan rekam medis
dan informasi kesehatan (Siswati, 2018). Perencanaan unit kerja rekam
medis merupakan suatu hal yang sangat berperan penting dalam setiap
bagian di rekam medis seperti dalam perencanaan SDM, fasilitas dan lain
sebagainya.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang baik ditunjang dengan
penyelenggaraan rekam medis yang baik pada setiap pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Dalam rangka menunjang terselenggaranya rekam medis
yang baik disetiap institusi pelayanan kesehatan, pemerintah dalam hal ini
departemen kesehatan RI telah mengeluarkan peraturan menteri kesehatan
Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 yang mengatur tata cara penyelenggaraan,
pemikiran dan pemanfaatan isi rekam medis,pengorganisasian serta sanksi
atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.
Quality Assurance adalah Kemampuan untuk mengumpulkan,
mengolah, mengkategorikan, menganalisis dan merumuskan dan menyajikan
informasi indikator mutu pelayanan rekam medis, indikator mutu pelayanan
Rumah Sakit dan Indikator Mutu Pelayanan Medis, serta pemanfaatnnya
untuk berbagai kepentingan statistik, epidemiologi, surveilans dan penelitian
serta pengawasan (Widjaya, 2018).
Sistem klasifikasi penyakit merupakan pengelompokan
penyakitpenyakit yang sejenis dengan International Statistical Classification
of Diseases and Related Health Problem Tenth Revisions (ICD-10) untuk
istilah penyakit dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Penerapan
pengodean harus sesuai ICD-10 guna mendapatkan kode yang akurat
karena hasilnya digunakan untuk mengindeks pencatatan penyakit,
pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas, analisis
pembiayaan pelayanan kesehatan, serta untuk penelitian epidemiologi dan
klinis (Pramono dan Nuryati, 2012).
Berdasarkan latar belakang di atas maka judul laporan praktik
lapangan ini “Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK)
serta Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit, Masalah-Masalah yang Berkaitan
dengan Kesehatan dan Tindakan Medis (KKPMT) di Puskesmas Liang
Anggang.
4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memenuhi standar kompetensi klinik yang
telah ditetapkan dalam Kurikulum Inti Pendidikan D3 Perekam dan
Informasi Kesehatan.
2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu :
a. Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Puskesmas,
meliputi :
1) Perencanaan Sumber Daya Manusia Unit Kerja RMIK
2) Pengorganisasian Unit Kerja RMIK
3) Perencanaan fasilitas di unit kerja RMIK
b. Manajemen Mutu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di
Puskesmas, meliputi :
1) Quality Assurance Pelayanan Rekam Medis
2) Konsep Manajemen Resiko di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3) Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit/Puskesmas
4) Akreditasi Puskesmas (Standar KARS 2012)
c. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit, Masalah-Masalah Yang Berkaitan
Dengan Kesehatan dan Tindakan Medis (KKPMT)
1) Alur dan Prosedur Klasifikasi Penyakit
2) Kondisi Perinatal
3) Kelainan Kongenital, Malformasi, Deformasi,
Abnormalitas
Kromosom
C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk peningkatan
dan pengembangan kualitas manajemen di Puskesmas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Dapat mengetahui dan mengukur kemampuan mahasiswa dan
mahasiswi dalam penerapan ilmu yang telah mereka peroleh selama
pembelajaran.
b. Sebagai dasar penilaian dalam penentuan mutu dari instansi
pendidikan.
5
6
B. Struktur Organisasi di Puskesmas Liang Anggang
7
C. Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Liang Anggang
Jenis kegiatan pengobatan yang dilaksanakan di Puskesmas liang
anggang terdiri dari :
a. Ruang pendaftaran
b. Pelayanan Kesehatan di ruang pemeriksaan umum
c. Pelayanan Kesehatan di ruang pemeriksaan anak
d. Pelayanan Kesehatan di ruang MTBS/MTBM
e. Pelayanan Kesehatan di ruang Gigi Mulut
f. Pelayanan Kesehatan di ruang Labolatorium
g. Pelayanan Kesehatan di ruang KIA KB
h. Pelayanan Kesehatan di ruang tIndakan/ IGD
i. Pelayanan Kesehatan di ruang Imunisasi
j. Pelayanan Kesehatan di ruang Gizi
k. Pelayanan Kesehatan di ruang Farmasi
l. Pelayanan Kesehatan di ruang Kesehatan Lingkungan
m. Pojok Laktasi dan Ramah Anak
8
yang bermutu perlu didukung dengan sumber daya yang memadai, baik
sumber daya manusia, sarana dan prasarananya.
1. Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Berdasarkan Beban Kerja (WISN)
Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN)
adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan
pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM
kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan
metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah
diterapkan, komprehensif dan realistis.
9
10
SBK =
Standar Kelonggaran =
Waktu kerja tersedia
Pembahasan :
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Pola ketenagaan rekam medik mengacu pada beban kerja
menggunakan metode WISN (KEPMENKES No. 81/2004):
A = 6 (hari kerja) x 52 minggu = 312 hari
B = 12 hari
C = 12 hari
D = 22 hari
E = 3 hari
F = 7 jam kerja/hari
1) Hari kerja (A) di Puskesmas Liang Anggang yaitu 6 hari kerja dalam
1 minggu dan dalam 1 tahun terdapat 52 minggu. Jadi, perhitungan
jumlah hari kerja petugas rekam medis di Puskesmas Liang Anggang
yaitu 6 hari kerja x 52 minggu/tahun = 312 hari/tahun.
2) Cuti tahunan (B), petugas rekam medis di Puskesmas Liang Anggang
memiliki hak cuti 12 hari/tahun.
3) Pendidikan dan Pelatihan (C), di Puskesmas Liang Anggang
dilakukan sebanyak 12 hari/tahun.
4) Hari libur tahunan (D), untuk hari libur nasional atau cuti bersama
mengacu pada peraturan pemerintah yaitu 22 hari/tahun.
5) Ketidakhadiran kerja (E), ketidakhadiran kerja karena alasan izin atau
sakit dengan surat pemberitahuan yaitu 3 hari/tahun.
6) Waktu kerja (F), Puskesmas Liang Anggang menentukan jam kerja
petugas rekam medis dalam satu hari adal 7 jam.
Tabel 3. 2 Unit Kerja dan Kategori Sumber Daya Manusia Saat Pandemi
Total
Kegiatan dan Uraian Waktu Volume
No Waktu
Kegiatan Pokok (menit) Kegiatan
(menit)
TPPRJ Baru
- Wawancara
- Mengisi buku register 3
- Mengisi formulir 1
1 rekam medis 1 5 30
- Menyiapkan rekam
medis baru 0,5
- Membuat Kartu indeks 0,5
berobat (KIB)
TPPRJ Lama
- Wawancara 0,5
- Check data di 0,5
komputer
2 - Mencari rekam medis 15 75
3
pasien
- Mengisi buku register 1
0.006 jam/SDM
1.841
16
Jadi, tujuan dari diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori sumber daya
manusia meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu adalah untuk menyelesaikan
suatu kegiatan yang tidak berhubungan langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya
kualitas atau jumlah kegiatan pokok atau pelayanan.
Tabel 3. 5 Unit Kerja dan Kategori Sumber Daya Manusia Sebelum Pandemi
Total
Kegiatan dan Uraian Waktu Volume
No Waktu
Kegiatan Pokok (menit) Kegiatan
(menit)
TPPRJ Baru
- Wawancara
- Mengisi buku register 3
- Mengisi formulir 1
1 rekam medis 1 20 120
- Menyiapkan rekam
medis baru 0,5
- Membuat Kartu indeks 0,5
berobat (KIB)
TPPRJ Lama
- Wawancara 0,5
- Check data di 0,5
komputer
2 - Mencari rekam medis 60 300
3
pasien
- Mengisi buku register 1
0.006 jam/SDM
1.841
Jadi, tujuan dari diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori sumber daya
manusia meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu adalah untuk menyelesaikan
suatu kegiatan yang tidak berhubungan langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya
kualitas atau jumlah kegiatan pokok atau pelayanan.
20
6.240
Kebutuhan SDM = + 0,006=0,11 = 1 orang
55.230
Anggang
Pembahasan :
Ka Puskes
Dr. Eka Hidayani
Ka TU
Hj. Siti Sarah
Penyimpanan Kasir
Pendaftaran
Siti Asmah Desi
Dewi Almaidah
Gambar 3. 1 Struktur Instalisasi Rekam Medis Puskesmas Liang Anggang
Uraian Tugas :
1. Melakukan wawancara pada saat pasien lama dan baru mendaftar
guna melengkapi data identitas pasien.
2. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien.
3. Menyiapkan rekam medis serta mengambil rekam medis rawat jalan di
ruang penyimpanan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat
penerimaan pasien baru dan lama rawat jalan.
4. Menyortir rekam medis rawat jalan dalam rangka penyimpanan rekam
medis.
5. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan menjaga agar penyimpanan
rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak
berkepentingan.
6. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait.
7. Menerima pengembalian rekam medis rawat jalan dari poli.
8. Membuat laporan bulanan jumlah kunjungan pasien rawat jalan.
b. Nama : Siti Asmah
NIP : 19670704 198803 2 007
Pangkat / Gol : Penata Muda Tk.1 / III.B
Jabatan : Pengadministrasian Umum
Unit Kerja : Puskesmas Liang Anggang
Unit Organisasi : Dinas Kesehatan Kota
Uraian Tugas : Banjarbaru
1. Melakukan wawancara pada saat pasien lama dan baru mendaftar
guna melengkapi data identitas pasien.
2. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien.
3. Menyiapkan rekam medis
4. Membantu menyortir rekam medis rawat jalan dalam rangka
penyimpanan rekam medis.
5. Membantu menyimpan rekam medis rawat jalan dan menjaga agar
penyimpanan rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh
orang yang tidak berkepentingan.
25
a. Suhu
Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan
individual yang besar. Dengan demikian untuk memaksimalkan
produktivitas, adalah penting bahwa pegawai bekerja di suatu
lingkungan dimana suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada
diantara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu.
b. Kebisingan
Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa
suara-suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak
menyebabkan penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari suarasuara
yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan
mengganggu konsentrasi pegawai.
c. Penerangan
Bekerja pada ruangan yang gelap dan samar-samar akan
menyebabkan ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat
dapat membantu pegawai dalam memperlancar aktivitas kerjanya.
Tingkat yang tepat dari intensitas cahaya juga tergantung pada usia
pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada tingkat penerangan yang lebih
tinggi adalah lebih besar untukpegawai yang lebih tua dibanding yang
lebih muda.
d. Mutu Udara
Merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa jika menghirup
udara yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan
pribadi. Udara yang tercemar dapat mengganggu kesehatan pribadi
pegawai. Udara yang tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan
sakit kepala, mata perih, kelelahan, lekas marah dan depresi.
Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai
dengan fungsi serta memenuhi persyaratan kesehatan yaitu sebagai
berikut:
a. Permukaan dinding harus rata dan berwarna terang
b. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan,
kedap air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan
dinding harus berbentuk konus.
28
Aspek-aspek Ergonomi
a. Aspek ergonomi Stasiun kerja, fungsi penggunaan statiun kerja:
1) Berhubungan dengan lingkungan kerja
2) Berhubungan dengan durasi kerja
3) Berfokus pada tipe pekerjaan
4) Beban spikologis yang dihadapi pekerja selama mengerjakan
pekerjaan
5) Menghindari penggunaan dari cahaya terang langsung atau
pantulannya
6) Memperoleh keseimbangan antara kecerahan dan kecerahan
yang ada pada pengguna
7) Menghindari cahaya langsung atau cahaya pantulan yang
langsung mengenai layar tampilan
8) Memberikan keyakinan bahwa pencahayaan yang cukup untuk
pekerjaan yang tidak menggunakan layar tampilan
Pembahasan :
a. Perencanaan Fasilitas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan BPJS
a) 1 Meja Loket (0,45 m x 4,6 m) = 2,07 m2
b) 3 buah kursi petugas (0,9 m x 0,6 m) = 0,72 m2
+
2,79 m2
3,179 m2
= 3 m2
= 9 m2
Dapat diketahui total luas ruangan pada instalasi rekam medis
Puskesmas Liang Anggang adalah sebesar 9 m2.
1. Perencanaan kebutuhan dalam jangka waktu 5 Tahun ke depan
1. Perencanaan kebutuhan rak kayu untuk 5 tahun ke depan
1) Pasien Rawat Jalan Baru= 5 pasien / hari
2) Pasien Rawat Jalan Lama= 15 pasien / hari
3) Satu Unit rak besi terdiri dari 1 sub rak ke samping dan 4 sub rak
keatas bawah
a) Panjang = 53 cm
b) Lebar = 18 cm
31
c) Tinggi = 200 cm
4) Ketebalan RM (3 cm / 6) = 0,5 cm
5) Kapasitas 1 sub rak (53 cm / 0,5 cm) = 106 RM/ Sub rak 6)
Kapasitas 1 unit rak penyimpanan = (4 x 106 RM) x 1
= 424 x 1
= 424 RM 2.
Jumlah Rekam Medis dalam 5 Tahun ke depan
a. Rawat Jalan
= {(Tahun x Jumlah hari setahun x pasien rawat jalan baru) +
Pasien Rawat Jalan Lama}
= (5 x 365 x 5 orang) + 15 orang
= 9.125 + 15 orang
= 9.140 RM/ 5 tahun
3. Kebutuhan Rak Penyimpanan
a. Rawat Jalan
= RM 5 Tahun / Kapasitas 1 unit rak penyimpanan
= 9.140 RM / 424 RM
= 21,5 rak penyimpanan/5 Tahun
= 21 rak penyimpanan/5 Tahun
d. Kebutuhan Luas Ruang Filing dalam 5 Tahun
= Luas 1 unit rak penyimpanan = 1 x 53 cm x 18 cm = 0,09 m2
= Luas 21 unit rak penyimpanan = (21 x 0,09 m2) + 80 cm = 2,69 m2
Dengan tinggi → (4 x 200 cm) = 800 cm + 8 cm
= 808 cm = 8,08 m2
= Luas rak penyimpanan 27 unit + 60% x luas ruang filing yang ada
= 2,69 m2 + 60% x (2,69)
= 2,69 m2 + 1,614
= 4,304 m2
= 4 m2
Pembahasan :
Di Puskesmas Liang Anggang sudah diterapkan dengan melakukan
audit setiap Triwulan sekali untuk Quality Assurance atau yang disebut
juga dengan jaminan mutu yaitu merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk menetapkan, melaksanakan dan memonitor pelaksanaan
standar, serta rangkaian peningkatan kinerja melalui upaya perbaikan atau
proses secara kesinambungan sehingga pelayanan yang diberikan
memenuhi harapan pelanggan dan dilakukan dengan efektif efisien dan
seaman mungkin.
34
32
B. Konsep Manajemen Resiko di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Liang Anggang
Menurut Djojosoedarso (2003) manajemen risiko adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang
dihadapi oleh organisasi/ perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jenis-jenis
resiko dalam pelayanan rumah sakit yaitu, corporate risk (kejadian yang akan
memberikan dampak negative terhadap tujuan organisasi), non-clinical risk
(bahaya potensial akibat lingkungan), Clinical risk (bahaya potensial akibat
pelayanan klinis) dan financial risk (resiko negative yang secara negative akan
berdampak pada kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan).
Menurut peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 50 tahun 2012
sistem menajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian
dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tercapainya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
Pembahasan :
Konsep Manajemen Resiko di Puskesmas Liang Anggang pada
implementasinya telah berjalan guna tercapainya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif dengan melakukan sosialisasi petugas yang ada di
Puskesmas Liang Anggang tersebut.
Pembahasan :
Pada Puskesmas Liang Anggang, iimplementasi dari standar
pelayanan minimal masih sudah berjalan akan tetapi standar pelayanan
minimal (SPM) yang ditetapkan di Puskesmas Liang Anggang masih
mengacu pada SPM rumah sakit. Misalnya: waktu pelayanan di tempat
pendaftaran maksimal <10 menit (3 menit).
D. Akreditasi Puskesmas
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinik, dilakukan akreditasi
Puskesmas. Salah satu indikator kualitas pelayanan adalah kepuasan pasien.
Kebijakan yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan difasilitas kesehatan tingkat pertama khususnya
Puskesmas adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan
(Permeneks) Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama Tempat Praktik Mandiri dokter, dan tempat
praktik mandiri doket gigi. Hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa perbaikan
mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen risiko dilaksanakan
secara berkesinambungan di Puskesmas (Riyadi, 2017).
Puskesmas merupakan unit terdepan dan langsung dapat
menjangkau masyarakat, melaksanakan pelayanan kesehatan melalui upaya
pokok kegiatan Puskesmas yang salah satunya pelayanan kesehatan yang
diberikan Puskesmas meliputi pengobatan rawat jalan dan rawat inap
37
Pembahasan :
Puskesmas Liang Anggang telah terakreditasi, yang dimana
akreditasi yang ditetapkan adalah Madya di lakukannya akreditasi pada tahun
2017. Seharusnya diakukan reakreditasi pada tahun 2020 tetapi ditunda
karena pandemik dan rencana akreditasi pada tahun ini tetapi masih
menunggu kabar dari pihak akreditasinya. terakreditasinya puskesmas
tersebut sebagai pengakuan yang diberikan lembaga eksternal terhadap
penilaian kesesuaian proses dengan standar yang berlaku yang dimana
akreditasi puskesmas dilakukan setiap 3 tahun sekali.
BAB V
KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT, MASALAH-MASALAH YANG
BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIS (KKPMT)
37
Keterangan :
a. Lead term : keberadaan kata sebelah paling kiri dan menjadi kata kunci
untuk kata-kata dibawah ini.
b. Parentheses : dua tanda kurung.
c. SEE : kata memberi tahu penentu kode untuk melihat ke istilah lain.
d. SEE ALSO : berarti harus mencari lebih lanjut di indeks yaitu turunan
lead term.
e. Term inklusi : (kira-kira termasuk) dalam pokok bahasan pada 3 atau 4
karakter, seringkali ditemukan sejumlah diagnostik lain.
f. Term eksklusi : (tidak termasuk), beberapa pokok bahasan tertentu yang
didahului dengan kata eksklusi.
2. Prosedur Pengkodingan Penyakit menurut ICD-10 Volume 2 (Menurut WHO,
2005) antara lain :
a. Koding dilakukan pada berkas rawat inap yang lengkap pengisian data
resume atau laporan operasinya dan berkas rawat jalan.
b. Menggunakan ICD-10 sebagai kamus pedoman.
c. Menggunakan ICD-10 Volume 3 untuk menemukan istilah atau diagnosa
yang dicari.
d. Beri diagnosa dan prosedur yang tepat dan lengkap.
e. Beri kode untuk semua diagnosa yang mempengaruhi perawatan saat
ini.
f. Kode yang dicantumkan diurut secara benar agar mudah dipahami,
diagnosa dan prosedur tindakan utama dicantumkan pada urutan
pertama diikuti dengan diagnosa sekunder.
g. Menggunakan ICD-10 Volume 1 untuk memeriksa kebenaran kode
yang dicantumkan dan telah sesuai dengan klasifikasi diagnosa.
h. Kode yang telah sesuai ditulis pada kolom “KODE” di lembar atau
formulir berkas rekam medis.
i. Jika tidak sesuai periksa kembali pada ICD-10 Volume 2 sampai
mendapatkan kode yang benar.
ICD juga digunakan untuk klasifikasi penyakit dan masalah
kesehatan lain yang terdapat beberapa macam rekaman tentang kesehatan
dan rekaman vital. Mula-mula ICd digunakan untuk klasifikasi penyebab
kematian yang tercatat dalam register kematian. Kemudian diperluas hingga
mencakup diagnosa morbiditas. Meskipun ICD diutamakan untuk klasifikasi
penyakit dan cidera dengan diagnosa formal tetapi tidak semua problem
atau alasan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan dapat
digolongkan dengan cara ini. Akibatnya ICD memberikan variasi yang luas
40
Diagnosis utama
Komplikasi/komorbiditi Komplikasi/komorbiditi
atau kelompok umur atau kelompok umur
DRG DRG
PEMBAHASAN :
Alur dan Prosedur Klasifikasi Penyakit di Puskesmas Liang Anggang
belum ada. Klasifikasi dan diagnosis tidak dilakukan di ruangan unit kerja rekam
medis, tetapi penetapan kodefikasi dilakukan oleh dokter yang menangani
pasien tersebut.
B. Sistem Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
45
PEMBAHASAN :
Puskesmas Liang Anggang yang berhubungan dengan sistem reroduksi
petugas boleh menangani sampai mendiagnosa gejala-gejala saja. Untuk
penanganan lanjut diujuk ke rs terdekat.
C. Kondisi Perinatal
Perinatal adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7 hari setelah
lahir. Salah satu klasifikasi kode yang ada dalam ICD-10 adalah kode P00-P96
Bab XVI yang membahas mengenai kondisi-kondisi tertentu yang berasal pada
periode perinatal. Bayi dalam masa perinatal dapat beresiko tinggi seperti,
asfiksia neonatrumm, ikterus, sindrom gangguan nafas, bayi berat lahir rendah
(BBLR) dan kasus yang terjadi pada masa perinatal lainnya jika ada kelainan.
Periode perinatal juha termasuk kedalam neonatus. Kode ini diberikan pada
kondisi neonatus periode perinatal. Kode P biasanya dijumpai pada masa
perinatal. Kode P yang ada pada bayi baru lahir dengan sebab tertentu
biasanya dapat ditemukan pada diagnosa utama. Namun tidak semua kondisi
bayi pada masa perinatal dapat diberi kode P, seperti kondisi bayi baru lahir
keadaan sehat kode yang di berikan Z38 (Nurhaeni, 2016).
PEMBAHASAN :
Puskesmas Liang Anggang beum ditemukan kasus perinatal karena
petugas boleh menangani sampai mendiagnosa gejala-gejala saja. Untuk
penanganan lanjut diujuk ke rs terdekat..
PEMBAHASAN :
Puskesmas Liang Anggang belum ditemukan kasus kelainan
kongenital, malformasi, dan abnormalitas pada rekam medis saat peneliti
melakukan pencarian data. petugas boleh menangani sampai mendiagnosa
gejala-gejala saja. Untuk penanganan lanjut diujuk ke rs terdekat.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan yang telah kami dapatkan selama melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan di Puskesmas Liang Anggang kami dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Asuransi yang terdapat di Puskesmas Liang Anggang adalah badan
penyelenggara jaminan social (BPJS). Metode pembayaran BPJS di
Puskesmas Liang Anggang menggunakan metode pembayaan prosfektif,
dimana metode pembayaran ini mengelompokan penyakit menjadi group
kode dan sudah ditentukan harganya. Metode pembayaran ini dikenal
dengan sistem casemix.
2. Sistem pengorganisasian di Puskesmas Liang Anggang sudah teroganisir
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang telah ditentukan oleh
Puskesmas sehingga kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam
proses pelayanan terbilang kecil.
3. Alur dan prosedur klasifikasi penyakit di Puskesmas Liang Anggang masih
belum terdapat di unit kerja rekam medis maupun di Puskesmas.
B. Saran
1. Puskesmas sebaiknya melakukan perancangan sistem informasi yang
bertujuan untuk mempermudah pencarian data pasien dan Puskesmas
mampu terintegrasi lebih maksimal dalam pengolahan data.
2. Puskesmas sebaiknya melakukan perancangan alur klasifikasi penyakit dan
membuat SPO tentang klasifikasi penyakit di Puskesmas Liang Anggang,
agar proses klasifikasi penyakit bisa berjalan sesuai dengan alur yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Savitri Citra (2011). Tujuan Kegunaan, Pengguna dan fungsi Rekam Medis
47
Kesehatan, dalam Hatta, Gemala. Pedoman Manajemen Informasi
Kesehatan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Departemen Dalam Negeri, PerMen DamNeg No. 12 tahun 2008 tentang Pedoman
Analisa Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah . Jakarta.
Gunarti dan Muchtar. (2019). Rekam Medis & Informasi Kesehatan. Yogyakarta:
Tema Publishing.
48
Nurhaeni A., dan Nurulramadhini C. (2017). Kelengkapan Pengisian Rekam Medis
Neonatus Kasus Perinatal Di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon. Jurnal
Kesehatan Mahardika. Vol. 4 No. 1 Tahun 2017.
Siswati. (2018). Manajemen Unit Kerja II: Perencanaan SDM Unit Kerja RMIK.
Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Wijaya, Lily (2017). Manajemen Informasi kesehatan II : Sistem Dan Sub Sistem
Pelayanan RMIK. Bahan Ajar Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan
(RMIK).
50
49
LAMPIRAN
1. Cicilia Feronika
51
2. Gina Faizah
52
3. Hermawan
53
4. Masliana
54
5. Muhammad Rahman A
55
6. Muhammad Rezadinur
56
7. Norlaila Hayati
57
58