Anda di halaman 1dari 73

1

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN MOTIVASI


KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

SKIRPSI

DISUSUN OLEH :

MARKO JUAN PAINE SILALAHI

12160123

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA

2022

1
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi

dibutuhkan seluruh perusahaan maupun instansi pemerintahan saling

berkompetitif untuk mencapai tujuan. Faktor pendukung dalam mencapai

tujuan organisasi adalah kualitas laporan keuangan dengan hasil output yang

baik melalui input dan proses yang baik. (Fahri and Nasution 2021)

Faktor pendukung kualitas laporan keuangan dalam mencapai

tujuan organisasi dibutuhkan sistem informasi. Sistem informasi merupakan

serangkaian prosedur formal pengumpulan data untuk diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada para pengguna. Salah satu dari sistem

informasi adalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). SIA adalah kumpulan

(integritas) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun nonfisik yang

saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk

mengelolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan

menjadi informasi keuangan. (Yanti and Yusuf 2020)

Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber

daya manusia dan cara sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber

daya manusia tidak lepas dari faktor karyawan yang diharapkan dapat

berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Demi


2

tercapainya tujuan organisasi, karyawan memerlukan motivasi untuk

bekerja lebih rajin.

Motivasi kerja karyawan yang tinggi menciptakan kinerja

karyawan yang baik bagi organisasi. Motivasi adalah serangkaian sikap dan

nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik

sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu

yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu untuk

bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan yang

mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan secara internal dan

eksternal yang dapat positif atau negatif untuk mengarahkannya sangat

bergantung kepada ketangguhan pimpinan. (Sarinadi, 2014).

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan. Keberhasilan suatu

perusahaan dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja

karyawan adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh sekelompok orang

dalam satu organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. (Ady

and Wijono 2013)

Kinerja merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh

seseorang dalam mengambil pekerjaan dibandingkan dengan standar kerja

yang telah ditentukan dan disepakati sebelumnya. Sistem informasi

akuntansi menjadi bagian yang sangat penting dalam informasi yang dapat
3

menerima data mentah keuangan dan memprosesnya menjadi suatu

informasi untuk kepentingan baik kepentingan luar dan dalam suatu

organisasi. Sistem informasi akuntansi mempunyai peranan yang penting

dalam kinerja karyawan yakni menyediakan laporan keuangan yang relevan

dan reliabel yang dapat digunakan sebagai bahan informasi serta dasar

untuk pengambilan keputusan. (Hardiyanti, Kapa, and Ismail 2021)

Penggunaan sistem informasi akuntansi yang baik akan sangat

mempengaruhi keberhasilan kinerja karyawan. Manfaat yang diberikan oleh

penggunaan teknologi informasi ialah kecepatan dan pemrosesan informasi.

Penggunaan teknologi informasi akan sangat membantu mempercepat

pemrosesan data transaksi dan tampilan laporan keuangan agar dapat

disajikan secara tepat waktu.

Selain penerapan sistem informasi akuntansi salah satu faktor yang

dapat mendorong meningkatnya produktivitas sumber daya manusia adalah

upaya-upaya peningkatan motivasi kerja yang memadai, seperti pemenuhan

kebutuhan baik yang bersifat eksternal (pemenuhan kebutuhan primer,

pangan, sandang, dan papan serta lingkungan yang memadai) dan kebutuhan

yang bersifat internal (keinginan karyawan untuk menempatkan dirinya

dalam posisi karir yang memuaskan). Salah satu alasan utama seseorang

menjadi karyawan atau bekerja dalam suatu organisasi adalah keinginan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau dengan kata lain

kebutuhan ekonominya dan kebutuhan berprestasi yang mendapat

pengakuan dari masyarakat. Adanya kepastian menerima upah ataupun gaji


4

tersebut secara periodik, berarti ada jaminan “economic security” beserta

keluarga yang menjadi tanggungannya, demikian pula pada perkembangan

karirnya sebagai kebutuhan mengaktualisasi kemampuan dan potensi yang

dimiliki.

Pemberian motivasi kerja eksternal dan internal yang makin baik

dapat mendorong karyawan bekerja dengan makin produktif. Dengan

produktivitas kerja yang tinggi, ongkos karyawan per unit produksi bahkan

akan semakin rendah. Selain itu, pemberian kesempatan kepada setiap

karyawan untuk berkembang, memenuhi kebutuhan-kebutuhannya

berdasarkan kemampuan dan kompetensi individu merupakan bagian

terpenting dari upaya pemberian pemenuhan kebutuhan bagi karyawan,

terutama pada upaya memupuk motivasi kerja karyawan ke arah

produktivitas yang lebih tinggi, sebab dengan adanya pemenuhan kebutuhan

yang sesuai dengan harapan karyawan, terutama imbalan finansial berupa

gaji dan bonus atas prestasi kerja mereka, maka memungkinkan karyawan

berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaannya. (Gardjito, Musadieq, and

Nurtjahjono 2014).

Hal yang dianggap berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah

penggunaan sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja. Penelitian yang

dilakukan oleh Khaerunnissah (2019) terhadap kinerja karyawan pada PT.

Antam bahwa penggunaan sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja

secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Atmojo (2019) terhadap kinerja


5

karyawan pada PT. Gudang Garam bahwa sistem informasi akuntansi dan

motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tentang penggunaan sistem informasi akuntansi

dan motivasi kerja serta penelitian sebelumnya tentang pengaruh terhadap

kinerja karyawan membuat penulis tertarik melaksanakan penelitian lebih

mendalam terkait beragam aspek (faktor) yang bisa mempengaruhi

penggunaan sistem informasi akuntansi. Dalam hal ini, penulis membuat

penelitian berjudul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Supermarket”

1.2 Rumusan Masalah


Bersumber dari pemaparan latar belakang tersebut, adapun rincian

dari permasalahan diatas diantaranya yakni:

1. Apakah Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan di Supermarket Pamella?

2. Apakah Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Supermarket Pamella?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Menganalisis sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan.

2. Menganalisis motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

1.4 Kontribusi Penelitian


Terdapat beberapa poin yang menjadi manfaat dari perolehan hasil

penelitian, diantaranya yakni:


6

1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan khususnya yang terkait dengan bidang ilmu sistem

informasi akuntansi dan bidang ilmu sumber daya manusia..

2. Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

sekaligus sebagai bahan masukan bagi perusahaan terutama dalam

mengembangkan peran sistem informasi akuntansi dan pengembangan

sumber daya manusia untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan

khususnya pada pengambilan keputusan perusahaan.

3. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

pembaca maupun bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian

lanjutan yang relevan dengan variabel sistem informasi akuntansi dan

variabel motivasi kerja karyawan serta pengaruhnya terhadap kinerja

karyawan pada supermarket.

1.5 Batasan Penelitian


Tujuan pembatasan penelitian ini adalah agar ruang lingkup peneliti

tidak luas dan lebih fokus untuk menghindari kesalahan sehingga tidak

menyimpang dari pokok permasalahan serta mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi


2.1.1.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan metode analisis

yang digunakan untuk mengetahui sikap penerimaan pengguna terhadap

hadirnya teknologi. TAM yang dikembangkan oleh Davis (1989) diadopsi

berdasarkan Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Fisben

(1975) merupakan teori tentang tindakan dan persepsi individu terhadap

suatu hal guna menentukan sikap dan minat berperilaku (Wibowo, 2017).

TAM memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan secara parsimoni atas

faktor penentu adopsi dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap

penerimaan teknologi informasi itu sendiri (Davis, 1989). TAM

menambahkan dua persepsi utama ke dalam model TRA yaitu persepsi

kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use) (Davis, Bagozzi, & Warhaw, 1989). Berdasarkan

TAM, menggunakan sistem teknologi dipengaruhi langsung atau tidak

langsung oleh perilaku minat pengguna, sikap pengguna, manfaat

penggunaan sistem, dan kemudahan yang dirasakan dari sistem (Park,

2009).

Technology Acceptance Model menjelaskan bagaimana hubungan

sebab akibat antara keyakinan akan manfaat suatu sistem informasi dan

kemudahan penggunanya dan perilaku, tujuan dan penggunaan aktual dari


8

penggunaan suatu sistem informasi. Model ini menggambarkan bahwa

pengguna sistem informasi akan dipengaruhi oleh variabel manfaat

(usefulness) dan variabel kemudahan pemakaian (ease of use), dimana

keduanya memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang telah teruji

secara empiris. (Wiyati dan Sarja, 2014)

Penggunaan TAM meyakini bahwa penggunaan sistem informasi

akan meningkatkan kinerja individu atau organisasi, disamping itu

penggunaan sistem informasi tergolong lebih mudah dan tidak

memerlukan usaha keras untuk memakainya. TAM adalah model yang

paling banyak digunakan dalam memprediksi penerimaan teknologi

informasi. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan-

penerimaan teknologi informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang

dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya teknologi informasi oleh

pemakai. (Sadiyoko, 2009).

Gambar 1 TAM dalam Penggunaan SIstem Informasi Akuntansi


9

Seperti pada gambar terdapat dimensi-dimensi dalam lingkup TAM,

penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut (Sadiyoko, 2009):

1. Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan keadaan dimana

seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan

kinerjanya.

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use) merupakan

keadaan dimana seseorang dapat percaya bahwa dalam menggunakan

sistem informasi akuntansi tidak diperlukan suatu usaha.

3. Sikap terhadap pengguna (Attitude Towards Using) adalah sikap

seseorang terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi, baik

penerimaan ataupun penolakan dalam menggunakan sistem informasi

akuntansi

4. Minat Perilaku Penggunaan (Behavioural Intention), adalah keadaan

dimana seseorang cenderung tetap menggunakan sistem informasi

akuntansi.

5. Penggunaan Sistem Sesungguhnya (Actual Usage) merupakan keadaan

dimana seseorang benar-benar menggunakan sistem informasi

akuntansi.

2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem adalah kumpulan atau group dari sub sistem/bagian/

komponen apapun baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan

bekerjasama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Hasil

dari pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat disebut informasi.
10

(Khairunnisa, 2018). Menurut Loudon (2013) sebuah data informasi yang

telah dibuat dan juga diolah dengan metode tertentu ke dalam bentuk yang

nantinya akan memiliki arti tertentu bagi manusia sebagai penggunanya.

Pengertian sistem menurut Wing Wahyu (2007) adalah sekumpulan

komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan definisi sistem menurut Mulyadi (2008) adalah sekelompok

unsur yang erat hubungannya satu dengan lainnya, yang berfungsi

bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur,

mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu

organisasi (bisnis maupun non bisnis) kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dengan informasi bisnis tersebut (pengguna informasi).

Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan,

peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi,

tenaga pelaksanaanya dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang

didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang

dibutuhkan manajemen (Gustiyan 2014)

Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk

mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan menyimpan data dan cara-

cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan

melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan” (Krismiaja, 2015). Sistem

informasi akuntansi diperlukan oleh pihak manajemen yang dalam sistem


11

ini direncanakan, dirancang, dipasang, dikelola, dan disempurnakan secara

matang. Sistem informasi akuntansi merupakan dasar untuk mendapatkan

informasi-informasi yang tepat dan cepat. (Syaharman 2020). Sistem

informasi lebih mengarah pada penggunaan teknologi komputer di dalam

sebuah perusahaan. Sistem informasi yang berbasis komputer ini terdiri

dari perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengolah

data menjadi informasi yang berguna.

Definisi tersebut menggambarkan sistem informasi akuntansi

diperlukan data dari formulir-formulir, catatan catatan, dan prosedur-

prosedur serta jenis-jenis alat yang digunakan untuk mengolah data yang

berhubungan operasi dari suatu badan usaha yang bertujuan untuk

menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan yang diperlukan oleh

manajemen untuk mengendalikan operasi perusahaan.

1. Unsur-unsur Sistem informasi akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan suatu langkah untuk

melaksanakan kegiatan perusahaan demi tercapainya suatu tujuan,

dengan ini maka diperlukan beberapa unsur-unsur sistem informasi

akuntansi yang terdiri dari beberapa pokok.

2. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Dengan formulir ini data yang bersangkutan

dengan transaksi yang direkam pertama kali dijadikan dasar dalam

pencatatan.
12

3. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasikan, meringkas data keuangan dan data

lainnya. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data

keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan

peringkasan data, yang hasilnya kemudian di posting ke rekening yang

bersangkutan dalam buku besar perusahaan.

4. Buku Besar

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk

meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

Rekening buku besar ini disatu pihak dipandang sebagai wadah untuk

menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang juga

sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

5. Buku Pembantu

Buku besar pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu

yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu

dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan

akuntansi akhir, yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi

sesudah data akuntansi diringkas dalam rekening buku besar dan buku

pembantu.

6. Laporan Keuangan
13

Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang berupa

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, laporan harga

pokok produksi, laporan biaya pemasaran dan lain sebagainya.

2.1.3.1 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang

diberikan kepada seseorang yang mengacu kepada tanggung jawab

manajemen guna menata secara jelas segala sesuatu yang berkaitan

dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Keberadaaan

sistem informasi membantu ketersediaan informasi yang dibutuhkan

oleh pihak eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan

keuangan yang diminta, demikian pula ketersediaan laporan internal

yang dibutuhkan oleh seluruh jajaran dalam bentuk laporan

pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan.

2. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan informasi yang

berharga bagi pengambilan keputusan manajemen yang diambil oleh

pimpinan sesuai dengan pertanggungjawaban yang ditetapkan.

3. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional

perusahaan sehari-hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi

setiap satuan tugas dalam berbagai level manajemen, sehingga mereka

dapat lebih produktif. (Mardi 2014:3)


14

2.1.4.1 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Azhar Susanto (2017), manfaat dari sistem informasi akuntansi bagi

perusahaan sebagai berikut :

1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat sehingga berdampak

pada kemajuan perusahaan.

2. Meningkatnya efisiensi pada perusahaan sehingga berdampak pada

meningkatnya pendapatan.

3. Meningkatnya kemampuan perusahaan dalam mengambil suatu

keputusan secara bijak.

4. Menambah sharing knowledge perusahaan.

5. Meningkatkan efisiensi kerja pada bagian keuangan perusahaan karena

adanya sistem informasi akuntansi.

6. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

7. Mengurangi biaya produksi dan jasa dalam proses pembuatan produk

perusahaan.

2.1.2 Motivasi Kerja


2.1.2.1 Pengertian Motivasi

Dalam dunia kerja, karyawan harus mempunyai inisiatif semangat

yang tinggi dalam bekerja yang disebut motivasi kerja. Motivasi berasal

dari bahasa latin yaitu movere yang artinya dorongan tau menggerakkan.

Motivasi adalah dorongan dari diri sendiri dan dari orang lain untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi kerja didefinisikan sebagai

kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara


15

perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara,

2017).

Motivasi adalah proses yang berperan pada intensitas, arah, dan

lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran.

(Robbins, 2009). Motivasi terbentuk dari keinginan dalam diri seseorang

yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak

karena suatu alasan untuk mencapai tujuan, sehingga motivasi adalah

sebuah dorongan yang diatur oleh sebuah tujuan dan jarang muncul dalam

kekosongan. Kata kata kebutuhan, keinginan, hasrat, dan dorongan,

semuanya serupa dengan motif yang merupakan asal dari kata motivasi.

(Mathis dan Jackson, 2016)

2.1.2.2 Teori Motivasi Maslow

Teori motivasi maslow adalah teori yang diungkapkan oleh

Abraham Maslow. Inti dari teori maslow adalah kebutuhan manusia

tersusun dalam suatu hierarki. Disebut hierarki karena manusia memenuhi

kebutuhannya secara berjenjang. Manusia akan berusaha memenuhi satu

jenjang kebutuhan terlebih dahulu. Setelah jenjang pertama terpenuhi,

maka manusia akan mencoba memenuhi kebutuhan yang ada di jenjang

berikutnya. Dalam hal ini, terpenuhinya kebutuhan manusia yang tersusun

dari suatu hierarki dalam bentuk piramida dari tertinggi ke rendah yaitu

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja,

kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

(Robbins, 2008)
16

Menurut (Robbins, 2008) menggambarkan dalam sebuah hirarki

dengan 5 kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yaitu:

1. Physiological needs (Kebutuhan fisiologis), meliputi rasa haus, lapar,

berlindung, seksual dan kebutuhan fisik lainnya.

2. Security or safety needs (Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja),

meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.

3. Affiliation or acceptance needs (Kebutuhan sosial), meliputi rasa

kepemilikan, penerimaan, persahabatan dan kasih sayang.

4. Esteem needs (Kebutuhan penghargaan), meliputi penghargaan internal

seperti hormat diri, otonomi dan pencapaiannya serta faktor-faktor

penghargaan eksternal seperti status perhatian dan pengakuan.

5. Needs for self actualization (Kebutuhan aktualisasi diri), dorongan

untuk menjadi seorang sesuai kecakapannya meliputi pencapaian,

pertumbuhan, potensi seseorang dan pemenuhan diri sendiri.


17

Kebutuhan
Aktualisasi
Diri
Kebutuhan
Penghargaan

Kebutuhan SosiaL

Kebutuhan Keamanan dan


Keselamatan Kerja

Kebutuhan Fisiologis

Gambar 2 Kebutuhan Hierarki Maslow

Sumber: (Robbins, 2008)

Teori kebutuhan dari bagan hirarki menurut Maslow

mengasumsikan bahwa setiap orang akan berusaha memenuhi kebutuhan

yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilakunya kearah

kebutuhan yang paling tinggi (self actualization). Teori Maslow

menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan karyawan karena

kebutuhan seseorang (karyawan) sangatlah kuat berdampak pada kuatnya

motivasi orang tersebut menggunakan perilaku yang mengarah pada

pemuasan kebutuhannya. Teori kepribadian Maslow dibuat berdasarkan

beberapa asumsi dasar mengenai motivasi. Motivasi biasanya kompleks

atau terdiri dari beberapa hal (motivation is usually complex) yang berarti

bahwa tingkah laku seseorang dapat muncul dari beberapa motivasi yang
18

terpisah. Contohnya: keinginan untuk berhubungan seksual dapat

termotivasi tidak hanya oleh adanya kebutuhan yang berkaitan dengan alat

kelamin, tetapi juga oleh kebutuhan akan kebersamaan, cinta dan harga

diri. Selain itu motivasi untuk melakukan sebuah tingkah laku dapat

disadari maupun tidak disadari oleh orang melakukan. Contohnya motivasi

seorang mahasiswa untuk mendapat nilai tinggi dengan memperoleh

kekuasaan (Feist Jess & Feist Gregory 2010).

Pemenuhan kebutuhan karyawan menciptakan kinerja yang baik

dimana dalam Teori Maslow memberikan penjelasan mutlak tentang

semua perilaku manusia, tetapi lebih kepada suatu pedoman yang sangat

umum bagi manajer untuk memahami bagaimana cara orang-orang

berperilaku. Berikut ini adalah teori dan penerapan hirarki kebutuhan dari

maslow sebagai motivasi manajerial (Saputro, 1995).

1. Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self Actualization

Needs)

Teoritis: Penggunaan pertumbuhan, potensi diri dan pengembangan

diri. Terapan: Menyelesaikan penugasan-penugasan yang sifatnya

menantang, serta melakukan pekerjaan kreatif dan meningkatkan

keterampilan.

2. Kebutuhan harga diri (Esteem Need)

Teoritis: Kedudukan atau status, kepercayaan diri, pengakuan,

reputasi, dan prestasi, apresiasi, penghargaan, dan kehormatan diri.


19

Terapan: Kepuasan, promosi, ego, hadiah, status symbol, pengakuan,

jabatan, “strokes”, penghargaan.

3. Kebutuhan sosial (Social Needs)

Teoritis: Persahabatan, cinta, perasaan memiliki dan diterima oleh

kelompok, kekeluargaan, dan asosiasi.

Terapan: Kelompok kerja formal dan informal, kegiatan-kegiatan yang

disponsori oleh perusahaan, Event atau acara tertentu.

4. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (Safety and Security Needs)

Teoritis: Perlindungan dan stabilitas.

Terapan: Pengembangan pegawai, kondisi kerja yang aman, rencana-

rencana senioritas, serikat kerja, tabungan, uang pesangon, jaminan

pensiun, asuransi, sistem penanganan keluhan.

5. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)

Teoritis: Makan, minum, perumahan, seks, dan istirahat.

Terapan: Ruang istirahat, udara bersih untuk bernafas, air untuk

minum, liburan, cuti, balas jasa dan jaminan sosial, periode istirahat on

the job.

2.1.2.3 Jenis-jenis Motivasi

Terdapat dua jenis motivasi menurut Hasibuan (2014), yaitu sebagai

berikut:
20

1. Motivasi positif bertujuan agar manajer dapat memotivasi bawahan

dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi. Dengan

motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat.

2. Motivasi negatif bertujuan agar manajer memotivasi bawahan dengan

memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaaanya kurang baik.

Dengan motivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka

waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum, tetapi untuk

jangka waktu panjang akan berakibat kurang baik.

2.1.2.4 Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil

atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang manajer, tujuan motivasi

adalah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha

meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang

dipimpinnya. Menurut Sunyoto Danang (2015:198) tujuan motivasi antara

lain: mendorong gairah dan semangat kerja karyawan, meningkatkan

moral dan kepuasan kerja karyawan, meningkatkan produktivitas kerja

karyawan, mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan,

menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik dan meningkatkan

kreativitas dan partisipasi karyawan. Tindakan memotivasi akan lebih

dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta

sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap
21

orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami

benar- benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang

yang akan dimotivasi. Tujuan Manajer dalam memotivasi harus menyadari

bahwa orang akan mau bekerja keras dengan harapan ia akan dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan- keinginannya dari hasil pekerjaannya

Malayu S.P Hasibuan, (2009:97).

2.1.2.5 Prinsip Motivasi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2017), Prinsip untuk analisis masalah

motivasi sebagai berikut:

1. Prilaku berganjaran cenderung akan diulangi

2. Faktor motivasi yang digunakan harus diyakini yang bersangkutan, dan

a. Standar untuk kerjaannya dapat dicapai

b. Ganjaran yang diharapkan memang ada

c. Ganjaran akan memuaskan kebutuhannya

3. Memberi ganjaran atas perilaku yang diinginkan adalah motivasi yang

lebih efektif daripada menghubungkan perilaku yang tidak dikehendaki.

4. Perilaku tertentu lebih “reinforced” apabila ganjaran atau hukuman

bersifat segera dibandingkan dengan yang ditunda.

5. Nilai motivasional dari ganjaran atau hukuman yang diantisipasi akan

lebih tinggi bila sudah pasti akan terjadi dibandingkan dengan yang

masih bersifat kemungkinan.

6. Nilai motivasional dari ganjaran atau hukuman akan lebih tinggi, yang

berakibat pribadi dibandingkan yang organisasi.


22

2.1.2.6 Faktor-faktor Motivasi Kerja

Motivasi merupakan proses psikologi dalam diri seseorang dan sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum, faktor ini dapat muncul

dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Menurut

Wahjosumidjo (2001: 42), faktor yang mempengaruhi motivasi meliputi

faktor internal yang bersumber dari dalam individu dan faktor eksternal

yang bersumber dari luar individu. Faktor internal seperti sikap terhadap

pekerjaan, bakat, minat, kepuasan, pengalaman, dan lain-lain serta faktor

dari luar individu yang bersangkutan seperti pengawasan, gaji, lingkungan

kerja, kepemimpinan. Motivasi sebagai psikologis dalam diri seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun

eksternal (Sutrisno, 2011:116-120). Faktor Eksternal (berasal dari luar diri

karyawan) yang dapat mempengaruhi motivasi tersebut mencakup antara

lain: Lingkungan kerja yang menyenangkan, kompensasi yang memadai,

supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab,

peraturan yang fleksibel. Faktor internal (berasal dari dalam diri

karyawan) yang mempengaruhi pemberian motivasi pada diri seseorang,

antara lain seperti keinginan untuk dapat hidup, keinginan untuk dapat

memiliki, keinginan untuk memperoleh penghargaan, keinginan untuk

memperoleh pengakuan keinginan untuk berkuasa.

Kinerja Karyawan
2.1.2.1 Pengertian
23

Beberapa pengertian kinerja karyawan menurut para ahli seperti

yang dikutip Lawler & Porter (Lawler, E.E. & Porter 2018) kinerja adalah

kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugas. Menurut Mangkunegara

(2017) kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang, baik secara

kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

Lebih lanjut menurut Robbins, Stephen P. Judge (Robbins,

Stephen P. Judge 2017) kinerja adalah hasil akhir dari sebuah aktivitas.

Kinerja juga dapat diartikan sebagai hasil kerja seseorang karyawan yang

telah dicapai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Menjalankan

setiap tanggung jawabnya, karyawan tersebut bekerja sesuai dengan

kriteria yang diterapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Menurut

Mathis et al (Mathis et al. 2017) kinerja adalah suatu hal yang dilakukan

ataupun tidak dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di dalam

perusahaan maupun organisasi.

Kinerja karyawan adalah hasil akhir kerja yang dicapai oleh

karyawan dimana capaian tersebut dilihat secara kualitas serta kuantitas

yang sesuai dengan tanggung jawabnya Sedangkan menurut

Mangkunegara (2017) kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata job

performance yang berarti prestasi yang dicapai oleh seorang karyawan.

Kinerja juga dapat didefinisikan sebagai kesanggupan seseorang ataupun

kelompok dalam melakukan pekerjaan dengan tanggung jawab yang telah


24

diberikan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan (Saputri and Zakiy

2021).

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Amirullah (2015:235) menyatakan bahwa “pengukuran

kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam proses perencanaan,

pengendalian, dan proses transaksional seperti merger, akuisisi, dan misi

saham. Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya personel dalam

suatu organisasi dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja. Pada

hakekatnya penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap

penampilan kerja personel dengan membandingkan antara penampilan

kerja dengan standar baku penampilan kerja (Mangkunegara, 2017).

Dalam Wibowo (2017:192) Harvad (2002:79) menyatakan bahwa

“meningkatkan bahwa orang sering sekali lupa untuk membicarakan untuk

apa sebenarnya performance appraisal. Menurut wibowo (2017:43)

menyatakan bahwa “tujuan kinerja adalah tentang arah secara umum

sifatnya luas, tanpa batasan waktu dan tidak berkaitan dengan prestasi

tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Lebih lanjut menurut Mangkunegara (2017), tujuan evaluasi kinerja

adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui

peningkatan kinerja dari SDM organisasi adalah sebagai berikut:


25

a. Meningkatkan saling pengertian antara pegawai tentang persyaratan

kinerja.

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang pegawai, sehingga mereka

termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya

berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.

c. Memberikan peluang kepada pegawai untuk mendiskusikan keinginan

dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau

terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.

d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan,

sehingga pegawai termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan

potensinya.

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai

dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diktat dan kemudian

menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

Secara umum, tujuan pengukuran kinerja sektor publik adalah

mengkomunikasikan strategi secara lebih mantap, mengukur kinerja

finansial dan non finansial secara berimbang, sehingga dapat ditelusuri

perkembangan pencapaian strategi, mengakomodasi pemahaman

kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk

mencapai goal congruence dan sebagai alat untuk mencapai kepuasan

berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif rasional

(Mangkunegara, 2017).
26

2.1.2.3 Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Moeheriono (2014) pada umumnya, ukuran indikator

kinerja dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori berikut:

1. Efektif

Indikator ini mengukur derajat kesesuaian output yang dihasilkan

dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.

2. Efisien

Indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses menghasilkan

output dengan menggunakan biaya serendah mungkin.

3. Kualitas

Indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau

jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen.

4. Ketepatan waktu

Indikator ini mengukur apakah pekerjaan telah diselesaikan secara benar

dan tepat waktu.

5. Produktivitas

Indikator ini mengukur tingkat produktivitas suatu organisasi.

6. Keselamatan

Indikator ini mengukur kesehatan organisasi secara keseluruhan serta

lingkungan kerja para pegawainya ditinjau dari aspek keselamatan.

Penilaian kinerja adalah sistem formal secara berkala yang

digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas-

tugasnya. Sedangkan indikator yang mempengaruhi kinerja karyawan

adalah tingkat kedisiplinan yang dapat dilihat dari tingkat kehadiran,

perilaku karyawan yang mencerminkan jujur atau tidaknya, mogok kerja,


27

dan melakukan suatu hal kegiatan diluar tempat bekerja seperti melakukan

tindakan kriminal (Robbins, Stephen P. Judge 2017). Hal tersebut dapat

dijadikan patokan untuk menilai kinerja karyawan dan dapat dijadikan

patokan dalam mencapai target yang diberikan kepada karyawan.

Terdapat dimensi pendukung suatu kinerja karyawan, yaitu :

1. Kualitas dapat dilihat dari berapa banyak jumlah kesalahan, tingkat

kerusakan, dan kecermatan bekerja. Faktor kualitas ini bisa dilihat dari

hasil kerjanya.

2. Kuantitas dapat dilihat dari melaksanakan pekerjaannya, karena hal ini

melihat pada hasil target kerja yang dicapai, seberapa besar hasil yang

dihasilkan oleh seorang karyawan.

3. Penggunaan waktu dalam bekerja yaitu efektif kinerja karyawan dapat

dilihat dari sebesar persentase jumlah kehadiran dalam bekerja,

keterlambatan kedatangan kerja, dan seberapa besar jumlah waktu

yang tidak digunakan dalam bekerja.

4. Kerja sama yaitu karyawan dalam bekerja membutuhkan kerja sama

satu sama lain untuk mempermudah pekerjaan agar lebih cepat selesai.

Untuk mengukur kinerja karyawan dapat menggunakan beberapa

indikator mengenai kriteria kinerja yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan

waktu, efektivitas biaya, kebutuhan untuk pengawasan, dan hubungan

antar perseorangan. Indikator inilah yang menjadi patokan dalam

mengukur kinerja karyawan.

Adapun penjelasan dari Kasmir (2019), masing-masing dimensi di

atas sebagai berikut:


28

1. Kualitas

Kualitas adalah tingkatan dimana proses atau hasil dari penyelesaian

suatu kegiatan mendekati titik kesempurnaan. Makin sempurna suatu

produk, maka kinerja semakin baik. Sebaliknya jika kualitas pekerjaan

yang dihasilkan rendah, maka kinerjanya juga makin rendah.

Praktiknya kualitas pekerjaan dapat dilihat dalam nilai tertentu.

2. Kuantitas (jumlah)

Kuantitas adalah produksi yang dihasilkan dan dapat ditunjukkan dalam

bentuk satuan mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus kegiatan yang

diselesaikan. Biasanya untuk pekerjaan tertentu yang sudah ditentukan

kuantitas yang dicapai.

3. Waktu (jangka waktu)

Jenis pekerjaan tertentu diberikan batas waktu dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Jika melanggar atau tidak memenuhi ketentuan waktu

tersebut dapat dianggap kinerjanya kurang baik, demikian sebaliknya.

4. Penekanan Biaya

Biaya yang dikeluarkan dalam setiap aktivitas perusahaan sudah

dianggarkan sebelum aktivitas dijalankan. Biaya yang sudah

dianggarkan tersebut sebagai acuan agar tidak melebihi dari yang sudah

dianggarkan. Pengeluaran biaya yang melebihi anggaran yang telah

ditentukan dapat terjadinya pemborosan. Akibatnya berdampak pada

kinerjanya yang dianggap kurang baik, demikian sebaliknya.

5. Pengawas
29

Seluruh jenis pekerjaan perlu melakukan pengawasan terhadap

pekerjaan yang sedang dilakukan. Situasi dan kondisi selalu berubah

dari keadaan yang baik menjadi tidak baik ataupun sebaliknya. Maka

setiap aktivitas pekerjaan memerlukan pengawasan sehingga tidak

melenceng dari yang telah ditentukan. Adanya pengawasan di dalam

setiap pekerjaan akan menghasilkan kinerja yang baik. Melakukan

pengawasan karyawan dapat membuat karyawan lebih bertanggung

jawab terhadap pekerjaannya sehingga jika terjadi penyimpangan akan

mempermudah dalam melakukan koreksi dan melakukan perbaikan

secepatnya. Artinya pengawasan sangat diperlukan dalam

mengendalikan aktivitas karyawan agar tidak menyimpang dari yang

sudah ditentukan.

6. Hubungan antar karyawan

Hubungan ini dapat diartikan sebagai hubungan antar perseorangan.

Hubungan ini juga dapat diukur, apakah seorang karyawan mampu

dalam mengembangkan perasaan saling menghargai, niat yang baik,

dan kerja sama antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.

Hubungan antar perseorangan juga dapat menciptakan suasana yang

nyaman dan kerja sama yang akan memungkinkan satu sama lain saling

mendukung untuk menghasilkan aktivitas pekerjaan yang lebih baik.

Hubungan antar karyawan merupakan perilaku kerja yang dihasilkan

oleh seorang karyawan.


30

Sedangkan Yilmas (2019) Mengidentifikasi indikator dari kinerja

karyawan dalam mengukur kinerja karyawan, yaitu :

1. Memenuhi standar kinerja

2. Melampaui tujuan kinerja

3. Menyelesaikan tugas tepat waktu

4. Merespon masalah dengan cepat

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian

penilaian kinerja, terdapat benang merah yang dapat digunakan untuk

menarik kesimpulan yaitu bahwa penilaian kinerja adalah sistem

penilaian secara berkala terhadap kinerja karyawan yang mendukung

kesuksesan organisasi atau yang terkait dengan pelaksanaan tugas.

Proses penilaian yang dilakukan dengan membandingkan kinerja

karyawan terhadap standar yang telah ditetapkan atau membandingkan

kinerja antar karyawan yang memiliki kesamaan tanggung jawab.

2.1.2.4 Faktor-faktor Kinerja Karyawan

Pada praktiknya tidak selamanya kinerja karyawan dalam kondisi

seperti yang diharapkan dengan baik oleh karyawan itu sendiri ataupun

organisasi. Adanya kendala yang mempengaruhi kinerja baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu, seorang pemimpin harus terlebih

dahulu mengkaji faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawannya

(Kasmir 2019). Menurut Edison, Anwar, Komariyah yang berjudul

Manajemen Sumber Daya Manusia (2018:202) menyatakan “faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah kinerja yang sangat dipengaruhi dari


31

variabel terikat dan variabel bebas, seperti kepemimpinan, budaya

organisasi, kompensasi, komitmen dan kompetensi. Menurut Sopiah,

Sangadji yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik

(2018:352) Amstrong (1998) menyatakan “kinerja tidak terjadi dengan

sendirinya. Faktor yang mempengaruhi kinerja bukan saja dari seorang

pegawai. Bisa saja yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai adalah

gaya kepemimpinan, motivasi yang diberikan, budaya organisasi.

Menurut Yilmas (Yilmas 2019) indikator yang digunakan untuk mengukur

kinerja karyawan ada enam, yaitu:

1. Personal factors (tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki,

motivasi, dan komitmen individu) Kuantitas Jumlah.

2. Leadership factor (kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang

dilakukan manajer dan team leader).

3. Team factors (kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja).

4. System factors (adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan

organisasi).

5. Situational factors (tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan

internal dan eksternal).(Mangkunegara 2010:67)

Sedangkan menurut Abdullah yang dikutip oleh Kasmir (Kasmir 2019)

bahwa faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai ukuran kinerja bagi seorang

manajer untuk dapat menilai kinerja dari karyawannya harus relevan,

signifikan, dan komprehensif. Dilihat dari klasifikasinya, kinerja dapat

dikelompokkan sebagai berikut:


32

1. Produktivitas: Berhubungan dengan input dan output, seperti output yang

dihasilkan oleh karyawan terhadap jumlah produk yang akan dihasilkan

dari proses produksi dalam waktu tertentu.

2. Kualitas: Ukuran yang sifatnya internal. Contohnya susut, jumlah produk

yang ditolak, jumlah produk yang cacat maupun ukuran yang sifatnya

eksternal seperti tingkat kepuasan pelanggan dan penilaian frekuensi

pemesanan pelanggan.

3. Ketepatan waktu: Persentase pesanan yang ditetapkan dan sesuai dengan

yang telah dijanjikan. Ukuran ketepatan waktu di dalam mengukur apakah

orang melakukan apa yang akan dilakukan.

4. Cycle time: Jumlah waktu yang diperlukan untuk maju dari satu titik ke

titik lain dalam suatu proses. Pengukuran cycle time mengukur berapa

lama sesuatu pekerjaan itu dilakukan, seperti berapa lama waktu rata-rata

yang diperlukan dari mulai pelanggan melakukan pemesanan sampai

pelanggan menerima pesanannya.

5. Pemanfaatan sumber daya: Pengukuran penggunaan kapasitas peralatan,

mesin-mesin, dan lain lain

6. Biaya: Biaya yang dihitung berdasarkan kebutuhan sehingga dapat

mengetahui yang diperlukan keseluruhannya. Perusahaan hanya

mengetahui perhitungan yang menyeluruh tanpa mengetahui rinciannya

satu persatu oleh karyawannya.


33

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian yang akan dilakukan tentang pengaruh sistem informasi

akuntansi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Beberapa temuan

penelitian terdahulu terkait dengan pengaruh sistem informasi akuntansi dan

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan adalah sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan Amaliah Khaerunnisah (2019) meneliti

tentang pengaruh sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan pada PT. Antam Tbk. Hasil penelitian diperoleh sistem

informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan bahwa semakin baik penerapan sistem informasi akuntansi

perusahaan akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Sistem

Informasi yang dijalankan meningkatkan efisiensi dan mempermudah dalam

menyelesaikan pekerjaan, data yang dihasilkan tepat dan akurat, sehingga

meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan. Motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.

ANTAM (Persero) Tbk. Apabila semakin baik motivasi kerja karyawan akan

akan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan, karena berdasarkan

wawancara dan hasil jawaban responden, pimpinan perusahaan sering

memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan.

Hal yang sama pada penelitian yang dilakukan oleh Rezkita Sawitri

(2019) meneliti tentang Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Motivasi

Terhadap Kinerja Individu Pada Hotel Bintang 4 di Kota Pekanbaru. Hasil

penelitian diperoleh bahwa sistem informasi akuntansi dan motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual pada hotel


34

bintang 4 di Pekanbaru. Kemudian penelitian Adin Nugroho Jody Atmojo

(2019) yang meneliti tentang pengaruh sistem informasi akuntansi, motivasi

kerja dan pengendalian internal terhadap kinerja karyawan dengan kapasitas

sumber daya manusia sebagai variabel moderating pada PT. Gudang garam

tbk, Cabang Tarakan. Hasil penelitian diperoleh bahwa sistem informasi

akuntansi, motivasi kerja dan pengendalian internal memberi pengaruh

sebesar 39,4% kepada kinerja karyawan, sedangkan 60,6% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diketahui kemudian meningkat menjadi 64,4% setelah

dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia, sedangkan 35,6%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah hanya pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kinerja

karyawan dan kapasitas sumber daya manusia mempengaruhi hubungan

sistem informasi akuntansi, motivasi kerja dan pengendalian internal terhadap

kinerja karyawan pada PT Gudang Garam Tbk. Cabang Tarakan.

Penelitian yang dilakukan Aulia Putri Lestari (2020) meneliti tentang

pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi, motivasi, budaya organisasi,

spiritualitas terhadap kinerja karyawan pada bank perkreditan rakyat di

Kabupaten Magelang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penerapan Sistem

Informasi Akuntansi, budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Sedangkan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan terhadap kinerja karyawan, dan spiritualitas berpengaruh negatif

terhadap kinerja karyawan.


35

Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Sri Dwiyanti (2021)

meneliti tentang pengaruh penggunaan sistem informasi akuntansi,

pengendalian internal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Bank Sumut kcp pulo Brayan Medan. Hasil pengujian menunjukkan Secara

parsial variabel Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh Negatif dan

signifikan terhadap Kinerja Karyawan di PT. Bank Sumut KCP Pulo Brayan

Medan. Secara parsial variabel Pengendalian Internal berpengaruh Negatif

dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan di PT. Bank Sumut KCP Pulo

Brayan Medan. Secara parsial variabel motivasi berpengaruh Negatif dan

signifikan terhadap Kinerja Karyawan di PT. Bank Sumut KCP Pulo Brayan

Medan.

Lebih lanjut pada penelitian Indriani Rahma Shintia (2021) meneliti

tentang Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Motivasi Kerja Dan

Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan. Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Menunjukan bahwa jika

setiap karyawan menggunakan sistem informasi akuntansi dengan baik maka

akan semakin berpengaruh baik terhadap hasil kinerja karyawan. Motivasi

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Menunjukan bahwa jika setiap karyawan mempunyai motivasi kerja yang

baik maka akan semakin berpengaruh baik terhadap hasil kinerja karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.


36

2.3 Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis

hubungan antara variabel yang akan diteliti. Hal ini merupakan jaringan

hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan

dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses

wawancara, observasi, dan survei literatur.

SISTEM
INFORMASI
AKUNTANSI
(X1)

KINERJA (Y)

MOTIVASI
KERJA (X2)

Berkaitan dengan topik permasalahan Pengaruh Sistem informasi

akuntansi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Swalayan Pamella

untuk mempermudah pemecahan masalah dalam suatu penelitian ini

diperlukan dasar pemikiran, alat ukur atau landasan dari penelitian yang

disintesiskan dari fakta-fakta, observasi ataupun kepustakaan. Oleh karena

itu, kerangka konseptual memuat teori, dalil, atau konsep-konsep dari para

ahli yang dijadikan dasar dalam penelitian. Atas dasar tersebut, peneliti akan
37

menuangkan definisi tentang sistem informasi akuntansi, motivasi kerja,

kinerja serta keterkaitan antar variabel menurut ahli.

Sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto (2013:72) Sistem

informasi akuntansi (SIA) dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi)

dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun nonfisik yang saling

berhubungan dan bekerja satu sama lain secara harmonis untuk mengolah

data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi

keuangan bagi manajemen perusahaan.

2.4 Pengembangan Hipotesis


Menurut Sugiono (2017) hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Sesuai dengan variabel-variabel yang

akan diteliti maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini:

1. Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan di Supermarket

Kepercayaan terhadap sistem informasi akuntansi yang baru dapat

membantu pekerjaan dan dapat mengevaluasi kinerja individu dengan

lebih baik. Kepercayaan terhadap sistem informasi akuntansi sangat

diperlukan bagi para pengguna sistem informasi, sehingga mereka yakin

bahwa sistem informasi yang baru dapat meningkatkan kinerja personal

dari kegiatan yang dilakukan dalam organisasi. Sistem informasi akuntansi

yang dipercaya oleh individu akan memberikan kinerja yang lebih baik

bagi setiap individu. Karyawan merupakan Sumber Daya Manusia yang

berperan penting dalam menjalankan operasional suatu organisasi atau


38

perusahaan, karena tanpa karyawan maka perusahaan tidak akan bisa

menjalankan operasional atau kegiatan secara lancer. Oleh karena itu, hal

utama yang diperlukan perusahaan adalah tingkat kinerja yang dimiliki

karyawan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan semestinya dan

dapat mencapai tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini, kinerja karyawan

ditentukan oleh sistem informasi akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan.

Penelitian Khaerunnisah (2019); Sawitri (2019 dan Atmojo (2019)

menemukan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Astuti

Nandasari dan St. Ramlah (2019) dengan judul “Pengaruh Sistem

Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan”, memiliki hasil

penelitian yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh sistem informasi

akuntansi terhadap kinerja karyawan pada RSUD Labuang Baji.”

Sedangkan penelitian Lestari (2020) sistem informasi akuntansi tidak

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sistem yang berkualitas tinggi

akan mempengaruhi kepercayaan diri pengguna bahwa dengan

menggunakan sistem ini dapat menyelesaikan tugas yang ada dengan lebih

cepat dan mudah. Karena tugas yang relatif mudah dan cepat, diharapkan

kinerja karyawan juga dapat meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas,

peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh sistem informasi akuntansi dan

kinerja karyawan. Berdasarkan konsep dan teori serta penelitian

sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:


39

H1 Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan

2. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Supermarket

Salah satu cara untuk memotivasi kerja para karyawan yaitu

dengan melakukan tindakan yang dapat memicu hasrat karyawan tersebut,

sehingga muncul keinginan untuk bekerja secara maksimal dan pada

dasarnya akan saling menguntungkan kedua belah pihak yaitu bagi

karyawan dan perusahaan. Motivasi adalah dorongan dari diri sendiri dan

dari orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi kerja

didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan

lingkungan kerja (Mangkunegara, 2017). Menurut Kreitner (2014:180),

“komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang

merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan

organisasinya, dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk

melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Komitmen organisasi

adalah identifikasi dan ikatan seseorang pada sebuah organisasi.

Komitmen organisasi merupakan sikap kerja yang penting karena orang-

orang yang memiliki komitmen diharapkan menunjukkan kesediaan untuk

bekerja lebih keras demi mencapai tujuan organisasi dan memiliki hasrat

yang lebih besar untuk tetap bekerja di suatu perusahaan. Seseorang yang

sangat berkomitmen mungkin akan melihat dirinya sebagai anggota sejati

dari sebuah perusahaan, merujuk pada organisasi dalam hal pribadi,


40

mengabaikan sumber ketidakpuasan kecil, dan melihat dirinya tetap

sebagai anggota organisasi. Hal ini akan meningkatkan motivasi kerja

terhadap kinerja karyawan dan mendukung tercapainya tujuan

perusahaan”.

Penelitian Shintia (2021) menemukan bahwa menemukan bahwa

motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sedangkan pada

penelitian Dwiyanti (2021) menemukan bahwa motivasi berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi adalah suatu faktor yang

mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh

karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong

aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor pendorong dari seorang untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta

keinginan orang tersebut. Berdasarkan konsep dan teori serta penelitian

sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2 Motivasi Akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan
41

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian adalah kuantitatif yaitu suatu metode untuk menguji teori-

teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Metode kuantitatif

untuk mendeskripsikan objek penelitian dan variabel penelitian berupa data

deskriptif sedangkan metode verifikatif digunakan untuk mengkaji Sistem

Informasi Akuntansi (X1), Motivasi Kerja (X2) sebagai variabel independen

Kinerja Karyawan (Y) sebagai variabel dependen.(Kiswanto, Pudyaningsih,

and Akramiah 2019)

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono 2016)

Populasi penelitian ini adalah karyawan supermarket Pamella.

3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif.

Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik penarikan nonprobability sampling design artinya pada

saat pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak pada tiap anggota

populasinya guna dijadikan sampel. Suatu objek/subjek secara keseluruhan

yang memiliki mutu (kualitas) serta ciri khas (karakteristik) spesifik dimana
42

telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum nantinya akan diteliti

serta diuji, dengan demikian peneliti bisa mengambil kesimpulan dari

penelitiannya tersebut yang mana merupakan definisi dari populasi. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan karyawan sebagai populasi.. (Sugiyono

2016:135–36)

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data


Adapun jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Kualitatif yaitu data atau informasi yang diperoleh dari dalam

perusahaan baik secara lisan maupun tulisan.

2. Data Kuantitatif yaitu data atau informasi yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara. Data sekunder tersusun dalam arsip

yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

3.3.2 Sumber Data


Sumber data yang dikumpulkan penulis dapat dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu:

1. Data primer data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara

langsung terhadap responden yang dalam hal ini karyawan.

2. Data sekunder data yang diperoleh dari dokumen-dokumen serta arsip-

arsip yang ada diperusahaan tersebut dan hasil penelitian kepustakaan dan

dari instansi lainnya yang terkait.


43

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel adalah suatu atribut atau dari orang, objek, sifat, atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah

lingkungan kerja dan stres kerja. (Sugiyono 2017) Setiap variabel dijelaskan

sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Independen (X)


Sistem Informasi Akuntansi (X1)

Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan kumpulan atau grup

dari sub/bagian/komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling

berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk

mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi

informasi keuangan (Susanto 2015). Dalam penelitian ini penulis

menggunakan instrumen yang digunakan oleh Novalia (2012) cara

pengukurannya adalah memberikan pertanyaan kepada responden dan

kemudian diminta untuk memberikan jawaban-jawaban “sangat tidak setuju” ,

“tidak setuju” , “netral” , “setuju” , “ sangat setuju”, jawaban-jawaban diberi

skor 1-5.

Motivasi Kerja (X2)

Pendapat Edwin B. Flippo dalam Hasibuan (2010), motivasi adalah suatu

keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara

berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus

tercapai.Dalam merancang dan mengembangkan sistem akuntansi, analisis


44

dan perancangan sistem sebaiknya memperhatikan dua konsep psikologis

yaitu konsep motivasi dan konsep belajar. Karena perilaku manusia

ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Motivasi yang ada pada

seseorang akan mewujudkan perilaku yang diarahkan pada tujuan untuk

mencapai sasaran kepuasan. Oleh karena itu, motivasi bukanlah sesuatu yang

diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya suatu perilaku yang dilihat

dan kinerjanya. Dengan instrumen yang digunakan oleh Deni Novalia (2011),

respon dari responden diukur dengan skala likert 1-5. Cara pengukurannya

adalah dengan memberikan pertanyaan kepada responden dan kemudian

diminta untuk memberikan jawaban-jawaban “sangat tidak setuju”, “tidak

setuju” , “netral” , “setuju”, “sangat tidak setuju”, jawaban-jawaban ini diberi

skor 1-5.

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Independen (X)

Variabel Indikator Keterangan


1. Kemanfaatan Informasi yang dihasilkan
oleh sistem harus membantu
manajemen dan para
pemakai
dalam pembuatan keputusan
2. Ekonomis Manfaat sistem harus
melebihi
pengorbanannya.
3. Daya andal Sistem harus memproses data
Sistem
secara akurat dan lengkap.
Informasi
Akuntansi 4. Ketersediaan Para pemakai harus
(X1) dapat mengakses
(Azhar, 2013) data senyaman
mungkin, kapan saja
pemakai menginginkannya.
5. Ketepatan waktu Informasi penting harus
dihasilkan lebih dahulu,
kemudian baru informasi
45

lainnya.
6. Servis pelanggan Servis yang
memuaskan
kepada pelanggan
harus diberikan.
7. Kapasitas Kapasitas sistem harus
mampu menangani kegiatan
pada periode sibuk
dan
pertumbuhan dimasa
mendatang.
8. Praktis Sistem harus
mudah
digunakan.
9. Fleksibilitas Sistem harus mengakomodasi
perubahan-perubahan

yang terjadi di lingkungan


sistem.
10. Daya telusur Sistem harus mudah
dipahami oleh para pemakai
dan perancang, dan
memudahkan penyelesaian
persoalan serta
pengembangan sistem di
masa
Mendatang
11. Daya audit Daya audit harus ada
dan melekat pada
sistem sejak awal
pembuatannya.
12. Keamanan Hanya personil yang berhak
saja yang dapat mengakses
atau diizinkan mengubah
data
sistem.

Variabel Indikator Keterangan


1. Kebutuhan fisik Ditunjukkan dengan:
pemberian gaji yang layak
kepada pegawai, pemberian
bonus, uang makan, uang
transport, fasilitas
perumahan
46

dan lain sebagainya


2. Kebutuhan rasa aman Ditunjukkan dengan: fasilitas
Motivasi (X2),
dan keselamatan keamanan dan keselamatan
(Robbins, 2008)
kerja yang diantaranya
seperti adanya jaminan sosial
tenaga kerja, dana pensiun,
tunjangan kesehatan,

asuransi
kecelakaan, dan
perlengkapan keselamatan
lainnya.
3. Kebutuhan social Melakukan interaksi dengan
orang lain yang diantaranya
dengan menjalin hubungan
kerja yang harmonis,
kebutuhan untuk diterima
dalam kelompok dan
kebutuhan untuk mencintai
dan
dicintai.
4. Kebutuhan Pengakuan kebutuhan dan
penghargaan
akan penghargaan
berdasarkan kemampuannya,

untuk
dihormati dan dihargai
karyawan lain dan pimpinan
terhadap prestasi kerjanya.
5. Kebutuhan Sifat pekerjaan yang menarik
perwujudan dan menantang, dimana
diri karyawan tersebut akan
mengerahkan

kecakapan, kemampuan,
keterampilan dan potensinya.
Dalam pemenuhan
kebutuhan ini dapat
dilakukan oleh perusahaan
dengan menyelenggarakan
pendidikan
dan pelatihan.
47

3.4.2 Variabel Dependen (Y)


Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja

individu. Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan

melalui perencanaan strategis suatu organisasi. (Moeheriono 2014)

Dalam rangka persaingan yang ketat perusahaan harus memiliki sumber

daya yang tangguh. Sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan

perusahaan tidak dapat dilihat sebagai sebagian yang berdiri sendiri, tetapi

harus dilihat dari satu kesatuan yang tangguh membentuk sinergi. Dalam hal

ini peran kerja sumber daya manusia sangat menentukan. Betapa majunya

teknologi perkembangan informasi, tersedianya modal dan bahan yang

memadai, jika tanpa kinerja sumber daya manusia maka akan sulit bagi

perusahaan untuk mencapai tujuannya. Instrumen yang digunakan untuk

mengukur kinerja individu terdiri dari 6 item yang dikembangkan oleh Deni

Novalia (2011). Skala likert 1-5 digunakan untuk mengukur respon dari

responden. Cara pengukurnya adalah dengan memberikan pertanyaan kepada

responden dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban “sangat tidak

setuju”, “tidak setuju”, “netral”, “setuju”, “sangat tidak setuju”, “sangat

setuju”, jawaban-jawaban ini diberi skor 1-5.


48

Tabel 3. 2 Operasionalisasi Variabel Dependen (Y)

Variab Indikator Keterangan


el
1. Efektif Mengukur derajat
kesesuaian yang dihasilkan
dalam mencapai sesuatu yang
Kinerja Karyawan (Y), diinginkan.
(Moeheriono, 2014) 2. Efisien Mengukur derajat kesesuaian
proses, Menghasilkan output
dengan menggunakan
biaya serendah mungkin.
3. Kualitas Mengukur derajat kesesuaian
antara kualitas produk atau
jasa yang dihasilkan
dengan
kebutuhan dan harapan
konsumen.
4. Ketepatan waktu Mengukur apakah pekerjaan
telah diselesaikan secara
benar dan tepat waktu.

5. Produktivitas Mengukur tingkat


efektivitas suatu organisasi.

6. Keselamatan Mengukur kesehatan


organisasi keseluruhan serta
lingkungan kerja para
49

karyawan ditinjau
dari aspek kesehatan.

3.5 Pengukuran Variabel


Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. (Situmorang 2008:hal. 121).

Penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia,

kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang

ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran

untuk variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Instrumen Skala Likert

No Item Instrument Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Kurang Setuju (KS) 2

5 Tidak Setuju (TS) 1

3.6 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis


Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengantar langsung

kuesioner ke alamat responden untuk diisi kuisionernya, demikian pula

pengembalian dijemput sendiri sesuai dengan janji yang ditentukan

sebelumnya.
50

3.6.1 Uji Validitas


Uji validitas merupakan instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur data itu valid. Teknik yang

digunakan untuk mengukur validitas pernyataan adalah Correlation Product

Moment dengan cara mengkorelasikan masing-masing pernyataan kuesioner

dan membandingkan rtabel dengan rhitung, diolah menggunakan program SPSS

23 dengan kriteria sebagai berikut :

Rumus Correlation Product Moment

Dimana :

R : korelasi antara variabel X dan Y

N : jumlah responden

X : jumlah skor item

Y : jumlah skor total seluruh item

3.6.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana pengukuran tersebut konsisten bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Hasil penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu

yang berbeda, instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila


51

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan

menghasilkan data yang sama, uji reliabilitas kuesioner menggunakan

prosedur yang sama dengan uji validitas. Uji reliabilitas dalam penelitian

ini menggunakan Alpha Croanbachs. Pengelolaan menggunakan program

SPSS 23 dengan membandingkan Alpha dengan interpretasi nilai r.

(Sugiyono 2016:121).

3.6.3 Uji Hipotesis


3.6.3.1 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ialah analisis yang dilakukan untuk menentukan keputusan

turun atau naiknya variabel terikat dapat dilakukan dengan melihat melalui

peningkatan variabel bebas atau tidak. Variabel independen dengan variabel

dependen memiliki hubungan fungsional ataupun kausal yang menjadi dasar

dari regresi sederhana. Untuk memprediksi perubahan nilai variabel dependen

dapat dilakukan dengan mempergunakan analisis regresi ini. (Ismail and

Yusuf 2021) Dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana

berikut:

Y = a+b1+x1+b1+x2

Keterangan:

Y : Kinerja Karyawan
52

X2 : Motivasi Kerja

X1 : Sistem Informasi Akuntansi

b1,b2 : Koefisien Regresi

3.6.4 Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinan (Adjusted R2) digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh kemampuan sebuah variabel variasi dalam menerangkan variabel

dependen. Menurut (Ghozali, 2011) Uji koefisien determinasi (R2) digunakan

untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan pengaruh secara serentak pada

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi dapat

dilihat dari nilai adjusted R2 dimana untuk menginterpretasikan besarnya nilai

koefisien determinasi hari diubah dalam bentuk persentase. Range nilainya berada

diantara 0 hingga 1. Apabila nilai adjusted R2 kecil (mendekati nol) maka

kemampuan variabel-variabel independen dalam menerangkan variasi variabel

dependennya sangatlah terbatas, dan sebaliknya apabila nilai adjusted R2 besar

(mendekati satu) maka model regresi dianggap semakin baik, karena variabel

independen yang telah dipakai dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel

dependennya.

3.6.5 Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang

digunakan dalam model regresi secara simultan yang mampu menjelaskan

variabel terikatnya. Kriteria keputusannya sebagai berikut:


53

1. Apabila F hitung> F tabel atau F statistic< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

bebas terhadap variable terikat.

2. Apabila F hitung < F tabel atau F statistic> 0,05 maka Ha ditolak dan H0

diterima, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat

3.6.6 Uji T
Untuk menguji apakah variabel dependen berpengaruh signifikan oleh

variabel dependen secara parsial dapat menggunakan uji statistik t. Pengujian

pada riset ini menggunakan level signifikansi dengan acuan α = 0.05 (5%).

(Ghozali 2018)

Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel:

1. Apabila t hitung> t tabel atau t statistic< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

berarti terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Apabila t hitung< t tabel atau t statistik> 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima,

berarti tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel

terikat.
54

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Responden


Dari hasil kuesioner diperoleh karakteristik responden sebagai
berikut
Tabel 4. 1 Profil Responden

Keterangan Jumlah Persentase


Jenis Kelamin
- Laki-laki 47 37.9%
- Perempuan 77 62.1%
Jumlah 124 100%
Usia
- < 25 Tahun 9 7.3%
- 26-35 Tahun 75 60.5%
- >35 Tahun 40 32.3%
Jumlah 124 100%
Pendidikan Terakhir
- SMP 5 4.0%
- SMA 46 37.1%
- Diploma/Akademi 47 37.9%
- Strata 1 26 21. %
Jumlah 124 100%
Masa Kerja
- 1 Tahun 15 12.1%
- ≥ 1 tahun - 5 tahun 78 62.9%
- ≥ 5 Tahun 31 25.0%
Jumlah 124 100%
Sumber: data primer yang diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden berjenis kelamin Perempuan sebanyak 77 responden atau

62.1% sedangkan responden laki-laki sebanyak 47 responden atau

62.1%. Usia responden mayoritas berusia 26-35 Tahun sebanyak 75

responden atau 60.5%. Pendidikan responden mayoritas responden


55

berpendidikan Diploma/Akademi sebanyak 47 responden

atau 37.9%. Sedangkan masa kerja responden

mayoritas ≥ 1 tahun - 5 tahun sebanyak 7

responden atau 62.9%

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian


a. Deskripsi Data Berdasarkan Sistem Informasi Akuntansi (X1)

Tanggapan responden berdasarkan Sistem Informasi Akuntansi (X1)

dapat ditunjukkan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4. 2 Kepuasan Pelanggan

No Pernyataan Jawaban
. SS S N TS STS Jumlah
1 Perusahaan saya memiliki 103 15 6 0 0 124
kelengkapan perangkat keras
(hardware) seperti komputer,
monitor, keyboard dan lainnya 83.1% 12.1% 4.8% 0% 0% 100%
yang digunakan untuk
menangkap, menyimpan, dan
mengolah data dengan cepat.

2 Perusahaan saya memiliki 92 32 0 0 0 124


sistem dimana data-data
transaksi penjualan/pembelian
manual disalin ke dokumen atau 74.2% 25.8% 0% 0% 0% 100%
media lainnya supaya dokumen
lebih terstruktur.

3 Perusahaan saya memiliki 84 35 84 0 0 124


sistem yang dapat mengurutkan
dokumen berdasarkan
penomoran urut serta dapat 67.7% 28.2% 67.7% 0% 0% 100%
mengklasifikasikan data
berdasarkan karakteristiknya.
56

4 Sistem penyimpanan dokumen 96 23 5 0 0 124


di perusahaan saya cukup
terstruktur dan membuat
pekerjaan saya cepat 77.4% 18.5% 4% 0% 0% 100%
terselesaikan.

5 Perusahaan saya memiliki 84 35 84 0 0 124


kelengkapan perangkat lunak
(software) dasar seperti
Microsoft word, excel dan 67.7% 28.2% 67.7% 0% 0% 100%
lainnya untuk mengolah data-
data keuangan dasar menjadi
informasi yang dibutuhkan.

6 Perusahaan saya memiliki 96 23 5 0 0 124


program atau aplikasi
akuntansi/keuangan/persediaan
barang dagang yang mendukung 77.4% 18.5% 4% 0% 0% 100%
proses pembuatan laporan
keuangan.

7 Perusahaan saya memiliki 82 42 0 0 0 124


sistem pencatatan
akuntansi/keuangan/persediaan
yang terstruktur yang disahkan 66.1% 33.9% 0% 0% 0% 100%
dan diperiksa datanya untuk
memastikan ketepatan
informasi, perhitungan, serta
kelengkapan bukti-bukti
pendukungnya.

8 Tersedianya kelengkapan 95 29 0 0 0 124


jaringan internet untuk
pemanfaatan sistem informasi
akuntansi pada perusahaan 76.6% 23.4% 0% 0% 0% 100%
sebagai penghubung antar unit
kerja dalam pengiriman data
maupun informasi yang
dibutuhkan.

9 Perusahaan saya memiliki 95 29 0 0 0 124


mekanisme pengendalian
internal yang baik dan
pembagian tugas yang objektif 76.6% 23.4% 0% 0% 0% 100%
sehingga menurunkan potensi
kecurangan atau
penyalahgunaan wewenang
57

yang merugikan perusahaan


secara finansial.
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden menjawab pada pernyataan Perusahaan saya memiliki

kelengkapan perangkat keras (hardware) seperti komputer, monitor,

keyboard dan lainnya yang digunakan untuk menangkap, menyimpan, dan

mengolah data dengan cepat dengan jawaban masing-masing sangat setuju

sebanyak 103 responden atau 83.1%.

b. Tanggapan Responden Berdasarkan Motivasi Kerja (X2)

Tanggapan responden berdasarkan Motivasi Kerja (X2) dapat

ditunjukkan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4. 3 Motivasi Kerja (X2)

Jawaban
No. Pernyataan ST
SS S N TS Jumlah
S
1 Bekerja pada perusahaan ini 84 35 84 0 0 124
membuat saya lebih 67.7% 28.2% 67.7% 0% 0% 100%
mengaktualisasikan bakat dan
kemampuan saya

2 Hubungan kerja antara atasan 96 23 5 0 0 124


dan bawahan terjalin dengan 77.4% 18.5% 4% 0% 0% 100%
baik.

3 Atasan memberikan pelatihan- 84 35 84 0 0 124


pelatihan kepada karyawan 67.7% 28.2% 67.7% 0% 0% 100%
untuk meningkatkan
kemampuan yang dimiliki
karyawan.

4 Pemberian penghargaan bagi 96 23 5 0 0 124


karyawan yang berprestasi akan 77.4% 18.5% 4% 0% 0% 100%
memberikan motivasi kepada
58

karyawan.

5 Dalam menyelesaikan masalah 82 42 0 0 0 124


atasan bertindak bijaksana. 66.1% 33.9% 0% 0% 0% 100%

6 Hubungan serta kerja sama antar 95 29 0 0 0 124


rekan kerja terjalin dengan baik. 76.6% 23.4% 0% 0% 0% 100%
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat diketahui bahwa

mayoritas responden menjawab pada pernyataan hubungan kerja

antara atasan dan bawahan terjalin dengan baik dan pemberian

penghargaan bagi karyawan yang berprestasi akan memberikan

motivasi kepada karyawan dengan jawaban masing-masing sangat

setuju sebanyak 96 responden atau 77.4%

c. Tanggapan Responden Berdasarkan Kinerja Karyawan (Y)

Tanggapan responden berdasarkan Kinerja Karyawan (Y) dapat

ditunjukkan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4. 4 Kinerja Karyawan (Y)

No. Indikator Jawaban


SS S N TS STS Jumlah
1 Saya mampu menyelesaikan 92 27 5 0 0 124
pekerjaan sesuai dengan target 74.2% 21.8% 4% 0% 0% 100%
yang ditetapkan perusahaan.
2 Saya selalu berusaha 115 9 0 0 0 124
92.7% 7.3% 0% 0% 0% 100%
meningkatkan ketelitian saya
dalam pekerjaan.
3 Atasan sering meminta saya 78 17 24 5 0 124
untuk memberikan dukungan 62.9 % 13.7% 19.4% 4% 0% 100%
ide-ide sebagai pendukung
pengambilan keputusan.
4 Saya mampu mencapai standar 84 35 84 0 0 124
kinerja yang diterapkan 67.7% 28.2% 67.7 0% 0% 100%
perusahaan %
5 Saya mampu menyelesaikan 96 23 5 0 0 124
59

pekerjaan tepat waktu sesuai 77.4% 18.5% 4% 0% 0% 100%


standar kinerja.
6 Saya bertanggung jawab atas 92 32 0 0 0 124
tugas wewenang yang diberikan 74.2% 25.8% 0% 0% 0% 100%
kepada saya.
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat diketahui bahwa

mayoritas responden menjawab pada pernyataan saya selalu

berusaha meningkatkan ketelitian saya dalam pekerjaan dengan

jawaban sangat setuju sebanyak 115 responden atau 92.7%.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.2.1 Uji Validitas


Sebelum uji inti penelitian dalam penelitian ini akan diuji

sebanyak 124 responden. Adapun dengan rumus n-2 seperti dibawah

ini:

1. Uji validitas Sistem Informasi Akuntansi

Hasil uji validitas Sistem Informasi Akuntansi dapat

ditunjukkan seperti tabel dibawah ini:


60

Tabel 4. 5 Uji Validitas Sistem informasi Akuntansi


N=124

No. Pertanyaa R hitung R tabel Signifikans Keteranga


n i n
1 Item_1 0, 276 0,374 0,002 Valid
2 Item_2 0, 631 0,374 0,000 Valid
3 Item_3 0, 742 0,374 0,000 Valid
4 Item_4 0, 472 0,374 0,000 Valid
5 Item_5 0,755 0,374 0,000 Valid
6 Item_6 0,594 0,374 0,000 Valid
7 Item_7 0,450 0,374 0,000 Valid
8 Item_8 0,707 0,374 0,000 Valid
9 Item_9 0,461 0,374 0,000 Valid
Sumber: Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh item

pernyataan pada pengujian diperoleh rhitung>tabel atau taraf

signifikansi sebesar 0,374 sehingga seluruh item tersebut diatas adalah

valid.

2. Uji Validitas Motivasi Kerja

Hasil uji validitas motivasi kerja dapat ditunjukkan seperti tabel

dibawah ini:

Tabel 4. 6 Uji Validitas Motivasi Kerja


N= 124

No Pertanyaan R hitung R tabel Signifikans Keterangan


. i
1 Item_1 0,439 0,374 0,000 Valid
2 Item_2 0,823 0,374 0,000 Valid
3 Item_3 0,503 0,374 0,000 Valid
4 Item_4 0,737 0,374 0,000 Valid
5 Item_5 0,517 0,374 0,000 Valid
6 Item_6 0,380 0,374 0,000 Valid
Sumber: Data diolah, 2022
61

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh item

pertanyaan pada pengujian diperoleh rhitung > rtable atau taraf

signifikansi sebesar 0,374 sehingga seluruh item tersebut diatas adalah

valid.

3. Uji Validitas Kinerja Karyawan

Hasil uji validitas Kinerja Karyawan dapat ditunjukkan seperti

tabel dibawah ini

Tabel 4. 7 Uji Validitas Kinerja Karyawan


N=124

No. Pertanyaan Rhitung rtabel Signifikansi Keteranga


n
1 Item_1 0, 880 0,374 0,000 Valid
2 Item_2 0, 065 0,374 0,000 Valid
3 Item_3 0, 852 0,374 0,000 Valid
4 Item_4 0, 650 0,374 0,000 Valid
5 Item_5 0. 204 0,374 0,023 Valid
6 Item_6 0, 691 0,374 0,000 Valid
Sumber: Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh item

pertanyaan pada pengujian diperoleh rhitung > rtable atau taraf

signifikansi sebesar 0,374 sehingga seluruh item tersebut diatas adalah

valid.

d. Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas non responden dalam penelitian ini

ditunjukkan seperti tabel dibawah ini:


62

Tabel 4. 8 Reliabilitas
N=124

No Variabel Nilai Standar Keterangan


Cronbach Cronbach
Alhpa Alpha

1 Sistem Informasi Akuntansi 0, 625 ≥0, 600 Reliabel

2 Motivasi Kerja 0, 764 ≥0, 600 Reliabel


3 Kinerja Karyawan 0, 652 ≥0, 600 Reliabel

Sumber: Data diolah, 2022


Berdasarkan tabel diatas, nilai Cronbach alpha yang dihasilkan>0,

600 sehingga item pertanyaan pada variabel didalam penelitian ini reliabel

atau handal.

2. Regresi Linier Berganda

Tabel 4. 10 Regresi Linear Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Std.
B Error Beta

(Constant) 2.135 3.261

Sistem Informasi
.366 .077 .375
Akuntansi

Motivasi Kerja .380 .089 .340

Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.10 dapat disusun persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y= 2.135+.0,366X1+0.380 X2+ e
63

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan seperti penjelasan di bawah

ini:

1) Constanta

Constanta atau disebut konstanta yang dihasilkan sebesar 2.135

artinya positif sehingga apabila variabel independen dianggap nol

maka kinerja karyawan akan memiliki rata-rata 2.135

2) Sistem Informasi Akuntansi (X1)

Koefisien regresi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi

Akuntansi adalah positif hal ini mengalami peningkatan satu satuan

namun akan berpengaruh pada kinerja karyawan sebesar 0,366 selama

syarat seluruhnya adalah konstan.

3) Motivasi Kerja (X2)

Koefisien regresi pada kualitas motivasi kerja menghasilkan

nilai positif yang berarti motivasi kerja ada peningkatan satu satuan

dan tentunya akan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan

0.380 selama syarat keseluruhannya adalah konstan.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji t

Hasil pengujian uji t dapat ditunjukkan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4. 11 Uji t
t Sig.

(Constant) .655 .514


64

Sistem Informasi Akuntansi 4.726 .000

Motivasi Kerja 4.275 .000

Sumber: Data diolah, 2022

1) Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan

Pada proses perhitungan menggunakan SPSS menghasilkan

nilai thitung sebesar 4.726 serta ttabel sebesar 1,671 (thitung>ttabel) adapun

nilai probabilitas sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, artinya

Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh Terhadap Kinerja

Karyawan sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini

diterima.

2) Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Pada proses perhitungan menggunakan SPSS menghasilkan

nilai thitung sebesar 4.275 serta ttabel sebesar 1,671 (thitung>ttabel) adapun

nilai probabilitas sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, artinya

Motivasi Kerja berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan sehingga

diterima sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.

b. Uji F (Simultan)

Hasil uji simultan dapat ditunjukkan seperti dibawah ini:

Tabel 4. 12 Uji F
F Sig.

Regression 33.637 .000b


65

Residual

Total

Sumber: Data diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.12 diatas bahwa taraf signifikansi

sebesar 0,000 yang artinya 0,000 < 0,05 (5%) sehingga data

disimpulkan keseluruhan variabel Independen yang meliputi sistem

informasi akuntansi dan motivasi kerja berpengaruh secara

simultan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan. Artinya

kinerja karyawan dapat meningkat jika sistem informasi akuntansi

dan motivasi kerja yang diterapkan baik.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Std. Error of
Adjusted R
Model R R Square the
Square
Estimate
1 ,598a ,357 ,347 1,69822
Tabel 4.13 Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.13 diatas bahwa besar nilai adjusted R


Square (Koefisien) adalah 0,347. Hal ini menunjukkan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi dan Motivasi kerja (X) mampu menjelaskan
perubahan Kinerja Karyawan (Y) sebesar 34,7 % dan sisanya adalah
65,3% (100% - 34,7%) dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
66

4.2 Pembahasan
1) Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengujian menunjukkan nilai thitung sebesar 4.726 serta ttabel

sebesar 1,671 (thitung>ttabel) adapun nilai probabilitas sebesar 0,000 atau

lebih kecil dari 0,05, artinya Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh

Terhadap Kinerja Karyawan sehingga hipotesis pertama dalam penelitian

ini diterima.

Penelitian Khaerunnisah (2019); Sawitri (2019 dan Atmojo (2019)

menemukan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Astuti

Nandasari dan St. Ramlah (2019) dengan judul “Pengaruh Sistem

Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan”, memiliki hasil

penelitian yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh sistem informasi

akuntansi terhadap kinerja karyawan pada RSUD Labuang Baji.”

Sedangkan penelitian Lestari (2022) sistem informasi akuntansi tidak

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sistem yang berkualitas tinggi

akan mempengaruhi kepercayaan diri pengguna bahwa dengan

menggunakan sistem ini dapat menyelesaikan tugas yang ada dengan lebih

cepat dan mudah. Karena tugas yang relatif mudah dan cepat, diharapkan

kinerja karyawan juga dapat meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas,

peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh sistem informasi akuntansi dan

kinerja karyawan.

TAM menambahkan dua persepsi utama ke dalam model TRA yaitu

persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan


67

penggunaan (perceived ease of use) (Davis, 1989). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi pada Swalayan Pamella

mudah digunakan saat mengakses data keuangan, maka karyawan Pamela

merasa sangat nyaman dan lebih efektif saat bekerja dalam mencapai

produktivitas perusahaan.

Hasil dari pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat

disebut informasi. (Khairunnisa, 2018). Menurut Loudon (2013) sebuah

data informasi yang telah dibuat dan juga diolah dengan metode tertentu

ke dalam bentuk yang nantinya akan memiliki arti tertentu bagi manusia

sebagai penggunanya. Pengertian sistem menurut Wing Wahyu (2007)

adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai

tujuan tertentu. Sedangkan definisi sistem menurut Mulyadi (2008) adalah

sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan lainnya, yang

berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem informasi akuntansi diperlukan oleh pihak manajemen yang

dalam sistem ini direncanakan, dirancang, dipasang, dikelola, dan

disempurnakan secara matang. Sistem informasi akuntansi merupakan

dasar untuk mendapatkan informasi-informasi yang tepat dan cepat.

(Syaharman 2020). Sistem informasi lebih mengarah pada penggunaan

teknologi komputer di dalam sebuah perusahaan. Sistem informasi yang

berbasis komputer ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak

yang dirancang untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna.

2) Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan


68

Hasil pengujian menunjukkan nilai thitung sebesar 4.275 serta ttabel

sebesar 1,671 (thitung>ttabel) adapun nilai probabilitas sebesar 0,000 atau

lebih kecil dari 0,05, artinya Motivasi Kerja berpengaruh Terhadap

Kinerja Karyawan sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini

diterima sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.

Penelitian Shintia (2021) menemukan bahwa menemukan bahwa

motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sedangkan pada

penelitian Dwiyanti (2021) menemukan bahwa motivasi berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi adalah suatu faktor yang

mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh

karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong

aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor pendorong dari seorang untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta

kebutuhan orang tersebut.

Dalam hal ini, menurut teori maslow terpenuhinya kebutuhan

manusia yang tersusun dari suatu hierarki dalam bentuk piramida dari

tertinggi ke rendah yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan

keselamatan kerja, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan

kebutuhan aktualisasi diri (Robbins, 2008). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada Swalayan Pamella, karyawan yang diberikan penghargaan

berupa imbalan finansial seperti gaji dan bonus atas prestasi kerja

karyawan akan mendorong karyawan untuk bekerja makin produktif,


69

mengingat bahwa produktivitas kerja yang tinggi maka tujuan perusahaan

pun tercapai dan motivasi kerja sukses dilakukan.

Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2017).

Lebih lanjut motivasi adalah proses yang berperan pada intensitas,

arah, dan lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran.

(Robbins, 2009). Motivasi terbentuk dari keinginan dalam diri seseorang

yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak

karena suatu alasan untuk mencapai tujuan, sehingga motivasi adalah

sebuah dorongan yang diatur oleh sebuah tujuan dan jarang muncul dalam

kekosongan. Kata kata kebutuhan, keinginan, hasrat, dan dorongan,

semuanya serupa dengan motif yang merupakan asal dari kata motivasi.

(Mathis dan Jackson, 2016)


70

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan

sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima

2. Motivasi Kerja berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan sehingga

hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima sehingga hipotesis kedua

dalam penelitian ini diterima

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran

yang diharapkan akan bermanfaat bagi pihak perusahaan maupun penelitian

selanjutnya, antara lain:

1. Penelitian ini hanya dilakukan untuk swalayan yang merupakan swalayan

yang termasuk cukup bagus dalam memperhatikan sistem informasi,

penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian pada objek

supermarket yang masih dalam skala menengah.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan faktor-faktor lain yang

bisa meningkatkan kinerja individu, sehingga dapat memperluas

pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja


71

individu dan untuk memperkuat atau mendukung hasil penelitian serupa

yang telah dilakukan sebelumnya. Contohnya, budaya organisasi dan

insentif.

3. Bagi perusahaan, sebaiknya senantiasa mengevaluasi dan membaharui

sistem informasi akuntansi agar sistem yang digunakan selalu mengikuti

perkembangan dan kebutuhan karyawan. Selain itu pihak perusahaan

sebaiknya terus memberikan dorongan atau motivasi yang lebih kepada

karyawan agar lebih dapat meningkatkan lagi produktivitasnya dalam

melakukan tanggung jawab dalam perusahaan.


72

Anda mungkin juga menyukai