Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PKN

PROYEK KEWARGANEGARAAN

Materi:

Mencegah timbulnya gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme

Nama kelompok:

Nurhafiza

Riana Wulandari

Rodiahtul Sukma

Kelas:

XII MIPA D

Guru pembimbing:
Dra. Hj. Danila
Daftar isi
BAB 1.........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................2
1. Latar belakang.....................................................................................................................................2
2. Rumusan masalah................................................................................................................................2
3. Tujuan.................................................................................................................................................3
4. manfaat................................................................................................................................................3
BAB 2......................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
1. Pengertian radikalisme dan terorisme dan kaitan keduannya...............................................................3
2. Faktor-faktor penyebab timbulnya paham radikalisme dan terorisme.................................................4
3. Cara mencegah radikalisme dan terorisme..........................................................................................5
4. Tanggapan dari badan terkait (BNPT)................................................................................................7
5. Kesimpulan..........................................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Radikalisme dan terorisme merupakan salah satu permasalahan yang selalu dihadapi oleh
bangsa Indonesia. Radikalisme dan terorisme merupakan ancaman bagi Bangsa Indonesia
dibidang ideologi dan telah membuat berbagai macam hal-hal yang mengancaman
ketentraman dan perdamaian .

Menyingkapi hal itu Bangsa Indonesia harus selalu waspada dan memahami bagaiamana
cara agar dapat menghindari pemahaman ini dan juga saling memberi pemahaman ke orang-
orang sekitar.

2. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari radikalisme dan terorisme? Apa kaitan keduannya?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya radikalisme dan terorisme?

3. Bagaimana cara mencegah pemahaman radikalisme dan terorisme?

4. Apa tanggapan dari badan terkait yaitu BNPT?

3. Tujuan
1. Untuk memberi pemahaman tentang apa itu radikalisme dan terorisme

2. Untuk memberi pengetahuan bagaimana cara mecegah pemahaman radikalisme dan terorisme

4. manfaat
1. Menambah pemahaman tentang radikalisme dan terorisme

2. memberi gambaran bagaimana radikalisme dan terorisme merupakan ancaman bagi Bagi Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian radikalisme dan terorisme dan kaitan keduannya


Radikalisme adalah istilah yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung
Gerakan Radikal. Dalam sejarah, gerakan yang dimulai di Britania Raya ini meminta
reformasi sistem pemilihan secara radikal. Gerakan ini awalnya menyatakan dirinya sebagai
partai kiri jauh yang menentang partai kanan jauh.

Terorisme didefinisikan sebagai penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan


dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik). Atau secara sederhana, KBBI memuat
pengertian terorisme sebagai tindakan teror.

Paham radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat
melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak
sepaham dengan mereka.

2. Faktor-faktor penyebab timbulnya paham radikalisme dan terorisme


 Faktor-faktor penyebab timbulnya radikalisme
a) Faktor Pemikiran
Radikalisme dapat muncul dan berkembang karena yakin jika segala sesuatunya
harus diubah ke arah yang kelompoknya inginkan, sekalipun harus menggunakan cara
kekerasan untuk meraih tujuannya tersebut.
b) Faktor Ekonomi
Radikalisme bisa dipengaruhi oleh faktor permasalahan ekonomi. Karena manusia
akan berusaha sekeras mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk
menyebarkan suatu paham atau ideologi dengan cara kekerasan.
c) Faktor Politik
Radikalisme bisa muncul dan berkembang ketika sekelompok orang merasa
pemerintah negara tidak adil kepada rakyatnya atau hanya mempehatikan segelintir
kelompok saja.
d) Faktor Sosial
Radikalisme dapat disebarkan dengan memengaruhi pemikiran orang lain. Terlebih
lagi jika orang tersebut berpikiran sempit dan mudah percaya kepada pihak yang
dianggap membawa perubahan ke dalam hidupnya. Padahal pihak tersebut
menyebarkan suatu paham yang bertentangan dengan ideologi negaranya.
e) Faktor Psikologis
Radikalisme dapat tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang yang memiliki
berbagai permasalahan, rasa benci, serta dendam. Sehingga berpotensi menjadi
radikalis dan mudah dipengaruhi orang lain.
f) Faktor Pendidikan
Radikalisme dapat muncul di berbagai tempat, termasuk sarana pendidikan. Ideologi
radikalisme bisa dengan mudah disisipkan dalam pengajaran.

 Faktor-faktor penyebab timbulnya terorisme


a) Penyebab pertama terorisme adalah karena seseorang tersentuh. Bisa saja mereka
pernah ditinggal oleh adiknya yang meninggal atau mendapat ajaran teror.
b) Penyebab terorisme berikutnya adalah adanya komunitas garis keras pendukung
gerakan radikal tersebut yang memberi doktrin kepada pengikutnya baik secara
langsung maupun lewat dunia maya.
c) Penyebab terorisme lainnya yaitu adanya ideologi yang terlegitimasi dan mengakar.
Misalnya mereka memperbolehkan untuk membunuh, melakukan kekerasan.

3. Cara mencegah radikalisme dan terorisme


Berbagai cara mencegah radikalisme dan terorisme agar tidak semakin menjamur, terutama
di bangsa Indonesia ini, antara lain:
1) Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah paham radikalisme dan tindak
terorisme ialah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengenalan
tentang ilmu pengetahuan ini harusnya sangat ditekankan kepada siapapun, terutama
kepada para generasi muda. Hal ini disebabkan pemikiran para generasi muda yang masih
mengembara karena rasa keingintahuannya, apalagi terkait suatu hal yang baru seperti
sebuah pemahaman terhadap suatu masalah dan dampak pengaruhglobalisasi.Dalam hal
ini, memperkenalkan ilmu pengetahuan bukan hanya sebatas ilmu umum saja, tetapi juga
ilmu agama yang merupakan pondasi penting terkait perilaku, sikap, dan juga
keyakinannya kepada Tuhan. Kedua ilmu ini harus diperkenalkan secara baik dan benar,
dalam artian haruslah seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama. Sedemikian sehingga
dapat tercipta kerangka pemikiran yang seimbang dalam diri.
2) Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar
Hal kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindak
terorisme ialah memahamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Setelah
memperkenalkan ilmu pengetahuan dilakukan dengan baik dan benar, langkah berikutnya
ialah tentang bagaimana cara untuk memahamkan ilmu pengetahuan tersebut. Karena
tentunya tidak hanya sebatas mengenal, pemahaman terhadap yang dikenal juga
diperlukan. Sedemikian sehingga apabila pemahaman akan ilmu pengetahuan, baik ilmu
umum dan ilmu agama sudah tercapai, maka kekokohan pemikiran yang dimiliki akan
semakin kuat. Dengan demikian, maka tidak akan mudah goyah dan terpengaruh terhadap
pemahaman radikalisme sekaligus tindakan terorisme dan tidak menjadi penyebab
lunturnya bhinneka tunggal ikasebagai semboyan Indonesia.
3) Meminimalisir Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial yang terjadi juga dapat memicu munculnya pemahaman radikalisme
dan tindakan terorisme. Sedemikian sehingga agar kedua hal tersebut tidak terjadi, maka
kesenjangan sosial haruslah diminimalisir. Apabila tingkat pemahaman radikalisme dan
tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu Negara termasuk Indonesia, maka
kesenjangan antara pemerintah dan rakyat haruslah diminimalisir. Caranya ialah
pemerintah harus mampu merangkul pihak media yang menjadi perantaranya dengan
rakyat sekaligus melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat. Begitu pula dengan
rakyat, mereka harusnya juga selalu memberikan dukungan dan kepercayaan kepada pihak
pemerintah bahwa pemerintah akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai
pengayom rakyat dan pemegang kendali pemerintahan Negara.
4) Menjaga Persatuan Dan Kesatuan
Menjaga persatuan dan kesatuan juga bisa dilakukan sebagai upaya untuk mencegah
pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme di kalangan masyarakat, terbelih di tingkat
Negara. Sebagaimana kita sadari bahwa dalam sebuah masyarakat pasti terdapat
keberagaman atau kemajemukan, terlebih dalam sebuah Negara yang merupakan gabungan
dari berbagai masyarakat. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan dengan adanya
kemajemukan tersebut sangat perlu dilakukan untuk mencegah masalah radikalisme dan
terorisme. Salah satu yang bisa dilakukan dalam kasus Indonesia ialah memahami dan
penjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagaimana semboyan yang
tertera di sana ialahBhinneka Tunggal Ika.

5) Berperan Aktif Dalam Melaporkan Radikalisme Dan Terorisme


Peranan yang dilakukan di sini ialah ditekankan pada aksi melaporkan kepada pihak-
pihak yang memiliki kewenangan apabila muncul pemahaman radikalisme dan tindakan
terorisme, entah itu kecil maupun besar. Contohnya apabila muncul pemahaman baru
tentang keagamaan di masyarakat yang menimbulkan keresahan, maka hal pertama yang
bisa dilakukan agar pemahaman radikalisme tindak berkembang hingga menyebabkan
tindakan terorisme yang berbau kekerasan dan konflik ialah melaporkan atau berkonsultasi
kepada tokoh agama dan tokok masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dengan
demikian, pihak tokoh-tokoh dalam mengambil tindakan pencegahan awal, seperti
melakukan diskusi tentang pemahaman baru yang muncul di masyarakat tersebut dengan
pihak yang bersangkutan.
6) Meningkatkan Pemahaman Akan Hidup Kebersamaan
Meningkatkan pemahaman tentang hidup kebersamaan juga harus dilakukan untuk
mencegah munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Meningkatkan
pemahaman ini ialah terus mempelajari dan memahami tentang artinya hidup bersama-
sama dalam bermasyarakat bahkan bernegara yang penuh akan keberagaman, termasuk
Indonesia sendiri. Sehingga sikap toleransi dan solidaritas perlu diberlakukan, di samping
menaati semua ketentuan dan peraturan yang sudah berlaku di masyarakat dan Negara.
Dengan demikian, pasti tidak akan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan karena kita
sudah paham menjalan hidup secara bersama-sama berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
sudah ditetapkan di tengah-tengah masyarakat dan Negara.
4. Tanggapan dari badan terkait (BNPT)

BNPT WASPADAI PENYEBARAN PAHAM RADIKALISME DAN TERORISME DI


INTERNET SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Dr. Boy
Rafli Amar, M.H., mengungkapkan tantangan utama penanggulangan terorisme di masa
pandemi Covid-19 kini muncul di media internet.

Selama masa pandemi, grup teroris memaksimalkan aktifitas daring. Mereka aktif
melakukan propaganda, proses rekrutmen anggota bahkan soal pendanaan.

"Selama pandemi Covid-19 yang merupakan ancaman keamanan dan ketertiban dunia tidak
serta merta menghilang. Justru menciptakan tantangan baru misalnya lewat aktifitas teroris di
dunia maya yang semakin masif," kata Boy saat menjadi pembicara secara virtual pada acara
the Second United Nations High-Level Conference of Heads of Counter-Terrorism Agencies
of Member States di New York, Rabu (30/6).

Menurut Boy, aktifitas di internet yang dilakukan teroris, sangat mudah dilakukan dan malah
lebih efektif dalam mendoktrin generasi muda untuk mendukung ideologi mereka dan
kemudian ikut melakukan aksi teror. Contohnya, kasus wanita muda yang menyerang Mabes
Polri beberapa waktu lalu. Diduga ia terpapar ideologi ISIS dari internet.

Kini para teroris juga menggunakan internet dalam melakukan pendanaan untuk mendukung
aksi terorisme. Selama pandemi berlangsung, terdapat kenaikan 101% transaksi keuangan
mencurigakan.

"Terdapat aktifitas crowd-funding dalam pendanaan aktifitas teroris. Ini juga jadi ancaman
baru di masa pandemi," jelasnya.
Kepala BNPT menambahkan, saat ini pula, ada kecendrungan wanita menjadi teroris. Studi
dari Soufan Center menyebut angka dukungan kepada teroris yang dilakukan kaum wanita
bertambah di wilayah Asia Tenggara.

"Secara statistik tahun 2015 ada 3 wanita yang ditangkap karena kasus terorisme sementara
dari tahun 2016-2020 sudah mencapai angka 40 orang," katanya.

Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan aksi terorisme yang dilakukan
wanita seperti di Surabaya (Jawa Timur), Sibolga (Sumatera Utara), dan baru-baru ini di
Makassar (Sulawesi Selatan).

Boy mengungkapkan tantangan di masa Covid-19 yang tidak kalah penting terkait dengan
Radikalisme serta adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi teroris asing atau
Foreign Terorist Fighters (FTF). Untuk FTF sendiri diperkirakan terdapat 600-700 WNI yang
ditahan di sejumlah kamp di Suriah. Mayoritas dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

"Masalah FTF ini juga isu yang penting. Tantangan yang akan dihadapi Indonesia berfokus
pada efektivitas sarana untuk penuntutan (bagi mereka yang melakukan terorisme) kejahatan
di Suriah), serta sarana yang efektif untuk rehabilitasi dan reintegrasi bagi mereka yang
menjadi tanggungan (perempuan dan anak-anak)," jelasnya.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, orang nomer satu di BNPT tersebut menyebutkan,
Indonesia telah melakukan penguatan criminal justice response pada isu penanggulangan
terorisme melalui pengesahan dan penerapan beberapa peraturan seperti Undang – Undang
Nomor 5 Tahun 2018, PP Nomor 77 Tahun 2019, PP Nomor 35 Tahun 2020, serta Perpres
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Extremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme.

"Indonesia percaya bahwa keseimbangan harus dipertahankan antara pendekatan keras dan
lunak. Untuk pencegahan terorisme atau pendekatan lunak perlu ditingkatkan untuk
mencapai tujuan jangka panjang melawan terorisme," ujarnya. Sumber bnpt.go.id.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat di tarik kesimpulan,
bahwasannya pencegahan dari Radikalisme & Terorisme adalah dengan memperdalam
wawasan ilmu pengetahuan agar tidak mudah terjerumus kedalam hal yang berbau negative.
Terutama dengan generasi muda yang sudah mulai terpengaruh dengan adanya kemajuan iptek.
Pandai memilah berita/informasi politik maupun social yang secara pesat dengan dalam
hitungan detik sudah mulai meracuni hal-hal yang menyeleweng kearah asusilaan norma yang
ada di Indonesia.

B. SARAN
Di akhir penulisan ini, kami mencoba memberikan saran mengenai permasalahan yang telah di
bahas yaitu, mengingat kejahatan Radikalisme & Terorisme memiliki dampak yang sangat besar
dengan godaan ancaman yang sangat mudah di giurkan oleh kata-kata maupun secara virtual
media masa. Lebih waspada dalam menelaah informasi dan lebih bijak dalam menyaring
wawasan dalam kemajuan iptek yang sudah mulai berkembang sangat pesat di kalangan
masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai