2. Wajah-Wajah Kekerasan
a. Kekerasan Sosial; situasi diskriminatif yang mengucilkan sekelompok orang yang tanah atau
harta milik mereka dapat dijarah dengan alasan “Pembangunan Negara”.
b. Kekerasan Kultural; terjadi ketika ada pelecehan, penghancuran nilai-nilai budaya minoritas
demi hegemoni penguasa. Apa yang menjadi milik kebudayaan daerah tertentu dijadikan
budaya nasional tanpa proses yang demokratis dan budaya daerah lainnya dilecehkan.
c. Kekerasan Etnis; pengusiran atau pembersihan sebuah etnis karena ada ketakutan menjadi
bahaya atau ancaman bagi kelompok tertentu. Suku tertentu dianggap tidak layak atau tidak
disenangi diusir keluar.
d. Kekerasan Keagamaan; kekerasan yang terjadi karena ada fanatisme, fundamentalisme dan
ekslusivisme yang melihat agama lain sebagai musuh.
e. Kekerasan Gender; situasi dimana hak-hak perempuan dilecehkan akibat budaya patriarkhi
yang dihayati sebagai peluang untuk tidak atau kurang memperhitungkan peranan perempuan.
f. Kekerasan Politik; kekerasan yang terjadi dengan paradigma “politik adalah panglima”.
Karena politik adalah panglima, maka paradigma politik harus diamankan lewat pendekatan
keamanan. Semua yang berbicara vokal dan kritis harus dibungkam dengan cara isolaso atau
penjara.
g. Kekerasan Militer; kekerasan yang terjadi karena ada militerisasi semua bidang kehidupan
masyarakat, misalnya larangan berkumpul.
h. Kekerasan Terhadap Anak-Anak; anak-anak dibawah umur dipaksa bekerja dengan jaminan
yang sangat rendah sebagai pekerja rumah.
i. Kekerasan Ekonomis; masyarakat yang sudah tidak berdaya secara ekonomis diperlakukan
secara tidak manusiawi.
j. Kekerasan Lingkungan Hidup; sebuah sikap dan tindakan yang melihat dunia dengan sebuah
tafsiran eksploitasi.