Anda di halaman 1dari 26

Gambaran Umum Siklus Konflik

Monika Wohlfeld
Konflik adalah situasi yang dinamis dan
intensitas konflik berubah seiring waktu.
Bisa dibilang, Konsep siklus konflik
membantu untuk memahami hal dinamis.
penulis memang mengakui bahwa
'pelanggaran hak asasi manusia
adalah‘ penyebab dan konsekuensi
dari konflik bersenjata'

Human rights work is [...] a tool of analysis and policy


formation, as rights violations can be an early warning of
escalating conflict
Trigger Konflik

Banyak konflik yang dipicu oleh kegagalan melindungi hak asasi manusia [...]. Saat
konflik meningkat, kebencian menumpuk dan membuat pemulihan perdamaian lebih
sulit. Untuk berhenti dari siklus kekerasan ini, negara harus melembagakan
kebijakan yang ditujukan perlindungan hak asasi manusia
Manajemen Konflik

Masalah yang lebih besar di sini adalah apakah, seperti yang sering terjadi secara
nyata kehidupan, upaya untuk mengatasi konflik dimulai setelah eskalasi terjadi dan
ketidakpercayaan antara para pihak telah dibangun. Dalam kasus ini, upaya apa pun
kemungkinan besar akan mahal dan sulit.
Pilihan lainnya adalah bahwa intervensi dapat dimulai lebih awal ketika, pada
prinsipnya, para pihak cenderung lebih menerima mereka.
Model siklus konflik sederhana memiliki tiga
tahapan - pencegahan konflik, manajemen krisis, dan
pasca- rehabilitasi konflik.
Model Dua Seri Pararel Michael Lund

 SERI C
 SERI P
Di mana C mengacu pada:
Di mana P mengacu pada:
 Pencegahan konflik,
 Diplomasi Pencegahan
 Manajemen krisis,
 Diplomasi, penciptaan
 Konflik manajemen,
perdamaian
 Mitigasi konflik,
 Penegakan perdamaian,
 Penghentian konflik,
 Pemeliharaan perdamaian
 Resolusi konflik
 Pembangunan perdamaian
Graph 1: Life Cycle of a Conflict, from. Lund, M. (1996) Preventing
Violent Conflicts: A Strategy for Preventive Diplomacy. Washington
D.C., United States Institute for Peace Press, p. 3
Graph 2: Integrated view of the conflict cycle, from health professionals’
perspective, from Rodriguez-Garcia, R. et al, (2001) How Can Health Serve
as a Bridge for Peace?
Jelas, titik awal untuk setiap upaya untuk
mendefinisikan file
tahapan keterlibatan atau intervensi harus
berupa
pemahaman tentang tahapan siklus
konflik
Permasalahan

Konflik tidak bisa diprediksi Akhir konflik seringkali tidak diterjemahkan


 Perlu digarisbawahi bahwa transisi dari tahap ke menjadi drop in kekerasan struktural dan
tahap menuju perdamaian membutuhkan usaha. pelanggaran hak asasi manusia
 Secara khusus, tidak ada otomatisitas dalam
transisi dari perang menuju perdamaian – banyak  Model siklus konflik jarang mengakomodasi
faktor-faktor yang mengintervensi dapat kekhususan situasi pasca-konflik seperti itu, dan
mengubah arah .  dengan demikian mungkin tidak sepenuhnya
memadai untuk penggunaan komunitas hak asasi
manusia.
Model tidak mencerminkan persepsi subjektif dari
konflik tahapan 
 Persepsi bisa berbeda-beda tergantung jumlah dan
jenis informasi yang tersedia tentang situasi tersebut. 
 Media memainkan peranan penting dalam merubah
persepsi
 ‘Efek CNN' juga menyiratkan bahwa setelah beberapa
hari pelaporan yang intens, perhatian yang diberikan
pada konflik tertentu berkurang, sehingga memberikan
kesan bahwa hal itu telah diselesaikan dengan
sendirinya atau menjadi kurang relevan
Tahap konflik ditentukan secara subyektif oleh
mereka yang terlibat. Beberapa peserta mungkin melihat konflik sebagai
meningkat, sementara yang lain percaya itu menurun; satu sisi
mungkin merasa dirinya berada di jalan buntu yang menyakitkan, sedangkan
pihak lain percaya itu bisa menang melalui kekuatan yang berkelanjutan.
Menentukan asumsi masing-masing pihak terkait tahapan
konflik tersebut dengan demikian penting, sebelum seseorang dapat merancang 
manajemen konflik, transformasi, atau resolusi
strategi
Kekerasan merupakan fenomena politik dan
sosiologis yang
bersifat universal. Ia dapat berlangsung pada level
individual, kolektif,
institusi, maupun sistem secara keseluruhan
Kekerasan Atas Nama Agama:
Perspektif Politik
CORNELIS LAY
Metode yang dilibatkan
dalam kekerasan juga sangat bervariasi. Akan tetapi di antara variasi
metode yang dipakai, terdapat kesamaan watak yakni eksploitasi energi
anarkhis baik yang inherent dalam nature manusia sebagai ”makluk”,
maupun energi anarkhis yang merupakan produk karya peradaban
manusia
Kekerasan: Kapita Selekta Kasus

 Pertama, kekerasan yang berlangsung dalam ranah agama


 Kedua, kekerasan yang melibatkan agama yang
yangsama. Dari sudut aktor yang terlibat, terdapat variasi- berbeda. Dari sudut aktor, terdapat variasi pola
variasi, antara lain: pula.
 (a) kekerasan yang melibatkan Ormas dalam komunitas  (a) kekerasan yang melibatkan Ormas satu agama
agama yang sama. atas komunitas dari agama lain.
 (b) kekerasan yang melibatkan negara yang bertindak atas
 (b) kekerasan yangmelibatkan Ormas dari
nama agama resmi dalam merepresi ”aliran sesat” dalam
satu agama. komunitas agama yang berbeda. Khusus yang atu
ini, lebih menampakkan diri dalam raut kekerasan
 (c) kekerasan yang melibatkan komunitas dari agama yang
verbal atau simbolik.
sama.
 (d) kekerasan yang melibatkan institusi pemegang otoritas  (c) kekerasan atas kelompok agama yang
agama atas warga dari komunitas agama yang sama. melibatkan negaramelalui pengaturan tertentu.
Kekerasan: Kapita Selekta Kasus

 Ketiga, kekerasan satu kelompok agama atas


kelompok lain yang melakukan aktivitas yang dinilai
tidak sesuai dengan ajaran agama.
 Variasi pola juga ditemukan di sini antara lain berupa:
 (a) kekerasan dilakukan oleh Ormas agama atas
aktivitas-aktivitas yang dianggap sebagai simbol
kemaksiatan, dan sejenisnya.
 (b) kekerasan atas nama agama oleh kelompok
masyarakat yang ditujukan pada aktivitas-
aktivitasyang didakwa sebagai simbol kemaksiatan,
dan sejenisnya.
Trigger Konflik

 Konflik sering kali diawali oleh adanya pertengkaran sepele


 Kerusuhan massal sensitive dengan terjadinya konflik keagamaan
 Ormas ini, merasa memiliki mandat untuk memberikan penghukuman atas mereka mereka
yang mengangkangi keyakinan FPI.
Kekerasan di Ranah Sendiri: Kisah
Ahmadiyah, Purwakarta, dll

 Melibatkan massa Ormas satu agama (FPI)


 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lobar telah menyatakan ajaran Ahmadiyah sebagai terlarang dalam SK
Bupati Lobar No. 3/2001.”
 Wakil Ketua Komnas HAM Zumrotin K. Menyatakan, hal ini menunjukkan adanya kekacauan sistem
regulasi. Dalam bahasanya sendiri, “Pada praktiknya ada banyak peraturan yang bertentangan dengan
konstitusi yang menjamin kebebasan beragama. Tidak beragama saja tidak boleh diusir, apalagi orang
beragama.
Kekerasan Lintas Agama

 Perusakan gereja sering bersamaan dengan timbulnya kerusuhan massal.


 Kerusakan parah yang dialami komunitas agama justru terjadi di kawasan tempat konflik antar komunitas
agama yang berbeda berlangsung dengan skala dan intensitas yang tinggi.
 Konflik sering kali diawali oleh adanya pertengkaran sepele
Kekerasan oleh Negara atas Nama Agama
 Persoalan Madi merupakan ekses dari kombinasi antara ketidakadilan, kesalahpahaman, prasangka, stigmatisasi, dan
kriminalisasi yang terjadi sistematis.
1. Adanya stereotyping terhadap komunitas suku-suku tertentu
2. Puluhan proyek pemukiman kembali penduduk oleh pemerintah, yang kadang dilakukan secara paksa, menunjukkan bahwa
penduduk di sana dipersepsikan sebagai ancaman.
3. Tidak adanya pemahaman antropologis atau sosiologis terhadap

Dalam kasus Madi, negara (aparat keamanan) terlampau jauh


mengurusi soal kepercayaan. Dimulai dengan prasangka tentang ajaran
sesatnya. Tewasnya tiga polisi semakin menjustifikasi bahwa kekerasan
adalah bagian dari metode ajarannya. Vonis Menteri Agama dan Kepala
Polri menggambarkan sifat intervensionis negara.
Kekerasan Atas Simbol Kemaksiatan

 Ormas ini, merasa memiliki mandat untuk memberikan penghukuman atas mereka mereka yang
mengangkangi keyakinan FPI.
Pandangan Kekerasan Agama Indonesia

Kacamata Politik Kacamata Budaya


 Untuk mendapatkan dukungan publik Indonesia  Agama potensial menjadi kendaraan dan
yang mayoritasMuslim, mereka menyertakan legitimator kekerasan bila radikalisme perjuangan
agama. Tujuannya agar sikap politik identitas mengambilnya sebagai amunisi
 politiknya, termasuk kekerasan, seolah-olah
dibenarkan agama.
Kacamata Struktural
 Setiap konflik bernuansa SARA berhasil ditumpas
oleh pemerintah Soeharto. Hal ini dicapai melalui
perasionalisasi seperangkat lembaga hegemonik-
ideologis, antara lain dengan memaksakan asas
tungal Pancasila
 Bom waktu ini berupa bom waktu struktural,
institutional, behavioral. Bom waktu struktural
karena ketidakadilan dan marjinalisasi ekonomi,
politik, dan sosial-budaya serta kelembagaan.
pola hubungan konfliktual, yang tak jarang melibatkan kekerasan antar
kelompok agama disebabkan karena terjebak pada ”politik angka” dan
watak missionaris dari agama-agama.

Mengerasnya konflik di antara agama-agama samawi, terutama yang melibatkan kekerasan


merupakan akibat logis dari habisnya ruang ekspansi masing-masingnya dalam memperbesar
”angka” pengikut menyusul ditaklukkannya secara hampirtotalnya agama-agama suku yang
pernah bersemai di nusantara

KEY PATTERN

Anda mungkin juga menyukai