4. Untuk mengetahui solusi mencegah aksi terorisme yang mengatasnamakan Agama Islam
(jihad) ?
1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan atau pengetahuan tentang arti sebenarnya dari jihad dan
terorisme yang sesuai dengan ajaran Islam atau Hadits agar kedepannya tidak akan salah tangkap
bahwa terorisme bukan termasuk dari jihad.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Jihad dan Terorisme
3.1.1
Pengertian Jihad
Secara etimologi kata jihad berasal dari bahasa Arab, kata jihad diambil dari kata dasar
.Secara bahasa kata al-jihaad berasal dari kata jaahada, yang bermakna al-juhd (kesulitan)
atau al-jahd (tenaga atau kemampuan). Jihad secara bahasa berarti mengerahkan dan mencurahkan
segala kemampuannya baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dan secara istilah syariah berarti
seorang muslim mengerahkan dan mencurahkan segala kemampuannya untuk memperjuangkan dan
menegakkan Islam demi mencapai ridha Allah SWT. Oleh karena itu kata-kata jihad selalu diiringi dengan
fi sabilillah untuk menunjukkan bahwa jihad yang dilakukan umat Islam harus sesuai dengan ajaran Islam
agar mendapat keridhaan Allah SWT.Imam Syahid Hasan Al-Banna berkata, Yang saya maksud dengan
jihad adalah suatu kewajiban sampai hari kiamat dan apa yang dikandung dari sabda Rasulullah saw,
Siapa yang mati, sedangkan ia tidak berjuang atau belum berniat berjuang, maka ia mati dalam keadaan
jahiliyah.
Adapun urutan yang paling bawah dari jihad adalah ingkar hati, dan yang paling tinggi
perang mengangkat senjata di jalan Allah. Di antara itu ada jihad lisan, pena, tangan dan berkata
benar di hadapan penguasa tiran.Dan jihad ini diwajibkan kepada laki-laki yang baligh, berakal,
sehat badannya dan mampu melaksanakan jihad. Dan ia tidak diwajibkan atas:anak-anak, hamba
sahaya, perempuan, orang pincang, orang lumpuh, orang buta, orang kudung, dan orang
sakit. Dakwah tidak akan hidup kecuali dengan jihad, seberapa tinggi kedudukan dakwah dan
cakupannya yang luas, maka jihad merupakan jalan satu-satunya yang mengiringinya. Firman
Allah, Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad (QS Al-Hajj 78).Dengan
demikian anda sebagai aktifis dakwah tahu akan hakikat doktrin Jihad adalah Jalan Kami.
Dari uraian di atas dari kata juhd, jihad berarti kemampuan.Karena jihad menuntut
kemampuan dan harus dilakukan sebesar kemampuan seseorang.Dari kata juhd tersusun
ungkapan jahida bi al-rajul, yang artinya seseorang sedang menjalani atau mengalami
ujian.Jadi, kata jihad di sini mengandung makna ujian dan cobaan, karena jihad merupakan
ujian dan cobaan terhadap kualitas seseorang.Jihad berarti kemampuan yang menuntut seorang
mujahid mengeluarkan segala daya dan kemampuannya demi mencapai tujuan.Karena itu jihad
adalah pengorbanan, karena itu seorang mujahid tidak menuntut atau mengambil, tetapi memberi
semua yang dimilikinya.Ketika memberi, dia tidak berhenti sebelum tujuannya tercapai atau
yang dimilikinya habis.
Tegasnya, kualitas seseorang sangat ditentukan kualitas ujian yang berhasil dia jalani dan
cobaan yang sukses dilewatinya.Semakin berat ujian dan cobaan yang mampu dia lewati
akansemakin tinggi kualitasnya.Kesuksesannya dalam menjalani ujian dan cobaan itu sangat
ditentukan pula oleh kemampuan yang dimilikinya, baik kemampuan fisik, intelektual, maupun
rohani.Mustahil seseorang berhasil melewati ujian dan cobaan tanpa dibekali kemampuan
tersebut.
Para nabi dan rasul Allah mampu melaksanakan misi kenabian dan kerasulan yang
diembannya karena sebelumnya mereka telah berhasil melewati ujian dan cobaan sejak kecil.
Karena ujian dan cobaan yang akan mereka hadapi saat menjadi nabi dan rasul sangat berat pula.
Sebagai penghargaan atas kesuksesan mereka melaksanakan tugas kenabian dan kerasulan yang
berat itu, Allah mengangkat derajat mereka menjadi manusia mulia dan ditempatkan di surga
yang mulia pula.
Jadi, secara etimologi, jihad berarti kesungguhan dalam mencurahkan segala kemampuan,
baik kemampuan fisik, intelektual, dan rohani untuk mencapai suatu tujuan yang memerlukan
kesungguhan, dan keseriusan, serta kesabaran dan ketabahan.Jihad berada dalam semua aktivitas
amal kebaikan, amal ibadah minimal jihad melawan hawa nafsu yang mendorong manusia
kepada kemungkaran.
3.1.2
Pengertian Terorisme
Kata teroris (pelaku) dan terorisme (aksi) berasal dari kata latin terrereyang kurang
lebih berarti membuat gemetar atau menggetarkan. Kata Teror juga mengandung arti
kengerian.Tentu saja, kengerian dihati dan pikiran korbannya.Akan tetapi, hingga kini tidak ada
definisi terorisme yang bisa diterima secara universal.Pada dasarnya istilah terorisme
merupakan sebuah konsep yang memiliki konotasi yang sangat sensitif karena terorisme
menyebabkan terjadinya pembunuhan dan penyengsaraan terhadap orang-orang yang tidak
berdosa.Tidak ada negara yang ingin dituduh mendukung terorisme atau menjadi tempat
perlindungan bagi kelompok-kelompok terorisme.tidak ada pula negara yang dianggap
melakukan tindak terorisme karena menggunakan kekuatan (militer).Ada yang mengatakan,
seseorang bisa disebut sebagai pelaku teroris sekaligus juga sebagai pejuang kebebasan.Hal itu
tergantung dari sisi mana memandangnya.Itulah sebabnya, hingga saat ini tidak ada definisi
terorisme menurut kepentingan dan keyakinan mereka sendiri untuk mendukung kepentingan
nasionalnya (kompas).dapat disimpulkan bahwa terorisme adalah mengacu pada permasalahan
sosial-politik, yang mana kekacauan yang ditimbulkan oleh teroris disebabkan terjadinya adanya
gap antara pemerintahan dengan penguasa oposisi yang tidak setuju dengan kebijakan yang ada,
dan kemudian mereka para oposisi mengambil tindakan tidak sehat. meskipun tidak semua
kekacauan yang ditimbulkan teroris adalah mengacu pada permasalahan politik, namun
sebagaian besar adalah politik penyebabnya. Wacana tentang terorisme telah muncul sejak ribuan
tahun silam dan menjadi legenda dunia, namun sampai kini belum ada satu kesepakatan
mengenai makna terorisme, karena adanya perbedaan persepsi, visi dan kepentingan dalam
memandang masalah terorisme ini.Bahkan PBB pun tidak berhasil merumuskan satu definisi
yang bisa diterima oleh semua anggota PBB.
Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme",
para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan
perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorisme :
"Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang
penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri sering tampak
dengan mengatasnamakan agama.
1. Yang dimaksud hukum Jihad fardu kifayah menurut jumhur ulama yaitumemerangi orang-orang
kafir yang berada di negeri-negeri mereka. Makna hukum Jihad fardu kifayah ialah, jika
sebagian kaum muslimindalam kadar dan persediaan yang memadai, telah mengambil tanggungjawab melaksanakannya, maka kewajiban itu terbebas dari seluruh kaummuslimin. Tetapi
sebaliknya jika tidak ada yang melaksanakannya, maka kewajiban itu tetap dan tidak gugur, dan
kaum muslimin semuanya berdosa.Hukum jihad adalah fardhu kifayah.dengan dalil-dalil dari AlQuran dan As-Sunnah yang shahih serta penjelasan ulama Ahlus Sunnah antara lain dari AlQuran surat an-Nisaa: 95-96, at-Taubah: 122, al-Muzzamil: 20, dan beberapa hadits Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam yang shahih.Empat Imam Madzhab dan lainnya telah sepakat
bahwa jihad fii sabiilillaah hukumnya adalah fardhu kifayah, apabila sebagian kaum Muslimin
melaksanakannya, maka gugur (kewajiban) atas yang lainnya. Kalau tidak ada yang
melaksanakan-nya maka berdosa semuanya.
2. Para ulama menyebutkan bahwa jihad menjadi fardhu ain pada tiga kondisi:
Pertama: Apabila pasukan Muslimin dan kafirin (orang-orang kafir) bertemu dan sudah saling
berhadapan di medan perang, maka tidak boleh seseorang mundur atau berbalik.
Kedua: Apabila musuh menyerang negeri Muslim yang aman dan mengepungnya, maka wajib
bagi penduduk negeri untuk keluar memerangi musuh (dalam rangka mempertahankan tanah
air), kecuali wanita dan anak-anak.
Ketiga: Apabila Imam meminta satu kaum atau menentukan beberapa orang untuk berangkat
perang, maka wajib berangkat. Dalilnya adalah surat at-Taubah: 38-39.
Bagi kaum wanita tidak ada jihad, jihad mereka adalah haji dan umrah. Hal ini
berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dari Aisyah Radhiyallahu anha,
ketika beliau bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Dan jihad ini diwajibkan
kepada laki-laki yang baligh, berakal, sehat badannya dan mampu melaksanakan jihad. Dan ia
tidak diwajibkan atas:anak-anak, hamba sahaya, perempuan, orang pincang, orang lumpuh,
orang buta, orang kudung, dan orang sakit.
Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita wajib berjihad? Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam menjawab: Ya, kaum wanita wajib berjihad (meskipun) tidak ada peperangan di
dalamnya, yaitu (ibadah) haji dan umrah.
Adapun dalam al-Quran :
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai
udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya.
Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang
duduk, satu derajat.Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga)
dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang
besar. (QS. An-Nisaa`: 95)
Di dalam al-Quran, jihad dalam pengertian perang ini terdiri dari 24 kata. Kewajiban
jihad (perang) ini telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam al-Quran di dalam banyak
ayatnya, misalnya: (QS an-Nisa 4]: 95); QS at-Taubah [9]: 41; 86, 87, 88; QS ash-Shaf [61]: 4).
Bahkan jihad (perang) di jalan Allah merupakan amalan utama dan agung yang pelakunya akan
meraih surga dan kenikmatan yang abadi di akhirat.misalnya: QS an-Nisaa [4]: 95; QS an-Nisa
[4]: 95; QS at-Taubah [9]: 111; QS al-Anfal [8]: 74; QS al-Maidah [5]: 35; QS al-Hujurat [49]:
15; QS as-Shaff [61]: 11-12. Sebaliknya, Allah telah mencela dan mengancam orang-orang yang
enggan berjihad (berperang) di jalan Allah (Lihat, misalnya: QS at-Taubah [9]: 38-39; QS alAnfal [8]: 15-16; QS at-Taubah [9]: 24).
3.2.2
1. Yang terbukti secara syari melukan perbuatan terorisme dan membuat kerusakan di muka bumi
yang menyebabkan kerusakan dan keamanan, hukumannya adalah dibunuh berdasarkan
kandungan yang tertera dalam ayat suci Al-Quran.
2. Sebelum dibunuh seperti poin yang diatas, pelaku harus menyelesaikan administrasi si
pengadilan syariat, Haiah At-Tamyiz dan Mahkamah Agung dalam rangka pertanggungjawaban
di hadapan Allah.
Allah SWT menjaga manusia, agama, badan, jiwa, kehormatan, akal, dan harta bendanya
dengan disyariatkan hudud (hukum-hukum ganjaran) dan uqubah (hukuman balasan) yang akan
menciptakan keamanan yang umum dan khusus.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul Nya dan
membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan
dan kaki mereka dengan bertimbal balik (secara bersilangan), atau dibuang dari negeri (tempat
kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatupenghinaan untukmereka di dunia, dan bagi
mereka di akhirat siksaan yang besar.(QS. Al-M`idah : 33).
3.3 Bentuk - bentuk Jihad dan Terorisme
3.3.1
Kelima, membantu fakir miskin.Bentuk jihad yang tidak kalah pentingnya adalah membantu
orang miskin, peduli terhadap sesama dan menyantuni kaum fakir miskin. Sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah menjelaskan bahwa orang yang menolong dan memberikan
perlindungan kepad janda dan orang miskin sama seperti orang yang melakukan jihad di jalan
Allah.
Keenam, bekerja. Suatu ketika Rasulullah Saw dalam perjalanan keluar kota untuk berperang.
Rasulullah Saw dan rombongan bertemu dengan pemuda kekar yang sedang mencangkul di
sawah.Lantas seorang sahabat mengusulkan untuk mengajak pemuda tersebut berperang bersama
Rasulullah Saw.Beliau menjawab, Jika ia bekerja untuk menghidupi diri dan keluarganya, maka
ia juga pejuang (jihad) seperti kita.
Jihad fi Sabilillah untuk menegakkan ajaran Islam ada beberapa macam, yaitu:
Jihad dengan lisan, yaitu menyampaikan, mengajarkan dan mendawahkan ajaran Islam
kepada manusia serta menjawab tuduhan sesat yang diarahkan pada Islam.Termasuk dalam jihad
dengan lisan adalah, tabligh, talim, dawah, amar maruf nahi mungkar dan aktifitas politik yang
bertujuan menegakkan kalimat Allah.
Jihad dengan harta, yaitu menginfakkan harta kekayaan di jalan Allah khususnya bagi
perjuangan dan peperangan untuk menegakkan kalimat Allah serta menyiapkan keluarga mujahid
yang ditinggal berjihad.
Jihad dengan jiwa, yaitu memerangi orang kafir yang memerangi Islam dan umat
Islam.Jihad ini biasa disebut dengan qital (berperang di jalan Allah).Dan ungkapan jihad yang
dominan disebutkan dalam al-Quran dan Sunnah berarti berperang di jalan Allah.
pihak yang berwenang.Dan wajib atas kaum muslimin yang mengetahui keberadaan para teroris tersebut
untuk kerjasama dengan pihak yang berwenang dalam rangka tolong menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan dan sebagai upaya untuk menjaga keamanan manusia.
Kedua : Terorisme ideologi (pemikiran/pemahaman). Dan terorisme jenis ini jauh lebih berbahaya dari
terorisme fisik.Sebab seluruh bentuk terorisme fisik yang terjadi bersumber dari dorongan ideologi para
pelakunya, baik itu dari kalangan orang-orang kafir yang merupakan sumber terorisme di muka bumi ini,
atau dari kalangan kaum muslimin yang telah menyimpang pemikirannya dari jalan Islam yang
benar.Perang secara ideologi.Yaitu dengan menjelaskan segala pemikiran menyimpang dan menyempal
dari tuntunan yang benar. Sebab ideologi-ideologi tersebut merupakan cikal bakal munculnya teror fisik
dan apabila tidak diberantas akan senantiasa menjadi ancaman serius di masa mendatang.
27 Juni 1980 sekitar 1500 orang-orang yang ditawanpemerintah terdiri dari pihak oposisi, dosen,
cendekiawan, dan ulama tewas di penjara kota Tadmur.
11 Agustus 1980 serangan terhadap penduduk kota Halb menewaskan 100 orang.
Tahun 1982 tentara Suriah di bawah kendali presiden Hafidz Al Assad dan saudaranya Rafat Al
Assad kembali melakukan pembantaian terhadap Ahlussunnah di kota Hama. Dalam
penyerangan selama 1 bulan mereka berhasil menguasai kota dan membantai 70.000 penduduk
kota hama. Mereka menculik lebih dari 20.000 penduduk, melakukan pemerkosaan terhadap
wanita, menghancurkan rumah, bangunan, masjid, gereja serta pasar. Dalam penyerangan
tersebut lebih dari 10.000 penduduk terpaksa mengungsi keluar kota Hama..
Siapa Basyar al Asad dan Mengapa Ia Membunuh Ahlussunnah?
Basyar al Asad adalah pemimpin partai Bath di Suriah yang berideologi sosialis. Namun secara
pribadi ia berideologi Syiah Nushiariyah, salah satu sekte Syiah yang ekstrim. Dengan demikian tidak
heran Rusia yang berpaham komunis dan Iran yang merupakan manifestasi ajaran Syiah, membantu
pemerintahan Baysar al Asad memerangi umat Islam dan para oposisi, tujuannya agar Baysar al Asad
tetap langgeng di tanah Arab dan cita-cita revolusi Iran untuk mensyiahkan Arab pun tercapai.
Apabila pembahasan ini dibicarakan dari kaca mata politik saja, tentu kita tidak akan mencapai
substansi permasalahan dan pembahasan pun akan simpang siur dikarenakan ketidakpastian berita dan
banyaknya kepentingan. Agar lebih menyentuh substansi permasalahan, pembahasan ini haruslah
dibahas dari kaca mata ideologi, yang mana merupakan penggerak utama aktivitas seseorang atau
kelompok.
Syiah merupakan ajaran yang sudah sangat lama ada, jauh sebelum keberadaan Amerika dan
negara-negara Barat lainnya. Ajaran ini dicetuskan oleh Abdullah bin Saba, seorang Yahudi yang
berpura-pura masuk Islam untuk memecah belah Islam dari dalam. Keberadaan mereka di tengah kaum
mulimin selalu menimbulkan kerugian dan pertumpahan darah. Bagi orang-orang yang mempelajari
sejarah tentunya akan tahu apa yang menyebabkan jutaan umat Islam tewas di Baghdad oleh tentara
Mongol dan mengapa pula Timur Lang membantai sekian banyak umat Islam pada masanya berkuasa.
Semua itu karena pengaruh Syiah. Lalu apa ideologi Basyar al Asad dan Timur Lang yang membuat
mereka yakin mengobarkan peperangan dan tega untuk membunuh melakukan pembantaian. Berikut ini
kami kutipkan dari buku-buku Syiah, bagaimana mereka memandang Ahlussunnah.
Dari Daud bin Farqad, dia berkata, saya berkata kepada bapakku, Abdullah alaihissalam Apa
pendapatmu tentang pembunuhan terhadap pembangkang? Dia menjawab, Halal darahnya, tetapi saya
merasa khawatir kepadamu. Jika kamu mampu menimpakan dinding atau menenggelamkannya ke
dalam air agar tak ada seorang pun yang melihatnya, maka lakukanlah. (Wasail Asy Syiah,
18:436, Bihar Al Anwar, 27:231). Khomeini pemimpin revolusi Iran- mengatakan, Jika kamu mampu
untuk mengambil hartanya, maka ambillah dan berikan kepada kami seperlimanya.
Sayid Nimatullah Al Jazairi berkata, Sesungguhnya Ali bin Yaqthin, pembantu Rasyid berkumpul
di dalam penjara yang dihuni oleh sekelompok pembangkang (Ahlussunnah), maka dia menyuruh budakbudaknya untuk meruntuhkan atap agar menimpa orang-orang yang ada di penjara sehingga mereka
semuanya mati dan jumlah mereka adalah lima ratus orang laki-laki. (Al Anwar anNumaniyah, 3:308)
Nimatullah al Jazairi mengatakan, Mereka (Ahlussunnah) adalah orang-orang kafir yang najis
berdasarkan kesepakatan ulama Syiah Imamiyah.Mereka lebih jahat daripada Yahudi dan Nashrani.Dari
tanda orang yang membangkang adalah lebih mengutamakan selain Ali dalam imamah. (Al Anwar an
Numaniyah, 206-207).
Oleh karena itulah, Basyar dan tentaranya tega melakukan kekejaman sedemikian rupa karena
ada motivasi ideologi yang menuai pahala (jihad).Demikian juga selogan pasukan Iran ketika membantu
pasukan Suriah memerangi Ahlussunnah, mereka mengatakan, Uqtulul sunnah dakhola al jannah.
Bunuhilah orang-orang Ahlussunnah maka akan masuk surga. Ketika diwawancari di stasiun televisi,
saat ditanya apakah ia (Basyar) merasa bersalah melakukan pembantaian tersebut, ia mengatakan
Saya telah melakukan hal yang terbaik untuk melindungi orang-orang (menurut dia), jadi mengapa harus
merasa bersalah.
2.
Kejadian di palestina
Konflik Palestina Israel yang berlangsung sejak tahun 1948 hingga kini seperti tidak akan
pernah bisa diakhiri. Penyerangan-penyerangan di antara kedua belah pihak selalu akan terjadi. Pihak
Israel beralasan mempertahankan diri dari serangan pejuang Palestina dan tentara Hamas, sedang pihak
Palestina mengadakan perlawanan karena merasa wilayahnya semakin menyempit direbut rezim zionis
dengan pendudukan bersenjata maupun mendirikan pemukiman-pemukiman yahudi dengan cara
merampas tanah rakyat Palestina.
Masyarakat dunia khususnya negara-negara Arab yang semula memihak bangsa Palestina dan
berperang dengan Israel untuk membela hak-hak bangsa Palestina yang dijajah, akhirnya lebih banyak
berdiam diri. Terutama sejak berdirinya negara Palestina secara resmi pada tanggal 15 Nopember 1988,
dukungan negara Arab semakin melemah terhadap perjuangan bangsa Palestina menghadapi rezim
zionis yang didukung mutlak oleh Amerika Serikat (AS). Sepertinya negara-negara Arab melihat Palestina
bukan lagi sebagai bangsa yang lemah yang harus didukung sepenuhnya oleh sesama bangsa Arab, tapi
sudah sebagai negara yang berdaulat dan mempunyai kekuatan sendiri. Atau karena ada kepentingan
politik dan ekonomi sehingga rasa persaudaraan kearaban dan keislaman di antara bangsa-bangsa arab
meluntur.
Kebingungan kaum Muslimin dan masyarakat dunia akan nasib rakyat Palestina selanjutnya dan kapan
konflik mereka dengan pemerintah Israel akan berakhir adalah pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban
memilukan. Kalau dilihat dari sepak terjang rezim zionis, maka jawabannya adalah sampai seluruh tanah
Palestina habis dikuasai oleh mereka dan sebagian bangsa Palestina yang tersisa mau menjadi rakyat
jajahan, bangsa kelas dua atau bahkan menjadi budak. Sedangkan bila dilihat dari semangat perjuangan
bangsa Palestina melawan rezim zionis, maka jawabannya adalah sampai titik darah penghabisan dari
para pejuang, mujahid mereka yang membela tanah air dan keberadaan mereka sebagai bangsa
merdeka dan berdaulat di tanah sendiri.
Apabila diringkas ada dua penyebab terkatung-katungnya penyelesaian konflik antara Palestina dan
Israel, yakni:
1. Perbedaan yang menonjol dan prinsip berupa pengakuan akan keberadaan kedua negara dan bangsa
tersebut di mata mereka sendiri khususnya, dan di mata negara-negara lain di dunia termasuk Amerika
Serikat yang sampai saat ini masih berpihak kepada pemerintah Israel.
2. Kedudukan kota Jerusalem dengan mesjid Alaqsanya sebagai tempat ibadah dan bersejarah bagi
kedua bangsa yang secara umum berbeda agama tersebut.
Dunia arab dan dunia Islam memandang bangsa Palestina adalah pemilik sah tanah air
mereka. Sedangkan bangsa Yahudi adalah bangsa yang tidak memiliki tanah air dan menolak serta
keluar dari tanah perjanjian (Holy Land) yang dijanjikan Tuhan sesuai dengan berita di kitab suci.
Kedaulatan bangsa Palestina dengan berdirinya negara Palestina merdeka yang diproklamirkan di
Aljazair ternyata tidak sepenuhnya diakui oleh Israel. Israel menganggap Jerusalem dan Gaza sebagai
bagian dari tanah perjanjian seperti yang disebutkan di dalam kitab suci mereka, yang masih dikuasai
oleh bangsa Palestina. Inilah alasan kenapa bangsa Yahudi dengan semangat zionismenya lebih memilih
tanah Palestina sebagai tempat untuk mendirikan negara.
Amerika Serikat sendiri masih menerapkan standar ganda dalam hal ini. Sebagai anggota dewan
keamanan PBB mengakui legalitas negara Palestina, namun di sisi lain membantu Israel secara politik,
militer dan ekonomi untuk menguasai Palestina.
Dunia arab dan Islam menganggap berdirinya negara Israel adalah bentuk dari pemaksaan atas
keberadaan orang-orang Yahudi di tanah Palestina. Bagi bangsa Palestina rezim zionis Israel dan
bangsa Yahudinya adalah penjajah yang mendatangi dan ingin merebut tanah air mereka, bukan sebuah
negara tetangga yang sedang bertengkar dengan mereka. Bagi para pejuang Palestina peperangan yang
mereka lakukan adalah sebuah perjuangan heroik mempertahankan keberadaan tanah air dan
bangsanya, persis seperti pejuangan kita memerdekan diri dari penjajah Belanda dan Jepang.
Memang benar perang antara Palestina dan Israel bukan perang agama, tetapi tidak bisa dilepaskan dari
sebab-sebab pemikiran keagamaan yang berasal dari kitab suci. Alasan utama mereka berperang adalah
memperebutkan tanah air, termasuk juga daerah Jerusalem yang merupakan tempat suci bagi tiga
agama samawi di dunia, di mana di sana berdiri mesjid Alaqsa (Alharam alqudsi ashsharif) yang dijadikan
tempat ibadah umat Islam atau disebut juga sebagai Bukit Bait Allah (The Temple Mount / Har ha-Bayit)
bagi umat Yahudi dan Nasrani. Dan terkenal dengan dinding ratapan (The Western Wall/The Wailing
wall/Ha Kotel Ha Maaravi) yang terletak di sebelah barat masjid Alaqsa sebagai tempat ibadah umat
Yahudi, atau disebut Alburaq Wall oleh kaum Muslimin.
Perhatikan kegiatan pemerintah Israel yang mengadakan pembongkaran dan penggalian di bagian
dinding ratapan yang nota bene bagian dari mesjid Alaqsa. Perhatikan juga kata-kata Theodore
Herzl (merupakan pengulangan sumpah tua dari para Talmudis) pada pembukaan Konggres Zionis Dunia
di Basel, Swiss pada tahun 1897.
3.5 Solusi Mencegah Aksi Terorisme yang Mengatasnamakan Agama Islam ( Jihad )
Tindakan preventif terhadap penyembuhan aksi terorisme awalnya disikapi dengan
menghiasi jiwa kita akan pemikiran islam yang lurus, penguatan aqidah, selalu dalam naungan
wahyu illahi dan mau memahami maknanya.
Adapun solusi terorisme di negeri-negeri kafir, harus di imbangi dengan undang-undang
negeri tersebut. Sangat disayangkan dalam mayoritas negeri islam mengikuti jejak negeri-negeri
kafir dalam penegakkan hukum undang-undang dasarnya yaitu dalam menyelesaikan masalah
suatu negeri misalnya. Biasanya mereka menyelesaikan dengan undang-undang yang mereka
buat sendiri bukan dengan syariat islam yang maha suci ini.
Oleh Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhaly Sesungguhnya solusi atau penyembuhan
terhadap penyakit ini bahkan untukmembentengi diri darinya adalah nasehat Islam yang lurus yang tiada
melakukandengan baik akan nasehat itu kecuali ulama Salaf Ar-Rabbani yang mana mereka telah
menyampaikan nasehat dan bimbingannya kepada manusia dan memperingatkan serta menunjuki
mereka kepada jalannya para nabi dan rasul yang mulia, yang Allah telah utus mereka sebagai penyeru
dan pengajar kebaikan bagi manusia. Jalan itu adalah wahyu ilahi yang dengannya tersucikan hati dari
penyakit-penyakitnya dan tenangnlah jiwa dari kebingungannya dan kegoncangan, kecuali orang yang
memang dikusai oleh nafsu angkara murka dan telah ditetapkan di dalam Lauhul Mahfudz sebagai
orangyang sesat.Sesungguhnya hal ini sesuai dengan firman Allah Taala.
Artinya : Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yangkamu
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, danAllah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk [Al-Qashash : 56]
Dan kapanpun peringatan dan buku-buku tidak membawa manfaat maka Allah akanmenjadikan
pedang kebenaran yang bermanfaat bagi orangnya yang telah Allahletakkan di tangan penguasa muslim
di muka bumi ini, sebagaimana terdapat dalamriwayat hadits yang panjang diantaranya sabda beliau
Shallallahu alaihi wa sallam.Artinya : Hendaklah kamu ambil di atas tangan orang yang jelek dan
hendaklah kamuberdiam di atas al-haq dengan sebenar-benarnya, atau Allah akan palingkan
hatisebagian kalian atas sebagian yang lain atau sungguh akan melaknat kalian sebagaimana mereka
telah dilaknat.
Dan belum hilang dari pikiran bahwa masyarakat mempunyai peran penting di dalammelakukan
tindakan preventif dan penyembuhan terhadap wabah penyakit terorisme,hanya saja tidaklah masyarakat
akan mendapatkan pengaruh dan dampak yang baikkecuali apabila masyarakat tersebut menghiasi diri
mereka dengan fitrah (aqidah,-pent) yang bersih dan jernih serta pemikiran Islam yang lurus, adapun jika
kenyataannyayang
ada
dalam
masyarakat
itu
bertabrakan
dengan
kondisi
yang
diatas,
dengan undang-undang dasar (yang dibuat oleh manusia), bahkan wajib menggunakan hukum yariat
Allah yang sempurna lagi suci ini.Diakarenakan negeri-negeri Islam itu ber-intimaa (menyandarkan
dirinya) kepada Islamdan berbangga diri dengannya hanya dalam syiar-syiarnya, akan tetapi kenyataan
dari pelaksanaan hukum-hukumnya dalam menyelesaikan berbagai problem meniru danmengadopsi dari
orang-orang kafir.Disalin dari kitab Al-Irhab Wa Atsaruhu Alal Afrad Wal Umam, Edisi IndonesiaTerorisme
Dalam Tinjauan Islam, Penulis Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhaly, Penerjemah Hannan
Hoesin Bahanan, Penerbit Maktabah Salafy Press]