Anda di halaman 1dari 14

PEMBERANTASAN TERORISME DI INDONESIA

OLEH:

KELOMPOK 6

MUH. ISYROOF SYARIF AL QADRI


40300122019

ARYANI NURUL RAHMAWATI


40300122021

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pemberantasan Terorisme di Indonesia” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen, pada mata kuliah Civic Education. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pemberantasan terorisme di
Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Muh. Amiruddin, SH.,


MH, selaku dosen mata kuliah Civic Education yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang kami tekuni. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 14 November 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................2

BAB II....................................................................................................................3

A. Pengertian Terorisme..................................................................................3
B. Penyebab Terorisme...................................................................................4
C. Bahaya Terorisme.......................................................................................5
D. Upaya Pemberantasan Terorisme Di Indonesia..........................................6

BAB II..................................................................................................................10

A. Kesimpulan...............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dekade terakhir, Indonesia telah mengalami cukup banyak serangan
terorismeyang tidak hanyamerenggut korban jiwa dan menimbulkan kerugian
material, tetapi jugamenyebarkan atmosfer kecemasan dan ketakutan di
kalangan masyarakat luas. Saat ini, pemerintah Indonesia telah
mendeklarasikan terorisme tidak hanya sebagai ancaman terhadap keamanan
dan keselamatan warga negara, tetapi juga keamanan nasional. Pasca-
peristiwa 9/11 dan dideklarasikannya Perang Global Melawan Teror oleh
Amerika Serikat, denganBom Bali I sebagai tipping point dalam negeri,
pemerintah Indonesiasemakinmendapattekanan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, untuk menanggulangi terorisme secara efektif. Respon
kebijakan pertama pemerintah dalam menghadapi serangan teroris kontempore
radalah respon kebijakan cepat,yakni dengan mengeluarkan Instruksi
Presiden(Inpres) No. 4 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Terorisme, yang
kemudian dipertegasdengan diterbitkanya paket Kebijakan Nasional terhadap
pemberantasan Terorisme dalam bentuk Peraturan Pengganti Undang-undang
(Perpu) No. 1 dan 2 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme yang kemudian ditetapkan menjadi UU denganUndang-Undang No.
15 tahun 2003.Berdasarkan UU tersebut, Indonesia menyelenggarakan upaya
penanggulangan terorisme yang bertumpu pada penggunaan sistem hukum
pidana dan kepolisian sebagai ujung tombaknya.
Pemerintah RI juga membentuk tim khusus dalam penanganan kasus ini
yaitu dibentuknya Detasemen Khusus 88 atau yang biasa disebut Densus 88
yang dilatih untuk menangani segala bentuk terorisme termasuk Upaya
pengeboman.
Hingga pada perkembangannya Tim ini sudah menghentikan beberapa aksi
terror yang ada di Indonesia ini hingga lactor-aktor terorisme yang berbahaya.

1
Namun itu semua bukanlah akhir dari gerakan terorisme di Indonesia bahkan
seiring berjalannya waktu sekarang aksi terror mulai berkembang apalagi
sekarang kembali munculnya suatu gerakan baru di Indonesia yang di
khawatirkan dapat memicu pergerakan terorisme di Indonesia yaitu ISIS yang
pergerakannya masih meresahkan masyarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terorisme?
2. Apa saja penyebab terorisme?
3. Apa saja bahaya dari terorisme?
4. Bagaimana strategi pemberantasan terorisme?

C. Tujuan Penelitian
Menjawab semua permasalahan di atas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terorisme
Kata teroris (pelaku) dan terorisme (aksi) berasal dari Bahasa latin
yaitu terrere yang memiliki arti membuat gemetar atau menggetarkan.
Sebenarnya istilah “terorisme” merupakan sebuah konsep yang
mempunyai makna yang sangat sensitif karena terorisme menyebabkan
terjadinya pembunuhan terhadap orang yang tidak bersalah (Wahid,dkk,
2004).
Beberapa lembaga mendefinisikan makna terorisme diantaranya :
Pertama, US Department of Defense menjelaskan bahwa terorisme adalah
suatu perbuatan yang melawan hukum atas suatu tindakan yang berisi
ancaman dengan kekerasan atau paksaan terhadap suatu individu atau
kelompok untuk memaksa atau mengintimidasi pemerintah atau
masyarakat dengan memiliki tujuan politik, agama ataupun pemaksaan
ideologi. Kedua, US Federal Bareau of Investigation / FBI terorisme
adalah penggunaan kekerasan atas seseorang atau pemerintah, dan
penduduk sipil dan elemen-elemennya untuk mencapai suatu tujuan social
atau politik. Ketiga, US Central Intelegence Agency / CIA terorisme
internasional adalah terorisme yang dilakukan dengan dukungan suatu
pemerintah atau lembaga asing dan diarahkan melawan negara, lembaga,
atau pemerintah asing.
Menurut Undang-Undang NO 5 Tahun 2018 Pasal 1 Butir ke 2
tentang tindak pidana terorisme menjelaskan bahwa terorisme adalah
perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan
hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi,
politik, atau gangguan keamanan.

3
B. Penyebab Terorisme
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya terorisme, yakni:
1. Kesukuan,nasionalisme/separatism
Tindakan teror ini biasanya terjadi di daerah yang dilanda konflik antar
etnis/suku atau pada suatu bangsa yang ingin memerdekan diri.
Menebar teror akhirnya digunakan pula sebagai salah satu cara untuk
mencapai tujuan atau alat perjuangan. Sasarannyayaitu etnis atau
bangsa lain yang sedang diperangi.
2. Kemiskinan dan kesenjangan
Kemiskinan dan kesenjangan adalah masalah sosial yang mampu
membentuk bibit-bibit terorisme. Kemiskinan dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yakni kemiskinan natural dan kemiskinan
struktural. Kemiskinan natural bisa dibilang “miskin dari asalnya”.
Sedang kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dibuat,
misalnya ketika penguasa justru mengeluarkan kebijakanyang malah
membuat miskin rakyatnya. Jenis kemiskinan kedua punya potensi
lebih tinggi bagi munculnya terorisme.
3. Pelanggaran harkat kemanusiaan
Aksi teror akan muncul jika ada diskriminasi antar etnis atau kelompok
dalam masyarakat. Hal ini terjadi saat ada satu kelompok diperlakukan
tidak sama hanya karena warna kulit, agama, atau lainnya. Kelompok
yang direndahkan akan mencari cara agar mereka didengar, diakui, dan
diperlakukan sama dengan yang lain. Car ayang biasanya dilakukan
adalah dengan terorisme.
4. Radikalisme agama
Radikalisme agama menjadi penyebab unik karena motif yang
mendasari kadang bersifat tidak nyata. Beda dengan kemiskinan atau
perlakuan diskriminatif yang mudah diamati. Radikalisme agama
sebagian ditumbuhkan oleh cara pandang dunia para penganutnya.

4
C. Bahaya Terorisme
Banyaknya aksi terorisme yang terjadi di Negara-negara terutama
di Indonesia, memiliki dampak yang sangat berpengaruh bagi Indonesia
sendiri. Beberapa dampak dariadanya terorisme antara lain:
1. Segi Psikologis
Adanya tragedi pengeboman yang sering terjadi di Indonesia juga ikut
mempengaruhi kondisi psikologis masyarakat. Contoh dampak
psikologis masyarakat pasca pengeboman dapat dilihat dari hasil
survei terhadap masyarakat di Bali pasca peristiwa Bom Bali II, bahwa
masyarakat yang berada di wilayah bekas pengeboman memiliki
gangguan psikologis seperti ketakutan, mimpi buruk, bahkan sering
pingsan, karena tempat tinggal mereka yang berdekatan dengan
pengeboman, atau bahkan karena mengalamisendiri peristiwa itu.
2. Segi Ekonomi
Adanya pengeboman juga memberi dampak buruk pada sektor
ekonomi di Indonesia, diantaranya berupa banyaknya pengangguran
akibat sektor usaha yang dijalankan pendapatannya merosot tajam
pasca terjadinya bom sehingga harus mengurangi jumlah
karyawannya. Dalam segi investasi, berpengaruh pada menurunnya
prospek investasi jangka menengah dan panjang investasi asing pasca
pengeboman karena karena para investor takut merugi dan
menganggap Indonesia sebagai negara yang tidak aman untuk
mendapatkan investasi, serta menurunnya perekonomian di Indonesia.
3. Segi Keamanan
Dari segi keamanan dampak dari terorisme sendiri yakni
memburuknya citra Indonesia di mata dunia internasional karena
menganggap Indonesia sebagai Negara yang tidak aman dan berimbas
pada sektor-sektor lainnya. Terorisme juga mempengaruhi pola
pemikiran masyarakat Indonesia akibat tidak adanya rasa aman dan
nyaman di negeri sendiri. Tindakan terorisme juga berpengaruh buruk

5
terhadap keamanan wilayah Indonesia karena pergerakan dariterorisme
yang lintas batas Negara.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari
terorisme sangatlah merugikan bagi negara, karena dampaknya yang
begitu besar serta memberikan efek domino terhadap sektor-sektor di
Indonesia dan tentu saja memperburuk citra Negara di mata dunia
internasional. Untuk itu diperlukan kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat guna menanggulangi tindakan terorismedi Indonesia.

D. Upaya Pemberantasan Terorisme Di Indonesia


Terorisme telah membawa dampak negatif dalam kehidupan
pribadi korban beserta keluarganya dan juga membawa dampak negatif
bagi bangsa dan negara. Bagi keluarga korban kebiadaban teroris
membawa dampak psikologis yang berat, rasa kehilangan orang – orang
tercinta merupakan beban psikologis yang sulit dihadapi. Bagi negara,
aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh teroris berakibat buruk pada
keamanan dan kenyamanan negara tersebut. Oleh karena itu pemerintah
harus serius dalam menangulangi terorisme. Beberapa upaya dalam
menghadapi aksi terorisme di Indonesia yaitu:
1. Penegakan Hukum
Penyelenggaraan penegakkan hukum terhadap tindak pidana terorisme
diatur oleh UU No. 15 tahun 2003 yang menetapkan Perpu No. 1 tahun
2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebagai Undang
- Undang. Kemudian dibuat UU No. 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. Kemudian
dibuatnya UU No. 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2003.
2. Pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris(BNPT)
BNPT) yang bertugas untuk menanggulangi tindak pidana terorisme;
badan in idibentuk pada tahun 2010 dengan tugas yaitu : (a) menyusun
kebijakan,strategi, dan programnasional di bidang penanggulangan

6
terorisme;(b) mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dengan
pelaksanaan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulanagan
terorisme; (c) melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan
terorisme dalam membentuk satuan-satuan tugas yang terdiri dari
unsusr-unsur instansi pemerintah terkait sesuai dengan tugas, fungsi,
dan kewenangan masing-masing. Bidang penanggulangan terorisme
yang menjadi ranah kewenangan BNPT meliputi pencegahan ,
perlindungan, deradikalisasi, penindakan dan penyiapan kesiapsiagaan
nasional. kemudian dalam hal terjadi tindak pidana terorisme,BNPT
menjadi Pusat Pengendali Krisis yang berfungsi sebagai fasilitas bagi
presiden untuk menetapkan kebijakan dan langkah-langkah
penanganan krisis termasuk pengerahan sumber daya dalam
penanggulangan aksi terorisme.
3. Pembentukan Detasemen Khusus 88
Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik
Indonesia atau Densus 88 AT Polri adalah satuan khusus
kontraterorisme milik Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
diprioritaskan untuk menghancurkan setiap tindak pidana terorisme di
Republik Indonesia. Densus 88 AT Polri dilatih untuk menangani
semua jenis aksi terorisme di Indonesia.
4. Pelibatan TNI dan Polri
UU No 34 tahun 2004 telah memberikan payung hukumagar TNI juga
terlibat dalam mengatasi aksi terorisme. Yang seharusnya dilakukan
prajurit TNI, bukan bagaimana penanganan setelah bom meledak dan
mencari siapa pelakunya, akan tetapi lebih pada upaya preventif, yakni
memberikan bantuan kepada kepolisian dengan koridor fungsi dan
tugasnya secara efektif. Merujuk pada Undang Undang No. 34 tahun
2004 tentang TNI di Pasal 7 ayat 1 sangat jelas dinyatakan, bahwa
tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945, serta melindungisegenap bangsa dan seluruh tumpah

7
darah Indonesia dari ancamandan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara. Sebagai penegas, di ayat 2 pasal tersebut dinyatakan, tugas
pokok sebagaimana dimaksud yakni dengan melakukan operasi militer
untuk perang dan operasi militer selain perang. Operasi militer selain
perang, diperuntukkan antara lain sebagai upaya untuk mengatasi
gerakan separatis bersenjata, pemberontakan bersenjata,aksi terorisme
serta mengamankan wilayah perbatasan.
5. Deradikalisasi
Deradikalisasi adalah cara merubah idiologi kelompok teroris secara
drastis. Deradikalisasi ditujukan untuk mengubah seseorang yang
semula radikal menjadi tidak lagi radikal, salah satunya adalah
menjauhkan mereka dari kelompok radikal tempat mereka bergabung.
Deradikalisasi terorisme diwujudkan dengan program reorientasi
motivasi, reedukasi, resosialisasi, serta mengupayakan kesejahteraan
sosial dan kesetaraan dengan masyarakat lain bagi mereka yang terlibat
terorisme maupun bagi simpatisan.
6. Peran Sentral Tokoh Agama dan Masyarakat
Para sentral tokoh sangat berperan penting dalam mengarahkan
penganutnya. Disisi lain perlu adanya peran pemimpin bangsa atau
yang memegang kekuasaan dalam pemerintahan untuk ikut
mendukung dan melaksanakan tugas dengan amanah.
7. Penangkalan Ideologi Radikal di Dunia Nyata dan Dunia Maya
Dalam hal ini, diperlukan peningkatan jumlah komunitas intelijen dari
tingkat kota hingga ke pelosok untuk mendeteksi pergerakan jaringan
teroris baik di dunia nyata atau dunia maya. Seperti yang kita tahu,
dengan adanya media sosial banyak sekali informasi-informasi melalui
media yang bisa diakses oleh siapapun, di manapun, dan kapanpun.
Informasi yang beredar bisa saja mengandung nilai-nilai yang
menyimpang yang kemudian mendoktrin seseorang untuk
mengikutinya dan akhirnya tumbuh sikap terorisme yang ditanamkan
dalam kehidupan sehari-hari.

8
8. Melakukan Kerja Sama Internasional
Kejahatan terorisme merupakan kejahatan lntemasional dan termasuk
kejahatan "serious crime" serta merupakan kejahatan yang melintasi
batas-batas negara {Transnational Crime) yang terorganisir dengan
baik. Kejahatan terorisme sebagaimana yang dinyatakan Prof. Muladi
adalah musuh bersama umat manusia {hostes humanis generis) yang
hanya dapat diperangi melalui kerjasama lntemasional atau kerja sama
Global untuk melawan dan memerangi terorisme. Salah satu cara
menanganinya adalah dengan cara menangkap dan mengadili para
pelaku kejahatan teroris, serta memberikan hukuman yang setimpal
dengan kejahatan yang telah dilakukan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terorisme adalah tindakan yang menimbulkan ketakutan bahkan bahaya bagi
masyarakat yang berasal dari upaya para teroris untuk mencapai tujuan
mereka yang didasari dari berbagai motivasi dan kepentingan. Maka dari itu
perlu adanya tindakan pencegahan dan penaganan terhadap terorisme baik dari
negara maupun dari masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amruulloh, Achmad Aziz. Penanggulanga Terorisme Dalam


Mempertahankan Indonesia. Malang: Universitas Widyagama. 2019.
Anakotta, Marthsian Y. Kebijakan Sistem Penegakan Hukumterhadap
Penanggulangan Tindak Pidana Terorismemelalui Pendekatan
Integral. Semarang: Universitas Diponegoro. 2020.
Database Peraturan. Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018.
https://peraturan.bpk.go.id/Details/82689/uu-no-5-tahun-2018.
Diakses pada 27 november 2023.
Mahkamah Agung RI. Naskah Akademis: Undang-Undang Terorisme. Jakarta.
2007.
Permatasari, Anggalia Putri. KonsepsiStrategi dan Kebijakan
Penanggulangan Terorisme di Indonesia. Depok: Universitas
Indonesia. 2012.
Rahmat, Maulana. Politik Hukum Terhadap Tindak Pidana TerorismeDalam
Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Fakultas Hukum
Universitas Katolik Parahyangan. 2017.

11

Anda mungkin juga menyukai