Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Fikri Haykal

NPM : 110110180047

FILSAFAT HUKUM

TEORI HUKUM ALAM

John Finch menyatakan bahwa terdapat banyak nama yang disematkan kepada aliran
hukum alam, seperti hukum alam semesta (the law of universe), hukum Tuhan (the law of
God), hukum abadi (the eternal law), hukum umat manusia (the law of mankind), dan hukum
akal budi (the law of reason).1 Hukum alam dianggap sebagai salah satu teori pendukung
eksistensi dan sering dijadikan pijakan nilai terhadap keberlakuan hukum. Aristotales adalah
seorang yang pertama kali memperkenalkan teori hukum alam atau the natural right/Natural
Law, hukum alam ini bersifat universal.2 Hukum alam pada dasarnya bersifat umum sehingga
lebih merupakan kewajiban-kewajiban moral. Kewajiban-kewajiban moral ini merupakan hal
amat penting bagi teori hukum alam klasik, di mana keabsahan (validitas) menurut moral
merupakan syarat logis untuk keabsahan hukum, sehingga hukum yang tidak adil atau immoral
sama sekali bukan hukum. Manusia merupakan bagian dari alam, di mana manusia mempunyai
tujuan yang selaras dengan tujuan alam. Alam juga memberikan panduan bagi kehidupan
manusia berupa tatanan moral. Tatanan moral ini dipandang sebagai bagian dari tatanan alam,
sehingga kewajiban-kewajiban moral dapat “dibaca” dari alam.3

Menurut para filsuf hukum, pada aliran neothomisme terdapat suatu hukum alam yang
berada di atas hukum positif. Hukum alam ini berakar dari dalam suatu aturan alam metafisis,
sebagaimana direncanakan Tuhan. Hukum alam ditanggapi sebagai suatu hukum yang
memiliki kekuatan hukum yang real dan yang dapat dikenal oleh akal budi manusia. Bila
hukum alam dipandang seperti demikian, harus diakui bahwa hukum alam melebihi hukum
positif, dan karenanya juga dapat menghilangkan kekuatannya. Seperti dikatakan oleh
Radbruch, bahwa hukum alam memecahkan hukum positif (Naturrecht bricht Positives
Recht).4

1
John Finch, Introduction to Legal Theory, Edisi Kedua, Sweet & Maxwell, London, 1974, hlm. 21
2
Khoirur Rizal Lutfi, Teori Hukum Alam dan Kepatuhan Negara Terhadap Hukum Internasional, Jurnal Yuridis
Vol. 1 No. 1, Juni 2014, hlm 96.
3
Jeffrie G. Murphy dan Jules L. Coleman, hlm. 15: “The moral order is a part of the natural order –moral duties
being in some sense “read off” from essences or purposes fixed (perhaps by God) in nature”.
4
Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 1982, hlm.245
Thomas Aquinas adalah tokoh yang paling menonjol memperkenalkan teori hukum
alam theologis dan aquinas ini membedakan empat macam hukum yaitu : hukum abadi, hukum
alam, hukum manusia dan hukum sakral. Hukum alam menurut pandangan Thomas Aquinas
yaitu turut sertanya manusia sebagai makhluk berakal (bernalar) ke dalam Hukum Abadi.5
Manusia adalah manusia yang memiliki akal/nalar (reason). Manusia, termasuk akal/nalarnya,
adalah ciptaan Tuhan, sehingga karenanya dengan akal/nalar ini manusia sedikit banyak dapat
juga menangkap Hukum Abadi sekalipun tidak seluruhnya.

Setiap hukum yang dibuat oleh manusia harus sesuai dengan hukum alam, dalam arti
hukum itu harus berasal dari hukum alam. Jika hukum yang dibuat itu ternyata melenceng dari
dasar-dasar yang terdapat dalam hukum alam, maka hukum itu disebut hukum yang tidak adil,
dan hukum yang tidak adil sesungguhnya merupakan tindakan kekerasan, bukan hukum itu
sendiri.6 Hukum alam adalah pengakuan terhadap kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang dapat
dianggap sebagai hukum.

5
Ibid., Bagian Pertama dari Bagian Kedua, question 91, article 2, hlm.: 1334 : “… the natural law is nothing else
than the rational creature‟s participation of the eternal law.”
6
Dennis Patterson (editor), A Companion to Philosophy of Law and Legal Theory, Blackwell Publishers, United
Kingdom, 1999, hlm. 226.
DAFTAR PUSTAKA

Finch, J. (1974). Introduction to Legal Theory. London: Sweet & Maxwell.

Huijbers, T. (1982). Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta: Kanisius.

Lutfi, K. R. (2014). Teori Hukum Alam dan Kepatuhan Negara Terhadap Hukum Internasional. Jurnal
Yuridis Vol. 1 No. 1, 96.

Murphy, J. G., & Coleman, J. L. (t.thn.). The moral order is a part of the natural order –moral duties
being in some sense “read off” from essences or purposes fixed (perhaps by God) in nature.

Patterson, D. (1999). A Companion to Philosophy of Law and Legal Theory. United Kingdom:
Blackwell Publishers.

Anda mungkin juga menyukai