Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman era globalisasi saat ini menghasilkan banyak sekali perubahan

dalam kehidupan sehari-hari umat manusia, terutama didalam bidang teknologi

dan informasi. Sehingga pada saat ini semua bisa diakses dengan hanya duduk

didepan layar laptop atau computer untuk mendapatkan banyak informasi. Itulah

yang dilakukan oleh perusahaan perusahaan untuk mendapatkan informasi

keuangan perusahaan mereka yaitu dengan mengguna sistem informasi akuntansi

dalam operasional perusahaan mereka. Akuntansi merupakan salah satu sistem

informasi yang dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk

mengalokasikan sumber daya secara efisien sehingga tujuan organisasi dapat

tercapai.

Perkembangan pada saat ini didalam bidang teknologi informasi

mempengaruhi peranan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan karena

teknolohi informasi telah secara drastis mengubah organisasi dalam melakukan

aktivitas bisnisnya. Dalam mencapai tujuan entitas untuk melakukan pembenahan

tata kelola TI yang dilakukan dengan penggunaan sistem informasi berbasis

komputer. Penggunaan sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer terarah

dan terintegritas dengan baik, merupakan hal yang mutlak yang dibutuhkan entitas

untuk memperoleh informasi yang akurat dan dapat diandalkan dalam proses

pengambilan keputusan.

1
2

Kepuasan pengguna sistem informasi membuktikan bahwa suatu keadaan

dimana apabila pengguna merasa puas setelah menggunakan suatu sistem

informasi karena kemudahan yang dimiliki oleh sistem informasi. Kepuasan dapat

diartikan juga sebagai upaya untuk pemebuhan sesuatu atau membuat sesuatu

memadai. Kepuasan pengguna terhadap suatu sistem informasi adalah bagaimana

cara pemakai memandang sistem informasi secara nyata, tapi tidak pada kualitas

sistem secara teknik (Guimares et al., 2003). Kepuasan pengguna (user) dapat

diartikan sebuah ukuran kualitatif kinerja seperti yang didefinisikan oleh

pengguna (user), yang memenuhi kebutuhan dasar mereka dan standar (Tjiptono

& Candra, 2016). Dengan kata lain, semakin pengguna menyukai suatu sistem,

secara implisit mereka merasa puas dengan sistem yang dimaksud (Susanto,

2008).

Sistem informasi sebagai salah suatu kumpulan dari subsistem apapun baik

phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja

sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi

sebuah informasi yang berarti dan berguna (Susanto, 2008). Tanpa kualitas

sistem informasi, tidak akan ada kualitas infomasi akuntansi (Sacer et al, 2006).

(Susanto, 2008) Mengatakan sistem informasi akuntansi merupakan integrasi

perangkat keras, perangkat lunak, brainware, prosedur, jaringan telekomunikasi

dan data base yang terintegrasi. Sebuah sistem informasi berfungsi penting dalam

organisasi yakni untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi dan untuk

mendukung kegiatan manajerial dan kegiatan termasuk pengambilan keputusan

manajemen (Gelinas et al., 2012).


3

Informasi yang berkualitas tinggi merupakan informasi yang bisa

memberikan dan membantu kemudahan bagi pengguna untuk melakukan tindakan

yang dapat diharapkan (Hall, 2010). Informasi merupakan data yang telah diolah

ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai

yang dapat dipahami didalam keputusan sekarang maupun masa depan (Davis,

2000). Pengguna membutuhkan informasi yang berkualitas tinggi karena akan

meningkatkan nilai keputusan yang akan diambil oleh perusahaan (O'Brien &

Marakas, 2011). Karakteristik kualitas informasi yang dinyatakan oleh (Gelinas et

al., 2012) bahwa informasi haru relevan, akurat, tepat waktu dan lengkap.

Informasi akurat merupakan informasi tersebut presisi yang cukup dan dekat

dengan realitas yang sebenarnya. Salah satu masalah yang biasanya terjadi dalam

kualitas informasi akuntansi dijelaskan oleh Rezha Rochadi selaku manager

perusahaan TI di Jakarta (2013) yaitu ketidaklengkapan informasi dan informasi

yang tidak akurat. Kualitas data informasi yang tersedia tidak terjaga, yang

menyebabkan terjadinya duplikasi data, data tidak lengkap, data tidak akurat, dan

inkonsistensi data yang berasal dari berbagai sumber data di aplikasi kritikal TI,

dalam kenyataannya menjadi penyebab utama bagi rendahnya kinerja

produktivitas operasional bisnis, ketidaktepatan pengambilan keputusan bisnis,

bahkan membuat kepuasan pengguna menjadi menurun.

Dalam kasus lain yang bersangkutan dengan kualitas sistem informasi

akuntansi terjadi pada kasus tahun 2018 di Jakarta tentang kasus SNP Finance,

kementrian keuangan yakni ibu Sri Mulyani resmi menjatuhkan sanksi kepada

Deloitte Indonesia. Hal tersebut terkait dijatuhkannya sanksi kepada kedua


4

Akuntan Publik Merliyana Syamsul dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio

Bing, Eny & Rekan (Deloitte Indonesia). Beberapa hal yang belum terpenuhi

adalah mengenai tentang pengendalian sistem informasi terkait dengan data

nasabah dan akurasi jurnal piutang pembiayaan, pemerolehan bukti audit yang

cukup dan tepat atas akun piutang pembiayaan konsumen. Penyebabnya yaitu

sistem pengendalian mutu yang dimiliki oleh KAP memiliki kelemahan karena

belum dapat melakukan pencegahan yang tepat atas ancaman kedekatan. Dalam

kasus seperti ini membuktikan bahwa pentingnya kualitas sistem informasi

akuntansi agar dapat memberikan kualitas informasi yang baik sehingga dapat

membantu untuk proses pengambilan keputusan.

Kasus lainnya, ketua dewan pengurus nasional Ikatan Akuntan Indonesia

(DPN IAI) yaitu (Mardiasmo, 2019) mengatakan bahwa dalam aspek pengelolaan

keuangan Negara, akselerasi digitalisasi mutlak untuk mencapai posisi digital

maturity. Pada tahap ini, teknologi digital telah merubah setiap proses organisasi,

sumber daya manusia, dan model pelayanan public. Dengan digital maturity,

manajemen keungan Negara akann mampu memberikan faslitas penyediaan

layanan masyarakat yang lebih berkualitas di era distrupsi. Dalam hal ini dapat

dilihat dari persaingan Negara Indonesia dengan Negara ASEAN lainnya sangat

tinggi, oleh karena itu dibutuhkannya informasi yang berkualitas berbasis

teknologi untuk memberikan informasi yang lebih baik,tepat dan terpercaya, agar

dapat bersaing dengan negara luar dan bukan hanya ASEAN saja dalam bidang

teknologi Informasi. Informasi yang berkualitas dapat memberikan keputusan

akhir yang tepat bagi pemakainya, terutama bagi pemerintah Indonesia sendiri.
5

Permasalahan lainnya yan terjadi mengenai kualitas sistem informasi terjadi

pada kantor PLN Jakarta, dimana pada saat perubahan sistem listrik tagihan listrik

token mengalami kesalahan sistem dan menyebabkan pelanggan yang sudah

membayar tidak bisa top up pulsa listrik dengan keterangan diblokir. Oleh

karena itu Hasan sebagai Direktur Utama di kantor PLN Jakarta (2016),

menyatakan hal tersebut bisa terjadi dikarenakan sistem yang kurang baik dan

terbatas tidak dapat menghitung jumlah pelanggan yang terlalu banyak. Untuk

bisa menghadapi perubahan sistem besar di PLN, seharusnya kualitas sistemnya

sendiri sudah harus memadai, disini kita dapat melihat betapa pentingnya kualitas

sistem informasi agar dapat menjalankan kinerja perusahaan dengan baik.

Permasalahan yang terjadi tentang kualitas informasi akuntansi pernah

terjadi pada PT. Pos Indonesia Menurut Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut

Mardjana (2012) mengatakan bahwa pada saat PT Pos Indonesia menggunakan

sistem jaringan informasi keuangan, pihaknya pernah mengalami permasalahan

pada kualitas informasi yaitu, untuk melihat transaksi keuangan di seluruh

Indonesia pihaknya perlu waktu selama berbulan-bulan, hal ini karena sistemnya

masih parsial. Dengan keterlambatan pelaporan informasi para pengguna tidak

bisa melihat transaksi keuangan secara tepat waktu dari semua kantor pos di

seluruh Indonesia.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan berlakunya UU

Nomor 14 Tahun 2008, setiap Warga Negara memiliki hak akses pada informasi-

informasi yang diklarifikasikan terbuka untuk publik. Menteri BUMN periode

sebelumnya Dahlan Iskan sudah menerbitkan Peraturan Menteri BUMN Nomor


6

PER-08/MBU/2014 tentang Pedoman Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di

lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Peraturan ini sudah

membuka akses informasi yang bisa dikonsumsi atau dimohonkan oleh publik.

Adanya peraturan ini membuktikan Kementerian BUMN serius dalam memenuhi

hak masyarakat untuk memperoleh informasi. Dengan adanya tuntutan untuk

memberikan informasi keungan yang berkualitas, dalam hal itu diperlukan suatu

sistem informasi akuntansi yang bisa mengubah data keuangan menjadi informasi

keuangan. SIA dirancang untuk memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses

dengan memberikan informasi akuntansi lebih tepat waktu (Sarwono, 2015).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Saleh et al., 2012)

mengungkapkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap

kualitas informasi akuntansi dan berpengaruh pula pada kepuasan pengguna akhir.

Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Purnamasari, 2016); (Saputri,

2016); (Rukmiyati & Budiartha, 2016); (Antong & Usman, 2015) yang

menyatakan bahwa adanya kualitas sistem informasi akuntansi sangat

mempengaruhi hasil dari kualitas informasinya sehingga memberikan kepuasan

pada pengguna akhir. Namun pada penelitian (Antong & Usman, 2015) terdapat

satu hipotesis yang ditolak yakni kualitas sistem tidak berpengaruh signifikan

terhadap dampak individu, oleh karena itu masih ada keraguan dalam pengaruh

kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kepuasan pengguna akhir.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya

adalah penambahan jalur hipotesis yang terjadi antara kualitas sistem informasi

akuntansi apakah berpengaruh dengan kepuasan pengguna akhir, yang tepatnya


7

akan dilakukan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Menurut observasi

lapangan yang dilakukan oleh peneliti, PT . PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara khususnya kantor daerah Medan sering mengalami keterlambatan dalam

pelaporan keuangan dan pelaporan informasi lainnya, sehingga memperlambat

manajemen dalam pengambilan keputusan. Sering pula terjadi kesalahan dalam

pelaporan pembayaran listrik oleh pelanggan yang tidak terinput oleh sistem.

Menurut manager kantor cabang PLN Medan Zulfikar (2019) hal itu disebabkan

oleh kurang maksimalnya kualitas sistem informasi yang ada di perusahaan. Dari

permasalahan diatas maka perlu dilakukan suatu adanya evaluasi tentang

keberhasilan sistem informasi akuntansi yang digunakan PT. PLN (Persero)

daerah Medan dilihat dari kualitas sistem informasi akuntansi, kualitas informasi

akuntansi, dan kepuasan pengguna akhir.

Berdasarkan dari seluruh hasil penelitian dan fenomena-fenomena yang

terjadi diberbagai daerah diatas maka penulis termotivasi untuk melakukan

penelitian ini dengan berbagai alasan, diantaranya yaitu penulis ingin mengetahui

apa pengaruh kualitas sistem informasi akuntasi terhadap kualitas informasi

akuntasi. Kedua, apa pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi terhadap

kepuasan pengguna akhir. Ketiga, apa pengaruh kualitas informasi terhadap

kepuasan yang dirasakan oleh pengguna akhir dan keempat kualitas sistem

informasi akuntansi dan kualitas informasi berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir.


8

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah kualitas sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas

informasi akuntansi di PT PLN (Perseo) Wilayah Sumatera Utara?

2. Apakah kualitas sistem informasi akuntansi berpangaruh terhadap

kepuasan pengguna akhir di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara?

3. Apakah kualitas informasi akuntansi berpengaruh terhadap kepuasan

pengguna akhir di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara?

4. Apakah kualitas sistem informasi akuntansi dan kualitas informasi

akuntansi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepuasan

pengguna akhir?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, dapat diketahui

tujuan penelitian yaitu sebagai betrikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi terhadap

kualitas informasi akuntansi di PT PLN (Perseo) Wilayah Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi terhadap

kepuasan pengguna akhir di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas informasi akuntansi terhadap

kepuasan pengguna akhir di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.


9

4. Untuk mengetahui kualitas sistem informasi akuntansi dan kualitas

informasi akuntansi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap

kepuasan pengguna akhir

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Akademis

a. Hasil penelitian ini memberikan wacana bagi perkembangan studi

akuntansi yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi terhadap

informasi akuntansi dan implikasinya pada pengguna keputusan akhir.

b. Penulis dapat memberikan kontribusi sumbangan pikiran tentang

pentingnya pengaruh sistem infromasi akuntansi terhadap informasi

akuntansi dan implikasinya pada pengguna keputusan akhir untuk

menghasilkan keputusan akhir yang baik dan sesuai dengan tujuan

perusahaan.

2. Perusahaan

a. Mendorong perusahaan untuk terus mengawasi perkembangan kualitas

sistem informasi yang berjalan diperusahaan mereka guna menjaga

kinerja dan kemajuan perusahaan.

b. Meningkatkan kehandalan dan ketepatan perusahaan dalam

pengambilan keputusan.

c. Dapat menjadikan masukan sejauh mana pengaruh dari kualitas sistem

infromasi akuntansi terhadap informasi akuntansi dan implikasinya

pada keputusan pengguna akhir.

Anda mungkin juga menyukai