Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) DOI: 10.25126/jtiik.

202294954
Vol. 9, No. 5, Oktober 2022, hlm. 901-910 p-ISSN: 2355-7699
Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI, No. 36/E/KPT/2019 e-ISSN: 2528-6579

INVESTIGASI HAMBATAN DAN TANTANGAN PENERAPAN SISTEM


INFORMASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT

Malahayati*1, Dedy Syamsuar2


1,2
Universitas Bina Darma, Kota Palembang
Email: Hayatimala12@gmail.com, 2dedy_syamsuar@binadarma.ac.id
1
*
Penulis Korespondensi

(Naskah masuk: 23 April 2021, diterima untuk diterbitkan: 13 Oktober 2022)

Abstrak

Keberhasilan penerapan sistem informasi manajemen (SIM) sangat berpengaruh terhadap operasional suatu
organisasi, terutama organisasi yang telah menggantungkan proses bisnisnya pada sistem tersebut. Oleh
karenanya, penting bagi suatu organisasi mengidentifikasi hambatan dan tantangan dalam penerapan sistem
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor hambatan dan tantangan pelaksanaan penerapan sistem
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk menggali secara
mendalam masalah yang menghambat penerapan SIMRS pada objek penelitian. Berdasarkan analisis domain,
penelitian mengidentifikasi beberapa masalah yang menjadi penyebab yaitu infrastruktur yang kurang baik,
komitmen sumber daya manusia (SDM), standar prosedur operasional (SPO) yang belum diterapkan, kejelasan
tugas pokok dan fungsi, serta supervisi yang belum efektif, pengawasan dari pihak manajemen yang tidak
dijalankan serta sistem eksternal sebagai penyebab belum optimalnya sistem informasi manajemen rumah sakit.

Kata Kunci: investigasi, hambatan dan tantangan, SIMRS

INVESTIGATION OBSTACLES AND CHALLENGES IMPLEMENTATION OF


MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM IN HOSPITAL
Abstract

The successful implementation of a Management Information System (MIS) greatly affects the operations of an
organization, especially organizations that have depended on their business processes on the system. Therefore,
it is important for an organization to identify barriers and challenges in implementing the system. This study aims
to determine the constraints and challenges of implementing the hospital management information system (HMIS).
This research is a qualitative research to explore in depth the problems that hinder the application of hospital
management information system to the object of research. Based on the domain analysis, the research identifies
several problems that are the causes, namely poor infrastructure, commitment to human resources (HR), standard
operating procedures (SOP) that have not been implemented, clarity of main tasks and functions, as well as
ineffective supervision, supervision from parties. management that is not implemented as well as external systems
as the cause of not optimal hospital management information system.

Keywords: investigation, obstacles and challenges, SIMRS

1. PENDAHULUAN Teknologi informasi dapat digunakan untuk


membantu organisasi dalam memproses, menyimpan
Beberapa tahun terakhir pemerintah Indonesia
dan mengubah data menjadi informasi yang
secara signifikan mendorong penggunaan Teknologi
dibutuhkan (Antoni et al., 2018). serta menjadi
Informasi dan Komunikasi (TIK) diberbagai sektor.
fasilitator utama bagi kegiatan organisasi,
Hal ini tidak terlepas dari semakin meningkatnya
memberikan andil besar terhadap perubahan
jumlah pengguna TIK. Data Statistika 2019
mendasar pada struktur, kondisi, kebijakan, dan
menunjukkan pengguna internet di Indonesia
manajemen organisasi. Ketersediaan dan kelancaran
bertambah 10,12 persen pada 2018 dibandingkan
informasi bergantung kepada pemanfaatan teknologi
tahun sebelumnya. Secara total, pengguna internet
informasi (TI) melalui pengembangan sejumlah
mencapai 171,17 juta pengguna dari populasi
aplikasi dalam organisasi. Serta berperan mendukung
264,16 juta jiwa (APJII, 2020).
pencapaian tujuan organisasi (Cholil, Andryani and
Negara, 2014). Manajemen sistem informasi melalui
901
902 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 9, No. 5, Oktober 2022, hlm. 901-910
pemanfaatan TI memiliki hubungan dalam Sistem informasi manajemen rumah sakit pada
melakukan investasi TI agar dapat menyesuaikan saat ini kurang mendapatkan hasil yang cukup
dengan kebutuhan organisasi secara optimal. memuaskan. Ketidak berhasilan dalam
Pemerintah telah mewajibkan penggunaan pengembangan sistem informasi tersebut lebih
sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) disebabkan dalam segi perencanan kurang yang baik,
untuk setiap Rumah Sakit diseluruh Indonesia. Hal ini pengguna banyak mengalami kendala berupa aplikasi
ditegaskan oleh pihak pemerintah bahwa SIMRS error. Tentunya dengan berbagai kendala yang ada
yang dimiliki oleh seluruh Rumah Sakit di Indonesia maka proses sistem informasi rumah sakit menjadi
harus telah terintegrasi dengan Sistem Kementrian terhambat, (Rumambi, Robo and Amalia, 2020)
kesehatan (Kemenkes). Selain bertujuan untuk dimana identifikasi faktor-faktor hambatan dan
mendigitalisasi data di masing-masing rumah sakit, tantangan dalam implementasi sistem informasi
SIMRS juga diharapkan dapat berkomunkasi dengan manajemen kurang lengkap dan menyeluruh. Hal ini
sistem eksternal sebagai jaringan kesehatan nasional tentunya menjadi penting untuk mengidentifikasi hal
seperti sistem asuransi (BPJS) dan sistem lainnya yang menjadi penghambat dari suksesnya penerapan
yang disediakan oleh Kemenkes. SIMRS terutama dibidang infrastruktur, sumber daya
Kebijakan yang menjadi pedoman bagi manusia, standar prosedur operasional (Novita, 2014;
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang Suyanto, Taufiq and Indiati, 2015) pengawasan dan
dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta dalam sistem eksternal (Dean F Sittig ; Hardeep, 2016) yang
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di menjadi penentu berhasilnya penerapan SIMRS.
rumah sakit, Departemen Kesehatan Republik Rumah sakit tidak dapat mengabaikan lagi
Indonesia telah mengeluarkan sesuai dengan keberadaan dan penggunaannya. Apalagi,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia penggunaan SIMRS telah menjadi bagian yang
Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 (PMKRI memberi andil ditetapkannya status akreditasi sebuah
2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik rumah sakit.
Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 Hambatan yang belum dapat diatasi dan
Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap rumah sakit tantangan belum tercapainya target bisnis Rumah
wajib melaksanakan sistem informasi rumah sakit”. Sakit saat ini sehingga menjawab apa yang menjadi
Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu penghambat dan tantangan dalam implementasi sitem
komponen yang penting dalam mewujudkan upaya informasi manajemen dapat menentukan
peningkatan mutu. Sistem informasi rumah sakit keberhasilan penerapan Good Corporate
secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan Governance (GCG) di dalam suatu instansi atau
sistem informasi dari berbagai subsistem, rumah sakit. Dalam hal ini perlu meningkatnya peran
mengumpulkan, menyajikan dan mengolah data TI maka investasi dibidang TI semakin besar dan
rumah sakit sehingga menghasilkan informasi yang kompleks dalam pengelolaannya (Cholil, Andryani
diperlukan sebagai pengambilan keputusan bagi and Negara, 2014). Serta masih terbatasnya penelitian
rumah sakit. terkait faktor penghambat dan tantangan sistem
Implementasi ini membutuhkan sistem informasi manajemen rumah sakit merupakan
informasi yang komprehensif dan terintegrasi yang permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini.
dirancang untuk mengelola semua aspek operasional Penelitian ini membahas bagaimana menentukan
rumah sakit (Helia et al., 2018). Saat ini banyak faktor hambatan dan tantangan yang dihadapi
rumah sakit yang kurang menyadari betapa SIMRS.
pentingnya pengelolaan data yang sangat besar di
rumah sakit dan belum tersusun secara baik sehingga 2. METODE PENELITIAN
pelayanan pihak rumah sakit tidak berjalan secara
efektif. Selain itu, saat ini rumah sakit masih belum Penelitian ini menggunakan penelitian
menyadari seberapa banyak informasi yang telah kualitatif. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman
didapat dan diproses serta didistribusikan baik secara yang mendalam dari situasi yang dihadapi melalui
terkomputerisasi maupun secara manual. wawancara individu, focus group, studi kasus, action
Penerapan sistem informasi manajemen dalam research maupun pengamatan (Busetto, Wick and
pelaksanaan proses bisnis di rumah sakit dapat Gumbinger, 2020). Pada proses pengumpulan data
memberikan manfaat yang baik untuk penggunanya peneliti yang nantinya menghasilkan variabel-
seperti info kepada customer tentang layanan, dokter variabel yang membentuk model dan bagaimana
serta pendaftaran dapat dilakukan secara online. menganalisisnya (Srivastava and Thomson, 2009),
Pemanfaatan sistem informasi dapat berdampak baik sehingga dapat diketahui penyebab penghambat dan
pada tingginya kualitas dari pelayanan sehingga tantangan SIMRS.
meningkatkan kepuasan customer. Hal tersebut dapat Selanjutnya, peneliti menggunakan pendekatan
mempengaruhi kepercayaan pengguna terhadap studi kasus dalam penelitian ini. studi kasus (case
rumah sakit. Selain itu dengan adanya SIMRS dapat study) dapat melihat suatu peristiwa pada lingkungan
mempengaruhi akreditasi dari rumah sakit. yang diamati. Lebih lanjutnya mendefinisikan studi
kasus sebagai penyelidikan empiris dengan obyek
Imam Ahmad Ashari, dkk, Implementasi Wireless Sensor Network … 903
kehidupan nyata berdasarkan berbagai sumber bukti 3) data yang kuat karena didasarkan pada pengalaman
yang digunakan. Ada beberapa keuntungan dari studi orang orang, 4) generalisasi dimungkinkan dan 5)
yaitu 1) suatu entitas dapat diinvestigasi secara data dapat dicapai untuk proses penelitian selanjutnya
mendalam, 2) lebih banyak perhatian pada hal detail, (Yin, 2003).
Strategi penelitian dikembangkan untuk dikodekan dan dikelompokkan ke dalam tema
menjawab pertanyaan sekaligus mencapai tujuan (Atkinson and El Haj, 1996). Kemudian tema
penelitian. Rumah sakit yang telah menerapkan dianalisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi pola
SIMRS menjadi target kasus dalam penelitian ini. reguler yang muncul untuk membentuk domain
Proses pengumpulan data dilakukan melalui interaksi primer. Proses ini mengidentifikasi beberapa tema
langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.
dengan pengelolaan, penggunaan serta penentu
kebijakan dari implementasi SIMRS. 4.2 Analisis Taksonomi Domain
Data penelitian yang dilakukan terhadap 9
Pada tahap ini, hubungan timbal balik antara
informan akan disajikan mengenai komposisi tingkat
domain yang diidentifikasi pada tahap sebelumnya
jabatan pada Tabel 1 sebagai berikut:
dibahas. Seperti yang disarankan oleh (Atkinson and
Tabel 1 Informan Penelitian El Haj, 1996) kata-kata dari informan yang
No Bagian Jumlah Kode diwawancarai kemudian mengelompokkan frasa
1 Kasubak IT 1 KIT yang sebenarnya dan menggambarkan identifikasi
2 Koordinator Software 1 KS sub-kategori dalam melakukan analisis taksonomi.
3 Koordinator Hardware 1 KH Gambar 1 menyajikan diagram analisis taksonomi.
4 Staf Administrasi 2 KA1, KA2 Taksonomi ini menjelaskan bagaimana domain
5 Koordinator IGD 1 KI1 yang diidentifikasi pada tahap sebelumnya
6 Staf IGD 1 KI3 berkontribusi terhadap faktor yang menjadi
7 Dokter IGD 1 K4 hambatan dan tantangan implementasi SIMRS.
8 Koordinator Verifikasi 1 KV Berdasarkan analisis dari data identifikasi semua
Sumber: data yang diolah
domain yang dipakai dalam penelitian secara
keseluruhan terdapat permasalahan di semua aspek.
3. TEKNIK ANALISIS DATA Pertama infastruktur yang kurang mendukung dalam
Teknik analisis data yang dipakai dalam implementasi SIMRS yang menjadi tantangan bagi
penelitian ini adalah analisis domain (domain pihak manajemen untuk menperbarui perangkat serta
analysis). Analisis domain yaitu memperoleh jaringan SIMRS. Kedua, sumber daya manusia
gambaran umum dan menyeluruh dari objek sangat mempengaruhi keberlangsungan
penelitian atau situasi sosial yang diteliti. Ditemukan implementasi dari SIMRS. Ketiga, standar prosedur
berbagai domain atau kategori. Data diperoleh dari operasional yang menentukan tugas, fungsi dan alur
grand tour dan monitour question. Hasilnya berupa kerja. Keempat, pengawasan dalam SIMRS tidak
gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang dijalankan yang menyebabkan informan mengeluh
sebelumnya belum pernah diketahui. Pada analisis ini dengan keadaan yang mereka alami selama
informasi yang diperoleh belum mendalam, masih menjalankan aplikasi (SIMRS). Terakhir
dipermukaan, namun sudah menemukan domain- komunikasi data sistem eksternal yang kadang susah
domain atau kategori dari situasi sosial yang diteliti dicek dan diproses. Akhirnya implementasi SIMRS
(Sugiyono, 2016). Selanjutnya analisis data yang dipakai rumah sakit saat ini mengalami
mendokumentasikan analisis domain dari tanggapan hambatan dan tantangan dalam penerapannya.
peserta terhadap topik (Syamsuar, 2015).
Adapun tahapan-tahapan yang saling terkait 4.3 Menentukan Komponen
berurutan dalam analisis domain yaitu 1)
Mengidentifikasi domain dan sub domain, 2) Langkah ketiga analisis domain yaitu
Membangun analisis taksonomi domain dan sub- menentukan komponen. Dalam hal ini (Atkinson and
domain, 3) menentukan komponen, 4) keterkaitan El Haj, 1996), mengemukakan bahwa kutipan
domain (Atkinson and El Haj, 1996). langsung dari tanggapan peserta wawancara
dimasukkan sebagai bukti. Berdasarkan dua langkah
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sebelumnya, sisa bagian ini akan menentukan
4.1 Analisis Awal masing-masing domain utama dan memberikan
bukti kontekstual dalam bentuk kutipan langsung
Dalam Penelitian, peneliti menemukan bahwa dari data wawancara.
secara keseluruhan terdapat permasalahan di hampir
semua aspek. Skrip isi wawancara dianalisis,
904 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 9, No. 5, Oktober 2022, hlm. 901-910
DOMAIN SUB-DOMAIN
Teknologi perlu untuk disegarkan dan diganti
Jumlah perangkat kurang memadai
Perangkat Keras Tidak dilakukan perawatan
Infrastruktur Tidak dilakukan pengecekan
Perangkat lunak Aplikasi kurang dipahami user
Aplikasi tidak sesuai dengan keinginan user
Penggunaan aplikasi yang rumit/tidak user friendly
Koneksi Akses aplikasi Error
Gangguan sistem koneksi
Data terpusat Penarikan data tidak bisa langsung dipakai
Ada data yang tidak sesuai dengan sistem
Pelatihan pengguna Kurang bisa dipahami pengguna
Sumber Daya Waktu pelatihan yang pendek
Manusia
Kehandalan SDM Kuranya keterampilan SDM
Kurangnya kedisiplinan entry data
Kurang komunikasi antar user
Keterlibatan
Tidak ada keterlibatan TI untuk pengembangan
pengembangan

Hanya sebagian yang menjalankan seseuai dengan alur


Alur kerja Tidak mengetahui prosedur
Standar Prosedur
Operasional Tugas pokok dan Ada yang tidak menjalankan tugas
fungsi Perlu diingatkan untuk menunaikan tugas

Supervisi Belum dijalankan untuk SIMR


Pengawasan Masih terjadi kelalaian dalam penggunaan
Pemantauan Tindakan dilakukan jika sudah ada masalah
Belum ada tindakan pencegahan
Penilaian Manajemen kurang peduli
Penilaian kesesuaian penggunaan belum dilakukan

Peraturan klinis Pengembangan harus dilakukan developer


Sistem Eksternal Belum dilakukan pengecekan dari pemerintah
Tidak dapat melakukan pengecekan jika akses terputus
Pertukaran data
Terjadi kesalahan anatara sistem dan manual
Sumber: data yang diolah
Gambar 1 Analisis Taksonomi

Taksonomi ini menjelaskan bagaimana domain Koneksi lamban, tidak dapat terhubung dengan sistem yang
yang diidentifikasi pada tahap sebelumnya lain saat koneksi terputus, tidak diajarkan agar koneksi stabil,
hari libur kurang pengontrolan.
berkontribusi terhadap faktor yang menjadi
hambatan dan tantangan implementasi SIMRS. Pelatihan Pengguna:
Berdasarkan analisis dari data identifikasi semua Masih kurang paham, waktu pelatihan kurang
domain yang dipakai dalam penelitian secara
Kehandalan SDM:
keseluruhan terdapat permasalahan di semua aspek. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami
Pertama infastruktur yang kurang mendukung dalam penggunaan fitur aplikasi, kurang cekatan dalam menghadapi
implementasi SIMRS yang menjadi tantangan bagi masalah proses penggunaan aplikasi.
pihak manajemen untuk menperbarui perangkat serta
Keterlibatan Pengembangan:
jaringan SIMRS. Kedua, sumber daya manusia Tidak ada pengembangan sistem dari SDM, harus melibatkan
sangat mempengaruhi keberlangsungan developer.
implementasi dari SIMRS. Ketiga, standar prosedur
operasional yang menentukan tugas, fungsi dan alur Pengaruh Rekan Kerja Lingkungan:
Komunikasi antar staf kurang lancar, terjadi kesalahan.
kerja. Keempat, pengawasan dalam SIMRS tidak
dijalankan yang menyebabkan informan mengeluh Kesesuaian alur kerja:
dengan keadaan yang mereka alami selama Hanya sebagian dijalankan, tidak mengetahui.
menjalankan aplikasi (SIMRS). Terakhir
Tugas pokok dan fungsi:
komunikasi data sistem eksternal yang kadang susah Masih ada yang tidak menjalankan, perlu diingatkan, tidak
dicek dan diproses. Akhirnya implementasi SIMRS ingat/lupa, memerlukan evaluasi yang komprehensif.
yang dipakai rumah sakit saat ini mengalami
Supervisi:
hambatan dan tantangan dalam penerapannya. Belum dijalankan.
Tabel 2 Daftar Tema Awal Pemantauan:
Perangkat Lunak (Software): Masih terjadi kelalaian, tidak teratasi.
Rumit dalam menggunakan aplikasi, tidak bisa langsung entri
data sekaligus, penggunaan aplikasi yang tidak mudah dan Pengukuran:
berulang-ulang, bahasa yang digunakan kurang dimengerti Belum dilaksanakan, belum peduli dengan tingkat kesesuaian
pengguna, kurangnya fitur, kurang sesuai dengan harapan aplikasi.
pengguna, error, perlu dikembangkan.
Peraturan Penggunaan:
Perangkat Keras (Hardware): Sudah ditetapkan oleh pemerintah
Tidak ada pemeliharaan, kurang diperhatikan pemakaiannya,
instansi tidak memprioritaskan penggantian penggunaan Pertukaran Data Informasi:
perangkat keras yang telah usang, belum ada rencana untuk Bisa terhubung dengan sistem diluar SIMRS, Terjadi
mengganti hardware, membutuhkan penggantian perangkat, kesalahan antara sistem dan manual, tidak bisa terhubung
dipakai 24 jam non stop. tanpa koneksi.
Sumber: data yang diolah
Sistem Koneksi:
Imam Ahmad Ashari, dkk, Implementasi Wireless Sensor Network … 905
Mengikuti metode Atkinson dan El-Haj, No Informan Pernyataan informan
kategori-kategori faktor dianalisis lebih lanjut untuk 3 KI1 “Kalo bisa itu di refreshlah
[hardware], harusnya ada masa
mengidentifikasi domain luas di mana topik awal di pemakaian ini kan belum pernah”
atas dapat dikelompokkan bersama. Tabel 3 4 KV “ya paling diiniin [dicek] sama orang
mengilustrasikan daftar final domain primer. IT, tinggal hubungi IT aja sih. Ya
sering [terjadi kendala pada
harware”
Tabel 3 Identifikasi Domain Utama
5 KI1 “..............kenapa sering error itu
Infrastruktur loadingnya [melontarkan
Sumber Daya Manusia perntanyaan ke staf TI] itu lamban
Standar Prosedur Operasional sekali..............”
Pengawasan 6 KI3 “Agak lambat kalo malam
Sistem Eksternal programnya”
Sumber: data yang diolah 7 K4 “ sering error
8 KV “............. nanti ada petugas yang
4.4 Menentukan Komponen mengambil berkasnya kesana
dihitung berkasnya sama tidak kalo
Langkah ketiga analisis domain yaitu misalnya tidak pas mungkin dianya
menentukan komponen. Dalam hal ini (Atkinson and [pasien] hanya konsul apa dianya
masuk rawat inap, rawat jalan pasti
El Haj, 1996), mengemukakan bahwa kutipan berkuranglah dari situ [data
langsung dari tanggapan peserta wawancara diaplikasi] ............ Iya nanti
dimasukkan sebagai bukti. Berdasarkan dua langkah konfirmasi ke pihak yang kita ambil
sebelumnya, sisa bagian ini akan menentukan data, tidak mungkin lebih dari
aplikasi, ........... Biasanya pasti
masing-masing domain utama dan memberikan kurang dari berkas yang kami ambil”
bukti kontekstual dalam bentuk kutipan langsung 9 KI1 “.......... misalnya itukan ada
dari data wawancara. pemeriksaan labornya, nah kami itu
mau buka lagi kan eeeee ke tulisan
4.4.1 Infrastruktur baru kan edit lagi labornya
mengulang dari awal lagi nggak bisa
sekaligus............., emang kadang kalo
Domain infrastruktur memang menjadi pokok dua kali entri itu kan keluar dobel
bahasan utama. Adapun sub domain dari infrastuktur waktu kami print itu dobel biayanya
ini adalah perangkat keras, perangkat lunak, koneksi kalo dua kali entri”
dan data center. Meskipun mereka setuju bahwa Meskipun pemakaian aplikasi membantu user
SIMRS ini sangat membantu pekerjaan mereka, dalam melakukan pekerjaan tetapi koneksi juga
namun ada informan yang mengeluhkan bahwa diperlukan untuk mengakses aplikasi, beberapa
pekerjaan yang dilakukan secara manual dan telah pendapat informan mengenai koneksi yang kurang
diganti dengan menggunakan aplikasi tidak baik, pernyataan tersebut dibuktikan dengan
membuat user cukup puas dikarenakan adanya komentar informan pada tabel 4 pada kolom 5, dan 7.
pemakaian aplikasi yang membuat user merasa sulit Data juga menjadi sumber masalah dalam
melaksanakan pekerjaannya. implementasi SIMRS ini, pernyataan informan yang
Berdasarkan komentar informan pada tabel 4 berkaitan dengan data pada penggunaan SIMRS
pada kolom 2, 3 dan 4 menggambarkan keadaan dapat dilihat pada tabel 4.3 pada kolom 8 dan 9,
perangkat keras yang menunjang pengguna dalam informan menyatakan bahwa data yang di inputkan
menjalankan aplikasi juga kurang diperhatikan di terkadang mengalami masalah. Dalam pengamatan
sebabkan oleh kenyataan bahwa jika perangkat peneliti juga menemukan bahwa di bagian
masih bisa digunakan maka tidak akan diganti. administrasi komponen hardware kurang memadai
Kurangnya perangkat keras juga membuat user yang menyebabkan antri untuk penginputan data
kewalahan ketika menghadapi pasien yang banyak. pasien.
Serta koneksi yang terganggu dapat membuat
pekerjaan menjadi lamban. Meskipun infrastruktur 4.4.2 Sumber Daya Manusia
adalah topik yang paling sering dibahas selama
Domain sumber daya manusia dirasakan terdiri
proses pengumpulan data, beberapa pendapat
dari 3 sub-domain termasuk pelatihan pengguna,
tambahan diberikan oleh peserta wawancara seperti
kehandalan SDM, dan kerelibatan pengembangan.
yang disajikan pada Gambar 1.
Sub-domain pertama pelatihan pengguna, merujuk
Tabel 4 Pernyataan informan terkait sistem eksternal hasil pengamatan bahwa pelatihan dirasa kurang
No Informan Pernyataan informan masimal, pengguna masih kesusahan dalam
1 KI1 “....penggunaan aplikasi di sini, menjalankan aplikasi yang melibatkan senior dalam
sebenarnya tadi sudah saya bilang
ribet”
proses pekerjaan. Kurangnya pemahaman pengguna
2 KI1 “Sebenarnya kalau ruangan ini yang dari pemakaian aplikasi merupakan faktor umum
komputer ini sudah berapa tahun, ada yang diberikan oleh informan. Meskipun mereka
10 tahun ki [berbicara dengan staf setuju bahwa aplikasi yang ada saat ini sangat
TI]. Kalo yang ini sudah berapa kali
ganti hardisk”
membantu pekerjaan mereka.
906 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 9, No. 5, Oktober 2022, hlm. 901-910
Kehandalan SDM juga merupakan faktor yang oleh sub-domain supervisi, pemantauan dan
menentukan hambatan dan tantangan dari SIMRS. penilaian.
Berikut pernyataan informan
Tabel 7 Pernyataan informan terkait pengawasan
Tabel 5 Pernyataan informan terkait sistem SDM No Informan Pernyataan informan
No Informan Pernyataan informan 1 KI1 “.......Tidak ada pengawasan, .........
1 KS “Itu program dari pihak developer Nah kalau untuk misal ini inventaris
jadi tidak bisa jadi kalo mau barang ini tidak ada”
dikembangkan mesti memanggil 2 KH “........Pengawasan itu ada, kalo misal
developernya karna kan program ini pengguna tidak mengentrikan data
kita angga dikasih.............................” maka kami cek, oh misal dokter tidak
2 KI1 “............. kembangkan kalo kami tidak entri data pasien nah disini kami tegur
mengerti masalah program karna bahwasanya dokter belum
tidak ada ..............” mengentrikan data”
3 KV “ Walaupun harus butuh berapa kali 3 KH “Selain pemantauan, supervisi dan
pelatihan [menyatakan butuh waktu penilaian di jelaskan oleh KH bahwa
untuk memahami aplikasi] mungkin supervisi di Rumah sakit ada akan
karena bahasa inggris, di sini kan tetapi pernyataan yang diucapkan
karyawannya agaaak................” kurang meyakinkan, pernyataan
ditunjukkan pada tanggapan berikut
Kehandalan SDM perlu dalam proses pekerjaan ini. “suvervisiiii, kak ada tidak
supervisi kita? [bertanya dengan rekan
mengingat SDM yang menjalankan aplikasi jika kerja], Untuk aplikasi ini. Iya ada
SDM tidak mampu atau tidak mengerti implementasi ya.........................”
SIMRS akan terhambat. Maka sistem harus lebih
kembangkan agar mudah dipahami pengguna, Pernyataan itu dianggap kurang sesuai karena
berikut pernyataan informan mengenai SDM dalam informan tidak mengetahui bahwa supervisi
keterlibatan pengembangan. memang benar adanya. Dan pendapat peneliti
didukung oleh tanggapan kepala divisi yang cuek
4.4.3 Standar Prosedur Operasional ditanya oleh KH masalah aplikasi. Informan KH
Pada domain ini informan kompak menyatakan juga menyatakan untuk penilaian belum pernah
bahwa standar prosedur operasional tidak dilakukan dilakukan tetapi rencananya akan diadakan jadi
oleh pengguna dalam menjalankan afisena (SIMRS) untuk tingkat kesesuaian serta kepuasan
ada dua pendapat dari informan yang menyatakan implementasi SIMRS ini belum diketahui.
bahwa standar prosedur operasional tidak diberikan
4.4.5 Sistem Eksternal
kepada mereka, dan ada yang mengetahui tetapi
tidak menjalankan prosedur yang ada. Hal ini di Domain terakhir membahas sistem eksternal
dukung dengan pernyataan informan berikut. mencakup peraturan klinis, pertukaran data dan
Berdasarkan data wawancara dengan user pihak pengembang. Dalam penelitian komentar yang
mengenai standar prosedur operasional KH berkaitan dengan aturan pemerintah adalah umum di
menjelaskan bahwa memang para pengguna aplikasi antara informan wawancara. indikasi pentingnya
sebagian besar tidak mengetahui tentang prosedur, faktor eksternal yang mempengaruhi hambatan dan
tugas dan fungsi pengguna dalam menjalankan tantangan SIMRS. Informan memberikan indikasi
aplikasi. Bahkan KI selaku koordinator divisi tidak bahwa aplikasi di rumah sakit ini memang sudah
mengetahui sama sekali mengenai SPO. sehingga diwajibkan oleh pemerintah oleh karena itu sekarang
dari mereka banyak yang tidak menjalankan di rumah sakit ini sudah menjalankan sistem. Akan
pekerjaannya sesuai dengan aturan yang ada. tetapi ada pernyataan informan yang mengeluhkan
jika aplikasi tidak dapat diakses maka sistem
Tabel 6 Pernyataan informan terkait SPO eksternal tidak dapat disinkronkan dengan rumah
No Informan Pernyataan informan
1 KH “............ ada tapi tidak dijalankan,
sakit, berikut pernyataan informan.
kebanyakan juga ada yang tidak tahu Pada domain ini kurang dapat digali indikasi
tentang SPO untuk pemakaian ini yang menjadi hambatan tantangan pada SIMRS
aplikasi ini...............” karena semua informan tidak begitu mengetahui
2 KI1 “................................... panduan tentang sistem eksternal yang ada di rumah sakit.
program itu ada tidak muh [bertanya
dengan rekan kerja]”
Tabel 8 Pernyataan informan terkait sistem eksternal
No Informan Pernyataan informan
4.4.4 Pengawasan
1 KA2 “.....................jarang sih paling kalau
jaringan tidak ada kami tidak bisa cek
Domain keempat mengacu kepada pihak status pasien yang menggunakan asuransi
manajemen dalam mengawasi dan memantau seperti BPJS, tapi biasanya tidak
keberlangsungan dari implementasi SIMRS. lama...........”
Pengawasan dilakukan untuk memfasilitasi 2 KV “....................., terus kami disini bisa
langsung ngentri terhubung dengan BPJS
penggunaan aplikasi SIMRS. Domain ini diwakili kan. Kalo di pendaftaran ngga [tidak
terhubung] internal masuknya [tidak
Imam Ahmad Ashari, dkk, Implementasi Wireless Sensor Network … 907
No Informan Pernyataan informan No Informan Pernyataan informan
terintegrasi], kami kan bisa langsung 2 KI1 “....................... tidak ada pengawasan
keluar, apa ee beda instansi [seperti] untuk aplikasi ini”
BPJS, jasa raharja juga bisa...................
iya kalo lagi error tidak bisa terhubung”
Keempat infrastruktur menjadi hambatan dan
tantangan SIMRS terhadap sistem eksternal,
4.5 Hubungan Antar Domain sejumlah informan studi menyatakan bahwa sistem
Tahap terakhir dalam pendekatan analisis saat ini sudah dapat membantu untuk bisa terhubung
domain seperti yang disarankan oleh (Atkinson and dengan sistem eksternal seperti BPJS, jasa raharja
El Haj, 1996) adalah mengidentifikasi hubungan akan tetapi ada masalah yang kadang terjadi,
antara sub-domain dan yang lebih penting antara pernyataan informan terkait infrastruktur dapat
domain dengan domain yang lain. Pernyataan berikut menjadi hambatan untuk tidak dapat terakses ke
dengan demikian berupaya menguraikan beberapa sistem eksternal.
domain dan hubungan yang berkaitan dengan
Tabel 11 Keterkaitan infrastruktur dengan sistem eksternal
hambatan dan tantangan yang muncul selama proses No Informan Pernyataan informan
tiga langkah analisis domain. Hubungan antara 1 KA2 “ .................. gangguannya saat lagi
domain berasal dari komentar informan. Pertama, pengecekan status pasien yang mau
komentar wawancara mengungkapkan bahwa daftar dengan menggunakan BPJS kalo
koneksi kita tidak jalan itu tidak bisa
kurangnya pengawasan yang dirasakan sangat terkait diliat statusnya”
dengan penggunaan infrastruktur. Hubungan antara 2 KV “ ..................... ya masalahnya waktu
kurangnya pengawasan yang dilakukan terhadap pengecekan tagihan biaya BPJS itu kan
infrastruktur dicatat oleh peneiti seperti yang kita harus sinkronkan dulu berapa
biayanya kalau tidak ada koneksi kita
ditunjukkan dalam pernyataan seperti pada Tabel 8. tidak bisa liat itu berapa biaya pasien
yang diberikan oleh BPJS, kalo dia
Tabel 9 Keterkaitan pengawas dengan infrastruktur (pasien) umum tarifnya ikut tarif rumah
No Informan Pernyataan informan sakit....”
1 KI1 “Coba itu hidup atau tidak [maksudnya
hardware], kalau rusak baru telpon dia
[pengelola]. Nah kalau untuk ini Wawancara penelitian ini telah
inventaris barang ini tidak ada” mempresentasikan temuan dari investigasi faktor-
2 KI1 “Kalo bisa itu di refreslah kan, apa faktor yang menjadi hambatan dan tantangan dalam
namanya harusnya ada masa pemakaian implementasi SIMRS. Data dikumpulkan melalui
ini kan belum pernah, ..........................
Ngga pernah ganti, hardisk itulah. tidak wawancara dengan informan dari 8 orang pengguna
pernah ganti misal harus ada peremajaan SIMRS. Dari analisis data, lima domain
hardware” diidentifikasi. Sejumlah hubungan antara lima
Kedua hasil analisis data wawancara domain yang berbeda telah diidentifikasi dan
menunjukkan bahwa informan studi menekankan diilustrasikan secara diagram pada Gambar 2.
bahwa pemakaian aplikasi SIMRS tidak ada standar
prosedur operasionalnya yang berkaitan dengan Tidak ada perawatan dan evaluasi Infrastruktur

sumber daya manusia. Beberapa ada yang tidak tahu Berkontribusi teknologi tidak
memuaskan pengguna
Dapat menghambat pengguna
dan harus di Update

tugas dan fungsi SDM dalam menjalankan SIMRS.


Sumber Daya Manusia Kurang kehandalalan dan kesadaran

Tabel 10 Keterkaitan SPO dengan SDM


No Informan Pernyataan informan Tidak dilakukan Disiplin kerja
pengecekan penggunaan
1 KI1 “Muh [Nama pengelola] panduan
program itu ada tidak muh? Iya tidak Standar Prosedur Hambatan dan Tantangan
Belum ada aturan
ada kalo disini SPOnya [jawaban dari Operasional Implementasi SIMRS
pak muh]”

Ketiga proses analisis sebelumnya juga Pengawasan Pengawasan tidak dijalankan

memberikan beberapa indikasi bahwa pengawasan


menjadi hambatan dan tantangan SIMRS terhadap Sistem Eksternal
Data
Koneksi tidak mendukung
sumber daya manusia. Salah satu informan menyoroti
ini, menunjukkan keraguan mereka tentang adanya Gambar 2 Hubungan Antar Domain
pengawasan terhadap pengguna SIMRS. Hal ini Temuan relasi berasal dari komentar atau
didukung dengan pernyataan seperti Tabel 11 pernyataan yang dibuat oleh orang yang
Tabel 11 Keterkaitan pengawas dengan SDM diwawancarai dan data observasi. Ini dirangkum
No Informan Pernyataan informan dalam Tabel 12.
1 KS “kalau pengawasan pemakaian sendiri
ya dari pihak sinilah (divisi) kalo dari
atasan tidak ada rasanya, kalau misal
ada pengguna contoh dokter tidak input
ya kami yang mengingatkan”
908 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 9, No. 5, Oktober 2022, hlm. 901-910
Tabel 12 Ringkasan Hasil Temuan akar masalah utama belum optimalnya penerapan
Hubungan Dukungan Temuan (Suyanto, Taufiq and Indiati, 2015) SIMRS.
R1: Kurangnya  Tidak dilakukan
pengawasan yang pengecekan pemakaian
Masalah ini membuat fungsi, penggunaan
dilakukan terkait hardware sistem kerja dan aliran kerja SIMRS tidak teratur.
implementasi SIMRS  Koneksi jaringan yang Tantangan bagi organisasi perlu melakukan
terhadap infrastruktur tidak dipantau peningkatan pelatihan dan perlu dijelaskan secara
R2: Standar prosedur  Pengguna sebagian tidak terinci dan jelas mengenai pengguna sistem informasi
operasional yang tidak mengetahui SPO
dijalankan berkaitan  Tugas dan fungsi yang dalam job description, dan SPO (Wahyuni and
dengan sumber daya tidak dijalankan Parasetorini, 2019). Instansi dapat membuat SPO
manusia mengingat pentinganya SPO karena dapat menjadi
R3: Kurangnya  Tidak ada yang memantau panduan yang terdokumentasi secara formal, jelas,
pengawasan berhubungan penggunaan aplikasi
dengan sumber daya lengkap serta rician mengenai tugas, dan peranan
 Kurang komunikasi antar
manusia rekan kerja setiap individu atau kelompok untuk melakukan
 Belum dilakukan supervisi pekerjaan sehari-hari di dalam suatu organisasi.
pada penggunaan aplikasi Tantangan untuk meningkatkan skill dan manajerial
R4: Infrastruktur yang  Koneksi yang bermasalah dalam pengelolaan yang tidak sejalan dengan
bermasalah dengan sistem tidak dapat terhubung
eksternal dengan instansi lain
ketersediaan dan kesiapan instansi dalam penyediaan
 Aplikasi yang dibuat pihak sumber daya yang handal untuk mengelola penerapan
pengembang tidak TI.
memuaskan pengguna Ketiga, pengawasan dengan SDM menjadi salah
R5: Infrastruktur yang  Kurangnya perangkat yang
kurang mendukung
satu faktor yang menghambat dan tantang untuk
memadai
berkaitan dengan SDM  Aplikasi yang susah pihak rumah sakit, tidak adanya pengawasan yang
dipahami pengguna dilakukan oleh pihak manajemen training SDM
 Aplikasi tidak dalam menjalankan SIMRS yang membuat adanya
memudahkan pengguna kelalaian dalam bekerja. Hal ini didukung peneliti
 Fitur kurang membatu
pengguna
melihat di ruang kerja saat melakukan wawancara
 Aplikasi sering error saat mendapati salah satu pengguna yang tidak mau diajak
dijalankan wawancara ini bukan karena pengguna sibuk dengan
 Jaringan lamban saat pekerjaan akan tetapi pengguna sibuk bermain game.
menggunakan aplikasi Belum adanya supervisi SIMRS dari manajemen
Sumber: data yang diolah
(Suyanto, Taufiq and Indiati, 2015) inilah yang
5. DISKUSI membuat pengguna tidak tahu tentang kewajiban
mereka sebagai pengguna dalam penerapan SIMRS.
Temuan penelitian ini mengungkapkan Untuk mengatasi hambatan ini keberhasilan sistem
beberapa hal yang akan didiskusikan sebagai berikut. informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) juga
Pertama, masalah yang disebabkan infrastruktur sangat bergantung pada kebijakan manajemen dalam
menjadi faktor utama dalam penerapan SIMRS. mengelola (Sutarno, 2016)
Permasalahan ini terjadi mulai dari hardware, Keempat Infrastruktur dengan sistem eksternal
software, koneksi dan juga data center. Hal ini menjadi faktor hambatan karena jika koneksi internet
sejalan dengan hasil temuan penelitian terdahulu hasil tidak dapat terhubung maka akses untuk dapat
penelitian (Saputra, 2017) menunjukkan sistem mengecek status pasien yang menggunakan jasa
sering error terutama pada jam-jam pelayanan yang asuransi kesehatan tidak dapat dilakukan,
sibuk dan mengakibatkan informasi yang diharapkan infrastruktur perangkat lunak yang dibuat oleh pihak
lambat untuk didapatkan. kurangnya pengawasan developer dirasakan juga belum dapat membatu
yang dilakukan oleh pihak terkait seperti pengecekan secara maksimal karena masih kurangnya kemudahan
rutin dan pemantauan koneksi, terutama pada shift dalam menjalankan aplikasi. Hal ini juga ditemukan
kerja tertentu. Mengatasi hambatan ini tantangan bahwa kendala koneksi yang dialami oleh pengguna
untuk pihak instansi dalam ketersediaan fitur, fungsi meskipun sudah memiliki koneksi LAN , tetapi
tersedia dan siap digunakan (Dean F Sittig ; Hardeep, pertukaran data melalui komunikasi data belumlah
2016). Ukuran ketersediaan sistem mencakup waktu banyak dilakukan, sehingga menjadi hambatan dalam
respons dan waktu kerja sistem. integrasi dan pertukaran data (Sosiawan, 2008).
Kedua, standar prosedur operasional dengan Untuk mengatasi tantangan ini, perbaikan jaringan
SDM menjadi faktor hambatan dari penerapan sehingga mengurangi angka kejadian error pada jam
SIMRS yaitu pengguna yang tidak menjalankan SPO sibuk (Wahyuni and Parasetorini, 2019).
dalam bekerja yang menyebabkan kelalaian dalam mengembangkan kapasitas pertukaran data dan
penginputan data di sistem, berdasarkan dari informasi untuk menciptakan jaringan informasi
pengamatan mendapati informan tidak dapat kesehatan (Dean F Sittig ; Hardeep, 2016).
menunjukan SPO, kondisi ini meyakinkan bahwa Terakhir masalah infrastruktur dengan SDM
tidak ada SPO untuk penggunaan SIMRS. Untuk hal menjadi faktor yang menghambat kebelangsungan
ini bahwa ketidak lengkapan SPO SIMRS menjadi pemakaian SIMRS karena infrastruktur yang ada
Imam Ahmad Ashari, dkk, Implementasi Wireless Sensor Network … 909
kurang dapat membatu, seperti pengguna merasa terjadi. Adapun keterbatasan tersebut adalah (1)
kesusahan dalam menjalankan aplikasi, dan jaringan Kesulitan peneliti dalam mewawancarai sumber-
internet yang sering lamban, masalah serupa juga sumber yang dianggap berperan penting dalam
ditemukan oleh peneliti lain dimana kurangnya fitur penggunaan SIMRS. Meskipun peneliti
atau fungsi dalam antarmuka merupakan masalah menggunakan teknik observasi dalam melengkapi
dengan antarmuka dan perangkat lunak atau informasi. (2) Tidak semua data dapat diambil dalam
perangkat keras (Dean F Sittig ; Hardeep, 2016). proses penelitian penggunaan SIMRS karena
Disisi lain peneliti menemukan pada divisi yang peraturan dari instansi. (3) Perlu dilakukan penelitian
berbeda dengan yang mengeluhkan masalah koneksi, mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi
pada divisi berbeda peneliti menemukan adanya terhambatnya penerapan SIMRS, meski peneliti telah
petugas yang menonton youtube pada saat bekerja. menemukan beberapa faktor yang menjadi hambatan
mendapati bahwa SDM menjadi faktor tantangan dan dan tantangan SIMRS.
hambatan dalam penerapan SIMRS karena
kurangnya skill dan manajerial dalam pengelolaan DAFTAR PUSTAKA
yang tidak sejalan dengan ketersediaan dan kesiapan
ANTONI, D. et al. 2018. Critical factors of
instansi dalam penyediaan sumber daya yang handal
transparency and trust for evaluating e-
untuk mengelola penerapan TI (Dean F Sittig ;
government services for the poor. Proceedings
Hardeep, 2016).
of the 2nd International Conference on
Peran organisasi untuk menyediakan unit
Informatics and Computing, ICIC 2017, 2018-
infrastruktur SIM dan SDM dengan latar belakang
teknologi informasi sangat mendukung terhadap Janua, pp. 1–6. doi:
10.1109/IAC.2017.8280612.
keberlangsungan SIMRS dan pengembangannya
APJII. 2020. Buletin APJII. Asosiasi Penyelenggara
(Sari, Sanjaya and Meliala, 2016). Untuk mengatasi
Jasa Internet Indonesia, p. 1. Available at:
masalah ini disarankan alur kerja pengguna dan
antarmuka membutuhkan revisi (Dean F Sittig ;
https://apjii.or.id/content/read/104/503/BULET
Hardeep, 2016). Proses penyempurnaan yang
IN-APJII-EDISI-74---November-2020.
berulang, di mana baik antarmuka pengguna dan
ATKINSON, S. & EL HAJ, M. A. 1996. Domain
pengguna mungkin perlu berubah, harus sesuai pada
analysis for qualitative public health data.
model interaksi komputer manusia yang cocok
Health Policy and Planning, 11(4), pp. 438–
dengan alur kerja klinis yang dimodifikasi dengan
442. doi: 10.1093/heapol/11.4.438.
pengguna.
BUSETTO, L., WICK, W. & GUMBINGER, C.
2020. How to use and assess qualitative research
6. KESIMPULAN
methods. Neurological Research and Practice,
Pada penelitian ini dapat dinyatakan bahwa, 2(1). doi: 10.1186/s42466-020-00059-z.
setelah dilakukan survei dan analisis faktor hambatan CHOLIL, W., ANDRYANI, R. & NEGARA, E. S.
dan tantangan sistem informasi manajemen rumah 2014. Optimasi End Users Awareness of Data
sakit diketahui bahwa ada beberapa faktor yang and System Securities Using IT Audit
terjadi. Berdasarkan analisis faktor utamanya adalah Methodology and Tools Model Evaluasi dan
kurangnya pengawasan terhadap infrastruktur yang Kinerja Tata kelola TI’, (Snastikom), pp. 269–
menyebabkan SDM kurang maksismal dalam 274.
menjalankan SIMRS, tantangan bagi pihak DEAN F SITTIG , HARDEEP, S. 2016. A New
manajemen untuk dapat membuat kebijakan agar Socio-technical Model for Studying Health
penerapan SIMRS ini dapat berjalan dengan Information Technology in Complex Adaptive
maksimal. hambatan dapat dicegah dengan sumber Healthcare Systems. Cognitive informatics for
daya manusia (SDM) yang baik, infrastruktur yang biomedicine, ed: Springer, 24(3), pp. 59–80.
memadai, perlu dibuat standar prosedur operasional doi: 10.1001/archderm.1931.01450010410006.
yang dapat diterapkan dengan baik sehingga apa yang HELIA, V. N. et.al. 2018. Modified technology
menjadi acuan pengguna dalam mengerjakan acceptance model for hospital information
pekerjaan dapat sesuai dengan tugas pokok dan system evaluation - A case study’, MATEC Web
fungsi, serta pengawasan yang dilakukan secara rutin of Conferences, 154, pp. 0–4. doi:
agar SIMRS dapat berjalan dengan baik. 10.1051/matecconf/201815401101.
NOVITA, D. 2014. Faktor-Faktor Penghambat
7. SARAN Pengembangan E-Government. Eksplora
Informatika, 4(1), pp. 43–52.
Penelitian ini telah menyajikan beberapa data
RUMAMBI, F. R., ROBO, S. AND AMALIA, C.
empiris tentang hambatan dan tantangan penerapan
2020. Identifikasi Dampak Penggunaan Sistem
SIMRS. Meskipun penelitian ini telah memberikan
Informasi Rumah Sakit (SIRS) Terhadap
informasi yang dimaksud tetapi penelitian ini juga
Pelayanan Kesehatan Menggunakan Hot-Fit
memiliki keterbatasan. Disarankan penelitian
Model 2006. Jurnal Media Informatika
selanjutnya mempertimbangkan ketebatasan yang
910 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 9, No. 5, Oktober 2022, hlm. 901-910
Budidarma, 4(1), p. 216. doi: SUTARNO, R. 2016. Tantangan
10.30865/mib.v4i1.1973. Pengimplementasian Sistem Informasi
SAPUTRA, A. B. 2017. Model Proses Bisnis dan Manajemen Rumah Sakit (Sebuah Perspektif
Identifikasi Faktor Keberhasilan Implementasi Sumber Daya Manusia). Konferensi Nasional
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi (KNASTIK) 2016, (November).
Pembangunan, 20(2), pp. 87–98. doi: SUYANTO, S., TAUFIQ, H. & INDIATI, I. 2015.
10.46426/jp2kp.v20i2.56. Faktor Penghambat Implementasi Sistem
SARI, M. M., SANJAYA, G. Y. & MELIALA, A. Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD
2016. Evaluasi sistem informasi manajemen Blambangan Banyuwangi. Jurnal Kedokteran
rumah sakit ( SIMRS ) dengan kerangka HOT - Brawijaya, 28(2), pp. 141–147. doi:
FIT. Seminar Nasional Teknologi Informasi 10.21776/ub.jkb.2015.028.02.5.
Inonesia, 1(1), pp. 204–207. SYAMSUAR, D. 2015. Understanding IPv6
SOSIAWAN, E. A. 2008. Tantangan Dan Hambatan Resistance : A Model of Resistance among
Dalam Implementasi E-Government Di Indonesian Organizations’, (December).
Indonesia. Seminar Nasional Informatika, WAHYUNI, T. & PARASETORINI, A. 2019.
2008(semnasIF), pp. 99–108. Metode HOT FIT Untuk Mengukur Tingkat
SRIVASTAVA, A. & THOMSON, S. B. 2009. Kesiapan SIMRS Dalam Mendukung
Framework Analysis : A Qualitative Implementasi E-Health. Jurnal Manajemen
Methodology for Applied Policy Research. Informasi Kesehatan Indonesia, 7(1), p. 75. doi:
Journal of Administration & Governance, 4(2), 10.33560/jmiki.v7i1.217.
pp. 72–79. YIN, R. K. 2003. Case Study research: design and
SUGIYONO. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, methods (ed.). Thosand Oaks.
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai