Email :smkn3batam@gmail.com
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Pendidikan Kewarganegaraan kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….... 6
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….. 6
BAB II ISI
A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 19
B. Saran………………………………………………………………………. 20
C. Daftar Pustaka……………………………………………………………... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, suku, agama, ras,
dan golongan. Dengan kata lain, Indonesia adalah negara multikultural. Setiap
golongan masyarakat memiliki latar belakang, sudut pandang, dan pemikiran yang
beberapa negara muslim, gerakan-gerakan radikal keagamaan justru lahir pada saat
yang menginginkan pembaharuan untuk hidup lebih baik namun dengan cara yang
seharusnya menjadikan tatanan masyarakat semakin cair, egaliter dan inklusif, tapi
Radikalisme ini merupakan sasaran yang tepat bagi orang-orang yang bertujuan
4
perbuatannya merupakan hal yang positif karena dia merasa berjihad untuk agama
yang dianutnya. Selain pelaku terorisme dengan alasan keagamaan, ada juga para
politikus, yang bisa melakukan apa saja dan menghalalkan segala cara demi
merebut kekuasaan. Sebagai contoh hal yang dilakukan para politikus demi
merebut kekuasaan ialah, dengan cara pemberontakan (GAM, OPM, RMS, dan
lainnya).
Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan
seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak
serta seringkali merupakan warga sipil. Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme
dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan
bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut.
Jika dilihat dari berbagai agama yang ada di Indonesia, sebenarnya tidak ada satu
Islamadalah salah satu agama yang paling sering digunakan menjadi dasar
5
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini
e) Bagaimana cara mengatasi agar tidak lagi menjadi bagian dari gerakan itu?
f) Upaya upaya apa saja yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gerakan itu?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin
e) Untuk mengetahui cara mengatasi agar tidak lagi menjadi bagian dari gerakan
itu
f) Untuk mengetahui upaya upaya apa saja yang dilakukan untuk mencegah
6
g) Untuk memahami dampak negatif gerakan radikalisme terhadap
Radikalisme di Indonesia.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang
singkat dan secara drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.
a) Pendidikan Rendah
penyebab mengapa generasi muda ataupun anak sekolahan sangat tertarik untuk
8
b) Krisis Identitas
acapkali berasal dari kelompok generasi muda yang masih dalam tahap
pencaharian jati diri. Dalam proses perekrutan, generasi muda sangat rentan
menjadi putus sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan hingga penghasilan yang
memadai.
Dengan adanya rasa keterasingan secara social dan budaya kelompok terorisme
yang tidak merasa menjadi bagian dimasyarakat akan merasa tidak memiliki
Aspirasi politik yang tidak tersalurkan melalui jalur politik formal berdasarkan
kaedah hukum yang berlaku, acapkali menjadi salah satu alasan untuk sebuah
diharapkan oleh sebuah organisasi radikal akan membuat pesan yang ingin
9
f) Primordialisme dan Etnosentrisme
Rasa kebersamaan antara sesama umat dalam satu agama acapkali membangun
sebuah tali persaudaraan yang kuat yang melintasi perbedaan suku, budaya,
negara, dan geografis. Rasa solidaritas yang tinggi tersebut menciptakan suatu
tali batin dan rasa empati yang mendalam. Seperti halnya apabila ada
sekelompok umat yang merasa di tindas oleh pemerintah atau agama lain, dapat
penindasan.
Dalam kasus ini justru banyak salah sasaran terjadi hingga menghilangkan
nyawa banyak orang yang bukan merupakan sasaran dari penyerangan tersebut.
Bagi para terorisme dan radikalisme hal ini dianggap sebagai resiko dari jihad,
tetapi harusnya mereka berpikir kembali berapa banyak nyawa yang tidak
bersalah melayang. Justru mereka akan mendapat dosa lebih banyak dibanding
pahala yang didapat. Dan dalam Islam yang benar tidak ada konsep bunuh diri
Adanya gerakan terorisme dan radikalisme ini meresahkan banyak orang karena
terlebih dahulu. Masyarakat yang tidak tahu menahu tentang hal ini akan
semakin resah dan merasa tidak tenang karena keamanan mereka terancam.
10
c) Menimbulkan banyak kerusakan
Saat terjadi penyerangan para kaum terorisme dan radikalisme kepada sasaran
yang mereka anggap sebagai musuh, maka akan menimbulkan banyak kerusakan
di bumi. Kerusakan tidak hanya terjadi pada hal fisik seperti gedung atau
ekonomi. Kerugian yang terjadi bisa pada pihak pemerintah, swasta ataupun
perorangan.
seakan mereka bukan manusia yang mempunyai hati. Mereka dengan tanpa
mereka anggap sebagai musuh yang bersalah belum tentu benar-benar bersalah.
merupakan saudara sendiri. Hal ini jelas akan menimbulkan perpecahan yang
Adanya gerakan terorisme dan radikalisme tentu akan menjadi racun para
pikiran anak bangsa.Yang dilakukan oleh para teroris akan menyebabkan anak
bangsa dengan tidak langsung berpikir keras. Anak muda pemikirannya masih
susah terkendali sehingga jika ada yang melakukan penyerangan sering mereka
11
terpancing emosi untuk melakukan penyerangan balik. Hal inilah yang menjadi
Islam yang sebenarnya itu agama yang penuh kasih sayang, tidak kaku serta
peduli terhadap sesama, bukan seperti terorisme yang tidak mau menerima
perbedaan. Terorisme memang banyak timbul dan lahir dari Islam, tetapi disini
perlu digaris bawahi bahwa Islam yang mereka anut merupakan Islam yang tidak
segala cara, sedangkan Islam yang benar yaitu melakukan jihad dengan baik
Berikut adalah contoh bentuk radikalisme yang biasanya terjadi dalam kehidupan
bernegara.
ideologi negara.
cara coup d’état atau dengan cara yang tidak sesuai dengan jalur sistem
12
Terdapat beberapa, modelaksi gerakan terorisme yang populer digunakan oleh para
a. Peledakan bom
Taktik ini barangkali tektik teror yang paling banyak dilakukan para teroris di-
era dewasa ini, karena memang taktik peledakan bom ditempat–tempat umum
yang strategis bisa dipandang efektif untuk melahirkan suasana teror dalam
sebuah masyarakat.
b. Pembunuhan
Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan hingga
saat ini. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris akan
c. Penghadangan
13
d. Penculikan
e. Penyanderaan
tipis. Kedua bentuk operasi ini seringkali memiliki pengertian yang sama.
f. Perampokan
Taktik perampokan biasanya dilakukan para teroris untuk mencari dana bagi
h. Ancaman / Intimidasi
kekerasan.
14
E. Cara mengatasi gerakan Radikalisme dan Terorisme
bahkan atas nama agama. Tindakan terorisme balakangan ini dilakukan dengan
cara bunuh diri, misalnya bom bunuh diri, sebab Islam justru melarang tindakan
konten damai di social media seperti tulisan, komik, dan meme. Sehingga
Menunjukkan sikap bela Negara para Generasi Muda saat ini dapat
dengan Pancasila dan UUD 1945 dengan menjunjung tinggi persatuan dan
15
F. Upaya pencegahan gerakan Radikalisme dan Terorisme
siapapun, terutama kepada para generasi muda. Hal ini disebabkan pemikiran
apalagi terkait suatu hal yang baru seperti sebuah pemahaman terhadap suatu
apabila pemahaman akan ilmu pengetahuan, baik ilmu umum dan ilmu agama
sudah tercapai, maka kekokohan pemikiran yang dimiliki akan semakin kuat.
Dengan demikian, maka tidak akan mudah goyah dan terpengaruh terhadap
dengan rakyat sekaligus melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat.
Begitu pula dengan rakyat, mereka harusnya juga selalu memberikan dukungan
perlu dilakukan untuk mencegah masalah radikalisme dan terorisme. Salah satu
yang bisa dilakukan dalam kasus Indonesia ialah memahami dan penjalankan
16
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagaimana semboyan yang
terorisme agar tidak terjadi. Kalau pun sudah terjadi, maka aksi ini dilakukan
sebagai usaha agar tindakan tersebut tidak semakin meluas dan dapat
dihentikan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah agar hal tersebut
(pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme) tidak terjadi ialah dengan cara
berkonsultasi kepada tokoh agama dan tokok masyarakat yang ada di lingkungan
tersebut.
17
h) Menyaring Informasi Yang Didapatkan
Menyaring informasi yang didapatkan juga merupakan salah satu cara yang
terorisme. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan tidak selamanya benar
dan harus diikuti, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang
Sehingga nantinya akan banyak orang yang mengerti tentang arti sebenarnya
dari radikalisme dan terorisme tersebut, di mana kedua hal tersebut sangatlah
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
menyebabkan Indonesia sering dilewati oleh negara lain. Indonesia terdiri dari
beraneka ragam budaya sehingga radikalisme dapat dengan mudah masuk dan
sosial, politik, budaya, dan ekonomi.Di Indonesia, aksi kekerasan (teror) yang terjadi
ketatanegaraan NKRI dan juga tidak sesuai dengan Pancasila. Radikalisme dapat
menjadikan negera dipandang rendah oleh bangsa lain sehingga ekonomi negara
bertentangan dengan pancasila sila pertama. Tidak ada satupun agama yang di
Indonesia yang mengajarkan radikalisme untuk mencapai tujuan dari suatu umat
terhadap gerakan radikalisme dan terorisme tersebut dengan membuat dan menjadikan
undang-undang dasar 1945 sebagai pedoman dan pancasila sebagai dasar negara.
radikalisme dan terorisme yang semakin ramai di Indonesia. Staff Mentri Sosial juga
menyarankan pada golongan islam moderat untuk mengajarkan ajaran islam yang
19
B. Saran
Warga Negara sebaiknya lebih selektif lagi dalam mengikuti suatu organisasi atau
perkumpulan apapun bisa jadi yang kita ikuti menganut aliran radikalisme dan
terorisme, hal ini bertujuan agar warga Negara tidak terpengaruh oleh aliran yang
dapat memperpecah persatuan dan kesatuan Indonesia. Dan juga pemerintah harus
lebih ditekankan untuk memberantas oknum oknum gerakan radikalisme dan
terorisme.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-radikalisme.html
https://www.kompasiana.com/florentinadhone/5c94f7367a6d88391342a562/antisipasi-
paham-radikalisme-dan-terorisme
https://www.suaradewata.com/read/2017/04/20/201704200011/Memahami-Penyebab-
Akut-Radikalisme-dan-Terorisme.html
https://guruppkn.com/bahaya-radikalisme-dan-terorisme
https://membendungradikal.wordpress.com/upaya-mengatasi-radikalisme/
https://guruppkn.com/cara-mencegah-radikalisme-dan-terorisme
21