Anda di halaman 1dari 11

TEROR, TERORIS, TERORISME

DAN PERKEMBANGANNYA
PERTEMUAN KE 1
DR. SUPARDI HAMID, MSI
TEROR
 Merupakan instrumen kekerasan yang digunakan untuk
mengartikulasikan aspirasi yang diyakini tidak dapat
disalurkan melalui mekanisme politik konvensional
 Penggunaan kata terror juga diterapkan di Inggris pada
tahun 1798 yang juga merujuk pada suatu kebijakan
yang bersifat mengintimidasi.
 Penyebutan terror kemudian mulai berkembang ke
seluruh dunia dengan merujuk kepada perbuatan yang
menakut-nakuti atau intimidasi.
 Terror memiliki pengertian yaitu suatu perbuatan yang
menyebabkan atau menimbulkan perasaan takut kepada
seseorang.
TERORIS
 ADALAH INDIVIDU ATAU KELOMPOK YANG
MENGGUNAKAN TEROR SEBAGAI CARA
UNTUK MERAIH TUJUAN POLITIS, IDEOLOGIS,
ATAU UNTUK MENGEKSPRESIKAN KEBENCIAN
TERHADAP PIHAK LAIN
KOMPLEKSITAS MAKNA TERORISME
 Terorisme adalah suatu terminologi yang
subyektif dan penuh pertentangan.
 Tak ada definisi universal tentang terorisme.
 Schmid dan Jongman (1988) menemukan 109
definisi terorisme dan sekitar 22 elemen dari
terorisme pada definisi-definisi tersebut.
 Walter Laqueur (1999) menyebutkan ada 100
definisi terorisme di mana dari serangkaian
definisi tersebut hanya dua elemen yang sama
yaitu: terorisme melibatkan kekerasan dan
menciptakan teror
ELEMEN UMUM DEFNISI TERORISME
Sementara itu Kumar & Mandal (2012)
menyebutkan bahwa hanya ada empat elemen
yang sama dari definisi-definisi terorisme,
antara lain:
 (1) terorisme adalah suatu tindak kekerasan;
 (2) dilakukan dengan sengaja;
 (3) target utamanya adalah warga sipil tak

bersenjat; dan
 (4) motif utamanya adalah menciptakan

ketakutan.
TERORISME
Sebuah faham (ideologi) yang membenarkan kekerasan sebagai
jalan untuk mencapai tujuan tertentu, dengan cara menebar
ketakutan di masyarakat luas, sehingga pihak lawan yang menjadi
penghambat bagi terwujudnya tujuan tersebut akhirnya dapat
dikalahkan(Parsudi Suparlan)

setiap tindakan lain yang dimaksudkan untuk menyebabkan


kematian atau cedera serius pada rakyat sipil, atau ke setiap orang
lain yang tidak ada kaitannya dengan suatu permusuhan dalam
konflik bersenjata, ketika tujuan tindakan tersebut, berdasarkan
sifat atau konteksnya, adalah untuk mengintimidasi masyarakat,
atau memaksa suatu pemerintah atau suatu organisasi internasional
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan ( UN,
International Convention for the Suppresion of the Financing of
Terrorism)
KONSTRUKSI MAKNA TERORISME
Krista McQueeney (2014) menyebutkan bahwa
terorisme dikonstruksi melalui:
 interprestasi suatu peristiwa,
 melalui suatu klaim dengan penggunaan bahasa

dan simbol-simbol tertentu


 serta melalui kerja-kerja dari para pembuat klaim

yang bertujuan menarik perhatian dan


membentuk opini publik.
 Bahasa-bahasa dan simbol-simbol tersebut

kemudian disirkulasikan dan direproduksi dan


akhirnya menjadi bagian dari budaya.
ORTHODOX VIEW VS CRITICAL VIEW
 Setelah serangan terorisme 9/11, juga lahir asumsi
umum bahwa hanya satu cara yang bersifat universal
untuk mengkonseptualisasi terorisme yang eksis.
Pandangan ini amat dominan dalam pemikiran barat.
Biasa disebut sebagai orthodox view of terrorism. Dan
pandangan ini telah mempengaruhi diskursus dalam
masyarakat dan perumusan kebijakan terkait terorisme.
 Padahal, ada juga cara lain untuk mengkonseptualisasi

terorisme. Karena apa yang kita klasifikasikan sebagai


terorisme dan siapa yang diberikan label sebagai teroris,
amat bergantung pada sudut pandang dan pendekatan
yang dipilih dalam menjawab pertanyaan tersebut. Ini
yang kemudian disebut sebagai critical view of terrorism.
EUROPEAN UNION’S 3 POINTS
 TINDAKAN TERSEBUT MENIMBULKAN KETAKUTAN
BAGI PENDUDUK SUATU NEGARA ATAU KELOMPOK
ETNIS
 TINDAKAN TERSEBUT AKAN MEMAKSA PEMERINTAH

ATAU PEJABAT RESMI UNTUK MELAKUKAN


TINDAKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN
 TUJUAN UTAMA ADALAH MENDESTABILISASI ATAU

UNTUK MENCOBA MENGHANCURKAN PONDASI


POLITIK SUATU NEGARA SERTA KONSTITUSI DAN
EKONOMI DAN LANDASAN STRUKTUR SOSIAL
SUATU NEGARA
KARAKTERISTIK TERORISME
 MERUPAKAN INTIMIDASI YANG MEMAKSA
 MEMAKAI PEMBUNUHAN DAN

PENGHANCURAN SISTEMATIS SEBAGAI


SARANA UNTUK MENCAPAI TUJUAN
 KORBAN BUKAN TUJUAN, TAPI SARANA
 TARGET DIPILIH, BEKERJA SECARA RAHASIA,

TUJUANNYA PUBLISITAS
 PELAKU DIMOTIVASI OLEH IDEOLOGI YANG

KERAS (HARD CORE)


KEKERASAN DAN TERORISME
 PELAKU TEROR ADALAH KELOMPOK NON NEGARA
(PADA BEBERAPA KASUS SANGAT MUNGKIN ADALAH
NEGARA)DAN BIASANYA MEREKA MENYEMBUNYIKAN
DIRI
 AKSI TEROR YANG DILAKUKAN SESUNGGUHNYA

TIDAK DITUJUKAN UNTUK MEMBUNUH MASYARAKAT


SIPIL (KECUALI APARAT NEGARA), JIKA ADA MASY
SIPIL YG TERBUNUH ITU ADALAH HAL YG TK
TERHINDARKAN
 PELAKU TEROR JUMLAHNYA HANYA SEDIKIT ORANG

DIBANDINGKAN MASY SETEMPAT, TAPI


JARINGANNYA AMAT MUNGKIN LINTAS NEGARA

Anda mungkin juga menyukai