Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Ardya Giffarie

NPM : 110110180263

Resume Kuliah Umum

Satu data Indonesia, data yang valid merupakan kunci utama kesuksesaan pembangunan
sebuah negara (24/1/2020:Perancangan Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020).
Kesimpangsiuran sejumlah data dari berbagai Kementerian dan Lembaga menjadi salah satu
penyebab tidak optimalnya pelaksanaan kebijakan pemerintah (Pembukaan Praktek 2016).
kolaborasi antarlembaga dan meninggalkan ego sectoral (16/8/2019. Pidato kenegaraan).
Kolaborasi antar Lembaga untuk satu data Indonesia. System pemerintah berbasis elektronik:

1. Membangun fondasi Bersama

- Permasalahan pembangunan membutuhkan kebijakan dan strategi yang tepat.

- Kebijakan dan strategi yang tepat lahir dari proses analisis yang komprehensif dan
mendalam yang membutuhkan dukungan ketersediaan, kualitas dan aksesbilitas
data.

2. Mengatasi persoalan data

- Persoalan data pada sisi hulu menghadapi tantangan multidimesi, yakni:


- Dimensi data: jenis, variasi, jumlah dan sumbernya.
- Dimensi tatakelola: kemampuan mengumpulkan, mengorganisasi dan
mendistribusi data.
- Dimensi perkembangan: kemampuan data menggambarkan situasi dan
mengantisipasi perubahan.
- Dimensi keberlanjutannya: kehandalan antar waktu dalam memberikan
manfaat.

Melalui Perpres Nomor 95 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)


tahun 2018, SATU DATA INDONESIA dan penyelenggara pemerintahan didorong untuk
meningkatkan integritas dan efisiensi sistem pemerintahan nasional. Guna memperoleh hak
dan manfaat yang maksimal, Universitas Pajajallan bekerja sama dengan Kementerian
Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. Langkah kolaboratif dimulai dengan diadakannya webinar nasional
“Menuju Data Indonesia: Sinkronisasi, Migrasi dan Standardisasi Pusat Data Nasional”.
Kerjasama antar instansi pemerintah ini didasarkan pada Perka LKPP No.14 / 2012 TIPE 2
SWAKELOLA.

Saat ini telah bertransformasi dari birokrasi yang tradisional dan konvensional
menjadi birokrasi yang responsif, adaptif dan berbasis IT, dimana setiap keputusan dan
keputusan harus berdasarkan bukti (evidence-based policy). Peran data itu sendiri dalam
perumusan kebijakan meliputi meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah, konsisten
dalam implementasi dan mendorong penggunaan data.

Perpres 95/2019 dan Perpres 39/2019 adalah dua perpres, sama seperti sisi mata uang
yang saling terkait, SPBE tidak dapat beroperasi tanpa pengelolaan Keputusan Presiden
39/2019 dan Perpres 39/2019 mengatur tata kelola Standarisasi data suatu negara adalah
bagian terpenting dari sistem pemerintahan Berbasis elektronik, karena SPBE berkualitas
tinggi akan mendukung data berkualitas tinggi, Data berkualitas juga akan mendukung SPBE,
jadi ini ruangnya Ruang lingkup SPBE saling berhubungan dengan sistem data nasional.

SPBE memiliki beberapa landasan hukum antara lain UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik,PP No. 71 tahun 2019 tentang Penyelenggara Sistem dan
Transaksi Elektronik Pasal 92 tentang fasilitas infrastruktur, diantaranya Pusat Data, PP No.
18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Pasal 120 terkait koordinasi penyediaan Pusat data
oleh Menkominfo, Perpres No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) Pasal 27-30 terkait infrastruktur SPBE, dan Pusat Data Nasional, dan
terakhir adalah Permenkominfo No 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Konkuren Bidang Komunikasi dan Informatika Pasal 52 terkait
penyelenggaraan pusat data nasional dalam rangka infrastruktur berbagai pakai di seluruh
Pemerintahan Daerah oleh Menkominfo.

Manfaat arsitektur SPBE untuk tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisian
anatara lain percepatan reformasi birokrasi mendorong pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan nasional karena Birokrasi yang baik dan bersih, sederhana, fleksibel, serta
didukung oleh proses tata kelola yang cepat dan sumber daya manusia yang berkualitas, akan
menghasilkan pelayanan publik yang prima. Hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan
ekonomi yang merupakan salah satu pilar dan agenda pembangunan nasional. Jika
berorientasi pada hasil dan kinerja pelayanan yang efektif, efisien dan ekonomis, maka
birokrasi akan berjalan lebih cepat dan didukung oleh budaya birokrasi yang berintegritas
tinggi. Manfaat arsitektur dari SPBE sendiri adalah mengurangi tumpang tindih fungsi bisnis
pemerintahan, mengurangi duplikasi infrastruktur dan sistem aplikasi, menerapkan
strandarisasi TIK, berbagi data dan informasi, memudahkan integrasi layanan SPBE, dan
yang terakhir meningkatkan efisiensi biaya SPBE.

Anda mungkin juga menyukai