Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TUTORIAL I

MAHRITA
044375983
Jurusan Ilmu Komunikasi

Kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan baik.


1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.
- fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday terbagi menjadi 7,
yaitu fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi representasional, fungsi interaksional, fungs
i personal, fungsi heuristik, dan fungsi imajinatif
- fungsi instrumental, yaitu penggunaan Bahasa untuk mengungkapkan kelinginan atau
kebutuhan pemakainya.
- Fungsi regulasi, yaitu penggunaan Bahasa untuk mempengaruhi sikap atau pendapat orang
lain.
- Fungsi representasional, yaitu penggunaan untuk menyampaikan fakta dan pengetahuan.
- Fungsi interaksional, yaitu penggunaan Bahasa yang bertujuan untuk menunjang
keberadaan manusia sebagai makhluk sosial.
- Fungsi heuristik, yaitu penggunaan Bahasa yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan
dan mempelajari lingkungan sekitar.
- Fungsi personal, yaitu penggunaan Bahasa sebagai media untuk menggambarkan keadaan
emosi atau perasaan pembicara.
- Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan Bahasa untuk menciptakan hal-hal atau peristiwa fiktif.

2. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres


VII s.d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping).
I. Kongres Bahasa Indonesia VII (Jakarta, 26-30 Oktober 1998)
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan, sejak diikrarkannya pada Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, sebagai Bahasa persatuan juga sebagai Bahasa
negara, yang berfungsi sebagai sarana komunikasi resmi, sarana pendukung
kebudayaan nasional, dan sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk memperkukuh kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah,
maka dalam era globalisasi, tindak lanjut yang terpadu dan terarah perlua
dipersiapkan dan dilakukan, yakni :
A. Memperkukuh Kedudukan Bahasa dalam Era Globalisasi
a. Bahasa Indonesia
- Bahasa Indonesia perlu dibina tidak hanya oleh Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan, tetapi juga oleh depertemen instansi lain dan dunia usaha.
- Pengindonesiaan nama dan kata asing ditempat umum di seluruh Indonesia.
- Pengembahan bahan ajar Bahasa Indonesia dilakukan dengan
memanfaatkan sumber-sumber rujukan antara lain Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
- Kemampuan berbahasa Indonesia perlu ditingkatkan secara terarah dan
terpadu.
- Kemampuan berbahasa Indonesia dapat memberikan teladan berbahasa
yang baik.
- Permasyarakatan Bahasa Indonesia yang baik dan benar perlu ditingkatkan.
b. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
- Pengajaran dan permasyarakatan BIPA perlu ditingkatkan baik dalam
maupun luar negeri.
- Perguruan tinggi atau Lembaga yang menyelenggarakan BIPA perlu
mengembangkan program metodologi dan perkembangan Bahasa asing.
- Kantor Perwakilan RI diluar negerei lebih berperan dalam mendukung
program BIPA.
c. Bahasa Daerah
- Pembinaan dan pengembangan Bahasa daerah sebagai bagian kebudayaan.
- Penerbitan buku, surat kabar dan majalah dalam Bahasa daerah perlu di
dorong.
- Pengembangan bahan ajar Bahasa daerah perlu dilakukan dengan
memanfaatkan sumber rujukan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
d. Bahasa Asing
- Pengembangan program dan metodologi pengajaran dengan perkembangan
Bahasa asing.
- Pengajaran Bahasa asing perlu ditingkatkan mutunya.
- Sarana, prasarana dan sumber daya manusia di perguruan tinggi perlu
dikembangkan.
- Penerjemahan bahan Pustaka sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan
dan teknologi perlu ditingkatkan.
e. Organisasi Profesi
- Organisasi profesi, termasuk organisasi profesi kebahasaan.
- Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa perlu ditingkatkan dengan
organisasi profesi.
- Organisasi profesi dalam bidang pengajaran Bahasa perlu ditingkatkan.
f. Pemerintha Daerah
- Pemerintah daerah perlu mengeluarkan peraturan perundang-undangan
yang diperlukan.
- Para ahli Bahasa di daerah perlu dilibatkan dalam meningkatkan mutu.
- Pemerintah daerah perlu membuka peluang kerja yang lebih luas bagi
sarjana Bahasa.
B. Meningkatkan Mutu Bahasa sebagai Sarana Komunikasi
Adapun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu Meningkatkan
Mutu Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi. Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai
sarana komunikasi di segala bidang perlu di tingkatkan untuk mengahadapi
kenyaatan makin meluasnya Bahasa asing di Indonesia.
C. Meningkatkan Aoresuasu dan Daya CIpta Sastra
Apresiasi sastra dan kretivitas dalam sastra Indonesia dan daerah memperkaya
kehidupan, oleh karena itu perlunya dilakukan upaya-upaya peningkatan
apresiasi dan kreativitas dalam sastra Indonesia dan daerah berdasarkan
kebijaksanaan yang terpadu.
D. Rekomendasi
Putuasn Kongres Bahasa Indonesia VI Sebagian sudah dilaksakan, Adapun
direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
- Melaksanakan putusan Kongras Bahasa Indoensia VI yang belum terlaksana.
- Menyelenggarakan pertemuan nasional untuk mengembangkan hasil
seminar Politik Bahasa Nasional tahun 1975.
- Menyelenggarakan pertemuan nasional untuk Menyusun strategi
pembinaan dan pengembangan Bahasa dan sastra Indonesia dan daerah.
- Mengembangkan lebih lanjut terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, seperti Pedoman Umum Ejaan, Pedoman Umum Pembentukan
Istilah, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia..
II. Kongres Bahasa Indonesia VIII (Jakarta, 14-17 Oktober 2003)
Dalam Kongres Bahasa Indonesia VIII membahas 12 makalah siding pleno, 49
makalah siding kelompok dan 5 topik diskusi panel, menetepkan putusan sebagai
berikut :
A. Umum
Bahasa Indonesia sebagai lambing jati diri bangsa dan alat pemerastu
berbagai kelompok etnik. Pada Sumpah Pemuda 1928 mengangkat
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan yang telah menjadi salah
satu kedaulatan bangsa.
B. Khusus
a. Bahasa
Era globalisasi dan era otonomi telah mempengaruhi peran Bahasa-
bahasa di Indonesia pada saat ini, dalam kaitan itu peran Bahasa
Indonesia, Bahasa daerah, dan Bahasa asing perlu di kaji ulang.
b. Pemantapan Peran Bahasa
Pada arus kemajuan globalisasi di Indonesia telah menimbulkan
perubahan dalam berbagai bidang dan telah memberikan dampak
yang kurang menguntungkan terhadap perkembangan Bahasa-bahasa
di Indonesia.
c. Peningkatan Mutu Bahasa
Mutu dan daya ungkap Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan dan
dikembangakan sehingga dapat menjadi sarana yang lebih maju dala
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Peningkatan Mutu Penggunaan Bahasa
Pusat Bahasa perlu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
upaya peningkatan mutu pengajaran Bahasa, terumata dalam
penyiapan materi ajar Bahasa, baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa
daerah.
e. Sastra
Sastra merupakan sebuah karya cipta khas yang dapat memperkaya
dan memperluas cakrawala pembacanya. Pada Depertemen
Pendidikan Nasional perlu memberi definisi baru mengenai
pengajaran sastra yang mencakup fungsi sastra dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
f. Media Massa
Media massa merupakan sarana yang mempunyai pengaruh besar
dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan pada Pusat Bahasa
Depdiknas, perguruan tinggi dan organisasi profesi perlu membentuk
forum komunikasi yang secara tersistem, memantau, mengevaluasi,
dan memebrikan masukan kepada media massa tentang Bahasa
Indonesia yang digunakan.
C. Rekomendasi
Untuk menindaklanjuti putusan KBI VII tahun 2003 direkomendasikan
hal-hal sebagai berikut :
- Pusat Bahasa diharapkan membuat perencanaan untuk
menindaklanjuti putusan KBI VIII, dengan melakukan kerja sama dan
koordinasi dengan pihak atau instansi lain.
- Pusat Bahasa perlu membina jaringan keprofesionalan yang luas
baik dengan kalangan pemerintah maupun swasta.

III. Kongres Imternasional IX Bahasa Indonesia (Jakarta, 28 Oktober – 1


November 2008)
Pada kongres kali ini pembahasan mengenai 8 makalah siding pleno, 11
makalah siding oanel, dan 94 makalah siding kelompok, serta hasil-hasil
siding tersebut. Sebagai berikut :
A. Umum
Dalam era teknologi informasi dan komunikasi setiap bangsa berupaya
untuk mempertahankan identiasnya. Oleh karena itu apabila tidak
memiliki ketahanan budaya yang kuat, setiap bangsa akan kehilangan
identitasnya.
B. Khusus
a. Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan
Kedudukan dan fungsi Bahasa dan sastra indpnesia untuk kemajuan
bangsa Indonesia perlu dirumuskan dalam Undang-Undang
Kebahasaan.
b. Kebahasaaan
- Bahasa Indonesia
Untuk meningkatkan peran Bahasa Indonesia sebagai bagian dari
jati diri bangsa, penggunaan Bahasa Indonesia dalam segala
bidang kehidupan, perlu diperluas jangkauannya dan dipertinggi
mutunya.
- Bahasa Daerah
Pelestrasian Bahasa daerah, termasuk aksaranya, baik melalui jalur
Pendidikan formal, nonformal maupun informal perlu dilakukan
secara berkelanjutan dan diatur dalam peraturan pada tingkat
pusat dan daerah.
- Bahasa Asing
Pembelajaran Bahasa Asing dapat ditingkatkan melalui jalur formal
dan nonformal dengan penyediaan sumber daya manusia yang
memadai atau ahli dalam Bahasa asing.
c. Kesastraan
Sastra Indonesia adalah bagian penting dalam kebudayaan Indonesia
yang majemuk. Oleh karena itu sastra Indonesia secara alamiah
merupakan peradaban yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam
situasi budaya majemuk. Melalui sastra, Bahasa dapat lebih mudah
memaksimalkan dalam pembentukan karakter bangsa maupun
budaya.
C. Pengajaran Bahasa dan Sastra
Penyempurnaan pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia serta daerah
perlu dimaksimalkan melalui berbagai inovasi dengan kurikulum yang
berlaku.
D. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) memiliki peran yang
sangat strategis dalam pencitraan negara dan bangsa Indonesia. Sehingga
perlunya dilanjutkan dan dikembangkan pusat kebudayaan Indonesia di
luar negeri sebaga wahana informasi dan sosialisasi BIPA.
E. Rekomendasi
Dalam menyikapi perkembangan situasi global. Pusat Bahasa perlu
melanjutkan penyusunan kamus istilah di berbagai bidang ilmu dan
pemerintah perlu menindaklanjuti putusan kongres-kongres
sebeleumnya antara lain, peningkatan status kelembagaan, Pusat Bahasa
dan mengkaji ulang keberadaan Badan Pertimbangan Bahasa.

Sumber : Buku Kumpulan Putusan Kongres Bahasa Indonesia I – IX tahun 1938 - 2008

Selain itu dengan Meningkatkan Apresiasi dan Daya CIpta Sastra


3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!

Sisi Positif Parenting Budaya Jepang


Oleh: Buyung Okita

Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk
lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-
putrinya, atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari. Terdapat 4 jenis
gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif. berikut
adalah sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.

1) Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat

Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak tidur
bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun anaknya berada. Tidak jarang kita
melihat ibu menggendong anaknya sambil melakukan kegiatan rumah seperti menyapu,
memasak, berbelanja, dan lain-lain. Bahkan hampir setiap perempuan yang telah melahirkan
dan menjadi ibu rela untuk berhenti bekerja dan fokus untuk mendidik anaknya di rumah.

Pada usia 0-5 tahun, anak juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat
sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua di Jepang juga
beranggapan bahwa sebisa mungkin menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan kasih
sayang orangtuanya.

2. Orang tua adalah cerminan anak

Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15 tahun
anak mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk
disiplin, dan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Fase ini mengajari anak-anak untuk
dapat berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun. Pada fase
ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. 

Oleh karena itu kegiatan pendidikan moral di sekolah juga mulai diajarkan, tidak hanya sebagai
mata pelajaran yang diselipkan pada mata pelajaran lain. Di sini anak diajarkan dan diberikan
ruang untuk melakukan kegiatan sosial seperti saling melayani, kegiatan makan siang di
sekolah, dan kegiatan lain yang juga kerap dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia. Kegiatan
sekolah dan rumah yang bersifat rutin, meskipun terkesan monoton merupakan cara Jepang
untuk menbuat anak-anak belajar untuk disiplin.

3. Orang tua dan anak adalah setara

Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang agar anak dapat lebih
mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya. Hubungan tidak
hanya sebagai orang tua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan setara. Anak didukung untuk
menjadi pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan lebih bersifat
demokratis.

Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan
keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai
diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang
dewasa. Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi dewasa dengan biasanya diadakan
upacara hari kedewasaan yang diselenggarakan di distrik/kota setempat yang diikuti oleh
pemuda berusia 20 tahun. 
4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi

Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial masyarakat
yang lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan menghormati
perasaanya sendiri. Orang tua mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak
mempermalukannya. Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka
umum ketika melakukan hal yang dirasa kurang pantas. Orangtua memilih menunggu situasi
dan tempat yang lebih privasi untuk menasehatinya. Anak diajarkan untuk dapat memiliki sikap
empati dan saling menghormati orang lain.

Orang tua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang terbaik.
Begitu pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua di Jepang dalam
mendidik anaknya. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan, namun gaya asuh orang tua di
Jepang yang menyayangi putra-putrinya tidak berubah.

Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya asuh mereka
merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa).
Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang

Dimodifikasi dari: https://www.kompasiana.com/buyungokita/%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-positif-


parenting-budaya-jepang?page=all#section2

Setelah Anda membaca artikel di atas, selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
- Topik artikel pada artikel di atas merupakan , Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
- Infromasil awal yang didapatkan, yakni 1). Hubungan antara orang tua dan anak, 2).
Orang tua adalah cerminan anak, 3). Orang tua dan anak adalah setara, 4).
Memperthatikan tentang perasaan dan emosi.
- Identitas dari artikel di atas, yakni Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk lebih
mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi
putra-putrinya, atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.
Terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan
terlalu protektif. berikut adalah sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh
tersebut.
-
2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
a. Sebutkan 4 bekal gaya asuh dalam membina rumah tangga yang terdapat dalam gaya
parenting ?
b. Sebutkan dan jelaskan secara singkat Sisi positif apa saja yang ditimbulkan dari gaya
parenting ?
c. Termasuk sisi positif gaya perenting mana ? contoh kalimat “Pada usia 0-5 tahun, anak
juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga dapat lebih
mengenal saudara dan mudah bersosialisasi”, jelaskan secara singkat makna yang
terdapat pada kalimat tersebut ?
3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!
(langkah read)
a. Sebutkan 4 bekal gaya asuh dalam membina rumah tangga yang terdapat dalam gaya
parenting ?
- gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif
b. Sebutkan dan jelaskan secara singkat Sisi positif apa saja yang ditimbulkan dari gaya
parenting ?
- Hubungan antara orang tua dan anak
Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun
anak tidur bersama orangtuanya. Orang tua juga beranggapan bahwa sebisa
mungkin menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan kasih sayang
orangtuanya.
- Orang tua adalah cerminan anak
Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat berkontribusi melakukan cara-cara yang
telah dilakukan secara turun temurun. Pada fase ini orangtua memberikan batasan
yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan. 

- Orang tua dan anak adalah setara


Hubungan tidak hanya sebagai orang tua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan
setara. Anak didukung untuk menjadi pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan
menentukan pilihan dan lebih bersifat demokratis.
- Memperthatikan tentang perasaan dan emosi.
Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial
masyarakat yang lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami
dan menghormati perasaanya sendiri
c. Termasuk sisi positif gaya perenting mana ? contoh kalimat “Pada usia 0-5 tahun, anak
juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga dapat lebih
mengenal saudara dan mudah bersosialisasi”, jelaskan secara singkat makna yang
terdapat pada kalimat tersebut ?
- Salah satu Hubungan antara orang tua dan anak, dalam hubungan orang tua dan
anak sangatlah penitng karena orang tua juga beranggapan bahwa sebisa mungkin
menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan kasih sayang orangtuanya, kasih
saying orang tua kepada anaknya tidak akan pernah sirna sepanjang usianya.

4. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3!
(langkah recite)
- Dalam jawaban pada point nomor 3, yang mengartikan bagaimana peranan
pentingnya orang tua terhadap mendidik dan mengasuh anaknya , sehingga anak
dapat tumbuh kembang dengan baik, serta memiliki sopan santun dalam
bermsayrakat, disamping itu juga orang tua tidak bisa mendomisakan diirnya lebih
dari anak , maka dengan kata lain orang tua harus mengimbangi atau mensetarakan
dengan anak , dangan seperti itu maka anak akan lebih mudah mengerti apa yang
harus dilakukannya atau perbuatannya. Peranan orang tua terhadap anak banyak
mengajarkan tumbuh kembang anak mulai dari hal kecil hingga hal hal besar.

5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)


- Orang tua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang
terbaik. Begitu pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua
di Jepang dalam mendidik anaknya. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan,
namun gaya asuh orang tua di Jepang yang menyayangi putra-putrinya tidak
berubah. Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa
gaya asuh mereka merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan
gaya authoritative (berwibawa). Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua di
amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang
-

Anda mungkin juga menyukai