Anda di halaman 1dari 26

MENCEGAH TIMBULNYA

GERAKAN GERAKAN
RADIKALISME DAN TERORISME
DI INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang


Maha Esa yang telah memberikan berkah dan
rahmat kepada kita semua,sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ‘’Mencegah timbulnya
gerakan gerakan radikalisme dan terorisme di
Indonesia’’ dengan baik dan tepat pada
waktunya.Adapun tujuan dari penulisan karya tulis
ini adalah untuk memenuhi tugas PPKN sehingga
kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.
Kami juga mengucapakan terima kasih kepada
setiap rekan kelompok yang ikut berpartisipasi
dalam pengerjaan karya tulis ini.Kami menyadari
karya tulis yang kami susun masih memiliki
banyak kekurangan maka kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan.
DAFTAR ISI
Bab I (Pendahuluan):
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Rumusan Masalah
Bab II (Pembahasan)
1.1 Radikalisme Dan Terorisme Di
Indonesia
1.2 Cara Mencegah Radikalisme Dan
Terorisme Di Indonesia
Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia terlah
memiliki sejarah yang sangat kelam yaitu dipecah dan
diadu domba oleh bangsa lain di masa lampau yang
menyebabkan negeri ini telah terjajah berabad abad
lamanya. Walaupun saat ini bangsa Indonesia telah
bebas dari penjajahan bangsa lain, tetapi ancaman yang
saat ini dihadapi bangsa kita yaitu dipecah dan dicerai
beraikan oleh pihak yang tidak lain adalah masyarakat
bangsa Indonesia sendiri. Munculnya gerakan
radikalisme dan paham terorisme telah menyebabkan
banyak masyarakat Indonesia terutama kalangan muda
yang terjerumus akan hal hal menyimpang ini.
Secara etimologi,radikalisme berasal dari bahasa
Latin yaitu kata radix yang berarti akar. Pengertian
radikalisme adalah paham atau ideologi yang menuntut
perubahan dan pembaharuan sistem sosial dan politik
dengan cara kekerasan.
Esensi radikalisme adalah sikap jiwa dalm
mengusung perubahan. Tuntutan perubahan kaum yang
menganut paham radikalisme yaitu perubahan drastis
yang jauh berbeda dengan sistem yang sedang berlaku.
Konsep radikalisme sudah ada sejak manusia ada,
tapi kata radikal pertama kali diperkenalkan oleh
Charles James Fox. Pada tahun 1797, ia
mendeklarasikan reformasi radikal dalam sistem
pemerintah, reformasi ini digunakan untuk
mendefinisikan pergerakan yag mendukung revolusi
parlemen negaranya. Tapi seiring berjalannya waktu,
ideologi radikalisme mulai terserap dan menerima
ideologi liberalisme.
Paham radikalime ini sering dikaitkan dengan
agama, agama yang sering menjadi target yaitu agama
islam. Awalnya, penargetan islam pada zaan modern
yaitu setelah Uni Soviet kepada Afganistan dan juga
kejadian 11 September 2001 di Amerika Serikat,
ditambah lagi dengan perkembangan ISIS yang
menyebar teror ke seluruh dunia.
Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi
yang bertujuan membangkitkan perasaan teror
terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan
perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara
peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu
tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta
seringkali merupakan warga sipil.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Gerakan gerakan radikalisme dan terorisme
menimbulkan berbagai macam bahaya di masyarakat
yaitu:
1.Memakan banyak nyawa
Adanya aksi terorisme yang tujuan awalnya untuk
memerangi orang yahudi atau yang tidak beragami
Islam, tetapi justru dari penyerangan tersebut lebih
banyak orang Islam yang ikut melayang nyawanya
dibanding sasaran yang akan dimusnahkan. Hal ini jika
dalam ilmu akuntansi maka dinamakan tidak balance
(tidak seimbang). Contoh kasus yang telah terjadi di
Indonesia yaitu bom bunuh diri di Bali dan di Jakarta.
2. Meresahkan banyak umat
Adanya gerakan terorisme dan radikalisme ini
meresahkan banyak orang karena mereka melakukan
penyerangan dengan tiba-tiba tanpa adanya
pemberitahuan terlebih dahulu. Masyarakat yang tidak
tahu menahu tentang hal ini akan semakin resah dan
merasa tidak tenang karena keamanan mereka
terancam. Padahal membuat resah dan
ketidaknyamanan banyak orang merupakan kegiatan
mengganggu tatanan hidup orang banyak. Hal ini
menurut hukum negara tidak benar dan menurut hukum
agama Islam yang benar juga tidak benar.
3. Menimbulkan banyak kerusakan
Saat terjadi penyerangan para kaum terorisme dan
radikalisme kepada sasaran yang mereka anggap
sebagai musuh, maka akan menimbulkan banyak
kerusakan di bumi. Kerusakan tidak hanya terjadi pada
hal fisik seperti gedung atau bangunan tetapi juga
kerusakan moral para pemuda. Kerusakan fisik seperti
bangunan sering sekali terjadi karena mereka sering
melakukan penyerangan dengan alat yang benar-benar
menghancurkan gedung seperti bom.

Dengan bom yang mereka ledakkan maka


bangunan akan runtuh dan akan menimbulkan kerugian
banyak pihak. Kerusakan yang terjadi tersebut tidak
ada yang mau untuk bertanggung jawab, apalagi para
kaum terorisme dan radikalisme, mereka hanya
menyerang dengan asal mendapatkan sasaran dapat
meninggal. Untuk urusan atau kerugian lain mereka
tidak akan peduli.
4. Menimbulkan kerugian ekonomi
Adanya gerakan terorisme dan radilkalisme jelas
akan menimbulkan kerugian ekonomi. Kerugian yang
terjadi bisa pada pihak pemerintah, swasta ataupun
perorangan. Pemerintah jika seperti jalan rusak atau
gedung yang mereka bom adalah gedung milik
pemerintah. Kerugian pada pihak swasta misalnya jika
para teroris menyerang tempat-tempat yang merupakan
usaha swasta.

Hal ini justru akan sangat menyakitkan pihak


swasta. Kemudian kerugian yang lain bisa terjadi juga
pada pihak orang perorangan hal ini bisa terjadi jika
usaha perorangan atau rumah atau barang milik
perorangan ikut hancur akibat ulah yang mereka buat.
Dalam satu kasus juga bisa terjadi kerugian ekonomi
pada ketiga pihak yaitu pemerintah, swasta dan
perorangan. Kerugian ini jika dinominalkan ke nilai
rupiah tentunya akan sangat banyak.
5. Menghilangkan rasa saling kasih sayang
Gerakan terorisme ini mengajarkan seseorang
bertindak dengan kekerasan, seakan mereka bukan
manusia yang mempunyai hati. Mereka dengan tanpa
melihat langsung menghancurkannya. Padahal orang
yang mereka serang mereka anggap sebagai musuh
yang bersalah belum tentu benar-benar bersalah.
Mereka melakukan hakim sendiri dengan menuduh
orang salah. Apalagi jika non islam maka mereka
dengan mudahnya untuk melakukan penyeranga.
Padahal yang benar menurut Islam melakukan
penyerangan dibolehkan jika orang lain mengganggu,
seandainya tidak maka haram membunuhnya.

6. Menghancurkan nasionalisme bangsa


Adanya gerakan ini sudah tentu akan
menghancurkan nasionalisme bangsa. Mereka
melakukan penyerangan pada masyarakat sendiri yang
memang merupakan saudara sendiri. Hal ini jelas akan
menimbulkan perpecahan yang akan semakin
menghancurkan nasionalisme bangsa. Para pemuda
harusnya diajarkan untuk saling menghormati,
menerima perbedaan serta saling menyayangi agar
jiwa nasionalisme semakin tinggi, bukan malah
diajarkan peperangan. Jika alasan karena berjihad,
maka berjihad banyak jalan lain yang bisa dilakukan
selain dengan penyerangan yaitu bisa dengan jalan
perbaikan ekonomi atau perbaikan tingkat pendidikan.
7. Meracuni pikiran anak bangsa
Adanya gerakan terorisme dan radikalisme tentu
akan menjadi racun para pikiran anak bangsa. Mereka
adalah generasi penerus yang sebaiknya diberikan
contoh yang baik yaitu saling rukun dan gotong-royong
bukan malah melakukan penyerangan. Yang dilakukan
oleh para teroris akan menyebabkan anak bangsa
dengan tidak langsung berpikir keras. Anak muda
pemikirannya masih susah terkendali sehingga jika ada
yang melakukan penyerangan sering mereka
terpancing emosi untuk melakukan penyerangan balik.
Hal inilah yang menjadi kekhawatiran terhadap para
generasi penerus selanjutnya.
8. Mencoreng nama baik Islam
Terorisme dan radikalisme yang melakukan jihad
dengan kekerasan tentu akan mencoreng nama Islam.
Islam yang sebenarnya itu agama yang penuh kasih
sayang, tidak kaku serta peduli terhadap sesama, bukan
seperti terorisme yang tidak mau menerima perbedaan.
Terorisme memang banyak timbul dan lahir dari Islam,
tetapi disini perlu digaris bawahi bahwa Islam yang
mereka anut merupakan Islam yang tidak benar paham
dan alirannya. Mereka melakukan jihad dengan
menghalalkan segala cara, sedangkan Islam yang benar
yaitu melakukan jihad dengan baik yaitu tidak
memusnahkan budaya atau horistik masyarakat, tetapi
justru akan membawa budaya dan mengarahkannya ke
jalan Islam sehingga masyarakat akan menerima Islam
dengan baik tanpa menggunakan kekerasan dan Islam
akan diterima dengan baik dalam masyarakat.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana cara mencegah timbulnya radikalisme di
Indonesia?
2.Bagaimana cara mencegah timbulnya terorisme di
Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 RADIKALISME DAN TERORISME DI


INDONESIA
Baru-baru ini salah seorang warga indonesia yang
mantan anggota ISIS dipulangkan ke Indonesia.Hal ini
membuat banyak orang takut karena ISIS adalah
organisasi yang memiliki paham radikalisme dan
terorisme.Dikutip dari Detik news mantan kepala BIN
Hendropriyono menyatakan ‘’ Ini bukan hanya masalah
di tataran Pancasila lagi, tapi sudah sampai ke tataran
hukum negara yang konkret. Mereka pulang dan pergi
ke Suriah bukan untuk membela negara dan sudah
melanggar hukum yang ada," kata Hendropriyono
kepada wartawan, Sabtu (8/2/2020).

Presiden Indonesia Pak JOKO WIDODO juga


menolak kepulangan warga Indonesia yang mantan
anggota ISIS. Pernyataan Jokowi ini disampaikannya
sebagai pendapat selaku seorang Presiden, bukan
keputusan rapat terbatas (ratas) mengenai kepulangan
WNI eks ISIS. Ratas soal kepulangan eks ISIS belum
digelar.

"Kalau bertanya pada saya, ini belum ratas lho ya,


kalau bertanya pada saya, saya akan bilang 'tidak'. Tapi
masih dirataskan. Kita ini pastikan harus semuanya
lewat perhitungan kalkulasi plus minusnya semuanya
dihitung secara detail dan keputusan itu pasti kita ambil
di dalam ratas setelah mendengarkan dari kementerian-
kementerian dalam menyampaikan. Hitung-
hitungannya," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta
Pusat, Rabu (5/2/2020).

1.2 CARA MENCEGAH RADIKALISME


DAN TERORISME DI INDONESIA

Masalah radikalisme dan terorisme saat ini memang


sudah marak terjadi di mana-mana, termasuk di
Indonesia sendiri. Pengaruh radikalisme yang
merupakan suatu pemahaman baru yang dibuat-buat
oleh pihak tertentu mengenai suatu hal, seperti agama,
sosial, dan politik, seakan menjadi semakin rumit
karena berbaur dengan tindak terorisme yang
cenderung melibatkan tindak kekerasan. Berbagai
tindakan terror yang tak jarang memakan korban jiwa
seakan menjadi cara dan senjata utama bagi para
pelaku radikal dalam menyampaikan pemahaman
mereka dalam upaya untuk mencapai sebuah
perubahan.

Dalam hal ini, tentunya bukan hanya kalangan


pemerintah saja yang harusnya mengambil bagian
untuk mencegah dan mengatasinya, namun seluruh
rakyat harusnya juga ikut terlibat dalam usaha tersebut,
terutama para kaum pemudi-pemuda. Hal ini
dikarenakan kaum pemudalah yang nantinya
merupakan generasi penerus bangsa ini sekaligus
menjadi ujung tombak untuk melakukan pencegahan
dan pemberantasan akan kedua masalah tersebut, yaitu
radikalisme dan terorisme agar tidak menjadi
penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan
kewenangan. Hal yang paling mencolok untuk dapat
mengambil peran dalam mengatasi masalah ini ialah
para generasi muda, seperti halnya mahasiswa yang
merupakan agent of change bangsa ini. Di samping juga
anak-anak yang masih dalam tahap pembentukan
pribadinya sehingga memerlukan bimbingan khusus
dari orang tua tentunya agar nantinya tidak terseret
dalam paham radikalisme serta tindak terorisme.
Berbagai cara mencegah radikalisme dan terorisme
agar tidak semakin menjamur, terutama di bangsa
Indonesia ini, antara lain:

1. Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan Dengan


Baik Dan Benar
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah
paham radikalisme dan tindak terorisme ialah
memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan
benar. Pengenalan tentang ilmu pengetahuan ini
harusnya sangat ditekankan kepada siapapun, terutama
kepada para generasi muda. Hal ini disebabkan
pemikiran para generasi muda yang masih
mengembara karena rasa keingintahuannya, apalagi
terkait suatu hal yang baru seperti sebuah pemahaman
terhadap suatu masalah dan dampak pengaruh
globalisasi.
Dalam hal ini, memperkenalkan ilmu pengetahuan
bukan hanya sebatas ilmu umum saja, tetapi juga ilmu
agama yang merupakan pondasi penting terkait
perilaku, sikap, dan juga keyakinannya kepada Tuhan.
Kedua ilmu ini harus diperkenalkan secara baik dan
benar, dalam artian haruslah seimbang antara ilmu
umum dan ilmu agama. Sedemikian sehingga dapat
tercipta kerangka pemikiran yang seimbang dalam diri.

2. Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik


Dan Benar
Hal kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah
pemahaman radikalisme dan tindak terorisme ialah
memahamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan
benar. Setelah memperkenalkan ilmu pengetahuan
dilakukan dengan baik dan benar, langkah berikutnya
ialah tentang bagaimana cara untuk memahamkan ilmu
pengetahuan tersebut. Karena tentunya tidak hanya
sebatas mengenal, pemahaman terhadap yang dikenal
juga diperlukan. Sedemikian sehingga apabila
pemahaman akan ilmu pengetahuan, baik ilmu umum
dan ilmu agama sudah tercapai, maka kekokohan
pemikiran yang dimiliki akan semakin kuat. Dengan
demikian, maka tidak akan mudah goyah dan
terpengaruh terhadap pemahaman radikalisme
sekaligus tindakan terorisme dan tidak menjadi
penyebab lunturnya bhinneka tunggal ika sebagai
semboyan Indonesia.
3. Meminimalisir Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial yang terjadi juga dapat memicu
munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan
terorisme. Sedemikian sehingga agar kedua hal
tersebut tidak terjadi, maka kesenjangan sosial haruslah
diminimalisir. Apabila tingkat pemahaman radikalisme
dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu
Negara termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara
pemerintah dan rakyat haruslah diminimalisir. Caranya
ialah pemerintah harus mampu merangkul pihak media
yang menjadi perantaranya dengan rakyat sekaligus
melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat.
Begitu pula dengan rakyat, mereka harusnya juga selalu
memberikan dukungan dan kepercayaan kepada pihak
pemerintah bahwa pemerintah akan mampu
menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengayom
rakyat dan pemegang kendali pemerintahan Negara.

4. Menjaga Persatuan Dan Kesatuan


Menjaga persatuan dan kesatuan juga bisa
dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pemahaman
radikalisme dan tindakan terorisme di kalangan
masyarakat, terbelih di tingkat Negara. Sebagaimana
kita sadari bahwa dalam sebuah masyarakat pasti
terdapat keberagaman atau kemajemukan, terlebih
dalam sebuah Negara yang merupakan gabungan dari
berbagai masyarakat. Oleh karena itu, menjaga
persatuan dan kesatuan dengan adanya kemajemukan
tersebut sangat perlu dilakukan untuk mencegah
masalah radikalisme dan terorisme. Salah satu yang
bisa dilakukan dalam kasus Indonesia ialah memahami
dan penjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, sebagaimana semboyan yang tertera di sana
ialah Bhinneka Tunggal Ika.
5. Mendukung Aksi Perdamaian
Aksi perdamaian mungkin secara khusus dilakukan
untuk mencegah tindakan terorisme agar tidak terjadi.
Kalau pun sudah terjadi, maka aksi ini dilakukan
sebagai usaha agar tindakan tersebut tidak semakin
meluas dan dapat dihentikan. Namun apabila kita tinjau
lebih dalam bahwa munculnya tindakan terorisme dapat
berawal dari muncul pemahaman radikalisme yang
sifatnya baru, berbeda, dan cenderung menyimpang
sehingga menimbulkan pertentangan dan konflik. Oleh
karena itu, salah satu cara untuk mencegah agar hal
tersebut (pemahaman radikalisme dan tindakan
terorisme) tidak terjadi ialah dengan cara memberikan
dukungan terhadap aksi perdamaian yang dilakukan,
baik oleh Negara (pemerintah), organisasi/ormas
maupun perseorangan.

6. Berperan Aktif Dalam Melaporkan Radikalisme


Dan Terorisme
Peranan yang dilakukan di sini ialah ditekankan
pada aksi melaporkan kepada pihak-pihak yang
memiliki kewenangan apabila muncul pemahaman
radikalisme dan tindakan terorisme, entah itu kecil
maupun besar. Contohnya apabila muncul pemahaman
baru tentang keagamaan di masyarakat yang
menimbulkan keresahan, maka hal pertama yang bisa
dilakukan agar pemahaman radikalisme tindak
berkembang hingga menyebabkan tindakan terorisme
yang berbau kekerasan dan konflik ialah melaporkan
atau berkonsultasi kepada tokoh agama dan tokok
masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dengan
demikian, pihak tokoh-tokoh dalam mengambil
tindakan pencegahan awal, seperti melakukan diskusi
tentang pemahaman baru yang muncul di masyarakat
tersebut dengan pihak yang bersangkutan.

7. Meningkatkan Pemahaman Akan Hidup


Kebersamaan
Meningkatkan pemahaman tentang hidup
kebersamaan juga harus dilakukan untuk mencegah
munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan
terorisme. Meningkatkan pemahaman ini ialah terus
mempelajari dan memahami tentang artinya hidup
bersama-sama dalam bermasyarakat bahkan bernegara
yang penuh akan keberagaman, termasuk Indonesia
sendiri. Sehingga sikap toleransi dan solidaritas perlu
diberlakukan, di samping menaati semua ketentuan dan
peraturan yang sudah berlaku di masyarakat dan
Negara. Dengan demikian, pasti tidak akan ada pihak-
pihak yang merasa dirugikan karena kita sudah paham
menjalan hidup secara bersama-sama berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan di tengah-
tengah masyarakat dan Negara.

8. Menyaring Informasi Yang Didapatkan


Menyaring informasi yang didapatkan juga
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan
terorisme. Hal ini dikarenakan informasi yang
didapatkan tidak selamanya benar dan harus diikuti,
terlebih dengan adanya kemajuan teknologi seperti
sekarang ini, di mana informasi bisa datang dari mana
saja. Sehingga penyaringan terhadap informasi tersebut
harus dilakukan agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman, di mana informasi yang benar
menjadi tidak benar dan informasi yang tidak benar
menjadi benar. Oleh karena itu, kita harus bisa
menyaring informasi yang didapat sehingga tidak
sembarangan membenarkan, menyalahkan, dan
terpengaruh untuk langsung mengikuti informasi
tersebut.

9. Ikut Aktif Mensosialisasikan Radikalisme Dan


Terorisme
Mensosialisasikan di sini bukan berarti kita
mengajak untuk menyebarkan pemahaman radikalisme
dan melakukan tindakan terorisme, namun kita
mensosialisasikan tentang apa itu sebenarnya
radikalisme dan terorisme. Sehingga nantinya akan
banyak orang yang mengerti tentang arti sebenarnya
dari radikalisme dan terorisme tersebut, di mana kedua
hal tersebut sangatlah berbahaya bagi kehidupan,
terutama kehidupan yang dijalani secara bersama-sama
dalam dasar kemajemukan atau keberagaman. Jangan
lupa pula untuk mensosialisasikan tentang bahaya,
dampak, serta cara-cara untuk bisa menghindari
pengaruh pemahaman radikalisme dan tindakan
terorisme. (baca : cara merawat kemajemukan bangsa
Indonesia)
BAB IV
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Radikalisme dan Terorisme sudah sangat terjadi di
Indonesia dan merupakan sudah menjadi tugas setiap
bangsa indonesia untuk tetap membela negara dan
mempertahankan keutuhan NKRI. Dalam UUD 1945
tertera bahwa seluruh masyarakat Indonesia memiliki
kewajiban untuk membela negara. Kapanpun datang
ancaman dan paham radikalisme dan terorisme sudah
menjadi tugas segenap bangsa Indonesia untuk tetap
menjaga tumpah darah Indonesia. Segala paham dan
gerakan menyimpang dari ideologi Pancasila haruslah
ditindak secrar tegas dalam hukum.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.nu.or.id/post/read/69585/akar-sejarah-dan-pola-gerakan-radikalisme-di-
indonesia
https://guruppkn.com/cara-mencegah-radikalisme-dan-terorisme

https://news.detik.com/berita/d-4891507/hendropriyono-usul-pemerintah-dpr-buat-
hukum-antiradikalisme?_ga=2.230760543.1543478627.1581241906-834364904.1581241906

https://news.detik.com/pro-kontra/d-4887246/jokowi-tolak-pulangkan-eks-isis-anda-
sepakat-atau-tidak?_ga=2.205769555.1543478627.1581241906-834364904.1581241906

Anda mungkin juga menyukai