Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA KOPERASI SERBA USAHA
EKA KARSA DI JL GARUDA SAKTI)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan Penelitian Pada Koperasi Serba Usaha
Eka Karsa

Disusun oleh:
DIVA NOVERLINITA JASCA (12010622051)
MAHARANI PUSPA DEWI (12010626853)
MUHAMMAD NAUFAL JUFLI (12010614562)
YUANITA RATIA NINGRUM (12010624045)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu hasil perkembangan teknologi informasi yang banyak digunakan oleh organisasi
untuk menjalankan aktivitas bisnisnya adalah sistem informasi. Sistem informasi ini
mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi yang disusun
untuk tujuan tertentu. Perkembangan teknologi informasi telah berdampak pada kegiatan bisnis.
Penggunaan teknologi informasi, termasuk sistem informasi akuntansi, akan membantu
perusahaan dalam menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Sistem
informasi akuntansi pada perusahaan dapat membawa nilai tambah bagi penggunanya, yang pada
akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Informasi memiliki manfaat yang sangat besar dan peran dominan dalam suatu organisasi
atau bisnis. Tanpa informasi dalam suatu organisasi, manajer tidak dapat bekerja secara efektif
dan efisien dan manajer tidak dapat membuat keputusan yang cepat dan mencapai tujuan secara
efisien dan efektif. Informasi adalah data yang telah diproses dengan cara yang dapat digunakan
pengguna untuk mengambil keputusan1 (Gaol, 2014:7).
Di perusahaan, ada aliran informasi yang sangat besar setiap hari bagi para pengambil
keputusan dan banyak pengguna lainnya untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda 2 (Hall,
2010:4). Oleh karena itu, informasi yang efektif, pengambilan keputusan, dan bernilai ekonomi
sangat penting bagi pengguna informasi atau pembuat keputusan untuk membuat keputusan
alokasi sumber daya yang efisien.
Pengguna informasi dalam suatu perusahaan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
pengguna internal dan pengguna eksternal. Orang dalam adalah pengguna yang menggunakan
informasi untuk membuat keputusan operasional sehari-hari dan keputusan strategis jangka
panjang dalam perusahaan, seperti manajer, pekerja, dan karyawan perusahaan.
Pengguna eksternal adalah pengguna di luar perusahaan, seperti pemegang saham,
kreditur, masyarakat umum, lembaga pemerintah, investor, pelanggan dan pemasok, pesaing, dan
karyawan menggunakan informasi untuk membuat keputusan. informasi untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan tujuan yang berbeda 3 (Rudianto, 2012:9). Manajer Operasi
menggunakan informasi tentang kontrol operasi sehari-hari.
Manajemen menengah bertanggung jawab atas perencanaan jangka pendek dan
mengoordinasikan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan, sedangkan
manajemen senior bertanggung jawab atas perencanaan jangka panjang dan menetapkan tujuan
operasional perusahaan. Sedangkan arus informasi di perusahaan mengalir dalam dua arah, yaitu

1
Gaol L, Jimmy. 2014. A to Z Human Capital : Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Grasindo : Jakarta.
2
A Hall, James. 2010. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4, Jakarta:Salemba Empat.
3
Rudianto, 2012, Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Penerbit : Erlangga,
Jakarta
horizontal dan vertikal. Horizontal Flow mendukung transaksi pada tingkat operasional yang
berbeda dengan informasi yang sangat terperinci tentang berbagai transaksi bisnis yang
memengaruhi operasi bisnis. Manajemen tidak dapat menggunakan informasi yang sangat rinci
yang diminta oleh operator. Informasi yang dibutuhkan manajer lebih ringkas dan diarahkan
untuk melaporkan kinerja dan masalah secara keseluruhan, daripada operasi rutin. Informasi
perlu segera mengidentifikasi berbagai potensi masalah sehingga manajemen dapat mengambil
tindakan korektif dengan menggunakan informasi yang tersedia di dalam perusahaan 4 (Hall
2010:6).
Informasi dalam perusahaan diproses dalam suatu sistem. Sistem adalah sekelompok dua
atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang bekerja untuk tujuan yang
sama. Sistem harus mengarah pada suatu tujuan. Kemampuan suatu sistem untuk mencapai
tujuannya bergantung pada efisiensi fungsionalnya dan interaksi yang harmonis antara
subsistemnya. Sistem ini berlaku di perusahaan, khususnya di sistem informasi.
Sistem informasi adalah seperangkat prosedur formal untuk mengumpulkan data,
mengubahnya menjadi informasi, dan menyebarkannya kepada pengguna. Manajemen
menggunakan sistem informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Selain itu,
juga dapat meningkatkan kapasitas pribadi dalam bekerja. Dalam sistem informasi perusahaan
terdapat akuntansi manajemen sebagai bagian dari sistem informasi perusahaan.
Kerangka pengendalian internal mencakup lima jenis kebijakan dan prosedur yang
dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan
pengendalian telah tercapai. Sistem pengendalian intern yang baik dalam suatu perusahaan juga
akan mampu menciptakan proses operasi yang baik secara keseluruhan, sehingga memberikan
jaminan yang memadai bagi terciptanya jaminan atas kekayaan negara dan keandalan laporan
keuangan pemerintah daerah dalam hal ini adalah akan berdampak positif terhadap pengelolaan
keuangan daerah5 (Zalni, 2013).
Selain itu, pengendalian internal dalam pelaksanaannya juga harus diperiksa
efektivitasnya. Menentukan apakah pengendalian dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan dan apakah pelaksana memiliki wewenang dan kualifikasi untuk menerapkan
pengendalian secara efektif dan tujuan pelaksanaan pengujian pengendalian internal. Menurut
Ares (2011:37) Jika pengendalian intern dilaksanakan secara efektif dan efisien, laporan
keuangan yang diperoleh dapat diandalkan, aset yang dimiliki daerah aman, peraturan
perundang-undangan ditegakkan, maka good governance akan tercipta.6
Hasibuan (2015:94) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dilakukan oleh
4
A Hall, James. 2010. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4, Jakarta:Salemba Empat.
5
Zalni, Fitri. 2013. Pengaruh Komitmen Karyawan Dan Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPIP) Terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah, (Online), (http://ejournal.unp.ac.id).
6
Arens et al. 2011. Jasa Audit dan Assurance, Alih bahasa Amir Abdul Jusuf,. Buku 1, 2011, Salemba Empat,
Jakarta.
seseorang pada waktu melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya menurut
kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu7. Sementara itu, Mangkunegara (2016:21)
Manajemen kinerja dikatakan sebagai suatu proses gabungan yang dilakukan secara terus
menerus dengan kerjasama antar pegawai dan aturan-aturan yang berhubungan langsung dengan
penerapan harapan dan pemahaman fungsi publik pekerjaan pegawai. Kinerja manajemen
memiliki 8 (delapan) dimensi menurut Mahoney et al. (1963) dalam Nazaruddin (2016), sebagai
berikut: (1) Perencanaan; (2) Investigasi; (3) Koordinasi; (4) Evaluasi; (5) Pengawasan; (6)
Penggajian; (7) Negosiasi; dan (8) Perwakilan. Kinerja manajemen dalam suatu perusahaan dapat
meningkatkan efektivitas organisasi (Mahoney et al., 1963 dalam Nazaruddin, 2016). Kinerja
adalah hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
di bawah pengaruh sejumlah faktor untuk mencapai tujuan organisasi selama periode waktu
tertentu. Manajemen adalah proses pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, termasuk interaksi
antara bawahan dan atasan dalam kaitannya dengan operasi bisnis dan kegiatan perencanaan,
pengarahan, dan pengendalian hasil kinerja karyawan.
Ahmad Syahroza (2014) menyimpulkan bahwa perusahaan akan mampu bersaing dan
tetap bertahan jika dapat merespon ancaman dan peluang dengan merancang dan menggunakan
strategi dan sistem kontrol yang sangat baik. Apalagi jika perusahaan tidak mengeksekusi
peluang dengan strategi yang tepat, maka akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dalam kondisi
ekonomi yang semakin kompleks, seorang manajer harus mampu melihat dan merencanakan
masa depan organisasi agar dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini memungkinkan manajer
untuk bekerja sedemikian rupa sehingga pelaksanaan semua kegiatan organisasi dapat berjalan
sesuai rencana.
Akibatnya, pembuatan sistem informasi akuntansi memerlukan ketelitian yang lebih
tinggi, sehingga sebagian pegawai masih kikuk dan belum memaksimalkan pencatatan dalam
sistem informasi akuntansi. Dengan pencatatan yang kurang maka hasil laporan keuangan sedikit
kurang optimal, dan pada akhirnya pengelola memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP). Dalam hal ini yang biasanya terjadi adalah permasalahan seperti seringnya terjadi
kemacetan antara kasir dan pembuat laporan, terkadang dengan selisih nilai yang dilaporkan,
yang seringkali menimbulkan masalah konflik keluar. Kondisi ini menunjukkan masih adanya
kekurangan tenaga yang berkompeten di bidangnya. Selain itu kondisi yang demikian juga
menunjukkan bahwa penerapan dan penggunaan sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi masih belum optimal sehingga masih perlu ditingkatkan. Salah satu penyebab
kurang berkualitasnya laporan keuangan perusahaan adalah karena lemahnya penerapan dan
penggunaan sistem informasi akuntansi (SIA) yang terintegrasi dan berkelanjutan sebagai
landasan utama sistem informasi keuangan.
Dalam sistem informasi akuntansi, informasi akuntansi digunakan untuk membantu
7
Hasibuan, P.S. Malayu. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit : PT. Bumi Aksara, Jakarta.
mengevaluasi dan melacak dampak keputusan yang dibuat untuk meningkatkan kinerja, serta
untuk mengevaluasi efektivitas upaya yang dilakukan untuk mencapai peningkatan tersebut.
Aspek perilaku manusia dalam organisasi harus diperhitungkan ketika berhadapan dengan
informasi keuangan dalam akuntansi manajemen, karena informasi akuntansi digunakan untuk
mengukur kinerja8 (Mulyadi, 2010:7).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja
Perusahaan (Penelitian di Koperasi Multi Perusahaan Eka Karsa Pekanbaru)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap
kinerja karyawan pada Koperasi Serba Usaha Eka Karsa Pekanbaru?
2. Apakah sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Koperasi
Serba Usaha Eka Karsa Pekanbaru?
3. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Koperasi
Serba Usaha Eka Karsa Pekanbaru?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini secara umum adalah: .
a. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian
internal terhadap kinerja karyawan.
b. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja karyawan.
c. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian internal terhadap kinerja karyawan.
2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti dan Peneliti Selanjutnya

Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti nyata tentang pengaruh
sistem informasi akuntansi dan system pengendalian internal terhadap kinerja karyawan
pada koperasi yang ada di kecamatanKedungkandang.
Sebagai referensi untuk peneliti lainnya yang juga ingin mengkaji faktor apa saja yang
mempengaruhi penerapan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal dalam

8
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba. Empat, Jakarta.
meningkatkan kinerja karyawan dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
b. Bagi akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi
penelitian yang sejenis maupun civitas akademik alainnya dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan untuk kemajuan dunia pendidikan khususnya di bidang manajemen
koperasi.
c. Bagi UMKM

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan evaluasi mengenai
pentingnya sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian internal untuk dapat
memaksimalkan kinerjanya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja perusahaan erat kaitannya dengan bagaimana membuat investor percaya
bahwa manajer atau karyawan akan menguntungkan mereka, yaitu karyawan tidak akan
mencuri, memanipulasi laporan keuangan, menggelapkan atau berinvestasi pada proyek yang
tidak menguntungkan terkait dengan dana yang diinvestasikan oleh investor. Pengendalian
internal merupakan suatu mekanisme yang efektif yang bertujuan untuk meminimalkan
konflik keagenan.
Pengertian kinerja
Menurut Moeheriono, 2012 Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu
organisasi.
Kinerja perusahaan adalah sesuatu yang dicapainya dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dengan mengacu kepada standar yang telah ditetapkan. Tujuan kegiatan dirancang
untuk mengukur kinerja perusahaan adalah untuk mengevaluasi bagaimana kinerja kegiatan
dan hasil akhir dicapai.
Menurut Helfert, 1996 kinerja perusahaan adalah sebuah hasil yang dibuat oleh pihak
manajemen secara terus menerus. Dalam hal ini, hasil yang dimaksud merupakan hasil dari
keputusan banyak individu.
Menurut Chairany & Lestari, 2011 Tujuan kinerja perusahaan adalah untuk memotivasi
personel mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah diterapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.
Penilaian kinerja
Menurut Schuler dan Jackson 1996 penilai bekerja dibagi menjadi 3 dimensi yaitu
efisiensi, kualitas dan waktu. Penilaian kinerja memiliki beberapa pengertian yaitu Suatu
sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai dan juga mempengaruhi sifat-sifat
yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil termasuk tingkat ketidak hadiran. Untuk
kepentingan karyawan, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan, fokusnya adalah pada
menentukan tingkat produktivitas karyawan dan apakah mereka dapat bekerja dengan baik
atau lebih baik di masa depan. Salah satu standar untuk pekerjaan individu adalah pencapaian
tujuan yang ditetapkan.
Tujuan penilaian kinerja perusahaan
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir, 2014 yaitu :
1. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat
ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaiti menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik
kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas, yaitu
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.
4. Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban
bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

Aspek-aspek kinerja perusahaan


Menurut Susanto, Taman, dan Sukirno 2004, Pengukuran kinerja adalah menentukan
secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan personalnya berdasarkan sasaran,
standar, dan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari pengukuran kinerja adalah
untuk memotivasi individu agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dan menetapkan
standar perawatan yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa perusahaan menerima
informasi dan dukungan yang dibutuhkannya.
Ada banyak metode untuk pngukuran kinerja perushaan yang dapat digunakan. Wade
et al dalam penelitiannya mengukur kinerja perusahaan dari sisi keuangan (Accounting
Measures) yaitu dengan menggunakan Market Return dan Return on Normal Value (ROE).
Wade et al menggunakan rumus (Harga akhir – harga awal + dividen)/harga awal. ROE
digunakan untuk membantu setidaknya suatu bisnis menggunakan metode yang
dikembangkan oleh pemegang saham.
Dalam hal mengejar kinerja perusahaan, perubahan bisnis menyebabkan kinerja keuangan
tidak lagi memadai. Perusahaan memerlukan cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja perusahaan secara menyeluruh . Balanced Scorecard, yang dikembangkan oleh
Kaplan & Norton pada tahun 1996, merupakan metode untuk mengevaluasi kinerja karyawan
yang mempertimbangkan perspektif finansial dan non-finansial.
Balanced Scorecard memiliki dua kategori: 1) Berimbang (balanced), dan 2) Kartu Skor
(scorecard). Balanced Scorecard adalah sistem manajemen, pengukuran, dan evaluasi yang
dapat memberikan wawasan tentang kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan, karyawan,
proses internal, dan keuntungannya.
Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar & Hopwood, 2003 Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan
sumber daya,seperti manusia dan peralatan yang di rancang untuk mengubah data keuangan
dan data lainnya menjadi informasi yang akan dikomunikasikan kepada berbagai pihak
pengambil keputusan.
Menurut Diana & Setiawti, 2011 Sistem Informasi Akuntansi yaitu sistem yang bertujuan
untuk mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan
dengan transaksi keuangan.
Tujuan sistem informasi akuntansi menurut Diana & Setiawati, 2011, 1) Menjaga
kekayaan perusahaan, seperti kas, persediaan barang dagang, dan aset tetap perusahaan, 2)
Mengumpulkan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan, 3) Menghasilkan informasi
untuk piha eksternal, 4) Mengumpulkan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan
tentang kinerja karyawan atau divisi, 5) Menyediakan data masa lampau untuk diaudit, 6)
Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran perusahaan, 7)
Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perencaan dan pengendalian.
Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi
Ada enam komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Romney & Steinbart, 2015
1. Orang yang menggunakan sistem
2. Prosedur dan intruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan
menyimpan data.
3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya
4. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data
5. Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer dan perangkat jaringan
komunikasi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi
6. Pengendalian internaldan pengukuran keamanan yang menimpan data sistem
informasi akuntansi.

Sistem Pengendalian Internal


Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2016: 163), sistem pengendalian intern didefinisikan sebagai
sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong terjadinya kebijakan manajemen.
Elemen-elemen Sistem Pengendalian Internal
Mengembangkan sistem manajemen internal untuk perusahaan tertentu berdasarkan kondisi
dan karyawan sebuah perusahaan. Sistem pengendalian internal menurut Hall, 2001 memiliki
6 elemen dasar, yaitu Karyawan yang jujur dan cakap, Adanya pemisahan tugas dengan garis
wewenang dan tanggung jawab yang jelas, Prosedur yang tepat untuk pemberian wewenang
dan Dokumen dan catatan yang lengkap
Keterbatasan Pengendalian Internal
Mulyadi, 2002, mengatakan pengendalian internal di setiap entitas memiliki
keterbatasan bawaan, pengendalian internal hanya memberikan keyakinan memadai, bukan
mutlak kepada manajemen dan dewan komisaris tentang tujuan entitas. Keterbatasan bawaan
yang terdapat dalam setiap pengendalian internal yang terdiri dari; 1) Kesalahan dalam
pertimbangan, 2)Gangguan, 3) Kolusi, 4) Pengabaian Manajemen dan 5)Biaya dan Manfaat
Rumusan Hipotesis
H1 : Sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
H2 : Sistem pengendalian internal berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Koperasi serba usaha Eka karsa yang ada di Jl Garuda Sakti.
Obyek penelitian adalah anggota koperasi serba usaha Eka karsa yang bekerja pada
koperasi di Jl Garuda Sakti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari; 1)
Variabel bebas dimana disebut variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. 2) Variabel independen dalam
penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian internal. Dalam
penelitian ini data yang dapat dihitung adalah jumlah jawaban kuisioner dari responden
yaitu dari 531 orang dari 105 koperasi yang ada di Jl Garuda Sakti sedangkan data
kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran umum masing-masing koperasi yang ada di
Kecamatan Payangan. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer, karena
data diperoleh secara langsung dari sumber tanpa perantara.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
membagikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden.
Pengumpulan data yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini menggunakan
metode angket atau kuisioner. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner
yang dilakukan dengan membawa kuisioner langsung ke lokasi penelitian Pada penelitian
ini menggunakan skala likert, skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena,
bentuk jawaban skala likert terdiri dari “sangat setuju” sampai dengan “sangat tidak
setuju”. Urutan skala adalah sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1,
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Kurang Setuju (KS) diberi skor 3, Setuju (S) diberi skor
4 dan Sangat Setuju (SS) diberi skor 5.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik uji, Pertama Uji Instrumen
yang terdiri dari; 1) Uji Validitas yang digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner (Ghozali, 2016). Pengujian validitas ini menggunakan fasilitas SPSS. Pengukuran
tinggi validitas ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan
dengan total skor variabel. Sedangkan total variabel diperoleh dengan menjumlahkan skor
semua pertanyaan, sehingga dapat dinilai pearson correlation. Dasar pengambilan putusan
yang valid atau tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner adalah apabila total nilai
dari person correlation untuk masing-masing butir pertanyaan menunjukkan nilai diatas 0,30
maka dapat dinyatakan valid. 2) Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016). Dalam pengujian ini peneliti mengukur reliabelnya
suatu variabel dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan
lebih besar dari 0,70.

Kedua, Dalam penelitian ini digunakan analisis linear berganda. Analisis ini digunakan
karena peneliti ingin mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksikan melalui
variabel bebas secara individual dengan kata lain untuk melihat pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (Sugiyono, 2014). Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien
untuk masing- masing variabel independen. Regresi linear berganda didasarkan pada
hubungan fungsional atau kausal satu variabel terkait dengan beberapa variabel bebas.
Analisis regreai linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas,
yaitu pendidikan kewirausahaan, lingkungan keluarga, dan kebebasan dalam bekerja
terhadap variabel dependen, yaitu motivasi berwirausaha. Persamaannya dapat dirumuskan
sebagai berikut:

KP = a+ β1SIA + β2SPI + e
KP = Kinerja Perusahaan
α = Bilangan konstanta
β1-β2 = Koefisien arah persamaan penelitian SIA= Sistem informasi akuntansi
SPI = Sistem pengendalian internal e = kesalahan pengganggu
Ketiga, Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas
dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, residu dari persamaan
regresi mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2016). Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Jika tidak normal, maka prediksi
yang dilakukan dengan model tersebut akan tidak baik, atau dapat memberikan hasil
prediksi yang menyimpang Uji normalitas dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov-
Smirnov. Caranya dengan membandingkan distribusi kumulatif relative hasil observasi
dengan distribusi kumulatif teoritisnya (harapannya) atau Fcr (x). Dasar pengambilan
keputusan pada metode Kolmogorov-Smirnov yaitu; 1) Jika nilai probabilitas nilai
signifikan ≥ 0,05 residual berdistribusi normal. 2) Jika nilai probabilitas nilai signifikan ≤
0,05 berarti data residual tidak berdistribusi normal.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
(Ghozali, 2016). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang menjelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau VIF ≤ 10, menunjukkan
tidak ada multikolenearitas (Ghozali, 2016).

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi


ketidakpastian variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2016). Jika variance satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara pengujian ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat bermacam-macam diantaranya uji Glesjer. Pengujian
ini dilakukan dengan meregresikan nilai residual terhadapvariabel independen. Jika
variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi heteroskedastisitas atau sebaliknya. Kriteria pengujian ini jika nilai
signifikan dari variabel independen lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas,
dan jika nilai signifikansi dari variabel independen lebih kecil dari 0,05 maka ada indikasi
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

Keempat, Uji Kelayakan Model terdiri dari 1) uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam
metode ini mempunyai pengaruh secara simultan atau secara keseluruhan terhadap
variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2016). Adapun kriteria pengambilan keputusan
yang digunakan adalah jika profitabilitas ≥ 0,05 maka variabel independen secara
simultan atau secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Koefisien
determinasi adjusted (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y). Pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi yaitu : 0,00-0,199 = sangat rendah, 0,20-0,399 = rendah,
0,40-0,599= sedang, 0,60-0,799 = kuat, 0,80-
0,1000= sangat kuat. Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS untuk
mengetahui

besarnya koefisien determinasi adjusted (R2). 3) Uji statistik t disebut juga sebagai uji
signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh berpengaruh variabel independen
secara individu atau persial terhadap variabel dependen. Adapun kriteria pengambilan
keputusan adalah; a) Jika

signifikansi ≤ 0,05, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.


b) Jika signifikansi ≥ 0,05, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variable dependen.

Pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja perusahaan; Variabel sistem


informasi akuntansi menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,173 dengan nilai signifikansi
0,242 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga sistem informasi akuntansi tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan maka hipotesis ditolak.

Pengaruh sistem pengendalian iternal terhadap kinerja perusahaan; Variabel sistem


pengendalian internal menunjukkan nilai t hitung sebesar 7,758 dengan nilai signifikansi
0,000 dimana nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga sistem pengendalian internal berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan maka hipotesis diterima.

Anda mungkin juga menyukai