Disusun Oleh :
PRANATALINDO SIMANJUNTAK
P2C317021
Rumah Sakit Siloam atau dikenal juga dengan Siloam Hospitals merupakan salah
satu jaringan rumah sakit swasta yang didirikan oleh Lippo Group. Awalnya Rumah Sakit ini
bernama Rumah Sakit Siloam Gleneagles yang yang merupakan kerjasama antara Lippo
Group dan Rumah Sakit Gleneagles, didirikan pada 3 Agustus 1996 melalui PT Sentralindo
Wirasta yang bergerak di bidang layanan kesehatan. Rumah Sakit Siloam Gleneagles pertama
kali dibangun di kawasan Lippo Village (Dahulu: Lippo Karawaci), Tangerang dan Lippo
Cikarang. Pada tahun 2010, Siloam Hospitals membangun rumah sakit pendidikan dengan
berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran dan School of Nursing (SoN) Universitas Pelita
Mulai tahun 2011 Siloam Hospitals menjadi jaringan Rumah sakit dengan
membangun enam rumah sakit dan mengakuisisi lima rumah sakit. Saat ini Rumah Sakit
Siloam telah memiliki beberapa rumah sakit, klinik spesialis, dan pusat pengobatan kanker.
Melalui PT Siloam International Hospitals telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal
12 September 2013. Untuk meningkatkan layanan bertaraf Internasional, rumah sakit ini
menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi international dari
pada tahun 2007, 2010 dan 2013). Salah satu rumah sakit siloam yang ada di sumatera ialah
rumah sakit siloam jambi, Sejak renovasi besar-besaran dan instalasi peralatan canggih pada
tahun 2011, Siloam Hospitals Jambi telah membawa konsep baru dalam perawatan kesehatan
ke daerah Sumatera Tengah. Berlokasi strategis di Provinsi Jambi, di samping Bandara Sultan
Thaha, Departemen Gawat Darurat di rumah sakit ditunjuk untuk melayani pasien yang
memerlukan perawatan medis segera dan segera serta evakuasi medis. Dilengkapi dengan 64
Slices CT Scan, 1,5 Tesla MRI, mamografi, dan 6 unit dialisis, Siloam Hospitals Jambi
adalah salah satu rumah sakit terlengkap dengan fasilitas tersebut di Jambi.
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan sistem informasi di era digital sekarang berkembang sangat pesat, hal
ini bisa dilihat dari berbagai sektor usaha bisnis dan unit organisasi yang telah memakai
berbagai macam sistem informasi yang dibutuhkan dalam menunjang aktivitas bisnis mereka,
tentu hal ini berdampak pada persaingan yang timbul dari berbagai sektor bisnis dan
organisasi. Oleh sebab itu, banyak sektor bisnis dan organisasi yang berlomba-lomba
memanfaatkan sistem informasi sebagai nilai jual pada bisnis mereka mulai dari
memanfaatkan sistem informasi sebagai alat perencanaan strategis atau bahkan dipakai
sebagai alat untuk mengatur dan mengawasi aktivitas bisnis mereka dalam meningkatkan
laba perusahaan, sehingga tujuan dan sasaran yang mereka buat pada awal tahun perencanaan
Perencanaan strategis sistem informasi saat ini sangat diperlukan untuk menjamin
Perancangan dan penerapan sistem informasi yang tidak direncanakan dan dikelola secara
baik dan optimal justru akan berdampak pada ketidakberhasilan suatu perusahaan itu sendiri
dalam mencapai tujuan perusahaan baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang
perusahaan. Dampak yang sangat berbahaya adalah jika terjadi penurunan kepercayaan dari
sistem informasi. Jika informasi yang dihasilkan dari pengolahan data yang ada tidak dapat
dipercaya, berarti sistem yang bersangkutan tidak dapat dipergunakan dalam organisasi,
karena dapat membahayakan proses pengambilan keputusan bagi manajemen. Seperti halnya
sistem informasi yang terdapat pada rumah sakit baik negeri maupun swasta, sistem
informasi rumah sakit (Kesehatan) adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan
dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam
redundansi data, menyediakan data yang berkualitas, memelihara integritas data, melindungi
keamanan data dan memudahkan akses data yang terintegrasi. Banyak upaya untuk
informasi manajemen rumah sakit di negara-negara maju, serta negara berkembang seperti
Indonesia (Kusumadewi, 2009). Penerapan sistem informasi pada rumah sakit tentu
memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, karena apabila dilakukan dengan tanpa
direncanakan/ tergesa-gesa akan berakibat pada biaya penerapan sistem yang cukup besar, hal
ini dapat dilihat dari kemungkinan ada biaya lain yang dibutuhkan untuk uji kelayakan
Pengelolaan data rumah sakit merupakan suatu hal yang sangat vital dalam
menerapkan sistem informasi rumah sakit. Pengelolaan data rumah sakit mulai dari data
medis pasien hingga pada data manajemen rumah sakit yang dikelola secara manual tentu
banyak kelemahan, mulai dari memakan waktu yang lama, keakuratan informasi yang
diberikan, dan kemungkinan kesalahan yang ditimbulkan dari proses kelola yang seperti ini
tidak dapat dihindarkan. Dengan diadakan teknologi sistem informasi seperti di era sekarang
ini akan berdamak pada peningkatan mutu layanan rumah sakit, keakuratan informasi data
yang diberikan dan lebih efektif dari segi waktu tentunya (Lidia, 2009).
mengembangkan Sistem Informasi hanya dengan bantuan staff IT internal, maupun vendor
(eksternal) secara langsung. Akibat dari hal tersebut adalah terbentuknya sistem informasi
yang bersifat “tambal sulam”. Peranan Perancangan Strategis Sistem Informasi dapat
ditingkatkan dengan cara memberikan kesadaran kepada organisasi akan pentingnya sebuah
Master Plan Sistem Informasi sebelum melakukan pengembangan sistem informasi. Master
Plan Sistem Informasi merupakan hasil dari Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Master
Plan Sistem Informasi adalah suatu perencanaan jangka panjang dalam pengembangan
Sistem Informasi dan berisi keinginan dari manajemen, pengguna maupun perubahan-
Sistem informasi rumah sakit dari setiap rumah sakit akan berbeda-beda, hal ini bisa
diterapkan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Seperti hal nya rumah sakit siloam, rumah
sakit siloam telah terakreditasi sebagai salah satu rumah sakit yang telah mengikuti standar
operasional internasional, tentu ini berdampak pada kebutuhan sistem yang mutakhir yang
dapat memenuhi kebutuhan aktivitas pelayanan baik dari medis maupun manajemen rumah
sakit yang nantinya akan berimbas pada tujuan yang baik yaitu 3E : Efektifitas, Efisiensi, dan
Ekonomis. Oleh sebab itu, paper ini akan membahas mengenai perencanaan dan
pengembangan sistem informasi studi kasus pada rumah sakit swasta terbaik di provinsi
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Romney & Steinbart (2016), sistem adalah serangkaian dua atau lebih
komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan, terdiri dari sub-sistem
yang mendukung sistem yang lebih besar.Sedangkan menurut Sutedjo (2002), sistem adalah
kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu
Menurut Romney & Steinbart (2016), informasi adalah data yang telah dikelola dan
Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan
kualitas dari peningkatan informasi. Sedangkan menurut Sutedjo (2002), informasi adalah
hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi
bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang
dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.
Sistem informasi adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk memberikan informasi data yang telah dikelola
yang dapat memberikan perbaikan dalam pengambilan keputusan (Romney & Steinbart,
2016).
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Wikipedia,
2018).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Rumah sakit adalah salah satu
tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat,unit rawat jalan dan unit rawat inap
(Muninjaya, 2004)
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan
kegiatan rumah sakit. Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi
merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub sistem ini
merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya menyiapkan
Menurut Romney & Steinbart, (2016) Siklus hidup pengembangan sistem adalah
mengimplementasikan sebuah sistem baru. Lima langkah tesebut terdiri dari : Analisis
Sistem, desain konsep, desain fisik, implementasi dan konversi, serta pemeliharaan sistem.
Berikut gambaran siklus SDLC (siklus hidup pengembangan sistem) menurut Romney &
Steinbart (2016) :
Analisis Sistem
Desain Konseptual
Desain Fisik
Implementasi &
Konversi
Pemeliharaan
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam
sistem yang diusulkan. Analisis sistem lebih menekankan pada isu-isu bisnis (kebutuhan
Menurut Romney & Steinbart, (2016) analysis sistem adalah langkah awal
pengembangan sistem yang dimana terdapat informasi yang diperlukan untuk membeli,
mengembangkan, atau memodifikaasi sebuah sistem dikumpulkan. Pada tahap analisis sistem
Menurut Romney & Steinbart, (2016) desain konseptual adalah langkah kedua dalam
siklus pengembangan sistem yang dimana para analis memutuskan bagaimana mencapai
kebutuhan pengguna sistem ini, mengidentifikasi dan mengevaluasi alternative desain, serta
mengembangkan spesifikasi mendetail bagi apa yang dicapai sistem tersebut dan bagaimana
sistem tersebut dikendalikan. Adapun tahapan yang dilakukan pada desain konseptual ialah
sebagai berikut :
Menurut Romney & Steinbart, (2016) desain fisik adalah langkah ketiga dalam siklus
pengembangan sistem yang dimana persyaratan desain konseptual yang luas dan berorientasi
1. Mendesain output
2. Mendesain database
3. Mendesain input
4. Mengembangkan program
5. Mengembangkan prosedur
6. Mendesain pengendalian
Menurut Romney & Steinbart, (2016) Implementasi dan konversi adalah langkah
mempekerjakan dan melatih para pegawai, menguji dan memodifikasi prosedur, menetapkan
mendeteksi serta mengoreksi defisiensi desain. Adapun tahapan yang dilakukan pada
5. Melengkapi dokumentasi
2.4.5. Pemeliharaan
Menurut Romney & Steinbart, (2016) Pemeliharaan merupakan langkah terakhir yang
terdapat dalam siklus pengembangan sistem yang dimana sistem yang telah diterapkan
tersebut secara periodik ditinjau dan dimodifikasi peningkatan yang perlu dibuat. Adapun
2. Mengoperasikan sistem
3. Memodifikasi sistem
Pada rumah sakit siloam jambi terdapat dua sistem pelayanan yang diantara terdiri
dari berbagai tahapan-tahapannya. Ruang lingkup sistem informasi rumah sakit meliputi
pengelolahan informasi baik dalam lingkup data pasien atau pun data manajemen lainnya.
Aplikasi yang menjadi sistem informasi di rumah sakit siloam ini ialah HOPE & LaraHIS,
lingkup sistem informasi rumah sakit siloam jambi tersebut diantara nya ialah :
1. Registrasi Pasien Rawat Inap, yang digunakan untuk menncatat data atau status pasien
mulai dari awal pasien masuk hingga pasien tersebut keluar. Modul-modul yang
terdapat pada sistem informasi rumah sakit siloam jambi meliputi pendaftaran pasien
baru/lama, pendaftaran rawat inap, dan info kamar rawat inap. Berikut contoh sistem
jambi meliputi :
b) Poliklinik Bedah
e) Poliklinik Anak
g) Poliklinik syaraf
h) Poliklinik THT
i) Poliklinik Mata
k) Poliklinik Orthopedic
l) Poliklinik Paru-paru
Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar
tersimpan dalam laporan rekam medis pasien. Berikut contoh sistem nya untuk rawat
tindakan radiology, penagihan dan pembayaran, dan apotik farmasi. Semua kegiatan atau
tindakan yang ada dan menjadi bagian dari operasional rumah sakit siloam jambi nanti nya
sangat bersinergi (berhubungan satu dengan yang lain) dalam sistem ini, berikut gambaran
atau model. Secara umum desain konseptual yang diusulkan mempunyai dua bentuk
model. Bentuk pertama adalah physical model, bentuk ini biasanya digambarkan dengan
bagan alir sistem (flowchart system). Bentuk Physical model menunjukan bagaimana
nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika dan sistem kerjanya. Sketsa dari
Physical System dapat menunjukan kepada user bagaimana nantinya sistem secara fisik
akan diterapkan.
Desain fisik merupakan lanjutan dari persyaratan desain konseptual yang luas,
sehingga pada desain fisik persyaratannya lebih spesifik dan detail, seperti penggambaran
data flow diagram. Penggambaran Data Flow Diagram dilakukan secara terstruktur
sehingga dimulai dari yang paling luas. Proses-proses yang terjadi dikembangkan menjadi
diagram level berikutnya yang lebih detail. Sebelumnya terlebih dahulu dibuat diagram
konteks yaitu diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan sistem dengan
entitas luar sistem. Sebelum membuat diagram konteks, terlebih dahulu menentukan
A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC: 220-234.
Eko, Agung, Fuad. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web Pada Sub-
Lidia, A. 2009. Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Dengan
Sumatera Utara.
Fitri, F. 2017. Analisis & Perancangan Sistem Informasi Pada Rumah Sakit (SIMRS). Artikel
Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2016). Accounting Information System, (14th ed.). New
Jersey Pearson Hall.