Dalam pekerjaannya, buruh atau pekerja terikat pada pengusaha yang memberikan
upah atas kerja yang telah dilakukannya. Menurut Trimurti, buruh adalah orang yang bekerja
pada orang atau golongan lain, mendapat upah, tetapi tidak mempunyai hak atas alat produksi
dan produksinya.1
Perjanjian atau perikatan kerja merupakan dasar terjadinya hubungan kerja. Perjanjian
kerja yang dialakukan oleh pekerja dengan pengusaha / pemberi kerja harus memenuhi
ketentuan asas-asas hukum kontrak dan syarat-syarat perjanjian kerja baik yang materiil
maupun yang formil. Perjanjian kerja harus memenuhi ketentuan asas-asas hukum kontrak,
yang meliputi asas konsensualisme, asas kebebasan berkontrak dan asas kekuatan
mengikatnya perjanjian. Pada asas kebebasan berkontrak, terdapat kebebasan kehendak yang
mengimplikasikan adanya kesetaraan minimal. Di sini antara pekerja dengan pemberi kerja
harus mempunyai kedudukan yang sama tidak dalam kedudukan sub-ordinasi (di bawah
perintah) harus sebagai mitra kerja.
Dalam suatu perikatan antara pekerja dan pemberi pekerjaan dan pekerja sama-sama
memiliki hak dan kewajiban masing-masing dalam hal ini pemberi kerja mendapat haknya
yaitu mendapatkan keuntungan atau hasil dari pekerjaan para pekerja dan pekerja melakukan
kewajiban yaitu bekerja dan juga mendapatkan haknya hak buruh atau pekerja adalah suatu
kehendak atau kepentingan yang dilindungi oleh aturan maupun tata tertib atau hukum yang
berlaku secara umum dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Bab X Perlindungan,
Pengupahan, dan Kesejahteraan. Tentang Ketenagakerjaan, hak buruh jika dikaitkan dengan
hubungan kerja, maka hak buruh yang harus ada adalah hak kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengemukakan pendapat, hak atas upah, istirahat, jaminan keselamatan, dan kesehatan
kerja. Hak-hak buruh antara lain :
1. Hak Bersifat Ekonomis Adalah hak yang diperhitungkan berdasarkan sejumlah uang
yang harus dibayarkan pengusaha kepada buruh pada suatu periode yang telah
ditentukan, meliputi:
a. Hak atas upah
b. Hak atas fasilitas perumahan
c. Hak atas tunjangan hari tua
1
Trimukti, Sk. Perjuangan Buruh. Jakarta: Widjaya, 1951 hlm. 10.
d. Hak atas tunjangan-tunjangan lain yang berhubungan dengan perkerjaan buruh
2. Hak Bersifat Politis Merupakan hak yang berkaitan dengan hak-hak buruh sebagai
warga negara. Meliputi
a. Hak untuk membentuk serikat buruh
b. Hak untuk menjadi anggota serikat buruh
c. Hak untuk melakukan mogok kerja
d. Hak untuk berunding dengan pengusaha
e. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi
3. Hak Bersifat Medis Hak yang dihubungkan dengan keselamatan dan kebugaran
tubuh, meliputi
a. Hak atas keselamatan dan kesehatan kerja
b. Hak atas asuransi kecelakaan kerja
c. Hak atas haid, melahirkan dan menyusui
d. Hak atas istirahat
4. Hak Bersifat Sosial Maksudnya adalah yang berkaitan dengan fungsi individu buruh
dalam masyarakat yang meliputi
a. Hak atas liburan resmi
b. Hak atas peribadatan agama
c. Hak atas cuti kawin
d. Hak atas pembatasan kerja anak
Hak- hak tersebut merupakan kewajiban bagi pengusaha dan pemberi kerja lainnya
untuk memenuhi dan membayarkannya kepada buruh, karena hak buruh merupakan hak yang
mucul sebagai akibat adanya perjanjian atau perikatan kerja dan hubungan kerja/industrial
yang muncul dari perjanjian tersebut. Perjanjian atau perikatan kerja, maupun peraturan kerja
yang ada sebagai akibat hubungan industrial yang dijalankan pengusaha dan buruh tersebut,
harus secara tegas memuat syarat-syarat kerja yang meliputi hak dan kewajiban pengusaha
dan buruh atas pekerjaan yang telah dikerjakan. Dapat disimpulkan bahwa hak buruh
merupakan hak yang wajib dibayarkan oleh pengusaha setelah buruh selesai bekerja dalam
rangka memenuhi kesejahteraannya.
Serikat Buruh atau pekerja merupakan suatu himpunan pekerja yang dibentuk unuk
meningkatkan kemampuan mereka menegosiasikan kondisi kerja dan hasil (rewards) dari
upaya mereka dengan yang mempekerjakan mereka, dan kadangkala, untuk menunjukkan
kepentingan dalam lingkup politik di luar tempat kerja.3
Adapun fungsi dari organisasi serikat pekerja/buruh dalam pemenuhan hak dan kewajibannya
yaitu 5:
Menurut ILO peran Serikat Pekerja atau buruh ada 4 point yaitu :
2
Aloysius Uwiyono, dkk.,2014, Asas-asas Hukum Perburuhan, Cet. II, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 66.
3
Tony J. Watson, Sociology of Work & Industry. hlm. 311.
4
Parker SR, dkk., Sosiologi Industri, Jakarta: Rineka Cipta. 1990. hlm. 201.
5
Asri Wijayanti, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 92.
1. Melindungi dan memperjuangkan perbaikan upah
2. Melindungi Pekerja terhadap ketidak adilan atau diskriminasi
3. Memperbaiki kondisi kerja dan melindungi lingkungan kerja
4. Mengupayakan agar manajeman mendengar suara pekerja sebelum membuat
keputusan
5. Mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja
Peran dan fungi serikat pekerja menurut UU Serikat pekerja No 21 Tahun 2000 adalah :
Jika kita simpulkan dari uraian diatas bahwa serikat buruh merupakan sebuah
organisasi yang dibuat atau dibentuk untuk mensejahterakan pekerja atau anggota dalam hal
ini juga melindungi atau memperjuangkan hak-hak pekerja terhadap pemberi pekerjaan.
Dalam uraian diatas merupakan dasar dari peran dan fungsi serikat buruh dimana jika dikaji
lebih dalam memiliki suatu tujuan selain untuk kesejahteraan anggota juga memperjuangkan
hak-hak pekerja. Dalam peran dan fungsi serikat buruh berdasarkan uraian diatas dapat
dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan para serikat pekerja saling berhubungan dengan
pemenuhan hak-hak pekerja antara lain ekonomis, politis, medis, dan sosial. Dalam
pemenuhan hak tersebut juga sudah tercantum dalam Undang-Undang dimana terdapat peran
dan fungsi serikat pekerja dalam memperjuangkan hak-hak para pekerja terhadap perikatan
dengan pemberi pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
SR, P. (1990). Sosiologi Industri. Jakarta: Rineka Cipta.
Uwiyono, A. (2014). Asas-asas Hukum Perburuhan, Cet. II. Jakarta: Rajawali Pers.
Wijayanti, A. (2010). Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Cet. II. Jakarta: Sinar Grafika.