Absen : 59)
14020119140175
ARTIKEL RADIKALISME
Latar Belakang
Indonesia adalah negara multikultural yang terdiri dari banyak pulau, suku, agama, ras ,
dan agama. setiap golongan masyarakat yang ada di Indonesia memiliki latar belakang serta
sudut pandang yang berbeda – beda. hal inilah yang dapat memicu terjadinya perbenturan antar
golongan dan memunculkan paham radikalisme.
Paham radikalisme itu sendiri menurut para ahli adalah suatu ideologi (ide atau gagasan)
dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial serta politik dengan
menggunakan kekerasan dan cara - cara ekstrim. Sikap dan tindakan seseorang atau kelompok
tertentu dengan menggunakan cara - cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang
diinginkan menjadi inti dari tindakan radikalisme.
Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan dalam waktu yang singkat dan
secara drastis, serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku. Radikalisme juga kerap
dikaitkan dengan terorisme, karena kelompok radikal dapat melakukan cara apa pun agar
keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan kelompok tersebut.
Radikalisme tidak harus muncul dalam wujud yang berbau kekerasan fisik. Bisa
berbentuk sebagai ideologi pemikiran, kampanye yang masif, dan demonstrasi sikap yang
berlawanan serta rasa ingin mengubah suatu hal yang biasa (mainstream) dapat digolongkan
sebagai sikap radikal.
Di Indonesia saat ini, masyarakat sering mengaitkan paham radikalisme dengan ajaran
agama. Akan tetapi, pada dasarnya paham radikalisme sendiri merupakan permasalahan yang
terjadi di ranah politik. Melalui peristiwa-peristiwa yang kini tengah dihadapi oleh seluruh
lapisan masyarakat di Indonesia, meningkatnya radikalisme didalam ajaran agama menjadi
fenomena sekaligus bukti nyata yang tidak bisa begitu saja diabaikan ataupun dihilangkan.
Salah satu masalah yang berkaitan dengan radikalisme yang masih melekat kuat di
Indonesia salah satunya adalah ISIS. ISIS sendiri merupakan suatu kelompok radikal yang
berawal dari organisasi gerilyawan islam Irak dan Suriah, Kemudian ISIS tidak disetujui dan
membuat negara baru yang tidak mendapat pengakuan secara internasional, ISIS juga terkenal
dengan kekejamannya dalam mewujudkan apa yang kelompok tersebut inginkan.
Dengan demikian, penulis memfokuskan artikel ini untuk membahas secara singkat
mengenai salah satu masalah yang berkaitan dengan radikalisme tersebut yaitu ISIS.
Pembahasan
ISIS adalah organisasi gerilyawan islam Irak dan Suriah, organisasi ini terbentuk dari
akibat invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003. Amerika Serikat tidak memiliki rencana
dan tujuan yang matang untuk membentuk organisasi ini, hingga pada akhirnya kalangan Sunni
tidak setuju dengan terbentuknya organisasi ini dan melakukan pemberontakan melawan ISIS.
Saat pemberontakan kalangan Sunni mulai muncul, kelompok teroris seperti Al Qaeda masuk ke
Irak dan kelompok - kelompok pemberontak lokal yang terdiri dari kelompok minoritas mulai
bertempur melawan tentara AS.
Kemudian ISIS membentuk negara sendiri yang dideklarasikan oleh Abu Bakar al-
Baghdadi pada tanggal 9 April 1999. Proklamasi ini bersifat sepihak, karena tidak ada
persetujuan dari Pemerintah Irak atau Pemerintah Suriah. Begitu pula Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) belum mengakui ISIS sebagai negara berdaulat. ISIS berupaya menciptakan
kepemimpinan versinya sendiri, yaitu khilafah. ISIS memiliki wilayah dan rakyat (yang terjebak
di sana), serta memiliki kekuatan militer yang cukup kuat sehingga dianggap sebagai bentuk
negara yang riil.
ISIS terkenal dengan kekejamannya kepada semua kalangan umur. sebelum berkembang
Indonesia, ISIS sudah melakukan kampanye – kampanye ketakutan yang salah satunya dilakukan
di daerah Suriah Utara dengan menyiksa, mengamputasi, mengeksekusi, serta mencambuk warga
disana. Kemudian, tubuh orang – orang tersebut ditempatkan di area umum.
ISIS telah memasuki Indonesia sejak bulan Juli tahun 2014 silam, ditandai dengan
kemunculan beberapa kelompok yang melakukan aksi baiat untuk pertama kalinya di Bundaran
HI, Jakarta. Tetapi demikian, kemunculan yang paling terlihat ketika sekelompok warga negara
Indonesia mengunggah suatu video sebagai bentuk dukungan terhadap ISIS. Pada 2015
dideklarasikan sebuah nama Jama'ah Ansharut Daulah (JAD) sebagai payung utama pendukung
ISIS dan pemasok warga negara Indonesia yang berangkat ke Suriah.
Jaringan kelompok teroris di Indonesia juga mempunyai visi yang sama dengan ISIS,
yakni mendirikan khilafah. Namun,, kelompok teroris di Indonesia selalu mengalami kegagalan
karena berhasil ditangani oleh pihak kepolisian. Kegagalan tersebut menjadi dasar bagi mereka
untuk berafiliasi dengan ISIS yang mereka anggap sebagai bentuk negara riil.
Adapun seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa perkembangan ISIS di Indonesia
berakar pada paham radikalisme. Oleh karena itu, untuk dapat menanggulanginya perlu dipahami
apa itu radikalisme dan terorisme.
Radikalisme sendiri dibagi menjadi dua hal, yaitu radikalisme teroris dan radikalisme non
teroris. Selama ini yang meresahkan masyarakat dan dinilai membahayakan adalah radikalisme
terorisme karena berupa aksi - aksi teror langsung yang turun ke jalanan, berbeda dengan radikal
non-terorisme yang umumnya melakukan aksi propaganda.
Saat ini kondisinya justru lebih buruk karena batasan antara dua anak radikalisme
tersebut menjadi kabur dan tak terorganisir lagi. Dengan demikian, sulit untuk menghentikan
aksi terorisme karena ada pihak radikal non teroris yang memengaruhi untuk melakukan
radikalisme teroris demi memenuhi tujuan dari kelompok teroris tersebut bagaimanapun caranya.
Berikut merupakan beberapa solusi yang sekiranya dapat menjadi pilihan untuk
mencegah lebih dalamnya paham radikalisme dan terorisme berkembang di Indonesia :
1. Memberi edukasi dan ilmu pengetahuan umum mengenai paham radikalisme dan
terorisme itu sendiri kepada masyarakat umum terutama masyarakat awam.
Salah satu yang bisa dilakukan dalam kasus Indonesia ialah memahami dan penjalankan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagaimana semboyan yang tertera di sana
ialah Bhinneka Tunggal Ika.
4. Mendukung Aksi Perdamaian
Aksi perdamaian mungkin secara khusus dilakukan untuk mencegah tindakan terorisme
agar tidak terjadi. Kalau pun sudah terjadi, maka aksi ini dilakukan sebagai usaha agar
tindakan tersebut tidak semakin meluas dan dapat dihentikan.
Sebagai masyarakat umum yang menikmati kemajuan teknologi yang semakin modern
ini, tentu tahu bahwa informasi yang tertera dari internet maupun sosial media belum
tentu valid dan dapat dibuktikan kebenarannya, maka dari itu kita harus lebih memilah –
milah berita dan informasi yang kita ambil agar tidak terjerumus dan termakan oleh hoax
yang dibuat oleh orang – orang tidak bertanggung jawab.
6. Harus ada kebijakan regulasi yang dapat mendukung negara dalam rangka untuk
menangkal, mencegah, dan melakukan tindakan terhadap gerakan radikalisme dan
terorisme, termasuk yang berbasis gerakan agama.
8. Menetralisasi orang-orang yang berpotensi menjadi sender atau orang yang melakukan
perekrutan.
9. Melemahkan ideologi radikal yang mereka coba sebarkan dengan membuat ideologi
tandingan yang bersifat moderat.
10. Menyebarkan ideologi tandingan tersebut kepada kelompok masyarakat yang rentan
menjadi sasaran radikalisasi.
11. Dengan mengawasi media yang menjadi sarana penyebaran paham radikalisme.
12. Memahami konteks sosial dan budaya yang ada di setiap lapisan masyarakat.
Sumber