Oleh :
141190178 / EM-G
Pengantar
Sering terlintas di dalam benak kita mengapa rasa aman dan nyaman semakin sulit
untuk dimiliki. Kian hari, Indonesia menjadi semakin rawan akan aksi radikalisme dan
terorisme. Penyerangan terhadap Gereja, pengeboman, dan aksi brutal terhadap aparat
penegak hukum sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari lagi. Aksi yang dilakukan oleh
kaum radikal ini sudah masif dan tidak memperhitungkan lagi nilai kemanusiaan. Semua bisa
menjadi sasaran bagi mereka. Lantas, mengapa mereka melakukan aksi tersebut?
Paham radikalisme
Radikalisme adalah suatu ideologi, gagasan atau paham yang ingin mengubah pada sistem
sosial-politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim. Kelompok radikal umumnya
menginginkan perubahan tersebut dalam waktu yang singkat, drastis serta bertentangan dengan sistem
sosial yang ada.
Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara
apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka.
Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan agama tertentu, pada dasarnya radikalisme
adalah masalah politik dan bukan ajaran agama. Radikalisme merupakan embrio lahirnya terorisme.
Tindakan ini mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi yang
ekstrem.
Di Indonesia, ada dua paham radikalisme yang berbahaya, yaitu paham radikalisme
agama dan paham radikalisme sekuler. Paham radikal agama adalah gerakan untuk mengganti
Pancasila dengan ideologi berbasis agama. Paham ini telah terindikasi secara kuat menyusup
dalam dunia pendidikan, system pemerintahan, dan kultur masyarakat. Mereka mempunyai
metode yang sistematis dalam merekrut dan mempengaruhi masyarakat. Paham ini membawa
virus kebencian, pemaksaan kehendak, permusuhan dan intoleransi. Sedangkan, paham
radikal sekuler adalah paham yang ingin memisahkan Pancasila dari nilai-nilai agama.
Paham radikalisme di Indonesia saat ini sudah mulai cukup mempengaruhi masyarakat
Indonesia. Meskipun jumlahnya tidak banyak, namun hal demikian harus segera diantisipasi
dan dicegah agar paham radikalisme tidak cepat menyebar luas ke seluruh masyarakat
Indonesia. Paham radikalisme sendiri bisa menyerang atau mempengaruhi seseorang
dikarenakan ia merasa tidak nyaman dengan situasi dan kondisi yang ia rasakan saat ini,
seperti dengan tidak nyamannya dengan situasi negara dan demokrasi yang ada di dalamnya
yang tidak berpihak kepada kehdupannya, kemudian dengan adanya peristiwa itu ia mulai
mencari ideologi lain termasuk ideologi radikalisme yang dikarenakan ketidaktahuan dan
kurang kesadaran bahwa seseorang tersebut masuk ke dalam ajaran atau paham radikalisme.
Alasan seseorang menjadi radikal yaitu biasanya karena kepentingan personal dan
ideology finansial, kelompok radikal menyebarluaskan dengan menebar janji-janji kebutuhan
finansial yang akan mencukupi seseoang dan juga propaganda politik yang menarik untuk
seseorang.
Perguruan tinggi menjadi jenjang tertinggi dalam dunia Pendidikan. Hal ini tentu akan
menjadikan paham-paham radikalisme mudah dimasuki. Maka dari itu, BNPT (Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme) berusaha mendatangi kampus-kampus dan berbagi ilmu
kepada mahasiswa-mahasiswa. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya usaha mereka
dalam mencegah para mahasiswa agar tidak terpapar radikalisme. Perlu diketahui pula, BNPT
mempunyai elemen-elemen di setiap daerahnya. Setiap elemen tersebut terdiri dari tokoh-
tokoh agama, budaya, ekonomi, hukum, dan pelajar. BNPT ini berfungsi untuk melakukan
tindakan kontra-radikalisme yang menyebar ke daerah-daerah.
Perlu diketahui pula bahwa BNPT bukanlah Lembaga superman. Tentu mereka
mempunyai banyak keterbatasan untuk memantau dan menanggulangi semua masalah yang
terjadi. Maka dari itu, diperlukan keterlibatan semua pihak untuk membantu kinerja BNPT
agar dapat tercipta kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman.
Terorisme
Terorisme bukan persoalan siapa pelaku, kelompok dan jaringannya. Namun, lebih
dari itu terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar keyakinan, doktrin dan ideologi
yang dapat menyerang kesadaran masyarakat. Tumbuh suburnya terorisme tergantung di
lahan mana ia tumbuh dan berkembang. Jika ia hidup di tanah gersang, maka terorisme sulit
menemukan tempat, sebaliknya jika ia hidup di lahan yang subur maka ia akan cepat
berkembang. Ladang subur tersebut menurut Hendropriyono adalah masyakarat yang
dicemari oleh paham fundamentalisme ekstrim atau radikalisme keagamaan.
Di zaman yang modern ini, aksi terorisme tidak hanya terbatas pada penggunaan
senjata api dan peledakan bom. Semua cara bisa dipakai, seperti menggunakan mobil truck,
parang, dan pisau. Bahkan yang marak terjadi saat ini adalah penyerangan terhadap aparat
keamanan dan polisi. Hal ini tentu menjadi hal yang sangat memprihatinkan. Keamanan bisa
saja menjadi sesuatu yang berharga dan sulit dicapai.
Lalu apa saja kiat-kiat untuk melawan terorisme di Indonesia agar tercegah dari
paham-paham yang dapat menyesatkan seseorang?
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah tindak terorisme ialah
memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengenalan tentang ilmu
pengetahuan ini harusnya sangat ditekankan kepada siapapun, terutama kepada para
generasi muda. Hal ini disebabkan pemikiran para generasi muda yang masih
mengembara karena rasa keingintahuannya, apalagi terkait suatu hal yang baru seperti
sebuah pemahaman terhadap suatu masalah dan dampak pengaruh globalisasi.
Dalam hal ini, memperkenalkan ilmu pengetahuan bukan hanya sebatas ilmu
umum saja, tetapi juga ilmu agama yang merupakan pondasi penting terkait perilaku,
sikap, dan juga keyakinannya kepada Tuhan. Kedua ilmu ini harus diperkenalkan
secara baik dan benar, dalam artian haruslah seimbang antara ilmu umum dan ilmu
agama. Sedemikian sehingga dapat tercipta kerangka pemikiran yang seimbang dalam
diri.
Hal kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan
tindak terorisme ialah memahamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Setelah
memperkenalkan ilmu pengetahuan dilakukan dengan baik dan benar, langkah
berikutnya ialah tentang bagaimana cara untuk memahamkan ilmu pengetahuan
tersebut. Karena tentunya tidak hanya sebatas mengenal, pemahaman terhadap yang
dikenal juga diperlukan. Sedemikian sehingga apabila pemahaman akan ilmu
pengetahuan, baik ilmu umum dan ilmu agama sudah tercapai, maka kekokohan
pemikiran yang dimiliki akan semakin kuat. Dengan demikian, maka tidak akan
mudah goyah dan terpengaruh terhadap pemahaman radikalisme sekaligus tindakan
terorisme dan tidak menjadi penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika sebagai
semboyan Indonesia.
Peranan yang dilakukan di sini ialah ditekankan pada aksi melaporkan kepada
pihak-pihak yang memiliki kewenangan apabila muncul pemahaman radikalisme dan
tindakan terorisme, entah itu kecil maupun besar. Contohnya apabila muncul
pemahaman baru tentang keagamaan di masyarakat yang menimbulkan keresahan,
maka hal pertama yang bisa dilakukan agar pemahaman radikalisme tindak
berkembang hingga menyebabkan tindakan terorisme yang berbau kekerasan dan
konflik ialah melaporkan atau berkonsultasi kepada tokoh agama dan tokok
masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dengan demikian, pihak tokoh-tokoh
dalam mengambil tindakan pencegahan awal, seperti melakukan diskusi tentang
pemahaman baru yang muncul di masyarakat tersebut dengan pihak yang
bersangkutan.
Informasi yang didapatkan tidak selamanya benar dan harus diikuti, terlebih
dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang ini, di mana informasi bisa datang
dari mana saja. Penyaringan terhadap informasi tersebut harus dilakukan agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman, di mana informasi yang benar menjadi tidak benar dan
informasi yang tidak benar menjadi benar. Oleh karena itu, kita harus bisa menyaring
informasi yang didapat sehingga tidak sembarangan membenarkan, menyalahkan, dan
terpengaruh untuk langsung mengikuti informasi tersebut.
Apakah Islam membenarkan terorisme? Sebelum ISIS punya pengaruh yang kuat di
Indonesia, beberapa organisasi keislaman di indonesia sama-sama mengutuk dan melarang
terhadap penyebaran ajaran ISIS ini. Kemenag sendiri juga telah melarang berkembangnya
ajaran ISIS di Indonesia. Sedangkan MUI dan 38 Ormas Islam melarang ISIS, namun
memutuskan tak perlu menetapkan fatwa haram.
ISIS menebar ketakutan yang luar biasa melalui tindakan-tindakan anarki yang
divideokan dan dibagikan di media sosial. Dari sinilah dapat diketahui gaya sekaligus karakter
yang dimiliki ISIS. Pertama, mereka menganut ideologi kafiri. Semua orang yang berada di
luar kelompoknya adalah kafir dan darahnya halal untuk dibunuh. Kedua, pameran kekerasan
yang direkam dan disebarkan di media sosial ternyata berhasil menarik perhatian anak-anak
muda yang latar belakangnya mereka korban bullying dan diskriminasi. Pameran kekerasan
ini kemudian menjadi penyaluran emosi yang mereka tahan. Mereka puas melihat orang-
orang yang diperlakukan secara anarkis.
Penutup
Radikalisme dan terorisme merupakan tindak kejahatan yang mempunyai akar dan
jaringan kompleks yang tidak hanya bisa didekati dengan pendekatan kelembagaan melalui
penegakan hukum semata. Keterlibatan komunitas masyarakat terutama lingkungan keluarga,
lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat serta generasi muda itu sendiri dalam
mencegah terorisme menjadi sangat penting. Karena itulah dibutuhkan keterlibatan seluruh
komponen masyarakat dalam memerangi terorisme demi keberlangsungan kehidupan bangsa
dan negara tercinta yang damai, adil dan sejahtera.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/abdulghoni/54f98f84a33311d2648b49ff/isis-dan-terorisme
Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT). https://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/12/Strategi-Menghadapi-Paham-Radikalisme-Terorisme.pdf
https://www.beritasatu.com/nasional/579614/korni-paham-radikalisme-dan-terorisme-
ancaman-kedamaian-indonesia
https://www.kompasiana.com/abdulghoni/54f98f84a33311d2648b49ff/isis-dan-terorisme