Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS

PADA CV. SRIWIJAYA MULTI GRAFIKA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

NURUL FADILA

NPM: 2011142

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BATURAJA

2023
1. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara

merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai karena setiap negara ingin

berubah menjadi lebih baik di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di era globalisasi

menuntut perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan. Selain itu Indonesia

harus mampu bersaing dengan negara lain terutama dalam sistem akuntansi

yang digunakan secara efektif dan efisien.

Dalam perusahaan sangat diperlukan sistem informasi akuntasi (SIA) yang

baik. Menurut Saifudin dan Ardani (2017) dalam perusahaan sistem informasi

akuntansi yang sedang berjalan berfungsi untuk menghasilkan laporan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan kondisi

perusahaan, mengetahui maju mundurnya suatu perusahaan dapat dilihat dari

laporan keuangan tersebut. Dengan adanya sistem informasi akuntansi pada

suatu perusahaan juga berfungsi sebagai dasar dalam perhiungan pajak suatu

perusahaan.

Dalam menjalankan aktivitasnya, tiap perusahaann diharuskan mencatat

dan membuat setiap proses transaksi melalui kas, kas diperlukan untuk

membiayai kegiatan operasi perusahaan. Kas merupakan salah satu aktiva

yang paling lancar yang sering digunakan dalam operasional perusahaan

(Rahmatulloh,2016). Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling liquid

karena dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan. Tidak


terdapat standar akuntansi khusus terkait dengan kas namun dibahas dalam

standar tentang instrumen keuangan. Setiap perusahaan baik perusahaan

dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan industri harus dapat mengelola

kasnya dengan baik agar tidak terjadi gangguan terhadap kegiatan yang

dilakukan oleh terusahaan tersebut

Menurut rahmatulloh (2016) kas merupakan hal yang penting dalam setiap

transaksi perusahaan. Hal ini lah diperlukan sistem informasi akuntansi yang

baik untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran kas. Menurut saragih

(2018) penerimaan kas adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa

uang tunai maupun surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera

digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai,

pelunasan piutang atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas

perusahaan. Kas dalam perusahaan digunakan dalam pembayaran pajak, gaji

karyawan, pembelian bahan habis pakai atau persediaan dan kebutuhan

perusahaan lainnya. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa.

Sistem pengendalian intern yang baik mengakibatkan kekayaan

perusahaan meningkat, ketelitian dan keandalan akuntansi terjamin.

Sedangkan pengendalian intern yang tidak baik dapat

mengakibatkanterjadinya berbagai kejanggalan dan kecurangan. Setiap

perusahaan harus memiliki sistem dasar yang merupakan prosedur yang

saling berhubungan sehingga membentuk struktur yang terpadu dalam

mencapi tujuan perusahaan.


CV. Sriwijaya Multi Grafika merupakan sebuah perusahaan yang bergerak

dalam bidang pelayanan jasa. Jasa yang tersedia diantaranya yaitu pembuatan

spanduk, buku yasin, stempel, name tag, cetak buku, brosur dan masih

banyak lagi. CV. Sriwijaya Multi Grafika memiliki struktur organisasi: ……..

proses penerimaan kas dari penjualan, CV. Sriwijaya Multi Grafika dengan

memberikan harga sesuai ketentuan dan sesuai kualitas produk yang

dihsilkan. Pelaksanaannya ada custumer yang membayar setengah harga

diawal sehingga menjadi beban bagi CV.Sriwijaya Multi Grafika dan

selebihnya menjadi piutang dan akan dibayar custumer setelah produknya

jadi. Apabila pelanggan tersebut merupakan pelanggan tetap dan

kredibilitasnya baik terhadap prusahaan maka pembayan dapat bebas diawal.

Proses pengeluaran kas pada CV.Sriwijaya Multi Grafika dengan

menggunakan nota pembelian barang atau transaksi pengeluaran kas lainnya

dari tempat pembelian tanpa adanya kwitansi pengambilan uang sebagai bukti

penarikan yang dilakukan oleh perusahaan. Akibatnya rekam jejak akuntansi

yang dibuat kurang akurat. Suatu pengorganisasian perusahaan sangat penting

dalam menjaga kelangsungan perusahaan serta dengan perencanaan

organisasi yang baik akan mempersiapkan persaingan global dimasa

mendatang dan menciptakan alat komunikasi dengan para stakeholder umtuk

menyampaikan posisi perusahaan terutama dalam hal keuangan.

Adanya pengendalian yang baik dalam hal penangan keuangan perusahaan

maka dapat menjadi daya tarik bagi pihak yang berkepentingan yaitu:

investor, kreditor, manajemen, dan masyarakat luar yang berkepentingan serta


konsumen. Pengendalian intern berfungsi untuk memudahkan manajemen

dalam mengelola perusahaan. Adanya pengendalian internal, manjemen tidak

perlu melakukan pengawasan secara langsung pada perusahaan, melainkan

melalui beberapa manajemen dibawahnya yang bertanggung jawab atas

tugasnya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui pengendalian intern atas sistem pengeluaran kas yang telah

diterapkan oleh perusahaan. Dengan adanya analisis ini diharapkan dapat

membantu CV. Sriwijaya Multi Grafika menjadi lebih efektif dan efesien

dalam pencatatan, kelengkapan dalam pembuatan dokumen pengeluaran kas,

memisahkan fungsi yang terkait dan dapat menerapkan praktik yang sehat,

sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:“ Analisis

Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas Pada Cv. Sriwijaya Multi

Grafika”

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang

akan diteliti adalah “Bagaimana Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Pengeluaran Kas Pada CV. Sriwijaya Multi Grafika”

3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah

“untuk mengetahui dan menganalisis sistem pengendalian intern atas

pengeluaran kas pada CV. Sriwijaya Multi Grafika telah dilaksanakan sesuai
dengan unsur-unsur pengendalian intern dan telah memenuhi unsur-unsur

pengendalian intern”.

4. MANFAAT PENELTIAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan akan dapat memberi

manfaat sebagai berijut:

1) Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan tentang sistem pengendalian intern pengeluaran kas dan

diharapkan dapat menjadi sumber referensi penelitian untuk para peneliti

yang akan datang.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Untuk menambah dan memperdalam pengetahuan mengenai

sistem pengendalian intern pengeluaran kas serta sebagai

pembanding teori yang di dapat di masa perkuliahan.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman atau

bahan evaluasi bagi pemimpin perusahaan agar dapat dijadikan

dasar dalam pengambilan keputusan. Selain itu diharapkan dapat

menjadi informasi, dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam

pengembangan perusahaan.

c. Bagi Pihak Lain


Sebagai bahan pembanding bagi karya tulis dengan sebagai salah

satu bahan referensi lain yang membahas permasalahan serupan

dan diharapkan dapat berguna bagi mereka yang berminat

menelaah lebih lanjut.

5. TINJAUAN PUSTAKA

5.1 Landasan Teori

5.1.1 Pengertian sistem dan prosedur

Pengertian sistem yaitu suatu jaringan prosedur rencana yang

dibuat menurut apa yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pokok

perusahaan (Mulyadi,2014).

Menurut Baridwan (2012) sistem sebagai suatu entry atau kesatuan

yang terduru dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan disebut sub

sistem yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Suatu

perusahaan ataupun CV sangat penting memiliki prosedur agar segala

sesuatu dapat dilakukan secara sesuai urutan dan aturan. Pada akhirnya

prosedur menjadi suatu pedoman dalam melakukan aktivitas apa saja yang

akan dilakukan dalam menjalankan fungsi tertentu.. menurut Nafarin,M

(2009:45) prosedur adalah urutan seni tugas yang saling berkaitan dan

dibentuk guna untuk menjamin pelaksanaan yang seragam.

Secara umum, prosedur pengendalian yang baik terdiri dari :

1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu

kegiatan atau transaksi

2. Pembagian tugas
3. Pembuatan dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai

4. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan penting

5. Serta adanya pengecekan independen terhadap kinerja.

5.1.2 pengendalian intern

a. Pengertian pengendalian intern

Sistem pengendalian internal adalah suatu proses terpadu atas

tindakan dan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus oleh manajer

atau karyawan untuk menciptakan keyakinan yang memadai terhadap

pencapaian tujuan organisasi melalui operasi yang efektif dan efisien,

pelaporan keuangan yang andal, keamanan aset, dan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan.

Menurut Krismiaji (2015: 218) pengendalian intern adalah rencana

organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi

aktiva, memperbaiki efesiensi, dan untuk mendiring ditaatinya kebbijakan

manajemen.

Menurut Hery (2014: 11) pengendalian intern adalah seperangkat

kebijakan atau prosedur unutk melindungi aset atau kekayaan dari segala

bentuk tindakan penyalahgunaan menjamin terjadinya informasi akuntansi

perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan

(peraturan) hukum dan undang-undang serta kebijakan manajemen telat

dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan

perusahaan. Menurut Hery (2014:12) tujuan pengendalian intern tidak lain

untuk memberikan jaminan yang memadai,bahwa:


a. Aset yang dimiliki oleh perusahaan telah diamankan sebagaimana

mestinya dan hanya digunakan untuk kepentinganperusahaan semata,

bukan untuk kepentingan individu (oknum) karyawan tertentu. Dengan

demikian, pengendalian intern diterapkan agar seluruh aset perusahaan

dapat terlindungi dengan baik dari tindakan penyelewengan, pencurian,

dan penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan wewenang dan

kepentingan perusahaan.

b. Informasi akuntansiperusahaan tersedia secara akurat dan dapat

diandalkan. Ini dilakukan dengan cara memperkecil resiko baik atas

salah saji laporan keuangan yang disengaja (kecurangan) maupun yang

tidak disengaja (kelalaian).

c. Karyawan telah menaati hukum dan peraturan.

Menurut Siti dan Elly (2014:387) pengendalian intern adalah suatu

proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel

lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan

memadai guna mencapai tujuan.

Suatu pengendalian intern yang baik merupakan kunci untuk

mengetahui efektif atau tidaknya pengelolaan bisnis. Pengendalian intern

berguna dalam mengurangi resiko penipuan dan kesalahan yang disengaja

oleh karyawan, meningkatkan kualitas penyajian informasi akuntansi suatu

perusahaan dan menyediakan laporan keuangan kepada manajemen.

Sistem pengendalian intern merupakan alat manajemen untuk

melaksanakan tanggung jawab utamanya, yaitu menyediakan informasi


keuangan dan operasional yang lengkap dan akurat kepada pihak-pihak

yang berkepentingan. Ardiyos (2010:509) menguraikan bahwa terdapat

dua definisi pengendalian intern yaitu:

a) pengendalian intern adalah suatu sistem yang disusun sedemikian

rupa sehingga antara bagian yang satu secara otomatis akan

mengawasi bagian lainnya.

b) Pengendalian intern adalah suatu sistem yang dilakukan dengan

mencocokkan berbagai angka-angka dan transaksi yang

dilaksanakan oleh petugas yang berbeda.

Pengendalian intern merupakan salah satu faktor penting dalam

pengelolaan suatu organisasi khususnya bisnis. Tanpa pengendalian intern,

manajemen tidak akan mengetahui laporan keuangan dan apakah yang

dilakukannya sudah sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, berkat

sistem pengendalian internal, direksi akan segera diberitahu jika terjadi

peristiwa yang dapat membahayakan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2016) beberapa unsur pokok pengendalian

internal, yakni adanya struktur organisasi. Struktur organisasi ini berfungsi

untuk memisahkan tanggung jawab secara fungsional dan tegas. Selain itu

struktur organisasi ini sebagai sistem wewenang dan prosedur pendaatatan

dan memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,

pendapatan dan biaya, praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan

fungsi setiap unit organisasi, karyawan yang mutunya sesuai dengan

tanggung jawab.
Pengendalian intern digunakan dalam mengatur aktivitas didalam

sebuah perusahaan agar berjalan sesuai dengan tujuan yang telah

diharapkan. Menurut Mulyadi (2016:129), tujuan pengendalian intern

dilihat dari definisi sistem pengandalian intern yakni:

a) Menjaga kekayaan organisasi

b) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

c) Mendorong efesiensi

d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Menurut tujuannya sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi

menjadi dua macam yaitu: pengendalian internal akuntansi (internal

accounting control) dan pengendalian internal administratif (internal

administrative control).

b. Unsur-unsur sistem pengendalian intern

Suatu sistem tersusun dari subsistem-subsistem atau unsur-unsur

yang membentuk suatu sistem yang saling berhubungan dan saling

bergantung bahkan dapat saling mempengaruhi.

Dari uraian tujuan pengendalian intern yang telah dijelaskan, maka

unsur-insur pengendalian intern yang baik dalam kas adalah sebagai

berikut (Mulyadi,2014) yaitu:

a) Organisasi

1) Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.


2) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh

dilaksanakan sendiri sejak awal hingga akhir, dan tanpa sampur

tangan pihak lain.

b) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

1) Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari pejabat yang

berwenang.

2) pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan

persetujuan dari pejabat.

3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus berdasarkan

bukti kas keluar yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabat

yang berwenang dan di lampirkan dengan dokumen lengkap.

c) Praktik yang sehat

1) Saldo kas harus dilindungi dari kemungkinan penggunaan yang

tidak semestinya.

2) Dokumen dasar dari pendukung transaksi pengeluaran kas

harus di bubuhi cap “LUNAS” oleh bagian keuangan setelah

transaksi pengeluaran kas dilakukan.

3) Penggunaan rekening koran bank, yang merupakan informasi

dari pihak ke tiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh

fungsi pemeriksaan intern yang merupakan fungsi yang tidak

terlibat dalam pencatatan penerimaan kas.

d) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab


1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang di tuntut

oleh pekerjaannya.

2) pengembangan pendidikan karyawa selama karyawan

perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan

perusahaannya.

c. komponen pengendalian intern

COSO (Corporate of sponsoring organization of the treadway

commission) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen pengendalian

intern, yakni: lingkungan pengendalian, penentuan resiko,aktivitas

pengendalian, informasi dan komuikasi, serta pengawasan atau

pemantauan (Anastasia & Lilis, 2010:83).

a) Lingkungan pengendalian, hal ini mencakup etika, Kompetensi,serta

imtegritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi.

b) Penentuan resiko, mencakup penentuan resiko di semua aspek

organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi resiko.

c) Aktivitas pengendalian, aktivitas meliputi persetujuan, tanggung jawab

dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian, rekonsiliasi,

karyawan yang kompeten dan jujur, pemeriksaan internal dan audit

internal.

d) Informasi dan komunikasi, komponen ini merupakan bagian penting

dari proses manajemen komunikasi informasi tentang operasi

pengendalian internal memberikan substansi yang dapat digunakan


manajemen untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian untuk

mengelola operasinya.

e) Pengawasan atau pemantauan, merupakan evaluasi rasional yang

dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi

untuk tujuan manajemen pengendalian. Kegiatan utama dalam

pengawasan meliputi sipervise yang efektif, akuntansi pertanggung

jawaban, dan pengauditan internal.

5.1.3 Kas

a. Pengertian kas

Kas merupakan aktiva paling aktif yang berpengaruh dalam setiap

transaksi yang terjadi. kas adalah aset yang dimiliki tiap perusahaan yaitu uang

logam,uang kertas, cek, giro, wesel,dan simpanan uang yang bermanfaat sebagai

alat pembayaran yang sah dan dapat ditarik ataupun digunakan kapan pun dari

bank dan lembaga keuangan lainnya. Jadi, dapat disimpulkan penerimaan kas

merupakan suatu prosedur yang dirancang tersetruktur agar dapat melaksanakan

kegiatan penerimaan kas dari transaksi penjualan yang rutin maupun tidak rutin

berdasarkan ketentuan yang berlaku diperusahaan. Menurut Hery (2014:27) kas

merupakan aset yang paling lancar di banding aset lainnya. oleh sebab itu, kas

merupakan aset yang paling digenari untuk dicuri, dimanipulasi,dan

diselewengkan. Dalam neraca, kas selalu disajikan pada urutan pertama, setelah

itu di ikuti akun piutang usaha, dan seterusnya sesuai urutan tingkat likuiditasnya.

pada umumnya perusahaan mengelompokkan kas menjadi dua, yaitu yang


yang tersedia di kasir (cash on hand) dan uang yang tersimpan di bank ( cash in

bank).

b. Sistem akuntansi pengeluaran kas

Sistem akuntansi sangat penting bagi perusahaan demi tercapainya tujuan

perusahaan itu sendiri. Karena merupakan alat untuk mempermudah pengelolaan

perusahaan agar tercapainya keberhasilan. Tanpa adanya suatu prosedur yang

baik, perusahaan tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sistem akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting bagi

perusahaan. Menurut Mulyadi (2016:16) tujuan umum pengembangan sistem

akuntansi yaitu untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kagiatan usaha

baru, untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada

mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasi, untuk

memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecek intern, yaitu untuk

memperbaiki tingkat keandalan (realibility) informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertaggung jawaban dan perlindungan

kekayaan perusahaan dan untuk mengurangi biaya klerikal dalam

penyelenggaraan catatan akuntansi.

Keberadaan suatu sistem sangatlah penting bagi perusahaan untuk

mengelola perusahaan dalam mengkomunikasikan sebuah informasi. Jika terdapat

unsur yang lemah dalam akuntansi maka salah satu unsur lainnya tidak akan

berfungsi dengan baik dan akan mempengaruhi unsur yang lainnya. menurut

Ranatarisza (2012), sistem akuntansi terdiri dari berbagai unsur-unsur utaman


yaitu formulir atau dokumen sebagai dokumen input, catatan atau pembukuan

sebagai proses, laporan sebagai output, serta prosedur dan kontrol.

Menurut Hery (2014:35) pada umumnya, pengendalian intern atas

pengeluaran kas akan lebih efektif ketika pembayaran dilakukan dengan

menggunakan cek atau transfer melalui rekening bank, daripada melibatkan uang

kas secara langsung. Pengecualian dibuat untuk pengeluaran tertentu yang

jumlahnya relatif kecil, dimana pengeluaran ini mungkin dapat dibiayai dari dana

kas kecil (petty cash fund).

1. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek

Menurut Soemarso S.R (2013:297) prosedur pengeluaran kas perlu

dirancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telat

disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam

pembukuan perusahaan. Mennurut Baridwan (2012:187) prosedur pengeluaran

uang adalah prosedur pengeluaran cek untuk melunasi hutang yang telah disetujui

dan mencatat pengeluaran tersebut.

Menurut Mulyadi (2014:517) unsur pengendalian intern dalam sistem

akuntansi pengeluaran kas dengan cek terbagi menjadi:

a. Organisasi

1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

Pemisahan ini mencatat akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi

akuntansi yang berfungsi sebagai pengawas semua mutasi kas yang

disimpan oleh fungsi penyimpanan kas.


2. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilakukan oleh

sendiri namun oleh bagian kas dari awal sampai akhir, tanpa adanya

campur tangan pihak lain.

Transaksi pengeluaran kas dilakukan oleh fungsi pembelian, penerimaan

barang, fungsi akuntansi, dan fungsi pengekuaran kas. Pelaksanaan transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas oleh lebih dari satu fungsi akan menjadikan

perusahaan terjamin keamanannya dan data yang dicatat dapat dijamin

ketelitiannya.

b. Sistem otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1. Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari pejabat yang

berwenang. Setiap transaksi pengeluaran kas harus diotorisasi oleh

pejabat yang berwenang dengan menggunakan dokumen bukti kas

keluar. Berdasarkan bukti kas keluar ini lah kas perusahaan berkurang

dan catatan akuntansi dimutakhirkan (up dated).

2. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan

persetujuan dari pejabat yang berwenang. Jika terjadi pembukaan atau

penutupan rekening giro perusahaan tanpa adanya otorisasi dari

pejabat yang berwenang, maka ada kemungkinan penyaluran

penerimaan dan pengeluaran kas ke rekening giro yang tidak sah dan

pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan pribadi karyawan.

3. Pencatatan di dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan atas

bukti kas keluar yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabat yang

berwenang dan dengan dilampirkan dokumen pendukung yang


lengkap. Pencatatan akuntansi yang didasarkan pada dokumen sumber

yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan yang

dilampirkan dengan dokumen pendukung yang lengkap, dimana telah

melalui proses sistem otorisasi yang berlaku di perusahaan.

c. Praktik sehat

1. Saldo kas ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian dan

penggunaan dana yang tidak semestinya dengan cara menyimpannya

didalam lemari besi atau menempatkan nya di kasir suatu ruang

terpisah.

2. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi harus pengeluaran

kas.

d. Karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya. Mutu karyawan

adalah salah satu unsur pengendalian intern yang sangat penting. Untuk

mendapatkan karyawan dengan kompeten dan dapat dipercaya, yakni

dengan cara:

1. Seleksi calon karyawan didasarkan atas persyaratan yang disesuaikan

dengan pekerjaannya.

2. Pendidikan karyawan, selama menjadi karyawan perusahaan sesuai

dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

Kebijakan yang di miliki Sistem pengeluaran kas dengan cek terhadap

pengendalian intern yakni:

a. Digunakannya cek atas nama , pengeluaran cek dapat diterima oleh pihak

yang namanya tertera didalam formulir cek. Dengan demikian pengeluaran


kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang

bersangkutan

b. Adanya campur tangan pihak luar (pihak bank) dalam pencatatan transaksi

pengeluaran kas perusahaan. Dengan menggunakan cek dalam setiap

pengeluaran kas perusahaan, maka setiap transaksi tersebut dicatat juga

oleh pihak bank dan secara periodik mengirimkan rekening koran bank

(bank statement) kepada perusahaan nasabahnya. Rekening koran ini lah

yang digunakan untuk mengecek ketelitian pencatatan transaksi kas

perusahaan yang dicatat dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.

c. Jika sistem perbankan mengembalikan (cancelled check) kepada check

isseur, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi

perusahaan yang mengeluarkan cek dengan menggunakan cancelled check

sebagai tanda terima kas yang menerima pembayaran. Dengan

digunakannya cek dalam pengeluaran, maka check isseur secara otomatis

menerima tanda penerimaan dari pihak yang menerima pembayaran.

1.1 fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas dengan cek

Menurut Mulyadi (2014) fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi

pengeluaran kas dengan cek adalah :

a. fungsi yang memerlukan pengeluaran kas. Jika suatu fungsi membutuhkan

pengeluaran kas (misalnya umtuk melakukan pembelian jasa dan biaya

perjalanan dinas), maka fungsi yang bersangkutan harus mengajukan

permintaan cek kepada fungsi hutang. Permintaan cek ini harus

mendapatkan izin dari pimpinan fungsi yang bersangkutan.


b. Fungsi hutang. Fungsi ini menerima dokumen-dokumen penting dari

bagian lain. Dimana nantinya dokumen tersebut dipergunakan untuk bukti

pendukung pengeluaran uang serta menyiapkan bukti pengeluaran uang.

c. Fungsi kasir. Fungsi ini menerima bukti pengeluaran uang dari bagian

hutang, fungsi ini mencatat besarnya dana yang harus dikeluarkan dalam

cek dan meminta tanda tangan pejabat yang berwenang, serta memberikan

cek kepada pihak yang namanya tercantum didalam cek tersebut.

d. Fungsi akuntansi. Fungsi ini terkait dalam pengeluaran uang yakni pada

bagian kartu persediaan dan kartu biaya serta bagian buku jurnal, buku

besar dan pelaporan. Tugas fungsi akuntansi yaitu menerima lembar

pertama bukti pengeluaran kas beserta bukti pendukung dari bagian

hutang. Selain itu, fungsi akuntansi juga menyiapkan bukti pengeluaran

uang beserta bukti pendukung dalam suatu file yang disebut file bukti

pengeluaran uang yang telah dibayar. Dalam penyimpanan nya, bukti

pengeluaran ini harus diurutkan sesuai nomor urut bukti pengeluaran uang.

e. Bagian pengawasan intern. Bagian pengawasan intern bertugas

memverifikasi pengeluaran – pengeluaran, mengecek penanggung jawab

dari pejabat-pejabat yang berwenang atas dan selama proses pengeluaran

uang tersebut.

Menurut Baridwan (2012) fungsi terkait dalam sistem pengeluaran kas, yaitu:

a. Bagian utang. Bagian ini berfungsi untuk membandingkan faktur

pembelian dengan laporan penerimaan barang faktur pembelian yang

dilampir dengan laporan penerimaan barang.


b. Bagian pengeluaran uang. Bagian ini berfungsi sebagai :

1. Memeriksa bukti-bukti pendukung faktur pembelian atau vocher untuk

memastikan bahwa dokmen-dokumen tersebut sudah sesuai dan

perhitungannya benar serta diesetujui oleh orang-orang yang ditunjuk

2. Menandatangani cek

3. Mengecap “LUNAS” pada bukti pendukung pengekuaran kas atau

melubanginya dengan perforator.

4. Mencatat cek ke dalam daftar cek (cek register), cek register dapat

juga dikerjakan di bagian akuntansi.

5. Menyerahkan cek kepada kreditur (orang yang dibayar).

c. Bagian internal auditing. Dalam hubungannya dengan prosedur hutang dan

pengeluaran kas, bagian internal auditing bertugas sebagai pemeriksa buku

pembantu utang, mencocokkan dengan jurnal pembelian dan pengeluaran

uang.

1.2 dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas

dengan menggunakan cek

a. Dokumen pelengkap pengadaan dan penrimaan barang/jasa. Dokumen ini

adalah dokumen yang digunakan untuk mendukung permintaan

pengeluaran kas.

b. Cek. Dari sudut sistem informasi akuntansi, cek merupakan dokumen yang

digunakan untuk memerintahkan melakukan pembayaran sejumlah uang

kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum dalam cek tersebut.
c. Vocher. Yakni dokumen yang digunakan untuk permintaan dari yang

memerlukan pengeluaran kepada fungsi akuntansi untuk membuat kas

keluar.

1.3 catatan akuntansi dalam sistem pengeluaran kas dengan cek

a. jurnal pengeluaran kas. Jurnal ini digunakan untuk mencatatan

pengeluaran kas.

b. Register cek . register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan

yang dikerluarkan untuk pembayaran kreditur atau pihak lain.

(Mulyadi,2014).

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengeluaran kas yaitu:

1. Buku pembantu utang

2. Buku jurnal pembelian

3. Buku jurnal pengeluaran uang

4. Remittance advice, (Baridwan 2002).

Sedangkan menurut Mulyadi, catatan akuntansi dalam pengendalian intern

pengeluaran kas:

a. Kebijakan-kebijakan dan prosedur mengenai pemindahan dana harus

ditetapkan.

b. Setiap pengeluaran harus didukung dengan bukti yang cukup dan disetujui

oleh pejabat yang berwenang.

c. Faktur pelanggan atau bukti penerimaan harus diberi tanda untuk

mencegah penggunaan kembali.

d. Pembayaran mungkin harus dilakukan dengan cek.


e. Pengendalian yang ketat atas kontrol tanda tangan harus dilakukan.

f. Tugas-tugas yang berhubungan dengan pengeluaran kas harus

dilaksanakan secara terpisah selama dapat dipraktekkan.

g. Cek harus dilindungi dari usaha penyalahgunaan.

h. Pembayaran kas dalam jumlah kecil harus dilakukan kas kecil yang

dioperasikan dengan mempergunakan sistem imprest.

i. Pengeluaran malelui kas kecil harus dilakukan untuk tujuan yang

dilakukan dan didukung denngan bukti-bukti yang cukup.

1.4 jaringan prosedur yang membentuk sistem pengeluaran kas dengan

cek

Menurut (mulyadi.2014) jaringan prosedur akuntansi pengeluaran kas

membentuk sistem, dimana masing-masing sistem terdiri dari berbagai jaringan

prosedur sebagai berikut ini:

a. sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan

permintaan cek, terdiri dari beberapa prosedur yaitu:

1. prosedur pembuatan bukti kas keluar

2. prosedur pembayaran kas

3. prosedur pencatatan pengeluaran kas

b. sistem akuntansi pengeluarann kas yang memerlukan permintaan cek,

terdiri dari jaringan prosedur yakni:

1. prosedur permintaan cek, yakni fungsi yang memerlukan

pengeluaran mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan

mengisi permintaan pengeluaran cek.


2. Prosedur pembuatan bukti kas keluar, fungsinya sebagai perintah

kepada fungsi kas untuk mengisi cek sebesar jumlah rupiah yang

tercantum pada dokumenn tersebut dan dikirimkan kepada kreditur

yang namanya tertulis di dalam dokumen tersebut.

3. Prosedur pembayaran kas, fungsinya kas mengisi cek, meminta

tanda tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang, serta

mengirimkan cek kepada kreditur yang namanya tercantum dalam

bukti kas keluar.

4. Prosedur pencatatan pengeluaran kas, prodesur ini berfungsi

mencatat pengeluaran kas dalam jumlah pengeluaran kas atau

register cek.

2. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan dana kas kecil

Sistem dana kas kecil dapat diselenggarakan dengan dua metode yaitu:

sistem saldo berfluktuasi (fluctuating-fund-balance system) dan imprest sistem.

a. Sistem saldo fluktuasi (fluctuating-fund-balance system)

Dalam sistem ini,penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan

cara berikut:

1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana

kas kecil.

2. Pengeluaran dana kas dicatat dengan mengkreditkan rekening dana

kas kecil,

3. Pengisian kembali dana kas ini dilakukan dengan jumlah yang sesuai

dengan keperluan dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas


kecil.dalam sistem inilah saldo dana kas kecil akan berfluktuasi dari

waktu ke waktu.

Dengan demikian, pencatatan kas perusahaan tidak dapat

direkonsilisasi dengan catatan bank, oleh karena itu rekonsiliasi bank tidak

termasuk dalam alat pengembalian bagi catatan kas perusahaan.

b. Imprest System

Dalam imprest system, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan

dengan prosedur yaikni:

1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan

mendebitkan rekening dana kas kecil. Saldo rekening tersebut tidak

boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika

saldo yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau diturunkan.

2. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat didalam jurnal (sehingga

tidak mengkredit rekening dana kas kecil). Bukti pengeluaran dana

kas kecil dikumpulkan dalam arsip sementara yang diselenggarakan

oleh pemegang dana kas kecil.

3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang

tercantum didalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil, pengisian

kembali dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan

mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening kas.


2.1 fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil

a. fungsi kas, fungsi ini bertanggung jawab atas pengisisan cek, meminta

otorisasi cek,dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil

saat pembentukan dana kas kecil kembali di isi.

b. Fungsi akuntansi, fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan

pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan,

pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil, pencatatan pengisian

kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek,

pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana

kas kecil (dalam fluctuating-fund-balance system), serta pembuatan

bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam

mengeluarkan cek.

c. Fungsi pemegang dana kas kecil

Fungsi ini merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas

penyimpanan dana ks kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan

otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk serta permintaan pengisian

kembali dana kas kecil

d. Fungsi pemeriksa intern

Fungsi fungsi inilah yang bertanggu jawab atas perhitungan dana kas

kecil secara periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan

catatan akuntansi. (Mulyadi,2014).


2.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Dana Kas Kecil

a. Bukti kas kas keluar

b. Cek

c. Permintaan pengeluaran kas kecil

Dokumen yang digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk

meminta uang ke pada pemegang kas kecil. Bagi pemegang dana kas

kecil, dokumen ini digunakan sebagai bukti telah keluarnya dana kas

kecil, dan dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil

sesuai urutan nama pemakai dana kas kecil.

d. Bukti pengeluaran kas kecil

Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk

mempertanggung jawabkan pemakai dana kas kecil. Dengan

dilampirkan bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai

dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil yang berwenang.

e. Permintaan pengisian kembali dana kas kecil

Dokumen Ini merupakan salah satu dokumen yang dibuat oleh

pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar

dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.

2.3 Catatan Akuntansi Yang Digunakan Dalam Sistem Dana Kas Kecil

a. Jurnal pengeluaran kas

Dalam hal ini, catatan akuntansi bermanfaat untuk mencatat

pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan dalam

pengisian kembali dana kas kecil.


b. Register cek

Dalam suatu sistem dana kas kecil, pencatatan akuntansi digunkan

untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan dengan tujuan

pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil

c. Jurnal pengeluaran dana kas kecil

Pencatatan transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal

khusus. Fungsi jurnal ini yakni sebagai alat kontribusi pendebetan

yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.


5.2 Penelitian sebelumnya

Tabel 1
Penelitian Sebelumnya

Judul Penelitian,Jurnal, Metode Analisis Data,


No Nama Peneliti Persamaan Perbedaan
Volume,Nomor, Tahun Hasil Penelitian

1 Arif Rahman Hakim, I  Analisis Sistem  Metode analisis data  Metode analisis yakni:  Objek yang diteliti
Gusti Ayu Purnawati Pengendalian Intern yang dilakukan yaitu kualitatif deskriptif  Tahun penelitian
Pengeluaran Kas Pada observasi, wawancara, dengan metode
CV. Manik Arsa studi kepustakaan, pengumpulan data
analisis dokumen observasi dan
 Vol. 12
 Hasil penelitian: wawancara
 No. 2 menyatakan jika unsur  Mengaalisis sistem
 Tahun 2022 lingkungan pengendalian intern
pengendalian pada CV. pengeluaran kas
Manik Arsa sudah
memadai, unsur
penaksiran resiko pada
CV. Manik Arsa kurang
memadai.
2 Arif Farida  Sistem pengendalian  Jenis penelitian yang  Metode pengumpulan  Objek yang diteliti
internal penerimaan dan digunakan adalah data yaitu wawancara.  Tahun penelitian
pengeluaran kas pada kualitatif dengan metode  Menganalisis sistem
CV. Advertising abadi deskriptif (wawancara). pengeluaran kas
 Vol.12  Hasil penelitian:
 No.1 menunjukkan bahwa
 Tahun 2020 CV. Edvertising Abadi
telah menerapkan
sistem pengendalian
internal sesuai dengan
komponen-komponen
yang ada dalam standar
COSO, namun dalam
pelaksanaannya masih
ada beberapa bagian
yang dilakukan oleh
satu orang, artinya
masiih ada jabatan yang
dikerjakan oleh satu
orang (rangkap
jabatan).
3 Eva Radifa  Analisis sistem  Metode analisis  Metode amalisis yang  Objek penelitian
pengendalian intern atas deskriptif kualitatif. digunaakan  Tahun penelitian
pengeluaran kas pada PT.  Hasil penelitian : dalam  Menganalis sistem
Bumi Karsa Makassar penelitian ini sistem pengeluaran kas
 Tahun 2019 pengendalian internal  Metode pengumpulan
pengeluaran kas pada data
PT. Bumi Karsa sudah
berjalan efektif karena
sudah sesuai dengan
tujuan perusahaan yaitu
telah menjaga kekayaan
perusahaan, mengecek
Keandalan data
akuntansi dan telah
dipatuhinya kebijakan
yang diterapkan
manajemen bahkan
hampir semua yang
dilakukan dalam
pengeluaran kas sesuai
dengan unsur
pengendalian internal
pengeluaran kas dan
struktur organisasi.
4 Puji Salma Rahayu  Analisis sistem akuntansi  Metode analisis dengan  Mengalisis sistem  Tahun penelitian
penerimaan kas dan deskriptif kualitatif pengeluaran kas  Menganlisis sistem
pengeluaran kas pada PT. dengan teknik  Metode analisis dan penerimaan kas
Langgan Putra GunaTegal pengumpulan data pengumpulan data  Objek penelitian
 Tahun 2019 observasi dan
wawancara
 Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
sistem akuntansi
penerimaan kas dan
pengeluaran kas telah
berjalan dengan efektif
dan sesuai dengan
prosedur yang ada,
yaitu terdapat otorisasi
terhadap transaksi yang
terjadi dari pihak yang
berwenang.
5 Ranita Margaretha Manopo  Analisis sistem  Metode analisis yaitu  Metode analisis yang  Meneliti sistem
pengendalian intern metode analisis digunakan pengendalian intern
penerimaan dan deskriptif  Meneliti sistem pengeluaran kas
pengeluaran kas pada PT.  Hasil penelitian: pengendalian intern  Objek penelitian
Sinar Galesong Prima menunjukkan bahwa pengeluaran kas  Tahun penelitian
Cabang Manado sistem pengendalian
 Vol. 1 itern penerimaan kas
 No. 4 telah efektif, sedangkan
 Tahun 2013 sistem pengendalian
intern pengeluaran kas
belum efektif, karena
masih terdapat unsur
pengendalian intern di
dalam perusahaan yang
belumsepenuhnya
dilakukan, antara lain
penempatan kasir yang
berada satu ruangan
dengan karyawan lain,
kas yang ada ditangan
kasir tidak di
asuransikan, kondisi
bank tidak dilakukan
oleh bagian
pemeriksaan intern, dan
stempel cek dipegang
oelh pembuat cek
tersebut, yang
seharusnya oleh bagian
accounting untuk
kontrol.
5.3 Kerangka pemikiran

CV.Sriwijaya Multi Grafika

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas


Pengeluaran Kas pada CV.Sriwijaya Multi
Gravika

Hasil Analisis

Penelitian dilakukan pada CV. Sriwijaya Multi Grafika bertujuan

untuk melihat analisis mengenai pengendalian intern pengeluaran kas pada

CV. Sriwijaya Multi Grafika. Berdasarkan sistem pengendalian intern

yang baik terdapat 4 unsur pengendalian yang baik yaitu orgaanisasi,

sistem dan observasi prosedur pencatatan, praktik sehat dan karyawan

yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

5.4 Hipotesis

Diduga apakah sistem pengendalian intern pengeluaran kas yang

dilakukan pada CV. Sriwijaya Multy Grafika telah berjalan dan berfungsi

dengan baik dan sesuai dengan kriteria yang diberikan yaitu organisasi,

sistem dan otorisasi prosedur pencatatan, praktik yang sehat dan karyawan

dengan mutu sesuai tanggung jawabnya.


6. METODE PENELITIAN

6.1 Ruang lingkup penelitian

Dalam penelitian ini, objek penelitian yang dipilih adalah CV.

SRIWIJAYA MULTIGRAFIKA yang berlokasi di Baturaja. Jenis penelitian

yang digunakan adalan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif

yaitu mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan faktur

pengeluaran kas. jenis penelitian kualitatif adalah prosedur yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati di CV. Sriwijaya Mullty Grafika.

6.2 jenis dan sumber data

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitia kualitatif dengan

menggunakan pendekatan deskriptif, jenis penelitian kualitatif merupakan

prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang- orang yang diamati di CV. Sriwijaya Multy Grafika.

Menurut sugiyanto (2017) sumber data dibedakan menjadi dua jenis yaitu

a. Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh

peneliti secara langsung dari sumber pertama. Data primer dalam

penelitian ini merupakan hasil wawancara langsung yang dilakukan

dengan bagian akuntan di CV. Sriwijaya Multy Grafika.

b. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain). Pada umumnya data sekunder berupa bukti, catatan atau

laporan historis yang telah tersusun dalam suatu arsip (dokumenter) yang

dipublikasikan dan tidak dupublikasi.

Dalam penelitian ini, data sekunder yang diperoleh berupa bukti,

catatan atau laporan historis yang disusun dalam arsip (jurnal, buku-buku,

literatur penelitian) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasi. Data

sekunder dalam penelitian ini berupa dokumentasi perusahaan terkait

pengeliaran kas CV. Sriwijaya Multy Grafika.

6.3 Metode Pengumpukan Data

sMetode pengumpulan data merupakan suatu proses pengumpulan data

yang jelas. Metode yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif. Dalam

pengumpulan data, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut sugiyono (2017), obseravasi adalah suatu teknik

pengumpulan data yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan secara langsung pada instansi

dengan cara mengumpulkan data yang berkaiitan dengan penyusunan

penelitian ini.

Proses observasi yang dilakukan peneliti yakni dengan melakukan

kunjungan ke CV.Sriwijaya Multy Grafika, selain itu peneliti juga


melakukan pencatatan terkait kegiatan operasional yang dilakukan

perusahaan.

b. Wawancara

Menuurut sugiyono (2017), wawancara adalah teknik pengambilan

data dimana peneliti secara langsung berdialog dengan responden untuk

membahas mengenai informasi dari responden. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang

terkait dalam penyusunan penelitian ini.

Wawancara dilakukan dengan bagian akuntan CV.Sriwijaya Multy

Grafika dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai profil

CV.Sriwijaya Multy Grafika dan bidang usaha yang dijalankan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting

baik dari lembaga atau organisasi maupun perorangan. Proses

dokumentasi dilakukan dengan meminta beberapa file perusahaan milik

CV. Sriwijaya Multy Grafika yang akan digunakan oleh peneliti dalam

melakukan analisis pengeluaran kas.

d. Studi Kepustakaan

Menurut Sugiyono (2017), stusi pustaka adalah kajian teoritis dan

referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Studi kepustakaan sangat

penting dalam melakukan penelitian.


6.4 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan metode sedkriptif

kualitatif, yakni dengan melakukan perhitungan-perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah dengan menggunakan rumus yang televan dan sesuai

kaidah statistik (sugiyono, 2017). Tenik analisis deskriptif kualitatif

digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan pengeluaran

kas yang berlaku pada CV. Sriwijaya Multy Grafika. Setelah diperolehnya

data, kemudian akan disajikan dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu

dengan teknik analisis yang mendeskripsikan atau mengungkap karakteristik

variabel-variabel yang menjadi fokus kajian (sugiyono,2017).

Anda mungkin juga menyukai