Anda di halaman 1dari 2

Nama : Melati Febriana Putri

NPM : 202101500990
Mata Kuliah : Pancasila

Terorisme dan Radikialisme masih menjadi salah satu ancaman nyata bagi bangsa
Indonesia. Aksi terorisme tersebut sangat merusak keutuhan bangsa dan negara serta merusak
nilai-nilai toleransi yang ada dan menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Sedangkan
radikialisme sendiri merupakan suatu paham yang dibuat oleh fraksi alisan yang membutuhkan
pembaruan sosial atau politik secara drastis dengan cara kekerasan untuk mencapai transformasi
kondisi politik.
Generasi milenial pada saat ini pun menjadi sasaran empuk bagi pelaku terorisme dan
radikialisme. Karena pada para generasi milenial ini masih banyak yang berada pada proses
pencarian jati diri pada hidupnya dan masih dalam proses atau tahap pembelajaran. Tentunya hal
ini sangat amat dimanfaatkan oleh sang pelaku. Ditambahnya dengan para generasi milenial ini
memiliki jangkauan pergaulan yang cukup luas, dan tentunya dianggap sebagai sarana yang paling
pas dan mudah untuk dipengaruhi oleh paham-paham radikal, karena kebanyakan dari pemuda
milenial sekarang yang berfikir kritis dan tidak menyaring atau menggelola berita yang
didapatannya dengan kata lain, ditelan mentah-mentah begitu saja.
Banyak sekali cara yang dapat dipakai oleh para generasi milenial ini supaya tidak
terpengaruh tentang paham terorisme dan radikialisme ini. Yaitu dengan memperkenalkan dan
menanamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar, meminimalisir kesenjangan sosial,
menjaga persatuan dan kesatuan, mendukung aksi perdamaian, berperan aktif dalam melaporkan
kasus terorisme dan radikialisme, meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan, menyaring
informasi yang didapatkan, dll.
Solusi yang dipakai dalam mencegah terjadinya terorisme dan radikialisme pun bermacam-
macam. Contohnya dengan cara pembinaan agama bagi siswa di sekolah melalui guru untuk
mencegah masuknya paham radikialisme. Peran keluarga khususnya orang tua juga berperan
penting dalam memantau perkembangan anak untuk mencegah terjadinya paham Terorisme dan
Radikialisme. Perlu ada sikap kritis dan kewaspadaan dari para orang tua jika melihat gelagat yang
mencurigakan dari anak-anak yang terpapar doktrin radikalisme. Memanfaatkan teknologi
informasi untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian juga menjadi salah satu peran strategis
milenial dalam menangkal radikialisme. Generasi milenial pun harus pintar-pintar dalam
menyaring informasi yang didapatkannya.
Dalam UU No.5 Tahun 2003 pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa, ”Tindak Pidana
Terorisme adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur – unsur tindak pidana sesuai dengan
tindakan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang”. Perbuatan yang dimaksud
adalah perbuatan yang melawan hukum secara sistematis dengan maksud untuk mengahancurkan
kedaulatan bangsa dan Negara dengan membahayakan bagi badan, moral, harta benda, dan
kemerdekaan orang atau menimbulkan kerusakan umum atau suasana terror atau rasa takut
terhadap orang secara luas, sehingga terjadi kehancuran terhadap lingkungan hidup, peradaban,
rahasia dan negara, kebudayaan, pendidikan, perekonomian, teknologi, perindustrian, fasilitas
umum atau fasilitas Internasioanl. Menurut pasal tersebut teroris bukan hanya kejahatan nasional
tetapi termasuk kejahatan Internasional yang memiliki jaringan di beberapa negara.
Hubungan yang terjadi antara terorisme dan radikialisme dengan kemajuan teknologi saat
ini sangat berpengaruh. Dengan berkembangan teknologi informasi dijaman sekarang yang
semakin pesat, maka bannyak hal positif yang didapatkannya, contohnya memudahkan masyarakat
di seluruh dunia berinteraksi dalam waktu singkat. Namun sayangnya di sisi lain juga bisa
mengancam keutuhan bangsa. Ancaman keutuhan kehidupan berbangsa serta bernegara ini yang
ditimbulkan dari kemajuan teknologi informasi. Salah satunya dengan kemudahan akses internet
menjadikan masyarakat semakin mudah menerima informasi tentang gerakan radikalisme,
pembuatan bom, dan aksi kejahatan lainnya. Dampak-dampak negatif seperti inilah yang harus
ditangani secara serius dengan cara melakukan langkah preventif. Seperti memberikan
pendampingan khusus bagi anak-anak saat mengakses internet. Pemerintah juga sebaiknya lebih
berupaya dan melakukan penyuluhan-penyuluhan di masyarakat agar masyarakat lebih
mengetahui adanya program kontra radikalisasi dan ikut membantu penyebaran konten-konten
damai yang mencegah adanya penyebaran radikalisme terutama di media sosial.

Anda mungkin juga menyukai