NIM : 049166392
Prodi : Akuntansi
Jawab :
Jawab : Tentu saja Bahasa Indonesia Masih Diperlukan oleh Bangsa Indonesia sampai saat ini,
Karena sejatinya Bahasa Indonesia digunakan sebagai Bahasa Nasional dan juga Bahasa
Negara. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai Bahasa Nasional saat diikrarkannya
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dan kedudukan sebagai Bahasa Negara saat resmi
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 yang berbunyi "Bahasa
negara adalah Bahasa Indonesia". Jika Bahasa Indonesia dianggap tidak diperlukan oleh
Bangsa Indonesia maka ini akan berlawan dengan ketentuan yang sudah ada. Meskipun
Banyak Bahasa yang digunakan oleh Bangsa Indonesia, tak mungkin dapat dibayangkan
Bahasa Indonesia. Sebab, Bahasa Indonesia merupakan cerminan sikap kebangsaan guna
memajukan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki beberapa karakter seperti:
Contohnya :
Seorang anak dari negara Indonesia menyukai Bahasa dari negara lain, yaitu Bahasa
Thailand. Anak itu terus belajar bahasa tersebut sampai akhirnya ia bisa menggunakan bahasa
tersebut dengan lancar. Namun, teman-temannya dalam berbicara sehari-hari menggunakan
Bahasa Indonesia dan tidak ada yang mempelajari Bahasa Thailand seperti anak tersebut.
Maka, anak tersebut tidak dapat menggunakan Bahasa Thailand untuk berkomunikasi atau
berbicara dengan teman-temannya. Tetapi, saya bisa menggunakan Bahasa Thailand yang
sudah dipelajari dengan komunitas atau orang-orang yang paham dan mengerti Bahasa
Thailand.
Dari sini dapat Dikatakan bahwasannya, Bahasa Indonesia Masih Diperlukan oleh Bangsa
Indonesia. Walaupun kita memiliki kemampuan Bahasa lain, itu tidak membuat Bahasa
Indonesia tidak diperlukan. Hal ini sesuai dengan karakter Bahasa Indonesia sebagai Alat
Pemersatu Bangsa.
1. Berdasarkan hasil survey (meninjau) Anda, topik/subtopik apa saja yang menurut
Anda penting?
Jawab : Soal di atas berdasarkan pada artikel dalam sebuah modul dengan judul ‘Sisi
Positif Parenting Budaya Jepang’ yang ditulis oleh sosok bernama Buyung Okita.
survey atau tinjauan atas teks ini lalu menentukan topik dan subtopik yang dinilai penting.
Adapun topik dan subtopik yang saya nilai penting antara lain:
1. Ilmu parenting sangat penting dalam mengaruhi kehidupan berumah tangga di
kemudian hari.
2. Terdapat beragam jenis gaya parenting antara lain gaya asuh yang cenderung otoriter,
berwibawa, protektif atau permisif.
3. Contoh polah asuh yang dilaksanakan di Jepang sangat layak untuk kita teladani di
Indonesia.
2. Tuliskan daftar pertanyaan (question) berkaitan dengan informasi yang Anda perlukan
pada bacaan tersebut.
3. Berdasarkan hasil membaca (read) Anda, Informasi apa yang Andaperoleh dari
bacaan tersebut.
Jawab :
• gaya otoriter
Jawab : 1. Jenis asuh orang tua pada umumnya ada 4 yaitu - Otoriter dimana orang tua
Memaksakan kehendaknya tanpa memperhatikan perspektif anak, - Berwibawa dimana
orang tua menjadi panutan teladan bagi anak – anaknya - Permisif dimana orang tua tidak
memberikan batasan – batasan pada anaknya - Protektif dimana orang tua banyak
memberikan batasan – batasan pada anaknya
2. Fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang - Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase ini
hubungan orang tua dan anak sangat dekat, orang tua mungkin bisa menemani anak –
anaknya, pada fase ini anak dibiarkan bebas - Fase Anak – anak (5-15 Tahun), pada fase
ini anak mulai diajak dan diajarkan diajarkan, mulai diberi batasan – batasan - Fase Remaja
(15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk menjadi dewasa, orang tua
memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri, sehingga hubungan orang tua dan
anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi juga menjadi teman
3. Dilihat dari Fase – fase yang ada Nampak jelas Jenis asuh orang tua di Jepang adalah
perpaduan antara Gaya Permisif dan gaya berwibawa, dimana anak diberi kebebasan
namun peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak – anak nya e. Review Ada Empat
Jenis Parenting yaitu Otoriter, Berwibawa, Permisif dan Protektif. Di Jepang Gaya asuh
orang tua diterapkan pada beberapa fase seperti fase Balita (0-5 Tahun), Fase Anak – Anak
(5-15 Tahun) dan Fase Remaja (15-20 Tahun). Pada masing – masing fase ini gaya asuh
orang tua di Jepang berkembang dari Gaya Permisif perlahan menjadi Gaya Berwibawa,
Pada fase balita dibiarkan untuk bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak – anak mulai
diajarkan kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua mempersiapkan anak – anaknya
untuk mandiri untuk menjadi dewasa. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan nilai
budaya barat yang menginspirasi, Namun gaya asuh orang tua di Jepang dalam mencintai
anak – anaknya tidak berubah
5. Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah informasi yang Anda perlukan sesuai
daftar pertanyaan sudah cukup?
Jawab : Ada beberapa informasi yang saya menurut saya belum ada dari artikel tersebut, namun
selebihnya sudah lengkap. Artikel itu, mengajarkan betapa pentingnya pendidikan kepada anak
dalam membentuk jati dirinya.
SUMBER : MKWU4108 BAHASA INDONESIA