Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan X

B. Sejarah Pendidikan Dunia


Sejarah pendidikan dunia yang dibahas mulai zaman Yunani Purba (abad ke-16)
dipengaruhi oleh ahli pendidiknya seperti:
1. Plato
Tujuan pendidikan menurut Plato:
a. Membentuk warga negara secara teoritis dan praktis untuk mengabdi pada negaranya,
oleh sebab itu pendidikan diselenggarakan oleh negara.
b. Membentuk manusia supaya mempergunakan akalnya dengan bijaksana.
c. Membentuk manusia berkehendak untuk menopang sifat keberaniannya.
d. Memunculkan hasrat manusia yaitu memiliki rasa keingintahuan.
2. Pythagoras
Tujuan pendidikan menurut Pythagoras yaitu membentuk manusia susila, karena
menurutnya manusia sejak kecil cenderung berbuat jahat.
3. Socrates
Tujuan pendidikan menurut Socrates yaitu membawa manusia pada kebijakan.
4. Aristoteles
Menurut Aristoteles adalah pendidik harus mengenal pembawaan dan
kecendrungan anak, bertujuan supaya anak mendapat bimbingan sebaik-baiknya.

Sedangkan pendidikan di abad ke-17 dimulai oleh:


1. Francis Bacon
Ia adalah tokoh pendidikan pada zaman Realisme ini (abad ke 17) yang pertama
mengembangkan metode induktif yaitu mulai dari menemukan fakta-fakta khusus
kemudian dianalisis sehingga menimbulkan simpulan.
Ia juga seorang filosof dan ahli ilmu alam. Mengenai pandangan hidup tentang
alam, bahwa alam harus dikuasai oleh manusia, Dalam menemukan dan
mengembangkan pengetahuan, pandangan harus diarahkan kepada alam ini dan hal-hal
praktis yang ada di dalamnya. Alam lingkungan adalah sumber pengetahuan yang
didapat oleh alat indra.
Ia mengembangkan pengetahuan dengan eksperimen/percobaan Penyelidikan
ilmiah tentang alam adalah dasar bagi kemajuan manusia. Ia mengemukakan bahwa
hendaknya mata pelajaran itu disusun atas dasar observasi yang teliti dan percobaan
kearah penyelidikan dunia kenyataan.

1
a. Mengutamakan menggunakan bahasa daerah.
b. Ada sejumlah prinsip pendidikan yang berkembang pda waktu itu, yang dirumuskan
oleh Bacon serta pengikut-pengikutnya, antara lain:

-Pendidikan lebih dihargai daripada pengajaran sebab mengembangkan semua


kemampuan manusia.
- Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri.
- Menanamkan pengertian lebih penting daripada hafalan.
- Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak.
- Pelajaran harus diberikan satu per satu.
- Pengetahuan diperoleh dengan metode induktif
- Semua anak harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.

2. Johan Amos Comenius


Terkenal dengan bukunya: Didactika Magna (didaktik yang besar).
Pada abad ke-18 berkembang paham rasionalisme yang bertujuan memberi kekuasaann
bagi manusia untuk berpikirsendiri dan bertindak untuk dirinya maka diperlikan latihan
untuk memperkuat akal atau resiko. Tokohnya adalah John Locke adalah seorang
tokoh filsafat dan pendidik dengan teori nya yang terkenal adalah teori tabula rasa (a
blank sheet of paper: anak dilahirkan dalam keadaan bersih/polos).
Dalam pendidikan ada tiga langkah penting yaitu:
a.Mengamati hal-hal yang ada di luar diri manusia.
b.Mengingat yang telah diamati dan dihapalkan
c.Berpikir yaitu mengolah bahan-bahan yang telah diperoleh tadi, ditimbang-timbang
untuk diri sendiri.
Keyakinannya adalah akal merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan
adalah sebagai hasil pengolahan akal. Paham ini muncul karena masyarakat dengan
akalnya dapat menumbangkan kekuasaan raja Prancis yang absolut.
Menurutnya, mendidik adalah menulisi kertas putih itu. Manusia tidak mewarisi
pengetahuan, tetapi membentuk pengetahuannya
sendiri. Aufklarung adalah keadaan jiwa manusia setelah diterangi oleh intelek, dari
mengalami kegelapan dalam tindasan raja/pemerintah dan dogma-dogma agama
menjadi bebas mencari cara hidup sendiri. Teori yang membebaskan jiwa manusia ini,
bisa mengarah ke hal-hal yang negatif seperti intelektualisme, individualisme, dan
materialistis.
Pada abad ke-18 muncul aliran naturalisme sebagai reaksi terhadap
rasionalisme. Tokohnya adalah J.J. Rousseau:

2
Menurut Rousseau ada tiga asas pengajar yaitu:

1. Asas pertumbuhan; 2. Asas aktivitas; 3. Asas individualis


Pada abad ke-19 yaitu zaman developmentalisme. Aliran ini memandang bahwa
pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa yang berlangsung dalam setiap
individu. Tokoh aliran ini adalah:
1. Pestalozzi
Tokoh ini menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah meningkatkan derajat
sosial umat manusia, dengan mengembangkan semua aspek indivudualnya yaitu
otak, tangan dan hati mereka. Dalam pendidikan harus mengetahui perkembangan
anak agar kekuatan-kekuatan anak berkembang dengan baik, inilah hakikat
pendidikan yang sebenarnya.
2. Johan Fredrik Herbart
Teorinya adalah psikologi asosiasi yaitu pengajaran yang baik akan
memberikan tanggapan sejelas-jelasnya kepada anak-anak. Tanggapan yang jelas
akan dapat membuat hubungan antar tanggapan yang erat. Asosiasi yang baru akan
membentuk pengetahuan yang baru pula. Karena itu psikologi asosiasi Herbart
sering pula disebut psikologi tanggapan.
Pembentukan manusia yang susila yang bermoral tinggi dengan tujuan
pendidikan membentuk watak susila melalui pengembangan minat yang seluas-
luasnya lewat pengajaran.
Dia berkeyakinan bila anak-anak berminat terhadap sesuatu, maka ia akan
mempelajarinya sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan itu kemudian dapat
menimbulkan rasa atau simpati yang akhirnya membuat anak itu mau
melakukannya.
Herbart menyatakan kita mau melakukan sesuatu tentang apa yang kita
ketahui, tetapi kita tidak mau melakukan hal itu manakala kita tidak tahu tentang hal
itu. Inilah cara membentuk watak anak agar mempunyai susila.
Menurut Herbart ada lima langkah dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Persiapan: anak-anak dipersiapkan untuk menerima pelajaran. Minat mereka
digerakkan untuk menerima bahan baru dengan cara
menghubungkannya dengan bahan lama yang telah dipelajari.
b. Presentasi: dimulai secara konkret agar anak-anak mendapat tanggapan-
tanggapan yang jelas, terang, dan kuat.

3
c. Asosiasi: dilakukan dengan cara mengintegrasikan pengetahuan baru dengan yang
lama.
d. Generalisasi: hubungan pengetahuan baru dengan yang lama benar-benar agar
membentuk sesuatu yang baru pula dalam benak anak-anak. Dengan demikian
setiap kali diberi materi yang baru akan selalu membentuk pengetahuan-
pengetahuan baru pada diri anak-anak.
e. Aplikasi: pembentukan pengetahuan baru itu perlu diuji atau dites, untuk
mengetahui kemampuan anak mengaplikasikan pengetahuan.
3. Frederich Wilhelm August Frobel
Menurut Frobel anak lahir dengan potensi. Tujuan pendidikan adalah
mengembangkan semua potensi itu menjadi aktual dengan pengawasan.
Pendidikan anak dapat berhasil dengan baik dengan mengembangkan kreativitas
yang ada pada dirinya.
Tujuan akhir pendidikan adalah mencapai keseimbangan dengan alam atau
kosmos sesuai kehendak Tuhan Sang Pencipta Alam. Manusia perlu dikembangkan
agar mencapai kedudukan yang cocok di jagat raya ini. Tujuan pendidikan adalah
mengontrol pertumbuhan anak agar menuju kearah yang benar, kearah aslinya
sebagai anak manusia.
4. Stanli Hall
Menurut Stanli Hall, tujuan pendidikan adalah mengembangkan kekuatan-
kekuatan yang ada pada diri anak sehingga memperoleh kepribadian yang
harmonis.
Abad ke-19 ditandai oleh liberalisme dan individualisme. Bukti-bukti
liberalisme antara lain sekolah-sekolah dipakai untuk memperkuat kedudukan
penguasa, penguasa pemerintahan yang banyak pengetahuan dialah yang
berkuasa.
Sebagai reaksi terhadap dampak liberalisme dan individualisme, muncul
aliran sosial dalam pendidikan abad ke-20 dengan tokohnya:
1. John Dewey
\ Di Amerika Serikat ia berpendapat bahwa masyarakat mempunyai arti
yang lebih penting daripada individual. Dewey berpendapat bahwa segala
sesuatu harus ditimbang menurut kegunaan praktisnya bagi kehidupan sosial,
sehingga aspek belajarnya mempunyai dua aspek yaitu aspek psikologis dan
aspek sosiologis.

4
2. Maria Montessori
Menurutnya di masa peka, anak memberi dorongan untuk aktif
sendiri maka sekolah perlu menyediakan bermacam-macam alat untuk
melatih fungsi motoris, melatih fungsi sensoris dan belajar bahasa.

Anda mungkin juga menyukai