Dosen pengampu: Prof. Dr. Ridwan Nurdin, M.C.L & Dr. Zuherni,MA
Disusun Oleh:
Muhajir 231008008
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2023
KAJIAN JIHAD DALAM STUDI ISLAM
PENDAHULUAN
Jihad telah menjadi pembahasan yang begitu popular bagi umat Islam di seluruh
dunia. Jihad telah digunakan sebagai pendorong dalam menggerakkan perjuangan Islam.
Jihad kemudian menjadi istilah dalam Islam yang mempunyai makna yang sangat luas. Ada
yang memahami sebagai bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Islam dalam arti
yang luas, ada pula yang memaknai dengan perang. Tak heran jika banyak yang tidak
memahami Islam dengan menyatakan bahwa Islam identik dengan kekerasan.
Dalam perkembangan saat ini, jihad seringkali dipahami tidak sebagaimana mestinya.
Kondisi ini dipicu oleh beberapa sebab, salah satunya interpretasi yang salah terhadap makna
jihad, baik yang dipahami oleh beberapa kaum muslim atau non muslim. Bagi non muslim,
mereka menilai jihad dalam Islam merupakan situasi yang tidak terkendali, irasional, dan
konotasi perang total. Namun anehnya, ada juga kaum muslim yang terpengaruhi dengan
pandangan dari non muslim. Atau ada juga yang berjihad tetapi tidak sesuai dengan etika
jihad yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Penilaian non muslim terhadap konsepsi jihad tidak terlepas dari pemahaman mereka
terhadap praktek jihad dalam bentangan kesejarahan Islam yang sarat dengan pertumpahan
darah. Padahal Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian. Perang adalah bagian dari
ajaran Islam dalam konteks hubungan internasional dengan kelompok-kelompok/negara-
negara yang memusuhi Islam. Ini semua tergantung dengan kenyataan yang dihadapi umat
Islam disuatu negara baik itu di bidang politik maupun dibidang lainnya.
Dalam konteks hubungan Islam dan Barat, kata jihad sangat mendominasi dalam
wacana sosial politik yang sangat penting. Kata jihad bisa menghipnotis seorang muslim
untuk mengorbankan jiwa dan raganya demi menegakkan Islam dan umatnya. Umat muslim
sendiri sangat menaruh perhatian besar terhadap konsep jihad sebagaimana masyarakat Barat
memahami Islam yang hanya kebanyakan dari konsep jihad.
PEMBAHASAN
1
Bernard Lewis, The Politycal Language of Islam ( Chicago: The University Of Chicago Press, 1988) 72-
73.
2
Abdul Moqsit Ghazali, Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi berbasis Alquran ( Depok :
Katakita,2009), 380.
3
Alwi Shihab, Islam Inklukif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama ( Bandung: Mizan, 1999), 283.
B. BATASAN-BATASAN DAN RUANG LINGKUP JIHAD DALAM
PANDANGAN ISLAM
Ruang lingkup jihad sangat luas untuk dikaji dari berbagai macam perspektif, namun
pada makalah ini penulis ingin membahas jihad dalam beberapa ruang lingkup:
C. TUJUAN JIHAD
Jihad pada dasarnya bertujuan agar syari’at Allah tegak dimuka bumi dan
dilaksanakan oleh manusia. Sehingga manusia mendapat rahmat dari ajaran Islam dan
terbebas dari fitnah. Jihad juga bukan merupakan tindakan balas dendam dan mendzalimi
kaum yang lemah, tetapi sebaliknya untuk melindungi kaum yang lemah dan tertindas. Jihad
bukan semata-mata membunuh orang kafir dan melakukan teror terhadap mereka, karena
Islam menghormati hak hidup setiap manusia.
D. MACAM-MACAM JIHAD
Jihad fi Sabilillah untuk menegakkan ajaran Islam ada beberapa macam, yaitu:
1. Jihad dengan lisan, yaitu menyampaikan, mengajarkan dan menda’wahkan ajaran
Islam kepada manusia serta menjawab tuduhan sesat yang diarahkan pada Islam.
Termasuk dalam jihad dengan lisan adalah, tabligh, ta’lim, da’wah, amar ma’ruf nahi
mungkar dan aktifitas politik yang bertujuan menegakkan kalimat Allah.
2. Jihad dengan harta, yaitu menginfakkan harta kekayaan di jalan Allah khususnya bagi
perjuangan dan peperangan untuk menegakkan kalimat Allah serta menyiapkan
keluarga mujahid yang ditinggal berjihad.
3. Jihad dengan jiwa, yaitu memerangi orang kafir yang memerangi Islam dan umat
Islam. Jihad ini biasa disebut dengan qital (berperang di jalan Allah). Dan ungkapan
jihad yang dominan disebutkan dalam al-Qur’an dan Sunnah berarti berperang di
jalan Allah.
E. HUKUM JIHAD
Hukum jihad terbagi dalam dua bagian:
a. Fardhu Kifayah
Hukum jihad secara umum adalah fardhu kifayah, jika sebagian umat telah
melaksanakannya dengan baik dan sempurna, maka sebagian yang lain
terbebas dari kewajiban tersebut.
b. Fardhu ‘ain
Hukum jihad berubah menjadi fadhu ‘ain ketika :
1. Muslim yang sudah mukallaf yang sudah masuk medan perang,
berlaku baginya fardhu ‘ain berjihad dan tidak boleh lari
2. Musuh sudah datang ke wilayahnya, berlaku fardhu ‘ain bagi
penduduk di wilayah tersebut
3. Jika pemimpin sudah memerintahkan muslim yang sudah mukallaf
untuk berperang.
4
Khairul Ghazali, Aksi Teror Bukan Jihad: Membedah Idiologi Takfiri dan Penyimpangan Jihad di
Indonesia, ed. oleh Abu Fadhil (Jakarta: Daulat Press, 2015), hlm. 4-5
Terorisme erat kaitannya dengan jihad. Hal ini karena dari pengakuan beberapa
pelaku yang tertangkap selalu berlindung di balik kata jihad. Alasannya adalah untuk
menegakkan hukum Allah SWT memberantas orang-orang kafir sebagaimana dalil-dalil yang
dipahami mereka. Hal ini tentu perlu dikaji lebih dalam mengenai makna dari jihad itu sendiri
karena pandangan pelaku mengenai jihad adalah suatu hal yang keliru.
Jihad dan terorisme adalah dua konsep yang berbeda. Jihad tidaklah sama dengan
praktik teror yang dilakukan oleh sebagian orang, begitu juga dengan tuduhan keliru dari
sebagian yang lain. Singkatnya, jihad bukanlah terorisme dan terorisme bukanlah jihad.
Keduanya berbeda sama sekali. Secara konseptual, jihad memiliki definisi dan konsep yang
jelas, sedangkan terorisme belum memiliki definisi yang jelas sampai saat ini. Dibandingkan
dengan praktik terorisme yang sering dilakukan, ternyata terorime berujung pada kerusakan,
sedangkan jihad diorientasikan untuk menciptakan kemaslahatan. Dengan ungkapan lain,
terorisme membawa kerusakan, sedangkan jihad bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan
dan menegakkan kebenaran.5
Tuntunan mengenai jihad itu sendiri dalam agama Islam diatur dalam AlQur’an dan
Hadits. Beberapa ayat dalam Al-Qur’an dan riwayat Hadits menjelaskan perintah jihad di
jalan Allah (jihad fii sabilillah). Ayat-ayat mengenai jihad tidak bisa dipahami hanya
bermakna melakukan perang, bila kita lihat dalam beberapa riwayat Rasulullah Muhammad
SAW sebagai seorang nabi dan rasul tidak memberikan contoh untuk berperang tanpa adanya
suatu alasan atau perintah untuk berperang, ketika Rasul berada dalam tekanan sekalipun
tidak pernah mengangkat senjata untuk berperang.
G. PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian terdahulu antara lain:
1. Konsep Jihad Dalam Perspektif Islam, oleh Rifa’at Husnul Ma’afi. Kajian ini
mengkaji bahwa jihad perang bukanlah satu-satunya solusi yang digunakan oleh
umat Islam dalam menegakkan agama Allah.
2. Memaknai Jihad dalam Al-Qur’an dan Tinjauan Historis penggunaan istilah
jihad dalam Islam.Oleh Abdul Fattah. Kajian ini menegaskan bahwa tidak semua
kata jihad dan derivasinya memiliki arti perang, akan tetapi secara historis dapat
5
Nuzul Iskandar, “Jihad dan Terorisme dalam Tinjauan Alquran, Hadis, dan Fikih,” Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-
ilmu Hukum 17, No. 1 (2019): 1-10, https://doi.org/10.32694/010650, hlm. 9
diketahui bahwa jihad juga memiliki arti lain dan diturunkan sesuai dengan situasi
kondisi saat itu.
3. Memahami jihad dalam perspektif Islam (Upaya menangkal tuduhan terorisme
dalam Islam). Oleh Amri Rahman. Kajian ini menjelaskan bahwa Islam adalah
agama yang mengajarkan kedamaian dan melarang keras segala bentuk kekerasan.
Jihad dan terorisme tidak bisa disandingkan karena jihad bukan tindakan anarkis
melainkan usaha sungguh-sungguh untuk meraih ridha Allah.
4. Mengungkap Makna dan tujuan jihad dalam syariat Islam.Oleh Farid Naya.
Kajian ini menjelaskan bagaimana cara menilai dan mengeksplorasi arti dan
tujuan jihad dalam hukum Islam.
KESIMPULAN