DISUSUN
OLEH :
MASDAYANTI (180320206)
SABRINA (180330224)
KOLAKA 2019
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw
diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang
sejahtera lahir dan batin, Petunjuk-petunjuk agama mengenai
berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam
sumber ajaranya, alqur’an dan hadist tampak ideal dan agung, Di
dalam Al-qur’an dan Hadist Allah memerintahkan berjihad untuk
menegakkan syariat islam sebagaimana yang telah di lakukan
oleh Nabi Muhammad SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian jihad dan terorisme
2. Pengaruh jihad terhadap perkembangan islam di Indonesia
3. Pengaruh terorisme terhadap perkembangan islam
4. Pandangan islam terhadap jihad dan terorisme
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Terorisme
Kata “teroris” (pelaku) dan terorisme (aksi) berasal dari kata latin terrereyang
kurang lebih berarti membuat gemetar atau menggetarkan. Kata Teror juga
mengandung arti kengerian.Tentu saja, kengerian dihati dan pikiran
korbannya.Akan tetapi, hingga kini tidak ada definisi terorisme yang bisa diterima
secara universal.Pada dasarnya istilah “terorisme” merupakan sebuah konsep yang
memiliki konotasi yang sangat sensitif karena terorisme menyebabkan terjadinya
pembunuhan dan penyengsaraan terhadap orang-orang yang tidak berdosa.Tidak
ada negara yang ingin dituduh mendukung terorisme atau menjadi tempat
perlindungan bagi kelompok-kelompok terorisme.tidak ada pula negara yang
dianggap melakukan tindak terorisme karena menggunakan kekuatan
(militer).Ada yang mengatakan, seseorang bisa disebut sebagai pelaku teroris
sekaligus juga sebagai pejuang kebebasan.Hal itu tergantung dari sisi mana
memandangnya.Itulah sebabnya, hingga saat ini tidak ada definisi terorisme
menurut kepentingan dan keyakinan mereka sendiri untuk mendukung
kepentingan nasionalnya (kompas).dapat disimpulkan bahwa terorisme adalah
mengacu pada permasalahan sosial-politik, yang mana kekacauan yang
ditimbulkan oleh teroris disebabkan terjadinya adanya gap antara pemerintahan
dengan penguasa oposisi yang tidak setuju dengan kebijakan yang ada, dan
kemudian mereka para oposisi mengambil tindakan tidak sehat. meskipun tidak
semua kekacauan yang ditimbulkan teroris adalah mengacu pada permasalahan
politik, namun sebagaian besar adalah politik penyebabnya. Wacana tentang
terorisme telah muncul sejak ribuan tahun silam dan menjadi legenda dunia,
namun sampai kini belum ada satu kesepakatan mengenai makna terorisme,
karena adanya perbedaan persepsi, visi dan kepentingan dalam memandang
masalah terorisme ini.Bahkan PBB pun tidak berhasil merumuskan satu definisi
yang bisa diterima oleh semua anggota PBB.
2. Pengertian Jihad
Secara etimologi kata jihad berasal dari bahasa Arab, kata jihad diambil dari
kata dasar “ ”جـهـد.Secara bahasa kata “al-jihaad” berasal dari kata “jaahada”,
yang bermakna “al-juhd” (kesulitan) atau “al-jahd” (tenaga atau kemampuan).
Jihad secara bahasa berarti mengerahkan dan mencurahkan segala kemampuannya
baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dan secara istilah syari’ah berarti
seorang muslim mengerahkan dan mencurahkan segala kemampuannya untuk
memperjuangkan dan menegakkan Islam demi mencapai ridha Allah SWT. Oleh
karena itu kata-kata jihad selalu diiringi dengan fi sabilillah untuk menunjukkan
bahwa jihad yang dilakukan umat Islam harus sesuai dengan ajaran Islam agar
mendapat keridhaan Allah SWT.Imam Syahid Hasan Al-Banna berkata, “Yang
saya maksud dengan jihad adalah suatu kewajiban sampai hari kiamat dan apa
yang dikandung dari sabda Rasulullah saw,” Siapa yang mati, sedangkan ia tidak
berjuang atau belum berniat berjuang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah”.
Di tengah gemerlapnya kehidupan duniawi begitu banyak godaan dan tipuan
yang dapat melepaskan seorang muslim dariagamanya secara sadar atau tidak.
Mengapa, karena pada dasarnya agama sendiri bermakna kepatuhan dan ibadah
mengandung arti penghambaan kepada Allah SWT. Kecintaan manusia kepada
materi mengalahkan cintanya kepada Allah SWT. Sesungguhnya setiap agama
akan menguasai setiap penghambaannya. Disinilah pentingnya jihad bukan hanya
menyadarkan kembali hakikat penghambaan namun juga menjadi tiang tegaknya
peradaban manusia sesuai kaidah-kaidah yang di Ridhoi oleh Allah SWT. Dengan
jihad akan ada semangat perubahan menuju perbaikkan.
Namun, banyak persepsi-persepsi orang yang keliru bahwa terorisme itu
adalah bagian dari jihad. Padahal jihad dan terorisme itu memiliki makna yang
berbeda. Terorisme timbul karena permasalahan kekuasaan yang bersifat duniawi,
sedangkan jihad lebih mengarah pada misi suci yaitu demi menegakkan agama
islam dalam jalan Allah SWT.
Dalam permasalahan tersebut, bahwa sangat dibutuhkan sekali bagaimana
solusi mencegah aksi terorisme yang mengatasnamakan Agama Islam (jihad)
karena jihad identik dengan aksi teroris. Maka dari itu kami mencoba
memaparkan teori atau materi tenang “ Jihad dan terorisme menurut hukum
pandangan islam dan solusinya”.
Untuk menambah wawasan atau pengetahuan tentang arti sebenarnya dari jihad
dan terorisme yang sesuai dengan ajaran Islam atau Hadits agar kedepannya tidak
akan salah tangkap bahwa terorisme bukan termasuk dari jihad.
Keadaan seperti ini paling tidak telah seabad ini hilang dan digantikan
(didominasi) dengan teori-teori yang mengatur hubungan antar manusia dengan
cara-cara kafir dan sesat seperti nasionalisme, patriotisme dan isme-isme yang lain
yangg semisal itu, dan hal ini juga terjadi karena gencarnya serangan barat melalui
Ghozwul fikrinya (perang pemikiran) terhadap dunia islam serta pemutarbalikan
fakta sejarah dari ummat islam.
Akan tetapi, hari ini ummat telah bangkit dan terus beranjak maju dan gerakan
jihad mempunyai peran yang besar dalam pencapaian hal ini (dengan karunia
Allah Ta’ala), yakni dalam mengembalikan segala urusan sesuai dengan yang
seharusnya (berdasar agama) dan peristiwa 11 September tidak diragukan lagi
merupakan titik awal yang sangat penting yang berpengaruh dalam berubahnya
kecenderungan ummat kepada aturan islam. Dan dari sisi lain gerakan jihad justru
bisa mengambil manfaat yang besar dengan adanya perubahan ini, dan perubahan
ini sekaligus menjadi penolong bagi manhaj dan dakwahnya (gerakan jihad) dan
ini sangat jelas!! Kiranya hal inilah yang menurut saya sebagai sisi positif yang
paling penting.
Sebagian hasil lain dari adanya perubahan ini adalah berbondong-
bondongnya manusia masuk kedalam agama Allah (ber-Islam) sebagaimana
dibuktikan oleh data statistik yang telah banyak dipublikasikan, dan juga yang
menunjukkan hasil dari perubahan ini adalah semakin banyaknya manusia yang
membahas tentang islam, mengenalnya, mempelajarinya dan kemudian
memahaminya. Dan orang-orang juga melihat bahwa mereka yang masuk ke
dalam islam dari orang-orang kafir, orang-orang yang bersimpati dengan ajaran
islam serta para pemuda yang kembali kepada ajaran Allah banyak terjadi setelah
peristiwa serangan 11 September, dan semoga ini akan terus meningkat dimasa
yang akan datang, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal positif lainnya adalah semakin naiknya harga diri ummat,
berdenyutnya nadi kekuatan, kebanggaan, kemuliaan, keagungan dan keberanian
ummat, termasuk didalamnya munculnya generasi pemikul bendera (islam), dan
kami hari ini dengan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah mencemaskan
tentang bendera kami, bahkan kami yakin bahwa bendera kami tidak akan pernah
hilang, tidak akan pernah jatuh karena ketika gugur satu pemikulnya akan
digantikan posisinya oleh pemikul bendera yang lain, dan Allah Subhanahu wa
Ta’ala menguatkan agama ini dengan kekuatan yang menakjubkan!! Suatu hal
yang benar bahwa Allah akan menolong agama ini, dan meninggikan kalimatnya
meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya serta jihad akan terus berlangsung
sampai hari kiamat dan agama islam ini akan pasti akan menemuinya
sebagaimana ditemuinya siang dan malam,baik dengan kemuliaan orang-orang
mulia atau dengan kerendahan orang-orang rendah.. akan tetapi untuk itu semua
ada sebab/alasannya dan kita disini membicarakan tentang sebab/alasan yang tepat
guna mencapainya. Diantara sebab itu adalah tersedianya biaya yang besar untuk
melakukan jihad, dimana ketika dibuka arena jihad dan tersedianya kesempatan
untuk itu maka anda akan melihat jumlah yang tak terbayangkan dari kalangan
pemuda islam yang menyambutnya sehingga kami tidak merasakan adanya
kekurangan untuk hal tersebut, alhamdulillah.akan tetapi kekhawatiran kami
adalah mengarahkan, meluruskan dan membenarkan jihad ini dengan bantuan
daya dan upaya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan ini, meski semua upaya yang dilakukan guna menghalangi dan
menjauhkan (dari jihad) yang justru banyak dilakukan oleh kaum kita (muslimin
sendiri) semoga Allah Jalla wa ‘Ala menunjuki mereka, dan secara umum juga
kurang fahamnya kebanyakan ulama dalam masalah ini (atau bahkan ikut serta
dalam menghalangi) sebagaimana nanti akan kita bahas pada tempatnya, insyaa
Allah. Dan meskipun gencarnya gelombang fitnah dari musuh, semoga Allah
Ta’ala membinasakan mereka. Ini semua merupakan hal yang menakjubkan jika
kita mau memperhatikannya… wallahu muwaafiq. Sisi positif lainnya yang
didapatkan adalah adanya pembersihan besar-besaran dan ujian yang dengannya
Allah memisahkan/menyisihkan manusia, dan alhamdulillah..sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala;
“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam
keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari
yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada
kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya
di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya;
dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.” (Ali
Imron 179 ).
Yakni dari keadaan kaum mukminin yang selalu mendapatkan ampunan (bisa juga
yang selalu lari/terkalahkan) dan bercampurnya kaum mukminin dengan kaum
munafikin dan orang-orang sholeh dengan para perusak dan pengkhianat, dan
yang lebih dari semua itu adalah tersingkapnya keadaan kaum munafik dan kaum
zindik dari para thoghut pengkhianat yang berwali kepada musuh-musuh Allah,
Allah bongkar keadaan mereka dan menjelaskan kekafiran mereka dan
pemerangan (permusuhan) mereka pada Allah dan RasulNya serta agama Allah
dengan bentuk yang sangat nyata/jelas. Dan Gerakan Jihad islam masa kini –
Alhamdulillah – menjadi semakin matang, semakin lurus dan semakin sempurna
dan juga menjadikanya lebih punya pengalaman baru yang bermanfaat, serta
terakumulasi pada gerakan jihad ini berita2 ilmiyah, amaliyah dan sejarah serta
mempersembahkan para syauhada’. Dan ini merupakan model serta panutan yang
sangat baik, dan semua ini dengan izin Allah menjadi pertanda kebaikan dan
kemenangan.. wallahu muwaafiq. Dan masih banyak lagi segi positif yang
terdapat pada gerakan jihad masa kini, terlebih setelah peristiwa 11 September,
dan kami mencukupkan dengan ini karena ini sebagian hal yang dianggap paling
penting.
Pertama: Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang membayar jizyah (upeti) yang
dipungut tiap tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum
muslimin. Kafir seperti ini tidak boleh dibunuh selama ia masih mentaati
peraturan-peraturan yang dikenakan kepada mereka.
Kedua: Kafir Mu’ahad, yaitu orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan
antara mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang
telah disepakati.
Ketiga: Kafir Musta’man, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan
dari kaum muslimin atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini tidak boleh
dibunuh sepanjang masih berada dalam jaminan keamanan (termasuk di dalam
kategori ini adalah turis asing yang datang ke negara muslim, pedagang, utusan &
orang yang mau masuk Islam)
Keempat: Kafir harby, yaitu kafir selain tiga di atas. Kafir jenis inilah yang
disyari’atkan untuk diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
syari’at Islam.
Tentang larangan membunuh orang yang dilarang diperangi, itu berdasarkan
firman Allah , “Kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan
perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi
perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi
kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (QS. At-Taubah : 4)
Maka siapa yang melanggar hal tersebut dengan membunuh jiwa yang haram
untuk dibunuh, maka bersiaplah untuk menuai ancaman Allah sebagaimana
dalam firman-Nya, “(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan
Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal :
13)
2. Keluar dari jalan kaum muslimin dan tidak mengikuti jalan mereka. Aksi-aksi
terorisme serta menumpahkan darah orang-orang yang tidak bersalah dari
kalangan muslim, kafir dzimmi, mu’ahad, dan musta’man adalah haram
menurut kesepakatan ulama dari semenjak jaman shahabat hingga ulama
sekarang. Maka melanggar hal tersebut berarti telah keluar dari jalan kaum
muslimin. Allah menegaskan, “Dan barangsiapa yang menentang Rasul
sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam
itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa’ : 115)
Dan Nabi juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ,
Rasulullah bersabda, “Siapa yang membenci sesuatu dari pemimpinnya, maka
hendaknya ia bersabar. Karena siapa yang keluar dari kekuasaan sejengkal
kemudian ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 7053)
Dan dalam riwayat lain Nabi menyatakan, “Barang siapa yang mengamalkan
suatu amalan yang tidak termasuk dalam urusan agama kami (yang tidak ada
tuntunannya), maka hal itu tertolak.” (HR. Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718)
10. Pembunuhan terhadap jiwa yang tidak bersalah. Berkata Syaikh Muhammad
bin Sholih al-‘Utsaimin -rahimahullah-, “Dan jiwa yang diharamkan oleh
Allah adalah jiwa yang terjaga, yaitu jiwa seorang muslim, (kafir) dzimmi,
mu’ahad, dan musta’man”. Dan tentunya sangat banyak dalil yang
menjelaskan tentang bahayanya menumpahkan darah orang yang tidak
bersalah. Diantarnya adalah firman Allah , “Oleh karena itu Kami tetapkan
(suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada
mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”(QS. Al-Maidah :
32) Dan sengaja membunuh jiwa seseorang yang dilarang untuk dibunuh
tentu dosanya lebih besar, sebagaimana firman-Nya, “Dan barangsiapa yang
membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-
Nisaa’ : 93) Dan Nabi juga menegaskan larangan membunuh jiwa yang
dilarang dengan sabda beliau yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr ,
“Sungguh sirnanya dunia lebih ringan di sisi Allah daripada (jiwa) seorang
muslim.” (HR. At-Tirmidzi no. 1399) Dan pembunuhan terhadap jiwa yang
tidak bersalah ini semakin besar dosanya, ditinjau dari sisi lain, dimana para
pelakunya telah melakukan pembunuhan kepada orang yang sama sekali tidak
mempunyai andil dalam peperangan. Sedangkan Allah telah menegaskan,
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah : 190) Dan
juga pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak adalah dilarang. Ibnu
‘Umar menerangkan, “Seorang wanita ditemukan terbunuh pada sebagian
peperangan Rasulullah , maka Rasulullah (kemudian) menetapkan larangan
membunuh wanita dan anak kecil.” (Riwayat Bukhari no. 3014, Muslim no.
1744)
11. Menyakiti kaum muslimin yang tidak berdosa. Tidaklah terhingga berbagai
kepedihan dan duka yang menimpa kaum muslimin akibat perbuatan
terorisme yang dilakukan oleh segelintir pihak ini (khususnya di negeri-negeri
yang kaum muslimin menjadi minoritas). Sekali mereka meledakkan bom
atau membuat teror, beberapa tentara/aparat negara yang dia jadikan “target
sasaran” terluka atau bahkan tewas. Akan tetapi dalam waktu yang singkat,
serangan balasan dilakukan oleh tentara itu. Akibatnya bisa diduga, ratusan
bahkan ribuan kaum muslimin terluka atau bahkan tewas karena serangan
balasan yang lebih besar itu, sedangkan “teroris-teroris” itu melarikan
diri/bersembunyi. Lalu apakah ini dinamakan tindakan yang rasional? Mereka
tidak menambah kemuliaan kaum muslimin, tetapi justru menjerumuskan
kaum muslimin dalam kesengsaraan. Ini adalah bentuk “menyakiti” kaum
muslimin dengan tidak langsung. Cukuplah bagi pembuat kerusakan tersebut
ancaman dari Allah , “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang
mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”
(QS. Al-Ahzab: 58)Dan dari hadits Mu’adz bin Anas , Rasulullah
bersabda,“Siapa yang mempersempit rumah orang, atau memutus jalan,
atau mengganggu seorang mukmin, maka tidak ada jihad baginya.” (HR.
Ahmad 3/440)
ب املبرقرضر رورر ض
ضيِتتمم ات رعلرميِضه رورسللرم يرتقوُتل إضرذا تررباَيرمعتتمم ضباَملضعيِنرضة روأررخمذتتمم أرمذرناَ ر
صللىَّ ل
اض ر ت ررتسوُرل ل
رعمن امبضن تعرمرر رقاَرل رسضممع ت
ات رعلرميِتكمم تذلل رل يرمنضزتعهت رحلتىَّ ترمرضجتعوُا إضرلىَّ ضدينضكممت ع روترررمكتتمم املضجرهاَرد رسللطر ل ل
ضباَلزمر ض
“Dari Ibnu Umar, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Apabila
kalian telah berjual-beli ‘inah, mengambil ekor sapi dan ridha dengan pertanian
serta meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kalian kerendahan
(kehinaan). Allah tidak mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada
agama kalian” [HR Abu Dawud].
ضتكمم روأرممروُالرتكمم رعلرميِتكمم رحررامم ركتحمررمضة يرموُضمتكمم هررذا ضفيِ رشمهضرتكمم هررذا ضفيِ برلرضدتكمم هررذا إضرلىَّ يرموُضم ترملقرموُرن
فرإ ضلن ضدرماَرءتكمم رو أرمعررا ر
ِب تمبرلعغ أمورعىَّ ضممن رساَضمعع فررل ترمرضجتعوُا برمعضدير ل ب فرتر ل م م ل رربلتكمم أررل هرمل برللمغ ت
ت رقاَتلوُا نررعمم رقاَرل اللهتلم اشهرمد فرليِتبرلغ الشاَضهتد الرغاَئض ر
ل م ل م
ب برمع ع
ض ضتكمم ضررقاَ ر ب برمع ت ضضر ت تكلفاَلرا ير م
Definisi terorisme sendiri sampai saat ini masih menimbulkan silang pendapat.
Kompleksitas masalah yang terkait dengan tindakan terorisme, mengakibatkan
pengertian terorisme itu sendiri masih di interpretasikan dan dipahami secara
berbeda-beda. Walter Laqueur (1999), mengkaji setidaknya lebih dari seratus
definisi terorisme. Kajian Lequeur menyimpulkan ada unsure-unsur yang
signifikan dari definisi terorisme yang dirumuskan berbagai kalangan, yaitu
terorisme memiliki cirri utama digunakannya ancaman kekerasan dan tindak
kekerasan. Selain itu, terorisme umumnya didorong oleh motivasi politik, dan
dapat juga karena adanya fanatisme keagamaan.
“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu
Daud no. 5004 dan Ahmad 5: 362. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini hasan).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
https://kavkazclothing.wordpress.com/2016/06/04/sisi-positif-perjalanan-jihad/
http://alkarimah.or.id/dampak-negative-terorisme/
https://almanhaj.or.id/2736-jihad-dalam-perspektif-hukum-islam.html
https://www.kompasiana.com/rufichamahmuda/56524a99717e611e048b457c/pandang
an-islam-terhadap-terorisme