Anda di halaman 1dari 3

TERORISME

Oleh Friska Saputra Redoansyah

Terorisme atas nama agama merupakan tema yang sangat menarik untuk dikaji dan diteliti. Aksi

Terorisme melahirkan ketakutan di kalangan masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia.

Perdebatan mengenai definisi terorisme tidak kunjung usai, karena adanya perbedaan pengertian

terorisme yang belakangan ini dikaitkan dengan mengatasnamakan teologi keagamaan. Sehingga

melahirkan karya-karya ilmiah dan kajian-kajian yang luas terhadap fenomena sosial tersebut.

Banyaknya academi-academi yang meneliiti terorisme menjadikan pandangan oran barat, bawa

jihad fi sabilillah adalah perang suci. Padangan ini memberikan corak pada agama islam sebagai

agama yang menyakini cara-cara kekerasan dan bergerak dalam kehidupan dan ladasan kekejaman

untuk menjauhkan manusia dari kehidupan yang bebas. Sedangkan menurut orang islam jihad fi

sabilillah sendiri adalah perjuangan senjata yang menawarjan alternatif hidup mulia atau mati

syahid (‘isy karīman aw mut syahīdan).

Pengertian Terorisme

Definisi terorisme adalah bentuk kekerasan yang direncanakan, bermotif politik, ditunjukkan

kepada target-target yang tidak bersenjata bersenjata oleh kelompok-kelompok sempalan atau

agen-agen bawah tanah dan biasanya memiliki tujuan untuk mempengaruhi masyarakat luas.

Sedangkan menurut departemen luar negri Amarika Serikat terorisme adalah bentuk kekerasan

tingkat tinggi yang yang dilakuakan seseorang atau kelompok internasional mengatas namakan

agama.

Benuk-bentuk terorisme menurut mulaid dapat di perinci sebagai berikut:

1. Sebelum Perang Dunia II, hampir semua tindakan terorisme terdiri atas pembunuhan

politik terhadap pejabat pemerintah.

2. Terorisme pada tahun 1950-an yang dimulai di Aljazair, dilakukan oleh FLN (Front de

Liberation National) yang mempopulerkan “serangan yang bersifat acak” terhadap

masyarakat sipil yang tidak berdosa.

3. Terorisme yang muncul pada tahun 1960-an dan terkenal dengan istilah “terorisme media”,

berupa serangan acak atau random terhadap siapa saja untuk tujuan publisitas.
Munculnya Gerakan Terorisme Keagamaan

Pada perang dunia ke I, terorisme memiliki konotasi revolusioner. Pada dekade tahun 1880-an dan

18890-an, namun pada perang dunia ke II kata terorisme berubah lahi maknanya menjadi.

Terorisme dipakai untuk menyebut revolusi dengan kekerasan oleh kelompok-kelompok

nasionalis anti kolonialis di asia, afrika dan timur tengah selama kurun dekade 1940-an dan 1950-

an. Negara-negara pada dunia ketiga mengadopsi istilah tersebut, dan bersepakat bahwa setiap

perjuangan melawan kolonial bukanlah terorisme. Namun cakupannya diperluas hingga meliputi

kelompok separatis etnis dan organisasi ideologis radikal. Kelompok-kelompok semacam PLO,

separatis Quebec FLQ (Front deliberation du Quebec), Basque ETA (Euskadi ta Agus Handoko

160 – Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Askatasuna) mengadopsi

terorisme sebagai cara untuk menarik perhatian dunia, simpati dan dukungan internasional.

Terorisme Mengatas Namakan Agama

Agama mengajarkan kita untuk memanusiakan manusia sehingga perbuatan-perbuatan yang

bersifat kekacauan dan kehancuran bukanlah ajaran agama yang sesungguhnya. Disebutnya

doktrin keagamaan yang disebut oleh para mujahidin disebut “jihad akbar” oleh organisasi jihad

khususnya di negara Pakistan yang dianggap oleh negara-negara Barat atau Amerika Serikat

sebagai Organisasi Teroris:

Pertama, Jihad untuk menjaga dan mempertahankan keyakinan beragama dari gangguan baik

dalam atau luar negeri.

Kedua, Bagi orang yang berjihad memiliki tempat tertinggi jika mereka meninggal dunia maka

disebut “Syahid”.

Ketiga, seluruh persoalan hidup manusia akan berakhir bahagia dan kematian merupakan jalan

yang ditempuh para militan.

Keempat, Keyakinan terhadap kehidupan yang kekal sehingga para militan selalu berada di

baris terdepan dalam setiap petempuran.

Dari empat alasan di atas maka negara-negara seperti afganistan, syuriah, iraq, termasuk

Indonesia, di Indonesia sendiri telah terjadi banyak sekali kejadian yang bersangkutan dengan

terorisme. Contohnya seperti kejadian-kejadian berikut :

Tahun 1999 :
1. Pemboman Toserba Ramayana Jakarta.

2. Pemboman Mall Kelapa Gading

3. Pemboman Hayam Wuruk Plaza

Dan masih banyak lagi namun di sini saya tidak akan menyebutkan semua peristiwa-peristiwa

tersebut. Apakah hanya agama islam yang menjadi prasangka atau di tuduh menjadi agama

terorisme. Imam masjid besar new york mengatakan dalam tulisanya bahwa sangat sulit

menghapus prasangka ke pada islam apalagi setelah runtuhnya gedung WTC.

Opini barat bahwa terorisme di sebabkan atau bersumber dari agama islam disebabkan

Pertama peran media yang sangat besar, seperti media cetak ataupun media elektronik

Anda mungkin juga menyukai