Anda di halaman 1dari 14

PERSEPSI JIHAD

PANDANGAN DUNIA MENGENAI JIHAD


Secara umumnya, masyarakat Islam pada hari ini secara majoritinya tidak memahami konsep sebenar tentang jihad. Akibat terpengaruh dengan persepsi Barat yang tersebar luas melalui media massa dan elektronik, mereka melihat jihad dalam konteks yang sempit dan salah. Media-media Barat sering menggambarkan para pejuang Islam sebagai mata pedang, umat teroris atau pengganas yang sanggup melakukan apa sahaja demi mencapai tujuan mereka. Pemahaman tentang jihad terlalu terfokus kepada perjuangan bersenjata dan mujahid atau pejuang dilihat sebagai teroris atau paling minimum sebagai ekstremis agama. Akibat salah anggap terhadap konsep jihad, banyak aspek yang mempunyai kepentingan strategik umat Islam seperti pembangunan ekonomi dan pendidikan tidak diberi penekanan. Kesemua bidang berkenaan dibiarkan kepada orang bukan Islam untuk menguasainya. Sebagai contoh di Malaysia, pembangunan ekonomi kebanyakan dalam bidang perniagaan dikuasai oleh kaum Cina. Hasilnya umat Islam dan negara Islam banyak serta berterusan bergantung kepada orang bukan Islam dalam serba-serbi.

KONSEP JIHAD
Konsep jihad dalam erti kata sebenar perlu difahami khususnya oleh umat Islam, yang mempunyai tanggungjawab mempertahankan kesucian dan keselamatan agama serta negara Islam. Kata Jihad berasal dari kata Al Jahd () dengan difathahkan huruf jimnya yang bermakna kelelahan dan kesusahan atau dari Al Juhd ( )dengan didhommahkan huruf jimnya yang bermakna kemampuan. Kalimat ( ) bermakna mengeluarkan kemampuannya. Sehingga orang yang berjihad dijalan Allah adalah orang yang mencapai kelelahan untuk dzat Allah dan meninggikan kalimatNya yang menjadikannya sebagai cara dan jalan menuju surga. Dibalik jihad memerangi jiwa dan jihad dengan pedang, ada jihad hati yaitu jihad melawan syaitan dan mencegah jiwa dari hawa nafsu dan syahwat yang diharamkan. Juga ada jihad dengan tangan dan lisan berupa amar maruf nahi mungkar. Sedangkan Ibnu Rusyd menyatakan: Jihad dengan pedang adalah memerangi kaum musyrikin atas agama, sehingga semua orang yang menyusahkan dirinya untuk dzat Allah maka ia telah berjihad dijalan Allah, namun kata jihad fi sabilillah bila disebut begitu saja maka tidak terfahami kecuali untuk makna memerangi orang kafir dengan pedang sampai masuk islam atau memberikan upeti dalam keadaan rendah dan hina. Ibnu Taimiyah mendefinisikan jihad dengan pernyataan: Jihad artinya mengerahkan seluruh kemampuan yaitu kemampuan mendapatkan yang dicintai Allah dan menolak yang dibenci Allah. Dan beliau juga menyatakan: Jihad hakikatnya adalah bersungguh-sungguh mencapai sesuatu yang Allah cintai berupa iman dan amal sholeh dan menolak sesuatu yang dibenci Allah berupa kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan. Tiga pendapat diatas sepakat dalam mendefinisikan jihad menurut syariat islam, hanya saja penggunaan lafadz jihad fi sabilillah dalam pernyataan para ulama biasanya digunakan untuk makna memerangi orang kafir. Oleh karena itu Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al Abaad menyatakan bahwa definisi terbaik dari jihad adalah definisi Ibnu Taimiyah diatas dan beliau menyatakan: Terfahami dari pernyataan Ibnu Taimiyah diatas bahwa jihad dalam pengertian syari adalah nama yang meliputi penggunaan semua sebab dan cara untuk mewujudkan perbuatan,

perkataan dan keyakinan (itiqad) yang Allah cintai dan ridhoi dan menolak perbuatan, perkataan dan keyakinan yang Allah benci dan murkai. Pihak media Barat yang diperalatkan oleh golongan yang mahu menggambarkan imej buruk Islam sering menghubungkan perjuangan Islam yang suci atau jihad dengan keganasan dan pembunuhan. Jihad telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris sebagai holy war atau peperangan suci.

BAHAGIAN- BAHAGIAN JIHAD


Jihad boleh dibahagikan kepada dua bahagian, iaitu jihad besar dan jihad kecil. Jihad besar ialah jihad melawan hawa nafsu (Jihad al-Nafs). Melawan hawa nafsu dianggap sebagai jihad besar kerana tanpa dapat mengawal hawa nafsu , seseorang itu pastinya tidak dapat melaksanakan cabang-cabang jihad yang lain serta mudah melakukan kemungkaran. Jihad kecil pula bermaksud berperang ke jalan Allah SWT bagi mempertahankan kesucian Islam dari dinodai dan negara Islam daripada dicerobohi. Selain itu, jihad juga dapat dilihat dalam pelbagai konteks semasa seperti jihad ilmu, jihad siasah, jihad ekonomi, dan jihad amar makruf nahi mungkar. Imam Ibnul Qayyim menyebutkan bahawa di dalam pengajaran Nabi Muhammad s.a.w ada tiga belas martabat jihad. Empat daripadanya ialah jihad memerangi nafsu, jihad memerangi syaitan, jihad memerangi orang kafir dan jihad memerangi orang munafik. Kemudian beliau menjelaskan 13 martabat bagi jenis-jenis jihad diatas dengan menyatakan: Lalu jihad memerangi nafsu memiliki empat tingkatan: 1. Jihad memeranginya untuk belajar petunjuk ilahi dan agama yang lurus yang menjadi sumber keberuntungan dan kebahagian dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Siapa yang kehilangan ilmu petunjuk ini maka akan sengsara di dunia dan akhirat. 2. Jihad memeranginya untuk mengamalkannya setelah mengetahuinya. Kalau tidak demikian, maka sekadar hanya mengilmuinya tanpa amal, jika tidak membahayakannya, maka tidak akan memberi manfaat. 3. Jihad memeranginya untuk berdakwah dan mengajarkan ilmu tersebut kepada yang tidak mengetahuinya. Kalau tidak demikian, ia termasuk orang yang menyembunyikan petunjuk dan penjelasan yang telah Allah turunkan. Dan ilmunya tersebut tidak bermanfaat dan tidak menyelamatkannya dari adzab Allah. 4. Jihad memeranginya untuk tabah menghadapi kesulitan dakwah, gangguan orang dan sabar memanggulnya kerana Allah. Apabila telah sempurna empat martabat ini maka ia termasuk Rabbaniyun. Hal ini kerana para salaf sepakat menyatakan bahwa seorang ulama tidak berhak disebut Rabbani sampai mengenal kebenaran, mengamalkannya dan mengajarkannya.

Jihad memerangi syaitan memiliki dua martabat: 1. 2. Memeranginya untuk menolak syubhah dan keraguan yang merosakkan iman. Memeranginya untuk menolak keingininan buruk dan syahwat yang syaitan

lemparkan kepadanya. Jihad yang pertama dilakukan dengan yakin dan kedua dengan kesabaran, Allah berfirman: Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. ( As-Sajdah: 24) Allah menjelaskan bahawa kepemimpinan agama hanyalah didapatkan dengan kesabaran dan yakin, lalu dengan kesabaran ia menolak syahwat dan dengan yakin ia menolak keraguan dan syubhah. Sedangkan jihad memerangi orang kafir dan munafiqin, memiliki 4 martabat; dengan hati, lisan, harta dan jiwa. Jihad memerangi orang kafir lebih khusus dengan tangan sedangkan jihad memerangi orang munafiq lebih khusus dengan lisan. Sedang jihad memerangi pelaku kezaliman, bidaah dan kemungkaran memiliki 3 martabat; pertama dengan tangan bila mampu, apabila tidak mampu, pindah dengan lisan, bila juga tidak mampu maka dengan hati. Inilah tiga belas martabat jihad dan barang siapa yang meninggal dan belum berperang dan tidak pernah membisikkan jiwanya untuk berperang maka meninggal diatas satu cabang kemunafiqan. Dari keterangan imam Ibnul Qayyim diatas dapat diambil beberapa pelajaran: 1. 2. Banyak kaum muslimin memahami jihad hanya sekedar jihad memerangi orang Sudah seharusnya seorang muslim memulai jihad fi sabilillah dengan jihad nafsi kafir saja, ini adalah pemahaman sosial. untuk taat kepada Allah dengan cara memerangi jiwa untuk menuntut ilmu dan memahami agama Islam dengan memahami Al Quran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf soleh. Kemudian mengamalkan seluruh ilmu yang dimilikinya, kerana maksud tujuan ilmu adalah diamalkan. Setelah itu maka memerangi jiwa untuk berdakwah mengajak manusia kepada ilmu dan amal lalu bersabar dari semua

gangguan dan rintangan ketika belajar, beramal dan berdakwah. Inilah jihad memerangi nafsu yang merupakan jihad terbesar dan didahulukan dari selainnya. Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan: Ketika jihad memerangi musuh Allah yang diluar (jiwa) adalah cabang dari jihad memerangi jiwa, sebagaimana sabda nabi shallallahu alaih wa sallam: Mujahid adalah orang yang berjihad memerangi jiwanya dalam ketaatan kepada Allah dan Muhajir adalah orang yang berhijrah dari larangan Allah. Maka jihad memerangi jiwa didahulukan dari jihad memerangi musuh-musuh Allah yang diluar jiwa, dan menjadi induknya. Kerana orang yang belum berjihad memerangi jiwanya terlebih dahulu untuk melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan serta belum memeranginya di jalan Allah, maka ia tidak dapat memerangi musuh yang diluar. Jihad memerangi jiwa hukumnya wajib atau fardhu ain dan tidak boleh diwakili orang lain, kerana jihad ini berhubung dengan peribadi setiap orang. 3. Para ulama menjelaskan bahwa pintu syaitan menggoda manusia ada dua iaitu Syahwat dan Syubhah. Syaitan mendatangi manusia apabila dia seorang yang lemah iman, dan sedikit ketaatannya kepada Allah, maka syaitan menariknya melalui jalan atau pintu syahwat. Dan bila syaitan mendapatinya sangat komitmen dengan agamanya dan kuat imannya maka dia akan menariknya dari pintu syubhah, keraguan dan menjerumuskannya kepada kebidahan. Jihad melawan syaitan ini hukumnya fardhu ain juga kerana berhubung langsung dengan setiap peribadi manusia, sebagaimana firman Allah: Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu). (QS. Fathir: 6)

4.

Jihad melawan orang kafir dan munafiqin dilakukan dengan hati, lisan, harta dan

jiwa sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu: Perangilah kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kalian. Pengertian jihad melawan orang kafir dan munafiq dengan hati adalah membenci mereka dan tidak memberikan kecintaan serta kesenangan dengan kerendahan dan kehinaan mereka dan sikap lainnya yang ada dalam Al Quran dan sunnah yang berhubungan dengan hati. Pengertian jihad dengan lisan adalah dengan mejelaskan kebenaran, membantah kesesatan dan kebatilan-kebatilan mereka dengan hujjah dan bukti kongkrit. Sedangkan pengertian jihad dengan harta adalah dengan menafkahkan harta di jalan Allah dalam perkara jihad perang atau dakwah serta menolong dan membantu kaum muslimin. Adapun jihad dengan jiwa maksudnya adalah memerangi mereka dengan tangan dan senjata sampai mereka masuk islam atau kalah, sebagaimana firman Allah, Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah: 193) Dan firmanNya: Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (iaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (QS. At-Taubah: 29)

10

Kaum kafir dan munafiqin diperangi dengan keempat jihad diatas. Namun kaum kafir lebih khusus dihadapi dengan tangan kerana permusuhannya terangterangan. Sedangkan munafiqin dengan lisan karena permusuhannya tersembunyi dan dalam keadaan mereka dibawah kekuasaan kamu muslimin, sehingga diperangi dengan hujah dan dibongkar keadaan asal mereka serta dijelaskan sifat-sifat mereka, agar orang-orang tahu hal itu dan berhati-hati dari mereka dan dari terjerumus pada kemunafikan tersebut. 5. Beliau mengutarakan jihad memerangi pelaku kezaliman, kebidahan dan

kemungkaran dilakukan dengan tiga martabat; dengan tangan, bila tidak mampu maka dengan lisan dan bila tidak mampu juga maka dengan hati. Hal ini didasarkan pada hadits Abu Said Al Khudri Radhiaallahu anhu yang berbunyi: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaih w sallam bersabda, Siapa yang melihat dari kalian satu kemungkaran maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, apabila tidak mampu maka dengan lisannya lalu bila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan itu selemah-lemahnya iman. (HR Muslim). Setiap muslim dituntut berjihad menghadapi pelaku perbuatan dzalim, bidah dan mungkar sesuai dengan kemampuannya dan dengan memperhatikan kaedahkaedah amar maruf nahi mungkar. Demikianlah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam jelaskan dalam hadis Ibnu Masud Radhiyallahu anhu yang berbunyi: Sesungguhnya Rasulullah SWT bersabda, Tidak ada seorang nabi pun yang Allah utus pada satu umat sebelumku kecuali memiliki pembela-pembela (hawariyun) dari umatnya dan sahabat-sahabat yang mencontoh sunnahnya dan melaksanakan perintahnya, kemudian datang generasi-generasi pengganti mereka yang berkata apa yang tidak mereka amalkan dan mengamalkan yang tidak diperintahkan. Siapa yang menghadapi mereka dengan tangannya maka ia seorang mukmin, siapa yang menghadapi mereka dengan lisannya maka ia seorang mukmin, dan siapa yang

11

menghadapi mereka dengan hatinya maka ia seorang mukmin. Tidak ada setelah itu sekecil biji sawi dari iman. (HR. Muslim) Setiap muslim pasti mampu melakukan jihad jenis ini dengan hatinya dan dengan cara itu mengingkari dan membenci kebidahan, kezaliman dan kemungkaran dengan hatinya.

12

TUJUAN JIHAD
Jihad disyariatkan untuk tujuan-tujuan tertentu yang telah dijelaskan para ulama dalam pernyataan-pernyataan mereka. Di sini dinyatakan sebagian pernyataan tersebut agar dapat kita petik maksud dan tujuan jihad dalam Islam. 1. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan: Maksud tujuan jihad adalah meninggikan kalimat Allah dan menjadikan agama seluruhnya hanya untuk Allah. Beliau juga menyatakan: Maksud tujuan jihad adalah agar tidak ada yang disembah kecuali Allah, sehingga tidak ada seorang pun yang berdoa, solat, sujud dan puasa selain untuk Allah. Tidak berumrah dan berhaji kecuali ke rumahNya (Kabah), tidak disembelih sembelihan kecuali untukNya dan tidak bernazar dan bersumpah kecuali denganNya 2. Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Sadi menyatakan: Jihad ada dua jenis; pertama jihad dengan tujuan untuk kebaikan dan perbaikan kaum mukminin dalam aqidah, akhlak, adab (perilaku) dan seluruh perkara dunia dan akhirat mereka serta pendidikan mereka baik ilmiyah dan amal. Jenis ini adalah induk jihad dan tonggaknya, serta menjadi dasar bagi jihad yang kedua iaitu jihad dengan maksud menolak orang yang menyerang islam dan kaum muslimin dari kalangan orang kafir, munafiqin, mulhid dan seluruh musuh-musuh agama dan menentang mereka. 3. Syaikh Abdulaziz bin Baaz menyatakan: Jihad terbagi menjadi dua iaitu jihad Al Tholab (menyerang) dan jihad Al Dafu (Bertahan). Maksud tujuan keduanya adalah menyampaikan agama Allah dan mengajak orang mengikutinya, mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya islam dan meninggikan agama Allah di muka bumi serta menjadikan agama ini hanya untuk Allah semata, sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran dalam surat Al Baqarah: Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. ( Al-Baqarah: 193) Dan dalam surat Al Anfal: Dan peranglah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu sematamata untuk Allah. ( Al-Anfal: 39).

13

Nabi shallallahu alaihi wa sallam sendiri menyatakan: Aku diperintahkan memerangi manusia hingga bersaksi dengan syahadatain, menegakkan solat dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah berbuat demikian maka darah dan harta mereka telah terjaga dariku kecuali dengan hak islam, dan hisab mereka diserahkan kepada Allah. (Muttafaqun Alaihi) Dari keterangan para ulama diatas jelaslah bahawa maksud tujuan disyariatkannya jihad adalah untuk menegakkan agama Islam dimuka bumi ini dan bukan untuk dendam peribadi atau golongan sehingga diperlukan sekali pengetahuan tentang konsep islam dalam jihad baik secara hukum, cara berjihad dan ketentuan harta rampasan perang sebagai satu cara dari pelaksanaan jihad.

KEPENTINGAN & HALANGAN BERJIHAD


Jihad adalah tuntutan Islam yang bertujuan membela dan mempertahankan hak semua orang tanpa mengira warna kulit dan anutan kepercayaaan. Ia bersesuaian dengan misi Islam yang menyatakan Islam sebagai pembawa rahmat kepada seluruh alam. Di samping itu, jihad dapat memelihara keselamatan semua rakyat sama ada penganut Islam atau bukan. Semangat jihad yang kental dalam kalangan umat Islam akan menjamin kesejahteraan dan kedaulatan negara Islam, di samping maruah ummah. Kekuatan semangat jihad dapat menggerunkan musuhmusuh yang berniat jahat untuk melaksanakan agenda mereka. Kebanyakan umat Islam kini takut untuk berjihad kerana mempunyai iman yang lemah. Mereka lebih mementingkan diri sendiri, terlalu cintakan dunia dan takut untuk mati. Dunia Islam hari ini juga diterajui oleh pemimpin yang lemah, kurang mempunyai semangat jihad dan tunduk kepada gertakan serta tekanan pihak Barat. Ikatan persaudaraan umat Islam juga pada hari ini semakin rapuh kerana masingmasing lebih mengutamakan bangsa dan negara masing-masing daripada persaudaraan Islam sejagat. Inilah yang mengakibatkan musuh-musuh Islam senang mengganyang wilayah-wilayah Islam seperti mana yang berlaku di Palestin dan Gaza. Israel dengan sewenang-wenangnya menakluk dan merampas wilayah Islam tanpa ada pembelaan yang bersungguh-sungguh daripada saudara-saudara Islam di seluruh dunia.

14

KESAN PENGABAIAN JIHAD

Kesan dalam pengabaian konsep jihad boleh memudaratkan diri, agama dan juga negara. Tanpa jihad manusia mungkin tidak dapat mengawal hawa nafsu dan akan mengikut telunjuk syaitan. Kezaliman akan bermaharajalela dalam diri manusia sekiranya manusia mengabaikan makna sebenar jihad. Tanpa perjuangan jihad menentang musuh, umat Islam pasti mudah ditawan dan dijajah oleh kuasa asing. Allah pasti akan menurunkan bala dan malapetaka kepada mereka yang mengabaikan suruhan dan perintahnya. Selain itu, umat Islam pasti akan ketinggalan dalam perjuangan menentang musuh untuk menegakkan keadilan. Dunia akan dikuasai sepenuhnya oleh kuasa Barat. Islam mungkin akan menjadi hamba kepada pemimpin Barat seterusnya akan menyukarkan kit untuk bersatu kerana semangat untuk mempertahankan bangsa, agama dan negara semakin hilang kerana umat Islam tidak memahami erti sebenar jihad. Masyarakat yang terlalu mementingkan kebendaan, terpengaruh dengan budaya barat, lalai dengan perintah Allah dan mementingkan keduniaan dan takutkan kematian pasti akan berleluasa dan sukar untuk ditangani. Masalah sosial dan keruntuhan moral pstinya sukar dikawal.

15

CADANGAN & KESIMPULAN

Pemahaman mengenai jihad boleh diaplikasikan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam di peringkat sekolah lagi. Pendedahan awal ini dapat memberi serba sedikit maklumat dan pemahaman awal mengenai konsep jihad. Pengaplikasian ini boleh menyelesaikan isu ataupun konflik yang melibatkan salah fahaman mengenai konsep jihad yang sebenar. Selain itu media elektronik dan media cetak juga boleh memainkan peranan dalam menyampaikan konsep jihad yang sebenar. Peranan media elektronik dan media cetak amat penting kerana dapat menyebarkan maklumat dengan cepat dan meluas. Ini juga dapat memberi maklumat tambahan kepada setiap orang sama ada mereka ini adalah muslim ataupun bukan muslim. Melalui kaedah ini serba sedikit dapat memberi impak terhadap pandangan barat bahawa jihad itu tidak berlandaskan keganasan semata-mata. Umumnya jihad membawa maksud yang sangat luas. Ianya tidak boleh disempitkan kepada jihad di medan perang semata-mata. Justeru jihad dalaman seperti melawan hawa nafsu dan godaan syaitan juga tergolong jihad fardu ain. Sebaliknya jihad menentang orang-orang kafir hanyalah jihad fardu kifayah dan ianya bertukar wajib apabila pihak musuh menyerang atau mengancam Islam dan umatnya. Akhir sekali saranan untuk mengaplikasikan jihad di dalam kehidupan seharian Muslim seperti berikut; jihad melawan hawa nafsu, godaan syaitan, kaum kafir harbi, golongan munafik dan amal makruf nahi mungkar. Oleh itu, sekiranya setiap Muslim mengamalkan serta menghayati semangat jihad nescaya kegemilangan Islam akan kembali menyinari dan membawa kesejahteraan kepada alam ini.

16

BIBLIOGRAFI
1)Fahami Tafsiran Sebenar Perang. (Dato' Dr Ismail bin Haji Ibrahim Ketua Pengarah Institut Kefahaman Islam Malaysia,24/01/2002) 2)Modul Sejarah S.M.K. Rompin,Pahang.2007(Oleh En. Mohd Nazri bin Mamat) BUKU 1) Perkataan jihad diambil daripada (. . Kor Agama Angkatan Tentera. 1997. Iktibar Jihad Rasulullah. Kuala Lumpur. Dewan Bahasa dan Pustaka. ) 2) Dato Haji Noh bin Gadot, Mufti Negeri Johor. 2008. Konsep Jihad dan Mati Syahid. Kuala Lumpur. Fajar Bakti Sdn.Bhd. 3)Pemahaman Islam... (Ahmad Nuryadi Asmawi, 2009. hal. 245/246) cetakan kesepuluh. 4)Prof.Dr.Yusuf Abdullah Al-Qardhawi. 2009. Buku-Fiqh Keutamaan. Kuala Lumpur. Dewan Bahasa Pustaka. 5) Mahayudin Hj Yahaya. 2001. Buku Rujukan Tamadun Islam. Shah Alam. Fajar Bakti Sdn Bhd. 6) Muhammad Uthman el-Muhammady. 2002. Jihad Dan Syahid Dalam Islam. Shah Alam. Fajar Bakti Sdn Bhd. INTERNET 1)http://www.islamhouse.com/files/id/ih_articles/id_jihad_in_islam.pdf 2)http://skezberterbangan.blogspot.com/2009/08/make-up-your-mind 3)http://titashaba.blogspot.com/search/label/Tamadun%20Islam

17

Anda mungkin juga menyukai