Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

PADA RUMAH SAKIT SILOAM JAMBI

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :

Dr. Enggar D. P Arum, S.E., Ak., M.Si.,CA

Disusun Oleh :

PRANATALINDO SIMANJUNTAK

P2C317021

Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Akuntansi


Universitas Jambi
2018
PROFIL RUMAH SAKIT SILOAM

Rumah Sakit Siloam atau dikenal juga dengan Siloam Hospitals merupakan salah

satu jaringan rumah sakit swasta yang didirikan oleh Lippo Group. Awalnya Rumah Sakit ini

bernama Rumah Sakit Siloam Gleneagles yang yang merupakan kerjasama antara Lippo

Group dan Rumah Sakit Gleneagles, didirikan pada 3 Agustus 1996 melalui PT Sentralindo

Wirasta yang bergerak di bidang layanan kesehatan. Rumah Sakit Siloam Gleneagles pertama

kali dibangun di kawasan Lippo Village (Dahulu: Lippo Karawaci), Tangerang dan Lippo

Cikarang. Pada tahun 2010, Siloam Hospitals membangun rumah sakit pendidikan dengan

berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran dan School of Nursing (SoN) Universitas Pelita

Harapan (UPH), dan Mochtar Riady Institute of Nanotechnology (MRIN).

Mulai tahun 2011 Siloam Hospitals menjadi jaringan Rumah sakit dengan

membangun enam rumah sakit dan mengakuisisi lima rumah sakit. Saat ini Rumah Sakit

Siloam telah memiliki beberapa rumah sakit, klinik spesialis, dan pusat pengobatan kanker.

Melalui PT Siloam International Hospitals telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal

12 September 2013. Untuk meningkatkan layanan bertaraf Internasional, rumah sakit ini

menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi international dari

lembaga akreditasi Joint Commission International Accreditation (akreditasi telah dilakukan

pada tahun 2007, 2010 dan 2013). Salah satu rumah sakit siloam yang ada di sumatera ialah

rumah sakit siloam jambi, Sejak renovasi besar-besaran dan instalasi peralatan canggih pada

tahun 2011, Siloam Hospitals Jambi telah membawa konsep baru dalam perawatan kesehatan

ke daerah Sumatera Tengah. Berlokasi strategis di Provinsi Jambi, di samping Bandara Sultan

Thaha, Departemen Gawat Darurat di rumah sakit ditunjuk untuk melayani pasien yang

memerlukan perawatan medis segera dan segera serta evakuasi medis. Dilengkapi dengan 64
Slices CT Scan, 1,5 Tesla MRI, mamografi, dan 6 unit dialisis, Siloam Hospitals Jambi

adalah salah satu rumah sakit terlengkap dengan fasilitas tersebut di Jambi.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan sistem informasi di era digital sekarang berkembang sangat pesat, hal

ini bisa dilihat dari berbagai sektor usaha bisnis dan unit organisasi yang telah memakai

berbagai macam sistem informasi yang dibutuhkan dalam menunjang aktivitas bisnis mereka,

tentu hal ini berdampak pada persaingan yang timbul dari berbagai sektor bisnis dan

organisasi. Oleh sebab itu, banyak sektor bisnis dan organisasi yang berlomba-lomba

memanfaatkan sistem informasi sebagai nilai jual pada bisnis mereka mulai dari

memanfaatkan sistem informasi sebagai alat perencanaan strategis atau bahkan dipakai

sebagai alat untuk mengatur dan mengawasi aktivitas bisnis mereka dalam meningkatkan

laba perusahaan, sehingga tujuan dan sasaran yang mereka buat pada awal tahun perencanaan

dapat dicapai sesuai keinginan.

Perencanaan strategis sistem informasi saat ini sangat diperlukan untuk menjamin

akan keberhasilan merancang dan menerapkan sistem informasi yang dibutuhkan.

Perancangan dan penerapan sistem informasi yang tidak direncanakan dan dikelola secara

baik dan optimal justru akan berdampak pada ketidakberhasilan suatu perusahaan itu sendiri

dalam mencapai tujuan perusahaan baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang

perusahaan. Dampak yang sangat berbahaya adalah jika terjadi penurunan kepercayaan dari

sistem informasi. Jika informasi yang dihasilkan dari pengolahan data yang ada tidak dapat

dipercaya, berarti sistem yang bersangkutan tidak dapat dipergunakan dalam organisasi,

karena dapat membahayakan proses pengambilan keputusan bagi manajemen. Seperti halnya

sistem informasi yang terdapat pada rumah sakit baik negeri maupun swasta, sistem

informasi rumah sakit (Kesehatan) adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan

dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam

mendukung pembangunan kesehatan (PP RI Nomor 46, 2014).

Tujuan dikembangkan sistem informasi kesehatan, adalah untuk mengurangi

redundansi data, menyediakan data yang berkualitas, memelihara integritas data, melindungi

keamanan data dan memudahkan akses data yang terintegrasi. Banyak upaya untuk

mengembangkan sistem informasi kesehatan tersebut, terutama dalam perkembangan sistem

informasi manajemen rumah sakit di negara-negara maju, serta negara berkembang seperti

Indonesia (Kusumadewi, 2009). Penerapan sistem informasi pada rumah sakit tentu

memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, karena apabila dilakukan dengan tanpa

direncanakan/ tergesa-gesa akan berakibat pada biaya penerapan sistem yang cukup besar, hal

ini dapat dilihat dari kemungkinan ada biaya lain yang dibutuhkan untuk uji kelayakan

berkali-kali dan biaya-biaya yang timbul selanjutnya.

Pengelolaan data rumah sakit merupakan suatu hal yang sangat vital dalam

menerapkan sistem informasi rumah sakit. Pengelolaan data rumah sakit mulai dari data

medis pasien hingga pada data manajemen rumah sakit yang dikelola secara manual tentu

banyak kelemahan, mulai dari memakan waktu yang lama, keakuratan informasi yang

diberikan, dan kemungkinan kesalahan yang ditimbulkan dari proses kelola yang seperti ini

tidak dapat dihindarkan. Dengan diadakan teknologi sistem informasi seperti di era sekarang

ini akan berdamak pada peningkatan mutu layanan rumah sakit, keakuratan informasi data

yang diberikan dan lebih efektif dari segi waktu tentunya (Lidia, 2009).

Kondisi Perencanaan Strategis Sistem Informasi di Indonesia masih sangat kurang

berkembang pesat. Banyak organisasi di Indonesia yang mengembangkan sistem informasi

tanpa melakukan Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Organisasi tersebut

mengembangkan Sistem Informasi hanya dengan bantuan staff IT internal, maupun vendor
(eksternal) secara langsung. Akibat dari hal tersebut adalah terbentuknya sistem informasi

yang bersifat “tambal sulam”. Peranan Perancangan Strategis Sistem Informasi dapat

ditingkatkan dengan cara memberikan kesadaran kepada organisasi akan pentingnya sebuah

Master Plan Sistem Informasi sebelum melakukan pengembangan sistem informasi. Master

Plan Sistem Informasi merupakan hasil dari Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Master

Plan Sistem Informasi adalah suatu perencanaan jangka panjang dalam pengembangan

Sistem Informasi dan berisi keinginan dari manajemen, pengguna maupun perubahan-

perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi.

Sistem informasi rumah sakit dari setiap rumah sakit akan berbeda-beda, hal ini bisa

diterapkan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Seperti hal nya rumah sakit siloam, rumah

sakit siloam telah terakreditasi sebagai salah satu rumah sakit yang telah mengikuti standar

operasional internasional, tentu ini berdampak pada kebutuhan sistem yang mutakhir yang

dapat memenuhi kebutuhan aktivitas pelayanan baik dari medis maupun manajemen rumah

sakit yang nantinya akan berimbas pada tujuan yang baik yaitu 3E : Efektifitas, Efisiensi, dan

Ekonomis. Oleh sebab itu, paper ini akan membahas mengenai perencanaan dan

pengembangan sistem informasi studi kasus pada rumah sakit swasta terbaik di provinsi

jambi, yaitu Rumah Sakit Siloam Jambi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi

Menurut Romney & Steinbart (2016), sistem adalah serangkaian dua atau lebih

komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan, terdiri dari sub-sistem

yang mendukung sistem yang lebih besar.Sedangkan menurut Sutedjo (2002), sistem adalah

kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu

kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.

Menurut Romney & Steinbart (2016), informasi adalah data yang telah dikelola dan

diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan

kualitas dari peningkatan informasi. Sedangkan menurut Sutedjo (2002), informasi adalah

hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi

bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang

dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.

Sistem informasi adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk memberikan informasi data yang telah dikelola

yang dapat memberikan perbaikan dalam pengambilan keputusan (Romney & Steinbart,

2016).

2.2. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang

pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Wikipedia,

2018).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.10/MENKES/PER/III/2014 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Rumah sakit adalah salah satu

sub-sistem pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk

masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan

mencakup pelayanan medik, rehabilitasi medis dan pelayanan perawatan. Pelayanan

tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat,unit rawat jalan dan unit rawat inap

(Muninjaya, 2004)

2.3. Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan

dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan

penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk

kegiatan rumah sakit. Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi

fungsi-fungsi klinikal (medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya

merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub sistem ini

merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya menyiapkan

informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk menyederhanakan pelayanan

pada suatu rumah sakit (Eko Dkk, 2008).

2.4. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Menurut Romney & Steinbart, (2016) Siklus hidup pengembangan sistem adalah

sebuah proses lima langkah yang diterapkan/digunakan untuk mendesain dan

mengimplementasikan sebuah sistem baru. Lima langkah tesebut terdiri dari : Analisis
Sistem, desain konsep, desain fisik, implementasi dan konversi, serta pemeliharaan sistem.

Berikut gambaran siklus SDLC (siklus hidup pengembangan sistem) menurut Romney &

Steinbart (2016) :

Analisis Sistem

Desain Konseptual

Desain Fisik

Implementasi &

Konversi

Pemeliharaan

2.4.1. Analisis Sistem

Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam

bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

permasalahan permaslahan, kesempatan-kesempatan, hambatan hambatan yang terjadi, dan

kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikannya. Tujuan utama


analisis sistem adalah untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh

sistem yang diusulkan. Analisis sistem lebih menekankan pada isu-isu bisnis (kebutuhan

pihak pemakai) bukan masalah teknis atau implementasi (Fitri , 2017).

Menurut Romney & Steinbart, (2016) analysis sistem adalah langkah awal

pengembangan sistem yang dimana terdapat informasi yang diperlukan untuk membeli,

mengembangkan, atau memodifikaasi sebuah sistem dikumpulkan. Pada tahap analisis sistem

hal yang perlu dilakukan ialah sebagai berikut :

1. Melakukan penyelidikan awal

2. Melakukan survey sistem

3. Melakukan studi kelayakan

4. Menentukan kebutuhan informasi dan persyaratan sistem

5. Membeli persyaratan sistem

2.4.2. Desain Konseptual

Menurut Romney & Steinbart, (2016) desain konseptual adalah langkah kedua dalam

siklus pengembangan sistem yang dimana para analis memutuskan bagaimana mencapai

kebutuhan pengguna sistem ini, mengidentifikasi dan mengevaluasi alternative desain, serta

mengembangkan spesifikasi mendetail bagi apa yang dicapai sistem tersebut dan bagaimana

sistem tersebut dikendalikan. Adapun tahapan yang dilakukan pada desain konseptual ialah

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi alternative desain

2. Mengembangkan spesifikasi desain

3. Membeli persyaratan desain konseptual


2.4.3. Desain Fisik

Menurut Romney & Steinbart, (2016) desain fisik adalah langkah ketiga dalam siklus

pengembangan sistem yang dimana persyaratan desain konseptual yang luas dan berorientasi

pengguna diterjemahkan ke dalam spesifikasi mendetail yang digunakan untuk mengkode

dan menguji perangkat lunak, mendesain input/output, membuat file/database,

mengembangkan prosedur, dan mengimplementasikan pengendalian. Adapun tahapan yang

dilakukan pada desain fisik ialah sebagai berikut :

1. Mendesain output

2. Mendesain database

3. Mendesain input

4. Mengembangkan program

5. Mengembangkan prosedur

6. Mendesain pengendalian

7. Memberikan sistem yang dikembangkan

2.4.4. Implementasi dan Konversi

Menurut Romney & Steinbart, (2016) Implementasi dan konversi adalah langkah

keempat dalam siklus pengembangan sistem yang dimana perusahaan dituntut

mempekerjakan dan melatih para pegawai, menguji dan memodifikasi prosedur, menetapkan

standar dan pengendalian, melengkapi dokumentasi, berpindah ke sistem baru, dan

mendeteksi serta mengoreksi defisiensi desain. Adapun tahapan yang dilakukan pada

implementasi dan konversi ialah sebagai berikut :

1. Mengembangkan sebuah rencana implementasi dan konversi

2. Memasang perangkat keras dan perangkat lunak

3. Melatih personil atau pengguna sistem


4. Menguji sistem

5. Melengkapi dokumentasi

6. Merubah dari sistem lama ke sistem yang baru

7. Memberikan sistem operasional

2.4.5. Pemeliharaan

Menurut Romney & Steinbart, (2016) Pemeliharaan merupakan langkah terakhir yang

terdapat dalam siklus pengembangan sistem yang dimana sistem yang telah diterapkan

tersebut secara periodik ditinjau dan dimodifikasi peningkatan yang perlu dibuat. Adapun

tahapan yang dilakukan pada pemeliharaan ialah sebagai berikut :

1. Menyempurnakan dan melakukan tinjauan pasca implementasi

2. Mengoperasikan sistem

3. Memodifikasi sistem

4. Melakukan pemeliharaan berkala

5. Memberikan sistem yang telah diperbaiki


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis Sistem

Pada rumah sakit siloam jambi terdapat dua sistem pelayanan yang diantara terdiri

dari berbagai tahapan-tahapannya. Ruang lingkup sistem informasi rumah sakit meliputi

pengelolahan informasi baik dalam lingkup data pasien atau pun data manajemen lainnya.

Aplikasi yang menjadi sistem informasi di rumah sakit siloam ini ialah HOPE & LaraHIS,

lingkup sistem informasi rumah sakit siloam jambi tersebut diantara nya ialah :

1. Registrasi Pasien Rawat Inap, yang digunakan untuk menncatat data atau status pasien

untuk mempermudah pengidentifikasian maupun pembuatan statistic dan transaksi

mulai dari awal pasien masuk hingga pasien tersebut keluar. Modul-modul yang

terdapat pada sistem informasi rumah sakit siloam jambi meliputi pendaftaran pasien

baru/lama, pendaftaran rawat inap, dan info kamar rawat inap. Berikut contoh sistem

informasinya pada sistem HOPE :


2. Rawat Jalan/Poliklinik (OPD), adapun poliklinik yang tersedia di rumah sakit siloam

jambi meliputi :

a) Poliklinik Penyakit Dalam

b) Poliklinik Bedah

c) Poliklinik Bedah Syaraf

d) Poliklinik Bedah Anak

e) Poliklinik Anak

f) Poliklinik Obsterti dan Ginekologi

g) Poliklinik syaraf

h) Poliklinik THT

i) Poliklinik Mata

j) Poliklinik Gigi & Mulut

k) Poliklinik Orthopedic

l) Poliklinik Paru-paru

m) Poliklinik Jantung dan Pembulu dalah

n) Poliklinik Fisioterapi, dll.

Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar

tersimpan dalam laporan rekam medis pasien. Berikut contoh sistem nya untuk rawat

jalan di rumah sakit siloam jambi :


Dalam sistem ini juga ditunjang oleh modul penunjang medis lainnya seperti :

tindakan radiology, penagihan dan pembayaran, dan apotik farmasi. Semua kegiatan atau

tindakan yang ada dan menjadi bagian dari operasional rumah sakit siloam jambi nanti nya

sangat bersinergi (berhubungan satu dengan yang lain) dalam sistem ini, berikut gambaran

alur sistem informasinya :


3.2. Desain Konseptual

Desain konseptual merupakan suatu gambaran yang menjelaskan suatu bentuk

atau model. Secara umum desain konseptual yang diusulkan mempunyai dua bentuk

model. Bentuk pertama adalah physical model, bentuk ini biasanya digambarkan dengan

bagan alir sistem (flowchart system). Bentuk Physical model menunjukan bagaimana

nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika dan sistem kerjanya. Sketsa dari

Physical System dapat menunjukan kepada user bagaimana nantinya sistem secara fisik

akan diterapkan.

3.3. Desain Fisik

Desain fisik merupakan lanjutan dari persyaratan desain konseptual yang luas,

sehingga pada desain fisik persyaratannya lebih spesifik dan detail, seperti penggambaran

data flow diagram. Penggambaran Data Flow Diagram dilakukan secara terstruktur

sehingga dimulai dari yang paling luas. Proses-proses yang terjadi dikembangkan menjadi

diagram level berikutnya yang lebih detail. Sebelumnya terlebih dahulu dibuat diagram

konteks yaitu diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan sistem dengan

entitas luar sistem. Sebelum membuat diagram konteks, terlebih dahulu menentukan

entitas luar, masukan serta keluaran.

3.4. Implementasi & Konversi


DAFTAR PUSTAKA

A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC: 220-234.

Eko, Agung, Fuad. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web Pada Sub-

Sistem Farmasi Menggunakan Framework Prado. Jurnal Teknik Elektro.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Lidia, A. 2009. Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Dengan

Menggunakan Program Komputer. Jurnal FKM. USU Repository: Universitas

Sumatera Utara.

Fitri, F. 2017. Analisis & Perancangan Sistem Informasi Pada Rumah Sakit (SIMRS). Artikel

FEB. Jakarta: Universitas Mercubuana.

Kusumadewi S, dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Sutedjo Dharma Oetomo, Budi. 2002. Pengantar Teknologi Informasi Internet:

Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Andi Offset.

Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2016). Accounting Information System, (14th ed.). New
Jersey Pearson Hall.

Menkes, RI. 2014. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 10/MENKES/PER/III/2014

tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai