Anda di halaman 1dari 7

Nova Kurnia Akbar ‘1 Faiz Mohammad Noor Ishmat `2

a
Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia,
Email:wibufleurishana@gmail.com
b
Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia,
Email:faizmochammad2@gmail.com

TERORISME DALAM PERSPEKTIF HAM


Oleh: Nova Kurnia Akbar, dan Faiz Mohammad Noor Ishmat.

ABSTRAK

Dalam konteks terorisme, dukungan bagi korban adalah perhatian utama dari perspektif hak
asasi manusia [1]. Namun, dalam rangka untuk menjaga hak-hak konvensi, margin of
appreciation diciptakan untuk memperhatikan kedaulatan negara dan kebutuhan untuk
melindungi hak-hak manusia [2]. Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak kenaikan
pentingnya terorisme dan bahaya yang terkait dengan hal tersebut, terhadap hak asasi
manusia [3]. Terorisme adalah ancaman global dan memiliki berbagai bentuk yang perlu
dijelajahi. Penting untuk memahami akar penyebab terorisme dan upaya untuk mencegah dan
meresponsnya. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menemukan solusi yang efektif dan
berkelanjutan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas secara global.

Kata Kunci : Hak Asasi Manusia, Terorisme dan Kontra Terorisme. Margin Penghargaan
dan Perlindungan Hak Asasi Manusia, Pemerintah dan Oposisi.

ABSTRACT

Terrorism is a global concern that has a significant impact on society. [1] It takes various
forms, including religious, political, and ideological terrorism, and poses a threat to human
rights. This journal aims to explore the root causes of terrorism, examine its impact on human
rights, and find effective and sustainable solutions to promote peace and stability worldwide.
The paper will scrutinize Convention case law before 9/11 in order to outline the ECtHR's
treatment of the margin of appreciation in terrorism cases. [3] The human rights framework
will also be discussed in detail, along with the impact that terrorism has on human rights. [2]
Overall, this journal will provide insight into the complex relationship between terrorism and
human rights and the efforts needed to prevent and respond to this global threat.

Keywords : International Terrorism and Human Rights, Human Rights, Terrorism and
Counter-terrorism, The Margin of Appreciation and Human Rights Protection.

BAB 1
PENDAHULUAN
Terorisme adalah suatu tindakan dimana penggunaan kekerasan,intimidasi,bahkan
penggunaan ancaman bila diperlukan untuk mencapai kondisi sosial tertentu dan tak jarang
perpolitikan tertentu.Dalam kegiatan terorisme seringkali dilakukan yaitu
pengeboman,penyanderaan,penyerangan terhadap fasilitas umum dan pembunuhan massal
terhadap suatu etnis atau kelompok tertentu.Terorisme yang dilakukan secara sistematis dan
menciptakan kepanikan dalam kawasan yang luas mampu menimbulkan kepanikan dalam
masyarakat luas.Tindakan terorisme dianggap sebagai tindakan kejahatan internasional dan
melanggar hukum internasional serta norma-norma kemanusiaan maka terorisme menjadi
suatu tindakan kejahatan serius dan harus diperangi oleh semua pihak keamanan bahkan
pertahanan nasional bila telah mencapai tingkatan yang dikhawatirkan.Terorisme juga
merupakan salah satu masalah global yang paling memprihatinkan saat ini. Terorisme telah
menyebabkan kerugian besar bagi keamanan dan stabilitas dunia, serta menimbulkan rasa
takut dan ketidakpastian di antara masyarakat. Terorisme dapat muncul dalam bentuk apapun,
dari serangan teroris individu hingga serangan teroris yang sangat terorganisir dan kompleks.
Terorisme juga dapat terjadi di mana saja, baik di negara maju maupun negara berkembang.

BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian Terorisme
Definisi Terorisme menurut Undang-Undang nomor 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme, terorisme didefinisikan sebagai:
"Tindakan yang berat atau sistematis yang dilakukan dengan satu atau lebih cara, melanggar
hukum dan peraturan yang berlaku, yang dilakukan dengan sengaja dan sadar oleh satu orang
atau lebih, yang terkait dengan tujuan tertentu yang mengakibatkan kecemasan, ketakutan,
atau rasa tidak aman bagi masyarakat luas atau sebagian masyarakat, atau mengancam untuk
melakukan tindakan kekerasan."
Dalam definisi tersebut dijelaskan bila terorisme dilakukan dengan berbagai cara antara lain
yaitu penggunaan senjata api,bahan peledak,senjata biologi,senjata kimia,radioaktif ataupun
cara lainnya yang menunjang kegiatan terorisme dan mampu mengakibatkan korban jiwa
atau luka-luka,merusak infrastruktur,sarana komunikasi,dan transportasi baik umum maupun
pribadi.
Black Law Dictionary. Terorisme diartikan sebagai “Kegiatan yang melibatkan unsur
kekerasan atau yang menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia yang melanggar
hukum pidana, yang jelas dimaksudkan untuk mengintimidasi penduduk sipil, mempengaruhi
kebijakan pemerintah dan mempengaruhi penyelenggaraan negara dengan cara penculikan
atau pembunuhan.” 1
Berikut adalah beberapa pengertian menurut beberapa ahli antara lain;
C. Manullang: Terorisme adalah suatu cara untuk merebut kekuasaan dari kelompok lain,
dipicu oleh banyak hal, seperti; pertentangan (pemahaman) agama, ideologi dan etnis,
kesenjangan ekonomi, serta tersumbatnya komunikasi masyarakat dengan pemerintah, atau
karena adanya paham separatisme dan ideologi fanatisme.2
James H. Wolfe menjelaskan beberapa karakteristik yang bisa dikategorikan sebagai
terorisme, yaitu (Wolfe, 1987):
Tindakan terorisme tidak selamanya harus bermotif politis
Sasaran terorisme dapat berupa sipil (masyarakat, fasilitas umum) maupun non-sipil (pejabat
dan petugas negara, fasilitas negara)
Aksi terorisme ditujukan untuk mengintimidasi dan mempengaruhi kebijakan pemerintahan
Aksi terorisme dilakukan melalui tindakan-tindakan yang tidak menghormati hukum dan
etika internasional3
Walter Laqueur (Laqueur, 1977): terorisme adalah penggunaan kekuatan secara tidak sah
untuk mencapai tujuan-tujuan politik. Target terorisme adalah masyarakat sipil yang tidak
bersalah/berdosa.
Unsur utama terorisme adalah penggunaan kekerasan aksi terorisme dilakukan sebagai opsi
lain dalam mencapai tujuan entah itu dengan motif apapun untuk melakukan
kehendaknya,dalam prakteknya terorisme digunakan sebagai senjata psikologis guna
menciptakan rasa ketidakpastian dan kepanikan kedepannya adalah kelompok etnis
tertentu,pemerintah yang berdaulat,partai politik yang memiliki pengaruh di kawasan tersebut
dan sebagainya.Dari pengertian yang telah disebutkan diatas terkandung sebuah makna
tersurat dimana terorisme adalah tindakan dimana melawan hukum dengan melakukan
tindakan kepada etnis tertentu,masyarakat luas,parpol atau kelompok tertentu hal ini
biasanya memiliki tujuan politik, agama, ataupun paksaan dalam penerapan suatu ideologi.
Bentuk-bentuk terorisme :
Terorisme terbagi atas tiga yang teridentifikasi adalah terorisme revolusioner, terorisme sub-
revolusioner, dan terorisme represif. Menurut pandangan Wilkinson, terorisme revolusioner
1 Mahrus Ali, Hukum Pidana Terorisme Teori dan Praktik, Gramata Publishing, Jakarta,
2012, hlm. 30.

2 Manullang, A.C. Menguak Tabu Intelijen Teror, Motif dan Rezim, Jakarta: Panta Rhei, 2001
3 Celmer, Mark, A. Terrorism, U.S. Strategy, and Reagan Policies, Connecticut: Greenwood Press,
Inc., 1987
dan sub-revolusioner dilakukan oleh warga sipil, sedangkan terorisme represif dilakukan oleh
negara. Terorisme revolusioner bertujuan untuk mengubah tatanan sosial dan politik yang ada
secara total, sedangkan terorisme sub-revolusioner bertujuan untuk mengubah kebijakan,
membalas dendam, atau menghukum pejabat pemerintahan yang tidak sejalan. Di sisi lain,
terorisme negara adalah tindakan teror yang dilakukan oleh pemerintah atas dasar hukum dan
ditujukan baik pada kelompok oposisi yang ada di bawah pemerintahannya maupun pada
kelompok di wilayah lain.
Adapun solusi untuk memberantas tindak kejahatan terorisme Tindakan untuk memberantas
terorisme adalah suatu kebutuhan penting di era modern. Terorisme telah berevolusi dari
waktu ke waktu dan memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat. Berbagai langkah
telah diambil oleh pemerintah di seluruh dunia, termasuk memantau para teroris potensial,
mengidentifikasi individu yang mungkin mengembangkan ideologi radikal, memberikan
keamanan tambahan pada target potensial, dan menindak tegas aktivitas teroris. Upaya
pencegahan juga dilakukan seperti meningkatkan kesadaran publik tentang tanda-tanda
terorisme dan pentingnya melaporkan aktivitas mencurigakan.Terorisme juga merupakan
ancaman bagi hak asasi manusia.Jurnal tentang terorisme dari perspektif hak asasi manusia
dapat memberikan wawasan tentang hubungan kompleks antara terorisme dan hak asasi
manusia. Jurnal tersebut dapat membahas bagaimana terorisme mempengaruhi hak asasi
manusia, serta bagaimana upaya untuk mencegah dan menanggulangi terorisme dapat
mempengaruhi hak asasi manusia. Selain itu, jurnal tersebut dapat membahas perlakuan
ECtHR (european convention of the human rights) terhadap margin of appreciation pada
kasus-kasus terorisme.
Masuk pada pembahasan selanjutnya pemicu terorisme dapat diartikan sebagai faktor-faktor
yang memicu seseorang atau kelompok untuk melakukan tindakan terorisme. Beberapa faktor
yang dapat menjadi pemicu terorisme antara lain ketidakpuasan terhadap pemerintah atau
otoritas, perbedaan agama atau ideologi, kesulitan ekonomi dan sosial, serta pengaruh dari
lingkungan sekitar. Terorisme sendiri adalah bentuk kekerasan yang terkoordinasi dengan
tujuan untuk menimbulkan rasa takut dan ketakutan di kalangan masyarakat, dan seringkali
dilakukan secara acak dan tanpa mempertimbangkan nilai politik atau moral.

Sebagai masyarakat yang memiliki rasa nasionalisme, kita dapat memerangi terorisme
dengan berbagai cara. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah:
● Melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwajib agar dapat dicegah
sebelum terjadi tindakan terorisme.
● Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya terorisme dan cara
menghindarinya.
● Menjalin kerjasama dengan pihak keamanan dan intelijen untuk memerangi terorisme.
● Mendukung upaya pemerintah dalam memberantas terorisme melalui partisipasi
dalam program-program pencegahan terorisme.
● Tidak memberikan dukungan atau simpati terhadap kelompok-kelompok teroris atau
teroris yang melakukan kejahatan.

BAB 3

PENUTUP

a. KESIMPULAN

Setelah membaca jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa terorisme memiliki dampak yang
sangat negatif terhadap hak asasi manusia (HAM). Terorisme dapat merampas hak hidup, hak
kebebasan, dan hak-hak lain dari korban dan keluarga mereka. Selain itu, tindakan terorisme
juga dapat memicu pelanggaran HAM oleh pihak pemerintah yang berusaha
memberantasnya.

Namun, upaya pemerintah dalam memberantas terorisme juga harus memperhatikan HAM.
Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memberantas terorisme harus tetap
memperhatikan prinsip-prinsip HAM, seperti hak atas privasi, kebebasan berekspresi, dan
perlindungan terhadap penyiksaan dan perlakuan yang tidak manusiawi.

Dalam perspektif HAM, upaya pencegahan terorisme harus dilakukan dengan cara-cara yang
tidak melanggar HAM. Peningkatan keamanan dan pengawasan harus dilakukan dengan tetap
menghormati hak-hak individu. Pendidikan dan dialog antarbudaya juga dapat menjadi
langkah penting dalam mencegah terorisme, karena dapat memperkuat toleransi dan saling
pengertian antarindividu dan kelompok.

Dalam menjaga keamanan dan mencegah terorisme, penting bagi masyarakat untuk bekerja
sama dengan pihak keamanan dan intelijen, mendukung upaya pemerintah dalam
memberantas terorisme, dan menghindari memberikan dukungan atau simpati kepada
kelompok teroris. Dengan mengambil tindakan-tindakan ini, individu dapat membantu
memerangi terorisme dan menjaga perdamaian dan keamanan dalam masyarakat.

B. DAFTAR PUSTAKA

Human Rights, Terrorism and Counter-terrorism

The Margin of Appreciation and Human Rights Protection in The Margin of Appreciation
and Human Rights Protection in the „War on Terror‟: Have the Rules Changed before the
European Court of Human Rights

Terrorism and Human Rights | Government and Opposition

Counterterrorism and national security

Office of Counter-Terrorism

Preventing Terrorism

human rights while countering terrorism

manajemen krisis dalam penanggulangan terorisme oleh Drs. Sudarto

The Causes of Terrorism

Psychology of Terrorism oleh Randy Borum, Director psychology of terrorism initiative

Perspektif HAM atas RUU Terorisme

PEMBERANTASAN TERORISME BERORIENTASI HAM

Mahrus Ali, Hukum Pidana Terorisme Teori dan Praktik, Gramata Publishing, Jakarta,
2012, hlm. 30

Manullang, A.C. Menguak Tabu Intelijen Teror, Motif dan Rezim, Jakarta: Panta Rhei, 2001

Celmer, Mark, A. Terrorism, U.S. Strategy, and Reagan Policies, Connecticut: Greenwood
Press, Inc., 1987

Anda mungkin juga menyukai