Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM III

“ TERORISME “

Dosen Pembimbing;
Dr. Abdullah Faqih,M.Ag.

Disusun Oleh :
Rohmatul Islamia
(20041026/Akuntansi 5A)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL’ ULUM LAMONGAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,taufik,serta hidayah-Nya, sehinggah saya selaku penyusun dapat menyelesaikan
proposal Pendidikan Agama Islam “Terorisme” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini saya susun untuk memenbuhi tugas Pendidikan Agama Islam III. Dalam
makalah ini kami banyak mendapat banyak bantuan refrensi buku dan jurnal, selain itu makalah
ini berisikan tentang terorisme dalam prespektif hukum islam dan kriminalisasi terorisme di
indonesia dalam era globalisasi.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kelemahan dan
kekurangan, maka saran dan keritik yang membangun sangat kami butruhkan dari semua pihak
untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya mengucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai acuan pembuatan makalah dikemudian hari.

Lamongan,09 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Terorisme ............................................................................................................ 5
2.2 Terorisme Dalam Isu Global ................................................................................................. 5
BAB III ............................................................................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 7
BAB 1

PENDAAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak terjadinya serangan yang diduga dilakukan oleh teroris pada tanggal 11
september 2001 di New York dan Washington Amerika Serikat (AS), terorisme kemudian
menjadi perhatian dan masalah serius diseluruh dunia. Betapa tidak, dengan cara membajak
pesawat terbang komersial American Airlline dan United Arilline, teroris menjadikan peswat
tersebut menjadi senjata bunuh diri sekaligus untuk menghancurkan dua simbol keperkasaan
Amerika Serikat yaitu menara kembar Word Trade Centre di New York sebagai simbol
kekuatan perekonomian dan sebagai bangunan pusat Departemen. Pertahana Amerika yang
paling bergengsi “pentagon” di Washington sebagai simbul kedikdayaan militernya. 1 Satu
pesawat penumpang lagi yang diduga akan ditabrakan teroris digedung putih ternyata jatuh di
daerah kosong. Dalam peristiwa tersebut korban yang tewas lebih dari 6000 orang. Peristiwa
tersebut kemudian disebut oleh bangsa Amerika sendiri sebagai suatu “ Panggilan Pembangun
Tidur. 2 “
“Panggilan Pembangun Tidur” yang dilakukan oleh para teroris tersebut nampaknya
betul-betul membangun AS dari tidurnya. Kalau saja para kurcaci-kurcaci3 diganggu hinggah
bangun, maka akibat yang terjadi paling-paling sedikit suara berisik para kurcaci yang terusik
tidurnya, yang nantinya akan hilang dengan sendirinya. Namun bagaimana halnya jika yang
diganggu dari tidur nyenyaknya adalah seorang raksasa (baca: Amerika Serikat)? Tentulah
bangunnya raksasa tersebut akan menggegerkan jagad karena ia pasti akan mencari pelaku
yang mengusik tidurnya untuk membuat perhitungan. 4
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian terorisme
2. Apa yang dimaksud dengan terorisme isu global
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami arti terorisme
2. Mengetahui Terorisme dalam isu global

1 Cara yang dipakai teroris tersebut dikenal dengan istilah mass weapons destruction suicide hijack bomb.Lihat bullitinlitbang.dephan.go.id., Volume v No 7 Juli 2001.
2 Transkrip dan Terjemahan Resmi haSil wawancara dengan Wakil Menten Pertahanan Amenka Senkat
Paul Wolfowitz, 2Desember 2001. Siaran Pers Kedutaan BesarAmerika Serikat di Jakarta.
3 Gambaran orang yang bertubuh pendek atau kerdil dalam cerita anak-anak.
4 Ada ungkapan yang sangat tepat dalam bahasa Jawa untuk memberikan gambaran seperti itu yaitu peaimpamaan koyo nangmmacan furuseperti membangunkan
macan yang sedang tidur.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Terorisme
Istilah Teror menjadi marak dalam beberapa waktu terakhir. Perkembangan terbaru
gerakan teror yang dilakukan oleh al-Qaida dan ISIS turut mempopulerlan istilah ini. Menurut
kamus Oxford School Dictionary & Thesaurus, teror adalah usaha menciptakan ketakutan yang
sangat dalam oleh seseorang atau kelompok. Teroris adalah orang yang menggunakan
kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik. Terorisme adalah
penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan.5
Sedangkan definisi terorisme adalah bentuk kekerasan yang direncanakan, bermotivasi
politik, ditujukan terhadap target-target yang tidak bersenjata oleh kelompok-kelompok
sempalan atau agen-agen bawah tanah dan biasanya memiliki tujuan untuk mempengaruhi
masyarakat luas. 6 Adapun Divisi Pengkajian dan Penelitian Departemen Luar Negeri Amerika
Serikat memberikan pengertian terhadap terorisme adalah aksi kekerasan tingkat tinggi yang
dilakukan oleh seseorang maupun kelompok internasional dengan mengatasnamakan ideologi
keagamaan kepada masyarakat luas.7 Menurut Muladi bentuk-bentuk terorisme dapat diperinci
sebagai berikut:
1. Sebelum per 8ang Dunia II, hampir semua tindakan terorisme terdiri atas pembunuhan
politik terhadap pejabat pemerintah.
2. Terorisme pada tahun1950-an yang dimulai di Aljazair, dilakukan oleh FLN (Front de
Liberation National) yang mempopulerkan “serangan yang bersifat acak” terhadap
masyarakat sipil yang tidak berdosa. Hal ini dilakukan untuk melawan apa yang mereka
sebut (Algerian Nationalist) sebagai “terorisme negara.” Menurut mereka, pembunuhan
dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan bukanlah soal yang harus dirisaukan, bahkan
sasarannya adalah mereka yang tidak berdosa.
2.2 Terorisme Sebagai Isu Global
Fenomena-serangan yang diduga diiakukan oleh teroris terbadap WTC dan Pentagon yang
mempergunakan sarana pesawat terbang komersial sebagai mass weapons destructions suicide
hijack bomb untuk menghancurkan objek sasaran nampaknya merupakan suatu teknik atau

5 Oxford School Dictionary & Thesaurus, Editor: Robert Allen (Oxford University Press,
2005) h. 705.
6 Stanislaus Riyanta, Mengenal Terorisme, dalam www.jurnalintelejen.Net, Diakses pada 6
Februari 2019.
7 Rex A. Hudson, Editor: Marilyn Majeska, The Sociology and Psychology of Terrorism:
Who Becomes a Terrorist and Why? (Washington D.C.: Federal Research Division, Library of
Congress, 1999) h.11
8 Muladi, Hakikat Terorisme dan Prinsip Pengaturan dalam Kriminalisasi dalam Buku
Demokratisasi, (Hak Asasi Manusia dan Reformasi Hukum di Indonesia, The Habibie Center,
Jakarta, 2002), h.169
metode penyerangan yang tidak pernah disadarii siapapun. 9 Para teroris nampaknya telah
memperkenalkan teknik baru yang tidak pemah dikenal sebelumnya oleh para teroris kiasik.
Para teroris yang mempergunakan metode kiaslk biasanya hanya terbatas untuk melakukan
pembajakan, penculikan, penyanderaan, penyitaan, penyiksaan ataupun pembunuhan biasa.
Hal ini menunjukkan bagaimana teroris telah mempergunakan teknoiogi tinggi untuk
melakukan aksinya yang dapat dilihat oleh publik sehingga meciptakan "daya kejut" yang
berisentintas tinggi untuk menyampaikan suatu pesan tertentu.
Kasus terorisme 11 September di AS tersebut sebenarnya tidak terlepas dari proses
globalisasi yang sesdang berlangsung sampai saat ini. Para teroris tersebut ternyata mampu
mempergunakan perkembangan ilmu dan teknologi untuk mencapai tujuannya. Globalisasi
terjadi akibat penemuan dan peningkatan ilmu dan teknologi terutama dibidang informatika,
yang demikian pesat. Menurut Prof.IS. Susanto,globalisasi dapat m,empengaruhi peningkatan
mobilitas orang, modal, kultur, baik yang bersifat lokal, nasional, bahkan internasional.10
Istilah globalisasi seringkali disalah artikan seolah olah hanya berkaitan dengan masalah
perekonomian yang melibatkan persoalan-persoalan hubungan global. Namun tidak demikian
bagi Giddens. 11

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas.dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahwa belum ada batasan pengertian terorisme yang dapat diterima oleh berbagai pihak
karena masingmasing mempunyal sudut pandan sendiri dalam memberikan pengertian
terorisme. Belum adanya konsensus darl. Berbagai pimpinan negara mengenai terorisme
sehingga sampai saat ini masih dijumpai berbagai pengertian terorisme.
2. Meskipun beium ada batasan pengertian yang sama mengenai terorisme, namun sejak
dlkeluarkannya ECST tahun 1937, 12 pengertian terorisme yang sebeiumnya dianggap
sebagai kejahatan tertiadap negara, pengertiannya telah bergeser kearah sebagai kejahatan
terhadap kemanusiaan.

9 Meskipun dalam film Tora Tora Tora" yang memuat dokumen mengenai Perang Dunia II di Pearl Harbour terdapat gambaran bagaimana pilot-pilot
pesawattempurJepang yang melakukan aksi bunuh diri dengan mempergunakan pesawat tempurnya untuk diarahkan masuk ke dalam cerobong kapal perang AS,
sehingga pesawat tersebut meledak beserta dengan kapalnya sekaligus.
10 IS. Susanto. penjelasan lesan, kuliah 2Oktober 2001, PDIH Undip.
11 Anthony Giddens. The Third Way; The Renewal ofSocial Democracy", diterjemahkan oleh Ketut Arya Mahardika, Jalan Ketiga:Pembaharuan Demote/Sos/a/(Jakarta:
GramediaPustaka Utama, cetakan ketiga,
2000), him 35.
12 ECST singkatan dari European Convention on The Suppression ofTerrorism.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Handoko Jurnal Sosial Dan Budaya Syar’I 6 (2), 156,2019
Ariwibowo,Dede. “Perang TerorismeTidak Selalu Aksi Militer” harian tempo interaktif, Jakarta,11
Oktober 2001.
Adji, Indriyanto Seno. “ Terorisme dan Hukum”. Harian Kompas, 24 September 2001,edisi cetak di
download dari https://www.kompas.com.
Salam : Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Volume 6 Nomer 2 (2019). ISSN:2356-1459 E-ISSN:2654-
9050-157 www.jurnalintelejen.Net
JURNAL HUKUM. NO. 21 VOL. 9. September 2002:67-86

Anda mungkin juga menyukai