Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN

TUGAS MATA KULIAH


TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Azzahra Amalia Hasyim


Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044766109
Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4108/ Bahasa Indonesia
UPBJJ Masa Ujian : 2022.2
Kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan baik.

1. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII


s.d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping).

Kongres Bahasa Indonesia adalah pertemuan rutin lima tahunan yang diadakan oleh
pemerintah dan praktisi bahasa dan sastra Indonesia untuk membahas Bahasa Indonesia
dan perkembangannya. Kongres ini pertama kali diadakan di kota Solo pada tahun 1938.
Pada mulanya kongres diadakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda yang terjadi
pada tahun 1928, selanjutnya ajang ini tidak hanya untuk memperingati Sumpah Pemuda
tetapi juga untuk membahas perkembangan bahasa dan sastra Indonesia dan rencana
pengembangannya.

Perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan


Kongres Bahasa Indonesia VII di Jakarta (26-30 Oktober Hasil kesimpulan dari Kongres ini, menghasilkan usulan
hasil kongres VII s.d.XI (26 Oktober 1998 s.d 31 Oktober
1998) dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa Indonesia.
2018)

Pada kongres ini, para pemerhati dan pakar bahasa Indonesia


menyimpulkan bahwa berdasarkan Kongres Sumpah Pemuda pada tanggal
Kongres Bahasa Indonesia VIII di Jakarta
28 Oktober 1928 yang menyatakan bahwa para pemuda memiliki satu
(14-17 Oktober 2003)
bahasa, yakni bahasa Indonesia. Bulan Oktober ditetapkan sebagai Bulan
bahasa

Kongres ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan


Kongres Bahasa Indonesia IX di Jakarta
Nasional, 80 tahun Sumpah Pemuda, dan memperingati 60 tahun berdirinya
(28 Oktober - 1 November 2008)
Pusat Bahasa.

Kongres ini dihadiri oleh sekitar 1.168 peserta dari seluruh Indonesia
Kongres Bahasa Indonesia X di Jakarta
dan luar negeri, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Timor
(28 Oktober - 31 Oktober 2013)
Leste, Jepang, Pakistan, China, Jerman, Belgia, Rusia dan Italia.

Kongres ini digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta dengan mengusung tema
"Menjayakan Bahsa dan Sastra Indonesia". Dalam kongres ini, diluncurkannya
Kongres Bahasa Indonesia XI di Jakarta
beberapa produk kebahasaan dan kesastraan seperti Kamus Besar Bahasa
(28 Oktober - 31 Oktober 2018)
Indonesia Braile, buku Bahasa dan Peta Bahasa, Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia (UKBI) Daring, dan lainnya.

2. Masih perlukah bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia saat ini? Penjelasan Anda harus
disertai dengan alasan yang logis dan disertai contoh.

Tentu saja Bahasa Indonesia masih diperlukan oleh Bangsa Indonesia sampai saat ini, Karena
sejatinya Bahasa Indonesia digunakan sebagai Bahasa Nasional danjuga Bahasa Negara. Bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan sebagai Bahasa Nasional saat diikrarkannya Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928 dan kedudukan sebagai Bahasa Negara saat resmi tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 yang berbunyi "Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia". Jika Bahasa Indonesia dianggap tidak diperlukan oleh Bangsa Indonesia maka ini
akan berlawan dengan ketentuan yang sudah ada. Walaupun banyak Bahasa yang digunakan oleh
Bangsa Indonesia, itu tak mungkin dapat menggantikan Bahasa Indonesia. Sebab, Bahasa
Indonesia merupakan cerminan sikap kebangsaan guna memajukan Bhineka Tunggal Ika yang
memiliki beberapa karakter seperti: bersifat inklusif dan terbuka, bersifat pluralis, bersifat
demokratis dan egaliter, dan bersifat sebagai pemersatu bangsa.

Contohnya:

Seorang anak dari negara Indonesia menyukai Bahasa dari negara lain, yaitu
Bahasa Thailand. Anak itu terus mempelajari Bahasa tersebut sampai akhirnya ia bisa
menggunakan bahasa tersebut dengan lancar. Namun, teman-temannya dalam berbicara
sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia dan tidak ada yang mempelajari Bahasa
Thailand seperti anak tersebut. Maka, anak tersebut tidak dapat menggunakan Bahasa
Thailand untuk berkomunikasi ataupun berbicara dengan teman-temannya. Tetapi, ia bisa
menggunakan Bahasa Thailand yang sudah dipelajarinya dengan komunitas ataupun
orang-orang yang paham dan mengerti Bahasa Thailand.

Dari sini dapat disimpulkan bahwasannya, Bahasa Indonesia masih diperlukan oleh
Bangsa Indonesia. Walaupun kita memiliki kemampuan Bahasa lain, itu tidak membuat
Bahasa Indonesia tidak diperlukan. Hal ini sesuai dengan karakter Bahasa Indonesia
sebagai Alat Pemersatu Bangsa.

3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!

Sisi Positif Parenting Budaya Jepang

Oleh: Buyung Okita

Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk lebih
mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-putrinya,
atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.

Secara sederhana terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif,
dan terlalu protektif. berikut adalah sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.
Secara sederhana gaya asuh otoriter adalah gaya asuh di mana orangtua memaksakan
kehendaknya tanpa begitu memperhatikan atau mempedulikan bagaimana perspektif sang anak.

Gaya asuh orangtua berwibawa adalah gaya asuh di mana orangtua menjadi panutan yang
teladan, memberikan batasan yang cermat untuk putra-putrinya, dan memberikan pujian untuk
upaya yang telah putra-putrinya lakukan.

Gaya asuh permisif adalah gaya asuh di mana orangtua tidak memberikan batasan kepada anak-
anaknya, semisal tidak memberikan garis yang jelas apa yang boleh dilakukan atau tidak.
Memercayakan putra-putrinya untuk melakukan apa yang ia inginkan, cenderung tidak
mengintervensi kecuali untuk hal yang bersifat sangat serius.

Gaya asuh overprotektif adalah gaya asuh di mana orangtua sangat melindungi putra-putrinya
dari segala hal buruk, rasa sakit, pengalaman yang buruk, dan lain-lain. Karena itu banyak
membatasi putra-putrinya di berbagai aspek.

Pernahkah Anda melihat di media seperti film atau kartun digambarkan bahwa anak-anak
di Jepang merupakan anak yang patuh? Walaupun di balik itu terdapat unsur kompetitif yang
muncul karena adanya harapan orangtua agar putra-putrinya dapat lulus masuk ke sekolah atau
kampus yang bergengsi.

Tentunya unsur kompetitif di satu sisi merupakan hal yang positif, tetapi karena tingkat
kompetitif yang tinggi dari harapan orangtua membuat putra-putri merasa tertekan.
Bagaimanakah stereotip mengasuh ala orangtua di Jepang yang dapat kita lihat sebagai hal yang
positif?

1. Hubungan antara orangtua dan anak yang sangat dekat

Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak tidur
bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun anaknya berada.

Tidak jarang dapat dilihat bahwa ibu menggendong anaknya sambil melakukan kegiatan rumah
seperti menyapu, memasak, berbelanja, dan lain-lain. Bahkan hampir setiap perempuan yang
telah melahirkan dan menjadi ibu rela untuk berhenti bekerja dan fokus untuk mendidik anaknya
di rumah.

Pada usia antara 0-5 tahun, anak diperbolehkan melakukan apa saja. Mungkin budaya ini sedikit
berbeda dengan negara lain. Yang dimaksud diperbolehkan melakukan apa saja adalah
membiarkan anak berksplorasi dengan kegiatan yang ia lakukan.

Namun orangtua tetap menstimulus dengan hal yang positif dan menjadi role model yang baik.
Filosofi ini menunjukan, dengan anak dibiarkan aktif menandakan bahwa sang anak tumbuh
sehat.
Pada usia 0-5 tahun, anak juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga
dapat lebih mengenal saudara dan sosial. Orangtua di Jepang juga beranggapan bahwa sebisa
mungkin menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan kasih sayang orangtuanya.

2. Orang tua adalah cerminan anak

Studi di Amerika dan Jepang pernah dilakukan untuk mengetahui bagaimana orangtua mengasuh
anaknya. Orangtua di Amerika cenderung bersifat netral dan menunjukan anak cara untuk
membuat suatu piramida, sesudah itu membiarkan anaknya untuk membuat piramida dengan apa
yang telah diajarkan atau dengan caranya sendiri.

Sedangkan orangtua Jepang cenderung mentransmisikan apa yang ia lakukan kepada anaknya,
sehingga orang tua sepenuhnya menjadi role model bagi anaknya.

Setelah fase usia 5 tahun di mana anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15
tahun anak mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk
disiplin, dan melakukan apa yang dilakukan oleh orangtua.

Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat berkontribusi melakukan cara-cara yang telah
dilakukan secara turun temurun. Fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak
dan kewajiban, apa yang boleh dilakukan atau tidak.

Oleh karena itu kegiatan pendidikan moral di sekolah juga mulai diajarkan tidak hanya sebagai
mata pelajaran dan diselipkan di mata pelajaran lain, tetapi juga anak diberikan ruang untuk
melakukan kegiatan sosial seperti saling melayani, kegiatan makan siang di sekolah, dan
kegiatan lain yang juga kerap dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia.

Kegiatan sekolah dan rumah yang bersifat rutin, meskipun terkesan monoton merupakan cara
Jepang untuk menbuat anak-anak belajar untuk disiplin.

3. Orangtua dan anak adalah setara

Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang untuk anak dapat lebih
mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya.

Hubungan tidak hanya sebagai orangtua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan setara. Anak
didukung untuk menjadi pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan lebih
bersifat demokratis.

Fase ini untuk mempersiapkan anak melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan
keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak
diajarkan untuk mulai independen dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang dewasa.

Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi dewasa dengan biasanya diadakan upacara
hari kedewasaan yang diselenggarakan di distrik/kota setempat yang diikuti oleh pemuda berusia
20 tahun.
4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi

Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial masyarakat
yang lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan menghormati
perasaanya sendiri.

Orangtua mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak mempermalukannya.


Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka umum ketika melakukan
hal yang dirasa kurang pantas.

Orangtua memilih menunggu situasi dan tempat yang lebih privasi untuk menasehatinya. Anak
diajarkan untuk dapat memiliki sikap empati dan saling menghormati orang lain.

Orangtua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang terbaik. Begitu
pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua di Jepang mendidik
anaknya. Namun meskipun terjadi pergeseran dan perubahan, gaya asuh orangtua di Jepang yang
menyayangi putra-putrinya tidak berubah.

Setelah membaca sedikit stereotip gaya asuh orangtua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya
asuhnya merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif, gaya authoritative (berwibawa).

Sumber: https://www.kompasiana.com/buyungokita/%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-
positif-parenting-budaya-jepang?page=all#section2

Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan artikel di atas.

1. Berdasarkan hasil survey (meninjau) Anda, topik/subtopik apa saja yang menurut Anda
penting?
2. Tuliskan daftar pertanyaan (question) berkaitan dengan informasi yang Anda perlukan
pada bacaan tersebut.
3. Berdasarkan hasil membaca (read) Anda, Informasi apa yang Andaperoleh dari bacaan
tersebut.
4. Ceritakan/jelaskan (recite) pengalaman membaca Anda berkaitan dengan bacaan/wacana
tersebut.
5. Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah informasi yang Anda perlukan
sesuai daftar pertanyaan sudah cukup?

Susunlah tugas saudara dengan mengacu pada modul MKWU 4108 bahasa Indonesia pada
halaman 3.25 s.d. 3.30

Jawaban :

1. Topik penting (survey):

a. Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat


b. Orang tua adalah cerminan anak

c. Orang tua dan anak adalah setara

d. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi

2. Daftar pertanyaan (question):

a. Apa saja jenis-jenis gaya Parenting ?

b. Apa saja fase-fase gaya asuh orang tua di Jepang?

c. Jenis gaya asuh orang tua apa yang diterapkan di Jepang?

3. Informasi yang diperoleh (read):

a. Terdapat 4 jenis gaya parenting yaitu:

• Gaya asuh otoriter

• Berwibawa

• Permisif

• Terlalu protektif

b. Gaya asuh orang tua di Jepang meliputi :

• Hubungan orang tua dan anak yang dekat

• Orang tua adalah cerminan anak

• Orang tua dan anak adalah setara

• Memperhatikan tentang perasaan dan emosi

c. Gaya asuh di jepang merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan

gaya authoritative (berwibawa)

4. Ceritakan pengalaman membaca berkaitan dengan bacaan tersebut (recite):

a. Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada 4 yaitu:


• Otoriter: Dimana orang tua memaksakan kehendaknya tanpa begitu

memperhatikan perspektif anak.

• Berwibawa: Dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak-anaknya

• Protektif: Dimana orang tua banyak memberikan Batasan-batasan pada anaknya

• Permisif: Dimana orang tua tidak memberikan Batasan-batasan pada anaknya

b. Fase-fase gaya asuh orang tua di Jepang yaitu:

• Fase balita (0-5 Tahun):

Pada fase ini hubungan orang tua dan anak sangat dekat, orang tua

sebisa mungkin menemani anak-anaknya, pada fase ini anak dibiarkan

bebas bereksplorasi

• Fase anak-anak (5-15 Tahun):

Pada fase ini anak mulai diajak dan diajarkan disiplin, mulai diberi

batasan-batasan

• Fase remaja (15-20 Tahun):

Pada fase ini anak dipersipakan untuk menjadi dewasa, orang tua

memberikan ruang untuk anak anak menjadi lebih mandiri, sehingga

hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi

menjadi teman .

c. Dilihat dari fase – fase yang ada terlihat jelas jenis gaya asuh orang tua di

Jepang adalah perpaduan antara gaya permisif dan gaya berwibawa, dimana

anak diberi kebebasan namun peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak

– anak nya
5. Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah informasi yang Anda perlukah sesuai

daftar pertanyaan sudah cukup?

Iya, Informasi yang diberikan sesuai daftar pertanyaan sudah cukup.

Anda mungkin juga menyukai