MENGATASNAMAKAN AGAMA
2. Rumusan Masalah
a. Motif pelaku melakukan tindakan pengeboman tersebut
b. Tangapan dari beberapa tokoh agama
c. Solusi untuk mengurangi tindakan kekerasan yang mengatasnamakan
agama
3. Tujuan Penelitian
Mengusut tentang kejadian pengeboman tersebut dan secara umum
analisis ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan diri sendiri
untuk menyusun penelitian.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kekerasan
Kekerasan adalah dalam prinsip dasar dalam hukum publik dan
privat romawi yang merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan
secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada
tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat
seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok
orang umumnya berkaitan dengan kewenangannya yakni bila
diterjemahkan secara bebas dapat diartinya bahwa semua kewenangan
tanpa mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan
kesewenang-wenangan itu dapat pula dimasukan dalam rumusan
kekerasan ini.
Jenis-jenis kekerasan
"Maka dengan ini negara tidak boleh kalah oleh ulah segelintir orang yang
mengatasnamakan jihad tapi justru merusak dan menodai makna jihad itu sendiri,
yakni amar maruf nahi mungkar," kata Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU), Helmy Faisal Zaini, di Kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat,
Minggu (13/5/2018).
Ada perwakilan dari berbagai agama yang hadir dalam pernyataan sikap ini. Dari
Walubi ada YM Maha Biksu Dutavira Sthavira (Suhu Beni), dari PGI ada Pendeta
Penrad Siagian, dari LPOI ada Marsudi Syuhud, dari PBNU ada Helmy sendiri,
dari KWI ada Romo Agus Ulahayanan, dari Muslimat NU ada Yenni Wahid, dan
dari Ketua PBNU Eman Suryaman.
Ada enam poin yang disampaikan secara bergantian oleh para tokoh lintas agama
itu. Berikut adalah enam poin itu:
1. Mengutuk keras pelbagai tindakan terorisme atas dasar dan latar belakang
apapun. Tindakan-tindakan yang menggunakan kekerasan, terorisme, menebarkan
rasa benci, dan juga mengkafirkan mereka yang di luar keyakinannya bukanlah
ajaran agama.
2. Mendesak dan sekaligus mendukung sepenuhnya upaya dan langkah-langkah
pemerintah dan aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas motif,
pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut. Gerakan terorisme
sudah semakin merajala, maka diperlukan penanganan khusus dan ekstra yang
lebi intensif dari pelbagai pihak, utamanya negara melalui keamanan. Negara
wajib hadir untuk menjamin keamanan hidup setiap wartanya.
3. Menyampaikan rasa bela sungkawa yang sangat mendalam kepada seluruh
keluarga korban atas musibah yang sedang dialami. Segala yang terjadi
merupakan suratan takdir dan kita harus menerimanaya dengan penuh sikap
kedewasaan, lapang dada, dan kesabaran.
4. Mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk bersatu padu menahan diri,
tidak terporovokasi, serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus
menolak segala bentuk kekerasan. Jika mendapati peristiwa sekecil apapaun yang
menjurus pada radikalisme dan terorisme, segera laporkan kepada aparat
keamanan.
5. Mengimbau segenap umat beragama untuk menghentikan segala spekulasi yang
bisa memperkeruh situasi ini. Kita percayakan penanganan sepenuhnya di tangan
aparat keamanan. Kita mendukung aparat keamanan, salah satunya dengan cara
tidak menyebarkan isu, gambar korban, juga berita yang belum terverifikasi
kebenarannya atas peristiwa ini.
6. Mengimbau semua tokoh politik dan masyarakat agar mengutakamakan
kepentingan bangsa dan negara, dan tidak memperkeruh suasana, dan
mengeluarkan statement yang tendensius yang menciderai perdamaian dan
toleransi beragama.
Untuk mengurangi tindakan kekerasan seperti itu kita harus pintar memilih mana
informasi yang sekiranya tidak melenceng dari agama tersebut, dan juga iman kita
yang harus kuat untuk menghadapi informasi seperti itu. Memilih pergaulan juga -
mempengaruhi hal-hal seperti itu.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelan di atas dapat disimpulkan bahwa kekerasan tersebut terjadi
akibat pengetahuan agama yang kurang dan mempercayai hal-hal yang seperti
pengeboman adalah jihad di jalan Allah SWT. Agama hadir di tengah-tengah
masyarakat sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Tindakan manusia
yang berpedoman pada nilai-nilai agama, akan menghasilkan suatu tatanan
masyarakat yang akan memberikan kebaikan. Setiap agama tidak perah
mengajarkan seseorang untuk menyiksa dirinya atau orang lain, maka bila ada
sekelompok orang yang menyatakan bahwa tindakan kekerasan yang
mengatasnamakan agama perlu dikaji. Dan kekerasan seperti itu sebagai
pengingat kita kepada Allah SWT. Dan tidak ada satupun agama terumana
islam untuk melakukan kekerasan, apalagi terhadap agama lain. Kita hanya
cukup untuk saling menghormati semua agama yang ada.
DAFTAR PUSTAKA