Anda di halaman 1dari 10

LK 3.

LAPORAN PRAKTIK PEMBELAJARAN


KE-1 SAMPAI KE-3
DI SMA NEGERI 48 JAKARTA TIMUR

DOSEN / GURU PENGAMPU :


Dr. MANSYUR THALIB, M. Pd
BIJALINA AMBADO, S. Pd

PENYUSUN :
GEMALA NURTANIA (A61121481)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


DALAM JABATAN ANGKATAN 3
BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Pendidikan Profesi Guru yang selanjutnya disebut Program PPG adalah program
pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk mendapatkan
sertifikat pendidik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah. Terkait
dengan kegiatan diatas Universitas Tadulako sebagai bagian dari komponen pendidikan nasional yang sejak
awal berdirinya telah menyatakan komitmennya terhadap dunia pendidikan merintis program pemberdayaan
sekolah dalam pembibitan calon pengajar profesional melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan merupakan program Pendidikan
profesi guru untuk tenaga pendidik yang sudah bekerja, yang didalamnya terdapat kegiatan Praktik
Pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa sebagai wahana pembentukan tenaga
kependidikan yang berkompetensi pedagogik, individual (kepribadian), sosial dan profesional yang
siap memasuki dunia pendidikan profesional, mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kependidikan
dan guru yang memiliki sikap, nilai, pengetahuan, dan keterampilan profesional. Sekolah Menengah
Atas Negeri (SMAN) 48 Jakarta adalah tempat untuk melaksanakan Praktik Pembelajaran PPG
yang dilaksanakan oleh salah satu mahasiswa PPG DALJAB Universitas Tadulako.
Mahasiswa Praktik Pembelajaran Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Universitas
Tadulako diharapkan dapat menimba ilmu dan meningkatkan kualitas, kreatifitas dan kompetensi
yang dimiliki. serta diharapkan dapat memberikan bantuan berupa pikiran, tenaga dan ilmu
pengetahuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program – program sekolah. Diharapkan dengan
program Praktik Pembelajaran Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Universitas Tadulako di
SMA Negeri 48 Jakarta, pihak sekolah dan pihak mahasiswa dapat sama-sama mengambil
manfaat dan mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.

B. Tujuan
Tujuan umum kegiatan Praktik Pembelajaran adalah agar mahasiswa PPG memiliki
pengalaman nyata dan kontekstual dalam menerapkan seperangkat pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi penguasaan materi bidang studi secara utuh
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Pembelajaran ini dilaksanakan di SMA Negeri (SMAN) 48 Jakarta
pada peserta didik kelas XII dimulai tanggal 25 Agustus sampai 05 Oktober 2021.
BAB II
PELAKSANAAN

A. Persiapan Praktik Pembelajaran


Dalam proses praktik pembelajaran lapangan PPG Dalam Jabatan perlu persiapan
beberapa hal perlu menyiapkan beberapa hal sebelum PPL dilaksanakan. Persipan tersebut
meliputi :
1. Perijinan Kepala sekolah dan Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum.
Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak sekolah yakni kepala sekolah
dan kurikulum berkaitan dengan jadwal kegiatan praktik.
2. Observasi Keadaan Peserta Didik dan Lingkungan
Karena kondisi masih pandemic COVID 19, yang memaksakan seluruh peserta didik
SMAN 48 Jakarta belajar di rumah (BDR), sehingga praktik pembelajaran lapangan (PPL)
dilakukan secara daring yang selama ini sudah dilakukan secara efektif dan efisianoleh
sekolah dan peserta didik mulai dari perangkat, sinyal dan metode pembelajaran secara
daring menggunakan tatap muka secara virtual.
3. Persiapan Rancangan Perangkatan Pembelajaran
Pelaksanaan Layanan Pembelajaran dalam bentuk Bimbingan Klasikal, Bimbingan
Kelompok dan Konseling individu. Setiap masing – masing layanan membuat rancangan
perangkat yang terdiri atas Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling
(RPLBK), Bahan Ajar, Media Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan lembar
Evaluasi (proses dan hasil).

B. Pelaksanaan Praktik Pembelajaran


1. Deskripsi Jenis Kasus / Masalah Pelaksanaan Pembelajaran

a. Kasus Kegiatan Mengajar 1


1) Dari hasil rekaman video, terdapat rekaman audio suara ringtone HP dan suara
yang sedang berbicara sehingga menganggu hasil audio dari rekaman video
secara menyeluruh.
2) Peserta didik tidak mendapatkan informasi mengenai kegiatan pembelajaran
bimbingan konseling pada pertemuan selanjutnya.
3) Peserta didik tidak mendapatkan bentuk tampilan penugasan LKPD pada saat
bimbingan klasikal berlangsung.
4) Ketidaksesuaian alokasi waktu pelaksanaan dengan RPL pada setiap
tahapannya.
b. Kasus Kegiatan Mengajar 2
1) Ketidaksesuaian alokasi waktu pelaksanaan dengan RPL pada setiap
tahapannya.
2) Penjelaskan tujuan dan langkah – langkah kegiatan bimbingan kelompok
kepada peserta didik
3) Penggunaan kalimat pernyataan materi power point pada bagian inti yaitu
“langkah – langkah dalam memilih studi lanjut”
c. Kasus Kegiatan Mengajar 3
1) Pada bagian akhir kegiatan konseling terkendala putusnya jaringan sinyal pada
konselor sehingga seluruh partisipan dalam zoom meeting keluar otomatis dari
kegiatan konseling individu.
2) Dari hasil rekaman video, terdapat rekaman audio suara ringtone HP dan suara
yang sedang berbicara sehingga menganggu hasil audio dari rekaman video
secara menyeluruh.
3) Konselor tidak langsung memberikan penguatan pada konseli ketika membuat
perencanaan tindakan dari masalah yang dihadapi dalam tahap inti.
4) Penggunaan kalimat pertanyaan pada bagian evaluasi (LKPD) yaitu “rencana
yang konseli lakukan setelah layanan konseling individu”

2. Deskripsi Faktor Penyebab


a. Faktor Penyebab Kasus 1
1) Karena ada speaker dalam zoom yang aktif ketika pelaksanaan sehingga
ringtone suara HP dan suara orang sedang berbicara.
2) Guru BK terlupakan satu langkah dalam penutupan pada bimbingan klasikal yaitu
menyampaikan informasi materi selanjutnya kepada peserta didik.
3) Guru BK hanya memberikan penugasan LKPD pada siswa dalam bentuk lisan,
sehingga siswa kurang dapat memahami bentuk tugas apa yang harus dikerjakan.
4) Kurang dapat mengatur waktu dengan baik pada setiap layanannya, ternyata
dalam pelaksanaannya kegiatan inti harus mendapatkan porsi alokasi waktu
yang lebih banyak dari pada tahapan lainnya.
b. Faktor Penyebab Kasus 2
1) Kurang dapat mengatur waktu dengan baik pada setiap layanannya, ternyata
dalam pelaksanaannya kegiatan inti harus mendapatkan porsi alokasi waktu
yang lebih banyak dari pada tahapan lainnya.
2) Guru BK menjelaskan tujuan dan langkah – langkah dalam bimbingan
kelompok dalam bentuk power point.
3) Kalimat pernyataan pada materi bagian inti yang diberikan kurang tepat oleh
guru BK
c. Faktor Penyebab Kasus 3
1) Jaringan internet yang tidak stabil pada tahap akhir yang menyebabkan seluruh
partisipan dalam zoom dipaksa keluar dari zoom kegiatan konseling.
2) Karena ada speaker dalam zoom yang aktif ketika pelaksanaan sehingga
ringtone suara HP dan suara orang sedang berbicara.
3) Konselor hanya memberikan penguatan bagian pengakhiran
4) Kalimat pertanyaan pada bagian evaluasi yang diberikan kurang tepat oleh
konselor

3. Deskripsi Alternatif Solusi / Tindakan

a. Solusi / Tindakan Kasus 1


1) Lebih menertibkan kembali semua perangkat dan suara – yang menganggu baik
dari penyaji materi (guru BK) atau penerima materi (peserta didik) pada
kegiatan bimbingan klasikal tersebut.
2) Guru BK lebih memahami dan teliti kembali langkah – langkah sesuai RPL
yang harus diberikan ketika memberikan layanan bimbingan klasikal.
3) Guru BK sebaiknya menyampaikan penugasan LKPD dalam bentuk lisan
(informasi), juga dilengkapi dengan menampilkan paparan tugas LKPD yang
diberikan.
4) Memberikan alokasi waktu yang proporsional dalam setiap tahapan bimbingan
klasikal disesuaikan dengan kegiatan pelasanaannya.
b. Solusi / Tindakan Kasus 2
1) Memberikan alokasi waktu yang proporsional dalam setiap tahapan bimbingan
kelompokl disesuaikan dengan kegiatan pelaksanaannya.
2) Sebaiknya untuk tujuan dan langkah bimbingan kelompok tidak harus
ditampilkan dalam tampilan power point, cukup dengan penjelasan lisan saja,
terkecuali untuk tujuan dari topik yang akan dibahas dalam bimbingan
kelompok.
3) Sebaiknya pada materi bagian inti disempurnakan kalimat pernyataan seperti
“pertimbangan dalam memilih studi lanjut”.
c. Solusi / Tindakan Kasus 3
1) Karena terjadi kendala putusnya jaringan sinyal internet pada konselor,
menyebabkan tambahan waktu sekitar 2 menit untuk bergabung kembali
melanjutkan kegiatan konseling individual. Atau konselor menggunakan
cadangan kuota internet lainnya.
1) Lebih menertibkan kembali semua perangkat dan suara – yang menganggu baik
dari konselor atau konseli pada kegiatan konseling tersebut.
2) Sebaiknya konselor memberikan penguatan langsung setelah konseli
memberikan perencanaan tindakan dari masalahnya (pada bagian inti)
3) Sebaiknya pada bagian evaluasi disempurnakan kalimat pertanyaan seperti
“tindakan apa yang direncanakan untuk mengatasi masalah konseli”

4. Uraian Hasil yang Didapatkan dari Tindakan


a. Hasil Tindakan 1
Pada kegiatan praktik pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang pertama
melalui metode bimbingan klasikal terhadap peserta didik kelas di SMA Negeri 48
Jakarta, terdapat beberapa masalah dalam kegiatan berlangsung diantaranya adalah
pembagian alokasi waktu setiap tahapan pelaksanaan tidak sesuai dengan RPL
dalam memberikan materi layanan. Pada materi layanan tidak ditampilkan
penugasan LKPD, dan informasi menyampaikan materi layanan bimbingan
selanjutnya. Dari hasil rekaman video, terdapat rekaman audio suara ringtone HP
dan suara yang sedang berbicara sehingga menganggu hasil audio dari rekaman
video secara menyeluruh.
Masalah tersebut dilatarbelakangi beberapa faktor diantaranya seperti guru BK
kurang dapat mengatur waktu dengan baik pada setiap layanannya, ternyata dalam
pelaksanaannya kegiatan inti harus mendapatkan porsi alokasi waktu yang lebih
banyak dari pada tahapan lainnya. Guru BK terlupakan pemberian informasi pada
pagian pengakhiran tentang menampilkan tayangan penugasan LKPD, dan
informasi menyampaikan materi layanan pada pertemuan selanjutnya. Adanya
speaker dalam zoom yang aktif ketika pelaksanaan sehingga ringtone suara HP dan
suara orang sedang berbicara.
Oleh karena itu Guru BK perlu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah yang
timbul diantaranya memberikan alokasi waktu yang proporsional dalam setiap
tahapan bimbingan klasikal disesuaikan dengan kegiatan pelasanaannya. Guru BK
lebih memahami dan teliti kembali langkah – langkah kegiatan sesuai RPL yang
harus diberikan ketika memberikan layanan bimbingan klasikal. Dan lebih
menertibkan kembali semua perangkat dan suara – yang menganggu baik dari
penyaji materi (guru BK) atau penerima materi (peserta didik) pada kegiatan
bimbingan klasikal tersebut.

b. Hasil Tindakan 2
Pada kegiatan praktik pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang kedua
melalui metode bimbingan kelompok terhadap peserta didik kelas di SMA Negeri
48 Jakarta, terdapat beberapa masalah dalam kegiatan berlangsung diantaranya
Pembagian alokasi waktu setiap tahapan pelaksanaan tidak sesuai dengan RPL
dalam memberikan materi layanan. Penjelasam tujuan dan langkah bimbingan
kelompok kepada peserta didik. Penggunaan kalimat pernyataan materi power
point pada bagian inti yaitu “langkah – langkah dalam memilih studi lanjut”.
Masalah tersebut dilatarbelakangi beberapa faktor diantaranya seperti kurang dapat
mengatur waktu dengan baik pada setiap layanannya, ternyata dalam
pelaksanaannya kegiatan inti harus mendapatkan porsi alokasi waktu yang lebih
banyak dari pada tahapan lainnya. Guru BK menjelaskan tujuan dan langkah –
langkah dalam bimbingan kelompok dalam bentuk power point. Penggunaan
kalimat pernyataan pada materi bagian inti yang diberikan kurang tepat oleh guru
BK.
Oleh karena itu Guru BK perlu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah yang
timbul diantaranya memberikan alokasi waktu yang proporsional dalam setiap
tahapan bimbingan kelompok disesuaikan dengan kegiatan pelaksanaannya. Pada
untuk tujuan dan langkah bimbingan kelompok tidak harus ditampilkan dalam
tampilan power point, cukup dengan penjelasan lisan saja, terkecuali untuk tujuan
dari topik yang akan dibahas dalam bimbingan kelompok. Pada materi bagian inti
disempurnakan kalimat pernyataan seperti “pertimbangan dalam memilih studi
lanjut”

c. Hasil Tindakan 3
Pada kegiatan praktik pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang ketiga
melalui metode konseling individu terhadap peserta didik kelas di SMA Negeri 48
Jakarta, terdapat beberapa masalah dalam kegiatan berlangsung diantaranya pada
bagian akhir konseling kendala putusnya jaringan sinyal pada konselor sehingga
seluruh partisipan dalam zoom meeting keluar otomatis dari kegiatan konseling
individu. Konselor tidak langsung memberikan penguatan pada konseli ketika
membuat perencanaan tindakan dari masalah yang dihadapi dalam tahap inti.
Penggunaan kalimat kurang tepat pada pertanyaan bagian evaluasi (LKPD) yaitu
“rencana yang konseli lakukan setelah layanan konseling individu”. Dari hasil rekaman
video, terdapat rekaman audio suara ringtone HP dan suara yang sedang berbicara
sehingga menganggu hasil audio dari rekaman video secara menyeluruh.
Masalah tersebut dilatarbelakangi beberapa faktor diantaranya jaringan internet
yang tidak stabil pada tahap akhir yang menyebabkan seluruh partisipan dalam
zoom dipaksa keluar dari zoom kegiatan konseling. Konselor hanya memberikan
penguatan bagian pengakhiran saja. Kalimat pertanyaan pada bagian evaluasi yang
diberikan kurang tepat oleh konselor. Ada speaker dalam zoom yang aktif ketika
pelaksanaan sehingga ringtone suara HP dan suara orang sedang berbicara.
Oleh karena itu Guru BK perlu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah
yang timbul diantaranya memberikan tambahan waktu sekitar 2 menit untuk
bergabung kembali melanjutkan kegiatan konseling individual. Atau konselor
menggunakan cadangan kuota internet lainnya. Sebaiknya konselor memberikan
penguatan langsung setelah konseli memberikan perencanaan tindakan dari
masalahnya. Pada bagian evaluasi disempurnakan kalimat pertanyaan seperti
“tindakan apa yang direncanakan untuk mengatasi masalah konseli”. Konselor
lebih menertibkan kembali semua perangkat dan suara – yang menganggu baik
dari konselor atau konseli pada kegiatan konseling tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam tiga praktik pembelajaran layanan bimbingan konseling yang telah
dilaksanakanoleh Guru BK terhadap peserta didik kelas XII di SMA Negeri 48 Jakarta
secara keseluruhan sudah berjalan dengan cukup baik, hasil yang diharapkan tertuang di
dalam tujuan rancangan pelaksanan layanan telah terealisasikan melalui hasil evaluasi
pelayanan bimbingan konseling yang telah dilaksnakan.
Hanya saja masih terdapat beberapa masalah yang terjadi pada pelaksanaan
praktik layanan bimbingan konseling yang menghambat optimalisasi pelayanan yang
sesuai dengan rancangan pelaksanaan layanan itu sendiri, diantaranya seperti masalah
alokasi pembagian waktu dalam tahapan pelaksanaan layanan, jaringan internet dan
suara rekaman audio yang mengganggu dalam layanan during dan kemampuan Guru BK
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap peserta didik yang belum maksimal.
Sehingga Guru BK perlu mengambil tindakan sebagai langkah pengentasan
masalah yang terjadi dan secara keseluruhan langkah pengentasan masalahyang sudah
dilaksanakan Guru BK cukup efektif dalam mengatasi masalah yang terjadi pada
pelaksanaan praktik pembelajaran layanan bimbingan konseling yang telah berlangsung
terhadap peserta didik kelas XII di SMA Negeri 48 Jakarta.

B. Saran

Di dalam penyusunan rancangan pelaksanaan layanan bimbingan konseling


kedepannya, Guru BK perlu memperhatikan kondisi, karakter sosial-budaya, dan
kecenderungan peserta didiknya di sekolah sebagai landasan awal dalam menentukan
metode, pendekatan, teknik, dan inovasi yang dituangkan kedalam rancangan itu sendiri,
sehingga pada saat pelaksanaan layanan bimbingan konseling itu sendiri dapat berjalan
dengan optimal sesuai dengan racangan pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang
telah disusun oleh Guru BK.
Guru BK perlu mempersiapkan diri lebih intens dalam merealisasikan rancangan
yangsudah disusun sedemikian rupa serta melakukan pengembangan diri dan latihan,
sehingga diharapkan pada saat pelaksanaan layanan bimbingan konseling itu sendiri
dapat berjalan dengan optimal sesuai dengan racangan pelaksanaan layanan bimbingan
konseling yang telah disusun oleh Guru BK.

Anda mungkin juga menyukai