Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH TEKNOLOGI, KEAHLIAN PEMAKAI, INTENSITAS

PEMAKAIAN, KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, DAN


PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS INFORMASI
AKUNTANSI PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI
DENPASAR SELATAN

Usulan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun skripsi S1
Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh :

NAMA : NI MADE ADELIA YUDA PRATIWI


NIM : 2002622010193
PRODI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu akuntansi memberikan memberikan informasi tentang darimana aset

yang dimiliki bersumber. Akuntansi digunakan sebagai alat perhitungan, alat

pertanggungjawaban, sekaligus sistem informasi. Akuntansi mampu memberika

beberapa informasi yang dapat digunakan sebagai perhitungan masa depan dengan

melihat histori di masa lalu, histori juga dapat digunakan sebagai alat pertanggung

jawaban jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu, dapat

disimpulkan bahwa akuntansi mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan

dengan perhitungan dan data yang telah diperoleh.

Perkembangan teknologi pada era ini sudah sangat maju, kemajuan

teknologi ini sudah dapat dirasakan setiap kalangan. Kemajuan teknologi tersebut

salah satunya pada bidang komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi ini di

bidang komunikasi program pengolahan data dapat berkembang. Pengaruh

perkembangan teknologi ini adalah dapat membantu pengembangan sistem

informasi. Kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat sangat penting bagi

kehidupan manusia. Dalam bidang akuntansi sistem informasi sangat berguna bagi

kegiatan operasional suatu organisasi. Sistem informasi ini sangat membantu

banyak pihak untuk mencapai tujuan organisasinya. Dengan berkembanganya

teknologi informasi yang sudah banyak memiliki manfaat disegala bidang


kehidupan maka kemajuan teknologi ini dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi kerja suatu ogranisasi.

Dalam perannya untuk menghasilkan informasi akuntansi, sistem

diharapkan untuk menghasilkan sebuah informasi akuntansi yang berkualitas.

Kualitas merupakan suatu taraf kesesuaian terhadap standar yang berlaku. Dalam

hal ini, informasi akuntansi yang berkualitas hendaknya bersifat relevan mudah

dipahami, tepat waktu, dan dapat diandalkan. Informasi akuntansi merupakan

elemen penting yang akan digunakan oleh perusahaan dalam pengambilan

keputusan sehingga jika sistem mengeluarkan output yang tidak sesuai dengan

standar yang berlaku itu akan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan

pengambilan keputusan.

Kemajuan teknologi di era ini sangatlah membantu hampir di segala

kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Bahkan karena perkembangan ini, teknologi

mampu membangun sistem yang dirancang untuk dapat membantu kegiatan atau

pekerjaan manusia dalam menghasilkan informasi akuntansi. Teknologi Informasi

digunakan untuk meningkatkan kinerja para pegawai dalam sebuah organisasi,

dengan penggunaan teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja

organisasi. Dalam penggunaan teknologi Informasi ini pelaku pada organisasi

dalam penggunaan teknologi informasi harus memperhatikan sejauh mana

keberhasilan sistem tersebut membawa dampak positif dalam peningkatan kinerja

baik individu maupun organisasi secara keseluruhan. Manfaat penggunaan

teknologi informasi dapat diukur melalui suatu evaluasi yang dapat

memperlihatkan keberhasilan sistem itu sendiri. Keberhasilan sistem informasi


suatu organisasi tergantung bagaimana sistem tersebut dijalankan, kemudahan

sistem bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan

(Goodhue dan Thompson, 1995).

Kualitas informasi akuntansi tentunya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain diluar penjabaran diatas. Penelitian dilakukan guna meneliti bagaimana

pengaruh teknologi, keahlian pemakai, intensitas pemakaian, pengendalian intern,

dan kinerja sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi akuntansi.

Menurut Husein (2004:30), komputer yang merupakan bagian penting dari

teknolohi informasi sangat membantu kualitas dari sistem informasi. Untuk

mengelola informasi secara efektif menjadi sumber daya yang bernilai,

pengembangan sistem informasi akuntansi modern akan lebih baik jika

menggunakan teknologi informasi dan jaringan komputer. Sering kali teknologi

yang ada tidak dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya, sehingga diperlukan

keahlian dari pemakai dalam menggunakan teknologi tersebut.

Keahlian pemakai merupakan hal yang penting dalam menghasilkam

informasi akuntansi yang berkualitas. Keahlian pemakai yang dimaksud

merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan suatu sistem untuk

mengolah data menjadi sebuah informasinyang bermanfaat. Dengan perkembangan

teknologi yang semakin pesat kemampuan pengguna dalam menggunakannya juga

harus meningkat untuk menyelaraskannya. Berdasarkan riset sebelumnya, keahlian

pemakai mampu memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap kualitas informasi

akuntansi. Pada penelitian Ilyas (2019) menunjukkan hasil keahlian pemakai

berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi. Namun, pada penelitian


Tiara (2019) menunjukkan hasil negatif antara pengaruh keahlian pemakai terhadap

kualitas informasi akuntansi.

Keahlian pemakai juga dapat meningkat seiring berjalannya waktu dengan

meningkatkan intensitas pemakai teknologi tersebut. Pada jaman milenial seperti

sekarang teknologi dan sistem dapat diakses dimana pun dan kapanpun. Hal ini

dapat meningkatkan intensitas pemakaian pengguna teknologi. Dalam dunia kerja,

pemakai menggunakan teknologi komputer untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Seperti halnya yang terjadi di LPD, dimana bagian keuangan menggunakan

teknologi komputer untuk menyelesaikan laporan keuangan. Untuk memenuhi

target pekerjaan, maka pembuat laporan keuangan akan menggunakan teknologi

komputer secara intensif hingga pekerjaannya terselesaikan. Berdasarkan hasil

penelitian sebelumnya, pengaruh intensitas pemakaian terhadap kualitas informasi

akuntansi pada penelitian Febriansyah, dkk. (2020) berpengaruh positif.

Sebaliknya, hasil penelitian Tiara(2019) menunjukkan bahwa intensitas pemakain

berpengaruh negatif terhadap kualitas informasi akuntansi.

Selain hal diatas, pengendalian intern juga mampu memperngaruhi kualitas

informasi baik secara positif maupun negatif. Pengendalian intern didefinisikan

oleh COSO sebagai suatu sistem, struktur atau proses yang diimplementasikan oleh

dewan direktur perusahaan, manajemen dan personel lainnya, yang didesain untuk

menghasilkan penelitian rasional sebagai upaya mencapai sasaran pengendalian.

Menurut Mulyadi (2018:129), sistem pengendalian intern meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi


dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Hasil penelitian sebelumnya

pada Dimei, dkk. (2019), serta Kurniawan dan Purwati (2017) menyatakan bahwa

pengendalian intern memberikan pengaruh positif terhadap kualitas informasi

akuntansi. Sementara itu, hasil penelitian Yulia (2019) menyatakan bahwa

pengendalian intern memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas informasi

akuntansi.

Walaupun sistem informasi akuntansi dapat dikatakan sudah tak awam lagi,

bahkan nyaris sempurna dalam membantu di setiap pekerjaan. Sistem ini juga

memiliki cara kerjanya masing-masing, sehingga pada setiap sistem memiliki

kinerja yang berbeda-beda. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu

sumber daya manusia dan modal dalam suatu organisasi yang bertugas dalam

menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan

pengumpulan dan pengolahan transaksi (Baridwan 2003:3). Sistem informasi

Akuntansi adalah salah satu faktor penunjang dalam pencapaian kinerja selain itu

juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan manajemen dan dapat di

katakan efektif jika sistem mampu menghasilkan informasi yang dapat diterima dan

mampu memenuhi harapan informasi secara tepat waktu (timely), akurat

(accurate), dan dapat di percaya (reliabel) (Widjajanto 2001). Sitem Informasi

Akuntansi (SIA) memiliki fungsi penting dalam sebuah organisasi yakni,

mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas transaksi, memproses data

menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dan

melakukan kontrol secara tepat pada organisasi. Bila sebuah organisasi menerapkan

SIA maka dapat memberikan peningkatan kualitas, menambah efisiensi kerja pada
bagian keuangan, serta menyediakan informasi yang tepat dan akurat. Berdasarkan

penelitian Putri (2018), Kinerja sistem informasi akuntansi dinyatakan memberikan

pengaruh negatif terhadap kualitas informasi akuntansi. Namun, kinerja sistem

informasi akuntansi pada penelitian Oktaviana (2019) dinyatakaan memberikan

pengaruh besar terhadap kualitas informasi akuntansi.

Informasi akuntansi seharusnya menjadi acuan organisasi dalam

mengambil keputusan dan meramalkan keadaan masa depan. Namun, hal ini

tidakberlaku pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Serangan. LPD Serangan

terserang kasus atas dugaan penyelewengan dana lembaga. Ditutup sejak Oktober

2020 dengan dana yang tersisa hanya Rp. 168.000,-. Terciumnya kasus dimulai

karena ada seorang WNA yang menaruh deposito sebesar Rp. 2 miliar namundana

yang masuk ke LPD hanya Rp. 600 juta. Pihak LPD hanya menginput dana masuk

sejumlah Rp. 600 juta dan sisanya Rp. 1,4 miliar digunakan untuk kepentingan

pribadi Bendesa Adat. Tidak hanya memasukan nominal yang berbeda pada

laporan keuangannya, LPD Serangan mencatat beberapa orang yang tidak terlibat

pinjaman ke dalam catatan kredit LPD atau disebut pemalsuan identitas nasabah.

(bali.tribunnews.com diakses pada tanggal 01 Desember 2021).

Hal ini merupakan tindakan yang sangat tercoreng dalam dunia akuntansi,

dimana laporan keuangan seharusnya dibuat dan disusun sedemikian rupa sesuai

dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian

sebelumnya yang menunjukkan hasil tidak konsisten dan kasus yang tengah terjadi

di LPD Serangan dapat dilihat bahwa informasi akuntansi yang dimiliki tidak

berkualitas karena tidak relevan dengan kenyataan yang ada dan tidak dapat
dibuktikan kebenarannya. Peranan pengendalian intern juga haru dipernyatakan

karena perihal seperti ini dapat lolos begitu saja. Demi memulihkan kepercayaan

atas informasi akuntansi yang diberikan, LPD diharapkan mampu meningkatkan

kualitas informasi akuntansi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Obyek penelitian yang digunakan adalah karyawan pada Lembaga

Perkreditan Desa (LPD) di Denpasar Selatan.Hal yang mendasari pemilihan lokasi

penelitan selain karena LPD di Kecamatan Denpasar Selatan sudah menggunakan

sistem informasi akuntansi,pemilihan lokasi penelitian ini karena jumlah penduduk

Kota Denpasar Selatan lebih banyak dibanding kecamatan lain yang ada di

Denpasar. Dengan jumlah penduduk yang lebih banyak, maka memungkinkan LPD

di Denpasar Selatan memiliki lebih banyak nasabah, oleh karena itu informasia

kuntansi harus dijaga kualitasnya. Selain itu, penelitian ini bertujuan agar

mengetahui bagaimana pengaruh teknologi, keahlian pemakai, intensitas

pemakaian, kinerja sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern terhadap

kualitas informasi akuntansi pada LPD Denpasar Selatan. Hasildari penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk LPD yang akan meningkatkan

kualitas informasi akuntansinya. LPD kini merupakan suatu lembaga keuangan

daerah yang memiliki peranan penting bagi masyarakat sekitarnya. Penerapan

sistem informasi akuntansi pada LPD dapat memudahkan para karyawan dalam

menghasilkan informasi akuntansi yang dibutuhkan. Sistem informasi akuntansi

mampu memberikan kontribusi besar terhadap LPD dengan menghasilkan

informasi akuntansi dengan lebih cepat, praktis, dan akurat.


Berdasarkan uraian fenomena dan hasil peneliatian sebelumnya yang

menunjukkan hasil tidak konsisten, maka penelitian dilakukan dengan judul

Pengaruh Teknologi, Keahlian Pemakai, Intensitas Pemakaian, Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi, dan Pengendalian Intern, Terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Denpasar Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil

rumusan masalah, yaitu :

1) Apakah teknologi berpengaruh terhadp kualitas informasi akuntansi ?

2) Apakah keahlian pemakai berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi ?

3) Apakah intensitas pemakaian berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi ?

4) Apakah kinerja sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas informasi

akuntansi ?

5) Apakah pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Pengaruh teknologi terhadap kualitas informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan

Desa(LPD) di Denpasar Selatan.


2) Pengaruh keahlian pemakai terhadap kualitas informasi akuntansi pada Lembaga

Perkreditan Desa(LPD) di Denpasar Selatan.

3) Pengaruh intensitas pemakaian terhadap kualitas informasi akuntansi pada Lembaga

Perkreditan Desa (LPD) di Denpasar Selatan.

4) Pengaruh kinerja sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi akuntansi

pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) diDenpasar Selatan.

5) Pengaruh pengendalian intern terhadap kualitas informasi akuntansi pada Lembaga

Perkreditan Desa (LPD) di Denpasar Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, diharapkan penelitian ini

memiliki manfaat, antara lain :

1) Manfaat Teoritis

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

tambahan pengetahuan terkait pengaruh teknologi, keahlian pemakai, intensitas

pemakaian, kinerja sistem informasi akuntansi, dan pengendalian intern terhadap

kualitas informasi akuntansi.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Perkreditan Desa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu lembaga perkreditandesa

dalam merancang sistem informasi dengan mnemperhatikan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kualitas informasi akuntansi.

b. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mempeluas ilmu dan

wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh teknologi, keahlian pemakai,

intensitas pemakaian, kinerja sistem informasi akuntansi, dan pengendalian

intern terhadap kualitas informasia kuntansi.

c. Bagi Fakultas dan Universitas

Hasil penelitian ini merupakan sumbangan perpustakaan sertareferensi

bagi mahasiswa yang nantinya akan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap

masalah yang berhubungan dengan pengaruh teknologi, keahlian pemakai,

intensitas pemakaian, kinerja sistem informasi akuntansi dan pengendalian

intern terhadap kualitas informasi akuntansi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang pertama

kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989. TAM adalah suatu model

penerimaan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh pemakai. Tujuan

utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal

terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. Davis

juga menyimpulkan bahwa prilaku menggunakan teknologi informasi diawali oleh

adanya persepsi mengenai manfaat (perceived usefulness) dan persepsi mengenai

kemudahan menggunakan teknologi informasi (perceveid ease of use).

Perceived ease of use memiliki keterkaitan dengan perceived usefulness

yang dapat diartikan bahwa jika seseorang merasa sistem tersebut mudah

digunakan, maka suatu sistem dianggap memiliki manfaat bagi penggunanya dan

dapat membantu dalam menghasilkan informasi akuntansi. Persepsi manfaat

(perceived usefulness) adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa

penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang

tersebut dalam menghasilkan informasi akuntansi. Dalam aspek perceived

usefulness, faktor yang membentuknya terdiri dari faktor interm dan eksterm

perusahaan.
Persepsi kemudahan dalam pengunaan teknologi informasi (perceived

usefulness) adalah tingkat dimana seseorang percaya apabila ia menggunakan suatu

sistem tertentu maka pengguna tersebut akan terbebas dari upaya atau usaha yang

melelahkan. Menurut Davis (1989 hal. 320), kemudahan bermakna tanpa kesulitan

atau tidak perlu berusaha dengan keras. Dan semakin sering suatu sistem

digunakan, maka hal tersebut mampu menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih

dikenal atau lebih mudah dalam penggunaannya untuk mengolah data informasi

akuntansi. Teori Technology Acceptance Model (TAM) berkaitan dengan

penelitian ini karena teknologi, keahlian pemakai, intensitas pemakain, kinerja

sistem informasi akuntansi, dan pengendalian intern cukup mendukung kegiatan

akuntansi dalam menghasilkan informasi akuntansi. Informasi akuntansi yang

berkualitas adalah informasi yang mudah dipahami, tepat waktu, dan dapat di

percaya.

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi saat ini berkembang menjadi sistem informasi

berbasis komputer yang dapat meningkatkan kepuasan pengguna karena

kemudahan akses yang didapat dalam mengambil suatu keputusan. Sistem

informasi akuntansi (SIA) merupakan sistem yang dirancang untuk mengumpulkan

dan menampilkan informasi akuntansi sehingga akuntan dan eksekutif perusahaan

dapat membuat keputusan yang tepat. Sistem ini dianggap sebagai komponen

penting dari kantor keuangan di seluruh duni dimana sebagaian besar berbasis

perangkat lunak dan dapat diterapkan sebagai bagaian dari solusi teknologi

informasi perusahaan. Dan menurut Patel (2015) sistem informasi akuntansi


merupakan sub sistem akuntansi dalam suatu organisasi, dimana kegiatannya yaitu

mengumpulkan informasi dari berbagai subsistem entitas dan

mengkomunikasikannya ke subsistem pemrosesan informasi organisasi. Sistem

informasi akuntansi secara tradisonal berfokus pada pengumpulan, pemrosesan,

analisis, dan mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak eksternal

seperti investor, kreditor, bankir dan agen pajak internal seperti manajemen dan

pemilik.

2.1.3 Pengertian Kualitas Informasi Akuntansi

Kualitas informasi merupakan sebuah data dalam kegiatan keuangan yang

dihasilkan oleh sistem dan dapat dirasakan manfaatnya bagi perusahaan pihak yang

membutuhkan. Menurut Hery (2014:17) pengertian kualitas informasi akuntansi

keuangan adalah, Kualitas informasi akuntansi keuangan adalah menyediakan

informasi akuntansi yang berguna bagi pemakai yang memiliki pemahaman yang

memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan, jadi

informasi akan dianggap berkualitas (berguna) jika informasi tersebut mudah

dipahami oleh pemakai atau para pengambil keputusan.

Adapun indikator Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan menurut

Rudianto (2012:21) adalah sebagai berikut:

1. Dapat dipahami,

Kualitas informasi penting yang disajikan dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa

kini, atau masa depan.

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan juga harus andal. Informasi akan

memiliki kualitas yang andal jika bebas dari pengertian menyesatkan,

kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian

yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan, atau yang secara wajar

diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan.

5. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap

menurut batasan materialitas dan biaya.

6. Tepat Waktu

Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat memenuhi

keputusan ekonomi para penggunanya.


2.1.4 Pengertian Teknologi

Pada era ini perkembangan seperti saat ini masyarakat kemudian banyak

yang telah memanfaatkan teknologi dalam kegiatannya sehari-hari. Berbagai sektor

kemudian memanfaatkan teknologi untuk membantu kegiatannya. Secara umum,

pengertiannya adalah sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai

keterampilan dalam menciptakan alat hingga metode pengolahan guna membantu

menyelesaikan berbagai pekerjaan manusia. Para ahli pun kemudian memiliki

pengertian tersendiri mengenai teknologi. Perkembangan teknologi terbaru,

termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil

hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk

berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi

digunakan untuk tujuan damai. Pengembangan senjata penghancur yang semakin

hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.

Teknologi merupakan hasil olah pikir manusia untuk mengembangkan tata

cara atau sistem tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan

dalam hidupnya. Sebagai contoh, seorang anak yang berada jauh dari orang tuanya

dapat menyampaikan pesan rindunya dengan cara mengirimkan pesan lewat surat,

SMS, telegram, telepon, atau mengirim email lewat internet. Jadi, anak tadi

sebenarnya sudah menggunakan teknologi dalam informasi dan komunikasi.

Perubahan tersebut misalnya menggunakan kertas yang lebih sedikit, dokumen

sumber mungkin dihilangkan, langkah pengolahan dilakukan secara otomatis,

output lebih rapi, output dapat didistribusikan ke pihak lain yang tersambung
melalui suatu jaringan (local area network) atau mikrokomputer yang saling

berhubungan. Peningkatan kinerja yang tak kalah pentingnya adalah :

1) Pengolahan transaski dan data lebih cepat

2) Perhitungan dan perbandingan data dengan tingkat akurasi lebih tinggi

3) Biaya pengolahan tiap transaksi lebih rendah

4) Penyusunan laporan dan output lain lebih tepat waktu

5) Penyimpanan data lebih aman dan mudah diakses

6) Pilihan data memasukan data lebih banyak (Husein:2004).

2.1.5 Pengertian Keahlian Pemakai

Pemakai merupakan salah satu faktor penting dalam pengoperasian

teknologi dalam suatu sistem informasi. Pemakai (user) adalah orang yang

mengoperasikan atau menggunakan teknologi informasi guna menghasilkan output

berupa informasi yang nantinya akan bermanfaat bagi pengguna informasi. Untuk

menunjang keberhasilan suatu sistem diperlukan pemakai (user) yang dapat

mengoperasikan sistem tersebut dengan baik dan benar (Febriansyah, dkk. 2020).

Dalam mengoperasikan sistem informasi akuntansi agar dapat mengolah

data hingga menjadi informasi yang nantinya akan bermanfaat bagi pengguna

diperlukan seorang pemakai sistem yang ahli dibidangnya. Menurut Laudon

(2008:155), para pemakai (user) perlu mengetahui dan memahami teknologi

informasi yang digunakan perusahaan dalam sistem informasinya. Dari

pengetahuan yang telah dimiiki oleh seorang pemakai, maka sistem yang ada akan

dapat dioperasikan dengan baik. Keahlian pemakai menurut Tiara (2019)


merupakan kombinasi antara pengetahuan, pelatihan, dan pengalaman seorang

pengguna komputer tentang komputer secara keseluruhan.

2.1.6 Pengertian Intensitas Pemakaian

Intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intentio yang berarati ukuran

kekuatan, keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Intensitas penggunaan dalam

teknologi komputer dapat diartikan sebagai ukuran atau tingkat penggunaan

teknologi komputer untuk menghasilkan informasi. Intensitas pemakaian

merupakan seberapa seringkah pemakai menggunakan teknologi komputer untuk

menyajikan informasi akuntansi. Kemudahan yang ditimbulkan oleh

perkembangan teknologi, membuat teknologi komputer dapat digunakan kapan

saja oleh pemakai. Perkembangan komputer sangat signifikan dari waktu ke waktu.

Dimulai dari komputer yang menggunakan CPU yang terpisah hingga tablet PC

yang lebih praktis dibawa kemana-mana. Perkembangan ini menjadikan komputer

lebih akrab di masyarakat dan intensitas pemakaiannya menjadi lebih sering

(Nastiti, 2019). Hal ini tentunya dapat meningkatkan tingkat intensitas pemakaian

teknologi tersebut dan relevan dengan kriteria kualitas informasi akuntansi yaitu

tepat waktu. Dengan meningkatnya ukuran intensitas maka penyajian laporan

keuangan yang tepat waktu dapat dilaksanakan dengan baik.

2.1.7 Pengertian Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Kinerja sistem informasi akuntansi merupakan kualitas dan kuantitas dari

suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu
yang di akibatkan oleh kemampuan alami (Bodnar,2010:4). Kinerja sistem

informasi akuntansi, yaitu penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem

informasi akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam pencapaiannya

untuk memberikan sebuah informasi akuntansi yang efektif, efisien, dan akurat

sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut. Kinerja sistem informasi akuntansi

merupakan bentuk dari kualitas dan kuantitas kumpulan sumber daya baik manusia

maupun teknologi yang digunakan untuk mengolah data akuntansi menjadi sebuah

informasi akuntansi yang nantinya akan digunakan dalam pengambilan keputusan.

Semakin baik kinerja sistem informasi akuntansi dalam mengolah data, maka

semakin baik pula informasi akuntansi yang dihasilkan.

Menurut Yesa (2016), kinerja sistem informasi adalah kualitas sekelompok

elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan,

dimana susunan dasarnya terdiri dari elemen input, elemen transpormasi dan

elemen output. Kinerja sistem informasi akuntansi merupakan pendapat pengguna

atas sistem aplikasi khusus yang digunakan dalam meningkatkan kinerja mereka

dalam organisasi. Kemudahan yang diberikan sistem informasi membuat pengguna

merasapuas terhadap sistem yang digunakan, maka akan cenderung untuk merasa

nyaman ketika sedang melakukan pekerjaan dengan mengoperasikan sistem

tersebut, sehingga berdampak bagi pengguna yang merasa terbantu dalam

menyelesaikan tugasnya dan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi

akuntansi sehingga menghasilkan kualitas informasi dan keputusan yang akurat.


2.1.8 Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas informasi akuntansi dengan melindungi aset-aset perusahaan dari kerugian

atau korupsi serta memelihara keakuratan data keuangan. Pengendalian intern pada

suatu perusahaan akan meningkatkan kualitas keuangan yang nantinya berdampak

kepada tercapai tidaknya suatu perusahaan. Menurut Husein (2004:120), di

Amerika Serikat, konsep tentang struktur pengendalian intern telah dikembangkan

oleh suatu badan yang dinamakan Committee of Sponsoring Organization of the

Treadway Commission (COSO). COSO mengartikan pengendalian intern sebagai

sistem, struktur, atau proses, yang dijalankan oleh dewan direksi perusahaan,

manajemen, dan personel lain, yang dimaksudkan untuk menyediakan jaminan

tentang pencapaian tujuan pengendalian melalui pengelompokkan keefektivan dan

efisiensi operasi, realibilitas pelaporan keuangan, kesesuaian dengan hukum dan

peraturan.

Tiga buah konsesus yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern

yang dibuat oleh COSO, yaitu:

1) Sasaran-sasaran pengendalian.

2) Pandangan orientasi keuangan pada struktur pengendalian intern.

3) Pandangan orientasi nonkeuangan pada struktur pengendalian intern.

Aktivitas pengendalian intern diimplementasikan menjadi dua bagian

diantaranya; aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujun laporan


keuangan melalui sumber daya manusia dalam pembagian tugas, penggunaan

dokumen bernomor urut, otorisasi, penilaian kinerja yang independen dan

kesesuaian jumlah yang dicatat. Selanjutnya, aktivitas pengendalian selanjutnya

yang diawasi oleh sistem seperti proses informasi, seperti: pengendalian umum dan

pengendalian aplikasi.

Menurut Krismiaji (2010:210), pengendalian intern adalah rencana

organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva,

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi,

dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Menurut Ikatan Akuntan

Indonesia (2011), ada lima unsur (komponen) pengendalian yang saling terkait

berikut ini:

a) Lingkungan pengendalian

Menetapkan corak organisasi, mempengaruhi kesadaran

pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian

merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal,

menyediakan disiplin dan struktur.

b) Penaksiran resiko

Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis

terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,

membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko

harusdikelola.

c) Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

d) Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengindentifikasian,

penangkapan, dan petukaran informasi dalam suatu bentuk dan

waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab

mereka.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Febriansyah,dkk. (2020) menganalisis tentang pengaruh penggunaan

teknologi informasi, keahlian pemakai, dan intensitas pemakaian terhadap kualitas

informasi akuntansi Pada SKPD di Kota Bengkulu. Menggunakan objek sebanyak

25 SKPD dengan 51 orang esponden. Teknik analisis data yang digunakan yaitu

menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keahlian pemakai dan intensitas pemakai berpengaruh positif terhadap

kualitas informasi akuntansi, sedangkan penggunaan teknologi informasi tidak

berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi pada SKPD di Kota Bengkulu.

Perbedaan yang terletak pada penelitian ialah pada jumlah responden. Temuan

persamaan pada penelitian Febriansyah, dkk. (2020) ialah pada ketiga variabel

independen dan variabel dependen.

Tiara (2019) meneliti tentang pengaruh penggunaan teknologi informasi,

keahlian pemakai dan intensitas pemakaian terhadap kualitas informasi akuntansi

pada Badan Kepegawaian Daerah Deli Serdang. Populasi berjumlah 48 orang dan
yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian berjumlah 32 orang karyawan.

Penelitian ini menggunakan pegawai yang menggunakan TI pada Badan

Kepegawaian Daerah Deli Serdang sebagai sampel. Pengujian hipotesis

menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan

terdapat pengaruh signifikan penggunaan teknologi informasi terhadap kualitas

informasi akuntansi, keahlian pemakai teknologi informasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap kualitas informasi akuntansi, serta intensitas pemakaian

teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi

akuntansi. Perbedaan pada penelitian terletak padajumlah populasi dan sampelnya.

Dimei, dkk. (2019) menganalisis mengenai pengaruh teknologi informasi

dan penerapan pengendalian internal terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

dan implikasinya pada kualitas informasi (survey pada Bank Umum Syariah di

Kota Bandung). Penelitian dilakukan pada 7 bank umum syariah yang ada di Kota

Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan

verifikatif dengan menggunakan alat analisis jalur, menggunakan metode

kuantitatif. Sumber yang digunakan adalah data primer dan sumber data yang

digunakan adalah data primer dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui

penyebaran kuesioner yang akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian

menunjukkan penerapan teknologi informasi dan pengendalian internal

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas sistem informasi akuntansi.

Kualitas sistem informasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas

informasi. Perbedaan yang terletak pada penelitian ini telah pada lokasi

penelitiannya yaitu Bank Umum Syariah di Kota Bandung.


Penelitian Halim (2019) tentang pengaruh kompetensi, pengendalian

internal, dan kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi

akuntansi (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bandung

Barat). Populasi dalam penelitian ini adalah 24 dinas di Kabupaten Bandung Barat

dengan 30 responden. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling,

metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas

informasi akuntansi, pengendalian internal berpengaruh positif terhadap kualitas

informasi akuntansi, dan kualitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif

terhadap kualitas informasi akuntansi. Perbedaan dari penelitian ini terletak pada

variabel bebasnya yaitu kompetensi dan kualitas sistem informasi akuntansi.

Yulia (2019) meneliti mengenai pengaruh kualitas data dan sistem

pengendalian intern pemerintah terhadap kualitas informasi akuntansi dengan

kualitas sistem keuangan desa sebagai variabel intervening pada Nagari di

Kabupaten Tanah Datar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer berupa kuesioner yang disebarkan mengenai objek penelitian. Jumlah

kuesioner yang tersebar adalah 75 kuesioner tetapi kuesioner yang dapat diolah

hanya 50 lembar. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kualitas data tidak

berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi dan kualitas sistem keuangan

desa. Sementara itu, sistem keuangan desa mempengaruhi kualitas informasi

akuntansi. Sistem pengendalian intern pemerintah tidak mempengaruhi kualitas

informasi akuntansi, sedangkan sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap

kualitas sistem keuangan desa. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada variabel
bebasnya yaitu kualitas data dan sistem keuangan desa. Perbedaan lainnya juga

terletak pada objek penelitian yang terletak pada Nagari di Kabupaten Tanah Datar.

Penelitian Jansen, dkk. (2018) mengenai Pengaruh Penggunaan Teknologi

Informasi Dan Keahlian Pemakai Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi (Studi

Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan). Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 30 SKPD di Kabupaten Minahasa Selatan. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas informasi akuntansi serta keahlian pengguna yang berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas informasi akuntansi. Perbedaan pada penelitian ini

ialah terletak pada jumlah sampel yang diteliti.

Putri (2018) meneliti tentang pengaruh kinerja sistem informasi akuntansi

& struktur organisasi terhadap kualitas informasi akuntansi pada lembaga

perkreditan desa (LPD) di Kota Denpasar dengan metode pengambilan sampel

purposive sampling dengan menggunakan analisis linear berganda. Hasil dari

penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja informasi akuntansi dan

struktur organisasi memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas informasi

akuntansi. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel bebasnya yaitu struktur

organisasi.

Penelitian Oktaviana (2019) mengenai Pengaruh Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi (Studi Pada Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Jalan Jendral Sudirman Bandung).

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian


dengan cara mengumpulkan data yang dapat memberikan gambaran mengenai

suatu objek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja sistem informasi

akuntansi memiliki pengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi. Perbedaan dari

penelitian ini terletak pada lokasi penelitian yaitu Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk. Kantor Cabang Jalan Jendral Sudirman Bandung.

Evania, Taufik dan Hasan (2017), melakukan penelitian tentang pengaruh

penggunaan teknologi informasi, keahlian pemakai, dan intensitas pemakaian

terhadap kualitas informasi akuntansi. Obyek dalam penelitian ini yaitu, kasubag,

keuangan, bendahara, pengelolaan bagian akuntansi dan staff keuangan Satuan

Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Indragi Hulu. Dalam penelitian ini variabel

bebasnya (X) adalah penggunaan teknologi informasi, keahlian pemakai, dan

intensitas pemakaian, dan kualitas informasi akuntansi sebagai variabel terikat (Y).

Teknik analisis yang digunakan yaitu, regresi linier berganda. Hasil dari penelitian

ini adalah variabel penggunaan teknologi informasi akuntansi. Dan sedangkan

variabel intensitas pemakain berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi.

Iwamony, Ahuluheluw dan Engko (2020), meneliti tentang pengaruh

penggunaan teknologi informasi, dan keahlian pemakai terhadap kualitas informasi

akuntansi. Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh operator SIMDA setiap OPD

di pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya. Dalam penelitian ini penggunaan

teknologi informasi, dan keahlian pemakai sebagai variabel bebas (X), dan kualitas

informasi akuntansi sebagai variabel terikat (Y). Teknik analisis data yang

digunakan yaitu, regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini yaitu, variabel
penggunaan teknologi informasi, dan keahlian pemakai sama-sama berpengaruh

positif terhadap kualitas informasi akuntansi.

Rahmi (2017), meneliti tentang pengaruh penggunaan teknologi informasi

dan keahlian pemakai terhadap kualitas informasi akuntansi. Yang menjadi obyek

dalam penelitian ini yaitu, staff akuntansi dan keuangan yang menggunakan sistem

informasi akuntansi pada perusahaan BUMN di Kota Padang. Dalam penelitian ini

variabel bebas (X) yang digunakan adalah penggunaan teknologi informasi dan

keahlian pemakai, dan kualitas informasi akuntansi sebagai variabel (Y). Teknik

analisis data yang digunakan yaitu, regresi linier berganda. Hasil dalam penelitian

ini yaitu, variabel penggunaan teknologi informasi dan keahlian pemakai sama-

sama berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas informasi akuntansi.

Fitrayani (2018), meneliti tentang pengaruh penggunaan teknologi

informasi, keahlian pemakai, dan intensitas pemakaian terhadap kualitas informasi

akuntansi, obyek dalam penelitian ini adalah pegawai pengelola keuangan yang

menggunakan teknologi komputer di SKPD Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu.

Dalam penelitian ini, penggunaan teknologi informasi, keahlian pemakai, dan

intensitas pemakaian sebagai variabel bebas (X), dan kualitas informasi akuntansi

sebagai variabel terikat (Y). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi

linier berganda. Hasil dari penelitian ini yaitu, variabel penggunaan teknologi

informasi, keahlian pemakai dan intensitas pemakaian sama-sama berpengaruh

terhadap kualitas informasi akuntansi.

Nastiti (2019), melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan

teknologi informasi, keahlian pemakai dan intensitas pemakaian terhadap kualitas


informasi akuntansi. Obyek dalam penelitian ini yaitu, 30 karyawan PT Perkebunan

Nusantara IV Tobasari. Dalam penelitian ini penggunaan teknologi informasi,

keahlian pemakai, dan intensitas pemakaian sebagai variabel bebas (X), dan

kualitas informasi akuntansi sebagai variabel terikat (Y). Teknik analisi data yang

digunaka yaitu, regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel

keahlian pemakai dan intensitas pemakaian sama-sama tidak berpengaruh terhadap

kualitas informasi akuntansi. Sedangkan penggunaan teknologi informasi

berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi.

Agustina Dwi Lestari (2019) melakukan penelitian tentang pengaruh

kualitas sistem informasi dan pengetahuan akuntansi terhadap kualitas informasi

akuntansi. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa sistem informasi akuntansi

terkomputerisasi serta pengetahuan akuntansi pengguna secara bersamasama tidak

berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi yang dihasilkan. Penelitian ini

membuktikan bahwa sistem informasi akuntansi terkomputerisasi serta

pengetahuan akuntansi pengguna ecara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap kualitas informasi yang di hasilkan.

Ariesta (2018) melakukan penelitian tentang pengaruh kualitas sumber daya

manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi

terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hasil dari

penelitian ini adalah pada pengujian pertama didapatkan hasil bahwa kualitas

sumberdaya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern

akuntansi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan. Pada pengujian pertama

didapatkan hasil bahwa kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi


informasi dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh signifikan terhadap

keterandalan. Pada pengujian kedua didapatkan hasil bahwa kualitas sumber daya

manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap

ketepatwaktuan.
BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga yang bergerak di

bidang keuangan. Sama seperti bank pada umumnya, lembaga perkreditan desa

melayani kegiatan simpan & pinjam dengan konsep sekaa yang sudah tumbuh

dalam jati diri masyarakat Bali. Lembaga perkreditan desa memiliki peranan

penting bagi masyakarat dalam membangun ekonomi di daerahnya. Hampir seluruh

masyarakat Bali sudah mempercayai LPD sebagai tempatnya untuk menyimpan

dana dan masyarakat juga merasa aman karena seluruh kegiatan LPD dilakukan

secara transparan. Bunga pinjaman yang diberikan oleh LPD juga relatif lebih kecil

dibanding bank umum sehingga masyarakat juga tak segan jika ingin meminjam

uang dari LPD setempat.

Teori Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu teori yang

memberikan penjelasan mengenai penerimaan dan penolakan terhadap teknologi.

Persepsi kemudahan pengguna (perceived ease of use) & persepsi manfaat

(perceived usefulness) merupakan elemen penting dalam penerimaan suatu

teknologi. Kemudahan pengguna membuat pengguna merasa nyaman dengan

teknologi dan akan terus menggunakan sistem yang sudah dirancang. Persepsi

manfaat yang dirasakan oleh pengguna akan memberikan rasa puas terhadap

penggunaan sistem.
Informasi akuntansi sebaiknya bersifat apa adanya sesuai dengan keadaan

yang ada. Pengendalian intern yang kurang kuat akan membuat laporan keuangan

mudah di manipulasi seperti kasus yang menjerat Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

di Serangan atas dugaan penyelewengan dana lembaga. Terciumnya kasus dimulai

karena ada seorang WNA yang menaruh deposito sebesar Rp. 2 miliar namun dana

yang masuk ke LPD hanya Rp. 600 juta. Pihak LPD hanya menginput dana masuk

sejumlah Rp. 600 juta dan sisanya Rp. 1,4 miliar digunakan untuk kepentingan

pribadi para oknum. Tidak hanya memasukan nominal yang berbeda pada laporan

keuangannya, LPD Serangan mencatat beberapa orang tidak terlibat pinjaman ke

dalam catatan kredit LPD atau disebut pemalsuan identitas nasabah.

(bali.tribunews.com diakses pada tanggal 01 Desember 2021).

Berdasarkan kasus LPD Serangan, dapat dilihat bahwa informasi akuntansi

yang dimiliki tidak berkualitas karena tidak relevan dengan kenyataan yang ada dan

tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dengan ini untuk memulihkan kepercayaan

atas informasi akuntansi yang diberikan, LPD diharapkan mampu meningkatkan

kualitas informasi akuntansi seuai dengan standar yang ditetapkan. Selain dari

rangkaian fenomena yang telah terjadi pada LPD di Serangan, penelitian ini juga

dikembangkan atas kajian empiris penelitian sebelumnya yaitu Febriansyah, dkk.

(2020), Tiara (2019), Dimei, dkk. (2019), Halim (2019), Yulia (2019), Jasen, dkk.

(2018), Putri (2018), Oktaviani (2019), Evania, dkk. (2017), Iwamony, dkk. (2020),

Rahmi (2017), Fitriyani, dkk. (2018), Nastiti (2019), Agustina Dwi Lestari (2019),

serta Ariesta (2018).


Menurut Hall (2011:19), informasi yang berguna memiliki berbagai

karakteristik seperti; relevan, tepat waktu, akurat, lengkap, dan ringkas. Untuk

mendapatkan informasi akuntansi yang berkualitas tentunya memerlukan teknologi

untuk mendukung suatu sistem yang akan mengolah datanya. Semakin

berkembangnya zaman, maka semakin maju juga perkembangan teknologi.

Teknologi dan sistem memiliki hubungan yang sangat erat dalam memenuhi

kebutuhan informasi dengan sangat cepat, relevan, akurat, dan tepat waktu.

Dalam menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas juga dibutuhkan

keahlian pemakai dalam mengaplikasikan sistem informasi tersebut. Keahlian

pemakai dapat diperoleh dari pendidikan, pengalaman seseorang, dan pelatihan

dalam kurun waktu tertentu. Jika pemakai (user) sistem informasi akuntansi tidak

memiliki nilai manfaat bagi penggunanya. Keahlian pemakai juga bergantung pada

intensitas pemakain dan kinerja sistem informasi tersebut. Intensitas pemakaian

dapat meningkatkan informasi akuntansi yang berkualitas. Kinerja sistem informasi

akuntansi yang baik akan membuat para pemakai yang memiliki keahlian lebih

mudah atau leluasa melakukan pekerjannya, sehingga dapat dengan mudah

menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas.

Sesuai dengan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir

yang ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut ini:


Gambar 3.1
Kerangka Berpikir Penelitian
Fenomena : Dugaan kasus penyelewebgan dana LPD
di Serangan dengan manipulasi informasi akuntansi
& Research GAP

Apakah Teknologi, Keahlian Pemakai, Intensitas Pemakaian, Kinerja


Sistem Informasi Akuntansi, dan Pengendalian Intern Berpengaruh
Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi Pada LPD di Denpasar Selatan?

H₁: Teknologi berpengaruh positif


terhadap kualitas informasi
akuntansi pada LPD di Kecamatan Penelitian
Denpasar Selatan. Sebelumnya:
H₂: Keahlian pemakai berpengaruh 1. Dimei, dkk.
(2019)
positif terhadap kualitas informasi
2. Febriansyah, dkk
akuntani pada LPD di (2020)
Kecamatan Denpasar Selatan. 3. Jansen, dkk.
Teori TAM H₃: Intensitas pemakaian berpengaruh (2018)
(Technology positif terhadap kualitas informasi 4. Tiara (2019)
Acceptance 5. Oktaviana (2019)
akuntansi pada LPD di
Model) 6. Putri (2018)
Kecamatan Denpasar Selatan.
7. Halim (2019)
H₄: Kinerja sistem informasi akuntansi
8. Yulia (2019)
berpengaruh terhadap kualitas 9. Evania, dkk
informasi akuntansi pada LPD (2017)
di Kecamatan Denpasar 10. Iwamony, dkk
Selatan. (2020)
H₅: Pengendalian intern berpengaruh 11. Rahmi (2017)
positif terhadap kualitas informasi 12. Fitriyani, dkk
(2018)
akuntansi pada LPD di
13. Nastiti (2019)
Kecamatan Denpasar Selatan 14. Agustina Dwi
Lestari (2019)
Teknik Analisis Regresi Linier Berganda 15. Ariesta (2018).

Pembahasan

Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran


Adapun model penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.2 di bawah ini :
Gambar 3.2
Model Penelitian

Teknologi

Keahlian Pemakai

Intensitas Pemakaian Kualitas Informasi


Akuntansi

Kinerja Sistem Informasi


Akuntansi

Pengendalian Intern

Sumber : Hasil pemikiran peneliti, (2021)

3.2 Hipotesis

3.2.1 Pengaruh Teknologi terhadap Kualitas Informasi Akuntansi

Teknologi merupakan alat yang digunakan dalam mempermudah manusia

menjalani kehidupannya. Komputer merupakan salah satu komponen dari

teknologi informasi merupakan alat yang bisa melipatgandakan kemampuan yang

dimiliki dan komputer juga bisa mengerjakan sesuatu yang mungkin manusia tidak

mampu melakukannya. Dengan komputer, informasi yang dihasilkan dapat tepat

waktunya dan tepat nilainya.


Kemajuan teknologi pada era ini akan mendukung kualitas informasi yang

dihasilkan. Semakin canggih suatu teknologi, maka semakin mudah juga untuk

sistem beradaptasi dengan teknologi tersebut.

Pada penelitian Dimei, dkk. (2019) menunjukkan bahwa teknologi

berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi. Begitu pula pada

penelitian Iwamony, Ahuluheluw dan Marota, dkk. (2020), Tiara (2019), Rahmi

(2017), Nastiti (2019), dan penelitian Jansen, dkk. (2018). Berdasarkan uraian

diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H₁ : Teknologi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi

3.2.2 Pengaruh Keahlian Pemakai terhadap Kualitas Informasi Akuntansi

Keahlian pemakai merupakan kemahiran seseorang dalam melakukan

tindakan yang diterapkan dari ilmu yang telah dimilikinya. Dalam mengoperasikan

suatu teknologi informasi diharapkan adanya kemahiran seseorang dalam

menggunakan teknologi informasi tersebut. Keahlian seseorang dapat meningkat

dengan adanya pelatihan, pendidikan, dan pengalaman.

Pada penelitian Febriansyah, dkk. (2020), Iwamony, dkk. (2020), Rahmi

(2017) dan Nastiti (2019) bahwa keahlian pemakai memberikan pengaruh positif

terhadap kualitas informasi akuntansi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H₂ : Keahlian Pemakai berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi


3.2.3 Pengaruh Intensitas Pemakaian Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi

Intensitas pemakaian sangat diperlukan dalam menghasilkan informasi

akuntansi yang berkualitas. Imtensitas penggunaan dalam teknologi komputer

dapat didefinisikan sebagai ukuran atau tingkat penggunaan teknologi komputer

untuk menghasilkan informasi. Dalam penelitian ini intensitas pemakaian

merupakan seberapa seringkah pemakai menggunakan teknologi komputer untuk

menyajikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan (Tiara, 2019).

Pada penelitian Febriansyah, dkk. (2020) dan Iwamony, dkk. (2020),

intensitas pemakaian memberikan pengaruh positif terhadap kualitas informasi

akuntansi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H₃ : Intensitas pemakaian berpengaruh positif terhadap kualitas informasi

akuntansi.

3.2.4 Pengaruh Kinerja Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kulitas Informasi

Akuntansi

Kinerja merupakan tingkat pelaksanaan suatu sistem dalam mencapai

tujuan yang diharapkan. Kinerja sistem informasi akuntansi merupakan tingkat

kepuasan kerja yang didapat pemakai sistem dalam menggunakan sistem dan dapat

dirasakan manfaat dari sistem yang digunakan oleh penggunanya.

Penelitian Oktaviani (2019), Agustina Dwi Lestari (2019), Nastiti (2019),

Evania, dkk. (2017), dan Putri (2018), menunjukkan bahwa kinerja sistem

informasi akuntansi memiliki pengaruh besar terhadap kualitas informasi


akuntansi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H₄ : Kinerja sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas

informasi akuntansi.

3.2.5 Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Kualitas Informasi Akuntansi

Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh

sumber daya manusia dan bantuan sistem teknologi informasi dengan tujuan untuk

memberikan jaminan dan meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai.

Tanpa adanya pengendalian intern tujuan organisasi akan terasa sulit untuk dicapat

karena tidak adanya pengawasan.

Penelitian Dimei, dkk. (2019), Halim (2019), Kurniawan Purwati (2017),

Ariesta (2018), serta Yulia (2019) menunjukkan bahwa pengendalian intern

berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi. Berdasarkan uraian di

atas, maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H₅ : Pengendalian intern berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi.


DAFTAR PUSTAKA

Chandra, J. B. (2019). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja system

informasi akuntansi pada perusahaan elektronik di Surabaya (Doctoral

dissertation,Widya Mandala Catholic University).

Dimei, R. R., Halimatusadiah, E., & Nurhayati, N. 2019. Pengaruh Teknologi

Informasi dan Penerapan Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi (Survey pada

Bank Umum Syariah di Kota Bandung)

Febriansyah, E., Saputra, P., & Fadrul, F. 2020. Pengaruh Penggunaan Teknologi

Informasi, Keahlian Pemakai, Dan Intensitas Pemakaian Terhadap Kualitas

Informasi Akuntansi Pada Skpd Di Kota Bengkulu. Bilancia: Jurnal Ilmiah

Akuntansi, 4(3), 238-247.

Fitriyani, R., & Lismawati, L. (2018). Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi

Keahlian Pemakaidan Intensitas Pemakaian Terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi(Doctoral dissertation,Universitas Bengkulu).

Halim, G. S. 2019. Pengaruh Kompetensi, Pengendalian Internal, Dan Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi (Studi Pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Kabupaten Bandung

Barat)(Doctoraldissertation, STIE Ekuitas).

Jansen, C. F., Morasa, J., & Wangkar, A. 2018. Pengaruh Penggunaan Teknologi

Informasi dan Keahlian Pemakai terhadap Kualitas Informasi Akuntansi(Studi

Empiris pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan). Going Concern: Jurnal

Riset Akuntansi, 13(03).


Jumaili, Salman. 2005. Kepercayaan Terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru dalam

Evaluasi Kinerja Individual. Kumpulan Materi Simposium Nasional Akuntansi

VIII. Solo,15–16September 2005.

Kurniawan, A., & Purwanti, M. 2017. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kualitas

Sistem Informasi Akuntansi Dan Dampaknya Terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi.

Landau, Siti Nurannisa, Ariesta (2018) 201. Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi

Keahlian Pemakai Dan Intensitas Pemakaian Terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota

Medan.Skripsi.Medan. Universitas Sumatera Utara.

Marota, R.,Lestari,M.A.,& Rahmi,A.2020. Pelatihan Akuntan Kinerja Akuntan Dan

Teknologi Informasi Sebagai Determinan Kualitas Informasi Akuntansi. Jiafe

(Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 6(1), 107 118.

Oktaviana,N.2019, Agustina Dwi Lestari (2019). Pengaruh Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi (Studi Pada Bank Negara

Indonesia(Persero) Tbk. Kantor Cabang Jalan Jendral Sudirman Bandung)

(Doctoral dissertation Fakultas Ekonomi Unpas Bandung).

Pratiwi,F.S.(2018). Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan

(Fraud) Dan Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi Pada Kantor Cabang

Utama PT.Bank Negara Indonesia (Persero) (Doctoral dissertation, Perpustakaan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpas Bandung)


Putri, Melia. 2018. Pengaruh Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dan Struktur

Organisasi Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi pada Lembaga Perkreditan

Desa (LPD) di Kota Denpasar.Skripsi.Universitas Warmadewa.

Sari, K. A. D. P., Suryandari, N. N. A., & Putra, G. B. B. (2021). Pengaruh

Pemanfaatan Teknologi,Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik Pemakai,

Pengalaman Kerja Dan Jabatan Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Kumpulan Hasil Riset Mahasiswa Akuntansi (KHARISMA),3(1), 11-21.

Tiara,S.2019.Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Keahlian Pemakai dan Intensitas

Pemakaian Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi Pada Badan Kepegawaian

Daerah Deli Serdang. Kajian Akuntansi, 20(2), 132-146.

Evania, Taufik dan Hasan (2017), menganalisis tentang pengaruh penggunaan teknologi

informasi, keahlian pemakai, dan intensitas pemakaian terhadap kualitas informasi

akuntansi.

Iwamony, Ahuluheluw dan Engko (2020), pengaruh penggunaan teknologi informasi, dan

keahlian pemakai terhadap kualitas informasi akuntansi. Obyek dalam penelitian

ini adalah seluruh operator SIMDA setiap OPD di pemerintah Kabupaten Maluku

Barat Daya.

Rahmi (2017), pengaruh penggunaan teknologi informasi dan keahlian pemakai terhadap

kualitas informasi akuntansi. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini yaitu, staff

akuntansi dan keuangan yang menggunakan sistem informasi akuntansi pada

perusahaan BUMN di Kota Padang


Nastiti (2019), analisis pengaruh penggunaan teknologi informasi, keahlian pemakai dan

intensitas pemakaian terhadap kualitas informasi akuntansi. Obyek dalam

penelitian ini yaitu, 30 karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Tobasari.

Bali.tribunnews.com diakses pada tanggal 01 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai