Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas kelompok matakuliyah masailul fiqih


Dosen pengampu : HJ.Sri Winarni, M.Pd,I

DisusunOleh :

Ikhsan Fadlillah :2203805092089


Ahmad Nawawi : 203805091022

Program Studi Pendidikan Agama Islam


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, merupakan kata yang pantas dan senantiasa kita ucapkan setiap saat, karena
berkat inayah dan rahmat-Nyalah sehingga apa yang kita lakukan setiap waktu senantiasa bermanfaat
dan bernilai ibadah disisi-Nya. Begitupun shalawat dan salam selalu kita kirimkan kepada baginda
utusan Allah Muhammad SAW sebagai nabi pelopor kebenaran dan pembawa cahaya dan
penyempurna akhlak umat manusia.
Selesainya makalah ini merupakan usaha dari penulis, dan bantuan rekan-rekan tentunya. Dalam
makalah ini penulis mengangkat tentang Rida dan sabar.
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita, serta semoga
kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini dapat kita benahi bersama, demi tercapainya
tujuan yang kita harapkan bersama.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme ............................................................................
B. Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam ................................................................
C. Bentuk-bentuk terorisme .........................................................................................................
D. Terorisme Dalam Pandangan Islam ........................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................................................
Daftar pustaka ..........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kita patut bersyukur atas keberhasilan polri dalam menanggulangi kejahatan terorisme di
Indonesia. Sekalipun belum sepenuhnya tuntas, prestasi mengungkap berbagai pengeboman dan
menyeret gembong pelakunya ke depan hukum, serta terbunuhnya salah satu gembong teroris adalah
suatu prestasi yang sungguh spektakuler. Penemuan terakhir yaitu VCD yang berisi 3 pokok kegiatan
teroris menguatkan keyakinan masyarakat dan bangsa ini akan eksistensi teroris di bumi Indonesia dan
menyadari betapa bahayanya mereka terhadap hidup dan kehidupan kemanusiaan. Tiga pokok kegiatan
yang direkam dalam VCD tersebut pengakuan pelaku bom bunuh diri Bali II, cara merakit bom dan
latihan kemiliteran. Dari ketiga episode tersebut, bagian pertama tentang pengakuan pelaku bom bunuh
diri telah banyak ditayangkan di media massa.
Hal penting yang dapat kita tarik dari pengakuan pelaku bom bunuh diri adalah mereka meyakini
bahwa perbuatan mereka adalah sebagai ”JIHAD”. Mereka yakin bahwa kematiannya adalah SYAHID
dan pasti meraih SURGA. Faktor labeling agama  tersebut bukanlah satu-satunya penyebab utamanya.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi yang mendorong mereka bergabung dalam kelompok teroris
ini seperti kemiskinan, kebodohan, kedangkalan dalam ilmu agama dan lain-lain. Hal tersebut dalam
melahirkan kondisi kejiwaan dengan penggambaran masa depan yang suram, keputus-asaan, kebencian
terhadap keadaan, pemerintah ataupun kelompok-kelompok tertentu.
Kondisi sekarang, kelompok orang yang demikian salah satunya kemudian mewujud dalam
kelompok atau golongan yang cenderung radikal. Dan dibalut motivasi dan pembenaran agama yang
berlabel ”Jihad”), kelompok ini menjelma menjadi kelompok yang membahayakan dan menebar
ketakutan yang sangat mencekam. Dan apabila tidak dituntaskan bisa jadi mereka akan menjadi
kelompok yang mengganggu, merusak dan menghancurkan eksistensi masyarakat, bangsa dan negara.
Harapan kepolisian menayangkan episode pertama ke pemirsa terbatas seperti tokoh-tokoh masyarakat
yang kemudian menyebar adalah antara lain sebagai berikut :
Untuk meyakinkan masyarakat luas bahwa  terorisme di Indonesia khususnya pola bom bunuh diri ”
yang dalam hal ini dilabel dengan Islam” adalah betul-betul ada, nyata,dan bukan sekedar dugaan atau
rekayasa.
Obyek mereka sangat luas dimana saja, siapa saja dan kapan saja, merupakan ancaman nyata
yang harus diwaspadai oleh semua warga masyarakat serta kemudian diharapkan keikutsertaannya
dalam mencegah dan membantu polri dalam memberantasnya.
Dengan Labeling Agama dalam hal ini Islam polri sangat mengharapkan keikutsertaan para
Tokoh Agama untuk meluruskan ajaran mereka, karena agama Islam adalah agama yang cinta damai
dan Rahmatan lil’alamin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme
2. Bagaimana Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam
3. Bagaimana Bentuk-bentuk terorisme
4. Bagaimana Terorisme Dalam Pandangan Islam
C. Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme?
2. Supaya mengetahui Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam?
3. Agar mengetahui Bentuk-bentuk terorisme?
4. Supaya mengetahuiTerorisme Dalam Pandangan Islam?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme
1. Pengertian Bom Bunuh Diri
Bom yaitu senjata yang bentuknya seperti peluru besar yang berisi bahan peledak untuk
menimbulkan kerusakan besar. Sedangkan Bunuh diri Secara syar’I yaitu seorang yang membunuh diri
dalam rangka ambisinya yang besar terhadap dunia atau keinginannya terhadap dunia atau
keinginannya terhadap harta atau bunuh diri karena marah dan putus asa. Bahkan lebih dari itu, bunuh
diria adalah dorongan jiwa untuk melakukan segala perbuatan keduniaan yang dapat mengakibatkan
kebinasaan.
Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di tanah air selama ini, menurut mereka, bukanlah jihad,
dan karenanya para pelakukanya bukanlah syahid (martir) yang mendapatkan ganjaran surga.
Sebaliknya, para pelaku bom bunuh diri itu adalah penjahat yang harus dikecam.
Dari sekian banyak pendapat, yang menarik perhatian saya adalah pandangan Achmad Junaidi
Ath Thayyibi, salah seorang ketua HTI, yang mengatakan bahwa pelaku peledakan bom di Indonesia
tak sesuai dengan hukum Islam, sebab aksi-aksi itu hanya menyengsarakan rakyat sipil. Menurut dia,
dalam Islam, para pelaku teroris yang tertangkap harus dihukum potong tangan atau disalib untuk
mempermalukan para pelakunya.
Pandangan semacam Ath Thayyibi itu penting, karena selama ini para tokoh Islam cenderung
ragu-ragu dalam mengambil sikap terhadap terorisme dan bom bunuh diri. Bahkan sebagian di antara
mereka tampak mendukung, khususnya jika obyek pengeboman adalah tempat-tempat yang dianggap
musuh Islam, seperti pengeboman WTC di Amerika atau pengeboman kafe dan diskotek di Bali.
2. Pengertian Teroris
Teror secara etimologi berasal dari kata “terrour” (Inggris Tengah), “terreur” (Perancis lama),
“terror” (Latin) dan “terre” (Latin), yang artinya adalah untuk menakuti.
Dalam terminologi yang sederhana, definisi teroris adalah satu atau lebih orang yang melakukan
teror; sedangkan terorisme adalah suatu paham yang dianut seseorang atau lebih, atau organisasi untuk
menggunakan teror. Sedangkan Menurut ensiklopeddia Indonesia tahun 2000, terorisme adalah
kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa untuk menciptakan suasana
ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi
maupun tuntutan. Dan menurut Noam Chomsky saat mendefinisikan terorisme’ menuliskan,
“Terorisme ialah penggunaan cara kekerasan yang ditargetkan kepada warga sipil dalam upaya guna
mencapai tujuan politik, agama atau semacamnya”.
B. Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hukum islam
Dalam Islam ada istilah Jinayat, yang berarti beberapa hukum yang meliputi hukum membunuh
orang, melukai, memotong, menghilangkan manfaat anggota badan, seperti menghilangkan salah satu
panca indera.
a) Islam melindungi hak hidup.
Beberapa ayat Al Qur’an menjelaskan tentang prinsip Islam terhadap hak hidup dalam hal ini,
hak hidup orang lain degan melarang membunuh termasuk membunuh dirinya sendiri. Beberapa ayat-
ayat tersebut sebagai berikut  :
1. Dilarang membunuh anak-anak karena takut miskin.
2. Dilarang membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
suatu alasan yang benar.
3. Membunuh seorang manusia tanpa alasan yang benar, sama dengan membunuh manusia
seluruhnya.
4. Membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya jahannam.
5. Dilarang membunuh diri sendiri.
b) Bom bunuh diri pembunuhan yang direncanakan
Akibat bom bunuh diri ratusan orang telah terbunuh, terluka dan rusak serta hancurnya harta
benda. Padahal mereka yang menjadi korban tersebut tidak pernah menyatakan kebencian, permusuhan
terhadap Islam, umat Islam dan pemerintah Indonesia. Mereka ini adalah hamba-hamba Allah yang
harus dilindungi, diayomi dan diberi perlakuan sebagaimana layaknya kehidupan sesama manusia,
hidup berdampingan, saling kenal, saling berbuat baik, saling cegah keburukan. Mereka tidak boleh
dilukai dan dibunuh semena-mena tanpa alasan yang syar’i, tanpa alasan hukum yang dibenarkan.
Gelar apa yang patut diberikan pada kelompok teroris dan pelaku bom bunuh diri Bali II?. Orang yang
menghilangkan nyawa orang lain dengan tanpa hak adalah pembunuh. Pelaku bom bunuh diri adalah
nyata-nyata dengan perencanaan rapi, berniat menghilangkan nyawa orang lain, adalah pembunuhan
yang disengaja dan direncanakan, yang hal tersebut tegas-tegas dilarang  Allah dalam Al Qur’an
(17:33, 6:151, 25:68, 5:32, 17:31, 4:93), dikategorikan sebagai dosa besar dan harus diqishash serta
disiapkan tempatnya di neraka.
c) Bom bunuh diri adalah bunuh diri
Al-Qur’an dan sunnah rasul mengatakan dengan tegas melarang membunuh diri sendiri. Apabila
para teroris dalam hal ini pelaku bom bunuh diri menyatakan sebagai ”jihad”. Maka hal tersebut adalah
kekeliruan, sesat dan menyesatkan. Allah dalam firman-Nya menyatakan ” dan janganlah kamu
membunuh diri, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (Q.S. 4:29)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustsaimin atas pertanyaam terhadap bom bunuh diri memberi
fatwa sebagai berikut; orang yang meletakkan bom di badannya lalu meledakkan dirinya di kerumunan
musuh merupakan suatu bentuk bunuh diri dan ia akan disiksa di neraka jahannam selamanya
disebabkan perbuatan tersebut, sebagaimana sabda nabi, ” bahwa orang yang membunuh dirinya
dengan sesuatu ia akan disiksa karenanya di neraka jahannam”.
d) Qishash
Qishash adalah mengambil pembalasan hukum yang sama yaitu suatu hukuman yang sama yang
dijatuhkan kepada seseorang yang melakukan kesalahan. Seperti jiwa dibalas dengan jiwa, mata
dengan mata, hidung dengan hidung, telinga degan telinga, gigi dengan gigi, luka-lukapun ada
qishashnya. (Q. 5:45)
Balasan hukum membunuh adalah dibunuh, jika pembunuhan itu disengaja tanpa alasan yang
dibenarkan oleh syara’, dan dalam pembalasan tersebut dilarang melampaui batas. (Q. 17:33)
Karena pelaku bom bunuh diri telah juga mati maka balasan selanjutnya menjadi hak Allah
sesuai dengan hukum-hukum dan keadilan-Nya.
e) Balasan Tuhan terhadap pelaku bom bunuh diri.
Seperti penjelasan di atas, balasan pembunuhan adalah dihukum bunuh yang disebut dengan
QISHASH. Sesuai dengan ketetapan Allah, pembunuhan adalah dosa besar dan dia akan mendapat
pembalasan atas dosanya (Q. 25:68-69). Di ayat yang lain dengan jelas dan tegas Allah akan
membalasnya dengan neraka. (Q. 4:30, 4:93). Dan sebagai perbuatan bunuh diri dalam hadist
diriwayatkan sebagai berikut: Sahabat-sahabat nabi memuji si ANU (Fulan) karena kehebatannya di
medan laga. Kemudian nabi berkata, ia dalam neraka. Setelah itu seorang sahabat mengikutinya dalam
setiap geraknya. Dalam medan pertempuran si ANU (Fulan) terluka parah, kemudian ia tidak sabar
dengan membunuh dirinya dengan pedangnya sendiri (hadist soheh Bukhori 1316).
Karena itu bom bunuh diri yang mereka yakini berbuah surga adalah pandangan dan keyakinan
yang  keliru, sesat dan menyesatkan. Alih-alih mendapat surga, justru neraka yang dituaimya kelak.
Na’udhubillah.
C. Bentuk-bentuk Terorisme
Dilihat dari cara-cara yang digunakan,terorisme dibedakan menjadi 2,yaitu :
1. Teror fisik yaitu teror untuk menimbulkan ketakutan, kegelisahan memalui sasaran fisik
jasmani dalam bentuk pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, penyanderaan
penyiksaan dsb, sehingga secara nyata dapat dilihat secara fisik akibat tindakan teror.
2. Teror mental, yaitu teror dengan menggunakan segala macam cara yang bisa
menimbulkan ketakutan dan kegelisahan tanpa harus menyakiti jasmani korban (psikologi
korban sebagai sasaran) yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang
luar biasa akibatnya bisa gila, bunuh diri, putus asa dsb.
D. Terorisme Dalam Pandangan Islam
Islam sebagai agama, pandangan hidup, dan sebagai “way of life” atau jalan hidup bagi
penganutnya, tentu saja tidak mengijinkan dan bahkan mengutuk terorisme. Islam dengan kitab sucinya
Al Quran yang mengajarkan tentang moral-moral yang berdasarkan konsep-konsep seperti cinta, kasih
sayang, toleransi dan kemurahan hati.
Nilai-nilai yang ada di dalam Al Quran membuat seorang Muslim bertanggung jawab untuk
memperlakukan semua orang, apakah itu Muslim atau non-Muslim, dengan rasa kasih sayang dan rasa
keadilan, melindungi yang lemah dan yang tidak bersalah dan mencegah kemungkaran. Membunuh
seseorang tanpa alasan adalah salah contoh yang jelas dari kemungkaran
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS Al-
Qashash [28] :77)
Terorisme dalam pandangan islam merupakan hal yang melenceng dari agama islam itu sendiri.
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW dengan membawa agama Islam didalam kehidupan
manusia sebagai rahmat dan kenikmatan yang besar bagi manusia bukan suatu musibah yang
membawa malapetaka.
Para teroris tersebut melakukan aksi terornya mengatas namakan islam sebagai jihad. Namun
pengertian jihad sendiri dalam islam bukanlah memerangi umatnya sendiri yang justru menghancurkan
dan merusak tetapi jihad dalam islam adalah upaya mengerahkan segala jiwa raga atas nama Allah
sesuai ketentuan-ketentuan yang diajarkan dalam syari’at islam.
Praktik jihad yang diajarkan nabi dalam peperangan bukan hanya untuk mendapatkan
kemenangan dan mengalahkan musuh. Tetapi untuk sesuatu yang mulia dan juga mendatangkan
manfaat bagi manusia.
Dalam islam, peperangan hanya diizinkan dalam kondisi seperti:
1. Sebagai langkah bertahan (defensif) untuk melindungi kaum muslim.
َ‫َوقَاتِلُوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ الَّ ِذينَ يُقَاتِلُونَ ُك ْ_م َوال تَ ْعتَدُوا ِإ َّن هَّللا َ ال يُ ِحبُّ ْال ُم ْعتَ ِدين‬
“dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui
batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (Al-Baqarah :
190)
2. Diusir dari rumah dan tanah air.
‫ْث َأ ْخ َرجُو ُك ْم‬
ُ ‫ْث ثَقِ ْفتُ ُموهُ ْم َوَأ ْخ ِرجُوهُ ْم ِم ْن َحي‬
ُ ‫َوا ْقتُلُوهُ ْم َحي‬
“Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari maan mereka telah
mengusir kamu”. (Al-Baqarah : 191)
3. ketika umat islam dianiaya karena menganut agama islam.
_‫ُأ ِذنَ لِلَّ ِذينَ يُقَاتَلُونَ بَِأنَّهُ ْم ظُلِ ُموا‬
“Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah
dianiaya”. (Al-Hajj : 39)
4. Jika kaum musyrik mengingkari perjanjian (perang atau damai) yang telah mereka buat lalu
mengejek agama Allah.
‫َوِإ ْن نَ َكثُوا َأ ْي َمانَهُْ_م ِم ْن بَ ْع ِد َع ْه ِد ِه ْم َوطَ َعنُوا_ فِي ِدينِ ُك ْم فَقَاتِلُوا َأِئ َّمةَ ْال ُك ْف ِر‬
“Dan jika mereka melanggar sumpah setelah ada perjanjian, dan mencerca agamamu, maka
pergilah pemimpin-pemimpin kafir itu”. (At-Taubah: 12)
Pengakuan mantan anggota JI, Nasir Abbas mengakui bahwa kekerasan bukanlah ajaran
Rasullullah SAW dan tindak teroar di Bali itu bukanlah jihad karena dilakukan di tempat yang damai
dan bukan orang yang bersalah yang menjadi korban.
Lalu apakah terorisme dibenarkan dalam islam? Di zaman Rasullullah SAW merupakan zaman
keemasan. Di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin terbaik sepanjang zaman,
berjayalah islam pada waktu itu. Kejayaan islam bukanlah hal yang mustahil, bisa terwujud dengan
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman dan pengamalan yang benar.
Bagaimana mungkin kejayaan islam saat itu terwujud dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran
islam itu sendiri. Rasulullah sebelum mencapai kejayaan islam juga pernah merasakan masa pahit
memerangi kaum musyrik. Namun Rasulullah SAW tetap bersabar dalam menghadapi situasi tersebut
bahkan tidak sampai melakukan bom bunuh diri atau hal-hal lain yang menggangu keamanan
masyarakat seperti aksi terorisme yang sedang merajalela dan menyudutkan islam sebagai pembawa
ajarannya. Islam sangat menghargai kehidupan dan memiliki aturan dan hukum yang tegas dalam
menjalani kehidupan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tulisan ini pada dasarnya keterpanggilan untuk ikut bersama-sama pihak lain yang kompeten
untuk meluruskan pernyataan para teroris bahwa bom bunuh diri adalah JIHAD. JIHAD memiliki
pengertian yang khas. Jihad dalam arti perang memiliki beberapa kriteria apabila jihad itu ingin
dimaknai dengan jihad fi sabilillah (di jalan Allah) dan yang kelak dibalasi dengan surga-Nya. Dengan
tidak terpenuhinya kriteria jihad yang dilakukan oleh teroris, maka bom bunuh diri yang mereka sebut
dengan ”jihad:” adalah pandangan keliru, sesat dan menyesatkan. Bom bunuh diri secara hukum Islam
( SYAR”I ) dikategorikan sebagai pembunuhan dan bunh diri. Tindakan mereka yang keliru sesat dan
menyesatkan sebagaimana yang dapat disaksikan dalam testament yang tersebar luas, perlu dibarengi
dengan informasi pelurusannya melalui berbagai media. Sekalipun tulisan ini masih sangat sumir
diharapkan dapat memberi wawasan dan pedoman bagi petugas di lapangan sehingga dapat
mengemban tugas preventifnya dalam rangka tumbuhnya pengetahuan dan wawasan masyarakat
tentang jihad yang benar, serta guna mencegah dan menangkal munculnya kader-kader bom bunuh diri
pada khususnya dan terorisme di Indonesia pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Yasid, Fiqh Realitas. Yoyakarta: Pustaka pelajar, 2005


Nawaf Hail Takruri, Aksi Bunuh Diri dan Mati Syahid. Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2002
http://tutorialkhen.blogspot.co.id/2016/01/makalah-makalah-pandangan-hukum-islam.html

Anda mungkin juga menyukai