Anda di halaman 1dari 54

Research & Development Center for Philosophy, Science, Civilizations and SPiritualism

Bayt alHikmah Institute


Beranda
About Bayt alHikmahInstitute
NEOLIBERALISME RINTANGAN BAGINASIONALISME

Browsing:
Home
Mufakat Budaya IndonesiaMENGURAI KONFLIK DAN MEMBANGUN
HARMONI DALAM KEBERAGAMAN1)

1 Komentar

MENGURAI KONFLIK DAN MEMBANGUN HARMONI


DALAM KEBERAGAMAN1)
Posted by Ahmad Yanuana Samantho on Februari 17, 2015 in Mufakat Budaya Indonesia

MENGURAI KONFLIK DAN MEMBANGUN HARMONI

DALAM KEBERAGAMAN 1)

Oleh:

J ur aid Abdul Latief 2)

Dalam dua dekade terakhir realitas harmoni Indonesia kerap terkoyak oleh serangkaian konflik
berbau kekerasan (violence conflicts) yang marak merebak di berbagai daerah. Selain
menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang tak sedikit, konflik juga mengakibatkan dampak sosial
yang luar biasa. Berbagai konflik komunal bukan hanya sangat mengganggu stabilitas nasional
tetapi juga mengancam integrasi bangsa. Komunitas kebangsaan yang diangankan sebagai
sebuah bangunan yang solid, sontak berubah menjadi sebuah komunitas semu yang menurut
Benedict Anderson (2002) tak lebih hanya sebatas komunitas imajiner. Inilah sebetulnya
tantangan terberat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang tersusun secara multikultur, multietnik,
dan multiagama yang rapuh dan rentan jatuh dalam perpecahan, jika bangsa ini gagal
mengelolanya secara baik. Menyikapi serangkaian konflik yang muncul diperlukan perhatian
dari semua pihak.
Berbagai upaya penanganan konflik yang selama ini dilakukan elit masyarakat maupun
pemerintah terkesan hanya menyelesaikan atau mengakhiri konflik, belum mengarah pada upaya
transformasi konflik (conflict transformation) secara berkesinambungan. Akibatnya, meskipun
konflik terlihat berhenti tetapi potensi konflik yang sama bisa saja muncul di lain waktu.
Keberadaanya biasanya mengiringi dinamika sebuah masyarakat. Eksistensi konflik dengan
demikian merupakan sesuatu yang alamiah dan wajar. Akan tetapi ketika konflik telah mengarah
pada tindak kekerasan dan anarkhi maka dampak positif konflik sebagai sarana kohesivitas dan
soliditas sebuah grup, kemudian berubah menjadi sesuatu yang desktruktif. Untuk itu diperlukan
upaya alternatif yang berbeda dari caracara penyelesaian konflik yang selama ini ada.

Konflik: Konsepsi dan Resolusi

Konflik merupakan kenyataan hidup yang tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik
terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan atau karena ketidakseimbangan atau kesenjangan
status sosial, kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang terhadap
sumberdaya serta sudut pandang terhadap suatu permasalahan. Konflik merupakan fenomena
yang selalu hadir (inherent omnipresence) dalam suatu komunitas. Pada tingkatan ini, konflik
sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang menyertai pola interaksi manusia sepanjang
masa. Persoalannya adalah ketika konflik berubah menjadi kekerasan atau anarkhi apalagi
dengan melibatkan massa dalam jumlah yang sangat banyak. Harmoni sosial yang telah
terbangun biasanya akan berubah menjadi kekacauan. Ada banyak teori yang menjelaskan
tentang sebabsebab terjadinya konflik.

Salah satu di antaranya adalah yang dikemukakan oleh Simon Fisher dkk (2002) yang
menyebutkan beberapa teori tentang terjadinya konflik:

1. Teori hubungan masyarakat. Teori ini menyatakan bahwa konflik terjadi disebabkan oleh
polariasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda
dalam masyarakat.
2. Teori negosiasi konflik. Menganggap bahwa konflik terjadi oleh posisiposisi yang tidak
selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihakpihak yang mengalami konflik.
3. Teori kebutuhan manusia. Teori ini menganggap bahwa konflik disebakan oleh
kebutuhan dasar manusiafisik, mental dan sosialyang tidak terpenuhi atau terhalangi.
Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi dan otonomi sering merupakan inti pembicaran.
4. Teori identitas. Teori ini berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh karena identitas yang
terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak
diselesaikan.
5. Teori kesalahpahaman antar budaya. Teori berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh
ketidakcocokan dalam caracara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda.
6. Teori transformasi konflik. Bahwa konflik disebabkan oleh ketidaksetaraan dan
ketidakadilan yang muncul sebagai masalahmasalah sosial, budaya dan ekonomi.

Konflik kekerasan juga bisa dilihat dari perspektif konflik elit. Seperti diketahui pasca reformasi,
selain beberapa kerusuhan, kondisi sosial politik di Indonesia ditandai dua gejala yang mencolok
yakni konflik politik (political conflict) dan kekerasan politik (political violence). Tarik menarik
kepentingan politik elit di satu sisi dapat menyumbang proses demokratisasi, tetapi dampak
buruknya dapat memunculkan pengkotakkotakan masyarakat yang akibatnya cenderung
menimbulkan kekerasan kolektif.

Sementara itu untuk menyelesaikan suatu konflik, ada beragam versi atau model resolusi konflik,
salah satunya seperti ditawarkan oleh Johan Galtung (2003). Galtung menawarkan tiga model
yang saling terkait, yaitu peace keeping, peace building, peace making. Peace keeping
dilakukan ketika konflik benarbenar tak bisa dihentikan secara halus. Pelibatan aparat keamanan
atau militer terpaksa ditempuh guna menghentikan konflik. Peace building merupakan strategi
yang mencoba mengembalikan keadaan destruktif akibat konflik dengan jalan membangun
jembatan komunikasi antara pihak yang terlibat. Sedangkan peace making, adalah upaya
negoisasi antara kelompok yang memiliki perbedaan pandangan dan kepentingan. Teori lain
menyebutkan bahwa untuk menangani konflik diperlukan upaya yang disebut resolusi konflik.

Resolusi konflik merupakan suatu terminologi ilmiah yang menekankan kebutuhan untuk
melihat perdamaian sebagai sebuah proses terbuka dan membagi proses penyelesaian konflik
melalui beberapa tahap sesuai status konflik. Ada empat tahapan dalam resolusi konflik yaitu:

1. Tahap deeskalasi konflik yang menekankan pada proses penghentian kekerasan. Militer
atau aparat keamanan biasanya akan melakukan pekerjaan ini.
2. Tahap negoisasi, langkah penyelesaian yang lebih berorientasi politik dengan melibatkan
kelompokkelompok yang bertikai. Tujuannya adalah untuk memaksa para pihak untuk
memasuki meja perundingan.
3. Tahap problem solving approach yang lebih bernuansa sosial. Ada empat komponen
utama pada tahap problem solving approach. Pertama, masingmasing pihak mengakui
legitimasi pihak lain untuk melakukan inisiatif komunikasi tingkat awal. Kedua, masingmasing
pihak memberi informasi yang benar tentang konflik yang sedang terjadi meliputi penyebab,
trauma yang timbul, hambatan struktural yang mungkin dihadapi dalam resolusi konflik. Ketiga,
kedua belah mulai mencari alternatif solusi setidaknya signalsignal menuju perdamaian.
Keempat, problem solving workshop yakni kesediaan pihakpihak untuk menyediakan suasana
kondusif bagi resolusi konflik.
4. Tahap peace building, yakni tahap yang bersifat kultural dan struktural. Memerlukan
waktu yang panjang dan konsistensi untuk mewujudkan perdamaian yang permanen.

Dari semua konsepsi di atas, satu hal yang sangat diharapkan dalam menangani konflik adalah
kesediaan pihakpihak yang memiliki otoritas agar bertindak secara objektif dan netral. Prinsip
ini perlu diambil agar pihakpihak yang terlibat tidak ada yang merasa dirugikan dan merasa
puas (satisfaction). Selain langkahlangkah yang bersifat kuratif, tentu saja perlu dilakukan
tindakantindakan yang bersifat prefentif agar potensi konflik kekerasan dapat diantisipasi.

Konflik dalam Per spektif Teor i dan Histor is

1. Konflik Secara Umum

Konflik adalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik
terjadi ketika kepentingan maupun tujuan masyarakat tidak sejalan. Berbagai perbedaan
pendapat terjadi namun konflik dapat diselesaikan tanpa adanya kekerasan dan bahkan sering
menghasilkan situasi yang lebih baik bagi sebagian besar atau semua pihak yang terlibat. Konflik
kemungkinan akan selalu ada, apalagi karena memang merupakan bagian dari keberadaan dalam
kehidupan. Dari tingkat mikro, antar pribadi masyarakat dan negara, semua bentuk hubungan
manusia sosial, ekonomi dan kekuasaan mengalami pertumbuhan, perubahan dan konflik.
Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara hubunganhubungan tersebut. Perbedaan
pandangan dan tujuan sering dipandang sebagai masalah yang hanya dapat diselesaikan jika kita
semua pihak memiliki maksud yang sama, atau ketika suatu pandangan lebih kuat dari pada
pandangan yang lain. Kemungkinan lainnya, perbedaanperbedaan itu dapat dilihat sebagai
sumber daya yang menuntun ke arah pemahaman yang lebih luas terhadap suatu masalah dan
perbaikan situasi yang sedang dihadapi.

Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara hubunganhubungan manusia (individu


kelompokmasyarakat) dalam berbagai aspek kehidupan, contohnya kesenjangan status sosial,
kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang terhadap sumber daya serta
distribusi kekuasaan yang tidak seimbang. Dua elemen kuat seringkali bergabung dalam sebuah
konflik yaitu Identitas dan Distribusi. Identitas diartikan sebagai mobilisasi orang dalam
kelompokkelompok identitas komunal yang berdasarkan atas RAS, Agama, Kultur, Bahasa dan
seterusnya. Ketika distribusi yang dianggap tidak adil dilihat bertepatan dengan perbedaan
identitas (dimana suatu kelompok agama kekurangan sumber daya tertentu yang didapat
kelompok lain), kita menemukan potensi konflik. Kombinasi antara faktorfaktor yang
berbasiskan identitas secara kental dengan persepsi yang lebih luas tentang ketidakadilan
ekonomi dan sosial seringkali menghidupkan apa yang kita sebut sebagai konflik yang
mengakar. Karakteristik yang paling menonjol dari konflik internal adalah tingkat
ketahanannya. Hal ini timbul karena seringkali dasarnya terletak pada isu identitas istilah
konflik etnis sering digunakan. Etnisitas adalah konsep yang luas mencakup banyak sekali
elemen: RAS, Kultur, Agama, keturunan, sejarah, bahasa dan seterusnya. Tetapi pada dasarnya
merupakan isu identitas. Seringkali faktorfaktor yang berhubungan dengan identitas ini
bercampur dengan konflik atas pendistribusian sumber daya seperti wilayah, kekuasaan
ekonomi, prospek lapangan kerja.

1. Konflik dalam Perspektif Sosiologis dan Kultural

Secara sosiologis, konflik sesungguhnya dipahami dalam dua wajah yang berbeda yaitu :1)
Konflik dapat dianggap sebagai sebuah patologi sosial akibat kegagalan proses integrasi
masyarakat atau komunitas. Dalam kerangka ini, konflik biasanya dipahami sebagai sesuatu
yang destruktif dan oleh karena itu mungkin harus dihindarkan. Interpretasi semacam ini
mengandung nuansa pesimistis dalam melihat konflik sebagai suatu fenomena.2) Konflik dilihat
dari segi fungsionalnya yakni sebagai sebuah mekanisme untuk menyempurnakan proses
integrasi sosial. Dalam pemahaman semacam ini, konflik dapat dilihat dari sudut yang lebih
optimistis, yakni sebuah cara untuk menghilangkan berbagai elemen disintegrasi dalam rangka
untuk membentuk suatu komunitas yang solid. Dalam artian ini, konflik tidak perlu dihindari
melainkan sebaliknya harus dikelola dan kemudian dicarikan solusinya.

1. Konflik Berdasarkan SumberSumber Konflik

Bila diteropong lebih seksama sumbersumber konflik di tingkat lokal menyangkut beberapa
aspek yaitu :

Tekanan yang makin keras terhadap peran negara sebagai sebuah kekuatan yang
berdaulat atas wilayah dan warganya. Walaupun hingga akhir abad ke20 negara sebagai sebuah
institusi yang masih eksis, namun berbagai tekanan oleh kekuatankekuatan baik dari dalam
maupun dari luar telah meletakkan negara pada posisi yang defensif.
Posisi negara yang makin terancam oleh mobilisasi kelompokkelompok yang tidak puas
terhadap situasi dan kondisi tertentu sebagaimana yang dikemukakan oleh Karl Marx (1980)
bahwa ketidakpuasan seringkali menjadi sumber konflik.
Konflik di tingkat lokal dapat juga dipicu oleh ambisiambisi pribadi para pemimpin
kelompok di dalam suatu negara dengan cara mengeksploitasi suasana pluralitas demi
kepentingan pribadi/kelompoknya melalui penggalangan dukungan massa. Konflik yang
melanda berbagai kawasan di Balkan maupun Afrika tidak lepas dari peran para pemimpin yang
mengeksploitasi perbedaan dalam rangka memperoleh dukungan masa guna kepentingan pribadi
atau kelompoknya.

1. Konflik Primordial

Di luar bentuk eksploitasi pluralitas, konflik juga dapat terbangun dari akibat pola primordial.
Ketika masih berlangsung pegelompokan negara menjadi Blok Barat dan Blok Timur atau
Kapitalismeliberal versus MarxismeLeninisme, eksploitasi pluralitas menjadi tidak relevan.
Namun ketika Perang Dingin berakhir, maka benihbenih primordialisme mulai muncul ke
permukaan.

Selama era Orde Baru kita merasakan bahwa konflik horisontal berupa bentrokan antar masa
yang disertai dengan kekerasan nyaris tidak pernah terjadi. Kehidupan antar umat beragama,
antar suku, antar etnis dan antar kelompok dalam masyarakat berlangsung dalam kedamaian.
Tetapi pada era reformasi ini, dimana kehidupan dinyatakan oleh para pakar politik lebih
demokratis, justru diwarnai oleh konflik horisontal dengan disertai oleh tindakan kekerasan.
Pada tahun 2009 tercatat ada 58 kasus dan pada tahun 2010 meningkat dengan 81 kasus.
Kemudian pada awal tahun 2011 muncul kasus kekerasan terhadap kelompok Ahmadiyah di
Desa Cikeusik, Pandeglang Provinsi Banten. Tiga orang tewas dalam kasus kekerasan tersebut.
Berikutnya di Temanggung masa membakar gereja, sekolah, panti asuhan dan merusak kantor
polisi. Beberapa hari kemudian muncul penyerangan terhadap Pondok Pesantren YAPI di
Pasuruan.

Kasuskasus kekerasan diatas tidak hanya antar umat beragama tetapi juga terjadi interen umat
beragama. Masalah kesenjangan sosial ekonomi, pengangguran,kemiskinan, perilaku antar etnis
dan ketidakmampuan paratur menjadikan masyarakat mudah diprovokasi melakukan tindak
kekerasan. Kasus di Temanggung misalnya, pelaku kerusuhan ternyata para petani miskin yang
tidak tahu apaapa, tetapi melibatkan provokator dari luar kota Temanggung. Dalam hal ini
sebenarnya para elit atau tokoh agama, sudah bersepakat untuk mencari solusi atau jalan keluar
yang terbaik dari konflik yang terjadi.

Pada era Orde baru, konflik yang terjadi lebih bersifat vertikal. Antara pemerintah dengan
rakyat. Misalnya konflik antara TNI dengan para pendukung Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di
Aceh, kemudian antara TNI dengan pendukung Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua dan
juga di Timor Leste. Pada waktu itu TNI (pada waktu itu disebut ABRI), memiliki peran sangat
menonjol baik secara teritorial maupun secara politis karena mereka juga mendapat jatah kursi
di lembaga legislatif dan berbagai posisi di pemerintahan. Peran yang sangat menonjol dari TNI
ini bertolak belakang dengan kebebasan berserikat, berkumpul atau menyatakan pendapat dari
masyarakat dalam kerangka kehidupan berdemokrasi. Kontrol sosial politik militer yang sangat
kuat memang menghasilkan kehidupan berdemokrasi yang lemah. Tetapi konflik horisontal
dapat dikendalikan dengan baik. Kondisi persatuan dan kesatuan masyarakat cukup kokoh dan
terkendali.

Ketika era reformasi bergulir, kehidupan menjadi lebih demokratis. Kebebasan berserikat (antara
lain mendirikan partai politik), berkumpul dan menyatakan pendapat (misalnya melalui
demonstrasi) lebih semarak. Tetapi kebebasan tersebut sering bersifat anarkis, tanpa
mempedulikan hukum yang berlaku. Sikap penegak hukum juga sering tidak tegas, misalnya
terhadap kelompok sosial keagamaan yang melakukan tindakan anarkis dan penuh kekerasan.
Hal ini dapat dimaklumi karena penegak hukum dihadapkan pada situasi dilematis. Mereka tidak
mau dituduh melanggar HAM sementara masyarakat yang dirugikan menuntut mereka bertindak
tegas.

Menurut Aryanto Sutadi (2008), konflik mengandung spektrum pengertian yang sangat luas,
mulai dari konflik kecil antar perorangan, konflik antar keluarga sampai dengan konflik antar
kampung dan bahkan sampai dengan konflik masal yang melibatkan beberapa kelompok besar,
baik dalam ikatan wilayah ataupun ikatan primordial. Dalam hal ini dapat dibedakan antara
konflik yang bersifat horisontal dan vertikal, dimana keduanya samasama besarnya berpengaruh
terhadap upaya pemeliharaan kedamaian di negara ini.

Konflik horisontal yang dimaksudkan adalah konflik antar kelompok masyarakat yang
disebabkan oleh berbagai faktor seperti ideologi politik, ekonomi dan faktor primordial.
Sedangkan konflik vertikal maksudnya adalah konflik antara pemerintah/penguasa dengan warga
masyarakat.

Beberapa contoh konflik horisontal yang pernah terjadi di Indonesia misalnya: Konflik antar
kampung/desa/wilayah karena isu etnis, isu aliran kepercayaan, isu ekonomi (seperti rebutan
lahan ekonomi pertanian, perikanan, pertambangan) isu solidaritas (suporter olah raga,
kebanggaan group), isu ideologi dan isu sosial lainnya (tawuran antar anak sekolah, antar
kelompok geng).

Contoh peristiwa konflik vertikal misalnya: konflik ideologi untuk memisahkan dari wilayah RI,
konflik yang dipicu oleh perlakuan tidak adil dari pemerintah berkaitan dengan pembagian hasil
pengolahan sumber daya alam, kebijakan ekonomi yang dinilai merugikan kelompok tertentu,
dampak pemekaran wilayah, dampak kebijakan yang dinilai diskriminatif.

Konflik masal tidak akan terjadi secara serta merta, melainkan selalu diawali dengan adanya
potensi yang mengendap di dalam masyarakat, yang kemudian dapat berkembang memanas
menjadi ketegangan dan akhirnya memuncak pecah menjadi konflik fisik akibat adanya faktor
pemicu konflik. Oleh karenanya dalam rangka penanggulangan konflik, yang perlu diwaspadai
bukan hanya faktorfaktor yang dapat memicu konflik, namun juga yang tidak kalah pentingnya
adalah faktorfaktor yang dapat menjadi potensi atau sumbersumber timbulnya konflik.

Dari pengamatan empiris, konflik masal lebih sering terjadi seiring menggeloranya era reformasi
yang dampaknya tidak hanya mengganggu ketentraman dan kedamaian, melainkan juga cukup
menghawatirkan bagi kelangsungan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Beberapa contoh
konkrit masalah konflik yang cukup serius baik yang bersifat vertical ataupun horisontal yang
terjadi pada akhirakhir ini antara lain:

1. Konflik yang bernuansa separatisme: konflik di NAD, Maluku, dan Papua.


2. Konflik yang bernuansa etnis: konflik di Kalbar, Kalteng, dan Ambon.
3. Konflik yang bernuansa ideologis: isu faham komunis, faham radikal.
4. Konflik yang benuansa politis: konflik akibat isu kecurangan Pilkada, isu pemekaran
wilayah di beberapa wilayah yang berakibat penyerangan dan pengrusakan.
5. Konflik yang bernuansa ekonomi: konflik antar kelompok nelayan di selat Madura, antar
kelompok preman, antar kelompok pengemudi, antar kelompok pedagang.
6. Konflik Sosial lainnya: konflik antar anak sekolah, mahasiswa,
7. Konflik bernuansa solidaritas liar: tawuran antar wilayah, antar suporter sepak bola.
8. Konflik isu agama atau aliran kepercayaan: isu berkaitan dengan Achmadiyah, isu aliran
sesat.
9. Konflik isu kebijakan pemerintah: BBM, BOS, LPG. Dan sebagainya.

Dari kajian terhadap konflikkonflik besar yang telah terjadi di Indonesia beberapa peristiwa
yang telah menjadi pemicu konflik sangat bervariasi, contohnya:

1. Pemicu konflik di Poso dan di Maluku yang berkepanjangan sampai beberapa tahun,
diawali oleh perkelahian antara seorang pemuda dengan seorang pemuda beragama lain
walaupun tinggalnya tidak berjauhan.
2. Konflik masal antar wilayah di NTB, Jateng dan beberapa Wilayah lainnya diawali oleh
peristiwa pemukulan pemuda yang sedang berkunjung rumah pacanya di wilayah tetangga.
3. Beberapa konflik masal di Papua diawali dengan peristiwa tindakan keras oknum aparat
terhadap warga masyarakatnya.
4. Pemicu konflik isu Pilkada, isu pemekaran wilayah di beberapa wilayah sering berawal
dari tindakan petugas lapangan yang kurang profesional.

Resolusi (Negar a dan Masyar akat Sipil) Multikultur al

Dalam bagian solusi terkait masyarakat multikultural, banyak ahli memberikan saran untuk
mengatasi konflik sosial (yang melibatkan massa) baik massa berbasis agama maupun berbasis
ideologi non agama. Seperti usulan Jack Rothman, misalnya, mengusulkan dua jalur resolusi
konflik. Jika konflik melibatkan massa (agama maupun non agama), harus dilakukan halhal:
1. Tindakan koersif (paksaan), perlu ada pengaturan administratif, penyelesaian hukum,
tekanan politik dan ekonomi.
2. Memberikan insentif seperti memberikan penghargaan kepada komunitas yang mampu
menjaga ketertiban dan keharmonisan masyarakat.
3. Tindakan persuasif, terutama terhadap ketidakpuasan yang dihadapi masyarakat dalam
menghadapi realitas sosial, politik dan ekonomi
4. tindakan normatif, yakni melakukan proses pembangunan persepsi dan keyakinan
masyarakat akan sistem sosial yang akan dicapai.

Sementara untuk konflik kekerasan yang lebih bersifat vertical, perlu dilakukan dengan jalan
rekonsiliasi atau penyelesaian politik yang menguntungkan masyarakat luas. Telah banyak
pekerjaan dilakukan oleh Negara dan masyarakat sipil dalam upaya menyelesaikan konflik sosial
agama (SARA) yang terjadi di Indonesia, sepanjang tahun 2000 sampai 2006 yang lalu, tetapi
tetap saja konflik sosial (SARA) terus terjadi, bahkan belakangan terus berkembang pada tataran
yang lebih ruwet.

Jalur negosiasi, mediasi dilakukan oleh Negara dan masyarakat sipil sebenarnya sebagai upaya
penyelesaiaan konflik SARA yang terus merebak, tetapi belum bisa menghilangkan konflik
kekerasan di nusantara. Hal ini, oleh para pengamat, sosiolog, agamawan, teolog, ahli politik dan
kebijakan karena terjadinya hegemonisasi Negara atas rakyatnya sehingga Negara
menganggap apa yang dikerjakan Negara selalu akan diamini, padahal tidak, kasus
tarnsmigrasi adalah contoh serius disini yang menjadikan bom waktu konflik sosial di Indonesia
tahun 1997 di Sanggauledo, Sambas di Palangkaraya, di samping Ambon dan Aceh yang tidak
terungkap kepermukaan karena yang dominan adalah konflik GAMTNI.

Ada persoalan serius yang seringkali dilupakan, sebenarnya secara sosiologis apa substansi
konflik sosial (SARA) yang terus terjadi, karena itu penjelasan pengantar diawal tentang
perlunya memetakan apa penyebab konflik sosial (SARA) dan mekanisme apa yang telah
dikerjakan dalam proses penyelesaian perlu mendapatkan perhatian para pengambil kebijakan
dan para aktivis perdamaian. Masalah radikalisasi gerakan keagamaan memang bukan hanya
milik Islam tetapi juga agamaagama lain, baik tradisi Abraham (Yahudi, Kristen dan Islam),
tetapi juga Hindu dan Buda, serta agamaagama lokal yang ada di Indonesia. Semangat
gethoisme Hindu Bali aliran mainstream (Mahayana) yang melarang menggunakan bahasa Pali
dan Sanskerta oleh agama Kristen/Katolik dan orang Islam adalah bentukbentuk pemaknaan
symbol yang berlebihan. Pelarangan sekolah SMU dan Rumah Sakit Kristen di Bali yang
diprotes penganut Hindu di Badung dan bukit Kintamani adalah bentuk gehtoisme dalam
Hinduisme di Bali.

Sementara Gethoisme agamaagama lokal di Palangkaraya dan Pontianak juga muncul, sehingga
mereka menuntut adanya pemberlakuan namanama suku tertentu yang menganut agamaagama
suku mereka untuk namanama tempat yang dipakai publik (seperti Bandara, nama jalan dan
tempattempat umum lainnya).

Dari penjelasan di atas, ringkasnya dapat dikatakan bahwa masalah SARA di Indonesia
merupakan masalah yang demikian pelik, membutuhkan ketelitian dan kejelian untuk
mengurainya sehingga bisa memberikan sumbangan yang memadai dalam konteks menjadikan
Indonesia sebagai miniatur dunia yang masyarakatnya perlahanlahan menjadi masyarakat yang
beradab, bukan masyarakat yang uncivilized karena terbebani konflik SARA yang terus
berkesinambungan dari tahunketahun.

Dalam konteks rumitnya konflik kekerasan SARA yang seperti itu, maka Negara sudah
seharusnya memberikan ruang yang lebih memadai untuk terjadinya proses dialektika antar
kelompok di masyarakat sehingga antara satu komunitas dengan komunitas lainnya dapat saling
menghargai, memahami dan bekerja sama. Tanpa ruang yang memadai untuk seluruh elemen
masyarakat, yang akan terjadi adalah munculnya kekuatankekuatan baru yang akan
menumbuhkan konflik kekerasan di masa yang akan datang. Negara harus bekerja sama dengan
seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Indonesia menjadi Negara yang damai dan agama
menjadi rahmat bagi semua, bukan hanya kelompoknya sendiri. Dengan demikian, resolusi
konflik kekerasan berbasis agama harus dikembangkan dari halhal yang paling sederhana, kecil
tetapi berkesinambungan, tidak mengesankan hanya karena proyek Negara, yang akan berakhir
dengan bentukbentuk formalitas belaka. Formalisasi harus kita akhiri menuju kerja yang
sistematik dan bermanfaat untuk semua.

Beberapa contoh konflik yang terjadi pada masyarakat yaitu kerusuhan di Poso yang berawal
dari konflik individu yang dalam masyarakat yang secara dinamis tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Pendapat mengenai akar dari masalah tersebut bertumpu pada sub sistem budaya yang
menyangkut masalah suku dan agama serta kurangnya keadilan dimana ada sebagian masyarakat
yang merasa didiskriminasikan. Dimana kerusuhan diawali dengan pertikaian antarpemuda yang
berbeda agama yang melakukan pembakaran rumah ibadah gereja dan masjid, pemusnahan dan
pengusiran terhadap sukusuku pendatang seperti Bugis, Jawa dan Gorontalo yang terjadi di
Poso pada kerusuhan ke III. Kasus lain, adanya masalah pertikaian umat Islam yang berbeda
aliran agama Islam. Kasus itu terjadi pada bulan oktober 2012 di Bandung, dimana salah satu
Ormas Islam tidak setuju adanya umat Amadiyah di Bandung. Tempat peribadahan umat
Ahmadiyah pun tak luput dari perusakan. Menurut walikota Bandung, Dada Rosada Warga
Bandung juga tidak setuju akan datangnya Ahmadiyah, karena selama ini tanpa kehadiran
Ahmadiyah daerah Bandung sudah dalam keadaan kondusif.

Contoh di atas merupakan salah satu dampak negatif dari konflik sosial. Konflik sosial yang
negatif akan memberikan dampak buruk bagi masyarakat yaitu retaknya persatuan kelompok,
perubahan kepribadian individu dan banyaknya kerugian baik harta benda, jiwa dan mental
bangsa Indonesia.

Permasalahan multikulturalisme membutuhkan strategi untuk memecahkan masalah tersebut.


Strategi yang tepat hendaknya dimulai dari kesadaran masyarakat untuk saling menghormati
keberagaman di masyarakat. Ketua Ikatan Guru Civic Indonesia (IGCI) Retno Listyati
mengingatkan, bangsa ini jangan sampai membiarkan eksistensi pancasila diragukan sebagai
falsafah hidup. Sebab Dasar Negara ini merupakan cermin impian seluruh bangsa Indonesia
tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara yang diidealkan bersama dalam keberagaman.

Berkaitan dengan multikulturalisme dan kekurangsiapan mental bangsa Indonesia, maka di


lingkungan pendidikan harus terdapat pengajaran multikulturalisme. Karena paradigma
pendidikan sekarang lebih menekankan pada pengembangan intelektual dan mengabaikan
pembentukan sikap moral dan penanaman nilai budaya. Saat ditanyakan tentang
multikulturalisme, banyak yang hanya memahami secara sempit, yaitu sebatas mengetahui
keberagaman budaya dan tidak terlalu memahami bahwa persoalan multikulturalisme tidak bisa
hanya disandarkan pada kuantitas semata. Padahal multikulturalisme mencakup arti yang sangat
luas, termasuk memahami sudut pandang serta cara berkomunikasi dan mengerti akan
keberagaman dan keyakinan yang berbeda, serta sebagai salah satu fondasi dalam upaya
membangun jalan resolusi konflik. Fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan terlihat pada
kekerasan dan tawuran antarpelajar yang melibatkan antarsekolah dan tidak jarang melakukan
pengrusakan serta memakan korban. Berbagai sebab yang menyulut terjadinya tawuran memang
beraneka ragam, akan tetapi tujuannya tidak jelas. Persoalan permasalahan yang terjadi karena
kurangnya kepahaman masyarakat mengenai pengetahuan multikulturalisme. Padahal,
pendidikan multikultural dapat memberikan kebijakan pendidikan berbasis karakter.

Multikultur alisme dalam Konflik

Walaupun multikulturalisme itu telah digunakan oleh pendiri bangsa Indonesia untuk mendesain
kebudayaan bangsa Indonesia. Konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan dengan
konsep keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku bangsa yang menjadi ciri
masyarakat majemuk karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam
kesederajatan. Ulasan mengenai multikulturalisme juga mengulas berbagai permasalahan yang
mendukung ideologi, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan penegakan hukum, kesempatan
kerja dan berusaha, HAM, hak budaya komuniti dan golongan minoritas, prinsipprinsip etika
dan moral, dan tingkat serta mutu produktivitas.

Dalam upaya membangun masa depan bangsa, paham multikulturalisme bukan hanya sebuah
wacana, melainkan sebagai sebuah ideologi yang harus diperjuangkan karena dibutuhkan sebagai
landasan bagi tegaknya demokrasi, HAM, dan kesejahteraan hidup masyarakatnya.
Multikulturalisme bukan sebuah ideologi yang berdiri sendiri yang terpisah dari ideologi
ideologi lainnya. Multikulturalisme membutuhkan seperangkat konsepkonsep yang merupakan
bangunan konsepkonsep untuk dijadikan acuan bagi yang memahaminya dan
mengembangkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk dapat memahami multikulturalisme
diperlukan landasan pengetahuan yang berupa bangunan konsepkonsep yang relevan dengan
dan mendukung keberadaan serta berfungsinya multikulturalisme dalam kehidupan manusia.

Sebagai sebuah ide atau ideologi multikulturalisme terserap dalam berbagai interaksi yang ada
dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia yang tercakup dalam kehidupan sosial,
kehidupan ekonomi dan bisnis, dan kehidupan politik, dan berbagai kegiatan lainnya di dalam
masyarakat yang bersangkutan kajiankajian mengenai corak kegiatan, yaitu hubungan antar
manusia dalam berbagai manajemen pengelolaan sumbersumber daya akan merupakan
sumbangan yang penting dalam upaya mengembangkan dan memantapkan multikulturalisme
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi Indonesia.

Membangun Masa Depan Bangsa di Atas Fondasi Multikultur al


Untuk membangun bangsa ke depan diperlukan upaya untuk menjalankan asas gerakkan
multikulturalisme menjadi sebuah ideologi yang dianggap mampu menyelesaikan berbagai
masalah, sebagai berikut:

Manusia tumbuh dan besar pada hubungan sosial di dalam sebuah tatanan tertentu, dimana
sistem nilai di terapkan dalam berbagai simbolsimbol budaya dan ungkapanungkapan bangsa.

1. Keanekaragaman budaya menunjukkan adanya visi dan sistem dari masingmasing


kebudayaan sehingga budaya satu memerlukan budaya lain. Dengan mempelajari kebudayaan
lain, maka akan memperluas cakrawala pemahaman akan makna multikulturalisme.
2. Setiap kebudayaan secara internal adalah majemuk sehingga dialog berkelanjutan sangat
diperlukan sebagai modal terciptanya semangat persatuan dan kesatuan.

Dewasa ini pada era globalisasi, secara teoritis, tidak mungkin ada suatu bangsa yang homogen
dan monolitis. Hanya terdiri dari satu etnis atau satu agama. Globalisasi dengan salah satu
wujudnya berupa free trade, telah menciptakan bordeless world. Dunia tanpa batas. Karena
barang, modal, jasa dan manusia akan mengalir dari suatu negara ke negara lain tanpa hambatan
administrasi. Apalagi pada dasarnya memang tidak ada negara satupun di dunia ini yang mampu
hidup tanpa bantuan negara lain. Jepang adalah negara industri yang kaya raya, tetapi tidak
mampu mengembangkan pertanian dan perkebunan. Demikian juga dengan negaranegara di
Timur Tengah yang kaya karena minyak pasti memerlukan produk pertanian dan bahan makanan
dari negara lain.

Hampir semua bangsa di dunia harus menerima kenyataan bahwa negaranya tergantung kepada
negara lain. Konsekuensinya mereka terpaksa menerima kehadiran bangsa lain yang berbeda
secara etnis, agama maupun tradisi. Setelah ratusan tahun kemudian bangsa yang tadinya
homogen menjadi heterogen. Amerika yang mayoritas berpenduduk Eropa dan Kristen harus
hidup berdampingan dengan penduduk berasal dari Afrika dan Asia yang beragama Islam.
Sebaliknya Malaysia yang mayoritas Melayu beragama Islam harus hidup berdampingan dengan
penduduk dari etnis Cina beragama Kristen. Contoh heterogenitas dalam suatu negara ini masih
dapat diperpanjang lagi. Dan heterogenitas adalah sumber konflik.

Konflik horisontal dapat mengarah kepada disintegrasi nasional, separatisme dan mengancam
keutuhan NKRI. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005, pengelolaan keragaman
budaya di Indonesia dapat dilakukan dengan :

1. Pelaksanaan dialog antar budaya yang terbuka dan demokratis.


2. Pengembangan multikultural dalam rangka meningkatkan toleransi dalam masyarakat.
3. Membangun kesadaran hidup multikultural menuju terciptanya keadaban.

Pendapat Deutch yang dikutip oleh Bernt dan Ladd (Indati, 1996) menyatakan beberapa
pengelolaan konflik atau bisa disebut manajemen konflik, yaitu:

Destruktif

Destruktif adalah bentuk penanganan konflik dengan menggunakan acaman, paksaan, atau
kekerasan. Adanya usaha ekspansi yang meninggi di atas isu awalnya atau bisa dikatakan
individu cenderung menyalahkan. Konflik destruktif menimbulkan kerugian bagi individu atau
individuindividu yang terlibat di dalamnya. Konflik seperti ini misalnya terjadi pada dua remaja
yang tidak dapat bekerja sama karena terjadi sikap permusuhan antar perorangan. Ada banyak
keadaan di mana konflik dapat menyebabkan orang yang mengalaminya mengalami goncangan
(jiwa). Selain itu juga banyak kerugian yang ditimbulkan karena konflik destruktif, misalnya :

1. Perasaan cemas/tegang (stres) yang berlebihan.


2. Komunikasi yang kurang.
3. Persaingan yang semakin berat.

Konstruktif

Konstruktif merupakan bentuk penanganan konflik yang cenderung melakukan negosiasi


sehingga terjadi satu tawar menawar yang menguntungkan serta tetap mempertahankan interaksi
sosialnya. Selain itu dapat pula menggunakan bentuk lain yang disebut reasoning yaitu sudah
dapat berpikir secara logis dalam penyelesaian masalah. Setiap konflik yang ada dalam
kehidupan apabila dapat dikelola dengan baik, maka akan sangat bermanfaat dalam hal
memajukan kreativitas dan inovasi, meskipun konflik memiliki sisi konstruktif dan sisi destruktif
(Winardi, 1994).

Konflik ini berkebalikan dengan konflik destruktif karena konflik konstruktif justru
menyebabkan timbulnya keuntungankeuntungan dan bukan kerugiankerugian bagi individu atau
organisasi yang terlibat di dalamnya. Pengelolaan konflik bertujuan untuk mengembangkan dan
memberikan serangkaian pendekatan, alternatif untuk membatasi dan menghindari kekerasan
dengan mendorong perubahan perilaku yang positif bagi pihakpihak yang terlibat (Fisher,
2002). Menurut Johnson setiap orang memiliki Relegiusitas masingmasing dalam mengelola
konflik. Relegiusitasrelegiusitas ini merupakan hasil belajar, biasanya dimulai dari masa kanak
kanak dan berlanjut hingga remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Benedict. 2002. Imagined Communities. Yogyakarta: Insist & Pustaka Pelajar.

Aryanto Sutadi, Naskah Akademik Tentang Penyelenggaraan Kemanan Negara Republik


Indonesia , Draft Ke4, Juli 2008, hal. 20.

Echols, J .M, and Shadily, H. 1983. Kamus Inggr is


Indonesia . J akar ta: P.TGr amedia.
Fisher , dkkk. 2002. Mengelola Konflik, Ketr ampilan Dan
Str ategi Untuk Ber tindak . The Br itish Council.
Galtung, Johan. (2003). Studi Perdamaian : Perdamaian dan Konflik Pembangunan dan
Peradaban, Surabaya, Pustaka Eureka.

Gr amedia, Mar dianto, dkk. 2000. Penggunaan Manajemen


Konflik Ditinjau dar i Status Keikutser taan dalam
Mengikuti Kegiatan Pencinta Alam di Univer sitas Gajah
Mada . J ur nal Psikologi, No. 2.
Indati, A. 1996. Konflik Pada Anak Pengaruh Lingkungan dan Tahap Perkembangannya .
Laporan penelitian (tidak diterbitkan). Yogjakarta. Fakultas Psikologi, UGM.

Judith Squires, Culture, Equality and Diversity, 2002, dalam Kelly, Paul,
Multiculturalism Reconsidered, UK: Black Well Publisher.

Juraid Abdul Latief, 2014. Under the Shadow of Tolerance, Peace, and Democracy: Tracing
Back the Origins of Religious Violence and Radicalism in Indonesia. At the Seminar
Indonesias International Image In the PostSoeharto Era at J.W. Goethe University of
Frankfurt on Thursday, October 9th 2014.

Kymlica, 2002, Kewargaan Multikultural, Jakarta: LP3ES.

Madjid, R. 1997. Islam Kemoder enan dan KeIndonesiaan .


Bandung: Mizan Pustaka.
Winar di. 1994. Manajemen Konflik (Konflik Per ubahan dan
Pengembangan). Bandung: CV. Mandar maju.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Prof. Dr. Juraid Abdul Latief, M.Hum.


2. Tempat tanggal lahir : Bima, 30 November 1958
3. Pekerjaan : Dosen Tetap Jurusan IPS FKIP Universitas Tadulako
4. Pangkat/Golongan : Pembina Utama / IV E
5. Alamat : Jalan Banteng Blok C1 No. 4 Palu Selatan

Mobile : 081342777355

email : juraidalatief@yahoo.com

6. Riwayat Pendidikan :

SD : SDN Bima, Tahun 1971

SMP : SLTP di Bima, Tahun 1974

SLTA : SMA di Bima, Tahun 1977

S1 : Fakultas Sastra Unhas, Tahun 1983

S2 : Program Pascasarjana UGM, Tahun 1996

S3 : Program Pascasarjana UNHAS, Tahun 2004

6. Pekerjaan : Dosen Tetap Jurusan Ilmu Sosial FKIP Universitas Tadulako sejak tahun
1985
7. Pangkat/Golongan : Pembina Utama, IV/ E
8. Pengalaman Jabatan :
9. Ketua Jurusan Ilmu Sosial FKIP Universitas Tadulako (19992001).
10. Anggota Penjaminan Mutu FKIP (20092013)
11. Anggota Dewan Pertimbangan Untad (20112014)
12. Wakil Ketua Dewan Profesor Untad (2012 Sekarang).
13. Ketua Prodi S2 Pendidikan IPS PPs Untad

9. Riwayat Orang Tua :

Nama Ayah : Haji Abdul Latief (Alm.)

Nama Ibu : Hajjah Siti Djamilah

Alamat : Kelurahan Dodu Kecamatan RasanaE Timur Kota Bima.

10. Karya Imiah :


11. Buku

Manusia, Filsafat, dan Sejarah, diterbitkan oleh Bumi Aksara, Jakarta (2001)
Dunia Militer di Indonesia, diterbitkan oleh Gama Press (2001)
Pemberontakan Tolitoli, Sarekat Islam dan Perjuangan Kaum Tertindas, diterbitkan oleh
UNTAD Press (2002).
Naskah I Lagaligo sebagai Karya Sastra Dunia, Devisi Sosial Humaniora UNHAS (2003)
Sejarah Intelektual, diterbitkan oleh Tadulako University Press (2004)
Pendidikan Pancasila, diterbitkan oleh Yayasan Masyarakat Indonesia Baru (2005)
Aspek Sosial Budaya dalam Pengembangan Pendidikan Multikultural, diterbitkan oleh
World Vision Indonesia (2012).

1. Tulisan di Jurnal Ilmiah

o Pemberontakan Petani Tolitoli 1919, Majalah Gagasan Universitas Tadukako


(1996).
o Konsep Demokrasi dalam Budaya Bugis Makassar, Majalah Kebudayaan
Depbikbud di Jakarta (1997)
o Alternatif Baru dalam Pengajaran Sejarah di Era Globalisasi, Jurnal Ilmiah
Kreatif Univ. Tadulako (1998)
o Pengaruh Film terhadap pembentukan kepribadian Kaum Muda, Jurnal Ilmiah
Kreatif Univ. Tadulako (1999).
o Kondisi dan Kinerja Program Studi Sejarah dan Program Studi PPKn pada
Jurusan IPS FKIP Universitas Tadulako, Jurnal Imiah Kreatif Univ. Tadulako (2000).
o FaktorFaktor yang mempengaruhi tingkat Partisipasi Anak Usia Sekolah di
daerah terpencil di Sulawesi Tengah, Jurnal Nasional Vidya Karya, UNLAM Banjarmasin
(2005)
o Peran Agama dalam Perubahan Sosial dan Politik di Tolitoli pada`Awal Abad
XX, Jurnal Nasional Sosial dan Humaniora UNHAS Makassar (2005)

1. Hasil Penelitian :

o Mitologi Sawerigading di Poso (1987)


o Kerajinan Tradisional di Sulawesi Tengah (1988)
o Sejarah Perjuangan Rakyat Sulawesi Tengah (1990/1991)
o Gerakan Sosial di Napu (1991)
o Pengobatan Tradisional di Sulawesi Tengah (1992)
o Serpihan Perjuangan Rakyat Poso (1992/1993).
o Budaya Disiplin Nasional di Sulawesi Tengah (1996)
o Arti Pentingnya Nilainilai Kebudayaan Daerah terhadap Pembangunan Nasional
di Sulawesi Tengah (1997)
o Pengaruh Pemberian Mata Kuliah PSPB terhadap Sikap Nasionalisme Mahasiswa
Program Studi Sejarah (1997).
o Pengelolaan Kawasan Pesisir Banawa Selatan yang Berbasis Masyarakat (UCE
CEPI CANADA, 1998/2000).
o FaktorFaktor yang mempengaruhi Tingkat Partisipasi Anak Usia Sekolah di
Daerah Terpencil di Sulawesi Tengah (DP2M DIKTI, 2005)
o Pengembangan Model Pembelajaran Solidaritas dan Harmoni Sosial di
Lingkungan Bermain Anakanak Korban Konflik Poso (PSN DIKTI, 2009)
o Pengembangan Model Sekuritas Sosial untuk Pemberdayaan Kaum Perempuan
dari Kerawanan SosialEkonomi di Kabupaten Poso (PSN DIKTI, 2010)

1. Instruktur/Pemakalah :

1. Pemakalah dalam Seminar Nasional Folktale Sawerigading di Palu, tahun 1987.


2. Pemakalah dalam Konprensi Nasional Sejarah di Ujung pandang tahun 1996.
3. Pemakalah dalam Seminar Nasional Militer, Birokrasi, dan Demokrasi di Makassar, Palu,
dan Manado, tahun 2000.
4. Pemakalah dalam Seminar Internasional dan Festival Lagaligo di Arung Pancana Toa
Tanete Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, tahun 2002.
5. Instruktur dan pemakalah dalam DIKLAT Nasional Peningkatan Profesionalisame Guru
di Bima NTB, 6 S/D 7 April 2008.
6. Instruktur dan pemakalah dalam DIKLAT NASIONAL Peningkatan Mutu Pendidikan
melalui Profesionalisme Guru di Palu SulTeng, 17 S/D 19 Mei 2008.
7. Pemakalah dalam Seminar Mencari Nama Museum Sulawesi Tengah, 25 Mei 2008.
8. Instruktur dan pemakalah dalam DIKLAT DAERAH Peningkatan Mutu Guru di Parigi
Moutong SulTeng, 12 Juni 2008.
9. Pemakalah pada Seminar Indonesias Internasional Image In The Post Soeharto Era at
J.W. Goethe University of Frankfurt on Thursday, October 9th , 2014.
10. Detasering :

1. Anggota Tim Detasering DIKTI DIKNAS Tahun 2005 di Universitas Khairun,


Ternate
2. Anggota Tim Detasering DIKTI DIKNAS Tahun 2006 di Universitas Khairun,
Ternate
3. Konsultan :
4. Konsultan Manajemen di LPMP Tahun 2008
5. Konsultan Monev Pembinaan dan Peningkatan Mutu SMP pada Dinas Pendidikan
Daerah Sulawesi Tengah Tahun 2009
6. Anggota Tim Asistensi pada PKB PNFI Dinas Pendidikan Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2010, 2011, 2012, 2013.
7. Jabatan :

1. Anggota Dewan Pertimbangan Universitas Tadulako (2011 S/D sekarang


2. Anggota Pengurus Penjaminan Mutu FKIP Untad (20102014)
3. Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Tengah (20102015)
4. Wakil Ketua Dewan Profesor Untad (20122015)

Palu, 01 Desember 2014.

Pr of. Dr . J ur aid Abdul Latief, M.Hum

NIP. 195811301985031004

Iklan

Share this:

Berbagi

Terkait
KEBUDAYAAN MINAHASA DALAM KEBERAGAMAN SOSIAL INDONESIAdalam
"Mufakat Budaya Indonesia"

PENGARUH AJARAN ISLAM DAN HINDU TERHADAP KEBUDAYAAN SUNDA ?dalam


"Atlantis Sunda Land"

Menyelesaikan Konflik Palestinadalam "Politik"

Permalink

Navigasi pos
DEMOKRASI YANG MERANA: TERABAIKANNYA NILAINILAI LOKAL DALAM
PENGEMBANGAN DEMOKRASI DIINDONESIA
DEKLARASI TELUK MANADO 2014 MUFAKAT BUDAYA INDONESIA SE SULAWESI
&KALIMANTAN

One comment on MENGURAI KONFLIK DAN MEMBANGUN HARMONI


DALAM KEBERAGAMAN1)

1. REVITALISASI KEBHINEKAAN DENGAN MENGESAMPINGKAN PERBEDAAN |


Stress and Strain Agustus 11, 2015 pukul 9:40 am Balas

[] 2014. Menyongsong 2014 2019 Memperkuat Indonesia Dalam Dunia Yang Berubah.
Jakarta: Rumah Buku. https://ahmadsamantho.wordpress.com/2015/02/17/menguraikonflikdan
membangunharmonidalamkeberaga&#8230 []

Tinggalkan Balasan

searh articles

Garuda Pancasila

Pancasila dan Al Quran


Bhineka Tunggal Ika, Tan Hanna Dharma Mangrwa
Bhineka Tunggal Ika, Tan Hanna Dharma Mangrwa

Jual Segera/ Dikontrakkan/disewakan Rumah 2 lantai, di Griya Kalisuren


Kabupaten Bogor, Jawa Barat Rp 600.000.000

Spesifikasi dan Fasilitas Luas tanah : 90 m2, Luas bangunan : 150 m2 Lantai : 2 Kamar
tidur : 4 ruang tamu: 1 Ruang keluarga:2 Kamar mandi : 2 Sertifikasi : SHM Sertifikat
Hak Milik Teras / Carport bisa 1 mobil. Alamat lokasi : GRIYA KALISUREN, Blok A4, No.
8 Desa Kalisuren, Kec., Tajur Halang, Kab Bogor. Akses jalan utama Jl. Raya Parung (Kemang
Bogor) Jl. Pelita (Setu Tonjong). Dari Stasiun Kereta Bojong Gede satu kali naik angkot 117.
Lokasi perumahan di depan Perumahan Griya Kalisuren Asri. Lokasi Perumahan Via
GPS/Google maps:602833.13 S 10604458.79 E

Transcendent Unity of Religions


Jual Rumah Naura Town House

Bantuin nih Pemasaran Town House teman saya di tempat strategis Kota Bogor dekat pintu Toll
Sentul Selatan. Jalan Baru / KH Sholeh Iskandar, jalan masuk kompleks di depan Sekolah
SDITdan SMPIT AtTaufiq. peminat boleh hubungi saya 0859 2512 9189

DIJUAL (BU) Lahan Kebun/sawah subur seluas 1240 m2 , di Semplak, Kab.


Bogor

DIJUAL (BU) Lahan Kebun/sawah subur seluas 1240 m2 , di dekat LANUD Atang Senjaya,
Semplak, Kab. Bogor, Beririgasi dari Sungai Cidepit/Bendung Sungai Cisadane, Lokasi di Desa
Bantar Sari, Kec. Rancabungur ( Belakang Lanud TNI AU Atang Sanjaya, (dekat Desa Bojong,
Semplak/Kemang Kab. Bogor). Kebun hanya (+/ ) 50 meter dari Jalan Desa. Mobil bisa masuk
sampai jarak 20 meter dari Lokasi Kebun/Sawah. Harga Penawaran Rp.400.000/m ( AYS: HP
08592512 9189, Telp. 02518215283 )

Ahmad Y. Samantho dan bukubukunya


Sekilas Admin Bayt al Hikmah Institute
Blog Stats

8,603,572 hits

Edisi Buku Terbaru


Galery Buku Ahmad Samantho

https://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/12/27/revierbukuperadabanatlantisnusantaradi
goodreads/

Buku PERADABAN ATLANTIS NUSANTARA Harga Buku Rp.89.900, (Belum termasuk


ongkos kirim).
Buku JURNALISTIK ISLAMI: Harga Buku Rp.50.000, (Belum termasuk ongkos kirim).

ISIS dan Illuminati


Buku ISIS dan ILLUMINATI edisi Revisi Terbaru Harga Buku Rp.59.900, (Belum termasuk
ongkos kirim). Untuk Pemesanan Buku plus Tanda Tangan Penulisnya, silahkan kontak 0852
3825 0133, Buku akan segera dikirim via Pos atau JNE bila uang harga buku dan ongkos kirim
sudah ditransfer ke Rekening BRI no. 020601036864509, an. Ahmad Yanuana Samantho,
atau Rekening BCA KCU Bogor No. 0952 493 785, an. Ahmad Yanuana Samantho

Buku Sejarah ISIS dan Illuminati


SEJARAH ISIS DAN ILLUMINATI Harga Buku Rp.69.900, (Belum termasuk ongkos kirim).
Untuk Pemesanan Buku plus Tanda Tangan Penulisnya, silahkan kontak 0852 3825 0133, Buku
akan segera dikirim via Pos atau JNE bila uang harga buku dan ongkos kirim sudah ditransfer ke
Rekening BRI no. 020601036864509, an. Ahmad Yanuana Samantho, atau Rekening BCA
KCU Bogor No. 0952 493 785, an. Ahmad Yanuana Samantho

GARUT KOTA ILMUMINATI ?

GARUT KOTA ILLUMINATI ? Harga Buku Rp.89.900, (Belum termasuk ongkos kirim).
Untuk Pemesanan Buku plus Tanda Tangan Penulisnya, silahkan kontak 0852 3825 0133, Buku
akan segera dikirim via Pos atau JNE bila uang harga buku dan ongkos kirim sudah ditransfer ke
Rekening BRI no. 020601036864509, an. Ahmad Yanuana Samantho, atau Rekening BCA
KCU Bogor No. 0952 493 785, an. Ahmad Yanuana Samantho

Peradaban Atlantis Nusantara


PERADABAN ATLANTIS Harga Buku Rp.89.900, (Belum termasuk ongkos kirim). Untuk
Pemesanan Buku plus Tanda Tangan Penulisnya, silahkan kontak 0852 3825 0133, Buku akan
segera dikirim via Pos atau JNE bila uang harga buku dan ongkos kirim sudah ditransfer ke
Rekening BRI no. 020601036864509, an. Ahmad Yanuana Samantho, atau Rekening BCA
KCU Bogor No. 0952 493 785, an. Ahmad Yanuana Samantho

buku: Traditional Sacred Science and Sophia Perennialism


Atlantis is in Java Sea
Eden in The East: Nusantara

Atlantis Has Finnally Found


Plato Tidak Bohong Atlantis di Indonesia
Eden in East

Situs Gunung Padang


Ranking Blog Bayt AlHikmah Institute

UNTUK PEMASANGAN IKLAN DI BLOG INI SILAHKAN HUBUNGI ADMIN DI Email:


ahmadsamanthos@yahoo.com, HP +62852 3825 0133

Tulisan Terakhir

Mengancam Dinasti Freeport, Strategi Jokowi Melawan ImperialismeBarat


USIR FREEPORT: Biang Kerusuhan dan Penjajahan Baru diIndonesia
LONDON VS TEHRAN
Grameen Bank & Niat Baik Untuk OrangMiskin
Ketidakadilan Mengancam Kemajemukan
Inilah Film Sejarah Yang Dilarang Dan Dicekal SeluruhDunia
PERADABAN ATLANTIS NUSANTARA: THE LOST GOLDEN AGE
OFMANKIND
Biografi AlBiruni, Ilmuwan Muslim Hebat yangterlupakan.
Agama yang paling awal berkembang di Nusantara adalahKapitayan.
*Misteri Bank INDONESIA*
Dasar Epistemologi dan Konsep Islam Nusantara Dari NU UntukDunia
Kosmologi Sunda Kuna (Sebuah Warisan KearifanNusantara)

10 Islamic Philosophers, and Why You Should KnowThem
Topeng PKS di BalikPrabowo
Teknik Olah Bambu ala SenimanJepang
Shalawat Tahrim YaRasulullah
TEKS PIDATO PROF. DR. NURCHOLISH MADJID DALAM PEMBUKAANUPM
ALL WARS ARE BANKERS WARS (versi BahasaIndonesia)
ALL WARS ARE BANKERSWARS
PEMIKIRAN TENTANG SEJARAH SUNDA ? (MITOLOGI danKENYATAANNYA)

Peta Pengujung Blogsite Bayt alHikmah Institute Hari ini:

free counter

free counter Feedjit Live Blog Stats

Click to join demokrasi_wilayah_al_hikmah

Subscribe to demokrasi_wilayah_al_hikmah
Powered by us.groups.yahoo.com

Pengenalan Bayt alHikmah Institute

Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa baraktuh,

Bayt alHikmah Institute, sedang berupaya keras untuk terus mengali (eksplorasi), meneliti dan
mengembangkan, serta mendiseminasi/menyebarkan dan menyemai bibitbibit informasi
ungulan dengan kadar Hikmah yang tinggi.

Hikmah dari kedalaman bumi sejarah berbagai peradaban umat manusia (perenial wisdom) yang
tercerahkan dengan sinaran kosmik kesadaran dan kearifan ilahiyah (divine wisdom), diharapkan
dapat membangun peradaban baru umat manusia yang lebih baik, lebih adil, lebih sejahtera dan
lebih beradab.

Pada peradaban baru itulah Umat Islam, dengan bekerja bersama dengan umat beriman lainnya,
dapat berperan besar dalam mewujudkan, missi Rahmat (Cinta) bagi seluruh Alam Semesta.

Maka untuk mewujudkan visi dan missi itulah, kami mengajak semua pihak yang
berkepentingan dan peduli terhadap missi besar bersama membangun peradaban baru, untuk
dapat berpartisipasi secara aktif sesuai dengan potensi, keahlian dan kemampuan masingmasing.

Dalam kesempatan ini saya Ahmad Y. Samantho sebagai pengelola Bayt alHikmah ini
mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada para penyumbang tulisan yang dimuat di
situs ini, terutama kepada Bapak Dr. Abdul Hadi WM. Beliaulah yang paling rajin mengirimkan
dan memberikan sumbangsih pemikirannya dalam bentuk artikelartikel karena kecintaan kepada
Hikmah Ilahiyah.

Proposal rinci Bayt alHikmah dapat dilihat pada fitur about di blog ini.

Contact: HP. 0859 2512 9189, Office: 02518215283

email: ay_samantho@yahoo.com, ahmadsamantho@gmail.com

http://www.ahmadsamantho.wordpress.com
http://www.icasparamadinauniversity.wordpress.com
http://taghriblialwahdahalummah.blogspot.com

Philosophy of Hikmah
){































.( /


































.( /{)

{























}

{























}

.(/)

"Allah berikan HIKMAH kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Barang siapa yang diberi
HIKMAH, maka ia telah diberi kebaikan yang banyak" (Al Qur'an, Surah Al Baqoroh, 2:269)
Selamat datang di rumah maya Bayt alHikmah Institute. Situs ini dirancang untuk menampung
dan menyebarkan Hikmah Ilahiyah (Transcendental Wisdom) dari Khazanah Filsafat Islam,
AgamaIrfan (Gnostic/Mysticism), Sciences dan Budaya sepanjang sejarah Peradaban umat
manusia. Ungkapan terima kasih kami sampaikan kepada para penyumbang tulisan, artikel dan
informasi penting lainnya. Pengelola Bayt alHikmah Institute ini adalah Ahmad Y. Samantho,
HP 0859 2512 9189,02518215321 Email:ay_samantho@yahoo.com.
ahmadsamantho@gmail.com. Pengolalaan situs ini juga terkait dan komplementer dengan situs
Bayt alHikmah Institute yang lain: http://www.baytalhikmah.blogspot.com,
http://www.ahmadysamantho.wordpress.com, http://www.ahmadsamth.multiply.com, dan
http://www.taghriblialwahdahalummah.blogspot.com PENGELOLA BAYT ALHIKMAH
INSTITUTE : Ahmad Y. Samantho

Top Posts

UNDANGUNDANG DASAR 1945 (SETELAH AMANDEMEN I S.D. IV DALAM


SATU NASKAH)
Bukti Terbaru G30S/PKI : Soeharto Dalang Pembunuhan Ahmad Yani?
ISU PKI RENCANA LICIK AMERIKA JATUHKAN JOKOWI
Soemitro Djojohadikusumo, The Hidden Story of Freeport.
Kabar Kehancuran Benua Atlantis di Al Qur'an
SILSILAH PARA NABI, RASUL DAN BANGSABANGSA DUNIA
Siapakah Pemeluk Islam Pertama di Indonesia ?
Tokohtokoh di balik G 30 S PKI
FENOMENA ALAM AKHIR ZAMAN: ES KUTUB UTARA BENARBENAR
MENCAIR!!
USIR FREEPORT: Biang Kerusuhan dan Penjajahan Baru di Indonesia

Ahmad Yanuana Samantho on Face Book

Ahmad Yanuana Samantho


Create Your Badge

Blogs I Follow

sembrani
Nurul Wirda
aawanto
Covert Geopolitics
Catatan Harta Amanah Soekarno
Women Terrace
Kanzunqalam's Blog
Cahayapelangi
WILWATIKTA (Majapahit)
religiku
SANGKAN PARANING DUMADI
WordPress.com

Top Clicks

salafynews.com/permainan
centerforsacredsciences.o
facebook.com/profile.php?
ahmadsamantho.files.wordp
kompasiana.com/immortalun
l.facebook.com/l.php?u=ht
adnetworkperformance.com/
mahessa83.blogspot.com/20
ahmadsamantho.files.wordp
geocities.jp/ikoh12/kennk

Kategori

Atlantis Sunda Land


Biografi Hukama & Arifin
Blogroll
Budaya & Sastra
Ekonomi
Falsafah
Film Movie
Foto Imam
Freemasory dan Zionisme
Galery Foto
Hikmah
Ibrah Sejarah
IKLAN
Internasional dan dunia Islam
Irfan
Islam & Sciences
Jihad
Kesehatan
Lingkungan dan Pelestarian Budaya
MUfakat Budadaya Indonesia
Mufakat Budaya Indonesia
News
Pendidikan
Pertanian
Politik
Psikologi
Resensi Buku
Sastra
Sejarah Islam di Jawa Barat
Sejarah Wali Songo dan Waliyullah lainnya di Nusantara
Seni Musik
Tafsir Al Qur'an
Tolenransi Bhineka Tunggal Ika
UKhuwah
Uncategorized

Arsip

Februari 2017
Januari 2017
Desember 2016
November 2016
Oktober 2016
September 2016
Agustus 2016
Juli 2016
Juni 2016
Mei 2016
April 2016
Maret 2016
Februari 2016
Januari 2016
Desember 2015
November 2015
Oktober 2015
September 2015
Agustus 2015
Juli 2015
Juni 2015
Mei 2015
April 2015
Maret 2015
Februari 2015
Januari 2015
Desember 2014
November 2014
Oktober 2014
September 2014
Agustus 2014
Juli 2014
Juni 2014
Mei 2014
April 2014
Maret 2014
Februari 2014
Januari 2014
Desember 2013
November 2013
Oktober 2013
September 2013
Agustus 2013
Juli 2013
Juni 2013
Mei 2013
April 2013
Maret 2013
Februari 2013
Januari 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
September 2012
Agustus 2012
Juli 2012
Juni 2012
Mei 2012
April 2012
Maret 2012
Februari 2012
Januari 2012
Desember 2011
November 2011
Oktober 2011
September 2011
Agustus 2011
Juli 2011
Juni 2011
Mei 2011
April 2011
Maret 2011
Februari 2011
Januari 2011
Desember 2010
November 2010
Oktober 2010
September 2010
Agustus 2010
Juli 2010
Juni 2010
Mei 2010
April 2010
Maret 2010
Februari 2010
Januari 2010
Desember 2009
November 2009
Oktober 2009
September 2009
Agustus 2009
Juli 2009
Juni 2009
Mei 2009
April 2009
Maret 2009
Februari 2009
Januari 2009
Desember 2008
November 2008
Oktober 2008
September 2008
Agustus 2008
Juli 2008
Juni 2008
Mei 2008
April 2008
Maret 2008
Februari 2008
Januari 2008
Desember 2007
November 2007
Oktober 2007
September 2007
Juli 2007
Juni 2007
Mei 2007
April 2007
Maret 2007

Ikuti Blog melalui Email

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan
tentang pos baru melalui surat elektronik.

Bergabunglah dengan 976 pengikut lainnya

Laman

About Bayt alHikmahInstitute


NEOLIBERALISME RINTANGAN BAGINASIONALISME

Komentar Terbaru

Muqarrabin al Yamin di KERAJAAN KANDIS ATLANTIS

Muqarrabin al Yamin di KERAJAAN KANDIS ATLANTIS

Ismail Mawardi di SEJARAH SUNDALAND & KERAJA

Ismail Mawardi di SEJARAH SUNDALAND & KERAJA

mieroso di Data Mengejutkan : Wahabi adal

Blogroll

Abalzahra
Abdi Mahasetyo Soeherman
Abdillah Toha for Indonesia
Abu Aqilah AlQumi
Ahmad Taufik Tempo
Ahmad Yanuana Samanthos Blog
Ahmadi Nejad
AlKhoei Foundation
AlMawaddah fi alQurba
AlSayyed Bageer alSadr
alSayyed Husain Shahroudi
alSayyed Saed alHakeem
AlSyaikh Fazel Lankarani
Ali Shariati Institution
Alia Kreasi Studio M. Maruf
ALIF Magz
All about Tafsir alMizan
Andito ICC
Arif Mulyadi
Arif Mulyadi Fajar Timur
Asosiasi/ Majma Ahlul Bayt Internasional
Atlantis and The Atlantean Universal Spirituality
Atlantis Sunda Research Project
Aviciena Center for Religions and Sciences Studies (ACRoSS) ICAS Jakarta Indonesia
Ayatullah Husain Fadlullah Lebanon
Balai Arkeologi Bandung
Bayt alHikmah Institute
Bayt alHIkmah Institute
Bayt alHikmah Samantho 2
Bentara Budaya Hujatiyah Qom Iran
Berita Aktual
Blog Ustadz Dr. Kholid alWalid
Cak Nun alias EMHA Ainun Najib
Center for Sacred Science
Dogeng Geologi, Energi, Kebencanaan dan Lingkungan
E Book Tafsir alMizan Thabathabai
Foto Relief Candi Borobodur yang sekarang terpendam tanah di kaki Candi Borobudur.
Gunawan Mohammad (Caping)
Hezbollah
Hikmah Transendental
How to Convert to Islam
http://indonesiabuku.com/
Husaini Youths.com
ICAS Jakarta Blog
Ikatan Alumni Jamiah AlMustofa
Iman K
Iman Khomeini
Infosyiah
Institute Taghrib (Pendekatan) Antar Mazhab Islam Indonesia
Internet Sacred Text Sources
Irfan Permana
Irman Abdurahman
Islam Alternatif BKPPI Qom Iran
Islam Indonesia Online
Islam Muhammadi
Islam Protes
Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta
Isyraq
Jaringan Advokasi Pertambangan Indonesia (JATAM)
Jaringan Islam Emansipatoris
Jive EntertainmentCollection
Kampoeng Sufi
KAU
Keutamaan Keluarga Rasulullah SAW
KH Abdurahman Wahid Official Site
Khan Academy ( Online Learnind Center)
KLINIK PENGOBATAN HERBAL ALAMI
Koalisi Anti Utang (KAU)
Koleksi Photographi Cantik Rarindra
Komisi Pemberantasan Korupsi
Komunitas Hikmatul Iman (Kang Dicky Zaenal Arifin)
Learn Islam via Internet
Local Genius Melayu Nusantara
Mahdi News Indonesia
Majalah Psikologi Islami UI
Marja Syiah Ayatullah Sistani
MAULA (Masyarakat Universal Lintas Agama)
Mengungkap Rahasia AlQur'an
Mentari Musa Kazhim
Mizan Publishing House Indonesia
Muhammad yasin
Mulla Sadra Thought
MUslimblog
noertika
Nurcholis Madjid Society
Padepokan Health & Harmony: HUSADA MITRA SELARAS
Page Indonesia Atlantis The Lost Continent Finnaly Found
Page Indonesia Atlantis The Lost Continent Finnaly Found
Paramartha
Penerbit Mizan Indonesia
Perennial Philosophy
Perennial Philosophy (Falsafah Abadi)
Pesantren AlQuran Babus Salam, Ciburial Indah Bandung
PESANTREN BUDAYA NUSANTARA
Pesantren yapi
Philosophy Sources
Press TV Iran
PSIKParamadina
Pusaka Hati, Hapiply Family Conseling
Pusat Studi Al Qur'an (PSQ) Prof.Dr. Quraisy Shihab
Radio LITE FM 105.8
Rahbar Imam Ali Khamenei
Saleh Lapadi Teheran Iran
Samanthos Blog
Sastra Sufi Vebi Mega Indah
Seno Gumira Ajidarma (Sastrawan)
Serat Centini
Shia Source.COm (iranian Serial and Film)
Situs Ahlul Bayt Intenational
Situs Anak Islami: Bulgembul
Situs Husaini Youth: tersedia Video Islami
Situs Mahdawiyah: Messianisme Imam alMahdi al Muntadzor
Situs Muslim Kanada
Situs Pencari Kebenaran di UK
Situs Penerbit Ansariyan Publication Qom Iran
Situs Sistem Politik Islam
SMU Plus Muthahhari Bandung
Soul Guidance
SUARA KEADILAN IWANS
Suara Palestina
Sufinews
Sunda Samanggaran
Taghrib (Pendekatan) Antar Mazhab Islam
Telaga Hikmah
Teosophy Muhammad Adlany
The Global Review online
TV AlManar Lebanon
Universal Peace Federation
Universal Spirituality of Atlatean Atlantis
Universital Internasional AlMustafa Qom Iran: Perwakilan Indonesia
Urang Sunda
Wakala Nusantara (Gerakan Dinar dan Dirham melawan Kapitalisme Riba)
Wakala Nusantara: Pusat Informasi Mata Uang Dinar dan Dirham
Wilayah Rahbar
WordPress.com
Yayasan alMuammal (AB)

Link Kantor Berita Pers

IRNA
Islam Indonesia Online
Islamic Republic of Iran Broadcasting
Majalah Madina Online
Majalah Madina: Terbuka, Bijak dan Mencerahkan
Penerbit UFUK Press
The Global Review

Link lembaga pendidikan

AlMustafa International University Qom Iran


Global Conservation
International Center for Islamic Studies & Research Qom Iran
International Islamic College Malaysia
Islamic College for Advanced Studies (ICAS) London
Islamic Philosophy Site
Maaref FoundationAnsyarian Publisher Qom Iran
Situs Islam ABDILP

Link lembaga Riset Ilmiah

Ahlul Bayt Books Online


Ahlul Bayt Islamic Mission
Al Mostafa Open University
alBalagh al MUbin
AlMustafa International University Qom Iran
ArabicIslamic Digital Lybrary in Jamiatul Mostafa QomIran
Aviciena Center for Religions and Sciences Studies (ACRoSS) ICAS Jakarta Indonesia
Babee ilm
Badan Geologi Nasional
Bayt alHikmah Institute
Center for Information and Development Studies (CIDES)
Center for Islamic Philosophical Studies and Information (CIPSI)
Center for Religious dan CrossCultural Studies (CRCS) UGM Yogyakarta
Conservation International Indonesia
Darul Hadith Institution of Qom Iran
Digital Library for Revelationonline
Digital Lybrary for Revelation
Dina Sulaeman on MidleEast
Elisabet Sahtoris, Ph.D (Prof) Life Web site
Federation of The Universities of The Islamic World
Global Conservation
Harun Yahya
Intergralism of Armahedi Mahzar
International Center for Islamic Studies & Research Qom Iran
International Islamic College Malaysia
Internet Archive
Internet Archive
Islam Indonesia Online
Islamic College for Advanced Studies (ICAS) London
Islamic Epistemology Network
Islamic Philosophy Site
Jurnal Psikologi
Ma'arif Institute
Maaref FoundationAnsyarian Publisher Qom Iran
Sacred Web: A Journal of Tradition and Modernity
Sadra Islamic Philosophy Research Institute IRAN
Serat Centini
Shadra Islamic Philosophy Research Institute Iran ( SIPRIn )
Situs Islam ABDILP
The Global Review
The Lost Atlantis has finally found: Indonesia
The Muhyidin Ibn Arabi Society
Wacana Nusantara
Wakala Nusantara: Pusat Informasi Mata Uang Dinar dan Dirham
World Wisdom.com

Atlantis Indonesia Perjuangan Community

Blog di WordPress.com.

Ikuti

Anda mungkin juga menyukai