Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS JURNAL

Nama : Rai Agistha Erdiana

Nim. : A1A322068

Kelas : R003

A. IDENTITAS JURNAL

1. Nama : Jurnal Sosial & Budaya Syar-i

2. Volume :6

3. Nomor :2

4. Halaman : 155-178

5. Tahun Penerbit : 2019

6. Judul Jurnal : Analisis Kejahatan Terorisme Berkedok Agama

B. ABSTRAK JURNAL

1. Jumlah Paragraf: 1 Paragraf

2. Halaman : Setengah Halaman

3. Ukuran Spasi : 1,5

4. Uraian Abstrak : Di dalam abstrak peculis menjelaskan istilah terorisme dan juga penjelasan
singkat mengenai terorisme. Dimana didalam jurnal ini fakta yang akan diangkat mengenai
tumbuhnya terorisme baik di luar maupun dalam negeri Indonesia yang akan mengelaborasi
terorisme atas nama keagamaan.

5. Keyword Jurnal : Terorisme, Keagamaan, Kejahatan.

C. PENDAHULUAN JURNAL

Dalam pendahuluan jurnal penulis menggambarkan tentang terorisme atas nama agama,
menggambarkan jihad fii Sabilillah, serta tanggapan masyarakat mengenai jihad itu seperti apa.

D. METODE PENELITIAN

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif analitis.

E. HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian Terorisme adalah bentuk kekerasan yang direncanakan, bermotivasi politik,
ditujukan terhadap target-target yang tidak bersenjata oleh kelompok-kelompok sempalan atau
agen-agen bawah tanah dan biasanya memiliki tujuan untuk mempengaruhi masyarakat luas.

2. Munculnya Gerakan Terorisme Keagamaan Berawal dari perang era I dan II. Pada era I
terorisme masih memiliki makna konotasi revolusioner. Tetapi era II terorisme berubah makna.
Terorisme dipakai untuk menyebut revolusi dengan kekerasan oleh kelompok nasionalis anti
kolonialis di Asia, Afrika dan Timur Tengah selama kurun dekade 1940-an dan 1950-an. Benturan
antara Islam dan Barat dibalik Isu perang lobal melawan terorisme tidak bisa dihindarkan, dimana
kekuatan Barat dan para sekutunya bersatu dalam sebuah misi memburu hantu kelompok
terorisme dan menghabiskan seluruh jaringannya yang tidak kunjung habis. Agama hanya sebagai
tameng untuk melancarkan rencana dan perilaku terorisme sehingga setiap perekrutan anggota
teroris didasari dengan doktrin keagamaan yang dapat menjadikan mereka yakin dan percaya
bahwa perbuatan mereka adalah misi suci yang dapat menghantarkan mereka kepada Ridho
Tuhannya.

3. jihad artinya usaha keras untuk mengatasi kepentingan pribadi guna kepentingan
kebenaran yang menjadi pondasi dalam kepribadian seorang muslim. Usaha ini dilakukan dengan
lisan, dengan harta, dengan membelanjakan waktu, umur dan sebagainya dengan memikul
macam-macam kesukaran dan juga dengan mengahadapi pasukan yang menumpahkan darah.
Untuk menghadapi pasukan musuh diperlukan waktu tertentu, tetapi untuk menghadapi diri
pribadi bagi seorang mu’min ialah usaha seumur hidup, jihad diwaktu pagi dan sore.

4. Jihad Pada Masa Nabi Muhammad SAW, Sasaran jihad Nabi dan kaum muslimin antara
lain orang-orang kafir dan munafik sebagaimana termaktub dalam al-Qur`an (QS. 66:9). Ayat-ayat
jihad yang tidak menyebutkan objek, sasarannya mencakup segala sesuatu atau siapa saja yang
terjangkau oleh kata tersebut, seperti seruan membaca pada ayat alQur`an yang pertama kali
diturunkan kepada Rasulullah SAW (QS. 96: 1-5).

5. Istilah-istilah yang Semakna dengan Jihad, istilah ini untuk menjadikan makna jihad dalam
konsep Islam yang sesungguhnya. Kata al-harb atau War adalah peperangan yang berkecamuk
antara dua negara atau lebih, untuk mencapai tujuan-tujuan politik dan ekonomi, dengan
menggunakan kekuatan senjata. Kata al-qatl maşdar dari “qatala” yang artinya peperangan atau
pertempuran dan bisa juga diartikan sebagai pembunuhan yang disengaja atau pembunuhan yang
tidak disengaja. hazzu merupakan peperangan secara fisik melawan orang-orang kafir, sedangkan
jihad berma’na melawan musuh-musuh Allah (kafir harbi), baik yang dilakukan secara fisik
maupun non fisik. Jika teliti dan pahami bersama doktrin terhadap jihad bahkan konsep perang
dalam Islam sekalipun jauh dari perilaku terorisme.
6. Aksi Terorisme Atas Nama Agama, Penggiringan opini oleh dunia barat seakan perbuatan
terorisme bersumber dari islam disebabkan: Pertama, peran media sangat besar, beberapa media
cetak maupun eletronik selalu memberitakan kajadian terorisme dengan berlebihan dan tidak
proporsional. Kedua, faktor pemahaman agama, terutama dalam memahami nash-nash dalam
agama itu sendiri. Jika ada sebuah pemahaman terhadap agama atau teks dalam kitab suci yang
tidak sesuai konteks, bahkan bertentangan dengan spirit agama itu sendiri, terutama dalam
memahami ayat tentang jihad atau ayat tentang semangat perang sering dipahami secara sepotong-
potong tidak lengkap baik asbab an-Nuzulnya maupun konteks objeknya.
7. Terorisme di Indonesia, gerakan terorisme di Indonesia adalah merupakan bahagian dari
gerakan terorisme secara internasional, yang kian jelas menjadi momok bagi peradaban modern.
Tujuan, strategis, motivasi, target dan metode terorisme kini semakin luas dan bervariasi.
Sehingga semakin jelas bahwa teror bukan merupakan bentuk kejahatan kekerasan destruktif
biasa, melainkan sudah merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia
(crimes against peace and security of mankind). Para teroris yang tertangkap hidup maupun
terbunuh seringkali mengutarakan perjuangan mereka dengan jihad fi sabilillah, sesungguhnya
jika dianalisa sepak terjang mereka tidak mencerminkan nilai-nilai ajaran agamakhususnya Islam.
Karena dalam nash-nash al-Qur’an tidak ditemukan perintah membunuh manusia kecuali jika
orang tersebut melakukan tindak pidana kejahatan yang sangat besar dan mengakibatkan
kehancuran peradaban manusia.

F. KESIMPULAN

Terorisme adalah bentuk kekerasan yang direncanakan, bermotivasi politik, ditujukan


terhadap target-target yang tidak bersenjata oleh kelompok-kelompok sempalan atau agen-agen
bawah tanah dan biasanya memiliki tujuan untuk mempengaruhi masyarakat luas. Terorisme
sering dikaitkan oleh jihad bagi beberapa kaum Muslimin sehingga hal itu berpengaruh terhadap
kehidupan. Kasus terorisme berkedok agama telah merajalela, mereka menganggap membunuh
orang lain dianggap jihad. Akan tetapi dalam nash-nash al-Qur’an tidak ditemukan perintah
membunuh manusia kecuali jika orang tersebut melakukan tindak pidana kejahatan yang sangat
besar dan mengakibatkan kehancuran peradaban manusia.

G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kelebihan

Secara keseluruhan jurnal ini memiliki kelebihan yang menonjol. Dimana pembahasan
mengenai terorisme berkedok agama dibahas secara runtun dan jelas serta terperinci. Argumen
yang diberikan pun sangat mudah dipahami sehingga memungkinkan masyarakat untuk
menyadari ternyata jihad yang sebenernya itu bagaimana. Bahasa yang digunakan pun baku serta
terdapat ayat yang menegaskan bahwa terorisme berkedok agama merupakan hal yang keliru.

2. Kelemahan

Terlepas dari kelebihan, jurnal ini juga memiliki kekurangan atau kelemahan, untuk orang
awam jurnal ini kurang memaparkan inti dari pembahasan secara ringkas dan mendalam.

Anda mungkin juga menyukai