DOSEN :
ENDANG SIROJUDIN KOMARA,S.H
Dra.Hj.Nia Kania Winayanti,
S.H,.M.H
1. Pemakaian istilah (treminologisch gebruik) sangat penting dalam setiap ilmu yaitu untuk menunjukkan
nama bagi masing-masing cabang ilmu ybs serta untuk membedakannya satu sama lain. Terkait hal itu.
a. Sebutkan beberapa istilah asing dari mata kuliah yang tengah Saudara pelajari ini!
b. Kemukakan pula definisi Hukum Administrasi Negara dari Van Wijk/Koninenbelt disertai penjelasan
Sdr mengenai unsur-unsur HAN dari pendapat Sarjana tersebut !
2. Perkembangan cabang Hukum Administrasi Negara (administratief rechts) tidak terlepas dari aspek
kesejarahan konsep negara hukum terutama semenjak berkembangnya paham negara hukum klasik
sampai negara hukum moderen (moderne rechtsstaat) .
a. Jelaskan , bagaimana kedudukan hukum administrasi negara di masa bekembangnya konsep/paham
negara hukum klasik ?
b. Jelaskan pula perbedaan-perbedaan yang menunjukan karateristik anatara paham negara hukum
klasik dengan paham negara hukum moderen tersebut !
3. Asas egalitas (legaliteit beginselen) merupakan satu prinsip pokok dalam negara hukum.
a. Jelaskan makna dari asas terseebut !
b. Sebutkan dan jelaskan beberapa asas legalitas dalam hukum adminstrasi negara !
c. Sebutkan beberapa ketentuan beserta isi rumusannya dalam ketatanegaraan Republik Indonesia
yang secara eskplisit meniunjukkan dianutnya asas legalitas tersbut !
4. Dalam perspektif ilmu hukum adminstrasi negara istilah “administrasi negara” memiliki perbedaan
pengertian dengan istilah administrasi neagar menurut Ilmu Administrasi Negara (IAN) .
a. Jelaskan 3 (tiga) pengertian “administrasi negara” menurut hukum adminjstrasi negara !
b. Apa yang Sdr pahami dengan “Fungsi instrumental” dari hukuj administrasi negara !
Perlindungan hukum
PEN GUASA - MASY ARAKAT
- PEND UDUK
Partisipatie-bijv. Via:
- Inspraak; advisering
(Sumber : Philipus M. Hadjon, dkk)
Deskripsi tersebut di atas menggambarkan bahwa hukum administrasi
meliputi:
1. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan
masyarakat;
Ikut sertanya lembaga yang pada mulanya hanya terbatas pada pelaksanaan
undang-undang berkembang menjadi lembaga negara yang turut serta
membuat peraturan perundang-undangan dan tuntutan (kewajiban)
menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan. Pemerintah dalam hal ini
menjadi terbelah dalam dua pengertian yang berbeda sama sekali dalam
negara hukum modern. Pemerintah dalam terminologi lembaga eksekutif
sebagai lembaga pelaksana undang-undang (trias politica), dan pemerintah
dalam pengertian lembaga administrasi negara yang mempunyai kewajiban
menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan (bestuurszorg) dan kewenangan
membuat peraturan perundang-undangan.
3. A. Asas Legalitas
Asas legalitas mengandung makna yang luas. Asas ini selalu dijunjung tinggi oleh setiap
negara yang menyebut dirinya sebagai negara hukum. Legalitas adalah asas pokok dalam
negara hukum, selain asas perlindungan kebebasan dan hak asasi manusia. Di Indonesia, asas
legalitas bersandar pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan:
Selama ini asas legalitas memang lebih dikenal dalam hukum pidana, yang ditarik dari
rumusan Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi:
Tiada suatu perbuatan yang dapat dihukum kecuali berdasarkan ketentuan pidana menurut
undang-undang yang telah ada terlebih dahulu daripada perbuatannya itu sendiri.
Asas ini bisa ditarik dari Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yang menyebutkan:
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau pejabat yang melaksanakan
urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
semula asas legalitas dalam konteks HAN/HTN hanya berkaitan dengan usaha melawan hak
raja-raja untuk memungut pajak dari rakyat kalau rakyat tidak diwakili dalam badan
perwakilan, atau kalau raja melakukan penahanan dan menjatuhkan pidana. Sekarang,
pengertian asas itu meluas hingga tentang semua wewenang dari aparat pemerintah yang
melanggar kebebasan atau hak milik warga masyarakat di tingkat manapun. Dengan asas
legalitas berarti tanpa adanya dasar wewenang yang diberikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, maka aparat pemerintah itu tidak akan memiliki wewenang yang dapat
mempengaruhi atau mengubah keadaan atau posisi hukum warga masyarakat
Asas legalitas juga bisa dipakai sebagai dasar untuk menguji tindakan pemerintahan,
sebagaimana bisa dibaca dari Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
tentang Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara. Pasal ini menyebutkan bahwa alasan-alasan yang dapat digunakan dalam
gugatan adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik.
Asas legalitas juga secara tegas disebut dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UU 30/2014”) yang menyebutkan:
C. Asas ini bisa ditarik dari Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan:
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau pejabat yang melaksanakan
urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Asas legalitas juga secara tegas disebut dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UU 30/2014”) yang menyebutkan:
1. Perencanaan
2. Pengaturan tidak bersifat Undang-undang
3. Tata Pemerintahan yang bersifat melayani.
4. Kepolisian yang bersifat menjaga dan mengawasi tata tertib
5. Penyelesaian perselisihan secara administratif
6. Pembangunan dalam penertiban lingkungan hidup
7. Tata Usaha Negara yang dilakukan oelh kantor-kantor pemerintah.
8. Penyelenggraan usaha-usaha Negara, yang dilakukan oleh dinas-dinas, dan
perusahaan-perusahaan Negara (BUMN dan BUMD).
Yang artinya :
2. Publik administrasi adalah suatu seni dan ilmu dari manajemen dalam
Administrasi Negara sama dengan Public Administrasi, yang intinya mempelajari organisasi
dan manajemen.
Politic als etic (Policy making),yaitu penentu tugas dan haluan, dan Politic
als technic (Task Executing), yaitu pelaksana tugas dan haluan negara.