MEMAHAMI TERORISME:
SUATU PERSPEKTIF KRIMINOLOGI
Muhammad Mustofa
Abstract
dilakukan, kita tidak akan tahu apa yang Negara, sebagai contoh, dapat
harus kita lakukan. dikategorikan sebagai teroris apabila
Terorisme dalam kaitan ini dalam melaksanakan kebijakan negara
diartikan sebagai, tindakan kekerasan melakukan tindakan-tindakan dis-
atau ancaman untuk melakukan kriminasi dan represif terhadap
tindakan kekerasan yang ditujukan kelompok minoritas atau kelompok
kepada sasaran acak (tidak ada pinggiran (marginal) yang oposan
hubungan langsung dengan pelaku) terhadap negara. Penindasan terhadap
yang berakibat pada kerusakan, pejuang kemerdekaan dan warga
kematian, ketakutan, ketidakpastian dan Palestina oleh penguasa Israel dan di
keputusasaan massal. Tindakan bawah restu dan dukungan Amerika
terorisme tersebut dilakukan dalam Serikat, juga merupakan bentuk
rangka memaksakan kehendak kepada tindakan terorisme.
pihak yang dianggap lawan oleh Kedua faset dari terorisme
kelompok teroris, agar kepentingan- tersebut dapat dipahami melalui
kepentingan mereka diakui dan kategorisasi peristiwa kejahatan yang
dihargai. ditawarkan oleh Quinney (1977)
Dengan definisi semacam ini, sebagai: Pertama, crime of domination
maka unsur-unsur yang harus ada or repression yang secara metodologis
dalam pengertian terorisme adalah dilakukan oleh kapitalis atau kelas
tindakan kekerasan yang mempunyai penguasa dan antek-anteknya. Kedua,
akibat kerusakan, kematian, ketakutan, adalah crimes of accomodation atau
ketidakpastian dan keputusasaan crimes of resistance/rebellion yang
massal; sasaran tindakan adalah dilakukan oleh kelas pekerja atau kelas
sasaran acak yang tidak ada hubungan bawahan, yang merupakan kejahatan
langsung dengan pelaku; terakhir, dalam rangka bertahan hidup (lihat
didorong oleh motivasi kepentingan Barak, 2001: 62).
pelaku yang tidak dapat dikhususkan Dengan definisi terorisme seperti
hanya pada motivasi politik saja di atas, maka dalam mengantisipasi
mengingat (dalam banyak hal) terorisme, kita lebih bersikap obyektif
kepentingan non politik seperti dan tidak menyamaratakan bahwa
keyakinan juga merupakan latar tindakan terorisme adalah tindakan
belakangnya. yang dilakukan oleh kelompok minoritas
Pelaku atau kelompok pelaku atau yang terpinggirkan saja, tetapi juga
terorisme biasanya merupakan tindakan yang dilakukan oleh
kelompok minoritas atau kelompok yang pemerintah atau negara yang represif.
terdiskriminasi dalam tatanan pergaulan Ciri yang sama dari terorisme oleh
yang mapan. Pilihan tindakan terorisme kelompok minoritas maupun oleh
bagi kelompok ini adalah suatu negara adalah, bahwa keduanya
keniscayaan karena cara-cara yang mengabaikan atau tidak menghormati
mapan tidak mampu melayani aspirasi nilai-nilai demokrasi dan nilai-nilai
mereka. Kelompok semacam ini kemanusiaan serta mengabaikan batas-
sekarang diberi label sebagai teroris batas kedaulatan suatu negara. Dalam
yang dimusuhi di seluruh dunia, kaitan ini mereka menghalalkan cara
khususnya perspektif yang didominasi dalam rangka mencapai tujuan.
oleh kepentingan Amerika dan Dengan tipologi terorisme yang
sekutunya. terdiri dari dua bentuk tersebut di atas,
Sebaliknya, pelaku terorisme maka akar masalah yang menghasilkan
dapat juga merupakan kelompok yang tindakan terorisme paling tidak juga
dominan dalam tata pergaulan mapan. dapat dikelompokkan dalam dua ciri.
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 2 No. III Desember 2002 : 30 - 38 32
Laqueur, W.
1999 The New Terrorism:
Fanaticism and the Arms of
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 2 No. III Desember 2002 : 30 - 38 38
Turk, Austin T.
2002 “Terrorism”, dalam Joshua
Dressler (Editor in Chief),
Encyclopedia of Crime and
Justice. Edisi Kedua, Vol. 4,
New York: Macmillan Reference
USA.
Weber, M.
1978 Economy and Society. Edited by:
Guenther Roth and Claus
Wittich. Berkely: University of
California Press.