Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Buruk Media Sosial untuk Remaja Milenial

dapat Dicegah melalui Pendidikan Karakter

Semua orang pasti kenal dengan media sosial, media sosial merupakan media berbasis
online yang digunakan masyarakat untuk bersosialisasi. Menurut Crish Garret media sosial
adalah alat, jasa dan komunikasi yang memfasilitasi hubungan antara orang dengan satu sama
lain dan memiliki peminat yang banyak tidak terkecuali para remaja. Di era seperti ini sudah
banyak orang yang mengetahui dan menggunakan media sosial dan smartphone sebagai
kebutuhan pokok dalam kehidupannya, terutama remaja yang menjadi generasi milenial saat ini.
Mereka menggunakan media sosial bukan hanya untuk melakukan kontak komunikasi dengan
sesamanya tetapi juga untuk mengekspresikan dirinya kepada orang lain. Generasi milenial,
generasi yang dibawa oleh arus globalisasi yang tidak bisa dihindari kedatangannya. Mereka
memegang kendali penuh terhadap perubahan yang akan terjadi pada negara ini beberapa tahun
kedepan.
Banyaknya dampak positif yang didatangkan oleh globalisasi yang juga diimbangi
dengan dampak negatifnya membuat mereka harus mawas diri dalam menghadapi derasnya arus
globalisasi dan pesatnya IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Kurangnya pendidikan
karakter dalam bermedia sosial pada remaja saat ini menjadikan mereka berlaku sewenang
wenang seperti tanpa penjagaan dan pengawasan. Mereka sering berkicau di media sosial dengan
melontarkan kata kata kasar dan berkesan rasis. Banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
pada remaja yang disebabkan karena media sosial, contohnya tawuran antar remaja sekolah. Dari
kasus tersebut terungkap bahwa ada kesalahpahaman yang dilanjutkan dengan adu mulut di
media sosial antar sekolah yang berkaitan dan berakhir dengan aksi tawuran yang tak jarang
memakan korban. Selain tawuran masih terdapat beberapa kasus, bullying misalnya, bullying
tidak hanya berdampak pada fisik korban, tetapi berpengaruh pada mental dan psikis dari korban.
Banyaknya bentuk bullying pada remaja melalui tulisan yang berkesan rasis dan merendahkan
yang ditujukan kepada seseorang dapat tesebar luas dengan cepat melalui media sosial dan bisa
menambah beban yang harus ditanggung korban dan bila kurangnya dukungan dan perhatian
yang lebih pada korban maka korban akan melakukan bunuh diri. Maraknya kasus terorisme juga
menjadi momok penting, paham radikalisme memang sengaja ditujukan kepada remaja yang
dianggap pemikirannya masih labil dan mudah dipengaruhi. Pesatnya informasi yang tersebar
dapat mempermudah para teroris untuk menyebarkan paham radikalismenya kepada remaja
melalui media sosial.
Belum sempurnanya kematangan pemikirian remaja membawa pengaruh negative
terhadap informasi yang tidak baik melalui media sosial. Untuk itu perlulah dorongan dari
berbagai pihak dan penjagaan serta pengawasan orangtua kepada anak. Penting untuk memberi
bimbingan dan pengajaran pendidikan karakter dalam bermedia sosial. Dengan mengajarkan
pentingnya toleransi dan menanamkan rasa tenggang rasa serta saling tolong menolong antar
sesama sejak dini yang diharapakan dapat membuat perubahan dalam mengubah pengaruh buruk
media sosial menjadi pengaruh yang baik untuk remaja milenial. Contohnya dengan saling
memberi dukungan kepada para penyandang disabilitas dan juga menyalurkan dana amal untuk
para korban bencana yang disebarkan di media sosial.
Jadi pengaruh buruk dari media sosial kepada remaja dapat dicegah dengan pemberian
pendidikan karakter, sebab masa remaja merupakan masa transisi untuk pencarian jati diri
mereka. Oleh karena itu penanaman norma dan moral yang baik sangatlah penting dan harus
didukung oleh peran orangtua dan pihak yang bertanggungjawab untuk mendidik para remaja
milenial saat ini yang akan menjadi penerus bangsa.

Anda mungkin juga menyukai