Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Mencegah timbulnya gerakan radikalisme dan


terorisme di indonesia”

Devi Puspita Pribadi

Febrina Iga Disti

KELAS: XII TKJ 2

Bidang Keahlian : Teknik Informatika dan computer

Program Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 BATAM

Jl. Letjend. S. Parman. Kel.Duriangkang.Kec.Sei.Beduk – Kota Batam

Email :smkn3batam@gmail.com
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW

yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu

berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan

pembuatan makalah sebagai tugas dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

dengan judul “Mencegah timbulnya gerakan radikalisme dan terorisme di indonesia”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan

kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat

menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada

makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru

Pendidikan Kewarganegaraan kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Batam, 18 November 2018

Devi dan Febrina

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………. 4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………….... 6

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….. 6

BAB II ISI

A. Pengertian Radikalisme dan Terorisme……………………………………... 8

B. Penyebab Terjadinya Radikalisme dan Terorisme………………………….. 8

C. Dampak terjadinya Radikalisme dan Terorisme…………………………… 10

D. Contoh gerakan Radikalisme dan Terorisme………………………………. 12

E. Cara mengatasi gerakan Radikalisme dan Terorisme……………………… 15


F. Upaya pencegahan gerakan Radikalisme dan Terorisme………………….. 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 19

B. Saran………………………………………………………………………. 20

C. Daftar Pustaka……………………………………………………………... 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, suku, agama, ras,

dan golongan. Dengan kata lain, Indonesia adalah negara multikultural. Setiap

golongan masyarakat memiliki latar belakang, sudut pandang, dan pemikiran yang

berbeda-beda.Hal inilah yang menyebabkan pertikaian, seperti munculnya paham

radikalisme dan terorisme.

Gerakan Radikalisme dan terorisme kebanyakan muncul dalam kalangan agama. Di

beberapa negara muslim, gerakan-gerakan radikal keagamaan justru lahir pada saat

proses demokratisasi sedang di gelar. Gerakan-gerakan agama radikal di Indonesia

pun juga lahir di saat proses demokratisasi sedang berjalan.

Radikalisme sendiri merupakan paham pemikiran sekelompok masyarakat

yang menginginkan pembaharuan untuk hidup lebih baik namun dengan cara yang

tidak benar karena denganmenghalalkan segala cara.Makin banyak gerakan yang

muncul karena persoalan agama, politik, maupun yang lainnya.Sebagian besar

bentuk radikalisme adalah perbuatan yang negatif untuk umum.Demokrasi yang

seharusnya menjadikan tatanan masyarakat semakin cair, egaliter dan inklusif, tapi

yang terjadi justru sebaliknya. Radikalisme disebagian masyarakat bisa muncul

karena banyak hal.Salah satunya adalah karena lemahnya pemahaman agama.

Radikalisme ini merupakan sasaran yang tepat bagi orang-orang yang bertujuan

menyelewengkan ajaran agama atau mengajarkan paham-paham keagamaan yang

sesat.Untuk sebagian masyarakat menganggap radikalisme sebagai hal yang positif

karena kepentingan mereka.Seperti pelaku terorisme yang menganggap

4
perbuatannya merupakan hal yang positif karena dia merasa berjihad untuk agama

yang dianutnya. Selain pelaku terorisme dengan alasan keagamaan, ada juga para

politikus, yang bisa melakukan apa saja dan menghalalkan segala cara demi

merebut kekuasaan. Sebagai contoh hal yang dilakukan para politikus demi

merebut kekuasaan ialah, dengan cara pemberontakan (GAM, OPM, RMS, dan

lainnya).

Sedangkan Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang

bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat.

Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan

seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak

serta seringkali merupakan warga sipil. Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme

dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan

bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut.

Jika dilihat dari berbagai agama yang ada di Indonesia, sebenarnya tidak ada satu

punagama yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan.Dalam hal ini,

Islamadalah salah satu agama yang paling sering digunakan menjadi dasar

melakukan kekerasan.Islam sendiri tidak pernah mengajarkan untuk melakukan

kekerasan, Islam lebih menyukai kelembutan.

5
B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

a) Apa itu gerakan radikalisme dan terorisme?

b) Apa penyebab dari gerakan radikalisme dan terorisme?

c) Apa dampak terjadinya gerakan tersebut?

d) Bagaimana contoh gerakan radikalisme dan terorisme itu?

e) Bagaimana cara mengatasi agar tidak lagi menjadi bagian dari gerakan itu?

f) Upaya upaya apa saja yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gerakan itu?

g) Bagaimana gerakan radikalisme dan terorisme dapat eksis di Indonesia?

h) Mengapa gerakan radikalisme dan terorisme dipandang mengganggu

ketatanegaraan dan tidak sesuai dengan Pancasila?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin

dicapai dalam bahasan ini dideskripsikan sebagai berikut.

a) Untuk mengetahui apa itu gerakan radikalisme dan terorisme

b) Untuk mengetahui penyebab dari gerakan radikalisme dan terorisme

c) Untuk mengetahui dampak terjadinya gerakan tersebut

d) Untuk mengetahui contoh gerakan radikalisme dan terorisme itu

e) Untuk mengetahui cara mengatasi agar tidak lagi menjadi bagian dari gerakan

itu

f) Untuk mengetahui upaya upaya apa saja yang dilakukan untuk mencegah

terjadinya gerakan itu

6
g) Untuk memahami dampak negatif gerakan radikalisme terhadap

ketatanegaraan NKRI yang tidak sesuai dengan Pancasila.

h) Untuk menjelaskan upaya pemerintah selama ini dalam mengatasi gerakan

Radikalisme di Indonesia.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Radikalisme dan Terorisme

Radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang

menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan.

Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo

singkat dan secara drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.

Terorisme adalah Penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam

mencapai suatu tujuan.Terorisme merupakan kejahatan lintas negara, terorganisasi,

dan mempunyai jaringan luas sehingga mengancam kedamaian dan keamanan

nasional maupun internasional (uu no 15 thn 2003 tentang pemberantasan tindak

pidana terorisme). Teroris adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk

menimbulkan rasa ketakutan.

B. Penyebab Terjadinya Radikalisme dan Terorisme

a) Pendidikan Rendah

Latar belakang pendidikan yang rendah dianggap merupakan salah satu

penyebab mengapa generasi muda ataupun anak sekolahan sangat tertarik untuk

terlibat dalam kegiatan radikal. Seringkali generasi muda tidak memiliki

pengetahuan yang memadai untuk mencari jalan alternatif penyelesaian suatu

masalah selain bertindak radikal ataupun melakukan aksi-aksi ekstrim.

8
b) Krisis Identitas

Secara umum, target perekrutan anggota kelompok radikal ataupun ekstrimisme

acapkali berasal dari kelompok generasi muda yang masih dalam tahap

pencaharian jati diri. Dalam proses perekrutan, generasi muda sangat rentan

terhadap tekanan kelompok dan juga membutuhkan sebuah panutan hidup.

c) Minimnya Kondisi Ekonomi

Keadaan ekonomi yang kurang memadai menyebabkan sebagian generasi muda

menjadi putus sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan hingga penghasilan yang

memadai.

d) Keterasingan secara Sosial dan Budaya

Dengan adanya rasa keterasingan secara social dan budaya kelompok terorisme

yang tidak merasa menjadi bagian dimasyarakat akan merasa tidak memiliki

hubungan emosional dan terikat terhadap masyarakat disekelilingnya. Tak ayal

sebuah kelompok radikal seringkali melakukan aktifitas penghancuran terhadap

fasilitas umum dan memakan korban rakyat sipil.

e) Keterbatasan Akses Politik

Aspirasi politik yang tidak tersalurkan melalui jalur politik formal berdasarkan

kaedah hukum yang berlaku, acapkali menjadi salah satu alasan untuk sebuah

organisasi melakukan aksi radikal. Sehingga dengan melakukan aksi dan

tindakan radikal yang cenderung “nyeleneh” dimata masyarakat, dianggap

sebagai sebuah solusi atau terobosan kontroversial untuk dapat menyampaikan

pesan organisasi ke masyarakat luas. Adanya rasa ketakutan mendalam,

diharapkan oleh sebuah organisasi radikal akan membuat pesan yang ingin

disampaikan tertanam dan melekat dibenak target khalayak.

9
f) Primordialisme dan Etnosentrisme

Rasa kebersamaan antara sesama umat dalam satu agama acapkali membangun

sebuah tali persaudaraan yang kuat yang melintasi perbedaan suku, budaya,

negara, dan geografis. Rasa solidaritas yang tinggi tersebut menciptakan suatu

tali batin dan rasa empati yang mendalam. Seperti halnya apabila ada

sekelompok umat yang merasa di tindas oleh pemerintah atau agama lain, dapat

menjadi faktor pembangkit semangat kelompok radikal dan terorisme untuk

bergerak seakan membantu kelompok-kelompok yang mengalami tindak

penindasan.

C. Dampak terjadinya Radikalisme dan Terorisme

a) Memakan banyak nyawa

Dalam kasus ini justru banyak salah sasaran terjadi hingga menghilangkan

nyawa banyak orang yang bukan merupakan sasaran dari penyerangan tersebut.

Bagi para terorisme dan radikalisme hal ini dianggap sebagai resiko dari jihad,

tetapi harusnya mereka berpikir kembali berapa banyak nyawa yang tidak

bersalah melayang. Justru mereka akan mendapat dosa lebih banyak dibanding

pahala yang didapat. Dan dalam Islam yang benar tidak ada konsep bunuh diri

itu benar dalam kasus apapun.

b) Meresahkan banyak umat

Adanya gerakan terorisme dan radikalisme ini meresahkan banyak orang karena

mereka melakukan penyerangan dengan tiba-tiba tanpa adanya pemberitahuan

terlebih dahulu. Masyarakat yang tidak tahu menahu tentang hal ini akan

semakin resah dan merasa tidak tenang karena keamanan mereka terancam.

10
c) Menimbulkan banyak kerusakan

Saat terjadi penyerangan para kaum terorisme dan radikalisme kepada sasaran

yang mereka anggap sebagai musuh, maka akan menimbulkan banyak kerusakan

di bumi. Kerusakan tidak hanya terjadi pada hal fisik seperti gedung atau

bangunan tetapi juga kerusakan moral para pemuda.

d) Menimbulkan kerugian ekonomi

Adanya gerakan terorisme dan radilkalisme jelas akan menimbulkan kerugian

ekonomi. Kerugian yang terjadi bisa pada pihak pemerintah, swasta ataupun

perorangan.

e) Menghilangkan rasa saling kasih sayang

Gerakan terorisme ini mengajarkan seseorang bertindak dengan kekerasan,

seakan mereka bukan manusia yang mempunyai hati. Mereka dengan tanpa

melihat langsung menghancurkannya. Padahal orang yang mereka serang

mereka anggap sebagai musuh yang bersalah belum tentu benar-benar bersalah.

Mereka melakukan hakim sendiri dengan menuduh orang salah.

f) Menghancurkan nasionalisme bangsa

Adanya gerakan ini sudah tentu akan menghancurkan nasionalisme bangsa.

Mereka melakukan penyerangan pada masyarakat sendiri yang memang

merupakan saudara sendiri. Hal ini jelas akan menimbulkan perpecahan yang

akan semakin menghancurkan nasionalisme bangsa.

g) Meracuni pikiran anak bangsa

Adanya gerakan terorisme dan radikalisme tentu akan menjadi racun para

pikiran anak bangsa.Yang dilakukan oleh para teroris akan menyebabkan anak

bangsa dengan tidak langsung berpikir keras. Anak muda pemikirannya masih

susah terkendali sehingga jika ada yang melakukan penyerangan sering mereka

11
terpancing emosi untuk melakukan penyerangan balik. Hal inilah yang menjadi

kekhawatiran terhadap para generasi penerus selanjutnya.

h) Mencoreng nama baik Islam

Islam yang sebenarnya itu agama yang penuh kasih sayang, tidak kaku serta

peduli terhadap sesama, bukan seperti terorisme yang tidak mau menerima

perbedaan. Terorisme memang banyak timbul dan lahir dari Islam, tetapi disini

perlu digaris bawahi bahwa Islam yang mereka anut merupakan Islam yang tidak

benar paham dan alirannya. Mereka melakukan jihad dengan menghalalkan

segala cara, sedangkan Islam yang benar yaitu melakukan jihad dengan baik

yaitu tidak memusnahkan budaya atau horistik masyarakat,

D. Contoh gerakan Radikalisme dan Terorisme

Berikut adalah contoh bentuk radikalisme yang biasanya terjadi dalam kehidupan

bernegara.

a) Membuat atau mengadopsi ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara.

b) Mengajak masyarakat untuk mengadopsi ideologi yang bertentangan dengan

ideologi negara.

c) Menyebarkan kebencian terhadap ideologi negara.

d) Memengaruhi masyarakat untuk membuat negara baru.

e) Melakukan reformasi pemerintahan, politik, sosial, budaya, dan ekonomi dengan

cara coup d’état atau dengan cara yang tidak sesuai dengan jalur sistem

elektoral, politik, dan hukum yang berlaku.

f) Tidak mau mengakui dan selalu menyalahkan ideologi negara.

12
Terdapat beberapa, modelaksi gerakan terorisme yang populer digunakan oleh para

teroris dalam melancarkan aksi terornya. Diantaranya yaitu:

a. Peledakan bom

Taktik ini barangkali tektik teror yang paling banyak dilakukan para teroris di-

era dewasa ini, karena memang taktik peledakan bom ditempat–tempat umum

yang strategis bisa dipandang efektif untuk melahirkan suasana teror dalam

sebuah masyarakat.

b. Pembunuhan

Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan hingga

saat ini. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris akan

mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan yang dilaksanakan.

c. Penghadangan

Dimana penghadangan tersebut biasanya telah dipersiapkan terlebih dahulu

secara matang oleh para teroris dengan melakukan berbagai latihan–latihan

terlebih dahulu, serta perencanaan medan dan waktu.

13
d. Penculikan

Penculikan tersebut biasanya dilakukan dengan melakukan penghadangan pada

korban yang ditargetkan.

e. Penyanderaan

Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorisme sangat

tipis. Kedua bentuk operasi ini seringkali memiliki pengertian yang sama.

Penculikan biasanya menahan korbannya ditempat yang tersembunyi dan

tuntutannya adalah berupa materi dan uang. Sedangkan penyanderaan

berhadapan langsung dengan aparat dengan menahan sandera ditempat umum.

f. Perampokan

Taktik perampokan biasanya dilakukan para teroris untuk mencari dana bagi

setiap kegiatan aksi terornya.

g. Sabotase dan Pembajakan

Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris selama periode

1960–1970. Sebagai contoh adalah pembajakan terhadap kendaraan yang

membawa bahan makanan adalah taktik yang digunakan oleh kelompok

Tupamaros di Uruguay untuk mendapatkan kesan Robin Hood dan

menghancurkan propaganda dari pemerintah.

h. Ancaman / Intimidasi

Dimana para teroris berusaha melakukan tindakan–tindakanyang bisa menakut–

nakuti atau mengancam masyarakat atau korban dengan menggunakan

kekerasan.

14
E. Cara mengatasi gerakan Radikalisme dan Terorisme

a) Meningkatkan Pemahaman Keagamaan

Belajar agama secara dangkal dapat memicu mereka melakukan kekerasan,

bahkan atas nama agama. Tindakan terorisme balakangan ini dilakukan dengan

cara bunuh diri, misalnya bom bunuh diri, sebab Islam justru melarang tindakan

bunuh diri, sehingga tindakan terorisme dalam bentuk apapun sangat

bertentangan dengan ajaran Islam.

b) Membentuk komunitas-komunitas damai di lingkungan sekitar

Pemuda bisa menjadi pionir dalam pembentukan komunitas cinta damai di

lingkungannya. Komunitas-komunitas tersebut lah yang melakukan sosialisasi

ke masyarakat maupun ke sekolah-sekolah akan bahaya paham radikalisme.

c) Menyebarkan Virus Damai di Dunia Maya

dibutuhkan aksi dari pemuda sebagai pengguna internet terbanyak di Indonesia

untuk menangkal informasi-informasi yang menyesatkan dengan mengunggah

konten damai di social media seperti tulisan, komik, dan meme. Sehingga

konten-konten damai yang bertebaran di dunia maya dapat mengalahkan konten-

konten radikal yang disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal,.

d) Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Menunjukkan sikap bela Negara para Generasi Muda saat ini dapat

dilakukan dengan menampilkan perilaku-perilaku positif yang sesuai

dengan Pancasila dan UUD 1945 dengan menjunjung tinggi persatuan dan

kesatuan bangsa yang bertujuan untuk melawan segala macam paham

kebencian dan kekerasan yang ingin merusak keutuhan NKRI.

15
F. Upaya pencegahan gerakan Radikalisme dan Terorisme

a) Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar

Pengenalan tentang ilmu pengetahuan ini harusnya sangat ditekankan kepada

siapapun, terutama kepada para generasi muda. Hal ini disebabkan pemikiran

para generasi muda yang masih mengembara karena rasa keingintahuannya,

apalagi terkait suatu hal yang baru seperti sebuah pemahaman terhadap suatu

masalah dan dampak pengaruh globalisasi.

b) Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar

apabila pemahaman akan ilmu pengetahuan, baik ilmu umum dan ilmu agama

sudah tercapai, maka kekokohan pemikiran yang dimiliki akan semakin kuat.

Dengan demikian, maka tidak akan mudah goyah dan terpengaruh terhadap

pemahaman radikalisme sekaligus tindakan terorisme dan tidak menjadi

penyebab lunturnya bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Indonesia.

c) Meminimalisir Kesenjangan Sosial

Pemerintah harus mampu merangkul pihak media yang menjadi perantaranya

dengan rakyat sekaligus melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat.

Begitu pula dengan rakyat, mereka harusnya juga selalu memberikan dukungan

dan kepercayaan kepada pihak pemerintah bahwa pemerintah akan mampu

menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengayom rakyat dan pemegang

kendali pemerintahan Negara.

d) Menjaga Persatuan Dan Kesatuan

Menjaga persatuan dan kesatuan dengan adanya kemajemukan tersebut sangat

perlu dilakukan untuk mencegah masalah radikalisme dan terorisme. Salah satu

yang bisa dilakukan dalam kasus Indonesia ialah memahami dan penjalankan

16
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagaimana semboyan yang

tertera di sana ialah Bhinneka Tunggal Ika.

e) Mendukung Aksi Perdamaian

Aksi perdamaian mungkin secara khusus dilakukan untuk mencegah tindakan

terorisme agar tidak terjadi. Kalau pun sudah terjadi, maka aksi ini dilakukan

sebagai usaha agar tindakan tersebut tidak semakin meluas dan dapat

dihentikan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah agar hal tersebut

(pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme) tidak terjadi ialah dengan cara

memberikan dukungan terhadap aksi perdamaian yang dilakukan, baik oleh

Negara (pemerintah), organisasi/ormas maupun perseorangan.

f) Berperan Aktif Dalam Melaporkan Radikalisme Dan Terorisme

Apabila muncul pemahaman baru tentang keagamaan di masyarakat yang

menimbulkan keresahan, maka hal pertama yang bisa dilakukan agar

pemahaman radikalisme tindak berkembang hingga menyebabkan tindakan

terorisme yang berbau kekerasan dan konflik ialah melaporkan atau

berkonsultasi kepada tokoh agama dan tokok masyarakat yang ada di lingkungan

tersebut.

g) Meningkatkan Pemahaman Akan Hidup Kebersamaan

Meningkatkan pemahaman ini ialah terus mempelajari dan memahami tentang

artinya hidup bersama-sama dalam bermasyarakat bahkan bernegara yang penuh

akan keberagaman, termasuk Indonesia sendiri. Sehingga sikap toleransi dan

solidaritas perlu diberlakukan, di samping menaati semua ketentuan dan

peraturan yang sudah berlaku di masyarakat dan Negara.

17
h) Menyaring Informasi Yang Didapatkan

Menyaring informasi yang didapatkan juga merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan

terorisme. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan tidak selamanya benar

dan harus diikuti, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang

ini, di mana informasi bisa datang dari mana saja.

i) Ikut Aktif Mensosialisasikan Radikalisme Dan Terorisme

Mensosialisasikan tentang apa itu sebenarnya radikalisme dan terorisme.

Sehingga nantinya akan banyak orang yang mengerti tentang arti sebenarnya

dari radikalisme dan terorisme tersebut, di mana kedua hal tersebut sangatlah

berbahaya bagi kehidupan, terutama kehidupan yang dijalani secara bersama-

sama dalam dasar kemajemukan atau keberagaman.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Letak Indonesia yang strategis dan merupakan kumpulan dari pulau-pulau

menyebabkan Indonesia sering dilewati oleh negara lain. Indonesia terdiri dari

beraneka ragam budaya sehingga radikalisme dapat dengan mudah masuk dan

menyebar di Indonesia.Radikalisme dan terorisme sudah “menjangkiti” aliran-aliran

sosial, politik, budaya, dan ekonomi.Di Indonesia, aksi kekerasan (teror) yang terjadi

dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan/mendompleng agama

tertentu. Gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia dapat merugikan

ketatanegaraan NKRI dan juga tidak sesuai dengan Pancasila. Radikalisme dapat

menjadikan negera dipandang rendah oleh bangsa lain sehingga ekonomi negara

memburuk, sehingga Pemerintahan Indonesia harus berupaya memulihkan hal tersebut

yang tentu merugikan ketatanegaraan. Selain itu radikalisme dan terorisme

bertentangan dengan pancasila sila pertama. Tidak ada satupun agama yang di

Indonesia yang mengajarkan radikalisme untuk mencapai tujuan dari suatu umat

beragama. Pendiri bangsa sebelumnya sebenarnya sudah memberikan antisipasi

terhadap gerakan radikalisme dan terorisme tersebut dengan membuat dan menjadikan

undang-undang dasar 1945 sebagai pedoman dan pancasila sebagai dasar negara.

Kepolisian Indonesia juga telah menyiapkan pasukan untuk mengatasi gerakan

radikalisme dan terorisme yang semakin ramai di Indonesia. Staff Mentri Sosial juga

menyarankan pada golongan islam moderat untuk mengajarkan ajaran islam yang

damai, sehingga ajaran islam radikal dapat terhentikan pergerakannya.

19
B. Saran
Warga Negara sebaiknya lebih selektif lagi dalam mengikuti suatu organisasi atau
perkumpulan apapun bisa jadi yang kita ikuti menganut aliran radikalisme dan
terorisme, hal ini bertujuan agar warga Negara tidak terpengaruh oleh aliran yang
dapat memperpecah persatuan dan kesatuan Indonesia. Dan juga pemerintah harus
lebih ditekankan untuk memberantas oknum oknum gerakan radikalisme dan
terorisme.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-radikalisme.html

https://www.kompasiana.com/florentinadhone/5c94f7367a6d88391342a562/antisipasi-

paham-radikalisme-dan-terorisme

https://www.suaradewata.com/read/2017/04/20/201704200011/Memahami-Penyebab-

Akut-Radikalisme-dan-Terorisme.html

https://guruppkn.com/bahaya-radikalisme-dan-terorisme

https://membendungradikal.wordpress.com/upaya-mengatasi-radikalisme/

https://guruppkn.com/cara-mencegah-radikalisme-dan-terorisme

21

Anda mungkin juga menyukai