Anda di halaman 1dari 10

KONSEP JIHAD DAN PENCEGAHAN

RADIKALISME BERBASIS AGAMA

DOSEN PENGAMPUH : MUNARIF S.Ag., M.H


MATA KULIAH ISLAM MODERAT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 13

Wianda Rara Syafi’ah 215120001


Anggun Calcio 215120013
David Riansyah 215120018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PRODI EKONOMI SYARI’AH
SEMESTER 1
KELAS A/ ESY 1

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


DATOKARAMA PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca atau Teman-teman sekalian. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca dan teman-teman
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca dan teman-teman demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 24 Oktober 2021


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1
B. BATASAN MASALAH........................................................................................................ 1
C. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 1
D. TUJUAN ................................................................................................................................. 1
E. MANFAAT ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Jihad ........................................................................................................................... 2
B. Radikalisme............................................................................................................................. 2
C. Upaya dalam mencegah paham radikalisme ....................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 6
B. SARAN .......................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Radikalisme pada dasarnya merupakan paham atau aliran yang bertujuan mengadakan
perubahan atau pembaharuan secara drastis dan revolusioner dalam bidang sosial dan politik.
Berawal dari sebuah aliran, kemudian radikalisme muncul sebagai sebuah gerakan yang
seringkali menggunakan jargon-jargon khusus yang mengatasnamakan agama, khususnya
Agama Islam. Istilah “jihad fii sabilillah”, “mati syahid”, “khilafah” dan “Islamic state” (negara
Islam) kemudian menjadi isu populer dan sering diteriakkan untuk menggalang simpati,
merekrut anggota ekstrimis atau bahkan dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.
Dalam banyak hal, agama seringkali menjadi objek yang menarik dan dieksploitasi sedemikian
rupa untuk merealisasikan kepentingan.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam makalah ini.
Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas Konsep Jihad dan Pencegahan
Radikalisme berbasis Agama

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang kami terapkan antara lain adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan jihad?


2. Apa yang dimaksud dengan konsep jihad?
3. Apa yang dimaksud dengan radikalisme?
4. Bagaimana upaya mencegah paham radikalisme?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dan teman-teman
sekalian dalam memahami Konsep Jihad dan Pencegahan Radikalisme berbasis Agama.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai pelajaran bagi para pembaca dan teman-teman
sekalian untuk menerapkan sikap dalam memahami konsep jihad dan Pencegahan Radikalisme
berbasis Agama.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Jihad

Menurut Sayyid Sabiq, jihad berasal dari kata juhd, artinya 'upaya', 'usaha', 'kerja keras',
dan 'perjuangan'. Seseorang dikatakan berjihad apabila ia berusaha mati-matian dengan
mengerahkan segenap kemampuan fisik maupun materi dalam memerangi dan melawan
musuh agama (lihat Fiqh as-Sunnah, Beirut: Mu'assasat ar-Risalah, 1422 H/2002, 3:79).
Dengan kata lain, berjihad sama dengan berperang (qital), seperti dimaksud dalam
imperatif ini: jaahidi l-kuffar wa l-munafiqin (QS 9: 73 dan 66: 9).
Jihad dalam arti perang sebagaimana yang pernah dialami Nabi Muhammad pada saat
itu hanya diperbolehkan pada sangat terpaksa ketika tidak ditemui jalan lain untuk
bernegosiasi dan mencari solusi terbaik. Kondisi Nabi Muhammad pada saat itu benar-
benar sebagai bentuk pertahanan diri terhadap kedzaliman, intimidasi, penindasan dan
tekanan yang dilakukan oleh kaum kafir quraisy. Maka pada waktu itu, jihad dalam arti
perang telah ditempuh Nabi Muhammad saw. untuk membebaskan umat Islam demi
berlakunya perdamaian dan keadilan. Konsep jihad dalam konteks tersebut adalah
membebaskan umat Islam dari tirani dan penindasan.
Sedangkan pemaknaan jihad secara modern, jihad diartikan Sebagai perang, tetapi
bukan perang fisik, tetapi perang melawan hawa nafsu dan berjuang, menegakkan dan
memajukan agama Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah dari hal yang tidak baik.
Sehingga di era tanpa peperangan, jihad tetap harus dilakukan sebagai kewajiban umat
Islam dan sebagai ketaatan terhadap Tuhan dan agamanya. Jihad dengan pemaknaan
modern ini sering disebut dengan jihad kecil karena tidak harus mengorbankan jiwa dan
raga.

B. Radikalisme

Radikalisme pada dasarnya merupakan paham atau aliran yang bertujuan mengadakan
perubahan atau pembaharuan secara drastis dan revolusioner dalam bidang sosial dan
politik. Berawal dari sebuah aliran, kemudian radikalisme muncul sebagai sebuah gerakan
yang seringkali menggunakan jargon-jargon khusus yang mengatasnamakan agama,
khususnya Agama Islam. Istilah “jihad fii sabilillah”, “mati syahid”, “khilafah” dan
“Islamic state” (negara Islam) kemudian menjadi isu populer dan sering diteriakkan untuk
menggalang simpati, merekrut anggota ekstrimis atau bahkan dimanfaatkan untuk
kepentingan yang sebenarnya. Sehingga radikalisme atas nama agama semakin mencoreng
nama Islam sebagai agama rahmatan li al-‘aamin.

2
Radikalisme itu sebenarnya adalah faham seperti asal katanya yaitu “radix” artinya
adalah “akar”, dipadu dengan “isme” yang berarti adalah “menginginkan perubahan
dimulai dari akar”, sehingga dia tidak mau memulai dari apa yang ada, dia menganggap
yang apa yang dihadapannya sebagai sebuah keyakinan adalah salah, sehingga dia harus
mencerabut semuanya dan menggantinya dari mulai tumbuhnya akar yang baru. Sebabnya
bermacam-macam, ada yang karena agama, ada yang karena faham agama, ada yang
karena keyakinan, bahkan ada yang karena kalah judi, juga bisa menimbulkan radikalisme.
Di Indonesia sebagai penduduk Islam terbesar di dunia, menyebabkan persoalan
radikalisme ini lebih dominan tentang radikalisme yang berbasis agama. (Ir H Muhammad
Romahurmuziy MT, Rattan Inn Banjarmasin, 19 Oktober 2017).
Pada saat yang bersamaan ancaman lain terhadap NKRI; Krisis Ekonomi, Bencana
Alam, Konflik Komunal, Radikal Teror, Separatis, Sikap Intoleransi, Proxy War, Polemik
Rohingya, Kebakaran lahan dan hutan,Konflik Sosial, Konflik Politik, Kejahatan Lintas
Negara, Intervensi Asing, Cyber Crime, dan Keamanan Perbatasan.
Contoh Variabel Potensi Radikalisme/Terorisme di Suatu Wilayah yaitu :
1. Tidak pasang bendera 17 Agustus;
2. Menolak menyanyikan lagu kebangsaan dan hormat bendera;
3. Kemiskinan dan kesenjangan social;
4. Rendahnya kepedulian warga masyarakat terhadap hal yang menonjol di lingkungan;
5. Intoleransi masyarakat;
6. Tidak mengakui norma-norma universal yang berlaku seperti Hukum dan HAM;
7. Pemahaman yang sempitterhadap agama;
8. Fanatisme berlebihan terhadap suatu ideologi;
9. Keberadaan kelompok atau individu yang membenci pemerintah atau aparat;
10. Keberadaan kelompok tertutup atau eksklusif;
11. Recruitment dan kaderisasi tertutup oleh kelompok radikal;
12. Keberadaan warga simpatisan Igaras;
13. Keberadaan Napiter dan eks Napiter;
14. Keberadaan kelompok yang mudah mengkafirkan kelompok lain yang tidak sejalan;
15. Menganggap thogut pemerintah atau aparat.
Ciri-ciri sikap dan paham radikal, Intoleran ; tidak mau menghargai pendapat dan
keyakinan orang lain; Eksklusif membedakan diri dari umat Islam umumnya; Fanatik
selalu merasa benar sendiri menganggap orang lain salah; Revolusioner = cenderung
menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan.
Radikalisme bisa terjadi di semua agama ; contohnya kelompok Hindu Radikal =
Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) menyerang pertemuan ibadah minggu di Kamataka
India pada 3 Maret 2012, kemudian tahun 2014 melakukan pemaksaan kepada ratusan
penganut Kristen dan muslim untuk pindah agama Hindu,tahun 2015 kelompok ini juga
menyerang convent of Jesus dan Mary school di distrik Nadia bahkan tega memperkosa
seorang biarawati tua di tempat tersebut. Di sisi lain kelompok inilah yang selama ini
menjadi penyebab ketegangan antar umat beragama di India.

3
Faktor penyebab lahirnya gerakan radikalisme;
✓ Faktor internal
1. adanya legitimasi teks keagamaan menggunakan teks legitimasi, baik teks
keagamaan maupun teks kultural seperti Alquran hadits, dan klasikal sources
kitab kuning sebagai penopang perlawanan dan legitimasi teologis, sebuah
gerakan ekstrimisme Islam
2. Frustasi yang mendalam karena tidak mampu mewujudkan cita-cita berdirinya
negara Islam internasional
3. Anggapan bahwa sistem Khilafah yang diterapkan masa lalu adalah solusi
tunggal mengatasi problematika saat ini.

✓ Faktor eksternal
1. Ekonomi dan politik yaitu kekuasaan despotik pemerintah yang menyeleweng dan
nilai-nilai fundamental Islam
2. Negara-negara Islam gagal menjalankan nilai-nilai idealistik Islam
3. Kondisi negara muslim di dunia yang mayoritas bermasalah dalam pencapaian
kesejahteraan, menurut data Bank Dunia negara muslim yang masuk 50 negara
dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia sangat sedikit,diantaranya; Qatar
nomor 3, Uni Emirat Arab Nomor 20, Brunei Darussalam nomor 25, Arab Saudi
nomor 32, Bahrain nomor 34, Indonesia menempati urutan ke 115, data tahun 2016;
4. Pengaruh barat yang mendominasi dunia dalam bidang liberalism,sekularisme, dan
kapitalisme

Upaya negara mencegah radikalisme; Kontraradikalisasi = yaitu upaya penanaman nilai-nilai


keindonesiaan, serta nilai-nilai non kekerasan, yang dalam prosesnya strategi ini dilakukan
melalui pendidikan,baik formal maupun nonformal. Kontraradikalisasi diarahkan kepada
masyarakat umum melalui kerjasama dengan tokoh agama,tokoh pendidik.

C. Upaya dalam mencegah paham radikalisme

Radikalisme itu sebenarnya adalah faham seperti asal katanya yaitu “radix” artinya adalah
“akar”, dipadu dengan “isme” yang berarti adalah “menginginkan perubahan dimulai dari akar”,
sehingga dia tidak mau memulai dari apa yang ada, dia menganggap yang apa yang dihadapannya
sebagai sebuah keyakinan adalah salah, sehingga dia harus mencerabut semuanya dan
menggantinya dari mulai tumbuhnya akar yang baru. Sebabnya bermacam-macam, ada yang
karena agama, ada yang karena faham agama, ada yang karena keyakinan, bahkan ada yang karena
kalah judi, juga bisa menimbulkan radikalisme. Adapun upaya dalam mencegah paham
radikalisme, antara lain :
• Mereview Kegiatan/Program yang tidak prioritas dan menggantinya dengan Kegiatan
Anti-Radikalisme.
• Mensosialisasikan ajaran Agama yang santun, saling menghargai, saling menghormati,
damai, toleran, hidup rukun, menerima keberagaman dan kemajemukan, memiliki rasa
cinta Tanah Air dan bela Negara serta ajaran agama yang Rahmatan Lil’alamin

4
• Memberdayakan peran Penyuluh Agama Fungsional/Penyuluh Non-PNS, Muballigh,
Penceramah dan KUA Kecamatan dalam upaya pencegahan paham Radikalisme
• Memberdayakan Lembaga Pendidikan Agama Formal (RA/BA, MI, MTs dan MA)
maupun Lembaga Pendidikan Agama Non-Formal (TKQ, TPQ, DTA dan Pondok
Pesantren) dalam upaya Pencegahan Paham Radikalisme kepada Santri/Siswa
• Pembinaan Agama bagi siswa di sekolah-sekolah melalui Guru Pendidikan Agama
untuk mencegah masuknya paham radikalisme.
• Menjalin hubungan koordinatif dengan Lembaga/Ormas Keagamaan Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu dalam upaya mencegah Paham Radikalisme
• Bermitra dengan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan FKUB dalam Mewujudkan
Tri Kerukunan Agama.
• Melakukan penanggulangan paham Radikalisme dengan edukasi masyarakat,
penyuluhan, bimbingan masyarakat di sekolah, keluarga, pesantren, majelis taklim,
serta sejumlah program seperti dialog, workshop, dan diklat.
• Melakukan pemulihan paham Radikalisme yang dilakukan dengan penyuluhan dan
konseling, misalnya, terhadap eks-NAPI teroris.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jihad berasal dari kata juhd, artinya 'upaya', 'usaha', 'kerja keras', dan 'perjuangan'.
Seseorang dikatakan berjihad apabila ia berusaha mati-matian dengan mengerahkan
segenap kemampuan fisik maupun materi dalam memerangi dan melawan musuh
agama (lihat Fiqh as-Sunnah, Beirut: Mu'assasat ar-Risalah, 1422 H/2002, 3:79).
Jihad dalam arti perang telah ditempuh Nabi Muhammad saw. untuk
membebaskan umat Islam demi berlakunya perdamaian dan keadilan. Konsep jihad
dalam konteks tersebut adalah membebaskan umat Islam dari tirani dan penindasan.
Radikalisme pada dasarnya merupakan paham atau aliran yang bertujuan
mengadakan perubahan atau pembaharuan secara drastis dan revolusioner dalam
bidang sosial dan politik.
Upaya negara mencegah radikalisme; Kontraradikalisasi = yaitu upaya
penanaman nilai-nilai keindonesiaan, serta nilai-nilai non kekerasan, yang dalam
prosesnya strategi ini dilakukan melalui pendidikan,baik formal maupun nonformal.
Kontraradikalisasi diarahkan kepada masyarakat umum melalui kerjasama dengan
tokoh agama,tokoh pendidik.

B. SARAN

Kami sebagai penyusun materi, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Diakses melalui www.media.neliti.com pada tanggal 23 oktober 2021

Diakses melalui kalsel.kemenag.go.id pada tanggal 23 oktober 2021

Diakses melalui m.republika.co.id pada tanggal 23 oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai