Anda di halaman 1dari 13

Antisipasi dalam Pemberantasan Radikalisme

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa
Indonesia
Yang diampu oleh Bapak Akh.Fakih S.Ag, M.Pd.

Oleh:

NADIA TRIYANA SARI


19381012133 / 37

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2019
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ujian akhir semester Bahasa Indonesia yang berjudul “Antisipasi dalam
Pemberantasan Radikalisme”. Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan besar, Nabi Muhammad SAW yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada penulis dan menjadi anugerah bagi semesta alam. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester matakuliah Bahasa Indonesia.
Tidaklupa penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Akh.Fakih S.Ag, M.Pd.
selaku dosen yang telah membimbing dalam mengerjakan makalah ini sehingga
dapat terselesaikan.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan yang kurang berkenan.

Pamekasan, 10 Desember 2019

Nadia Triyana Sari

Page | 2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………i


KATA PENGANTAR ………………...………………………………………….ii
DAFTAR ISI …………………………………………....………...……………...iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...1
A. Latar Belakang …………...……………………………………………….1

B. Rumusan Masalah …...……………………………………………………1

C. Tujuan Penulisan ..…..………………………………...…………………..2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………3

A. Definisi Radikalisme ……………….……………………………...……...3

B. Faktor penyebab munculnya radikalisme …………………...………..…...5

C. Peran mahasiswa dalan menghadapi paham radikalisme …………………6

D. Upaya pemerintah dalam mengatasi paham radikalisme ……...………….8

BAB III PENUTUP ………………………………………..……………………..9

A. Kesimpulan ………………………………..……...……………………...9

B. Saran ……………………………...…………………..………………….9

DAFTAR PUSTAKA ………...………………………….……………………...10

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari banyak pulau, suku, agama, ras,
dan golongan. Dengan kata lain, Indonesia adalah Negara multikurtural. Setiap
golongan masyarakat memiliki latar belakang, sudut pandang, dan pemikiran yang
berbeda-beda. Hal inilah yang menyebabkan pertikaian, seperti munculnya paham
radikalisme. Gerakan radikalisme kebanyakan muncul dalam kalangan agama.
Radikalisme sendiri merupakan paham pemikiran sekelompok masyarakat
yang menginginkan pembaharuan untuk hidup lebih baik, namun dengan cara
yang tidak benar, karena dengan menghalalkan segala cara. Radikalisme
disebagian masyarakat bisa muncul karena banyak hal. Salah satunya adalah
karena lemahnya pemahaman agama. Radikalisme ini merupakan sasaran yang
tepat bagi orang-orang yang bertujuan menyelewengkan ajaran agama atau
mengajarkan paham-paham keagamaan yang sesat. Untuk sebagian masyarakat
menganggap radikalisme sebagai hal yang positif, kerena kepentingan mereka.
Seperti pelaku terorisme yang menganggap perbuatannya merupakan hal yang
positif, karena dia merasa berjihad untuk agama yang dianutnya.
Jika dilihat dari berbagai agama yang ada di Indonesia, sebenarnya tidak
ada satu pun agama yang mengajarkan kekerasan. Dalam hal ini, Islam adalah
salah satu agama yang paling sering digunakan menjadi dasar melakukan
kekerasan. Sedangkan Islam sendiri tidak pernah mengajarkan untuk melakukan
kekerasan, Islam lebih menyukai kelembutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi radikalisme?
2. Apa saja faktor penyebab munculnya gerakan radikalisme?
3. Bagaimana peran mahasiswa dalam menghadapi paham radikalisme?
4. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi paham radikalisme?

Page | 4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi radikalisme;
2. Untuk mengetahui faktor penyebab munculnya gerakan radikalisme;
3. Untuk mengetahui peran mahasiswa dalam menghadapi paham
radikalisme;
4. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi paham
radikalisme.

Page | 5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Radikalisme
Istilah Radikalisme berasal dari bahasa latin radic, yang artinya akar.
Sedangkan secara terminologi radikalisme adalah aliran atau faham yang radikal
terhadap tatanan politik dalam suatu Negara secara keras1.
Dalam berbagai kamus, Radikal adalah kata sifat yang berarti aksi
mencolok untuk menyerukan paham ekstrim agar diikuti oleh banyak orang.
Gerakan radikalisme agama bagaikan musuh dalam selimut. Hal tersebut dapat
membahayakan kehidupan berbangsa dan umat islam sendiri. Gerakan ini
dikatakan radikal karena gerakan ini cenderung menggunakan kekerasan dalam
memaksakan dan menyebarkan pemahaman mereka. Sementara itu yang
dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan dan sering
menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka (Nasution,
1995:124).2
Oleh karena itu, alasan utama untuk menolak radikalisme agama ialah
bukan hanya untuk mengembalikan wajah islam yang yang penuh dengan rahmat,
namun sekaligus menyelamatkan NKRI dan keterpecahbelahan.3
B. Faktor Penyebab dan Indikasi Gerakan Radikalisme
Banyaknya gerakan radikalisme keagamaan yang akhir-akhir ini muncul,
karena adanya beberapa faktor salah satunya adalah Variabel Norma dan Ajaran.4
Ajaran yang ada mempengaruhi tingkah laku dan tindakan seorang muslim
yang berasal dari Qur’an dan Hadits. Hal ini memungkinkan munculnya beberapa
interpretasi. Hal ini juga dimungkinkan karena setiap anggota masyarakat muslim
mengalami sosialisasi primer yang berbeda, disamping pengalaman, pendidikan
dan tingkatan ekonomi mereka juga tidak sama. Dari hasil interpretasi ini

1
Eka Yani Arfina, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dilengkapi Dengan EYD dan Singkatan
Umum, (Surabaya: Tiga Dua, 2011), hlm. 56.
2
Ibid.
3
Ibid.
4
Endang Turmudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta :LIPI Press, 2005), hlm. 10.
Page | 6
memunculkan apa yang diidealkan berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Islam.5
Sedangkan secara umum ada tiga kecenderungan yang menjadi indikasi
radikalisme:
Pertama, radikalisme merupakan respon terhadap kondisi yang sedang
berlangsung, biasanya respon tersebut muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan
atau bahkan perlawanan. Masalah-masalah yang ditolak dapat berupa asumsi, ide,
lembaga atau nilai-nilai yang dipandang bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan kondisi yang ditolak.6
Kedua, radikalisme tidak berhenti pada upaya penolakan, melainkan terus
berupaya mengganti tatanan tersebut dengan bentuk tatanan lain. Ciri ini
menunjukan bahwa di dalam radikalisme terkandung suatu program atau
pandangan dunia tersendiri. Kaum radikalis berupaya kuat untuk menjadikan
tatanan tersebut sebagai ganti dari tatanan yang ada. Dengan demikian, sesuai
dengan arti kata ‘radic’, sikap radikal mengandaikan keinginan untuk mengubah
keadaan secara mendasar.7
Ketiga, kuatnya keyakinan kaum radikalis akan kebenaran program atau
ideologi yang mereka bawa. Sikap ini pada saat yang sama dibarengi dengan
panafian kebenaran sistem lain yang akan diganti dalam gerakan sosial, keyakinan
tentang kebenaran program atau filosofi sering dikombinasikan dengan cara-cara
pencapaian yang mengatas namakan nilai-nilai ideal seperti ‘kerakyatan’ atau
‘kemanusiaan’. Akan tetapi kuatnya keyakinan tersebut dapat mengakibatkan
munculnya sikap emosional di kalangan kaum radikalis.8
Radikalisme Islam Indonesia lahir dari hasil persilangan Mesir dan
Pakistan. Nama-nama seperti Hassan al-Banna, Sayyid Qutb dan al-Maududi
terbukti sangat memengaruhi pelajar-pelajar Indonesia yang belajar di Mesir dan
Pakistan. Pemikiran mereka membangun cara memahami Islam ala garis keras.
Setiap Islam disuarakan, nama mereka semakin melekat dalam ingatan. Bahkan,

5
Ibid.
6
Azumardi Azra, “Radikalisme Islam Indonesia”, Tempo, (15 Desember 2002), hlm. 18.
7
Ibid.
8
Ibid.
Page | 7
sampai tahun 1970-1980-an ikut menyemangati perkembangan komunitas usroh
di banyak kampus atau organisasi Islam. Seperti FPI, HTI dan PKS. Istilah
radikalisme Islam kian menguat tak hanya pada matra tekstualitas agama.
Persentuhan dengan dunia kini, menuntut adanya perluasan gerakan. Mulai dari
sosio ekonomi, pendidikan hingga ranah politik.9
C. Peran Mahasiswa dalam menghadapi paham Radikalisme
Berbicara mengenai radikalisme kita sebagai mahasiswa harus mampu
menghadapi paham radikalisme dan memberikan pengaruh positif agar tidak
terlibat kedalam paham radikalisme tersebut, berikut peran mahasiswa dalam
menghadapi paham radikalisme:10
1. Gerakan mahasiswa berbasis wirausaha
Banyak cara mengatasi persoalan ini, misalnya menyuburkan tradisi
wirausaha. Menggalakkan seminar, workshop, dan diskusi wirausaha dapat
menjadi alternatif gerakan perekonomian. Sehingga membantu percepatan
mengatasi masalah ekonomi dan kesenjangan sosial artinya cara ini merupakan
salah satu pencegahan adanya pemuda ikut dalam jaringan terorisme. Munculnya
aktivitas mahasiswa berbasiskan wirausaha berpotensi membantu mengurangi
angka pengangguran kaum intelektual dan pemikiran mahasiswa karena
kurangnya pekerjaan sehingga dapat melarikan dia atau masuk dalam jaringan
radikalisme. Sehingga pascakampus, tidak hanya dilahirkan mahasiswa
pengangguran.melainkan mahasiswa yang betul menjadi mahasiswa intelektual
dan khususnya dapat memerangi masalah radikalisme.11
2. Merubah pemikiran mahasiswa
Mahasiswa harus memahami kembali hakikat dirinya bisa menjadi
mahasiswa. Dilihat dari bentukan katanya, mahasiswa berasal dari dua kata, yaitu
“maha” yang berati besar, dan “siswa” yang berarti orang yang belajar. Jadi,
mahasiswa adalah pelajar yang mempunyai derajat paling tinggi dibandingkan
dengan pelajar-pelajar lainnya. Oleh sebab itu, mahasiswa harus menggunakan
akal dan hati nuraninya, dalam setiap mengatasi masalah yang ada. Sudah
diketahui, bahwasanya mahasiswa adalah Agent of Social Change, yaitu agen
perubahan sosial. Mahasiswa sudah seharusnya menjadi pengawal perubahan
tatanan masyarakat dalam kehidupan bernegara. Sehingga, tujuan untuk
menciptakan masyarakat adil dan makmur akan tercapai serta bebas dari aksi teror
yang dilakukan oleh pemuda. Merubah pemikiran mahasiswa tidak segampang
9
Ibid.
10
Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam, (Jakarta:
Paramadina, 1999), hlm. 22.
11
Ibid, hlm.23.
Page | 8
yang kita pikirkan. Maka dari itu kami hanya menunjukkan bagaimana mahasiswa
memahami kembali hakikat dirinya.12
3. Mengadakan Komunitas Belajar Muslim (KBM)
Terkhusus untuk mahasiswa muslim. Peran dalam pemberantasan
radikalisme ini bisa dilakukan dengan cara mengadakan Komunitas Belajar
Muslim yang biasa disebut tarbiyah. Karena Banyaknya pelajar dan mahasiswa
yang terjebak aliran sesat karena guru-guru agama lebih mementingkan
pengetahuan agama dari pada pendidikan agama yang membentuk perilaku anak
didik. Tokoh pendidikan Dr. Arif Rahman, mengingatkan akibat pendidikan
agama yang hanya sekedar memberi pengetahuan agama terhadap anak didik
menyebabkan mereka rentan dengan ajaran yang bertentangan dengan ajaran
agama termasuk aliran sesat. “Ketika orang menemui banyak masalah, maka
masalah yang dihadapinya itu tidak bisa dijawab oleh agamanya. Hal itu terjadi
karena pendidikan agama yang diperolehnya hanya untuk mengetahui tentang
agama, tidak membiasakan agama sebagai pemecah masalah,” ujarnya.13
Penyebab lain orang rentan tersusupi ajaran sesat karena tidak semua
orang mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan kesulitan yang dia
hadapi. Karena itu, ketika dia menemui kesulitan dalam hidupnya, dia mencari
jalan keluar pada hal-hal yang di luar aturan agama seperti masuk dalam jaringan
terorisme padahal mereka tidak mengetahui ia akan masuk dalam jaringan itu, hal
itu yang dilakukan para terorisme untuk mencari jaringannya. Mereka
melakukannya secara bertahap mulai dari pengenalan hingga keakraban mereka
sehingga banyak pemuda yang masuk dalam jaringan tersebut dan ditambah lagi
pemikiran mahasiswa yang masih labil. Maka dari itu dengan adanya kelompok
ini dapat menggambarkan Islam dengan jelas. Tarbiyah memberikan gambaran
Islam dengan benar (shahih), menyeluruh (syamil), sehingga menjadikan Islam
sebagai pedoman hidup (minhajul hayah). Islam benar dan menyeluruh pada
semua aspek kehidupan, tidak hanya ritual, Islam tidak hanya mengatur akidah
dan ibadah, mencakupp juga ideologi, politik, ekonomi, budaya, dan masyarakat.
Allah SWT menciptakan manusia dengan aturan yang lengkap dan jelas. Karena
itu Islam dijadikan sebagai pedoman hidup.14
D. Upaya Pemerintah dalam menghadapi paham Radikalisme
Menurut Irjen Pol Bambang Suparno, SH, M.Hum selaku Deputi Bidang
Koordinasi Keamanan Nasioanl Kemenkopolhumkam RI, radikalisme tidak
identik dengan agama. Upaya menanggulangi radikalisme ini salah satunya dapat
dilakukan dengan memberi akses kepada bekas pelaku radikalisasi untuk hidup

12
Ibid.
13
Ibid.
14
Ibid, hlm.24.
Page | 9
normal. “Kalau tidak ada akses untuk hidup normal, dia akan kembali bergabung
dengan kelompoknya,” jelas Bambang Suparno.15
Sependapat dengan Bambang Suparno, Prof. Dr. Arief Rahman, MA
selaku (Guru besar UNJ/Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk
UNESCO) mengatakan dalam menanggulangi radikalisme, pendidikan di
Indonesia sebaiknya tidak terlalu berat kepada kecerdasan akal saja. “Semua
pendidikan harus mampu menumbuhkan kecerdasan spiritual dalam diri
individu,” kata Arief Rahman.16
Pemerintahan Indonesia perlu melakukan pendekatan prefentiv kepada
generasi penerus bangsa, agar menghentikan penyebaran radikalisme dikalangan
remaja. Banyak dari organisasi radikalisme yang merekrut para pemuda-pemudi
bangsa Indonesia karena lebih mudah terprovokasi dari pada golongan orang
dewasa yang lebih paham akan paham tersebut. Semakin banyak pemuda-pemudi
yang terpengaruh pemikiran radikal maka semakin cepat pula penyebaran gerakan
rdikalisme di Indonesia, karena para pemuda-pemudi tersebut mampu
memprovokasi antar sesame pemuda untuk melakukan tindakan radikalisme.
Melihat dari ketatanegaraan di Indonesia, sebenarnya bangsa ini telah
memberikan antisipasi dalam menangkal radikalisme. Yaitu dengan membuat dan
menjadikan Undang-undang Dasar 1945 sebagai pedoman dan pancasila sebagai
dasar Negara. Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia untuk mencapai cita-
cita bangsa. Sehingga sebenarnya rakyat Indonesia sendiri terikat aturan-aturan
yang memiliki sifat berbudi luhur. Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan menerapkan pancasila, maka
paham-paham radikalisme akan melemah jika penerapannya dipahami betul
dalam setiap sila dalam pancasila.
Namun tidak hanya itu tindakan pemerintah dalam mengatasi paham
radikalisme, pemerintah telah menyiapkan berbagai macam upaya dalah

15
Rahman Muhammad, “Upaya dalam mengatasi permasalahan radikalisme di Indonesia”
Lemhannas, diakses dari: http://www.lemhannas.go.id/portal/in/berita/178-umum/2434-
round-table-discussion-rtd-sebagai-upaya-lemhannas-ri-dalam-mengatasi-permasalahan-
radikalisme-di-indonesia.html
16
Ibid.
Page | 10
mengatasi hal tersebut. Instansi kepolisian misalnya, mereka menyiapkan pasukan
khusus untuk memberantas gerakan radikalisme di Indonesia.17
Sapto Waluyo, staf ahli Menteri Sosial Indonesia, berkata bahwa tidak
hanya itu saja, menurutnya kelompok-kelompok Islam moderat juga perlu dalam
pencegahan radikalisme. Kelompok Islam moderat tersebut mampu membantu
menyebarkan Islam yang damai. Karena dari segi pemahaman agama, kelompok
moderat lebih kuat dalam menolak logika kekerasan yang dikembangkan oleh
kelompok radikal. Islam moderat sendiri dimaknai sebagai Islam yang anti-
kekerasan. Islam moderat identik dengan Islam bersahabat.18

BAB III

PENUTUP
17
Rahman Muhammad, “Upaya dalam mengatasi permasalahan radikalisme di Indonesia”
Lemhannas, diakses dari:
http://apdforum.com/id/articles/online/features/2014/10/31/moderate-islam efforts?
format=mobile
18
Ibid.
Page | 11
A. Kesimpulan
Istilah Radikalisme berasal dari bahasa latin radic, yang artinya akar.
Sedangkan secara terminologi radikalisme adalah aliran atau faham yang radikal
terhadap tatanan politik dalam suatu Negara secara keras. Dalam berbagai kamus,
radikal adalah kata sifat yang berarti aksi mencolok untuk menyerukan paham
ekstrim agar diikuti oleh banyak orang. Gerakan ini dikatakan radikal karena
gerakan ini cenderung menggunakan kekerasan dalam memaksakan dan
menyebarkan pemahaman mereka.
Gerakan radikalisme muncul karena adanya beberapa faktor salah satunya
adalah variabel norma dan ajaran. Sedangkan secara umum ada tiga
kecenderungan yang menjadi indikasi radikalisme yaitu: radikalisme merupakan
respon terhadap kondisi yang sedang berlangsung, adanya upaya dalam mengganti
tatanan tersebut dengan bentuk tatanan lain, kuatnya keyakinan kaum radikalis.
Banyak sekali peran mahasiswa dalam menghadapi paham radikalisme. Tidak
hanya mahasiswa pemerintahpun juga ikut berperan dalam menghadapi gerakan
radikalisme tersebut. Oleh sebab, itu masyarakat khususnya mahasiswa harus
saling bekerjasama dalam memberantas paham radikal agar bangsa Indonesia
tidak mudah ikut ke dalam gerakan tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

Daftar Pustaka

Page | 12
Yani Arfina, Eka. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dilengkapi Dengan EYD
dan Singkatan Umum. Surabaya: Tiga Dua, 2011
Turmudi, Endang. Islam dan Radikalisme di Indonesia. Jakarta :LIPI Press, 2005
Azra, Azumardi. “Radikalisme Islam Indonesia” Tempo. 15 Desember 2002
Mahendra, Yusril Ihza. Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam.
Jakarta: Paramadina, 1999
Sumber dari Internet:
http://www.lemhannas.go.id/portal/in/berita/178-umum/2434-round-table-
discussion-rtd-sebagai-upaya-lemhannas-ri-dalam-mengatasi-permasalahan-
radikalisme-di-indonesia.html
http://apdforum.com/id/articles/online/features/2014/10/31/moderate-islam
efforts?format=mobile

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai