Abstract
Since being applied Regulation of Republic Indonesia Supreme Court (PERMA)
Number: 6 of 2018, December 4th, 2018 concerning Guidelines for Settlement of
Government Administrative Disputes After Taking Administrative Efforts, which require
further approval in accordance with Article 75, 76 and Article 77 of Law No. 30 of
2014 concerning Government Administration.This research tries to analyze the concept
of handling administration and its application in court.The legal issue in this study is
firstly, wheather the mandatory administrative submission to the administrative court is
mandatory; secondly, what is the legal consequences if the administrative pledge is not
carried out by by the plaintiff. This study expected that it can provide legal knowledge
about administrative efforts consisting of objections and appeals to the people, especially
in terms of State Administration Disputes as in the provisions in Article 2 paragraph (1)
of the Republic of Indonesia’s Supreme Court Regulation No. 6 of 2018, stipulates that the
State Administrative Court accepts, checks and decides on State Administrative disputes
after taking administrative efforts.
Keywords: Administrative Efforts; Application; Administrative Disputes
Abstrak
Sejak diberlakukannya Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia (PERMA)
Nomor: 6 Tahun 2018, tanggal 4 Desember 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian
Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administrastif, yang
merupakan pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam Pasal 75, 76 dan Pasal 77 Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Penelitian ini mencoba
untuk menganalisa konsep mengenai upaya administratif dan penerapannya di pengadilan.
Isu hukum dalam penelitian ini pertama apakah upaya administratif wajib (mandatory)
ditempuh terlebih dahulu sebelum mengajukan gugatan sengketa tata usaha negara ke
PTUN; dan kedua apakah akibat hukum terhadap tidak dilaksanakan upaya administrasitif
oleh pihak penggugat; Diharapkan dari penelitian ini didapatkan formulasi norma yang
dapat memberikan pengetahuan hukum tentang upaya administratif terdiri dari Keberatan
dan Banding bagi rakyat khususnya dalam hal Sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana
dalam ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun
2018, mengatur bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara menerima, memeriksa dan memutus
sengketa Tata Usaha Negara seteleh menempuh upaya administratif.
Kata Kunci: Upaya Administratif; Penerapannya; Sengketa Administrasi
A. PENDAHULUAN penyelesaian sengketa administrasi
pemerintahan melalui jalur non yudisial
Sejak disahkannya Undang-Undang
di internal pemerintahan antara warga
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
masyarakat dengan pejabat tata usaha negara.
Pemerintahan, salah satunya mengatur
Guna merespon perkembangan hukum
mengenai upaya administrasi yaitu
administrasi yang tertuang dalam Undang-
DOI : https://doi.org/10.29303/jatiswara.v34i2.203
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
Undang Nomor: 30 tahun 2014 Tentang perihal lembaga upaya administratif.3 Dengan
Administrasi Pemerintahan, oleh karena diaturnya lembaga upaya administratif oleh
itu Mahkamah Agung Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014,
tanggal 4 Desember 2018 menerbitkan maka upaya administratif yang selama ini
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6 dikenal (menurut UU No. 5 Tahun 1986)
Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian mengalami perubahan.
Sengketa Administrasi Setelah Menempuh Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Upaya Administrasi. 1986, upaya administratif hanya berlaku
Maka Peradilan Tata Usaha Negara bagi sengketa-sengketa TUN tertentu saja
beserta hukum acaranya yang tertuang yang memang oleh peraturan perundang-
dalam Undang-Undang No. 5 Tahun undangan disediakan upaya administratifnya.4
1986 (dan perubahannya),1 saat ini tengah Sementara di luar itu, yakni sengketa TUN
dihadapkan pada sejumlah dinamika di dalam yang tidak tersedia upaya administratifnya,
pelaksanaannya sehubungan dengan lahirnya dapat langsung diajukan kepada Pengadilan
Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Tata Usaha Negara (PTUN).
Administrasi Pemerintahan. Sementara upaya administratif dalam
Dilihat dari segi substansinya (materi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
muatannya), Undang-Undang Nomor bersifat wajib dan berlaku terhadap semua
30 Tahun 2014 tentang Administrasi sengketa TUN. Artinya, penyelesaian
Pemerintahan merupakan hukum materiil setiap sengketa TUN harus terlebih
dari sistem Peradilan Tata Usaha Negara.2 dahulu diupayakan melalu lembaga upaya
Sedangkan hukum formilnya tertuang dalam administratif yang terdiri upaya keberatan dan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986. banding administratif. Setelah seluruh upaya
Dengan lahirnya Undang-Undang No. administratif itu ditempuh (exhausted)namun
30 Tahun 2014, muncul beberapa ketentuan tidak juga terdapat penyelesaian, barulah
dan paradigma baru dalam lapangan gugatan ke pengadilan dapat dilakukan.
administrasi pemerintahan yang tentunya Dalam hal ini pengadilan diposisikan
akan berimplikasi pada praktek peradilan sebagai the last resort atau ultimum remedium
administrasi yang selama ini telah dijalankan bagi penyelesaian sengketa TUN. Makudnya,
oleh Peradilan Tata Usaha Negara. undang-undang ingin mendorong agar setiap
Salah satu materi yang diatur dalam sengketa TUN sedapat mungkin diselesaikan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 ialah melalui upaya administratif. Jika seluruh
upaya administratif telah selesai ditempuh
1
Penegasan bahwa Undang-Undang No. 30 Tahun tetapi masih juga tidak ada kata penyelesaian,
2014 adalah hukum materiil dari sistem Peradilan Tata
Usaha Negara dapat dilihat dari Penjelasan Umum Un- barulah sengketa itu bisa diajukan kepada
dang-Undang No. 30 Tahun 2014 itu sendiri, tepatnya PTUN untuk diperiksa dan diputus.5
pada Alenia Kelima yang berbunyi “ ... Undang-Un- Konstruksi dalam penyelesaian sengketa
dang ini merupakan hukum materiil dari sistem
Peradilan Tata Usaha Negara.” Hal ini juga dikemu- TUN yang demikian dirasa lebih baik dan
kakan oleh Supandi, Hakim Agung pada Kamar Tata lebih sesuai dengan prinsip-prinsip hukum
Usaha Negara yang juga Dosen pengasuh mata kuliah
Peradilan Administrasi Negara pada program Pascasa-
rjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Dalam 3
Vide Pasal 48 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
perkuliahannya tertanggal 18 September 2015, Supan- tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
di mengatakan bahwa sesungguhnya UU No. 30 Tahun 4
Lihat Indroharto, Usaha Memahami Undang-Un-
2014 merupakan hukum materiil bagi Peradilan Tata dang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pustaka
Usaha Negara yang melengkapi hukum formil yang Sinar Harapan, Jakarta, 1991, Hal. 193-194.
sudah ada (UU No. 5 Tahun 1986). 5
Uraian perihal upaya hukum yang seharusnya
2
S.F Marbun, ada beberapa istilah lain yang dapat ditempuh dalam perselisihan administratif ini dapat
dipergunakan untuk menyebut istilah “upaya adminis- dilihat selengkapnya dalam Philipus M. Hadjon, “Ke-
tratif” ini, antara lain guasi rechtspraak atau peradilan butuhan Akan Hukum Administrasi Umum,” dalam
administrasi semu. Lihat S. F Marbun, Peradilan Ad- Muhadi, editor, Hukum Administrasi dan Good Gov-
ministrasi Negara dan Upaya Administratif di Indone- ernance, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta, 2015,
sia, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1997, Hal. 65. Hal. 31.
administratsi negara dimana penyelesaian Negara. Bagi keputusan tata usaha negara
pertama terhadap setiap sengeta TUN harus yang tidak mengenal adanya upaya
terlebih dahulu dilakukan di lingkungan administratif, gugatan ditujukan kepada
(internal) pemerintahan itu sendiri. Setelah Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai
upaya penyelesaian di internal pemerintahan peradilan tingkat pertama, sedangkan bagi
(upaya administratif) itu ditempuh namun keputusan tata usaha negara yang mengenal
gagal, barulah gugatan kepada PTUN bisa adanya upaya administratif, gugatan langsung
dilayangkan.6 ditujukan kepada Pengadilan Tinggi Tata
Bahwa adapun untuk mengetahui lebih Usaha Negara.7
jelas bunyi pasal 48 ayat 1 dan 2 Undang- Hal tersebut sesuai dengan ketentuan
Undang Nomor: 5 tahun 1986 tentang Pasal 51 ayat 3 Undang-Undang Nomor 5
Peradilan Tata Usaha Negara dapat dilihat Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
bunyinya yaitu sebagai berikut: Negara yang menyatakan bahwa Pengadilan
Ayat 1: Dalam hal suatu Badan atau Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan
Pejabat Tata Usaha Negara diberi we- berwenang memeriksa, memutus, dan
wenang oleh atau berdasarkan peratu- menyelesaikan di tingkat pertama sengketa
ran perUndang-Undangan untuk menye- Tata Usaha Negara untuk sengketa yang
lesaikan secara administratif sengketa memungkinkan adanya upaya administratif.
Artinya apabila KTUN memungkinkan atau
Tata Usaha Negara tertentu, maka batal
menyediakan upaya administratif maka
atau tidak sah, dengan atau tanpa diser-
gugatan langsung diajukan kepada Pengadilan
tai tuntutan ganti rugi dan/ administratif
Tinggi Tata Usaha Negara, sedangkan
yang tersedia. apabila KTUN tidak memungkinkan atau
Ayat 2: Pengadilan baru berwenang me- tidak menyediakan upaya administratif maka
meriksa, memutus, dan menyelesaikan gugatan diajukan kepada Pengadilan Tata
sengketa Tata Usaha Negara sebagaima- Usaha Negara.
na dimaksud dalam ayat (1) jika seluruh Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun
upaya administratif yang bersangkutan 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
telah digunakan. (selanjutnya disebut UU 30/2014) mengatur
upaya administrasi dalam bab tersendiri yaitu
Bahwa penjelasan pasal 48 Undang- Bab X mulai dari pasal 75 sampai dengan pasal
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang 78. Pasal 75 ayat (1) Undang-Undang Nomor
Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan 30 Tahun 2014. Bahwa Warga Masyarakat
bahwa upaya administratif adalah suatu yang dirugikan terhadap Keputusan dan/
prosedur yang dapat ditempuh oleh seorang atau Tindakan dapat mengajukan Upaya
atau badan hukum perdata apabila ia tidak Administratif kepada Pejabat Pemerintahan
puas terhadap suatu Keputusan Tata Usaha atau Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau
Negara. Prosedur tersebut dilaksanakan di melakukan Keputusan dan/atau Tindakan,
lingkungan pemerintahan sendiri dan terdiri ayat (2) menyatakan upaya administratif
atas dua bentuk. Dalam hal penyelesaiannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
itu harus dilakukan oleh instansi atasan terdiri atas : a. keberatan; dan b. banding.
atau instansi lain dari yang mengeluarkan Berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam
keputusan yang bersangkutan, maka prosedur pasal 75 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
tersebut dinamakan “banding administratif. Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Terdapat dua jalur atau dua alur Pemerintahan maka menurut penulis sudah
berperkara di muka Peradilan Tata Usaha
7
Philipus M. Hadjon, et.al.(2002). Pengantar Hukum
Administrasi di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Uni-
6
Indroharto, Op. Cit., hlm. 194. versity Press. hlm.317.
sesuai dengan ketentuan yang ada dalam pasal menempuh upaya administratif yang
48 ayat (1) dan penjelasan pasal 48 Undang- terdiri dari upaya keberatan dan banding
Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan administratif. Bahwa setelah menempuh
Tata Usaha Negara. (exhausted) upaya administratif namun tidak
Terdapat permasalahan mengenai juga terdapat penyelesaian, barulah sengketa
kewajiban atau keharusan menempuh upaya tersebut dapat diajukan kepada PTUN.
administratif terlebih dahulu sebelum diajukan Berdasarkan uraian tersebut, isu hukum
ke pengadilan. Pasal 76 ayat (1) Undang- yang akan dibahas lebih mendalam dalam
Undang Nomor 30 Tahun 2014 menyatakan tulisan ini yakni pertama apakah upaya
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan administratif wajib (mandatory) ditempuh
berwenang menyelesaikan keberatan atas terlebih dahulu sebelum mengajukan gugatan
Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan sengketa tata usaha negara ke PTUN; dan
dan/atau dilakukan yang diajukan oleh Warga kedua apakah akibat hukum terhadap tidak
Masyarakat. Berdasarkan ketentuan ini maka dilaksanakan upaya administrasitif oleh pihak
tidak ada kewajiban bagi Pejabat Tata Usaha penggugat; apabila masing-masing dikaitkan
Negara untuk menyelesaikan melalui upaya dengan ketentuan upaya administratif
administratif terlebih dahulu sengketa tata dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1986
usaha negara sebelum diajukan ke pengadilan. jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
Selain itu terdapat permasalahan terkait tentang Perubahan atas Undang-Undang No.
terminologi dan konsep mengenai upaya 5 Tahun 1986 (selanjutnya disebut Undang-
administratif apabila dilihat dari konteks Undang No. 9 Tahun 2004) dan Undang-
UU 30/2014. Apalagi dengan lahirnya Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
PERMA No.6 Tahun 2018 tentang Pedoman Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.
Penyelesaian Sengketa Administrasi Setelah 5 Tahun 1986 (selanjutnya disebut Undang-
Menempuh Upaya Administrasi. Dalam Undang No. 51 Tahun 2009) dibandingkan
bunyi pasal 2 ayat 1 dan 2 , dapat dilihat dengan upaya administratif sebagaimana
bunyi normanya yaitu sebagai berikut : tertuang dalam Undang-Undang No. 30 Tahun
Pasal 2 ayat : 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
(1) Pengadilan berwenang menerima, dan Peraturan Mahkamah Agung RI No.6
memeriksa, memutus dan menyelesaikan Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian
sengketa administrasi pemerintahan sete- Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah
lah menempuh upaya administratif. Menempuh Upaya Administrastif. Isu hukum
(2) Pengadilan memeriksa, memutus dan tersebut merupakan sebagian dari syarat
formal yang harus dipenuhi untuk mengajukan
menyelesaikan gugatan sengketa admin-
gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara
istrasi pemerintahan menurut ketentuan
sebelum dilakukan pengujian mengenai
hukum acara yang berlaku di Pengadilan,
substansi pokok sengketanya. Oleh karena
kecuali ditentukan lain dalam ketentuan alasan tersebut di atas maka penelitian ini
peraturan perundang-undangan yang ber- menurut penulis penting untuk dilaksanakan.
laku.
Bahwa dengan adanya Pasal 2 ayat 1
dan 2 dalam PERMA Nomor 6 Tahun 2018 B. METODE PENELITIAN
Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Penelitian ini menggunakan metode
Administrasi Setelah Menempuh Upaya penelitian hukum normatif adalah penelitian
Administrasi tersebut diatas bersifat wajib hukum yuridis normatif yaitu berdasarkan
(mandatory) dan berlaku terhadap semua pertimbangan bahwa penelitian ini
sengketa TUN. Artinya, penyelesaian berangkat dari analisis peraturan perundang-
setiap sengketa TUN harus terlebih dahulu undangan yang menjelaskan tentang Upaya
tidak ada suatu kejelasan hukum yang dapat Bahwa lagi pula bilamana dihubungkan
menjelaskan secara pasti siapakah Pejabat dengan Pasal 129 ayat (5) yang menyatakan:
yang berwenang menghukum tersebut, “Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya
sehingga kendatipun dipaksakan untuk administratif dan badan pertimbangan
dilakukan tindakan sebagaimana disebutkan ASN sebagaimana dimaksud pada ayat
di atas, maka yang akan terjadi adalah (2) dan ayat (4) diatur dengan Peraturan
“kesesatan hukum” yang akan membuat Pemerintah”;telah diketemukan suatu realita
bingung para pejabat yang akan dituju bahwa sampai saat ini sama sekali Peraturan
dengan ketentuan tersebut, karena tugas dan Pemerintah yang khusus mengatur tentang
kewenangan masing-masing jabatan dan upaya administratif dan badan pertimbangan
lembaga telah diatur sedemikian rupa sehingga ASN belum dibentuk.
mengira-ngira menujukan atau melaksanakan A. Upaya Administratif Menurut Undang-
ketentuan tersebut diatas, maka yang akan Undang Nomor: 5 Tahun 1986
diperoleh hanyalah ketidakpastian hukum
sehingga Penulis kemudian mendasarinya Upaya administratif menurut Indroharto
kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara adalah prosedur penyelesaian sengketa
berdasarkan ketentuan Pasal 47 Undang- administrasi/tata usaha negara yang dilakukan
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang PTUN sendiri oleh pemerintah (bukan oleh badan
Jo. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 9 Tahun peradilan). Upaya Administrasi ini biasanya
2004 tentang Perubahan Undang-Undang diadakan sebelum suatu sengketa TUN
Nomor 5 Tahun 1986 tentang PTUN Jo. Pasal dibawa ke pengadilan agar dapat diselesaikan
1 angka 10Undang-Undang Nomor 51 Tahun terlebih dahulu di lingkungan pemerintahan
2009 tentang Perubahan Kedua Undang- itu sendiri.
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang PTUN. Upaya adiministratif dalam Undang-
Bahwa analisa Penulis memunculkan Undang No. 5 Tahun 1986 diatur dalam
permasalahan yang lain, yaitu“bagaimanakah Pasal 48. Sedangkan tindak lanjut atau upaya
prosedur hukum melakukan upaya keberatan penyelesaian sengketa TUN yang telah
atau dalam kalimat lainnya bagaimana hukum menempuh upaya administratif itu diatur
acara atau tata cara yang spesifik dalam dalam Pasal 51 ayat (3).8 Untuk lebih jelasnya
melakukan upaya keberatan sebagaimana berikut adalah bunyi pasalnya:
tersebut di atas, sehingga masih banyak Pasal 48
persoalan tentang kekosongan hukum yang Ayat (1)
harus diatur lebih lanjut sehingga dikarenakan “Dalam hal suatu Badan atau Pejabat
belum adanya aturan yang secara spesifik Tata Usaha Negara diberi wewenang oleh
menjelaskan tentang itu, maka cukup alasan atau berdasarkan peraturan perundang-
hukum sebelum penggugat mengajukan undangan untuk menyelesaikan secara
gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara administratif sengketa Tata Usaha Negara
Mataram, penggugat terlebih dahulu telah tertentu,maka sengketa Tata Usaha Ne-
manyampaikan atau mengajukan upaya gara tersebut harus diselesaikan melalui
hukum administratif dengan menggunakan
upaya administratif yang tersedia.”
dasar hukum yang diatur dalam ketentuan
Ayat (2)
Undang-Undang Nomor: 30 tahun 2014
“Pengadilan baru berwenang
Tentang Administrasi Pemerintahan Vide.
pasal 75, 77 dan 78 Jo. Peraturan Mahkamah memeriksa,memutus, dan menyelesaikan
Agung RI.No.6 tahun 2018 tentang Pedoman sengketa Tata Usaha Negara sebagaima-
Penyelesaian Sengketa Administrasi 8
Lihat Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan
Pemerintahan setelah menempuh Upaya Tata Usaha Negara, Edisi Revisi, Cet. Ketiga, Jakarta,
Administratif Vide pasal 2 ayat 1 dan 2. 2002, Hal. 83-84.
na dimaksud dalam ayat (1) jika seluruh lain dari yang mengeluarkan keputusan
upaya administratif yang bersangkutan tersebut.10
telah digunakan.” Dalam prakteknya, upaya administratif
yang disediakan oleh peraturan perundang-
Pasal 51 ayat (3) undangan untuk sengketa TUN tertentu itu
“Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dapat berupa:
bertugas dan berwenang memeriksa, me- a. upaya keberatan saja;
mutus, dan menyelesaikan di tingkat per- b. upaya banding administratif saja; atau
tama sengketa Tata Usaha Negara seba- c. upaya keberatan dan banding administratif
(kumulatif).
gaimana dimaksud dalam Pasal 48.”
Terhadap sengketa-sengketa TUN yang
tersedia upaya administratifnya itu maka
Berdasarkan ketentuan diatas maka
penyelesaiannya harus terlebih dahulu
dapat diketahui bahwa upaya administratif
menggunakan upaya administratif yang
yang dikenal dalam Undang-Undang
tersedia.
Nomor : 5 Tahun 1986 hanya berlaku dan
Sesuai dengan ketentuan Pasal 51 ayat (3)
diwajibkan terhadap sengketa-sengketa
dan ayat (4) Undang-Undang No. 5 Tahun
TUN tertentu yang memang oleh peraturan
1986, apabila semua upaya administratif
perundang-undangannya disediakan upaya
telah ditempuh namun hasilnya tetap tidak
administratifnya.
memuaskan maka sengketa TUN tersebut
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
dapat diajukan kepada Pengadilan Tinggi
Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1986
Tata Usaha Negara (PT TUN) untuk diperiksa
hanya mengambil sikap untuk mengakui
dan diputus. Dalam hal ini PT TUN bertindak
dan menghormati lembaga administratif
sebagai pengadilan tingkat pertama yang
yang telah ada. Sebaliknya, Undang-Undang
memutus sengketa TUN sebagaimana
No. 5 Tahun 1986 tidak mewajibkan upaya
dimaksud dalam Pasal 48 (Sengketa TUN
administratif bagi sengketa TUN yang oleh
yang telah menempuh upaya administratif).
undang-undangnya memang tidak disediakan
Selanjutnya, terhadap putusan PT TUN itu
upaya administratifnya.9
masih dimungkinkan untuk diajukan kasasi
Berdasarkan penjelasan Pasal 48 ayat (1)
dan peninjauan kembali kepada Mahkamah
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986, upaya
Agung.
administratif itu terdiri atas:
Dalam rangka memberikan pedoman
a. Keberatan (administratief bezwaar) ;
pelaksanaan Undang-Undang No. 5 Tahun
dan/atau 1986, termasuk mengenai mekanisme
b. Banding administratif (administratief penyelesaian sengketa pasca upaya
beroep). administratif sebagaimana diatur dalam
Disebut upaya keberatan apabila Pasal 51 ayat (3), Mahkamah Agung telah
penyelesaian sengketa TUN itu diselesaikan menerbitkan Surat Edaran Mahkamah Agung
oleh badan/pejabat yang telah mengeluarkan (SEMA) No. 2 Tahun 1991 tentang Petunjuk
keputusan TUN yang dimaksud. Sedang Pelaksanaan Beberapa Ketentuan dalam
yang dimaksud dengan banding administratif UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
adalah penyelesaian sengketa TUN yang Tata Usaha Negara. Dalam Bab IV (Upaya
diajukan kepada instansi atasan atau instansi Administratif) angka 2 SEMA No. 2 Tahun
1991, disebutkan bahwa:
9
Lihat juga perihal definisi upaya keberatan dan 10
Vide Pasal 51 ayat 4 juncto Pasal 132 Undang-Un-
banding administratif ini dalam R. Wiyono, Hukum dang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Neg-
Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Edisi Ketiga, ara.
Cet. Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hlm.110-111.
Tahun 2014 itu adalah PT.TUN sebagaimana Pemerintahan setelah menempuh Upaya
dikonstruksikan oleh Pasal 51 ayat (3) Administratif.
Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1986. Sebab Bahwa adanya ketentuan tersebut
jika paradigma Undang-Undang Nomor: 5 diatas bersifat wajib (mandatory) dan
Tahun 1986 yang dipakai, maka artinya semua berlaku terhadap semua sengketa TUN.
sengketa TUN akan ditangani langsung oleh Artinya, penyelesaian setiap sengketa TUN
PT. TUN, sebab pasca berlakunya Undang- harus terlebih dahulu menempuh upaya
Undang Nomor: 30 Tahun 2014, seluruh administratif yang terdiri dari upaya keberatan
sengketa TUN diharuskan menempuh upaya dan banding administratif. Bahwa setelah
administratif terlebih dahulu. menempuh (exhausted) upaya administratif
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas namun tidak juga terdapat penyelesaian,
maka dapat lah ditarik suatu benang merah barulah sengketa tersebut dapat diajukan
bahwa upaya administratif menurut Undang- kepada PTUN.
Undang Nomor: 30 Tahun 2014 adalah Bahwa untuk mengetahui lebih
tidak wajib hanya pilihan karena ada kata- jelas bunyi pasal 2 ayat 1 dan 2 Peraturan
kata dapat artinya hukum memberikan Mahkamah Agung RI Nomor: 6 Tahun
alternatif atau pilihan hukum (choice of 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian
law) dan diperjelas dengan Peraturan Sengketa Administrasi Pemerintahan setelah
Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 2018 menempuh Upaya Administratif, dapat dilihat
bersifat wajib (mandatory) dan berlaku bunyi normanya yaitu sebagai berikut :
terhadap semua sengketa TUN. Artinya, Pasal 2 ayat :
penyelesaian setiap sengketa TUN harus (3) Pengadilan berwenang menerima,
terlebih dahulu diupayakan melalui lembaga memeriksa, memutus dan menyelesaikan
upaya administratif yang terdiri dari upaya sengketa administrasi pemerintahan sete-
keberatan dan banding administratif. Setelah lah menempuh upaya administratif.
seluruh upaya administratif itu telah ditempuh (4) Pengadilan memeriksa, memutus dan
(exhausted) namun tidak juga terdapat menyelesaikan gugatan sengketa admin-
penyelesaian, barulah sengketa tersebut dapat
istrasi pemerintahan menurut ketentuan
diajukan kepada PTUN.
hukum acara yang berlaku di Pengadilan,
C. Upaya Administratif Setelah Berlaku- kecuali ditentukan lain dalam ketentuan
nya Peraturan Mahkamah Agung RI No- peraturan perundang-undangan yang ber-
mor: 6 Tahun 2018 laku.
Bahwa sekarang pengadilan Pengadilan
Tata Usaha Negara tidak berwenang untuk Bahwa bilamana ketentuan norma yang
menerima, memeriksa, memutus dan berlaku seperti tersebut diatas sebagaimana
menyelesaikan perkara gugatan penggugat, diatur dalam Undang-Undang Nomor: 30
karena sejak diterbitkannya obyek sengketa Tahun 2014 Jo. Peraturan Mahkamah Agung
oleh pihak tergugat sampai dengan saat RI Nomor: 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman
ini penggugat tidak pernah melakukan Penyelesaian Sengketa Administrasi
upaya administratif sebagaimana norma Pemerintahan setelah menempuh Upaya
yang ditentukan dalam Undang-Undang Administratif, yang bersifat wajib
Nomor: 30 Tahun 2014 tentang Administrasi (mandatory) dan berlaku terhadap semua
Pemerintahan, dalam pasal 75,76,77 dan 78 sengketa TUN, maka jelas Pengadilan Tata
Jo. Pasal 2 ayat 1 dan 2 Peraturan Mahkamah Usaha Negara tidak berwenang menerima,
Agung RI Nomor: 6 Tahun 2018 Tentang memeriksa,memutus dan menyelesaikan
Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi sengketa administrasi pemerintahan yang
diajukan pihak penggugat.
Bahwa sebagai tindak lanjut terhadap Undang Nomor: 30 tahun 2014 yang dapat
keberadaan Peraturan Mahkamah Agung diuraikan seperti dibawah ini.
RI Nomor: 6 tahun 2018 tentang Pedoman Penjelasan umum alinea ke 5 (lima)
Penyelesaian Sengketa Administrasi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014
Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya tentang Administrasi Pemerintahan
Administratif, yang harus dilaksanakan maka memberikan penjelasan sebagai berikut:
berdasarkan sumber berita yang kami peroleh Dalam rangka memberikan jaminan
dari Website PT.TUN. Surabaya terkait perlindungan kepada setiap Warga
dengan Perma RI Nomor: 6 tahun 2018 masyarakat, maka Undang-undang ini
akan disosialisasikan yaitu pada hari Selasa, memungkinkan Warga Masyarakat men-
tanggal 5 Maret 2019 di Pengadilan Tinggi gajukan keberatan dan banding terhadap
Tata Usaha Negara Surabaya dan sudah
Keputusan dan/atau Tindakan badan dan/
disosialisasikan PTUN diseluruh Indonesia .
atau Pejabat pemerintahan atau Atasan
Bahwa berdasarkan ketentuan Hukum
Pejabat yang bersangkutan. Warga
Acara Peradilan TUN dan berdasarkan
SURAT EDARAN MAHKAMAH masyarakat juga dapat mengajukan guga-
AGUNG RI Nomor : 2 Tahun 1991 Tentang tan terhadap Keputusan dan/atau tindakan
PETUNJUK PELAKSANAAN BEBERAPA Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
KETENTUAN DALAM UNDANG- kepada Pengadilan Tata Usaha Negara,
UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 Karena undang-undang ini merupakan
TENTANG PERADILAN TATA USAHA hukum materil dari sistem Peradilan Tata
NEGARA menegaskan sebagai berikut : Usaha Negara.
”Majelis Hakim yang menangani suatu Sebagaimana telah diuraikan diatas,
perkara berwenang sepenuhnya untuk Penjelasan umum alinea ke 5 (lima) Undang-
memberi putusannya terhadap perkara undang Nomor 30 Tahun 2014 menjadi titik
tersebut, termsuk pemberian putusan men- penghubung (interpeace) dengan lingkungan
yatakan gugatan Penggugat tidak dapat di- peradilan tata usaha negara, dalamnya
terima (Niet Onvankelijk Verklaard) untuk mengandung 4 (empat) pokok pikiran yaitu:
1. Jaminan perlindungan non judicial dan
seluruhnya atau sebagian gugatan, meski-
judicial Warga Masyarakat
pun perkara itu telah lolos dari dismissal
2. Jaminan perlindungan non judicial bagi
proses”.
warga Masyarakat memungkinkan Warga
Masyarakat mengajukan keberatan dan
Bahwa dari ketentuan tersebut diatas
banding terhadap keputusan dan/atau
menunjukkan bahwa kendati dalam proses
Tindakan, kepada Badan dan Pejabat
persiapan Majelis Hakim telah meloloskan
Pemerintahan atau atasan Pejabat yang
gugatan dari pihak penggugat, akan tetapi
bersangkutan.
Majelis Hakim yang memeriksa perkara
3. Jaminan Perlindungan judicial bagi Warga
mempunyai kewenangan untuk memutus
MasyarakatyaitudimanaWargaMasyarakat
perkara yang para pihaknya tidak melakukan
juga dapat mengajukan gugatan terhadap
upaya administratif dengan putusan yang
keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/
amarnya menyatakan gugatan penggugat di
atau Pejabat Pemerintahan kepada Peradilan
tolak atau tidak dapat diterima.
Tata Usaha Negara.
Bahwa perlu diketahui Asbabun Nuzul dari
4. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
tentang Administrasi Pemerintahan
kewajiban untuk melaksakanakan Upaya
merupakan hukum materil dari sistem
Administratif tersebut diatas dapat dilihat
Peradilan Tata Usaha Negara.
dalam penjelasan umum alinea ke 5 Undang-